Anda di halaman 1dari 19

PERUNDANG UNDANGAN KESEHATAN

NOTIFIKASI MAKANAN DAN MINUMAN


KELOMPOK 7
FARMASI A
ANGGOTA KELOMPOK :
AYU PUSPITA SARI (22.71.126751)
HIFZULIANI GAPARINI (22.71.025430)
MICHAEL KEFFIN (22.71.025456)
PUTRI FENISIA (22.71.025428)
UMY CALSUM DWI ANDIKA (22.71.025435)
LATAR BELAKANG
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling penting, oleh karena itu pemenuhan akan
kebutuhannya merupakan hak asasi setiap orang. Menurut
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang
dimaksud dengan makanan adalah “segala sesuatu yang
berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan makanan tambahan, bahan baku makanan, dan
bahan lain yang di gunakan dalam proses penyinaran,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman”.
MD merupakan singkatan dari “Makanan Dalam”
adalah perizinan berupa izin edar untuk produk
pangan yang diproduksi oleh industri dalam
negeri yang lebih besar dari skala rumah
tangga, atau industri yang menghasilkan
produk pangan yang wajib memiliki sertifikasi
MD yang diterbitkan oleh BPOM RI.
ML merupakan singkatan dari “Makanan Luar”
adalah nomor izin yang dikeluarkan dari BPOM untuk
industri makanan besar dan berasal dari luar
negeri atau import. Selain jaminan keamanan
makanan yang akan kita konsumsi, Kode ML juga
menandakan bahwa makanan tersebut telah
secara legal dan resmi masuk ke Indonesia.
PIRT adalah Produk Industri Rumah Tangga merupakan
sertifikasi perizinan bagi industri yang memproduksi
makanan dan minuman dengan skala rumahan. Namun
demikian produksi skala rumahan ini tetap
menempelkan label pada kemasan produknya, yang pada
label ini terdaftar nomor indikasi bahwa produk
makanan terdaftar di Dinas Kesehatan area dimana
makanan di produksi. Ini berarti PIRT adalah tanda
bahwa produksi makanan layak untuk dijual.
SYARAT CARA DAFTAR DAN
MENGAJUKAN PERMOHONAN IZIN
EDAR MAKANAN DAN MINUMAN.
1. Lokasi produksi tersendiri (terpisah dengan rumah tangga)
2.Pangan olahan diproduksi secara manual, semi otomatis, otomatis atau dengan teknologi
tertentu seperti UHT, pasteurisasi, retort.
3. Jenis pangan :
a) Pangan yang diproduksi di dalam negeri / yang diimpor dijual dalam kemasan eceran
b) Pangan fortifikasi
c) Pangan wajib SNI
d) Pangan program pemerintah
e) Pangan yang ditujukan untuk uji pasar
f) Bahan tambahan pangan (BTP)

Peraturan teknis : Peraturan Kepala BPOM No 27 tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan
Olahan. Registrasi diajukan untuk setiap pangan olahan termasuk yang memiliki perbedaan
dalam hal :
1) Jenis pangan
2) Jenis kemasan
3) Komposisi
4) Desain label
5) Nama dan/atau alamat produsen wilayah Indonesia
6) Nama dan/atau alamat importir/distributor
7) Nama dan/atau alamat produsen asal luar negeri
Langkah registrasi pangan olahan BPOM melalui 2 tahap, diantaranya registrasi akun
perusahaan dan registrasi produk pangan olahan. Registrasi Pangan Olahan dilakukan dengan
cara elektronik/ berbasis web melalui http://e-reg.pom.go.id
1. Registrasi Akun Perusahaan
Persyaratan Produk Dalam Negeri (MD) :
a) NPWP
b) NIB (jika melalui jalur OSS)
c) Izin Usaha (IUI/IUMK/SKDU)
d) Hasil audit sarana produksi (PSB) rekomendasi Balai POM setempat
e) Untuk produk minuman beralkohol harus menggunakan IUI yang diterbitkan oleh
BPKM PUSAT
Persyaratan Produk Impor (ML):
a) NPWP
b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)/Angka Pengenal Impor (API)/Surat Penetapan sebagai
Importir Terdaftar (IT) untuk minuman beralkohol
c) Hasil audit sarana distribusi (PSB) rekomendasi Balai POM setempat
d) Surat penunjukkan (LOA) yang disahkan oleh notaris, kamar dagang setempat, atau
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
e) Sertifikat GMP/HACCP/ISO 22000/Sertifikat audit dari pemerintah setempat
TATA CARA MENDAPATKAN IZIN
EDAR PIRT
Izin edar produk pangan olahan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan adalah PIRT
Berikut adalah tata cara perijinan PIRT di Indonesia :
1.Persiapan dokumen
Sebelum melakukan pendaftaran, persiapkan dokumen yang diperlukan seperti
formulir pendaftaran, sertifikat asal-usul bahan baku, izin lokasi usaha, dan izin
praktek.
2.Pendaftaran
Lakukan pendaftaran produk PIRT ke Dinkes setempat dengan melengkapi formulir
pendaftaran dan dokumen yang diminta. Setelah itu, tunggu persetujuan dari
Dinkes untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
3.Pengujian
Setelah pendaftaran disetujui, produk akan diuji di laboratorium yang ditunjuk oleh
Dinkes untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar keamanan dan kualitas
yang ditetapkan. Produk yang tidak memenuhi standar akan ditolak dan harus
diperbaiki sebelum bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
4.Inspeksi
Setelah produk lulus uji laboratorium, Dinkes akan
melakukan inspeksi di lokasi produksi untuk memastikan
bahwa produk diproduksi sesuai dengan persyaratan
kesehatan dan keamanan pangan yang ditetapkan. Produk
yang tidak memenuhi persyaratan akan ditolak.
5.Penerbitan Izin Edar
Jika produk lulus pengujian dan inspeksi, Dinkes akan
memberikan izin edar yang menandakan bahwa produk PIRT
tersebut telah terdaftar dan siap dijual ke pasaran. Izin
edar ini biasanya diberikan dalam bentuk label dan nomor
izin edar yang tertera pada kemasan produk.
TINDAKAN YANG DIAMBIL JIKA
BISNIS MAKANAN MELANGGAR
PERIJINAN
Tindakan terhadap pelanggaran surat izin usaha diatur
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, menyatakan bahwa pihak berwenang
dapat melakukan pembatalan atau pencabutan izin usaha,
serta memberikan sanksi administratif atau pidana, jika
ditemukan pelanggaran terhadap persyaratan-persyaratan
dalam izin usaha tersebut. Berikut beberapa tindakan yang
mungkin diatur oleh undang-undang terkait:
1. Denda
2. Pembekuan izin usaha
3. Pembatalan izin usaha
4. Penutupan usaha
5. Sanksi pidana
6. Perintah penutupan kegiatan.
PERSYARATAN PRODUSEN
MAKANAN DALAM HAL
KESELAMATAN PANGAN
Pengelolaan makanan harus menerapkan prinsip higiene
sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan
sampai dengan penyajian makanan. Khusus untuk pengolahan
makanan harus memperhatikan kaidah cara pengolahan
makanan yang baik.
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan terdiri dari :
1. Pemilihan bahan makanan
2. Bahan Tambahan Pangan (BTP) harus
memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang berlaku.
3. Penyimpanan bahan makanan
4. Pengolahan makanan
5. Penyimpanan makanan jadi/masak
6. Pengangkutan makana
7. Penyajian makanan
SANKSI BAGI SESEORANG YANG
MEMALSUKAN SURAT IZIN EDAR
SUATU MAKANAN DAN MINUMAN
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan Pasal 127 ayat (1) huruf e,
setiap orang yang memalsukan surat izin edar
pangan dapat dikenakan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
Sanksi juga diberikan kepada pelaku usaha
yang mencantumkan nomor izin edar palsu
diatur dalam Undang - Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, dalam Pasal 196 dan
Pasal 197.
kESIMPULAN
Peran BPOM yaitu pengawasan selama beredar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengawasan
Obat dan Makanan selama beredar untuk memastikan
Obat dan Makanan yang beredar memenuhi standard dan
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu
produk yang ditetapkan serta tindakan penegakan hukum.
BPOM Mataram sudah sangat efektif dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaku usaha yang memproduksi.

Anda mungkin juga menyukai