Anda di halaman 1dari 30

STANDARISASI DAN

SERTIFIKASI

1
STANDAR & KEHIDUPAN KITA
Standar dapat membuat masyarakat lebih mudah, lebih teratur,
memperoleh kepastian, keamanan dan kenyamanan.

Contoh
• Standar ukuran produk sepatu, ukuran baju, bohlam 20 wat, dsb
• Standar jasa  hotel bintang 3-4-5,dsb.

2
PERLUNYA STANDAR MUTU

- Kepastian mutu spesifik

- Kepuasan pelanggan
- Meningkatkan daya saing pasar
- Membentuk budaya mutu
- Meningkatkan SDM
- Efisiensi dalam proses

- Melindungi konsumen
3
SULITKAH MENERAPKAN
Tidak……!!!! STANDAR ??

Tergantung dari manajemen puncak,


yang diikuti oleh seluruh elemen organisasi
/ perusahaan

Tujuan
“Peningkatan kinerja”

4
POLA PEMBINAAN STANDAR

Dalam pembinaan dibagi dalam 3 kelompok :


1. Kelompok Pra-Sadar Mutu (kelp belum ada
perencanaan mutu (pasarnya masih lokal)
2. Kelompok Sadar Mutu (kelp punya perencanaan
mutu, ada SOP sbg penerap standar, kearah
sertifikasi)
3. Kelompok Sadar Mutu berorientasi pasar global (ada
perencanaan mutu, teknologi modern, kearah 5

sertifikasi).
PERENCANAAN
STANDAR MUTU
• Untuk menuju produk olahan berstandar HACCP
(jaminan mutu  berupa piagam bintang dari
BPOM) ada persyaratan dasar (pre-requisite) yaitu:

1. SSOP (Sanitasi Standart Operating Prosedure)


ada 8 kunci syarat.
2. GMP (Good Manufacturing Practices) ada 13
kunci syarat.

6
SSOP = SOP SANITASI

- Bisnis pangan harus mempunyai SSOP tertulis.


- Bisnis pangan harus membudayaan SSOP.
- Bisnis pangan harus memonitor penerapan SSOP.
- Bisnis pangan harus melakukan tindakan koreksi
bila ada penyimpangan SSOP.
- Bisnis pangan harus memelihara rekaman
pengendalian SSOP. 7
GMP BERTUJUAN :
1. Untuk mengetahui peningkatan kualitas / keamanan oleh mikroba.
2. Untuk mengetahui senyawa higienis & sanitasi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap higienis & sanitasi.
4. Untuk mengetahui persyaratan minimal.
5. Untuk mengetahui masalah yang timbul.

8
HUBUNGAN
STANDAR MUTU DENGAN SERTIFIKASI

• Sertifikasi merupakan suatu proses pengakuan oleh pihak lain (pihak


ketiga) terhadap produk dalam memenuhi dan menerapkan standar mutu.

9
SIFAT SERTIFIKASI

Ada 2 sifat sertifikasi :


1. MANDATORY :
dilakukan karena ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat produk (Prima, P-IRT, MD,
HACCP, Halal, Organik, Pangan Segar)
2. VOLUNTARY :
dilakukan tanpa ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat sistem ISO-9001 (SMM),
ISO-18001 (keselamatan kerja), dsb. 10
KEWENANGAN SERTIFIKASI
• Produk olahan :
- Sertifikat P-IRT Dinas Kesehatan kab/kota
- Sertifikat HACCP  BPOM
- Sertifikat Halal  LPPOM MUI.
- Sertifikat MD  BPOM

11
ELEMEN GMP BAGI IRT
1. Lokasi 9. Karyawan
2. Bangunan 10. Wadah & kemasan
11. Label
3. Sanitasi 12. Penyimpanan
4. Alat produksi 13. Pemelihararaan
5. Bahan
6. Proses Pengolahan
7. Produk Akhir
8. Laboratorium 12
DASAR HUKUM P-IRT

 UU RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 3 menyebutkan bahwa


tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan adalah untuk
tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan
gizi bagi kepentingan kesehatan manusia.
 Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Nomor : HK.00.05.5.1640, Tanggal 30 April 2003 tentang Pedoman
Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga ( SPP-IRT )

13
MENGURUS IJIN PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA (P-IRT), SYARAT-
SYARAT:
1. Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan
2. Mengisi formulir permohonan izin PIRT
3. Foto copy KTP, 1 lembar
4. Pas foto 3 x 4, 3 lembar
5. Menyertakan rancangan label Makanan / Minuman

14
PROSEDUR PERIJINAN P-IRT
1. Mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas
Kesehatan .
2. Pemeriksaan berkas (1 hari) Persetujuan Kadinkes (1 hari)
3. Menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan keamanan
pangan yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali
4. Mengikuti Acara Penyuluhan Keamanan Pangan (1 hari)
5. Pemeriksaan sarana (1 hari s/d 14 hari)
6. Membayar retribusi.
7. Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga diserahkan (1
15

hari) Total waktu 6 hari s/d 3 bulan


Pengecualian : Susu dan hasil olahannya Daging, ikan, unggas dan hasil
olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan beku, Pangan
kaleng, Pangan bayi, Minuman beralkohol, Air minum dalam kemasan
(AMDK), Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI, Pangan
lain yang ditetapkan oleh Badan POM

16
Masa Berlaku : tidak ada batas waktu
Pencabutan dan Pembatalan SPP-IRT apabila :
 Pemilik atau penanggung jawab perusahaan melakukan pelanggaran
terhadap peraturan yang berlaku di bidang pangan
 Pemilik perusahaan tidak sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-
IRT Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan
atau jiwa.

17
Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP – IRT) Sertifikat diberikan untuk 1
(satu) jenis produk pangan Nomor Sertifikat PP – IRT terdiri dari 12
angka (digit) yaitu:
 angka ke-1 menunjukkan kode jenis kemasan
 angka ke-2, 3 menunjukkan nomor urut jenis produk
 angka ke-4,5,6.7 menunjukkan kode propinsi dan kabupaten/kota
 angka ke-8, 9 menunjukkan nomor urut produk PP IRT yang telah
memperoleh SPP-IRT
 angka ke-10,11,12 menunjukkan nomor urut PP-IRT di
Kabupaten/kota yang bersangkutan Nomor Pangan Industri Rumah
Tangga (P-IRT) dicantumkan pada label produk pangan IRT dengan

18
CONTOH : P – IRT NO. 206347102025
• 2 = jenis kemasan adalah pfastik
• 06 = kelompok jenis pangan yaitu tepung dan hasif olahnya dan jenis
produknya adalah biscuit
• 3471 = kode propinsi, kabupaten/kota adalah propinsi DIY, kota
Yogyakarta
• 02 = nomor urut jenis pangan yang ke- 2 memperoleh nomor sertifikat
produksi
• 025 = nomor urut perusahaan IRT di kabupaten / kota setempat
(Yogyakarta)

19
SERTIFIKAT HALAL
• Fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan
suatu produk sesuai dengan syari’at Islam.
• Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin
pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah
yang berwenang.
• Masa berlaku Sertifikat Halal adalah 2 (dua) tahun,

20
KETENTUAN OLEH LP POM MUI
1. Mempersiapkan Sistem Jaminan Halal.
2. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor
Halal Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin
pelaksanaan produksi halal.
3. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinpesksi secara
mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.
4. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal.

21
Pemohon
Pemohon

Badan
BadanPOM
POM

Pemeriksaan
Pemeriksaan Data
Kelengkapan DataTidak
TidakLengkap
Lengkap
Kelengkapandata
data

Data
DataLengkap
Lengkap

Dept.
Dept.Agama
Agama
Pelaksanaan
Pelaksanaanaudit
audit
Tidak
TidakMemenuhi
Memenuhi oleh Tim Auditor
oleh Tim Auditor
Syarat
SyaratCPPB
CPPB (Dept.
(Dept.Agama,
Agama,MUI
MUI
dan Badan POM)
dan Badan POM)
LPPOM
LPPOMMUI
MUI

Memenuhi
MemenuhiSyarat
Syarat
CPPB
CPPB Sertifikat
SertifikatHalal
Halal

Skema
Sertifikasi dan Labelisasi Halal
Persetujuan
PersetujuanPencantuman
pada
PencantumanTulisan
Label
TulisanHalal
Makanan
pada Label Makanan
Halal

Pemohon
Pemohon
PRODUK PANGAN OLAHAN YANG DAPAT DIAJUKAN
UNTUK SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

• Produk yang terdaftar di Badan POM (mempunyai nomor


pendaftaran MD/ML) diajukan ke Badan POM.

• Produk yang mempunyai nomor pendaftaran SP/P-


IRT diajukan ke Balai POM setempat

• Restoran diajukan ke Majelis Ulama Indonesia.


TATA CARA PERMOHONAN
Pemohon mengisi permohonan (tiga rangkap) yang dilengkapi dengan :
• Daftar Nomor Persetujuan Pendaftaran (MD/ML, SP/P-IRT)…. Nama
produk yg didaftar harus sama dengan yang tercantum dipersetujuan
pendaftaran, beserta fotocopy label yang disetujui oleh Badan POM
• SOP (Standard Operasional Prosedure) di Pabrik
• Flow Chart (Diagram Alir Proses Produksi)
• Lay Out Sarana Produksi/Pabrik
• Sertifikat Halal dari bahan-bahan yang digunakan dan atau spesifikasi
sumber/asal bahan baku yang digunakan
(dikeluarkan oleh pabrik/produsen yang membuat bahan tersebut)
• Bahan yang berasal dari hewan harus ada Surat Keterangan dari Rumah
Potong Hewan, bahwa pemotongan dilakukan sesuai Syariah Islam
PELAKSANAAN AUDIT

 Waktu Audit disepakati bersama


 Dalam keadaan berproduksi
 Mempresentasikan proses produksi
 Diizinkan untuk difoto ( bila diperlukan )
 Menyiapkan PO/DO bahan-bahan
( 2 bulan terakhir)
AUDITOR DAN TUGAS TIM AUDIT
1. Badan POM,
Penilaian segi Higiene dan Sanitasi
Perusahaan , CPPB, Mutu dan keamanan
pangan.
2. LPPOM MUI,
Penilaian segi kehalalan bahan baku dan proses
produksi
3. Departemen Agama,
Penilaian segi pertanggungjawaban
kehalalan produk dan layanan karyawan
muslim
HASIL AUDIT
 Memenuhi Syarat
a. Kehalalan Produk
(Sesuai hasil pemeriksaan dan Rapat Komisi Fatwa)
b. CPPB memenuhi syarat CPPB, minimal Nilai B
Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI,
berdasarkan hasil pertimbangan kedua hal tersebut diatas
Labelisasi dikeluarkan olen Badan POM berdasarkan :
Sertifikat Halal dan Hasil Perbaikan CPPB

 Tidak Memenuhi Syarat


a. Perusahaan harus melengkapi dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak dilakukan audit,
b. Apabila belum bisa dipenuhi, maka akan dilakukan audit
ulang
MASA BERLAKU SERTIFIKAT DAN LABEL HALAL
• Dua tahun
• Tiga bulan sebelum habis harus
memperbaharui
• Tidak memperpanjang, harus menghilangkan
tulisan halal

JAMINAN HALAL DARI PRODUSEN


Produsen harus mempunyai :
a. Sistem Jaminan Halal
b. TIM Internal Auditor HALAL
BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA

AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA

BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai