Anda di halaman 1dari 6

Tugas Manajemen Mutu Penyelenggaraan Makanan

“Analisa Standar Produk Edar Makanan nugget sayur “

Dosen Pembimbing :

1. Defriani Dwiyanti, S.SiT,M.Kes


2. Irma Eva Yani, SKM,M.Si
3. Nur Ahmad Habibi, S.Gz,M.Si

Oleh Kelompok 2 :

1. Amiratul Husna A (202210562)


2. Annisa Nur Dwi Lestari (202210564)
3. Qhoirra Aviva (202210588)
4. Sagita Widya Putri (202210592)
5. Sri Maya Falihah (202210596)
6. Wanni Azzahra (202210598)

Kelas 3A

Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika


Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun Ajaran 2022/2023
1. Analisa Standar Wajib yang diterapkan pada produk nugget sayur
• Memiliki tanggal expired
• Memiliki tanggal produksi
• Packaging tersegel rapi
• Memiliki PIRT ( karna masa simpan kurang dari 7 hari)

Setiap Pangan Olahan yang dibuat di dalam negeri atau yang diimpor untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memilliki izin edar.
Semua Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yaitu industri Pangan yang memiliki
tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan manual hingga semi otomatis,
wajib mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) untuk
produknya yang akan diedarkan di Indonesia : (PP no 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pasal 43; Perka Badan POM RI No.
Hk.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Tentang Pendaftaran Pangan Olahan) SPP-IRT
diterbitkan oleh Bupati/Walikota berdasarkan pedoman pemberian sertifikat produksipangan
industri rumah tangga yang ditetapkan oleh Badan POM RI (PP no 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pasal 43)
Cara mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan IRTP (Per BPOM NOMOR 22 Tahun
2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga)

Pada peraturan ini diatur antara lain :


1) Persyaratan pemberian SPP IRT :
a. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan; dan
b. Hasil Rekomendasi Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
2) Masa berlaku SPP-IRT
3) Penyampaian informasi penerbitan SPP-IRT ke Badan POM
4) Jenis pangan yang diizinkan untuk memperoleh SPP-IRT (Lampiran 6 pada Perka Badan
POM tentang Pedoman pemberian SPP-IRT)Mengingat keterbatasan IRTP dalam hal
bangunan, fasilitas sanitasi, peralatan serta karyawan sehingga jenis pangan yang
diizinkan untukdiproduksi oleh IRTP perlu dibatasi. IRTP hanya diijinkan untuk
memproduksi pangan yang tidak berisiko tinggi terhadap kesehatan (PP no. 28 tahun
2004 Penjelasan Pasal 43)
5) Tata cara pemberian SPP-IRT:
a. Penerimaan Pengajuan Permohonan SPP-IRT IRTP mengajukan permohonan
dengan mengisi formulir permohonan yang ada di Dinkes Kab/Kota setempat
b. Penyelenggaraan Penyuluhan Keamanan Pangan IRTP mengikuti penyuluhan
keamanan pangan yang diselengnggarakan Dinkes Kab/Kota setempat
c. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (Perka Badan POM
RI NOMOR HK.03.1.23.04.12.2206 TAHUN 2012 Tentang Tata Cara
Pemeriksaan Sarana Produksi Industri Rumah Tangga)Sarana produksi IRTP
diperiksa kesesuaiannya terhadap CPPB-IRT (Perka Badan POM RI NOMOR
HK.03.1.23.04.12.2206 TAHUN 2012 Tentang CPPB-IRT) oleh tenaga pengawas
pangan Kab/Kota (District Food Inspector/DFI) yang ada di Dinkes Kab/Kota
setempat.
d. Pemberian Nomor P-IRT Jika sudah memenuhi syarat yang ditetapkan maka
Dinkes Kab/Kota setempat menerbitkan SPP-IRT yang didalamnya tercantum
nomor P-IRT dan harus dicantumkan di label pangan.

• Sertifikasi halal

Berikut daftar persyaratan sertifikasi halal :

1. Produk tidak berisiko atau menggunakan bahan yang sudah dipastikan kehalalannya;
2. Proses produksi yang dipastikan kehalalannya dan sederhana;
3. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) maksimal Rp 500 juta yang dibuktikan
dengan pernyataan mandiri dan memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp
2 miliar rupiah;
4. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB);
5. Memiliki lokasi, tempat, dan alat proses produk halal (PPH) yang terpisah dengan
lokasi, tempat, dan alat proses produk tidak halal;
6. Memiliki atau tidak memiliki surat izin edar (PIRT/MD/UMOT/UKOT), Sertifikat
Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk produk makanan/minuman dengan daya simpan
kurang dari tujuh hari atau izin industri lainnya atas produk yang dihasilkan dari
dinas/instansi terkait.
7. Memiliki outlet dan/atau fasilitas produksi paling banyak 1 (satu) lokasi;
8. Secara aktif telah berproduksi satu tahun sebelum permohonan sertifikasi halal;
9. Produk yang dihasilkan berupa barang (bukan jasa atau usaha restoran, kantin,
catering, dan kedai/rumah/warung makan);
10. Bahan yang digunakan sudah dipastikan kehalalannya. Dibuktikan dengan sertifikat
halal, atau termasuk dalam daftar bahan sesuai Keptusan Menteri Agama Nomor 1360
Tahun 2021 tentang Bahan yang dikecualikan dari Kewajiban Bersertifikat Halal;
11. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya;
12. Telah diverifikasi kehalalannya oleh pendamping proses produk halal;
13. Jenis produk/kelompok produk yang disertifikasi halal tidak mengandung unsur
hewan hasil sembelihan, kecuali berasal dari produsen atau rumah potong hewan/rumah
potong unggas yang sudah bersertifikasi halal;
14. Menggunakan peralatan produksi dengan teknologi sederhana atau dilakukan secara
manual dan/atau semi otomatis (usaha rumahan bukan usaha pabrik);
15. Proses pengawetan produk yang dihasilkan tidak menggunakan teknik radiasi,
rekayasa genetika, penggunaan ozon (ozonisasi), dan kombinasi beberapa metode
pengawetan (teknologi hurdle);

2. . Analisa Standar sukarela yang diterapkan pada produk nugget sayur

• ISO 22000:2018

Proses untuk mendapatkan Sertifikasi ISO

• Hubungi IAS dengan mengirimkan aplikasi dan hubungi kami untuk diskusi gratisdan
kami dapat memandu Anda untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000:2018.

• Merencanakan dan mengimplementasikan persyaratan st andar ISO 22000:2018 melalui


Informasi yang terdokumentasi (bagaimana standar ini dipraktikkan, dipantau, dan terus
ditingkatkan).

Secara umum, audit sertifikasi ISO mencakup 2 tahap

1. Tahap 1: Audit Kesiapan


2. Tahap 2: Memverifikasi efektifitas Audit Sistem

• Organisasi yang mengajukan sertifikasi ISO adalah audit berdasarkan sampel luas dari
situs, layanan, proses, produk & fitur.
• Jika ada penyimpangan yang diamati selama audit, laporan penyimpangan akan diberikan
bersama dengan laporan rincian audit. Menurut penilaian penyimpangan, IAS
menentukan waktu yang diperlukan untuk penutupannya termasuk koreksi dan tindakan
korektif yang harus disetujui oleh tim audit IAS. Setelah penutupan Ketidaksesuaian yang
efektif, Sertifikat dikeluarkan terbatas pada ruang lingkup yang diaudit.

Beberapa area yang diidentifikasi oleh ISO 22000 untuk dipertimbangkan bagi
organisasi ketika mengembangkan program prasyarat mereka meliputi:

• Pengendalian hama
• Pertahanan makanan, biovigilance, dan bioterorisme
• Konstruksi dan tata letak bangunan
• Pencegahan kontaminasi silang
• Kesesuaian peralatan, pembersihan dan pemeliharaan
• Fasilitas karyawan dan kebersihan pribadi
• Pengelolaan bahan yang dibeli
• Tata letak tempat dan ruang kerja
• Prosedur pembersihan dan sanitasi
• Informasi produk
• Utilitas, termasuk energi, air dan udara
• Pergudangan
• Pembuangan limbah
• Prosedur penarikan produk

• HCCP
Cara untuk menerapkan sistem HACCP sendiri mengikuti tujuh prinsip dasarnya, yaitu:

1. Bahaya, Risiko, dan Pencegahan

Bahaya yang dimaksud, meliputi unsur biologis atau mikrobiologis, seperti bakteri, virus,
dan parasit yang merugikan. Bahaya kimia, yakni bahan-bahan dan zat kimia beracun.
Serta bahaya fisik, yakni benda-benda asing dalam produk pangan.

2. Titik Kritis dalam Proses Produksi

Titik kritis bisa berarti lokasi, tahap atau langkah dalam proses produksi yang
membutuhkan pengawasan. Karena kelalaian yang terjadi pada titik tersebut berpotensi
mengurangi keamanan produk makanan.

3. Batas Kritis

Batas kritis merupakan ukuran maksimal untuk menilai suatu kondisi yang memerlukan
penanganan bahaya pada produksi makanan.

4. Prosedur Pemantauan CCP

Penerapan CCP perlu diawasi secara terus menerus guna memastikan sistem tetap
terkendali.

5. Koreksi

Hasil pemantauan menunjukkan gejala-gejala penyimpangan pada CCP, maka diperlukan


koreksi untuk memastikan efektivitasnya kembali sempurna.

6. Dokumentasi

Setiap rancangan program CCP, termasuk produk dan proses pembuatannya, bahaya-
bahaya, titik dan batas kritis, penyimpangan CCP, metode pencegahan dan
penanggulangan, serta tindakan-tindakan koreksi wajib dicatat dan disimpan dengan cara
yang sistematis.
7. Verifikasi Sistem HACCP

Ini dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan efektivitas pelaksanaan HACCP


berdasarkan rancangan program yang disusun sebelumnya.

Perusahaan juga wajib memenuhi sejumlah persyaratan jika ingin memperoleh


sertifikat HACCP. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan telah memahami aturan pemerintah yang berlaku mengenai jaminan


mutu dan keamanan produksi pangan.
2. Menerapkan sistem HACCP sesuai dengan tujuh prinsip dasarnya.
3. Memiliki ruang lingkup yang menjadi lokasi aktivitas produksi, baik sebagian
maupun keseluruhan area.
4. Bersedia memproses sertifikasi HACCP yang berbeda untuk masing-masing
aktivitas produksi atau unit potensi bahaya, meski masih berada di manajemen
yang sama.
5. Perusahaan telah mempekerjakan staf penanggung jawab mutu dan jaminan
keamanan produksi.
6. Perusahaan menyertakan dokumen-dokumen kelengkapan, seperti SIUP, Akta
Pendirian, TDP, NPWP, Surat Izin Usaha, dan telah aktif melakukan kegiatan
produksi.

Anda mungkin juga menyukai