Anda di halaman 1dari 45

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA

PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Badan POM RI
2013
AGENDA

1. • Dasar Hukum
2. • Ruang Lingkup
3. • Definisi

4. • Tujuan
5 • Elemen CPPB-IRT
1. DASAR HUKUM

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

Pasal 70
(1) Sanitasi Pangan dilakukan agar Pangan aman
untuk dikonsumsi.
(2) Sanitasi Pangan dilakukan dalam kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau peredaran Pangan.
(3) Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memenuhi persyaratan standar
Keamanan Pangan.
lanjutan .........

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


Pasal 71
(1) Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan
wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan,
baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana
produksi, maupun dari perseorangan sehingga
Keamanan Pangan terjamin.
(2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan
dan/atau keselamatan manusia.
lanjutan .........

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


Pasal 108
(1) Dalam melaksanakan Penyelenggaraan Pangan,
Pemerintah berwenang melakukan pengawasan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap pemenuhan:
b. persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan,
dan Gizi Pangan serta persyaratan label dan iklan
Pangan.
(4) Pemerintah menyelenggarakan program
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
secara berkala terhadap kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha Pangan.
lanjutan .........

PP NO. 28 TAHUN 2004 TENTANG


KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

Ps. 2 Proses produksi – penyimpanan –


pengangkutan - dan peredaran
pangan wajib memenuhi persyaratan
sanitasi yang meliputi :
Sarana / Prasarana,
Penyelenggaraan Kegiatan,
Orang Perorangan

Ps. 3 Pemenuhan persyaratan sanitasi


melalui penerapan Pedoman Cara
yang Baik
lanjutan .........

PERATURAN KEPALA BADAN POM RI NO.


HK.03.1.23.04.12.2206 TAHUN 2012 TENTANG
CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK
INDUSTRI RUMAH TANGGA

Diktum Kedua :
Setiap Industri Rumah
Tangga Pangan dalam
seluruh aspek
dan rangkaian kegiatannya
wajib menerapkan CPPB-
IRT.
lanjutan .........

PERATURAN
KEPALA BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: HK.03.1.23.04.12.2207
TAHUN 2012
TANGGAL 5 APRIL 2012
TENTANG TATA CARA
PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH
TANGGA
TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

Digunakan dalam rangka :


1. Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT)
dan

2. Pemeriksaan rutin IRTP


2. RUANG LINGKUP
Pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP
mencakup :
a) Lokasi dan Lingkungan Produksi;
b) Bangunan dan Fasilitas;
c) Peralatan Produksi;
d) Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air;
e) Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi;
f) Kesehatan dan Higiene Karyawan;
g) Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi
Karyawan
h) Penyimpanan; l) Penarikan Produk;
i) Pengendalian Proses; m) Pencatatan dan
j) Pelabelan Pangan Dokumentasi;
k) Pengawasan Oleh n) Pelatihan Karyawan
Penanggungjawab;
lanjutan .........

Persyaratan CPPB-IRT terdiri atas 4


(empat) tingkatan pangan IRT dengan
rincian sebagai berikut:
a) Persyaratan “harus” (shall)
b) Persyaratan “seharusnya” (shoudl)
c) Persyaratan “sebaiknya” (may) atau
d) persyaratan "dapat” (can)
3. DEFINISI

Antara lain :
 Cara Produksi Pangan Yang Baik adalah suatu
pedoman yang menjelaskan bagaimana
memproduksi pangan agar aman, bermutu, dan
layak untuk dikonsumsi.

 Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah


perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha
di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan
pangan manual hingga semi otomatis
 Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap
kemungkinan bertumbuh dan berkembang
biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam
peralatan dan bangunan yang dapat merusak dan
membahayakan
lanjutan .........

 Higiene adalah segala usaha untuk memelihara


dan mempertinggi derajat kesehatan
 Pangan IRT adalah pangan olahan hasil produksi
Industri Rumah Tangga (IRT) yang diedarkan dalam
kemasan eceran dan berlabel.
 Pangan Olahan adalah makanan atau minuman
hasil proses dengan cara atau metode tertentu,
dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Persyaratan Keamanan Pangan adalah standar
dan ketentuanketentuan lain yang harus dipenuhi
untuk mencegah pangan darikemungkinan adanya
bahaya, baik karena cemaran biologis, kimiadan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan manusia.
lanjutan .........

 Pengawas Pangan Kabupaten / Kota (District


Food Inspector/DFI) adalah pegawai negeri
sipil yang mempunyai kualifikasi DFI, yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan
bidangnya dalam produksi pangan dan diberi
tugas untuk melakukan pengawasan keamanan
pangan IRTP dalam rantai pangan dari
organisasi yang kompeten.

 Ketidaksesuaian
adalah : penyimpangan terhadap seperangkat
persyaratan Cara Produksi Pangan yang Baik
untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT)
lanjutan .........

Ketidaksesuaian Minor
adalah penyimpangan terhadap
persyaratan -IRT yang
mempunyai potensi
mempengaruhi mutu
(wholesomeness) produk pangan
IRTP.

Ketidaksesuaian Major
adalah penyimpangan terhadap
persyaratan "sebaiknya" di dalam
CPPB-IRT yang mempunyai
potensi mempengaruhi
efisiensi pengendalian
keamanan produk pangan IRTP.
lanjutan .........

Ketidaksesuaian Serius
adalah penyimpangan terhadap
persyaratan “seharusnya" di dalam
CPPB-IRT yang mempunyai
potensi mempengaruhi
keamanan produk pangan IRTP.

Ketidaksesuaian Kritis
adalah penyimpangan terhadap
persyaratan "harus" di dalam
CPPB-IRT yang akan
mempengaruhi keamanan produk
pangan IRTP secara langsung
dan/atau merupakan persyaratan
yang wajib dipenuhi.
4. TUJUAN

memberikan panduan
bagi Bupati/Walikota
cq Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk
memeriksa sarana
produksi IRTP dalam
rangka
pemberian Sertifikat
Produksi Pangan
Industri Rumah
Tangga (SPPIRT)
dan/atau pemeriksaan
rutin sarana produksi
IRTP.
5. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

1. LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI

Meliputi :

a. Lokasi IRTP

b. Lingkungan
Produksi
lanjutan .........

2. BANGUNAN DAN FASILITAS IRTP


a. Bangunan Ruang produksi
• Disain dan Tata Letak
• Lantai
• Dinding atau pemisah
ruangan
• Langit-langit
• Pintu, Jendela, Lubang Angin atau ventilasi
• Permukaan tempat kerja
• Penggunaan bahan gelas (glass)
b. Fasilitas IRTP
• Kelengkapan ruang
produksi
• Tempat penyimpanan
lanjutan .........

3. PERALATAN PRODUKSI

a. Persyaratan bahan
peralatan produksi
b. Tata Letak Peralatan
produksi
c. Pengawasan dan
Pemantauan Peralatan
Produksi
d. Bahan Perlengkapan
dan alat ukur / timbang
lanjutan .........

4. SUPLAI AIR atau SARANA PENYEDIAAN


AIR

 Jumlah sesuai
kebutuhan
 Persyaratan
air bersih

Sumber ;
http://rifqi13110018unikom.blogspot.
com/2011/01/proses-pengolahan-air-
minum-secara.html
lanjutan .........

5. FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN


SANITASI
a. Fasilitas Higiene dan
Sanitasi
• Sarana Pembersihan /
pencucian
• Sarana Higiene Karyawan
• Sarana Cuci Tangan
• Sarana Toilet / Jamban
• Sarana pembuangan air
dan limbah
b. Kegiatan higiene dan
sanitasi
lanjutan .........

6. KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN


a. Kesehatan
karyawan
b. Kebersihan
karyawan
c. Kebiasaan
karyawan
lanjutan .........

7. PEMELIHARAAN DAN PROGRAM HIGIENE


DAN SANITASI
a. Pemeliharaan dan
Pembersihan
b. Prosedur Pembersihan
dan Sanitasi
c. Program Higiene dan
Sanitasi
d. Program Pengendalian
Hama
e. Pemberantasan Hama
f. Penanganan Sampah
lanjutan .........

8. PENYIMPANAN
1. Penyimpanan Bahan
dan Produk Akhir
2. Penyimpanan Bahan
Berbahaya
3. Penyimpanan Wadah
dan Pengemas
4. Penyimpanan Label
Pangan
5. Penyimpanan
Peralatan Produksi
lanjutan .........

9. PENGENDALIAN PROSES
a. Penetapan Spesifikasi
Bahan Baku
• Persyaratan Bahan
• Persyaratan Air
b. Penetapan Komposisi dan
Formulasi Bahan
c. Penetapan Cara Produksi
yang Baku
d. Penetapan Jenis, Ukuran,
dan Spesifikasi Kemasan
e. Penetapan Keterangan Lengkap Tentang
produk
lanjutan .........

10. LABEL PANGAN Harus jelas dan informatif


PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan
Label pangan sekurang-kurangnya memuat :
a) Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT
b) Daftar bahan atau komposisi yang digunakan
c) Berat bersih atau isi bersih
d) Nama dan alamat IRTP
e) Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa
f) Tanggal dan Kode produksi
g) Nomor P-IRT
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
 Halal bagi yang dipersyaratkan
 Asal usul bahan pangan tertentu
lanjutan .........

11. PENGAWASAN OLEH PENANGGUNG


JAWAB
1. Penanggung jawab
mempunyai pengetahuan higiene
dan sanitasi pangan serta proses
produksi yang ditanganinya
(memiliki Sertifikat PKP)
2. Pengawasan dilakukan secara
rutin :
• Pengawasan Bahan
• Pengawasan Proses
3. Melakukan Tindakan Koreksi /
Pengendalian Terhadap
Penyimpangan
lanjutan .........

12. PENARIKAN PRODUK


Pemilik IRTP harus :
1. Menarik produknya dari peredaran
2. Menghentikan produksinya
3. Menarik produk lain yang kondisinya sama
dengan produk penyebab bahaya
4. Melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten/ Kota
dan Balai Besar/Balai POM setempat
5. Memusnahkan produknya jika terbukti berbahaya
bagi konsumen yang disaksikan DFI
6. Penanggungjawab mempersiapkan
prosedur penarikan produk pangan
lanjutan .........

13. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI


a. Pemilik harus mencatat dan
mendokumentasikan :
• penerimaan bahan baku, BTP,
bahan penolong
• produk akhir
• penyimpanan, pembersihan, sanitasi,
pengendaian hama, kesehatan karyawan,
distribusi, penarikan produk dan yang lain
yang dianggap penting
b. Catatan dan dokumen disimpan
2 kali umur simpan produk
c. Catatan dan dokumen dijaga
tetap akurat dan mutakhir
lanjutan .........

14. PELATIHAN KARYAWAN


a. Pemilik/penanggung jawab
harus mengikuti
Penyuluhan CPPB-IRT
b. Pemilik/penanggung jawab
menerapkan dan
mengajarkannya kepada
karyawan
5. CARA PENGISIAN
FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA IRT
1. Data Umum PP-IRT
a. Nama & alamat fasilitas yang diperiksa
b. Pemilik fasilitas
c. Penanggungjawab
d. Kabupaten / Kota
e. Propinsi
f. Nomor P-IRT
g. Jenis pangan IRTP
h. Tanggal / bulan / tahun
i. Nama Pengawas Pangan
Kab / Kota
j. Tujuan Pemeriksaan
5. CARA PENGISIAN
FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA IRT
2. Penentuan ketepatan
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIA
N
M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak
disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH
PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan
keamanan pangan untuk karyawan
KOLOM PENETAPAN KETIDAKSESUAIAN :
(a) Kolom untuk ketidaksesuaian minor yang disingkat dengan MI
(b) Kolom untuk ketidaksesuaian major yang disingkat dengan MA
(c) Kolom untuk ketidaksesuaian serius yang disingkat dengan SE
(d) Kolom untuk ketidaksesuaian kritis yang disingkat dengan KR
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN
M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan
keamanan pangan untuk karyawan
(1) Jika elemen yang diperiksa tidak memenuhi persyaratan CPPB-IRT atau kondisi
IRTP sesuai dengan kalimat pernyataan negatif pada elemen yang diperiksa,
maka kolom ketidaksesuaian diisi dengan tanda √ pada kotak
(2) Jika dalam 1 (satu) elemen ada beberapa unsur, meskipun hanya 1 (satu) unsur
saja yang tidak memenuhi persyaratan CPPB-IRT atau kondisi IRTP hanya
sesuai dengan salah 1 (satu) unsur pernyataan negatif pada elemen yang
diperiksa, maka kolom ketidaksesuaian diisi dengan tanda √ pada kotak

Tidak diperkenankan untuk membubuhi tanda √ di luar kotak yang telah disediakan.
5. CONTOH PENGISIAN
FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA IRT
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN
M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk √
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH
PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan

keamanan pangan untuk karyawan

Nomor Elemen yang diperiksa Kolom penetapan


ketidaksesuaian
Kotak tempat pengisian tanda “√”
jika terdapat ketidaksesuaian
N ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIA
O N
M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.

Jumlah ketidaksesuaian KRITIS (1)


Jumlah ketidaksesuaian SERIUS (2)
Jumlah ketidaksesuaian MAYOR (3)
Jumlah ketidaksesuaian MINOR (4)
LEVEL IRTP
(1) Jumlah ketidaksesuaian KRITIS :
jumlah total ketidaksesuaian kritis (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(2) Jumlah ketidaksesuaian SERIUS :
jumlah total ketidaksesuaian serius (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(3) Jumlah ketidaksesuaian MAYOR :
jumlah total ketidaksesuaian mayor (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(4) Jumlah ketidaksesuaian MINOR :
jumlah total ketidaksesuaian minor (√) yang ditemukan saat pemeriksaan..
N ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIA
O N
A LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI MI MA SE KR
1 Lokasi IRTP kotor dan berdebu
2 Lingkungan IRTP tidak terawat, kotor dan
berdebu

Jumlah ketidaksesuaian KRITIS 1


Jumlah ketidaksesuaian SERIUS 0
Jumlah ketidaksesuaian MAYOR 0
Jumlah ketidaksesuaian MINOR 2
LEVEL IRTP
Jika kondisi IRTP bagus / sesuai dengan CPPB-IRT atau tidak ditemukan ketidaksesuaian, maka
kolom jumlah tersebut harus diisi dengan angka 0 (nol) yang menunjukkan bahwa jumlah total
ketidaksesuaian = 0.

Kolom level IRTP


Berdasarkan jumlah total ketidaksesuaian yang ditemukan dan ketentuan pada tabel jadwal
Frekuensi Sistem Audit Internal, maka ditetapkan level IRTP yang akan menentukan penilaian hasil
pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP.
Kolom Tanda Tangan
a. Tanda Tangan Pengawas Pangan Kabupaten/Kota dan Tanggal
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, tenaga Pengawas Pangan
Kabupaten/Kota (DFI) harus menandatangani formulir pemeriksaan
dan menuliskan tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan.

b. Tanda tangan Pemilik/Penanggungjawab IRTP dan Tanggal


Setelah sarana produksinya diperiksa, pemilik / penangungjwab
IRTP menandatangani formulir pemeriksaan dan membubuhkan
cap/stempel IRTP pada bagian yang ditandatangani, kemudian
menuliskan tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan.

Tanda Tangan Pengawas Pangan Kab/Kota dan


Tanggal :

Tanda Tangan Pemilik / Penanggungjawab IRTP dan


Tanggal :
CARA PENILAIAN
HASIL PEMERIKSAAN SARANA IRTP
JADWAL FREKUENSI SISTEM AUDIT INTERNAL
LEVEL FREKUENSI AUDIT JUMLAH PENYIMPANGAN
IRTP INTERNAL (MAKSIMAL)
MINOR MAYOR SERIU KRITIS
S
LEVEL I SETIAP DUA BULAN 1 1 0 0
LEVEL SETIAP BULAN 1 2–3 0 0
II
LEVEL SETIAP DUA NA* ≥4 1–4 0
III MINGGU
LEVEL IV SETIAP HARI NA* NA* ≥5 ≥1

didasarkan atas hasil pemeriksaan 14 elemen pada formulir pemeriksaan sarana


produksi pangan IRTP dengan memperhatikan jumlah ketidaksesuaian yang
ditemukan
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) diterbitkan
oleh Bupati/Walikota c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota apabila IRTP
masuk level I - II.
RINCIAN LAPORAN KETIDAKSESUAIAN

NO KETIDAKSESUAIAN KRITERIA BATAS WAKTU


(PLOR = Problem, KETIDAKSESUAIA PENYELESAIAN
Location, Objective N (Mayor, Minor, TINDAKAN
evidence dan Serius dan Kritis) PERBAIKAN
Reference)

Semua ketidaksesuaian yang ditemukan diuraikan ke dalam formulir rincian laporan


ketidaksesuaian dengan menggunakan pola PLOR (Problem, Location, Objective
evidence, Reference) agar jelas dan obyektif, sehingga dapat ditindaklanjuti
dengan tepat.

Batas waktu penyelesaian tindakan perbaikan disepakati oleh kedua belah pihak,
yaitu Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI) dan penanggungjawab IRTP dengan
mempertimbangkan ketidaksesuaian yang ditemukan.
TINDAKAN KOREKSI

NO KETIDAKSESUAI- KRITERIA TINDAKAN STATUS


AN (PLOR = KETIDAKSESUAI PERBAIKAN (Sesuai
Problem, -AN (Mayor, /Tidak
Location, Minor, Serius Sesuai)
Objective dan Kritis) diverifikasi
evidence dan oleh DFI
Reference)

IRTP diberi kesempatan untuk melakukan tindakan koreksi terhadap


ketidaksesuaian dan mendokumentasikannya dengan menggunakan
Formulir Laporan Tindakan Koreksi dan Status .
Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI) akan melakukan verifikasi
terhadap tindakan koreksi yang dilakukan oleh IRTP. Jika DFI menilai
bahwa tindakan koreksi yang dilakukan IRTP sudah tepat, maka DFI
menuliskan “sesuai” pada kolom status
SISTEM PENDATAAN DAN PELAPORAN

1. Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP (SPP-


IRT maupun pemeriksaan rutin IRTP) diinformasikan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah
Propinsi dan ditembuskan ke Balai Besar/Balai POM
setempat dengan melampirkan :
a. hasil pemeriksaan sarana produksi pangan
IRTP beserta
b. tindakan koreksi yang dilakukan IRTP dan
c. verifikasi tindakan koreksi yang dilakukan tenaga
Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI).

2. Penyampaian informasi tentang hasil pemeriksaan


sarana produksi pangan IRTP dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan.
PENUTUP

1. Berikan salinan formulir pemeriksaan


sarana produksi pangan IRT kepada
pemilik
2. Periksa unsur yang tidak memenuhi
persyaratan dan perlu tindakan perbaikan
pada saat kunjungan berikutnya
3. Tegur bila tindakan perbaikan tidak
dilakukan secara konsisten
SILAHKAN MENGHUBUNGI KAMI

1. BALAI BESAR / BALAI POM DI SELURUH


INDONESIA
2. DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat
Telp. : 021 42878701, 42875738
Fax. : 021 42878701
Email : foodstarpom@yahoo.com
www.pom.go.id
3. UNIT LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN
(ULPK)
Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat
Telp/Fax : 021-4263333, sms : 021-32199000
Email : ulpk@pom.go.id, ulpk_badanpom@yahoo.co.id
DIREKTORAT TELEFON DAN EMAIL
Surveilan dan Penyuluhan (021)4259624, 42803516, 42875738,
Keamanan Pangan 42878701; foodstarpom@yahoo.com;
surveilanpangan@pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai