Anda di halaman 1dari 28

TATA CARA SAMPLING DAN

TINDAK LANJUT HASIL


PENGUJIAN

Direktorat Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan PKRT


Badan POM

Bandung, 27 Agustus 2014


PENDAHULUAN
PENGAWASAN OBAT
SAMPLING OBAT
KOORDINASI LINTAS SEKTOR
TINDAK LANJUT HASIL SAMPLING
PENUTUP
PENDAHULUAN
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN POM RI
Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan

SEKRETARIAT UTAMA
Biro Perencanaan dan Keuangan
INSPEKTORAT Biro Kerjasama Luar Negeri
Biro Hukum dan Humas
Biro Umum

Pusat Pengujian Pusat Penyidikan Pusat Riset Pusat


Obat dan Makanan Obat dan Makanan Obat dan Informasi Obat dan
Nasional Makanan Makanan

Deputi I Deputi II Deputi III


Bidang Pengawasan Produk Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Dan
Terapetik dan Napza Kosmetik dan Produk Komplemen Bahan Berbahaya

Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan
Direktorat Standardisasi Produk Terapetik Suplemen Makanan dan Kosmetik Direktorat Standardisasi Produk Pangan
dan PKRT Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk
Direktorat Pengawasan Produksi Produk Kosmetik dan Produk Komplemen Pangan
Terapetik dan PKRT Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat Direktorat Surveilance dan Penyuluhan
Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen Keamanan Pangan
Terapetik dan PKRT Direktorat Obat Asli Indonesia Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan
Direktorat Pengawasan Narkotika, Berbahaya
Psikotropika dan zat Adiktif

Unit Pelaksanan Teknis BPOM


VISI DAN MISI BADAN POM RI
VISI :
Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang
Inovatif, Kredibel dan Diakui Secara Internasional
Untuk Melindungi Masyarakat.

MISI :
1. Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market
Berstandar Internasional.
2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Secara Konsisten.
3. Mengoptimalkan Kemitraan dengan Pemangku
Kepentingan di Berbagai Lini.
4. Memberdayakan Masyarakat Agar Mampu Melindungi Diri
dari Obat dan Makanan yang Berisiko Terhadap Kesehatan.
5. Membangun Organisasi Pembelajar (Learning
Organization).
LANGKAH STRATEGIS DALAM KEBIJAKAN
PENGAWASAN BIDANG OBAT 2010 2014

Intensifikasi upaya pengawasan obat di dalam


negeri untuk pengamanan pasar domestik dari obat
ilegal, obat palsu dan tidak memenuhi persyaratan

Peningkatan kapasitas produksi Nasional dan daya


saing melalui sertifikasi dan resertifikasi Industri
Farmasi sesuai standar CPOB yang berlaku

Pemantapan status fungsi regulatori sesuai standar


Internasional melalui WHO assessment dan
keanggotaan PIC/S
PENGAWASAN
OBAT
SISTEM PENGAWASAN OBAT BADAN POM

PRE MARKET POST MARKET

Inspeksi sarana
Pengawasan penerapan produksi, distribusi dan
CPOB terhadap Industri pelayanan obat;
Farmasi yang akan
memproduksi obat; Pengawasan mutu obat
beredar (sampling dan
Penilaian keamanan, pengujian);
khasiat dan mutu obat
Pengawasan aspek
sebelum beredar;
keamanan obat beredar
Evaluasi BA/BE untuk (pharmacovigilance);
kesetaraan mutu obat-
obat generik dengan Pengawasan terhadap
obat inovator. penandaan dan iklan
obat beredar.
PENGAWASAN POST MARKET BADAN POM

Start Unit Teknis

31 BBPOM/BPOM Verifikasi Laporan Hasil


Penarikan oleh IF di
peredaran

Pengawasan Post Inspeksi


MESO Market, antara lain: CPOB/ Sesuai Level
CDOB Penarikan

Sampling dan Surat Perintah


Pengujian Obat Penarikan Obat
TMS Progress dan
Obat TMS hasil akhir
dilaporkan
Hasil (Tidak Memenuhi kepada Badan
Syarat/Standar) POM
SAMPLING
OBAT
TUJUAN SAMPLING
Melindungi masyarakat dari penggunaan
produk yang tidak memenuhi syarat mutu
dan keamanan.

Menjamin konsistensi mutu produk pasca


pemasaran.

Untuk mendeteksi sedini mungkin adanya


produk palsu produk ilegal/tidak terdaftar
METODOLOGI SAMPLING
Sampling dilakukan melalui pendekatan analisis risiko berdasarkan tingkat kekritisan.
Kelompok risiko dengan tingkat kekritisan lebih tinggi mendapat proporsi sampel yang
lebih besar.

Sampling dikelompoKkan sebagai berikut:

Sampling rutin (routine sampling)

Sampling Rutin: Sampling untuk mengetahui pemenuhan persyaratan mutu


yang ditetapkan.

Sampling Deteksi Dini: Sampling dalam rangka deteksi dini obat palsu atau
obat ilegal.

Sampling yang dipicu karena kasus tertentu (triggered sampling).


OPTIMASI DATA DUKUNG DALAM RANGKA
OPTIMASI STRATEGI SAMPLING

LAPORAN
OBAT TMS/
RECALL

DATA
PEMENUHAN PROFIL OBAT
CPOB SARANA STRATEGI BEREDAR
PRODUKSI SAMPLING

LAPORAN DATA
KELUHAN PEMENUHAN
PELANGGAN CDOB SARANA
(DATA ULPK) DISTRIBUSI
PROSES SAMPLING DALAM RANGKA
PENGAWASAN POST MARKET (1)

Metodologi
Data
obat
Pemutakhiran
Profil obat
GOAL
Pedoman Analisis SDM yang
terdaftar beredar Resiko kompeten

Profil Sampling Mutu Obat


Pengawasan Beredar
Post Market
obat Produk
Memenuhi
beredar Terapetik Standar

Lab Balai
dan
PPOMN
PROSES SAMPLING DALAM RANGKA
PENGAWASAN POST MARKET (2)

1. Petugas : Pengawas farmasi di Balai/pusat yang telah memperoleh


pelatihan teknik sampling dan mempunyai pengetahuan tentang obat
2. Tempat sampling : sarana distribusi dan sarana produksi serta sarana
lain (terkait kasus/obat palsu/obat ilegal)
Penetapan sarana sampling didasarkan pada evaluasi dan kajian risiko
hasil pemeriksaan jalur distribusi.
Sampling pada industri farmasi dilakukan saat pemeriksaan rutin
terutama apabila hasil inspeksi terdapat temuan kritikal atau pada
kasus khusus.
3. Dokumen sampling
Formulir Data Sampel Obat
Berita Acara Pengambilan Sampel yang ditandatangani oleh petugas
pengambil sampel dan penanggung jawab di tempat dimana sampel
diambil.
Obat-obat yang tidak stabil/mudah rusak
Obat-obat yang membutuhkan perlakuan
khusus (cold chain product)
Pemenuhan CDOB pada jalur distribusi
obat
Trend penyalahgunaan obat
OBAT PROGRAM PEMERINTAH DIUTAMAKAN
UNTUK DISAMPLING SESUAI PEDOMAN PRIORITAS

NOA. Sampling Rutin (Routine


KRITERIASampling)
JUSTIFIKASI

Obat Program Pemerintah: Merupakan obat yang tersedia pada


1 Obat pelayanan kesehatan dasar dan tersedia
Vaksin di semua sarana kesehatan

Obat untuk pengobatan


infeksi yang spesifik maupun
parasitik :
Antibiotik Obat yang dapat menimbulkan resistensi
2 Antiviral apabila tidak digunakan dengan dosis
Antimalaria yang tepat
Antituberkulosis
Anthelmintik/ Antiparasit
Antifungi

Narkotik, Psikotropik,
Untuk mengatasi risiko penyalahgunaan
3 Prekursor dan Obat yang
obat
rawan didiversikan
KOORDINASI
LINTAS
SEKTOR
BPOM berperan dalam
penjaminan mutu dan
keamanan obat

Indikator UKP- Peningkatan


PPP : Koordinasi
Tercapainya 25 % IFK
yang dilakukan
JKN
sampling dan
pengujian atas obat
program
Sinkronisasi Program Sampling dan
Pengujian Obat oleh Badan POM dengan
Program Kemenkes, BKKBN dan Dinkes
Kemenkes

Kemendagri
Dinkes
Badan POM

BKKBN
UKP4
Telah diterbitkan Surat Edaran
Dirjen Binfar Nomor
TU.02.01/11/133/2014 tentang
pengambilan Sampel Untuk
Pengujian Mutu obat Pada Unit
Pengelola Obat Publik di Provinsi
dan Kabupaten/Kota

Diharapkan dapat memperlancar


kegiatan sampling Badan POM
Telah dilakukan rapat koordinasi antara Kemenkes,
BKKBN dan Badan POM pada tanggal 10 Juli 2014
melalui kegiatan Workshop Desiminasi Post Market
Surveillance Obat

Tindak lanjut dari hasil workshop adalah dilakukan rapat koordinasi


lanjutan antara Kemenkes, BKKBN dan Badan POM tanggal 22 Juli
2014

Diberikan masukan/data2 kepada Badan


POM terkait obat2 yang digunakan di
sarana pemerintah sehingga dapat
disinkronkan program pengawasan
TINDAK LANJUT
SAMPLING
OBAT
Penarikan Obat yang Tidak Memenuhi Standar
dan/atau Persyaratan

Penarikan Obat

Wajib Sukarela
(Mandatory) (Voluntary)

Sampling Rapid Keputusan Ka Temuan


Keluhan
dan Alert Badan POM Kritikal
konsumen
Pengujian System terkait Safety Inspeksi
Monitoring Penarikan Obat yang Tidak Memenuhi
Standar dan/atau Persyaratan

VERIFIKASI DI LAPANGAN OLEH :


31 BBPOM/BPOM
DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI PRODUK TERAPETIK DAN
PKRT
Penarikan Obat yang Tidak Memenuhi Standar
dan/atau Persyaratan

Pemilik Izin Edar yang melanggar ketentuan apabila tidak melakukan perbaikan dan
pencegahan yang memadai sehingga berulang kali ditemukan obat yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan, selain diberikan perintah penarikan, juga
dapat dikenai sanksi administratif berupa:

Sanksi
Administratif

Penghentian
Peringatan Pembekuan Pembatalan
Peringatan Sementara
Keras NIE NIE
Produksi
PENUTUP

Pengawasan Post Market yang optimal perlu didukung :


Established System berstandar internasional yang
pelaksanaan/implementasinya menerapkan sistem
manajemen mutu secara konsisten
Kemitraan yang optimal dengan pemangku kepentingan di
berbagai lini
3 pilar pengawasan dimana selain tugas regulatory/
pemerintah, peran serta para pelaku usaha serta sikap
proaktif masyarakat turut memegang peranan penting
Connect
with Us
www.pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai