Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAWASAN MUTU MAKANAN


(GMP DAN SSOP)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK RS. MADANI PALU SESI 1 :

1 RAHMAWATI : PO7131120020
2 KARTIKA : PO71311200
3 REANITA : PO71311200
4 YUSRIYAH ANNISA RAMLI : PO71311200
5 AGUNG BUDI SANTOSO : PO71311200
6 MUSTIKA RAMADHANI : PO71311200
7 WILLIAM JONATHAN : PO71311200
8 NURFITRIANI AMIR : PO71311200
9 SRI RISKI SEPTIANTI : PO71311200
10 ADINDA VALENTINESYA : PO71311200
11 DEVI PERMATASARI WANANTA : PO71311200
12 MULIANI : PO7131120014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengawasan Mutu Makanan
Tentang GMP dan SSOP” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengawasan Mutu Makanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengawasan Mutu Makanan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengawasan
Mutu Makanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Palu, 23 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri pangan dewasa ini meningkat dengan


sangat pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut banyak ditemui masalah yang berkaitan de
ngan penyakit yang timbul disebabkan karena makanan, obat-obatan, kosmetik dan peralatan
medis (medical devices) yang menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan kesehatan
konsumennya. Salah satu penyebabdari permasalahan di atas disebabkan oleh adanya
kontaminasi dalam proses produksi dari produk produk tersebut. Salah
satu program dari pemerintahIndonesia adalah mensyaratkan bagi industri-industri di atas untuk
menerapkan GMP.
GMP merupakan suatu pedoman bagi industri terutama industri yang
terkait dengan pangan, kosmetik, farmasi dan peralatan medis (medical devices) untuk
meningkatkan mutu hasil produksinya terutama terkait dengan
keamanan dan keselamatan konsumen yang mengkonsumsi atau menggunakan produk-
produknya.
Dalam penerapannya, GMP sangat erat hubungannya dengan HACCP
(Hazard Analysis & Critical Control Control Points). Dimana GMP merupakan persyaratan awal
(pre-requisite) dari HACCP. GMP secara
luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses
operasi dari personelnya sendiri. yang diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi
kontaminasi terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen
sehingga produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. termasuk dalam
pengendalian GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan,
transportasi,konstruksipabrik,dll),faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol
operasi termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh unit usaha yang akan
melaksanakan program GMP. Pelaksanaan sistem SSOP diikuti oleh tahap monitoring,
penyimpanan rekaman dan tindakan verifikasi yang berkesinambungan. Hal ini dilakukan
karena penyimpangan atau kesalahan terhadap pelaksanaan SSOP dapat mencemari kondisi
lingkungan sehingga menjadi rentan terhadap pertumbuhan mikroba. Sanitasi adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan. Sanitasi dilakukan sebagai usaha
mencegah penyakit/kecelakaan dari konsumsi pangan yang diproduksi dengan cara
menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan
dalam pemindahan bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan
penggudangan produk sampai produk akhir didistribusikan (Thaheer, 2005).
Pada penerapan GMP dan SSOP, kami melakukan di Rumah sakit. Salah satu rumah
sakit yang menjadi tempat kami melakukan praktek adalah RS. Madani Palu.

B. Tujuan

Untuk mengetahui Penerapan GMP DAN SSOP Di Instalasi Gizi RS. Madani Palu.

C. Manfaat

Agar mengetahui Penerapan GMP DAN SSOP Di Instalasi Gizi RS. Madani Palu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerapan GMP
1. Pengertian Good Manufacturing practices (GMP)
Good Manufacturing practices (GMP) memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar
yaitu :
a. Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar aman bermutu,
dan layak untuk dikonsumsi.
b. Berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang
harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari
mulai bahan baku sampai produk akhir.
Good Manufacturing practices merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk
prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan output yang
memenuhi standar dengan tingkat ketidaksesuaian yang kecil. Good Manufacturing
practicesyang dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan menjadi cara produksi yang
baik (CPB) di terapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau di gunakan
oleh konsumen dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi seperti : produk obat-
obatan, produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan
semua industri yang terkait dengan produksi produk tersebut. GMP secara luas berfokus
dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses operasi dari
personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi
terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga
produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian
GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, kontruksi pabrik, dll),
faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi termasuk pelatihan
dan evaluasi GMP.
2. Manfaat penerapan dalam Good Manufacturing practices (GMP) industri pangan
Good Manufacturing practices (GMP) berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan
minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di
seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir. Adanya
penerapan Good Manufacturing practices (GMP) dalam industri pangan yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan pemeliharaan maka perusahaan dapat memberikan
jaminan produk pangan yang bermutu dan aman di konsumsi yang nantinya akan
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan dan unit usaha tersebut akan
berkembang semakin pesat.
Adapun manfaat dari penerapan Good Manufacturing practices (GMP) sebagai berikut :
a. Menjamin kualitas dan keamanan pangan
b. Meningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan produksi
c. Mengurangi kerugian dan pemborosan
d. Menjamin efisiensi penerapan HACCP
e. Memenuhi persyaratan peraturan/spesifikasi/standar
f. Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi
g. Meningkatkan kesempatan perusaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui
produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika, dan biologi)
h. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk
i. Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu.

3. Penerapan GMP
Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik,
pakan ternak wajib menerapkan sejak pabrik didirikan dan proses produksi pertama
dilakukan, karena penerapan GMP merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut
beroperasi. Namun karena rata-rata industri di indonesia bermula dari UKM, yang kemudian
berkembang menjadi industri besar dengan tingkat pengetahuan GMP yang terbatas sehingga
acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan oleh pelanggan untuk sertifikat
GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP
tersebut di terapkan.

4. Cakupan standar GMP


Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat di hasilkan hanya
dengan pengujian (inspection/testing), namun harus menjadi satu kesatuan dari proses
produksi. Oleh karenna itu cakupan secara umum dari penerapan standar GMP adalah :
a. Desain dan fasilitas
b. Produksi (pengendalian operasional)
c. Jaminan mutu
d. Penyimpanan
e. Pengendalian hama
f. Hygiene personil
g. Pemeliharaan, pembersihan dan perawatan
h. Pengaturan penanganan limbah
i. Pelatihan
j. Consumer information (education)

5. Ruang lingkup GMP


Ruang lingkup GMP mencakup cara-cara produksi yang baik dari sejak, bahan mentah
masuk ke pabrik sampai produk di hasilkan termasuk persyaratan-persyaratan lainnya yang
harus di penuhi.
Berikut ini adalah berbagai hal yang di bahas dalam cara produksi pangan yang baik :
a. Lingkungan sarana pengolahan
b. Bangunan dan fasilitas pabrik
c. Peralatan pengolahan
d. Fasilitas dan kegiatan sanitasi\
e. Sistem pengendalian hama
f. Hygiene karyawan
g. Pengendalian proses
h. Manajemen dan pengawasan
i. Pencatatan dan dokumentasi

B. Penerapan SSOP
SSOP adalah suatu prosedur standar operasi sanitasi yang harus dipenuhi oleh produsen
untuk memberikan jaminan sistem keamanan produksi pangan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap bahan pangan.
Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) merupakan prosedurprosedur standar
penerapan prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan
hygiene. Dalam hal ini, SSOP menjadi program sanitasi wajib suatu industri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan menjamin sistem keamanan produksi
pangan. Prinsip-prinsip sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP dikelompokkan menjadi 8 kunci
sebagai persyaratan utama santasi dan pelaksanaannya.
Menurut Winarno (2004) dan Surono (2016), SSOP terdiri dari delapan kunci persyaratan
sanitasi, yaitu :
1. keamanan air,
2. kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan, (3) pencegahan
kontaminasi silang,
3. menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet,
4. proteksi dari bahan-bahan kontaminan,
5. pelabelan, penyimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar,
6. pengawasan kondisi kesehatan personil yang dapat mengakibatkan kontaminasi
7. menghilangkan hama pengganggu dari unit pengolahan (Triharjono dkk, 2013).

SSOP memberikan beberapa manfaat bagi unit usaha yaitu :


1. Memberikan jadwal pada prosedur sanitasi.
2. Memberikan landasan program monitoring berkesinambungan,
3. Mendorong perencanaan yang menjamin dilakukan koreksi bila diperlukan.
4. Mengidentifikasi kecenderungan dan mencegah kembali terjadinya masalah,
5. Menjamin setiap personil mengerti sanitasi,
6. Memberikan sarana pelatihan yang konsisten bagi personil.
7. Mendemonstrasikan komitmen kepada pembeli dan inspektur.
8. Meningkatkan praktek sanitasi dan kondisi di unit usaha.

Ada 3 kegiatan penting dalam menerapkan SSOP :


1. Monitoring (Pemantauan) bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa kegiatan sanitatasi
memenuhi standar yang telah ditentukan
2. Tindakan Koreksi bertujuan untuk mengobservasi kondisi sanitasi sesuai dengan standar yg
ditentukan berdasarkan form monitoring atau tindakan yang harus dilakukan jika pada saat
monitoring ditemukan hal yang tidak sesuai dengan standar
3. Rekaman berupa rekaman bukti autentik berdasarkan form monitoring dan tindakan koreksi
contoh bukti hasil pemeriksaan Lab.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Pengamatan GMP


1. KOMPONEN A. LOKASI/LINGKUNGAN PRODUKSI
i. Lokasi Bangunan Berada pada Tempat
Ya Tidak
1) Bebas pencemaran, semak belukar dan genangan air √
2) Bebas dari sarang hama, khususnya serangga dan binatang

Pengerat
3) Berada di daerah yang jauh dari tempat pembuangan sampah
baik sampah padat maupun sampah cair atau daerah penumpukan barang bekas √
dan daerah kotor lainnya
4) Lokasi bangunan tidak berada di daerah pemukiman

penduduk yang kumuh

ii. Kebersihan Lingkungan


Ya Tidak
1) Sampah selalu dibuang dan tidak menumpuk √
2) Tempat sampah selalu tertutup √
3) Selokan berfungsi baik √

2. KOMPONEN B. BANGUNAN DAN FASILITAS


B.1.Ruang Produksi
a. Disain dan Tata Letak
Tidak Keterangan
Sesuai
Sesuai
1) Luas ruangan produksi dengan jenis dan ukuran alat √
serta
jumlah karyawan
2) Tata Letak / Pengaturan ruangan √
3) Ruang produksi mudah dibersihkan dan terpelihara

Kebersihannya
4) Lokasi bangunan tidak berada di daerah pemukiman

penduduk yang kumuh
b. Lantai
Ya Tidak
1) Terbuat dari : Tegel/Ubin √ Plesteran Semen Kayu

2) Kebersihan terpelihara √
3) Kemiringan/kelandaian cukup ke arah saluran got √
4) Permukaan lantai kedap air, tahan terhadap air, garam, basa, √
dan lainnya
5) Permukaan lantai rata, halus tidak licin √
6) Mudah dibersihkan dan selalu dalam keadaan bersih √
7) Pertemuan lantai dengan dinding Bentuk Tidak
Conus Conus

c. Dinding
Ya Tidak Keterangan
1) Terbuat dari bahan kedap air, rata, halus, berwarna Dinding

terang, tahan lama, kuat dan tidak mudah mengelupas mengelupas
2) Mudah dibersihkan dan selalu dalam keadaan bersih dari

debu, lendir serta kotoran lainnya
3) Dinding kedap air >2 Meter 2 Meter

d. Langit-Langit
Ya Tidak
1) Terbuat dari bahan tahan lama dan tidak mudah

mengelupas dan mudah dibersihkan
2) Selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang laba-laba

dan kotoran lainnya
3) Tinggi dari lantai >3 Meter ≤3 Meter

e. Pintu, Jendela dan ventilasi


Ya Tidak
1) Pintu dan jendela terbuat dari bahan tahan lama dan tidak √
mudah pecah
2) Permukaannya berwarna terang, rata dan halus serta √
mudah dibersihkan
3) Pintu, jendela dan ventilasi dilengkapi dengan kawat kasa

yang mudah dibersihkan dan dirawat
Ya Tidak
4) Pintu didesain membuka lebar √
5) Pintu dapat ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan

Tertutup
6) Cukup ventilasi √
7) Ventilasi selalu dalam keadaan bersih, dan tidak dipenuhi

sarang laba-laba

B.2. Kelengkapan Ruang Produksi


Ya Tidak
1) Terbuat dari bahan tahan lama dan tidak mudah √
mengelupas dan mudah dibersihkan
2) Selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang laba-laba √
dan kotoran lainnya
3) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan √
sabun dan pengeringnya
4) Tersedia perlengkapan P3K √
5) Penerangan di runag produksi Cukup Tidak Cukup

B.3. Tempat Penyimpanan


Ya Tidak
1) Tempat penyimpanan bahan pangan terpisah dengan √
produk akhir
2) Tersedia tempat penyimpanan khusus untuk bahan √
bukan pangan seperti bahan pencuci, dan lain-lain
3) Tempat penyimpanan mudah dibersihkan dan bebas √
dari hama serta sirkulasi udara lancer

3. KOMPONEN C. PERALATAN PRODUKSI


a. Konstruksi
Ya Tidak
1) Peralatan produksi terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat,
mudah dibongkar pasang serta mudah 
Dibersihkan
2) Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan pangan terbuat
dari bahan yang halus, tidak bercelah, 
tidak mengelupas dan tidak menyerap air
b. Tata Letak dan Kebersihan
Ya Tidak
1) Peralatan produksi ditata sesuai urutan proses produksi

dan mudah dibersihkan
2) Semua peralatan terpelihara dengan baik dan selalu

dalam keadaan bersih

4. KOMPONEN D. SUPLAI AIR


1) Sumber : - PDAM - Sumur Gali
- Pompa Listrik - Pompa Tangan
- Sumur lain. Sumur bor √
2) Kualitas : - Baik  - Tidak baik
3) Kuantitas : - Cukup - Tidak Cukup
4) Air untuk pengolahan pangan memenuhi persyaratan air bersih
Ya 

Tidak

5. KOMPONEN E. FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI


E.1. Tersedia Alat Cuci/Pembersih
1) Cukup   Tidak Cukup
2) Selalu dalam keadaan bersih Ya 
tidak
3) Penggunaan Deterjen  Cair 
 Padat
 Cream
4) Pencucian peralatan makan dengan menggunakan air panas
Ya 
tidak

E.2. Fasilitas Higiene Karyawan


Ya Tidak
1) Tersedia tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan

lap bersih
2) Tersedia loker karyawan dan jamban/toilet dalam jumlah

yang cukup sesuai jumlah karyawan
3) Selalu dalam keadaan bersih 
4) Pintu jamban/toilet selalu dalam keadaan tertutup 
5) Tersedia pakaian kerja karyawan dalam jumlah yang cukup 
E.3. Kegiatan Higiene dan Sanitasi
1) Pembersihan ruangan dilakukan secara : Fisik

(sikat)

Kimia (deterjen)
 Gabungan fisik dan kimia
2) Kegiatan pembersihan, pencucian dilakukan secara rutin
 ya tidak
3) Karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembersihan dan pencucian
 Ada tidak ada
4) Penggunaan deterjen dan disinfektan Sesuai
5)  petunjuk
Tidak sesuai petunjuk

6. KOMPONEN F. PENGENDALIAN HAMA


a. Hewan peliharaan
 Ada & berkeliaran
 Tidak ada 
b. Pencegahan Hama
Lubang dan selokan selalu tertutup
Ya √ tidak
c. Pemberantasan Hama
Tersedia alat/bahan perangkap hama
Ya √ tidak
Dalam memberantas hama tidak mencemari makanan
Ya √ tidak

7. KOMPONEN G. KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN


G.1.Kesehatan Karyawan
Ya Tidak
1) Karyawan yang bekerja di ruang produksi dalam keadaan

Sehat
2) Ada karyawan yang menunjukan gejala sakit 
3) Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala 

G.2.Kebersihan Karyawan
Ya Tidak
1) Semua karyawan yang bekerja selalu menjaga kebersihan

Badannya
2) Pakaian/perlengkapan kerja yang digunakan selalu dalam

keadaan bersih
3) Semua karyawan selalu menggunakan pakaian
kerja/celemek lengkap dengan penutup kepala, dan alas 
kaki dengan baik dan benar
4) Kuku pendek dan rapi serta tidak menggunakan

kutek/pemerah kuku
5) Semua karyawan selalu menutup luka dengan perban 
Ya Tidak
6) Semua karyawan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
memulai kegiatan mengolah makanan, sesudah menangani bahan

mentah dan sesudah ke luar dari
toilet/jamban
7) Dalam menyentuh/mengambil makanan masak, karyawan selalu
menggunakan sarung tangan/penjepit dan penutup 
Mulut

G.3.Kebiasaan Karyawan
Ya Tidak
1) Dalam mengolah makanan ada karyawan yang batuk dan

bersin tanpa menutup mulut
2) Ada karyawan yang menggaruk, memegang

rambut/kepala, dan hidung sewaktu mengolah makanan
3) Ada karyawan yang menggunakan perhiasan seperti

cincin, giwang, gelang, kalung dan arloji
4) Ada karyawan yang merokok dan meludah disembarang

tempat pada waktu mengolah makanan
5) Ada karyawan yang mencicipi makanan tanpa

menggunakan 2 sendok yang berbeda

8. KOMPONEN H. PENGENDALIAN PROSES


H.1.Pengontrolan Suhu
a. Alat pengukur suhu : - Ada  - Tidak ada
b. Suhu dalam proses pengolahan makanan :
- Selalu dikontrol
- Tidak dikontrol 

H.2.Penyimpanan Bahan Makanan


Ya Tidak
1) Suhu penyimpanan dingin < 7 0C 
2) Suhu penyimpanan panas > 60 0C 
3) Penyimpanan bahan mentah terpisah dari bahan yang

telah diolah

H.3.Pencucian Bahan Makanan


Ya Tidak
1) Mencuci BM seperti sayuran dan buah sebelum dipotong 
2) Mencuci BM dengan air mengalir 

240
Ya Tidak
3) Makanan yang dimakan mentah (buah/sayur) dicuci

dengan air panas (80-100 0C) selama 1 – 5 detik

H.4.Pemilihan Bahan Makanan


Ya Tidak
1) Bahan makanan yang diterima, diperiksa sesuai dengan spesifikasinya

2) Bahan makanan bebas dari benda-benda asing 

H.5.Bahan Kemasan
a. Bahan kemasan yang digunakan
 Plastik   Karton
 Kertas  Kaleng
b. Bahan kemasan yang digunakan
 Aman   Tidak berbahaya
 Tidak aman  Berbahaya

H.6.Kontrol dan Supervisi


 Seminggu sekali   Sebulan sekali
 3 bulan sekali  6 bulan sekali
 1 tahun sekali
H.7.Catatan atau Protap-protap Proses Pengolahan
 Ada   Tidak ada

9. KOMPONEN I. PENYIMPANAN
Ya Tidak
1) Penyimpanan Bahan dan Produk
Penyimpanan bahan pangan dan produk akhir dilakukan di tempat bersih 
dan terpisa
2) Tata Cara Penyimpanan
Bahan pangan/produk yang lebih dulu masuk/diproduksi 
digunakan/diedarkan terlebih dahulu
3) Penyimpanan Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, dan bahan

berbahaya lainnya disimpan dalam ruangan terpisah
dan awasi penggunaannya
10. KOMPONEN J. PELATIHAN KARYAWAN
Pelatihan/bimbingan/penyuluhan tentang cara pengolahan makanan yang baik kepada karyawan
Pernah diikuti  Belum pernah diikuti

240
B. Hasil Pengamatan SSOP

NO Aspek SSOP Pemantauan Ya Tidak Keterangan


1 Keamanan Air  Pemeriksaan kualitas air Tidak
dilakukan setiap tiga
bulan (terdapat bukti hasil
pemeriksaan)
 Pembedaan yang jelas Ya
antara air yang digunakan
untuk proses produksi
dengan air yang
digunakan untuk toilet,
mushalla, dan sistem Ya
pendingin
 Sumber air panas yang
cukup
2 Kondisi dan  Pemeriksaan kebersihan Ya
Kebersihan dan perlengkapan
Permukaan yang peralatan dilakukan setiap
Kontak dengan Bahan hari sebelum proses
Pangan produksi dilakukan
 Peralatan yang digunakan Ya
dalam keadaan bersih dan
bebas karat
 Terdapat Ya
Pencatatan jadwal
kebersihan
3 Pencegahan  Seragam kerja tidak dipakai Tidak
Kontaminasi Silang dari rumah
 Karyawan mencuci Ya
tangan sebelum dan
setelah melakukan
proses produksi
4 Fasilitas Sanitasi  Sarana pencuci tangan di Ya
bagian dapur dilengkapi
dengan air mengalir,
sabun cair, tissue, dan
instruksi pencuci tangan
 Tempat sampah di area Ya
dapur berpenutup, dilapisi
plastik, dan dibersihkan
secara rutin.
 Toilet dibersihkan secara Ya
berkala, air yang tersedia
dalam jumlah cukup.
5 Perlindungan Bahan  Pemisahan antara area
Pangan dari Cemaran persiapan bahan mentah Ya
(Adulteran) dengan area pemasakan
dengan area pemasakan
(cook)
240
 Bahan sanitizer Ya
ditempatkan terpisah
6 Pelabelan, Penggunaan  Bahan-bahan yang Ya
Bahan Toksin, dan mengandung toksin diberi
Penyimpanan yang label dan disimpan dalam
Tepat tempat yang terpisah
 Bahan toksin ditempatkan Ya
dalam wadah tertutup
dan diberi petunjuk
penggunaan
7 Kontrol Kesehatan  Karyawan yang bekerja Tidak
Pegawai tidak dalam keadaan sakit
 Luka ditutup dengan Tidak
plester
8 Pencegahan Hama  Menjaga kebersihan Ya
(sampah) dan fasilitas
pengawasan.
 Tidak terdapat hama ya
tikus, kecoa, dan
serangga

240
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

240

Anda mungkin juga menyukai