Anda di halaman 1dari 5

Nama/NIM Permata Adinda Putri/F24190054

Tanggal Praktikum 8 Februari 2022

Praktikum 7 ANALISIS KADAR MINERAL

1. Jelaskan prinsip penetapan kadar NaCl dalam bahan pangan! (maksimal 100
kata)
Penetapan kadar NaCl dapat dilakukan dengan metode titrimetri. Prinsipnya adalah
dengan menitrasi sampel dengan AgNO3 sebagai titran dan K2Cr2O4 sebagai
indikator. NaCl dalam sampel akan bereaksi membentuk endapan AgCl yang
berwarna putih. Apabila semua ion Cl- telah habis bereaksi, maka kelebihan Ag+
akan bereaksi dengan indikator K2Cr2O4 membentuk warna merah bata. Warna
merah bata yang terbentuk menandakan titik akhir titrasi telah tercapai, yaitu telah
terbentuknya endapan Ag2CrO4.

2. Jelaskan prinsip penetapan fosfor dalam bahan pangan dengan metode


spektrofo-tometer ! (maksimal 100 kata)
Prinsip penetapan fosfor adalah dengan mereaksikan sampel dengan asam nitrat.
Hal tersebut dilakukan untuk mengubah semua metafosfat dan pirofosfat menjadi
asam fosfat. Selanjutnya, sampel berisi ortofosfat direaksikan dengan asam molibdat
dan asam vanadat sehingga membentuk kompleks berwarna kuning-oranye.
Intensitas warna yang dihasilkan oleh kompleks tersebut dapat diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 400 nm.

3. Jelaskan prinsip penetapan kadar besi dengan metode AAS! (maksimal 100 kata)
Prinsip penetapan kadar besi adalah mengukur banyaknya serapan cahaya oleh
atom atom-atom mineral. Sampel harus diabukan terlebih dahulu dan diatomisasi
menggunakan api. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi oleh atom Fe pada
panjang gelombang 480 nm. Besarnya aborbansi akan sebanding dengan banyaknya
kadar Fe yang terdapat dalam sampel.

Paraf Asisten

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-1


NILAI

Praktikum 7.4. Analisis Fe dengan AAS (AOAC Method 957.03. 1999)


1. Tuliskan persamaan regresi linier dan plot kurva standar Fe hasil pengukuran
dengan AAS! (20)
Persamaan regresi linear: y = 0,0841 x + 0,0009
y = absorbansi
x = konsentrasi Fe (mg/L)

2. Tuliskan data kadar besi (g/100 g) dalam contoh (metode AAS)! (20)
W W
[Fe] X ± SD
Ulangan sampel sampel Absorbansi C (mg/L) RSDa RSDh Keterangan
(ppm) (ppm)
(g) (kg)
Y141 0,5575 0,000558 0,0487 0,5684 101,9500
Y142 0,554 0,000554 0,0484 0,5648 101,9501
Y143 0,5557 0,000556 0,0489 0,5707 102,7081
102,1582
Y151 0,5603 0,00056 0,0494 0,5767 102,9260 0,87% 7,97% Teliti
± 0,8901
Y152 0,5652 0,000565 0,0486 0,5672 100,3507
Y171 0,5585 0,000559 0,0492 0,5743 102,8319
Y172 0,5551 0,000555 0,0487 0,5684 102,3907

3. Tuliskan satu contoh perhitungan kadar Fe, standar deviasi dan RSD-nya! (10)
Absorbansi blanko = 0,0000
Persamaan kurva standar Fe: y = 0,0841 x + 0,0009
Contoh Perhitungan Y141
Konsentrasi Fe (mg/L)
y−0,0009 0,0487−0,0009
C=x= = = 0,5684 mg/L
0,0841 0,0841
[Fe] (mg/1000mg)

C ( mg / L ) × V × FP 0,5684 ×100 ×1
= = = 101,9500 mg/1000 mg
W ( g) 0,5575

Rata-rata = X =
∑ Xi
n
=
101,9500+ 101,9501+102,7081+102,9260+100,3507+102,8319+102,3907
=102,1582
7
mg/1000mg

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-2


Standar deviasi


n

= ∑ ( xi−x )2 = 0,8901 mg/1000mg


i=1
n−1
RSDa
SD 0,8901
= × 100 %= × 100 %=0,87 %
x 102,1582
RDSh
102,1582
1−0,5log( )
= 6

21−0,5logC =2 10
=7,97 %

4. Bahas data-data hasil analisis penetapan Fe yang diperoleh ! (40) (maksimal 250
kata)
Analisis kadar Fe dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan atomic
absorption spectroscopy (AAS). Instrumen AAS bekerja berdasarkan prinsip absorbsi
cahaya oleh atom-atom logam bebas pada tingkat energi dasar (ground state).
Absorbsi cahaya tersebut dilakukan pada panjang gelombang tertentu yang
bergantung pada jenis logamnya sehingga menyebabkan elektron tereksitasi
(Kusuma dan Andriani 2019). Instrumen AAS berfungsi mengukur banyaknya Fe
pada sampel berdasarkan nilai absorbansi yang terbentuk. Bagian AAS terdiri atas
lampu katoda sebagai sumber cahaya, monokromator berfungsi memisahkan radiasi
yang tidak diperlukan, detektor berfungsi mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik, sel absorbsi, rekorder, dan sistem pencatat (Lufira et al. 2021). Sebelum
menganalisis sampel dengan metode AAS, perlu dibuat larutan abu terlebih dahulu.
Hal tersebut dilakukan agar sampel terlepas dari komponen organik lain yang
terdapat dalam sampel, seperti karbohidrat, lemak, dan protein (Lesnussa et al.
2019).
Pengukuran konsentrasi Fe dalam sampel dilakukan dengan menggunakan
kurva standar dari larutan Fe standar pada berbagai konsentrasi. Persamaan regresi
dari kurva standar praktikum ini adalah y = 0,0841x + 0,0009. Rata-rata dan standar
deviasi konsentrasi Fe yang diperoleh dari tujuh kali ulangan adalah 102,1582 ±
0,8901 mg/1000mg. Hasil analisis kadar Fe dengan AAS dinilai teliti karena nilai
RSDa lebih kecil dibanding nilai RSDh (0,87% < 7,97%).

Simpulan
Analisis kadar Fe pada bahan pangan dapat dilakukan dengan metode AAS.
Prinsip kerja metode AAS adalah dengan mengukur absorbansi dari atom-atom
mineral pada panjang gelombang tertentu. Percobaan pengukuran kadar Fe dengan
metode AAS dinilai telah teliti karena nilai RSDa lebih kecil dibanding nilai RSDh.

Daftar Pustaka
Kusuma EW, Andriani D. 2019. Analisa logam Cu dan Zn dalam ekstrak daun sirih
merah secara spektrofotometri serapan atom. Research Fair Unisri. 3(1): 652-654.
Lesnussa T, Hattu N, Dulanlebit YH. 2019. Analisis kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P)

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-3


pada daun kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L) di pulau ambon dan seram
bagian barat. MJoCE. 9(1): 46-54.
Lufira RD, Zuhriyah L, Muuktiningsih SD, Rahayu AP, Fauzi DA. 2021. Model
penjernih air hujan untuk air bersih. Jurnal Teknik Pengairan. 12(1): 66-70.

1. Mengapa titik akhir titrasi terjadi pada warna orange yang pertama pada
penetapan garam dengan metode Mohr? (20) (maksimal 100 kata)
Terbentuknya warna oranye yang pertama dianggap sebagai titik akhir titrasi
karena pada saat itu jumlah ion Cl - yang bereaksi dengan Ag+ telah habis. Ion Ag+
yang tersisa akan bereaksi dengan indikator yaitu K 2CrO4 membentuk endapan
merah keruh mendekati oranye. Oleh karena itu, dianggap sebagai titik akhir titrasi
(Yusmita 2017).
Daftar Pustaka
Yusmita L. 2017. Indentifikasi konsentrasi natrium klorida (NaCl) pada jahe dan
lengkuas giling di beberapa pasar tradisional di kota padang. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas. 21(2): 122-126.

2. Dapatkan kita memperoleh konsentrasi fosfor saja (tidak dalam bentuk P 2O5) pada
perhitungan fosfor? Bila ya, bagaimana cara menghitung %P? Tuliskan cara perhi-
tungannnya! (30) (maksimal 100 kata)
Ya, konsentrasi fosfor saja dapat diperoleh menggunakan faktor konversi dari P 2O5.
Perhitungannya dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Kadar fosfor (ppm): (ppm kurva x mL ekstrak x 31/95) / berat sampel kering
*31/95 = faktor pengkonversi dari P2O5.
(Hildawianti et al. 2017).
Daftar Pustaka
Hildawianti, Tiwow VMA, Abram PH. 2017. Analisis kandungan nitrogen (N) dan
posforus (P) pada limbah jeroan ikan mujair (Oreochromis mosambicus) danau
limbu. Jurnal Akademika Kimia. 6(3): 148-153.

3. Sebutkan bagian-bagian utama dari instrumen AAS dan fungsinya masing-masing!


(50) (maksimal 100 kata)
- Lampu katoda: memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan unsurnya
- Nebulizer: mengubah larutan abu menjadi aerosol
- Spray chamber: membuat campuran yang homogen (gas bahan bakar,
oksidan, dan aerosol)
- Burner: mengubah kabut aerosol menjadi atom
- Monokromator: memisahkan radiasi yang tidak diperlukan dari radiasi yang
sedang digunakan
- Detektor: mengukur sinyal yang diterima dan mengubahnya menjadi energi

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-4


listrik
- Recorder: menggambarkan sinyal yang diterima detektor menjadi kurva
absorbsi
- Tabung gas: menyimpan gas asetilen
- Ducting: menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS
- Kompresor: mensuplai kebutuhan udara yang akan dibutuhkan saat
pembakaran atom
(Suci 2021).

Daftar Pustaka
Suci A. 2021. Penentuan kandungan logam berat Cu dan Zn pada sampel air limbah
kelapa sawit dengan metode aas (atomic absorption spectrophotomertry)
[skripsi]. Jambi (ID): Universitas Jambi.

Praktikum Analisis Pangan (ITP 301) P7-5

Anda mungkin juga menyukai