DISUSUN OLEH :
1 RAHMAWATI : PO7131120020
2 KARTIKA : PO71311200
3 REANITA : PO71311200
4 YUSRIYAH ANNISA RAMLI : PO71311200
5 AGUNG BUDI SANTOSO : PO71311200
6 MUSTIKA RAMADHANI : PO71311200
7 WILLIAM JONATHAN : PO71311200
8 NURFITRIANI AMIR : PO71311200
9 SRI RISKI SEPTIANTI : PO71311200
10 ADINDA VALENTINESYA : PO71311200
11 DEVI PERMATASARI WANANTA : PO71311200
12 MULIANI : PO7131120014
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengawasan Mutu Makanan
Tentang GMP dan SSOP” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengawasan Mutu Makanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengawasan Mutu Makanan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengawasan
Mutu Makanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Untuk mengetahui Penerapan GMP DAN SSOP Di Instalasi Gizi RS. Madani Palu.
C. Manfaat
Agar mengetahui Penerapan GMP DAN SSOP Di Instalasi Gizi RS. Madani Palu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penerapan GMP
1. Pengertian Good Manufacturing practices (GMP)
Good Manufacturing practices (GMP) memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar
yaitu :
a. Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar aman bermutu,
dan layak untuk dikonsumsi.
b. Berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang
harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari
mulai bahan baku sampai produk akhir.
Good Manufacturing practices merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk
prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan output yang
memenuhi standar dengan tingkat ketidaksesuaian yang kecil. Good Manufacturing
practicesyang dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan menjadi cara produksi yang
baik (CPB) di terapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau di gunakan
oleh konsumen dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi seperti : produk obat-
obatan, produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan
semua industri yang terkait dengan produksi produk tersebut. GMP secara luas berfokus
dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses operasi dari
personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi
terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga
produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian
GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, kontruksi pabrik, dll),
faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi termasuk pelatihan
dan evaluasi GMP.
2. Manfaat penerapan dalam Good Manufacturing practices (GMP) industri pangan
Good Manufacturing practices (GMP) berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan
minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di
seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir. Adanya
penerapan Good Manufacturing practices (GMP) dalam industri pangan yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan pemeliharaan maka perusahaan dapat memberikan
jaminan produk pangan yang bermutu dan aman di konsumsi yang nantinya akan
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan dan unit usaha tersebut akan
berkembang semakin pesat.
Adapun manfaat dari penerapan Good Manufacturing practices (GMP) sebagai berikut :
a. Menjamin kualitas dan keamanan pangan
b. Meningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan produksi
c. Mengurangi kerugian dan pemborosan
d. Menjamin efisiensi penerapan HACCP
e. Memenuhi persyaratan peraturan/spesifikasi/standar
f. Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi
g. Meningkatkan kesempatan perusaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui
produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika, dan biologi)
h. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk
i. Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu.
3. Penerapan GMP
Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik,
pakan ternak wajib menerapkan sejak pabrik didirikan dan proses produksi pertama
dilakukan, karena penerapan GMP merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut
beroperasi. Namun karena rata-rata industri di indonesia bermula dari UKM, yang kemudian
berkembang menjadi industri besar dengan tingkat pengetahuan GMP yang terbatas sehingga
acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan oleh pelanggan untuk sertifikat
GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP
tersebut di terapkan.
B. Penerapan SSOP
SSOP adalah suatu prosedur standar operasi sanitasi yang harus dipenuhi oleh produsen
untuk memberikan jaminan sistem keamanan produksi pangan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap bahan pangan.
Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) merupakan prosedurprosedur standar
penerapan prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan
hygiene. Dalam hal ini, SSOP menjadi program sanitasi wajib suatu industri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan menjamin sistem keamanan produksi
pangan. Prinsip-prinsip sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP dikelompokkan menjadi 8 kunci
sebagai persyaratan utama santasi dan pelaksanaannya.
Menurut Winarno (2004) dan Surono (2016), SSOP terdiri dari delapan kunci persyaratan
sanitasi, yaitu :
1. keamanan air,
2. kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan, (3) pencegahan
kontaminasi silang,
3. menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet,
4. proteksi dari bahan-bahan kontaminan,
5. pelabelan, penyimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar,
6. pengawasan kondisi kesehatan personil yang dapat mengakibatkan kontaminasi
7. menghilangkan hama pengganggu dari unit pengolahan (Triharjono dkk, 2013).
2) Kebersihan terpelihara √
3) Kemiringan/kelandaian cukup ke arah saluran got √
4) Permukaan lantai kedap air, tahan terhadap air, garam, basa, √
dan lainnya
5) Permukaan lantai rata, halus tidak licin √
6) Mudah dibersihkan dan selalu dalam keadaan bersih √
7) Pertemuan lantai dengan dinding Bentuk Tidak
Conus Conus
√
c. Dinding
Ya Tidak Keterangan
1) Terbuat dari bahan kedap air, rata, halus, berwarna Dinding
√
terang, tahan lama, kuat dan tidak mudah mengelupas mengelupas
2) Mudah dibersihkan dan selalu dalam keadaan bersih dari
√
debu, lendir serta kotoran lainnya
3) Dinding kedap air >2 Meter 2 Meter
√
d. Langit-Langit
Ya Tidak
1) Terbuat dari bahan tahan lama dan tidak mudah
√
mengelupas dan mudah dibersihkan
2) Selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang laba-laba
√
dan kotoran lainnya
3) Tinggi dari lantai >3 Meter ≤3 Meter
√
Tidak
G.2.Kebersihan Karyawan
Ya Tidak
1) Semua karyawan yang bekerja selalu menjaga kebersihan
Badannya
2) Pakaian/perlengkapan kerja yang digunakan selalu dalam
keadaan bersih
3) Semua karyawan selalu menggunakan pakaian
kerja/celemek lengkap dengan penutup kepala, dan alas
kaki dengan baik dan benar
4) Kuku pendek dan rapi serta tidak menggunakan
kutek/pemerah kuku
5) Semua karyawan selalu menutup luka dengan perban
Ya Tidak
6) Semua karyawan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
memulai kegiatan mengolah makanan, sesudah menangani bahan
mentah dan sesudah ke luar dari
toilet/jamban
7) Dalam menyentuh/mengambil makanan masak, karyawan selalu
menggunakan sarung tangan/penjepit dan penutup
Mulut
G.3.Kebiasaan Karyawan
Ya Tidak
1) Dalam mengolah makanan ada karyawan yang batuk dan
bersin tanpa menutup mulut
2) Ada karyawan yang menggaruk, memegang
rambut/kepala, dan hidung sewaktu mengolah makanan
3) Ada karyawan yang menggunakan perhiasan seperti
cincin, giwang, gelang, kalung dan arloji
4) Ada karyawan yang merokok dan meludah disembarang
tempat pada waktu mengolah makanan
5) Ada karyawan yang mencicipi makanan tanpa
menggunakan 2 sendok yang berbeda
240
Ya Tidak
3) Makanan yang dimakan mentah (buah/sayur) dicuci
dengan air panas (80-100 0C) selama 1 – 5 detik
H.5.Bahan Kemasan
a. Bahan kemasan yang digunakan
Plastik Karton
Kertas Kaleng
b. Bahan kemasan yang digunakan
Aman Tidak berbahaya
Tidak aman Berbahaya
9. KOMPONEN I. PENYIMPANAN
Ya Tidak
1) Penyimpanan Bahan dan Produk
Penyimpanan bahan pangan dan produk akhir dilakukan di tempat bersih
dan terpisa
2) Tata Cara Penyimpanan
Bahan pangan/produk yang lebih dulu masuk/diproduksi
digunakan/diedarkan terlebih dahulu
3) Penyimpanan Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, dan bahan
berbahaya lainnya disimpan dalam ruangan terpisah
dan awasi penggunaannya
10. KOMPONEN J. PELATIHAN KARYAWAN
Pelatihan/bimbingan/penyuluhan tentang cara pengolahan makanan yang baik kepada karyawan
Pernah diikuti Belum pernah diikuti
240
B. Hasil Pengamatan SSOP
240
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
240