INDUSTRI PANGAN
Oleh karena beberapa alasan diatas berkembanglah berbagai sistem yang dapat
memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan sejak proses produksi hingga ke tangan
konsumen, salah satunya ialah HACCP ((Hazard Analysis Critical Control Point). HACCP
merupakan suatu sistem manajemen pengawasan dan pengendalian keamanan pangan secara
preventif yang bersifat ilmiah, rasional dan sistematis.Tujuan dan sasaran HACCP adalah
memperkecil kemungkinan adanya kontaminasi mikroba pathogen dan memperkecil potensi
mereka untuk tumbuh dan berkembang. Agar HACCP berjalan secara efektif diperlukan adanya
penerapan Good Manufacture Practice (GMP) dan sanitasi. GMP umumnya berkaitan dengan
praktek-praktek pemeliharaan bangunan (house keeping) sehubungan dengan keamanan dan mutu
pangan. Sedangkan sanitasi merupakan persyaratan mutlak bagi industri pangan dalam menjamin
keamanan pangan. Analisa perlu dilakukan, yaitu analisa bahaya bahan baku dan bahan pembantu dan
analisa bahaya dan CCP pada proses produksi minyak kelapa murni.
Tujuan HACCP:
1. Untuk menjamin bahwa produksi pangan aman setiap saat.
2. Merupakan bukti sistem produksi dan penanganan produk yang aman
3. Memberi rasa percaya diri pada produsen akan jaminan keamanan produknya
4. Memberikan kepuasan kepada custumer akan konformitasnya pada standar
nasional/internasional
5. Memenuhi standar dan regulasi pemerintah
6. Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien
Keuntungan adanya HACCP
Terdapat pula 3 jenis potensi bahaya selama proses produksi berlangsung diantaranya:
1. Bahaya biologis
2. Bahaya fisik
3. Bahaya kimia
Terdapat Tujuh prinsip dasar penting HACCP dalam penerapan sistem HACCP pada
industri pangan berikut ketujuh prinsip tersebut:
1. Analisis bahaya (Hazard Analysis) dan penetapan resiko beserta cara pencegahannya.
2. Identifikasi dan penentuan titik kendali kritis (CCP) di dalam proses produksi.
3. Penetapan batas kritis (Critical Limits) terhadap setiap CCP yang telah teridentifikasi.
4. Penyusunan prosedur pemantauan dan persyaratan untuk memonitor CCP.
5. Menetapkan/menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan bila terjadi
penyimpangan (diviasi) pada batas kritisnya.
6. Melaksanakan prosedur yang efektif untuk pencatatan dan penyimpanan datanya
(Record keeping).
7. Menetapkan prosedur untuk menguji kebenaran.
Beberapa cara untuk memperoleh program yang efektif dan menyeluruh dalam
penerapan/implementasi HACCP perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Komitmen Manajemen.
2. Pembentukan Tim HACCP.
3. Pelatihan Tim HACCP
4. Diskripsi Produk.
5. Identifikasi Penggunaan/Konsumennya.
6. Penyusunan Bagan/Diagram Alir Proses.
7. Menguji dan Memeriksa Kembali Diagram Alir Proses.
8. Menerapkan Tujuh Prinsip HACCP.
Studi Kasus HACCP di Industri.
1. HACCP pada Industri Sari Buah Apel CV. Bromo Semeru
Semakin berkembang pesatnya kebutuhan akan pangan membuat tingginya kemajuan
pertumbuhan indutri pangan disekitar kita. Kesehatan akan pangan sangat diutamakan
dikarenakan dapat menyebabkan foodborne illness. Terdapat kasus di tahun 2003 dan 2004
mengenai meningkatnya tingkat keracunan pangan di negara-negara Asia. Penyebabnya
beragam antara lain karena mikroba patogen, tingkat higene, dan cara pengolahan.
Konsumsi buah oleh masyarakat meningkat sebesar 2,1%. Aspek mutu dan keamanan
pangan merupakan masalah utama, terkait dengan kepedulian konumen terhadap kesehatan
yang terus meningkat. Buah-buahan indonesia mempunyai masalah yaitu tingkat kontaminan
yang cukup tinggi, yaitu adanya mikototoksin patulin. Ptulin merupakan racun (toksin) yang
bersal dari jamur jenis Aspergillus, dapat menyebabkan demam, pembengkakan otak, ginjal,
dan gangguan saraf (ysyarief et al.,2003)