PSSF - STFB
2018
KOMPETENSI TENAGA
TEKNIS KEFARMASIAN
MERUPAKAN HASIL
DARI UPAYA
TERSTRUKTUR, MASIF,
TOTALITAS,
PERJUANGAN,
JALAN MENDAKI
DENGAN
BERBAGAI FAKTOR
PENYULIT,
TIDAK BISA SETENGAH
HATI,
SERTA WAKTU
PEROLEHANNYA
RELATIF PANJANG
VOLATILITY
UNCERTAINTY
COMPLEXITY
AMBIGUITY
SPEED
VOLUME
VELOCITY
• Undang-Undang No. 3/2014 tentang Perindustrian
• Peraturan Pemerintah No. 14 / 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
Tahun 2015-2035 (RIPIN)
• Peraturan Pemerintah No. 28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN)
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika
• Peraturan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.3870 tentang Pedoman Cara
Pembuatan
Kosmetika yang Baik
• Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.12.10.11983 tentang Kriteria dan Tata Cara
Pengajuan Notifikasi Kosmetika
• Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.12.10.12123 tentang Pedoman
Dokumen Informasi Produk
• Undang-Undang No.33/2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) serta penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan UU JPH secara bertahap sejak
November 2016 oleh Kementerian Agama, dimana produk kosmetik wajib bersertifikat halal
pada tahun kedua (2017).
KEKUATAN KELEMAHAN
•Memiliki sekitar 30.000 jenis • 90% bahan baku masih diimpor, seperti:
tanaman obat-obatan namun minyak atsiri dari rumput lemon, kayu manis,
baru 350 jenis diantaranya jahe, dll. yang sebenarnya terdapat di
yang sudah dimanfatkan Indonesia
secara teratur oleh industri • Kurangnya integrasi antara sektor hulu
herbal dengan sektor hilir dari industri kosmetik
•Potensi pasar yang besar • Beberapa industri, terutama IKM, belum
mampu menerapkan ACD (Cara Pembuatan
Kosmetikyang Baik & Dokumen Informasi
Produk)
KESEMPATAN TANTANGAN
INDUSTRI
KOSMETIKA KOSMETIK:
GOL A
GOL B
CPKB :
GOL A SELURUH ASPEK
CPKB (APT)
GOL B SANITASI HYGIENE
DAN DOKUMENTASI (TTK: D3
FARMASI)
ALUR TATA CARA MEMPEROLEH IZIN PRODUKSI (BISNISPROSES)
Pemohon Dirjen Ka BPOM Ka Dinkes Ka Balai
Prov POM
n
Tembusan 1
Tembusan 2
7 HK
Evaluasi thd
persyaratan
adminstratif
Tembusan 3
14 HK 7 HK
Rekomendasi pemeriksaan
Tembusan kesiapan/
pemenuhan
7 HK CPKB utk Gol A,
Rekomendasi & kesiapan
pemenuhan
higiene sanitasi/
Menyetujui, Terima hasil & dok utk Gol B
Menunda, atau analisis
14 HK Menolak Tembusan
Izin produksi 14 HK Analisis hsl
kosmetika pemeriksaan
Tembusan 2
BB/B POM
Pemeriksaan terhadap
DITINDAKLANJUTI
MASA • 3 tahun
• Sebelum habis masa berlaku, lakukan pengajuan
permohonan perpanjangan izin produksi sesuai
BERLAKU izin baru
IZIN
PRODUKSI
PERUBAHAN
• PENAMBAHAN/PERUBAHAN BENTUK SEDIAAN
• PINDAH ALAMAT/LOKASI, PENGEMBANGAN
LOKASI
Tidak memenuhi
Tdk berproduksi
standar dan
dalam jangka waktu
persyaratan untuk
2 (dua) tahun
memproduksi
berturut-turut
kosmetika
SERTIFIKASI CPKB
SERTIFIKASI
RE-SERTIFIKASI
PENAMBAHAN
BENTUK SEDIAAN TOLL
ATAU PINDAH MANUFACTURING
LOKASI, SERTIFIKASI WAJIB SERTIFIKASI
BARU
KETENTUAN SERTIFIKASI
PNBP
NO URAIAN PP 48 RANCANGAN PP
1. Sertifikasi CPKB Baru :
Besar 10.000.000 10.000.000
Menengah 5.000.0000 5.000.0000
Kecil 1.000.000 1.000.000
2
atau SuratPersetujuan
Lengkap
Perubahan
1
Pemeriksaan Sarana
Produksi
Tidak
Lengkap
Penerimaan dokumen Penerbitan dan
penyerahan dokumen
Lengkap
CAPA CAPA
Tidak
Evaluasi
Lengkap
Keterangan:
Lengkap
1. Sertifikasi dan Re-Sertifikasi CPOTB/CPKB
atau Perubahan dengan perlunya dilakukan
Sertifikat pemeriksaan sarana produksi
CPOTB/CPKB/ Penerbitan dan
2. Perubahan tanpa perlu dilakukan pemeriksaan
Surat Persetujuan penyerahan dokumen
Perubahan sarana produksi
KERANGKA PROSEDUR
No Jenis Layanan Waktu Biaya/Tarif Produk Layanan
1 Permohonan Sesuai PP Nomor
sertifikasi/resertifikasi 48 Tahun 2010
CPOTB/CPKB tentang Jenis
dan Tarif atas
a. Pelaksanaan Inspeksi 20 Hari sejak Jenis PNBP yang Berita Acara
Sertifikasi permohonan inspeksi Berlaku pada Pemeriksaan
sertifikasi Badan POM
• Surat permohonan
Permohonan Sertifikasi
• Bukti pembayaran PNBP sesuai ketentuan peraturan perundang-
CPOTB/CPKB undangan
• Surat permohonan
Permohonan Re-Sertifikasi
• Bukti pembayaran PNBP sesuai ketentuan peraturan perundang-
CPOTB/CPKB undangan
Permohonan Sertifikasi • Rencana Induk Pembangunan (RIP) IOT dan IEBA/Denah Bangunan Industri
Kosmetik yang telah disetujui oleh Kepala Badan;
CPOTB/CPKB • Dokumen sistem mutu sesuai dengan persyaratan CPOTB/CPKB
SITE VISIT
REVIEW DOKUMEN
PENYUSUNAN BAP
CLOSING MEETING
PEMERIKSAAN SARANA
DOKUMEN YANG BERISI TEMUAN SESUAI
DENGAN TUJUAN PEMERIKSAAN YANG
DITANDATANGANI OLEH TIM
SERTIFIKASI DAN KEY PERSONNEL
SARANA PRODUKSI
LAPORAN
HASIL
PEMERIKSAAN
SARANA
SURAT TINDAK
JAWABAN
KLASIFIKAS LANJUT MAKSIMAL
I TEMUAN PERBAIKAN 2 BULAN
EVALUASI CAPA DAN PENERBITAN SERTIFIKAT
LENGKAP, DESK
CAPA; TIDAK
SURAT PERBAIKAN LENGKAP, SURAT
(CAPA) DARI EVALUASI OLEH TIM EVALUASI TINDAK
INDUSTRI LANJUT
PEMBUATAN
LAPORAN
SERTIFIKAT DESK CAPA
SERTIFIKASI KE KA
BADAN
Komitmen pimpinan kurang
SOP tidak mendukung pelaksanaan pembuatan
kosmetik
Kurangnya pelatihan bagi karyawan
Ketidaksesuaian penggunaan ruangan dengan
fungsinya dan denah yang disetujui
Pencatatan tidak konsisten
Audit internal tidak mendukung peningkatan
penerapan CPKB di Industri
Sistem Pemastian Mutu belum berjalan dengan baik,
terutama mengenai paramater mutu produk yang diuji
sebagai dasar untuk release produk ke pasaran
Intensifikasi pelatihan CPKB secara ekternal oleh asosiasi
Intensifikasi pelatihan CPKB secara internal
SOP yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi lapangan
karena Petunjuk Operasional CPKB hanya merupakan contoh
Sistem reward dan punishment terhadap implementasi CPKB
bagi karyawan
Pelaksanaan Audit internal sebagai continous improvement
Kesesuaian penggunaan ruangan dengan fungsinya dan denah
yang disetujui
BERDASARKAN SURAT TINDAK LANJUT
PERBAIKAN, INDUSTRI MENYUSUN CAPA
DILENGKAPI DENGAN TIME LINE YANG
JELAS
PRIORITAS TIME LINE BERDASARKAN
TINGKAT URGENSI
JAWABAN TERHADAP SURAT PERMINTAAN
PERBAIKAN PALING LAMBAT 2 (DUA)
BULAN SETELAH SURAT DITERBITKAN
Kepada Yth,
Direktur Inspeksi dan Sertifikasi
Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Komplemen – BADAN POM
Menindaklanjuti surat dari Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik nomor ............... tanggal.............. perihal Tindak Lanjut
Perbaikan Hasil Sertifikasi Penerapan CPKB di PT..................... yang telah dilaksanakan pada tanggal ..................., bersama ini kami
kirimkan Laporan Perbaikan dan Tindak Lanjut terhadap Temuan Sertifikasi tersebut sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
Sertifikat CPKB (Laporan terlampir).
Pimpinan PT ..................................
.........................
CONTOH FORMAT CAPA
LAPORAN PERBAIKAN DAN TINDAK LANJUT TERHADAP TEMUAN AUDIT CPKB
PT. ………………………
dst.
LANJUTAN....
dst.
Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB)
Pendahuluan
• CPKB merupakan faktor penting untuk
menghasilkan produk kosmetik yang
memenuhi standar mutu dan keamanan.
• Dengan adanya harmonisasi ASEAN di bidang
Kosmetik pasar bebas kosmetik akan semakin
ketat persaingannya.
PENDAHULUAN (Lanjutan)
Penanganan
Keluhan (12) Bangunan (3)
Kontrak produksi
dan pengujian (11) Peralatan (4)
CPKB
Penyimpanan
(10) Sanitasi
dan Hygiene (5)
Audit Internal
(9) Produksi (6)
48
Total
Karyawan
Lebih dari
7.000
orang
Karya
wan
Pabrik
1.100
orang
Paragon
Employee
Profile
Profil Pabrik Paragon
Terima Kasih
ASPEK PERSONALIA
A. ORGANISASI DAN MANAJEMEN
• Perusahaan harus mempunyai struktur organisasi.
• Dengan adanya struktur organisasi akan menjadi jelas
mengenai :
jenjang kepangkatan
kepemimpinan
wewenang dan tanggung jawab.
• Tanpa struktur organisasi, manajemen perusahaan jadi
kacau.
tidak ada kejelasan mengenai siapa berbuat apa.
siapa yang memimpin, siapa yang dipimpin.
• Bagian Produksi dan Bagian Pengawasan Mutu dipimpin
oleh orang yang berlainan.
• Masing-masing Kepala Bagian yang dimaksud diberi
wewenang penuh dan sarana yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya secara efektif.
TANGGUNG JAWAB BERSAMA
KABAG PRODUKSI dan KABAG WAS MUTU
METODA PELATIHAN :
Orientasi umum
Pelatihan di tempat kerja ( on the job traing)
Pendidikan di kelas
JENIS PELATIHAN :
Pengetahuan tentang CPKB
Pelatihan teknis di bidang kerjanya (teknis fungsional)
Peningkatan disiplin
Ketrampilan
MATERI PELATIHAN :
• Dibuat bersama antara Bag. Produksi dan Bag. Was Mutu
• Dalam penyusunan materi pelatihan, perhatikan aspek-aspek
yang berhubungan dengan bagian-bagian yang terkait,
meliputi :
apa yang dikerjakan
mengapa dikerjakan
persiapan dan perlengkapan kerja yang harus dipenuhi
pelaporan hasil kerja
risiko dari pekerjaan
• Pelatihan diberikan oleh instruktur yang kompeten
• Perhatian khusus hendaknya diberikan bagi mereka yang
bekerja di area produksi tertentu yang memerlukan tingkat
kebersihan yang lebih tinggi.
PELATIHAN CPKB
• Dilakukan secara berkesinambungan dengan frekuensi yang
memadai
• Pelaksanaan sesuai program tertulis
PENDOKUMENTASIAN PELATIHAN :
TUJUAN :
• Membangun industri yang ramah lingkungan dengan fungsi dan
spesifikasi bangunan yang sesuai dengan karakteristik produk
LOKASI PABRIK :
• Bebas pencemaran
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi pabrik :
Tidak di lokasi industri berat
Tidak di daerah yang tergenang air atau banjir
Bukan tempat sarang hama
Bukan tempat pembuangan sampah, penumpukan barang bekas
Bukan area pemukiman penduduk yang padat dan kumuh
LINGKUNGAN :
• Pertahankan kebersihan lingkungan pabrik
• Upaya yang dilakukan :
o Kumpulkan sampah di tempat pembuangan sementara
o Sampah segera dibuang atau di daur ulang
o Tempat pengumpulan sampah selalu tertutup
o Pemusnahan limbah padat yang tak dapat di daur ulang :
kerjasama dengan dinas kebersihan
pembakaran di incinerator
o Sistem pengelolaan limbah cair berjalan baik dan dilakukan
pemantauan pencemaran lingkungan.
o Sistem saluran pembuangan air harus lancar
o Sarana jalan di aspal/dikeraskan dilengkapi saluran drainase
o Jalan yang berdebu disiram air
BANGUNAN :
• Menggunakan bahan yang mudah dilakukan sanitasi.
• Dirancang untuk tidak mudah dimasuki hama (burung, tikus,
serangga)
• LANTAI : kuat, rapat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, mudah
dibersihkan, hospital shape (lengkung), bila perlu di cat.
• LANTAI RUANG PENCUCIAN : konstruksi miring, lubang pembuangan
dilengkapi penahan bau (leher angsa).
• DINDING : rata, halus, tidak mengelupas, tidak beracun, mudah dibersihkan,
berlapis cat yg sesuai, bewarna terang, hospital shape
• LANGIT-LANGIT : kuat, tahan air, tidak mudah pecah / bocor, tidak mengelupas
/ terkikis, rata , warna terang, mudah dibersihkan.
• Tinggi langit-langit cukup memberikan aliran udara, tak menyerap uap air.
• PINTU : kuat, rata, halus, warna terang, mudah dibersihkan, dapat menutup
dengan baik.
• JENDELA : sama dengan pintu. Ukuran proporsional dengan luas dinding.
Hindari jumlah jendela terlalu banyak / terlalu lebar, dilengkapi alat pencegah
masuknya serangga.
GUDANG :
• Konstruksi dapat mencegah masuknya hama
• Barang dapat disimpan dengan baik dan teratur
• Mudah dibersihkan dan dipelihara
• Sirkulasi udara lancar
PERALATAN PRODUKSI
Persyaratan peralatan untuk dapat dipakai :
2. SUMBER PENCEMARAN :
• Pekerja ( tangan, mulut, hidung, rambut, pakaian yang
kurang bersih)
• Hama (burung liar, tikus, serangga, hewan peliharaan)
• Udara lingkungan
• Benda mati (fomites) yang tercemar ( handel pintu,
gagang sapu)
3. PRINSIP DASAR HIGIENE PEKERJA :
A. KESEHATAN PEKERJA
o Kesehatan pekerja diperiksa secara periodik
o Pekerja yang mengidap penyakit menular di istirahatkan
o Pekerja yang mempunyai luka terbuka, bercak gatal, bisul,
ISPA, batuk, alergi serbuk, tidak boleh bekerja di bagian
produksi
o Dilakukan pencatatan terhadap kesehatan karyawan
B. KEBERSIHAN PERORANGAN
o Mandi secara teratur
o Cuci tangan secara teratur (setelah buang air besar/kecil)
o Rambut, bersih dan rapi
o Tidak memakai perhiasan (misal anting, kalung)
o Pemakaian kosmetik sesedikit mungkin
o Dilarang memakai alat bantu kecantikan misal bulu mata
palsu
C. KEBIASAAN HIGIENIS
o Dilarang mengunyah, merokok, makan dan minum di
ruang produksi dan laboratorium
o Ruang kerja senantiasa bersih dan teratur
o Lemari pakaian senantiasa bersih dan rapi
2) Sanitasi Peralatan
o Sanitasi alat dimaksudkan untuk membunuh sel
mikroba.
o Beberapa jenis sanitiser :
Panas ( uap panas dan air panas)
Bahan Kimia (Klorin dan Iodin , Quats)
5. VALIDASI PEMBERSIHAN DAN SANITASI
• Validasi pembersihan dan sanitasi adalah tindakan
pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses
pembersihan yang dilaksanakan akan senantiasa
menghasilkan tingkat kebersihan yang ditetapkan
• Pembuktian melalui pengujian dan analisis, dan prosedur
yang dimaksud harus terbukti reproducible
• Tujuannya untuk memberi kepastian bahwa prosedur
pembersihan dan sanitasi alat / ruangan yg diterapkan
hasilnya memadai
• Jenis kontaminan utama yang akan dibuktikan dalam
validasi adalah :
o residu produk dari proses sebelumnya
o residu bahan pembersih
o mikroba serta endotoksin
Produksi
a. Air
• Air merupakan komponen yang paling penting dalam
menentukan mutu produk kosmetik.
• Sistem pemasokan air dan pengolahannya perlu
mendapat perhatian khusus.
• Sistem pendistribusian dan penyimpanan air harus
dipelihara dengan baik
• Perpipaan dibangun sedemikian rupa shg terhindar
dari stagnasi dan pencemaran
b. Verifikasi material (bahan awal)
c. Pencatatan bahan
d. Material ditolak (reject)
e. Sistem penomoran bets
f. Penimbangan dan pengukuran
g. Prosedur dan pengolahan
h. Produk kering
i. Produk basah
j. Produk aerosol
k. Pelabelan dan pengemasan
l. Produk jadi, karantina dan pengiriman ke Gudang
produk jadi
1. BAHAN AWAL
1.1. AIR – Bahan penting bagi industri kosmetika
• Proses
• Pencucian
• Pendinginan
1.1.1. Sumber :
• Sumur dan Sumur dalam ( Deep Well )
• Air minum ( PAM )
Peralatan :
Tangki penampung ( Stainless steel,
Plastic)
Perpipaan( Stainless steel , PVC )
Pompa
Flow meter , Sinar UV
Filter pasir, karbon , cartridge
Pemanas dan pendingin ( Heat exchanger )
1.1.2. Kualitas :
• Fisika, Organoleptik ( Warna , Bau , Rasa),
Turbidity, Kekeruhan , Total Dissolved Solid
• Kimia ( pH, Chlor , Besi , Kesadahan )
• Mikrobiologi (Angka Lempeng Total, E Coli dll)
– Penyebab :
o Tidak sesuai dengan pesanan
o Tidak memenuhi spesifikasi yang diminta
o Bocor, kotor, tercemar selama perjalanan
o Tercemar , bocor, kotor selama dalam
penyimpanan di gudang
o Kedaluwarsa ( waktu ) atau Obsolete
(pemakaian)
- Perlakuan :
o Dipisahkan dan ditandai secara fisik dengan jelas
( Misal : Di beri label Rejected )
o Dikeluarkan dari stock barang
o diproses lebih lanjut ( destruksi atau dikembalikan
ke pemasok )
o di buat dokumen yang berkaitan dengan proses ini
o harus ada suatu SPO tentang bagaimana
menindaklanjuti suatu barang yang ditolak.
Peralatan :
peralatan yang sesuai dengan pengujian
tersedia SPO dan diletakkan dekat alat
peralatan di kalibrasi secara berkala
peralatan yang tidak berfungsi diberi tanda
• Pereaksi dan Media Pembiakan
. Pembuatan pereaksi dan media pembiakan
harus sesuai dengan SPO dan dicatat.
. Pereaksi yg dibuat , diberi label identifikasi ,
batas waktu penggunaan dll.
Penilaian pemasok .
o bagian pengawasan mutu ikut terlibat dalam
pemilihan pemasok
o evaluasi dilakukan sebelum diberikan order
o evaluasi dilakukan secara berkala
Ruang lingkup Bagian Pengawasan Mutu .
1. Semua fungsi analisis yang dilakukan di laboratorium
• pengambilan contoh
• pemeriksaan dan pengujian
• pengawasan selama proses
• pengawasan selama pengemasan
• pengujian ulang bahan / produk yg telah disetujui
2. Program yang berkaitan dengan mutu produk
. pemantauan lingkungan kerja ( lingkungan,
kontaminant, pest control, higiena )
. pengkajian dokumentasi catatan bets
produksi
. program pemantauan contoh pertinggal
. pemantauan mutu produk yang berada di
peredaran
. Program penelitian stabilitas
. penetapan spesifikasi bahan awal dan
produk jadi
Prosedur pengambilan contoh :
Petugas harus mendapatkan pelatihan dan
dievaluasi
Contoh harus mewakili bets yang diambil
Jumlah contoh yang diambil disesuaikan dengan
tujuan analisis ( ex. Military Standard )
Pengolahan Ulang
• Resiko kecil
• Metoda pengolahan ulang harus disetujui oleh
bagian Pengawasan Mutu dan Produksi
• Metoda harus selalu di evaluasi
• Pengujian tambahan terhadap hasil pengolahan
ulang hrs sesuai dgn ketentuan
Produk Kembalian
• Penanganan menjadi tanggung jawab bagian
pengawasan mutu
• Cepat ditangani , ditandai, dipisahkan
• Pemeriksaan fisik,pengujian diperlukan ?
• Produk kembalian yang tidak memenuhi
spesifikasinya , harus di musnahkan
• Pemusnahan harus seuai dengan SPO
• Catatan produk kembalian , dievaluasi secara berkala
– untuk masukan ke bagian terkait .
Dokumentasi
• Meliputi riwayat setiap bets mulai dari bahan awal
sampai menjadi produk jadi termasuk aktivitas
pemeliharaan peralatan, penyimpanan, pengawasan
dan pendistribusian serta hal-hal lain yang terkait
dengan CPKB.
• Dokumen disahkan dan diberi tanggal.
• Dokumen direvisi dan diperbaharui secara berkala
atau bila diperlukan perbaikan
ASPEK DOKUMENTASI
1. PENGERTIAN DOKUMENTASI :
• Secara harfiah yang disebut DOKUMEN adalah official
printed paper (kertas resmi yang tertulis) yang berisi
informasi. Sedangkan DOKUMENTASI adalah penggunaan
dokumen untuk membuktikan sesuatu
• Dokumentasi pembuatan kosmetik adalah bagian dari
sistem informasi manajemen yang meliputi :
Panduan ( Pedoman) mutu
SPO (SOP)
Instruksi kerja, metoda uji, spesifikasi, protokol kerja
Catatan, laporan, label / penandan, dsb.
4. TINGKATAN DOKUMEN :
Level 1 : Pedoman Mutu
Level 2 : SPO (SOP)
Level 3 : Instuksi Kerja, Protokol Uji, Spesifikasi
Level 4 : Catatan, label/penandaan
5. KETENTUAN UMUM DOKUMEN CPKB :
a. Dirancang dan dibuat dengan teliti, agar dapat digunakan
dengan mudah, benar dan efektif
b. Mencatat kegiatan di bidang produksi, pengawasan mutu,
pemeliharaan peralatan, pergudangan, distribusi dan hal-
hal spesifik lainnya
c. Mencakup data penting, tetapi tidak berlebihan dan dijaga
agar tetap aktual
d. Setiap perubahan harus disahkan dan diberi kemungkinan
peninjauan secara berkala maupun perbaikan bila
diperlukan
e. Hendaknya ada suatu sistem untuk menghindarkan
terjadinya penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku
f. Apabila ada kekeliruan dilakukan koreksi, tetapi tulisan
semula hendaklah dapat ditelusuri kembali. Setiap koreksi
harus disetujui penanggungjawab
g. Dokumen yg memuat instruksi ditulis dalam nada perintah
serta disusun dalam langkah-langkah yang diberi nomor urut
Instruksi hendaklah tepat, tidak berarti ganda, ditulis dalam
bahasa yang dapat dimengerti oleh pemakai.
h. Setiap dokumen dibubuhi tanggal dan tanda tangan serta
disahkan oleh manajer produksi/ pengawasan mutu.
Bagian/orang yang menerima turunan dokumen tercantum
minimal di dokumen asli
i. Dokumen tersedia bagi semua pihak yang berkepentingan
j. Dokumen/catatan yang berkaitan dgn suatu bets disimpan
oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu
7. PENOMORAN DOKUMEN
• Setiap pembuatan dokumen harus dilaporkan ke Bagian
Pengendalian Dokumen CPKB untuk memperoleh nomor
dokumen
• Bag. Pengendalian Dokumen memeriksa kembali rancangan
dokumen, dan bila ada format yang belum seragam
hendaklah diseragamkan
• Selanjutnya dokumen diberi nomor, dan bila sudah lengkap
dimintakan persetujuan
• Sistem penomoran dokumen harus dibuat sedemikian rupa
agar mempermudah penyimpanan dan pengendaliannya.
Contoh :
p - qr - 000 - 00
Keterangan : p, q, r = kode berupa huruf; 0 = kode angka.
Arti kode :
1) Huruf pada posisi p = Bagian yang membuat dokumen.
Misal A = Bag. Produksi B = Bag. Was Mutu
2) Huruf pada posisi q = tingkat dokumen
Misal : P = Panduan Mutu Q = SPO
R = Instruksi kerja S = Catatan
3) Huruf pada posisi r = kelompok dokumen
Misal : a = kel. Dokumen umum b = pembersihan /
sanitasi
c = Kalibrasi d = Validasi, dsb
4) Angka 000 ( tiga digit ) = urutan nomor dokumen dalam
kelompok dokumen yang dibuat oleh bagian tertentu
5) Angka 00 ( dua digit) = revisi / pergantian yang ke ...
8. PENGESAHAN DOKUMEN :
A. Dokumen SPO
Yang memberi pengesahan level penanggungjawab
B. Dokumen penunjang (misal Instruksi Kerja)
Yang memberi pengesahan level supervisor/analis.
9. DISTRIBUSI DOKUMEN :
A. Pelaksana pendistribusian :
Bagian Pengndalian Dokumen CPKB, atau
Bagian yang mengeluarkan dokumen.
B. Penerima Dokumen :
Dokumen Utama harus diterima oleh Bagian Produksi
maupun Pengawasan Mutu
Dokumen penunjang cukup didistribusikan ke bagian
terkait saja
10. PENINJAUAN KEMBALI DOKUMEN TETAP :
A. PEDOMAN UMUM
Setiap dokumen harus ditinjau ulang secara berkala.
Bila dijumpai perubahan sebelum periode peninjauan ulang,
maka dokumen harus ditinjau ulang.
Bag.Pengendali Dokumen CPKB harus mengingatkan bila ada
dokumen yg harus ditinjau ulang berdasar hasil inspeksi diri
Setiap perubahan dokumen harus dijelaskan alasan
perubahannya
C. REVISI DOKUMEN
• Untuk menjaga kerunutan dokumen, setiap ada revisi
harus dibuat lampiran daftar perubahan dan alasannya
Lampiran di file pada dokumen asli di Bag. Dal.Dokumen
• Setiap revisi harus disetujui oleh penanggungjawab terkait.
• Bila ada perubahan kecil/sementara, pada dokumen asli
cukup dicoret, dan perubahan tersebut ditulis
disampingnya
• Setiap terjadi revisi dilaporkan ke Bag. Dal Dokumen CPKB
untuk pendistribusian ke pengguna terkait.
• Penerima dokumen revisi wajib menyerahkan salinan
dokumen lama untuk dimusnahakan oleh Bag. Dal
Dokumen CPKB.
• Bag. Dal Dokumen CPKB harus memusnahkan copy yang
diterima dari pihak penerima dokumen. Dokumen asli
tetap didokumentasikan sebagai bukti riwayat dokumen.
137
Audit Internal
• Merupakan kegiatan penilaian dan pengujian terhadap
seluruh atau sebagian dari aspek produksi dan
pengendalian mutu, bertujuan untuk meningkatkan
sistem mutu.
• Dapat diperluas sampai tingkat pemasok dan kontraktor
• Tujuan : melihat kelebihan dan kekurangan didalam
pelaksanaan CPKB dalam rangka perbaikan
berkesinambungan
menilai semua aspek kegiatan
pelaksana internal audit :
o Tim auditor internal yang ditunjuk dari perusahaan
o Tim auditor dari pihak luar
Aspek yang di audit antara lain :
- Personalia
- sarana : air , listrik , udara tekan
- penyimpanan bahan awal, produk jadi
- ruang / area timbang
- Pengolahan
- pengawasan mutu
- Dokumentasi
- Peralatan
- sanitasi dan hygiene
- bangunan
Ruang lingkup audit :
- didalam lingkungan pabrik
- pemasok
- kontraktor
Frekuensi Audit Internal :
- minimal 1 kali dalam satu tahun
- dapat dilakukan secara partial per subject
- bila diperlukan ( misal : terjadi penyimpangan
kualitas produk )
Kegiatan audit, hasil , laporan :
- didokumentasi , ditindak lanjuti , dilaporkan
Audit Internal :
- Koordinator , dengan tugas a.l :
. membentuk tim auditor internal dari setiap
bagian, termasuk seorang dari manajemen .
. membuat jadwal audit dan menginformasikan
ke bagian yang akan diaudit
. menyiapkan sarana audit yang diperlukan
. memantau pelaksanaan audit internal
. menerima dan menganalisis laporan audit
. merangkum hasil audit,membuat kesimpulan
. membuat usulan perbaikan dan pencegahan
Penyimpanan
1. Pemilihan Laboratorium
2. Perjanjian kontrak
o penentuan : tim tehnis
o isi perjanjian kontrak : metoda, waktu tenggang ,
jumlah pengujian, dokumentasi, aspek hukum
o masalah produk yg dipasarkan
o deviasi
o SPO proses dan analisis
o penanggung jawab aktifitas
Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk
• Penanganan keluhan:
– Dilakukan oleh personil yang diberi wewenang untuk
menangani keluhan
– Ada SPO yang menerangkan tindakan yang akan
diambil
– Dilakukan pencatatan terhadap keluhan
• Penarikan produk:
– Dibuat sistem penarikan kembali produk yang
bermasalah
– Disusun SPO penarikan produk
– Dilakukan pencatatan
JENIS DAN TINGKAT KONTAK KONSUMEN