Jabatan Perusahaan
• Founder&Owner PT. Adi Bangun Negeri
• Komisaris PT. Pemasok Pasar Indonesia
• Direktur Pemasaran LSP Pemasok Pasar Indonesia
FOLLOW IG DAN FB
bigindonesia.id
iihc.official No. Hp. 081221309840
dwiandayani03 Email : dwiandayani03@gmail.com
Pangan olahan dalam jumlah besar dan tidak dijual secara langsung kepada konsumen
akhir
✓ - pangan berklaim
✓ - pangan rekayasa genetik Pangan untuk
✓ - pangan iradiasi konsumen dengan
Pangan dengan ✓ - pangan organik keperluan gizi khusus
BTP selain yang ✓- pangan dengan bahan atau penyakit tertentu
Pangan tanpa baku tertentu (bumbu,
termasuk dalam herbal)
penggunaan BTP ✓ - pangan dengan perisa Contoh:
daftar BTP
dengan ADI ✓- pangan dengan BTP yang Formula bayi, pangan
termasuk dalam daftar: tambahan untuk
http://bit.ly/btpdenganADI
olahragawan
Komposisi
Proses Produksi
Kode Produksi
Masa Simpan
Rancangan Label
Spesifikasi Bahan
Hasil Analisa
i st a n a u m k m . p o m . g o. i d
?
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
DEFINISI
NO ELEMEN NO ELEMEN
1. Lokasi & Lingkungan Produksi 8. Penyimpanan
2. Bangunan & Fasilitas 9. Pengendalian Proses
3. Peralatan Produksi 10. Pelabelan Pangan
4. Suplai Air/Sarana Penyediaan Air 11. Pengawasan oleh
Penanggung Jawab
5. Fasilitas & Kegiatan Higiene Sanitasi 12. Penarikan Produk
6. Kesehatan & Higiene Karyawan 13. Pencatatan dan Dokumentasi
7. Pemeliharaan dan Program Higiene 14. Pelatihan Karyawan
Sanitasi
NO ELEMEN NO ELEMEN
1. Lokasi 10. Pengemas
2. Bangunan 11. Label dan Keterangan Produk
3. Fasilitas Sanitasi 12. Penyimpanan
4. Mesin/Peralatan 13. Pemeliharaan dan Program Sanitasi
5. Bahan 14. Pengangkutan
6. Pengawasan Proses 15. Dokumentasi dan Pencatatan
7. Produk Akhir 16. Pelatihan
8. Laboratorium 17. Penarikan Produk
9. Karyawan
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
1. Lokasi & Lingkungan Produksi
Sumber cemaran
Jauh dari
Tempat sampah
berpenutup
Selokan
berfungsi baik
Lingkungan
Bersih, tidak berdebu
a. Persyaratan bahan
peralatan produksi
b. Tata Letak Peralatan
Produksi
c. Pengawasan dan
Pemantauan Peralatan
Produksi
d. Bahan Perlengkapan dan
alat ukur / timbang ->
Terkalibrasi
PERMUKAAN DINDING
JENDELA
licin dan mudah
dilengkapi
dibersihkan kawat kasa
LANTAI
Kedap Air
Mudah Dibersihkan
bigindonesia.id Tidak
bigindonesia.id Licin
contact.bigindonesia@gmail.com
Fasilitas Ruang Produksi
Loker/R.Ganti karyawan
a. Penetapan :
• Persyaratan/Spesifikasi Bahan Baku Pengendalian Proses
• Persyaratan Air merupakan bagian
• Komposisi, Formulasi Bahan terpenting dalam
• Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan produksi
• Deskripsi Produk
b. Perlu diperhatikan :
• Prosedur tertulis
• Ketepatan penimbangan BTP
• Kecukupan waktu Penggorengan/Pemanggangan
sehingga dipastikan bagian dalam produk matang
• Pengawasan dan Pemantauan Proses
• Prosedur Penanganan bila terjadi peyimpangan
produk selama diproduksi
• Tidak terkontaminasi dengan bahan tidak halal dan
najis.
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI
SPESIFIKASI Bahan
Catatan Baku, BTP, Bahan
CEK PELABELAN Penolong
Keterangan
Persyaratan
Produk
Bahan PENTING !!
(lengkap)
DOKUMENTASI
Jenis,
ukuran, Persyaratan Dokumen
SPESIFIKASI kemasan Air ANALISA AIR
Bahan Kemasan
Cara Komposisi
Produksi &
Baku Formulasi
Catatan FORMULA
Catatan
BAKU
PROSES PRODUKSI
Menerapkan
Cara Berlaboratorium yang Baik
(Good Laboratory Practices)
Fokus Perhatian
Kebersihan
Kesehatan Karyawan Perilaku Karyawan
Karyawan
FLU TIFUS
PERLUNYA
PEMERIKSAAN RUTIN KARYAWAN
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
Perilaku Karyawan
YES NO
Bercakap-cakap Bersin
Pakaian kerja lengkap &
dipakai dengan benar
Makan/minum
ING
Halal* Cara penyiapan:
1. Siapkan wajan
Saran penyajian
dan panaskan Cara
minyak sampai
Cara Simpan di suhu 170oC penyiapan
penyimpanan beku -18oC 2. Keluarkan
Diproduksi oleh: produk beku
PT. Bintang Lima dan langsung
Nama & Jakarta 15610 goreng hingga
Alamat Indonesia matang
3. Siap
Produsen* BPOM RI MD 123456789013 dihidangkan
Verifikasi
Koordinator
Penyimpanan bahan yang digunakan dalam proses produksi (bahan baku, bahan
penolong, BTP) dan produk akhir, dilakukan dengan baik sehingga tidak
mengakibatkan penurunan mutu dan keamanan pangan.
- Tempat terpisah
- Bersih, Rapi, tidak menyentuh lantai dan dinding, gunakan palet atau rak.
- FIFO (barang yang masuk dulu keluar terlebih dulu) / FEFO (barang yang
kedaluwarsa lebih dulu keluar terlebih dulu)
- Harus ada identitas/pencatatan
Pencegahan Tikus,
Serangga
PERHATIKAN:
- Jangan meletakkan insektisida/ pestisida
dekat pangan
- Jangan semprot saat ada proses
produksi
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
14. Pengangkutan
Terdiri dari :
- Penerimaan BB, BTP,
Bahan Penolong
- Produk akhir : distribusi
- Penyimpanan, Disimpan 2x umur Dijaga tetap akurat
pembersihan, sanitasi, simpan produk dan mutakhir
pengendalian hama,
kesehatan karyawan,
pelatihan, distribusi,
penarikan produk
a. Pemilik harus mencatat dan mendokumentasikan: penerimaan bahan baku, BTP, bahan
penolong, penyimpanan, pembersihan, sanitasi, pengendalian hama, kesehatan
karyawan, distribusi produk akhir, penarikan produk dll yang dianggap penting.
b. Catatan dan dokumen disimpan 2 kali umur simpan produk
c. Catatan dan dokumen dijaga tetap akurat dan mutakhir
b. Pemilik/penanggung jawab
menerapkan dan mengajarkannya
kepada karyawan
Tujuan: mencegah timbulnya korban yang lebih banyak karena mengonsumsi pangan yang
membahayakan kesehatan dan/atau melindungi masyarakat dari produk pangan yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan pangan.
Pemilik harus:
1. Menarik produknya dari peredaran
2. Menghentikan produksinya
3. Menarik produk lain yang kondisinya sama dengan produk penyebab bahaya
4. Melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten/ Kota dan BB/Balai POM setempat
5. Memusnahkan produknya jika terbukti berbahaya bagi konsumen yang
disaksikan DFI/FI.
6. Penanggung jawab mempersiapkan prosedur penarikan produk pangan
KUK 1.1 Regulasi dan persyaratan CPPOB/GMP Standar nasional dan internasional
dan standar persyaratan pasar diidentifikasi.
KUK 1.2 Metode dan persyaratan teknologi prosespengolahan pangan diidentifikasi.
UU/PERPPU
PERATURAN
PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERDA PROVINSI
PERDA KAB/KOTA
Peraturan
Undang-Undang Pemerintah
Peraturan/Keputusan Persyaratan/
Menteri/ Kepala Badan Standar
(Teknis) Lainnya
Tujuan :
✓ Meningkatkan eating quality (rasa, tekstur, warna) dan
keamanan pangan
✓ Layak dikonsumsi manusia
✓ Memudahkan penanganan dan distribusi
✓ Variasi jenis olahan pangan
✓ Meningkatkan nilai ekonomis
✓ Dapat mengawetkan (tidak semua)
Misi:
1. Menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik sesuai
dengan regulasi yang berlaku
2. Mendapatkan izin edar pangan dan sertifikasi Halal dan SNI
3. Meningkatkan kapasitas karyawan
Sasaran
Keputusan Keputusan
Tim Manajemen
❑ Multi Bagian
❑ Multi Disiplin
❑ Terlatih/ Kompeten
❑ Ditetapkan oleh Pemimpin Puncak
Bahan Ingredient lain: selain bahan utama, misal: BTP, bumbu, dll.
➢ Potensi bahaya:
✓ Mikrobiologi: Salmonella, E.coli, Staphilococcus aureus,
Clostridium, dll
✓ Kimia: borax, pewarna buatan yang dilarang, formalin, dll.
✓ Fisik: rambut, kotoran, bangkai, batu, isi steples dll
Vibrio cholera Cocok dalam lingkungan akuatik. Hanya 2 dari 130 serotipe bersifat
patogen. Sejumlah besar bakteri pada salinitas rendah. Bertahan
hidup di air sungai.
Vibrio parahae- Cocok di lingkungan akuatik, hanya sedikit serotipe yang patogen.
Perlu 2-3% garam untuk tumbuh. Mesophilic - meningkat pada
molyticus
musim panas
Listeria Cocok di lingkungan yang tidak terawat di daerah tropis
monocytogenes
Staphylococcus Paling sering ditransfer dari personel yang terinfeksi pada tangan
aureus dan tenggorokan.
6/13/2021 25
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
Faktor Pembatas Pertumbuhan (see also Huss et. al 2004)
Min. Optimum Min. Max. Heat
temp. temp. pH Salt resistance
Salmonella 5°C 35-43°C 3,8 6% D60: 1-3 min
E. coli 7°C 35-40°C 4,4 5% Very sensitive
Vibrio cholera 10°C 37°C 5,0 < 8% D55: 0,24 min
Vibrio parahaemolyticus 5°C 37°C 4,8 8-10 % D60: 0,71 min
Aeromonas 0-4°C 28-35°C 4,0 4-5 % D55: 0,17 min
Listeria monocyogenes 0-2°C 30-37°C 4,6 10 % D60: 1,5-4,5 min
Staphylococcus aureus 10°C 40-45°C 4,5 10-15% Toxins resistent
(toxins)
Clostridium botulinum 3,3°C 25-28°C 5,0 3-5 % Spores
type E D80: 4,5-10,5 min
Nilai D adalah waktu yang diperlukan untuk mereduksi mikroba sebesar satu siklus log pada suhu tertentu.
26
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
6/13/2021
Pencegahan dan Pengendalian
(see also Huss et. al 2004)
Salmonella Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan
dengan suhu dingin
E. coli Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan
dengan suhu dingin
Vibrio cholera Pendinginan cepat dan efisien hingga <10°C produk
segar. Cegah kontaminasi silang.
Vibrio parahae- Pendinginan cepat dan efisien hingga <5°C produk
molyticus segar. Cegah kontaminasi silang.
Aeromonas sp. Hindari kontaminasi silang. Cegah pertumbuhan
dengan pendinginan, pembekuan atau penggaraman.
Staphylococcus aureus Pendinginan cepat dan cegah kontaminasi silang setelah
pemanasan. Jaga suhu <10°C untuk mnghindari
pertumbuhan dan produksi toksin setelah pemanasan
6/13/2021 27
bigindonesia.id bigindonesia.id contact.bigindonesia@gmail.com
Contoh : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya
NO BAHAYA CONTOH CARA PENGENDALIAN
1 Cemaran - Air yang digunakan untuk kegiatan di unit pengolahan harus memenuhi persyaratan
Mikroba: kualitas air minum atau minimal standard air bersih
- Bakteri - Es yang digunakan berasal dari air yang memenuhi syarat tidak berbau, tidak berwarna dan
pembusuk tidak berasa dan disimpan di tempat yang bersih agar terhindar kontaminasi.
- Bakteri - Pastikan pekerja selalu mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan sanitizer
pathogen sebelum mulai produksi dan setelah dari toilet.
- Kapang/ - Pastikan ruang pengolahan selalu dibersihkan secara rutin dan dimonitoring
jamur, dll - Bahan baku ikan diperiksa secara organoleptik sesuai spesifikasi mutu
dan keamanan bahan pangan.
- Penanganan ikan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan menempatkan suhu
dingin (0-5°).
- Pengukusan nuget ikan dilakukan dalam suhu dan waktu yang cukup.
- Naget ikan dikemas secara cepat, cermat dan saniter dan pastikan tidak adanya kebocoran
kemasan.
- Pastikan penyimpanan beku produk akhir dilengkapi kontrol suhu.
- Pekerja dilarang mengobrol saat proses produksi dilakukan.
- Pastikan meja dan alat pengolahan serta berbagai hal yang kontak langsung dengan
produk dibersihkan sebelum dan sesudah proses produksi.
3 Cemaran fisik: - Penggunaan pest control yang tepat dan sesuai serta dilakukan
1. Serangga, monitoring berkala.
pengerat dsb - Pembersihan bangunan dan ruang produksi secara rutin dan
benar dengan adanya monitoring.
2. Rambut, kuku dll - Pekerja yang akan memasuki ruang produksi harus memakai
hairnet, masker dan celemek.
- Pekerja yang berjenggot, berkumis, berambut gondrong dan
berkuku panjang dilarang memasuki ruang produksi.
3. Benda asing - Pisahkan benda yang tidak digunakan selama proses produksi.
- Ganti alat produksi jika sudah rusak.
- Pembersihan bangunan, ruangan dan alat produksi dilakukan
secara rutin dan benar dengan adanya monitoring.
ARUS PRODUK
DAN BAHAN • BAHAN MASUKAN
BUAH NANGKA Air Miny Goreng
Pencucian
Pengirisan
Alufo Stiker
Penggorengan
vacuum 15’
Sentrifugasi
Penyimpanan
Pengemasan
Menurut NSHATE (1999) mengelompokkan prinsip-prinsip sanitasi untuk diterapkan dalam SSOP menjadi 8 Kunci
persyaratan Sanitasi, yaitu :
KUK 4.1 Objek yang dimonitor diidentifikasi dalam masing-masing kunci pokok sanitasi danlangkah
prosedur operasi diidentifikasi.
KUK 4.2 Cara memonitor kegiatan dan hasil prosedur sanitasi diidentifikasi.
KUK 4.3 Lokasi kegiatan monitoring diidentifikasi.
KUK 4.4 Frekuensi monitoring diidentifikasi.
KUK 4.5 Personel yangmelakukan monitoring diidentifikasi.
MONITORING
Kunci 1 Menjaga keamanan air:
• Cek mutu suplai air dengan uji lab setiap 6 bulan oleh QC/kepala
produksi
• Pengecekan mutu supply air dengan cara organoleptik setiap 8 kunci SSOP harus dilakukan
monitoring secara rinci
sebelum memulai produksi oleh QC/kepala produksi.
• Pengecekan mutu air dengan cara organoleptik setiap sebelum
memulai produksi oleh QC/kepala produksi.
Air PAM : bukti pembayaran dari PAM, fotokopi hasil analisa air dari PAM. Bila ragu
disarankan untuk dianalisa tambahan dari lab penguji terakreditasi
Dalam melakukan monitoring SSOP
Air sumur : dilakukan sebelum usaha bisnis dimulai. Pengujian kualitas air dari lab.
harus merinci
penguji pangan yang terakreditasi
[4W(what,where,when,who), 1 How]
Air laut: harus dilakukan lebih sering dari air PAM/sumur; dengan inspeksi secara
visual/organoleptik.
Tindakan Koreksi :
Adalah tindakan yang harus segera lakukan tindakan koreksi
bila terjadi atau ditemukan adanya penyimpangan. Misal :
dengan penyetopan saluran, stop proses produksi untuk
sementara; tarik produk yang terkena
Rekaman :
Dilakukan pada setiap monitoring, serta bila terjadi tindakan koreksi
Bentuk rekaman : rekaman monitoring periodik, rekaman periodik inspeksi plumbing,
rekaman monitoring sanitasi harian
Level 1 Manual
Level 2 Prosedur
SOP
Level 3 Instruksi Kerja
Level 4
Dokumen penunjang
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA