Anda di halaman 1dari 7

Tanggal Praktikum

Praktikum 7 ANALISIS KADAR MINERAL

1. Jelaskan prinsip penetapan kadar NaCl dalam bahan pangan! (maksimal 100 kata)
Penetapan kandungan NaCl dilakukan dengan memanfaatkan reaksi NaCl dengan
perak nitrat membentuk ion perak yang mengendap. Sisa perak yang tidak bereaksi
kemudian dititrasi dengan menggunakan potassium kromat menghasilkan senyawa
bewarna orange.

2. Jelaskan prinsip penetapan fosfor dalam bahan pangan dengan metode spektrofo-
tometer ! (maksimal 100 kata)
Perhitungan fosfor dilakukan dengan mereaksikan asam nitrat kepada abu fosfor di
pangan (metafosfat dan pirofosfat) menghasilkan ortofosfat. Ortofosfat akan
direaksikan dengan asam molibdat dan asam vanadat menghasilkan senyawa
berwarna orange yang dapat diukur absorbansinya di panjangan gelombang 400 nm.

3. Jelaskan prinsip penetapan kadar besi dengan metode AAS! (maksimal 100 kata)
Prinsip dari metode AAS adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel,
logam yang terkandung pada sampel akan menjadi atom bebas. Atom tersebut
akan mengadsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu
katoda yang mengancung unsur yang akan ditentukan.

Paraf Asisten

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-1


NILAI

Praktikum 7.4. Analisis Fe dengan AAS (AOAC Method 957.03. 1999)


1. Tuliskan konsentrasi standar Fe dan absorbansi yang terbaca dari instrument AAS-
flame! (10)

Tabel 1 Nilai absorbansi larutan Fe standar


Konsentrasi Fe
Standar (mg/1000 Absorbansi
ml)
0.5000 0.0430
1.0000 0.0850
3.0000 0.2532
7.0000 0.5896
9.0000 0.7578
11.0000 0.9260

Contoh perhitungan :
Absorbansi = 0.0841 (0.5) + 0.0009
= 0.0430

1
0.9
f(x) = 0.0841 x + 0.000899999999999901
0.8 R² = 1
0.7
0.6
Absorbansi

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi Fe Standar (mg/1000 ml)

Gambar 1 Kurva standar larutan Fe

2. Tuliskan persamaan regresi linier dan plot kurva standar Fe hasil pengukuran
dengan AAS! (20)

Persamaan Regresi :
Y = 0.0841 X + 0.0009
X = (Y - 0.0009) / 0.0841
Y = absorbansi
X = konsentrasi Fe standar (mg/1000ml)

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-2


3. Tuliskan data kadar besi (g/100 g) dalam contoh (metode AAS)! (20)

Tabel 2 Hasil analisis kadar besi metode AAS


Samples C (mg/1000 C (mg / 1000
Repeat Absorbansi Blanko Rata-rata Standar Deviasi RSD analisis RSD Horwitz
(g) ml) g)
Z121 0.5567 0.0487 0.0000 0.5684 102.1017
Z122 0.5524 0.0484 0.0000 0.5648 102.2448
Z123 0.5535 0.0489 0.0000 0.5707 103.1075
Z141 0.5607 0.0494 0.0000 0.5767 102.8536 102.2846 0.8629 0.84% 7.97%
Z142 0.5644 0.0486 0.0000 0.5672 100.4961
Z151 0.5590 0.0492 0.0000 0.5743 102.737
Z152 0.5548 0.0487 0.0000 0.5684 102.4513

4. Tuliskan satu contoh perhitungan kadar Fe, standar deviasi dan RSD-nya! (10)

Contoh perhitungan:
C (mg/1000ml) = (Absorbansi - 0.0009) / 0.0841
= (0.0487 - 0.0009) / 0.0841
= 0.5684 mg/1000 ml

C( mg/L)∗ Volume larutan abu ∗ Faktor Pengenceran


C (mg/1000g) =
Bobot sampel
0.5684 mg/1000 ml ∗100 ml ∗ 1
=
0.5567 g
= 102.1017 mg / 1000 g

102.1017+102.2448+103.1075+102.8536+100.496+1102.737+102.4513
Rata-rata =
n
= 102.2846 mg/1000g

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-1



n

Standar Deviasi = 2 ∑ ( Xn − X )
n =1
n −1
=


2 (102.1017 −102.2846)+(102.2448 −102.2846)+(103.1075 − 102.2846)+(102.8536 −102.2846)+(100.496 −102.2846)+( 1102.737− 102.2846)+(102.4513 −

= 0.8269
7 −1

Standar Deviasi
RSDa = x 100 %
X ratarata
0.8269
= x 100 %
102.2846
= 0.84%

RSD Horwitz = 2(1 − 0.5 x log( X ratarata ))


= 2(1 − 0.5 x log(102.2864))
= 7.97%

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-2


5. Bahas data-data hasil analisis penetapan Fe yang diperoleh ! (40) (maksimal 250
kata)
Metode AAS (Atomic Absorbance Spectrophotometer) adalah alat
untuk mengalisis unsur logam dan metaloid, dan pengukurannya didasarkan
pada penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom
logam dalam keadaan bebas. Spektrofotometri serapan atom (AAS)
melibatkan penyerapan cahaya oleh atom netral dari unsur logam yang
masih dalam keadaan dasar. Prinsip dari metode ini adalah berdasarkan atas
penguapan larutan sampel, logam yang terkandung pada sampel akan
menjadi atom bebas. Atom tersebut akan mengadsorpsi radiasi dari sumber
cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang mengancung unsur yang
akan ditentukan (Lufira et al. 2021). Penentuan besi dengan menggunakan
AAS biasa digunakan untuk menghitung kadar kandungan mineral pada air
minum. Abu merupakan sisa mineral yang tertinggal setelah pembakaran
bahan organik pada suhu 500-800 C atau dengan pendestruksian
menggunakan asam kuat (Suhendarwati et al. 2014). Pada perhitungan
kandungan mineral menggunakan AAS, mineral harus dalam keadaan cair
agar dapat dihitung, oleh karena itu pembuatan larutan abu diperlukan.
Pada tabel 2 diketahui nilai rata-rata kadar besi pada sampel uji
sebesar 102.2846 mg/1000g. Nilai tersebut didapat dari subtitusi nilai
absorbansi yang didapat kepada persamaan linier pada plot kurva
konsentrasi standar Fe yang dilakukan sebelumnya. Kandungan rata-rata besi
yang didapat memiliki nilai standar deviasi sebesar 0.8629 mg/1000g. Nilai
RSD analisis pada praktikum sebesar 0.84% sedangkan nilai RSD Horwitz
nya sebesar 7.97%. Besar RSD Horwitz lebih besar dari RSD analisis
mengartikan bahwa penelitian yang dilakukan sudah presisi atau teliti.

Simpulan
Pengujian kadar besi dengan metode AAS dilakukan dengan cara
menguapkan sampel dan menghitung absorbansi dari atom bebas dengan
lampu katodanya. Kandungan rata-rata besi pada sampel uji adalah 102.2846
mg/1000g dengan standar deviasi 0.8629 mg/1000g. Penelitian tergolong teliti
karena nilai RSD analisis yang didapatkan jauh lebih kecil dari nilai RSD
Horwitz-nya.

Daftar Pustaka
Lufira RD, Zuhriyah L, Muktiningsih SD, Rahayu AP, Fauzi DA. 2021. Model
penjernih air hujan untuk air bersih. Jurnal Teknik Pengairan. 12(1): 61-70.
Suhendarwati L, Suharto B, Susanawati LD. 2014. Pengaruh konsentrasi larutan
kalium hidroksida pada abu dasar ampas tebu teraktivasi. Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 1(1): 19-25.

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-1


1. Mengapa titik akhir titrasi terjadi pada warna orange yang pertama pada pene-
tapan garam dengan metode Mohr? (20) (maksimal 100 kata)

2. Dapatkan kita memperoleh konsentrasi fosfor saja (tidak dalam bentuk P 2O5) pada
perhitungan fosfor? Bila ya, bagaimana cara menghitung %P? Tuliskan cara perhi-
tungannnya! (30) (maksimal 100 kata)

3. Sebutkan bagian-bagian utama dari instrumen AAS dan fungsinya masing-masing!


(50) (maksimal 100 kata)

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-2


Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-3

Anda mungkin juga menyukai