Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PRODUKSI

CV ABADI JAYA

Disusun Oleh:

Vicho Gitandayu Pradana Putra (F24190094)


Christophorus Davin (F24190013)
Permata Adinda Putri (F24190054)
Muhamad Sofyan Zulfahmi (F24190038)
Martelius Samuel (F24190096)
Fandi Ahmad Bardan (F24190020)
Angger Pribadi Wibowo (F24190087)
Lufty Nurfauzi Somaputra (F24190119)

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Profil Perusahaan 5
1.3 Visi Misi Perusahaan 5
1.4 Struktur Organisasi 5
1.4.1 Deskripsi Tugas 6
1.5 Deskripsi Produk 7
BAB 2 METODE 8
2.1 Research & Product Development 8
2.2 Produksi 11
2.2.1 Alat 11
2.2.2 Bahan 11
2.2.3 Kemasan 11
2.2.4 Tahapan Proses Produksi 11
2.2.5 Diagram Alir 13
2.3 Quality Control 14
2.3.1 Parameter produksi 14
2.3.2 Analisis Mutu Kimia 15
2.3.3 Analisis Mutu Fisik 18
2.3.4 Analisis Mutu Mikrobiologi 19
2.4 Pemasaran dan Penjualan 21
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 21
3.1 Research & Development 22
3.2 Produksi 24
3.2.1 Trial Produksi 24
3.2.2 Produksi dan Evaluasi Produksi 24
3.3 Quality Control 25
3.3.1 Hasil uji mutu kimia 25
3.3.2 Hasil uji mutu fisik 27
3.3.3 Hasil uji mutu mikrobiologis 28

2
3.4 Pemasaran dan Penjualan 30
BAB 4 ANALISIS FINANSIAL 32
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 33
5.1 Simpulan 33
5.2 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mi merupakan salah satu produk pangan yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Selain karena rasanya enak dan harganya murah, mi juga memiliki kalori yang tinggi sehingga
mengenyangkan dalam sekali porsi makan. Konsumsi produk mi di Indonesia tidak terbatas
hanya pada suatu acara atau kegiatan tertentu melainkan dapat dikonsumsi setiap hari. Bahkan,
pada suatu lapisan masyarakat, tidak sulit menemukan rumah tangga yang menjadikan mi
sebagai makanan pokok utama. Umumnya, mi terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan
air dan garam, kemudian digiling, dibentuk menjadi untaian, kemudian direbus, dan siap
dikonsumsi. Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan mi harus memiliki kadar protein
yang tinggi untuk menghasilkan tekstur mi yang elastis dan tidak mudah putus. Tekstur mi
tersebut dibentuk oleh gluten, yang merupakan protein alami pada tepung terigu. Namun, sangat
disayangkan, beberapa masyarakat Indonesia yang merupakan penderita celiac disease atau
memiliki intoleransi terhadap gluten tidak dapat menikmati produk mi. Hal inilah yang menjadi
suatu keterbatasan dalam mengkonsumsi produk ini.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengganti
tepung terigu sebagai bahan baku, yaitu dengan tepung jagung. Meskipun juga berasal dari
golongan serealia, secara alami, tepung jagung memiliki kadar protein yang rendah dan tidak
dapat membentuk gluten, sehingga tekstur pada mi dihasilkan oleh pati pada tepung jagung
(Fitriyanti 2017). Tepung jagung untuk membuat mi dengan tekstur yang bagus harus memiliki
kadar amilosa minimal 25% (Maula et al. 2019). Oleh karena komponen pembentuk teksturnya
berbeda, pengolahan mi jagung dan mi konvensional juga berbeda. Pengolahan mi dari tepung
jagung melibatkan proses gelatinisasi, rupture granula tepung, dan retrogradasi sehingga
membutuhkan suhu tinggi dan shear stress yang kuat untuk membentuk tekstur mi yang elastis
(Diniyah et al. 2017).
Di Indonesia, dikenal berbagai macam produk olahan mi, diantaranya adalah mi kering,
mi basah, mi instan, serta mi kremes. Mi kremes merupakan mi basah yang selanjutnya diberi
perlakuan pengeringan, penggorengan, dan penambahan bumbu untuk memperkaya cita rasa.
Berbeda dengan produk olahan mi lain, mi kremes seringkali dikonsumsi sebagai makanan
ringan yang bersifat praktis dan populer di kalangan muda seperti mahasiswa. Oleh karena itu,
hal ini menjadi dasar bagi CV Abadi Jaya untuk membuat produk mi kremes berbahan dasar
tepung jagung sebagai solusi dari keterbatasan konsumsi mi pada penderita celiac disease dan
intoleransi gluten.

4
1.2 Profil Perusahaan
CV Abadi Jaya atau yang biasa disingkat sebagai Ajay merupakan perusahaan nasional
yang bergerak dibidang industri pangan olahan berbasis jagung. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 12 Agustus 2022 oleh Vicho Gitandayu Pradan Putra bersama dengan keempat orang
rekannya. Sejak awal didirikan, CV Abadi Jaya sudah memfokuskan tujuan dari pendirian
perusahaan yaitu dalam rangka menciptakan pangan olahan alternatif berbasis jagung untuk
membantu masyarakat dalam memperoleh pangan bernutrisi. Saat ini, CV Abadi Jaya
berproduksi di Pilot Plan PAU, Kampus IPB, Dramaga Bogor. Logo CV ini berupa mi kremes
dengan tanduk unicorn untuk menyesuaikan dengan nama produk kami, yaitu Umiecorn. Logo
perusahaan kami terlampir pada Lampiran 1.

1.3 Visi Misi Perusahaan


● Visi dari CV Abadi Jaya adalah
Menjadi perusahaan produsen pangan olahan berbasis jagung siap konsumsi berkualitas
tinggi dan berkelanjutan untuk Indonesia dan dunia.
● Misi dari CV Abadi Jaya adalah
a. Menghasilkan pangan olahan berbasis jagung sebagai alternatif dalam penggunaan
gandum di dunia.
b. Menciptakan produk pangan yang inovatif, berkualitas, berdaya saing, serta bermanfaat
guna memastikan kepuasan pelanggan
c. Mengembangkan produk pangan yang ramah lingkungan dengan mengedepankan
prinsip berkelanjutan

1.4 Struktur Organisasi

Gambar 1 Struktur Organisasi CV Abadi Jaya

5
1.4.1 Deskripsi Tugas
Setiap divisi CV Abadi Jaya memiliki peran masing-masing untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dari proses produksi yang dilakukan. Berikut merupakan deskripsi tugas masing-
masing divisi pada CV Abadi Jaya:
a. Direktur Utama
Direktur utama sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan memiliki tugas dan
fungsi antara lain; mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dan pengendalian
kegiatan perusahaan, menyetujui dan menolak pengangkatan ataupun pemberhentian
setiap bagian dalam penambahan tenaga kerja, merencanakan segala sesuatu mengenai
renstra (rencana strategis) perusahaan dimasa yang akan datang, menyetujui dan
memberikan pengesahan atas pembelian alat inventaris perusahaan, mengoordinasi
pelaksanaan tugas setiap bagian serta menerima laporan tertulis dari setiap bagian
tersebut.

b. Wakil Direktur Utama


Wakil Direktur sebagai pimpinan kedua tertinggi setelah direktur memiliki tugas
dan tanggung jawab antara lain, membantu Direktur dalam menyusun rencana kerja
untuk mencapai tujuan perusahaan, membantu Direktur dalam memimpin, mengawasi,
dan mengkoordinasi seluruh aktivitas perusahaan, membantu Direktur dalam mengambil
keputusan dan kebijakan-kebijakan yang penting bagi kemajuan perusahaan,
menjalankan tugas dan wewenang direktur jika direktur berhalangan dalam menjalankan
tugas.

c. Sekretaris
Sekretaris sebagai memiliki tugas pokok berupa mengadministrasikan dokumen
perusahaan, mencatat hasil rapat dan diskusi besar, mengorganisir dan menyampaikan
pesan kepada para anggota, dan membantu mengisi logbook serta absensi.

d. Bendahara
Bendahara sebagai pimpinan bagian keuangan memiliki tugas dan fungsi sebagai
pengelola uang kas dan uang hibah departemen, menyusun RAB guna persiapan dan
pelaksanaan produksi dan penjualan, menyusun dokumen HPP, mengatur alur keuangan
perusahaan, dan membeli peralatan pendukung produksi.

e. Manajer produksi
Manajer produksi sebagai pimpinan bagian produksi memiliki fungsi sebagai
pimpinan yang membawahi semua proses produksi termasuk pembentukan flow produksi
dan juga pembagian tugas per lini produksi.

6
f. Manajer research and development
Manajer Research and Development memiliki fungsi sebagai pembuat gagasan
produk dan inovasi pada produk yang akan diterapkan pada proses produksi, selain itu
manajer Research and Development memiliki fungsi sebagai perancang formulasi
produk, dan penyusun sertifikasi perusahaan.

g. Manajer quality control & quality assurance


Manajer Quality Control dan Quality Assurance memiliki fungsi sebagai
penjamin mutu produk termasuk ke dalam pembuatan manual, SOP, dan instruksi kerja.
Fungsi lain divisi ini berupa melakukan analisis kimia, fisik, dan mikrobiologi pada
produk.

h. Divisi pemasaran
Divisi pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab berupa branding produk
Umiecorn, menentukan strategi pemasaran, dan target penjualan, memperkenalkan
produk kepada khalayak ramai, melakukan promosi melalui media sosial, dan mencatat
jumlah penjualan produk

1.5 Deskripsi Produk


Umiecorn adalah merk dagang dari CV Abadi Jaya yang bergerak dibidang pengolahan
snack berbahan dasar jagung yang sehat dan bergizi. Umiecorn merupakan produk mi yang
terbuat dari bahan baku tepung jagung yang masih kurang dimanfaatkan potensinya. Dengan
adanya inovasi ini tentunya akan menjadi ciri khas pada produk Umiecorn sehingga konsumen
lebih tertarik untuk mengetahui serta membeli produk ini. Umiecorn dibuat dengan beberapa
varian rasa sebagai pilihan untuk para konsumen seperti, rasa original (jagung manis), balado,
rumput laut, BBQ, dan keju manis. Penggunaan bahan tambahan pangan untuk kelima rasa
tersebut sudah dipastikan aman oleh BPOM. Produk ini dikemas dengan bobot bersih 20 gram
per kemasan dan menggunakan bahan pengemasan yang ramah lingkungan serta kedap sehingga
memastikan kualitas produk tetap terjaga.
Umiecorn merupakan produk cemilan gluten free yang dapat dikonsumsi oleh seluruh
kalangan baik muda hingga dewasa, dan terkhusus bagi konsumen yang menderita penyakit
tertentu yang disebabkan oleh gluten. Selain cocok untuk semua kalangan, Umiecorn juga tinggi
akan karbohidrat yang dihasilkan dari bahan baku jagung yang mengandung komponen gizi yang
sangat baik untuk kesehatan dan dibutuhkan oleh tubuh manusia.

7
BAB 2 METODE

2.1 Research & Product Development


Proses pengembangan produk mi jagung kremes diawali dengan trial oleh tim Research
and Development (R&D) untuk mendapatkan produk mi jagung kremes dengan kualitas dan rasa
yang optimal. Proses pengembangan produk ini dilakukan melalui lima tahapan trial yaitu trial
formulasi, trial bentuk dan ukuran mi, trial metode pengeringan dan penggorengan, trial
pembumbuan, dan trial pengemasan. Metode pengujian yang dilakukan adalah dengan metode
Focus Group Discussion (FGD) untuk mengevaluasi hasil percobaan yang dilakukan.
Terdapat beberapa jenis formulasi bahan yang digunakan dalam pengembangan produk
mi jagung kremes. Trial pertama dilakukan untuk menemukan formula yang paling sesuai
dengan kriteria produk berupa mi kremes serta yang paling disukai oleh konsumen. Kriteria
utama yang diperhatikan dalam pemilihan formula akhir adalah tekstur dan rasa dari mi jagung
kremes itu sendiri. Tim R&D melakukan empat kali trial formulasi yang diperoleh melalui
kegiatan FGD dengan mengacu pada beberapa literatur yang membahas mengenai mi jagung.
Rancangan formulasi pada setiap trial disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar rancangan formulasi bahan per percobaan

Formula ke- Bahan Berat (g/100 g


tepung jagung)
Telur 2 butir
1 Air 70
Garam 2
Air 70
Garam 2
2
Gliseril monostearat 0,5
(GMS)
Air 70 
Tapioka 25 
3 Garam 2 
Gliseril monostearat 0,5 
(GMS)
Air 70
Tapioka 15
4 Garam 2
Gliseril monostearat 0,5
(GMS)

8
Formula ke-1 dan ke-2 dibuat dengan tujuan membedakan hasil mi jagung kremes yang
menggunakan telur sebagai emulsifier dan tanpa GMS dengan mi jagung kremes yang
menggunakan GMS tanpa telur. Formula ke-3 dan ke-4 dibuat dengan tujuan membedakan hasil
mi jagung kremes dengan penambahan tapioka yang berbeda. Selain itu, formula ke-2 juga
dibandingkan dengan formula ke-3 dan ke-4 untuk mengetahui pengaruh penambahan tapioka
pada mi jagung kremes.
Selanjutnya, trial dilanjutkan dengan mencari bentuk dan ukuran mi jagung kremes.
Trial terkait bentuk dan ukuran produk diperlukan untuk memastikan kepingan mi jagung
kremes mengalami proses pengeringan dan penggorengan secara merata serta memiliki ukuran
yang disukai konsumen. trial dilakukan dengan memotong mi yang keluar dari ekstruder
sepanjang 30 - 35 cm, kemudian dibentuk menjadi bentuk lingkaran rapi sebagai contoh ke-1 dan
bentuk lingkaran acak sebagai contoh ke-2.

Gambar 2 Contoh ke-1, lingkaran rapi Gambar 3 Contoh ke-2, lingkaran acak
Selanjutnya, trial dilakukan untuk mencari teknik pengeringan dengan alat tray dryer dan
fluidized bed dryer dilanjutkan penggorengan dengan alat deep fat fryer. Durasi pengeringan
pertama dilakukan selama 45 menit menggunakan tray dryer dengan tekstur mi kremes semi
basah. Pengeringan kedua menggunakan fluidized bed dryer dengan durasi 2 menit, 1 menit, dan
30 detik. Trial penggorengan dilakukan untuk menemukan teknik untuk mendapatkan mi kremes
yang memiliki karakteristik tekstur kriuk, berwarna kuning kecoklatan, tidak banyak terlihat
bruntusan, dan rasa matang. Durasi penggorengan ditentukan ketika mi sudah memiliki warna
kuning kecoklatan. Suhu penggorengan yang digunakan untuk percobaan adalah kisaran 150-
160℃, 160-170℃, dan 180-200℃. Percobaan penggorengan mi kremes pertama dilakukan
sebelum minyak panas. Percobaan kedua dilakukan ketika minyak sudah mencapai suhu 150℃
dengan durasi penggorengan 2 menit 10 detik. Percobaan ketiga dilakukan dengan suhu
penggorengan 160℃ dengan durasi 1 menit, Percobaan keempat dilakukan dengan suhu 180℃
dengan durasi penggorengan 30 detik.
Selanjutnya, divisi R&D melakukan evaluasi sensori menggunakan metode Focus Group
Discussion (FGD) dalam menentukan takaran bumbu untuk produk mi kremes. Panelis evaluasi
sensori merupakan karyawan R&D dan produksi CV Abadi Jaya. Bumbu tabur dan banyak
bumbu yang digunakan dalam trial disajikan dalam Tabel 2.

9
Tabel 2 Trial bumbu tabur
No. Bumbu Tabur Berat (g/ 10 keping)

1. 2
Keju manis
2. 4

3. 2
Jagung manis
4. 4

Selanjutnya, dilakukan trial kemasan yang cocok untuk produk Umiecorn. Beberapa jenis
kemasan yang dicoba diantaranya adalah kemasan standing pouch plastik bening, dan standing
pouch kraft multilayer. Akan dipilih kemasan yang paling sesuai dengan display produk yang
diharapkan, dapat melindungi produk dengan baik, serta ideal untuk mengemas produk
Umiecorn. Selain itu, juga dilakukan trial untuk mengetahui berat per satuan kemasan yang
sesuai untuk Umiecorn.

Gambar 4 Diagram alir proses R&D produk Umiecorn

10
2.2 Produksi
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan Umiecorn terdiri atas ekstruder ulir tunggal, mixer,
deep fryer, fluidized bed dryer, hand sealer, termometer, loyang, spatula, wadah, sendok, gelas
ukur, gunting, dan kain lap.

2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan Umiecorn terdiri atas tepung jagung, tepung
tapioka, garam, air, gliserol monostearat, minyak goreng, dan bumbu (BBQ, Balado, Seaweed,
jagung manis, dan keju manis).

2.2.3 Kemasan
Kemasan yang digunakan untuk mengemas produk Umiecorn setelah dibumbui merupakan
kemasan primer berjenis standing pouch multilayer berukuran 12 x 20 cm. Kemasan ini terdiri
atas dua lapis bahan dengan bahan kraft di bagian luar dan bahan plastik di bagian dalam.
Kemasan standing pouch dilengkapi dengan ziplock di bagian atas kemasan dan kemasan disegel
menggunakan hand sealer pada bagian atas ziplock untuk mencegah udara masuk dan menjamin
kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen.

2.2.4 Tahapan Proses Produksi


Tahap proses produksi Umiecorn meliputi enam tahapan, yaitu (1) penerimaan bahan baku
dan mixing, (2) ekstrusi dan pencetakan adonan, (3) pengeringan dengan fluidized bed dryer, (4)
penggorengan dengan deep fryer, (5) pencampuran bumbu, dan (6) pengemasan.

Tabel 3 Tahapan proses produksi Umiecorn


Tahapan Penjelasan

Tahap 1 Proses penerimaan bahan baku dilakukan oleh QC


Penerimaan bahan dan mixing untuk mengecek kesesuaian kriteria bahan dan
bahan diambil sesuai formula dan kapasitas
produksi per batch oleh bagian mixing untuk
dicampurkan menjadi adonan mi.

Tahap 2 Proses ekstrusi dan pencetakan adonan dilakukan


Ekstrusi dan pencetakan adonan oleh bagian ekstrusi dengan proses meliputi
pengecekan dan penyiapan alat ekstrusi sesuai
parameter produksi, pemasukan adonan melalui
hopper extruder, pemotongan untaian mi, serta
pencetakan untaian mi menjadi kepingan mi sesuai
spesifikasi.

11
Tahap 3 Proses pengeringan dilakukan oleh bagian
Pengeringan pengeringan dengan proses meliputi penyiapan
alat fluidized bed dryer sesuai parameter produksi,
pengeringan kepingan mi, dan penyerahan ke
bagian penggorengan.

Tahap 4 Proses penggorengan dilakukan oleh bagian


Penggorengan penggorengan dengan proses meliputi penyiapan
alat deep fryer sesuai parameter produksi,
penggorengan kepingan mi, dan penirisan mi
goreng.

Tahap 5 Proses pencampuran bumbu dilakukan oleh bagian


Pencampuran bumbu mixing dengan proses meliputi penimbangan
bumbu sesuai berat mi jagung goreng,
pencampuran bumbu dengan mi, dan penyerahan
ke bagian pengemasan.

Tahap 6 Proses pengemasan dilakukan oleh bagian


Pengemasan pengemasan dengan proses meliputi penyiapan
kemasan standing pouch multilayer, penimbangan
produk, memasukkan produk ke kemasan, dan
penyegelan produk.

12
2.2.5 Diagram Alir

Gambar 5 Diagram alir proses produksi Umiecorn

13
2.3 Quality Control
2.3.1 Parameter produksi
Parameter-parameter yang ditetapkan untuk produk Umiecorn didasarkan kepada SNI
01-2774-1992 tentang Syarat Mutu Mie Kering dan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Nomor 13 Tahun 2019 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam
Pangan Olahan. Berikut adalah syarat mutu mie kering menurut SNI 01-2774-1992 dan
PerBPOM No. 13 Tahun 2019.
Tabel 4 Syarat mutu mie kering
No. Uraian Satuan Persyaratan

Mutu 1 Mutu 2

1 Keadaan

1.1 Bau Normal Normal

1.2 Rasa Normal Normal

1.3 Warna Normal Normal

2 Air % (b/b) Maks. 8 Maks. 10

3 Abu % (b/b) Maks. 3 Maks. 3

4 Protein % (b/b) Min. 11 Min. 8

5 Bahan Tambahan Makanan


Tidak boleh ada
5.1 Boraks Sesuai dengan SNI 022-M dan
Permenkes 722/Menkes/Per/IX/88
5.2 Pewarna

6 Cemaran Logam

6.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0 Maks. 1,0

6.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0 Maks. 10,0

6.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0 Maks. 40,0

6.4 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05 Maks. 0,05

7 Arsen (As) mg/kg Maks. 0,5 Maks. 0,5

14
Tabel 5 Syarat batas cemaran mikroba mie kering

Jenis
Jenis Pangan Mikroba/ n c m M Metode
Kategori Pangan Olahan Parameter Analisis
Uji
Mikroba

06.4. Pasta dan Semua Mie tanpa ALT 5 2 103 104 ISO
2 Mi Kering perlakuan (misalnya Koloni/g Koloni/ 4833-1
Serta tanpa dipanaskan, g
Produk
direbus, dikukus,
Sejenisnya Salmonell 5 0 negatif/25 NA ISO
dimasak,
a g 6579
dipregelatinisasi,
atau dibekukan) Kapang 5 2 10 103 SNI ISO
tetapi dikeringkan dan Koloni/g Koloni/ 21527-2
Khamir g

2.3.2 Analisis Mutu Kimia


Analisis terhadap mutu produk akhir Umiecorn secara kimia meliputi analisis proksimat
yang terdiri dari kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat (by difference).
a. Kadar air
Tahapan analisis kadar air dilakukan berdasarkan SNI 01-2891-1992. Prosedur kerja
terdiri atas pengecekan suhu oven, tahap analisis, serta perhitungan kadar air.
Pengecekan Suhu Oven
1. Sebelum digunakan untuk analisis, lakukan pengecekan suhu oven dengan
memasukkan termometer yang sudah dikalibrasi ke dalam oven
2. Tunggu hingga termometer mencapai suhu yang diinginkan (5 menit)
3. Lakukan pengecekan suhu oven sebanyak 5 kali
4. Catat dan rata-ratakan nilai suhu dan hitung standar deviasinya
Tahap Analisis
1. Keringkan cawan kosong dan tutupnya dalam oven selama 15 menit
2. Dinginkan cawan di dalam desikator selama 15 - 20 menit
3. Timbang cawan kering yang sudah didinginkan
4. Timbang 1-2 g contoh
5. Keringkan pada oven suhu 105oC selama 3 jam
6. Dinginkan dalam desikator selama 15 - 20 menit
7. Timbang dan ulangi hingga diperoleh bobot tetap

15
b. Kadar abu
Analisis kadar abu dilakukan menggunakan metode pengabuan kering sesuai
dengan prosedur sesuai SNI 01-2891-1992.
Tahap Analisis
1. Keringkan cawan porselin kosong (dan tutupnya) dalam oven bersuhu 105oC
selama 15 menit dan dinginkan dalam desikator
2. Timbang cawan porselin tersebut dan catat bobotnya
3. Timbang 2-3 g contoh ke dalam cawan porselin
4. Arangkan contoh di atas nyala pembakar
5. Masukkan contoh ke tanur listrik, panaskan pada suhu maksimum 550oC sampai
pengabuan sempurna
6. Setelah pengabuan selesai, dinginkan cawan contoh di dalam desikator ,
kemudian timbang sampai bobot tetap.

c. Kadar lemak
Analisis kadar lemak dilakukan menggunakan metode Soxhlet dengan
mengekstraksi lemak dari produk (Umiecorn) dengan pelarut heksana berdasarkan SNI
01-2891-1992.
Tahap Analisis
1. Siapkan labu lemak, keringkan dalam oven suhu 105 oC selama 15 menit,
dinginkan dalam desikator dan timbang
2. Ambil kertas saring kering dengan contoh dan masukkan ke dalam selongsong
kertas saring yang dialasi dengan kapas
3. Sumbat selongsong kertas yang berisi contoh dengan kapas
4. Masukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan ke labu lemak
5. Masukkan pelarut heksana sebanyak 150 mL
6. Ekstrak lemak dalam contoh sebanyak kurang lebih 6 jam
7. Suling heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven pengering pada suhu
105oC
8. Dinginkan pada desikator dan timbang
9. Ulangi hingga bobotnya tetap

d. Kadar protein
Analisis kadar protein dilakukan menggunakan metode Kjeldahl berdasarkan
AOAC 960.52 (dengan modifikasi).
Tahap Destruksi
1. Timbang sejumlah contoh (100-250 mg) ke dalam labu Kjeldahl
2. Tambahkan 1,9 g ± 0,1g K2S2O4, 40 ± 10 mg HgO, dan 2 ± 0,1 mL H2SO4
3. Tambahkan Tris sebanyak 35 - 40 mg
4. Lakukan sebanyak 2 kali
Tahap Destilasi
16
1. Tambahkan sejumlah kecil air destilata secara perlahan lewat dinding labu dan
digoyang pelan agar kristal yang terbentuk larut kembali
2. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi dan labu dibilas 5-6 kali dengan 1-2
mL air destilata
3. Air cucian dipindahkan ke labu destilasi dan ditambahkan 8-10 mL larutan 60%
NaOH - 5% Na2S2O3
4. Di bawah kondensor diletakkan erlenmeyer 250 mL yang berisi 5 mL larutan
H2BO3 dan 2-4 tetes indikator metilen red-metilen blue dan ditempatkan dalam
wadah berisi es batu. Ujung kondensor harus terendam di bawah larutan H2BO3
5. Destilasi dilakukan sehingga diperoleh sekitar 15 mL destilat
6. Lakukan sebanyak 2 kali (duplo)

Tahap Titrasi
(a) Standarisasi larutan HCl 0,02N
1. Pipet 25 mL larutan HCl 0,02N ke dalam erlenmeyer 250 mL
2. Titrasi larutan HCl 0,02N engan NaOH 0,02N yang telah distandarisasi
3. Catat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi hingga warna larutan berubah
menjadi merah muda
4. Hitung normalitas larutan HCl
(b) Titrasi destilat dengan HCl 0,02 standar
1. Destilat dalam erlenmeyer diencerkan hingga kira-kira 50mL
2. Titrasi dengan HCl 0,02N terstandar sampai terjadi perubahan warna menjadi
abu-abu
3. Catat volume HCl 0,02N terstandar yang diperlukan untuk titrasi
4. Lakukan pekerjaan masing-masing duplo.

17
2.3.3 Analisis Mutu Fisik
Analisis mutu fisik pada produk akhir Umiecorn dilakukan dengan mengukur analisis
tekstur dan nilai Aw.
a. Analisis Tekstur
Analisis tekstur melalui metode modifikasi Subarna et.al (2012) menggunakan Texture
Analyser.
Penentuan Jenis Probe dan Setting
1. Nyalakan Texture Analyser.
2. Nyalakan komputer untuk menjalankan program Texture Analyser.
3. Tentukan parameter tekstur dan golongan contoh bahan pangan yang akan diukur.
4. Pilih jenis probe dan setting pengukuran yang sesuai untuk contoh dan jenis analisis dari
menu help program Texture Analyser.
5. Lakukan terlebih dahulu uji coba pengukuran pada contoh untuk menentukan setting
kondisi pengukuran yang sesuai.
Pengukuran Contoh
1. Pilih dan pasang jenis probe yang sesuai pada alat.
2. Lakukan kalibrasi ketinggian probe.
3. Setting kondisi pengukuran, yaitu Mode, Option, Pre-test, Test-speed, Post-test speed,
Strain, Trigger type, dan Data acquisition rate. Catat semua kondisi pengukuran tersebut.
4. Lakukan pengukuran tekstur contoh bahan pangan.

b. Analisis aw
Analisis aw dianalisis menggunakan Shibaura aw Meter WA-360 sesuai prosedur yang
dilakukan oleh Putri et al. (2018).
Pengukuran aw
1. Nyalakan alat Shibaura aw Meter WA-360.
2. Kalibrasi alat terlebih dahulu sebelum penggunaan dengan menggunakan aw garam
standar. Standar aw NaCl adalah 0,7509 dan K2SO4 adalah 0,97 (30 °C).
3. Timbang bahan dengan berat 1 gram.
4. Lakukan pengukuran dengan memasukkan 1 gram bahan ke dalam aw meter selama
kurang lebih 30 menit.
5. Baca skala pada aw meter.

18
2.3.4 Analisis Mutu Mikrobiologi
Analisis terhadap mutu produk akhir Umiecorn secara mikrobiologi meliputi
analisis angka lempeng total, kapang/khamir, dan salmonella.
a. Angka Lempeng Total (ALT)
Analisis Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan menggunakan metode cawan tuang
berdasarkan ISO 4833-1.
Pembuatan media
1. Sebanyak 3,5 g serbuk PCA ditimbang dan dilarutkan dalam 200 mL aquadest steril,
kemudian dipindahkan ke botol duran.
2. Kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan hot plate dan magnetic
stirrer diaduk hingga larutan jernih. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada
suhu 121°C.
3. Pembuatan KH 2 P O4 dilakukan dengan menambahkan 34 gram serbuk KH 2 P O4 dan
dilarutkan dengan 500 mL aquades steril, kemudian ditambahkan NaOH 1 N
sebanyak 500 mL. Larutan dipindahkan ke tabung tertutup sebanyak 15 tabung
dengan jumlah 9 mL. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.
Pengenceran sampel
1. Sampel 1 dan sampel 2 sebanyak 10 gram dihancurkan. Empat buah tabung reaksi
disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 mL pengencer KH 2 P O4. Sampel 1
dan sampel 2 dipipet 1 mL ke masing-masing tabung pengenceran 10−1 atau tabung
pertama yang telah berisi pengencer KH 2 P O4 hingga diperoleh pengenceran 10−2
lalu dihomogenisasi dengan vortex. Pengenceran berikutnya dibuat sampai 10−4.
2. Sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran dipipet ke dalam cawan petri dan
dibuat duplo. Sebanyak ±15 mL PCA dituang ke cawan petri. Cawan petri diputar ke
kanan dan ke kiri sebanyak 30 kali agar dapat tercampur merata dan didiamkan
sampai memadat. Setelah media memadat, cawan diinkubasi pada suhu 35°C selama
24 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

b. Total Kapang dan Khamir


Analisis total kapang dan khamir dilakukan menggunakan metode cawan tuang
berdasarkan ISO 6579.
Pembuatan media
1. Sebanyak 7,8 g serbuk PDA ditimbang dan dilarutkan dalam 200 mL aquades steril,
kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan hot plate dan magnetic
stirrer diaduk hingga larutan jernih.
2. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C. Pada setiap 100 mL
larutan PDA yang sudah disterilisasi ditambahkan 2,8 mL asam tartarat 10%.
3. Pembuatan KH 2 P O4 dilakukan dengan menambahkan 34 gram serbuk KH 2 P O4 dan
dilarutkan dengan 500 mL aquades steril, kemudian ditambahkan NaOH 1 N

19
sebanyak 500 mL. Larutan dipindahkan ke tabung tertutup sebanyak 15 tabung
dengan jumlah 9 mL. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.
Pengenceran sampel
1. Sampel 1 dan sampel 2 sebanyak 10 gram dihancurkan. Empat buah tabung reaksi
disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 mL pengencer KH 2 P O4. Sampel 1
dan sampel 2 dipipet 1 mL ke masing-masing tabung pengenceran 10−1 atau tabung
pertama yang telah berisi pengencer KH 2 P O4 hingga diperoleh pengenceran 10−2
lalu dihomogenisasi dengan vortex. Pengenceran berikutnya dibuat sampai 10−4.
2. Sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran dipipet ke dalam cawan petri dan
dibuat duplo. Sebanyak ±15 mL PDA dituang ke cawan petri. Cawan petri diputar ke
kanan dan ke kiri sebanyak 30 kali agar dapat tercampur merata dan didiamkan
sampai memadat. Setelah media memadat, cawan diinkubasi pada suhu 35 - 37°C
selama 24-48 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan
dihitung.

c. Salmonella
Analisis Salmonella dilakukan menggunakan metode berdasarkan ISO 6579.
Pembuatan media
1. Media TTB dimasukkan ke dalam 100 mL aquades steril. Serbuk 16 g XLDA dan 7
g HEA dimasukkan ke dalam 300 mL aquades steril. Kemudian dipanaskan dan
diaduk dengan menggunakan hot plate dan magnetic stirrer hingga merata. Tunggu
hingga tidak terlalu panas. Sebanyak ±15 mL XLDA dan HEA dituang ke cawan
petri hingga memadat.
2. Sebanyak 19,5 g serbuk TSIA ditimbang dan dilarutkan dalam 300 mL aquades steril
dan 10,2 g serbuk LIA ke dalam 300 mL aquades steril. Media TSIA dan LIA yang
sudah dilarutkan dan dipanaskan dipindahkan ke botol duran. Media TSIA dan LIA ±
8 mL dipindahan ke tabung dan diletakkan dengan posisi miring. Media dibiarkan
memadat.
3. Sebanyak 3 g serbuk RV ditimbang dan dilarutkan ke dalam 100 mL aquades steril
dan dipindahkan ke tabung 10 mL
4. Sebanyak 4,6 g serbuk TTB ditimbang dan dilarutkan ke dalam 100 mL aquades
steril. Kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan hot plate dan
magnetic stirrer diaduk hingga larutan jernih. Tunggu hingga tidak terlalu panas.
Setelah itu, dipindahkan ke tabung 10 mL.
Preparasi sampel
1. Plastik steril dibuka dari bawah dan jangan menyentuh bagian dalam lalu ditimbang.
Penimbangan selalu dekat dengan bunsen. Sampel 1 dan sampel 2 ditimbang
sebanyak 25 g di dekat bunsen.

20
2. Media BPW 225 mL dimasukkan ke plastik berisi sampel. Lalu diikat dan dikocok
perlahan. Masukkan sampel ke stomacher selama 1 menit. Kemudian inkubasi 35°C
selama 24 jam.
Analisis
1. Larutan BPW dan sampel yang telah diinkubasi dipindahkan ke media RV dan TTB.
Sebanyak 0,1 mL larutan BPW dan sampel dipindahkan ke tabung RV kemudian
diinkubasi 42°C selama 24 jam di waterbath. Sebanyak 1 mL larutan BPW dan
sampel dipindahkan ke tabung TTB kemudian diinkubasi 35°C selama 24 jam di
inkubator.
2. Tabung RV dan TTB dipindahkan ke cawan petri berisi Media XLDA dan HEA.
3. Ose dibakar hingga membara lalu dimasukkan ke tabung RV/TTB. Kemudian ose
digoreskan ke media XLDA/HEA. Setiap akan menggoreskan ke area yang berbeda,
ose harus dibakar di atas bunsen. Kemudian inkubasi 35°C selama 24 jam.
4. Ose dibakar hingga membara. Ambil koloni dari media XLDA/HEA. Lakukan
metode gores tusuk dan diinkubasi 35°C selama 48 jam.

2.4 Pemasaran dan Penjualan


Kegiatan pemasaran dan penjualan produk Umiecorn dilakukan oleh divisi marketing
dengan tahapan perencanaan bisnis, pengenalan produk, serta promosi dan penjualan. Tahap
perencanaan bisnis dilakukan bersamaan dengan studi kelayakan bisnis dengan seluruh
stakeholders pada CV Jaya Abadi untuk menajamkan gagasan mengenai produk yang ingin
dipasarkan. Tahap ini dilanjutkan dengan penyusunan ide untuk tahapan-tahapan selanjutnya. Ide
yang disusun mencakup branding (nama produk, tagline, logo, desain label dan kemasan),
public relation (metode observasi pasar, pemilihan media sosial, karakter brand), dan sales
(strategi penjualan). Tahap pengenalan produk bertujuan untuk meningkatkan brand awareness.
Tahap observasi produk perlu dilakukan agar produk Umiecorn benar-benar terjual kepada
konsumen yang tepat dengan harga yang relatif terjangkau oleh para konsumen target.
Konsumen target juga nantinya akan mempengaruhi tingkat kualitas produk dan jenis kemasan.
Tahap promosi dan penjualan merupakan kegiatan untuk menciptakan sales produk sekaligus
menjaga branding dan mengekspansi pasar. Tahapan selanjutnya berhubungan dengan hasil
observasi konsumen yaitu menentukan harga jual. Hal ini dilakukan karena harga jual suatu
produk sangat berpengaruh dengan strategi marketing yang akan dilakukan sehingga dapat
menarik konsumen membeli produk Umiecorn.

21
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Research & Development


Formulasi bahan yang berbeda menghasilkan produk akhir dengan karakteristik yang
berbeda pula. Pada formulasi ke-1 dan ke-2 ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara mi kremes yang dihasilkan dari penggunaan telur dengan GMS. Kemudian formulasi ke-1,
2, 3, serta 4 memiliki perbedaan kerenyahan karena adanya perbedaan komposisi tepung yang
digunakan. Formulasi ke-1 dan ke-2 memiliki tekstur yang kurang renyah jika dibandingkan
dengan formulasi ke-3 dan ke-4. Perbedaan formulasi 3 dan 4 terletak pada persentase
penggunaan tepung tapioka. Formulasi ke-3 dengan penggunaan tapioka sebesar 25%
menghasilkan produk akhir yang terlalu renyah jika dibandingkan dengan formulasi ke-4.
Kerenyahan yang terlalu tinggi ini menyebabkan teksturnya cenderung seperti kerupuk,
sedangkan kerenyahan yang diinginkan adalah seperti mi kremes yang sudah beredar di pasaran.
Maka, setelah dilakukan evaluasi mengenai hasil akhir dengan pertimbangan sensori dan harga
bahan baku, dipilihlah formulasi keempat.

Tabel 6 Formulasi terpilih Umiecorn


No. Bahan % Berat (g/100g Tepung jagung)

1. Tepung jagung Fit’s 53 100

2. Tapioka 8,0 15

3. Griseril Monostearat (GMS) 0,3 0,5

4. Garam 1,1 2

5. Air 37,3 70

Perbedaan bentuk untaian mie ternyata menyebabkan perbedaan kualitas produk yang
dihasilkan. Bentuk produk pada contoh ke-1 (Gambar 2) menghambat proses pengeringan dan
penggorengan. Mie kremes yang dihasilkan masih basah setelah pengeringan dan tidak matang
setelah penggorengan pada bagian tengah atau inti produk. Bentuk produk pada contoh ke-2
(Gambar 3) menghasilkan produk yang kering dan matang merata karena setiap permukaannya
terekspos sehingga bentuk ini yang dipilih sebagai bentuk produk mie kremes Umiecorn. Trial
juga menunjukkan bahwa tiga buah untaian mie dengan panjang 30-35 cm menghasilkan ukuran
bite-sized yang sesuai dengan preferensi konsumen.
Pengeringan dengan metode tray dryer berdurasi 45 menit menghasilkan tekstur mi
jagung mentah semi basah. Pengeringan dengan fluidized bed dryer selama 2 menit
menghasilkan mie kremes mentah yang sangat kering dan kaku. Pengeringan dengan durasi 1

22
menit menghasilkan mie kremes mentah dengan lapisan luar yang kering dan dapat ditekuk.
Durasi pengeringan 30 detik menghasilkan mie kriuk mentah semi basah. Divisi R&D memilih
pengeringan dengan fluidized bed dryer berdurasi 30 detik karena hasil mie kremes setelah
digoreng berkarakteristik tidak memiliki banyak bruntusan, tekstur kriuk yang diinginkan, serta
penggunaan waktu yang lebih efektif dibandingkan metode simplisia.
Berdasarkan hasil percobaan, penggorengan pertama menghasilkan mie kremes yang
keras dan warna kuning kegelapan. Percobaan penggorengan dengan suhu minyak 150℃
menghasilkan mie kremes yang renyah tetapi terasa tidak matang. Mie kremes yang digoreng
dengan suhu 160℃ memiliki karakteristik renyah tetapi tertinggal di gigi. Penggorengan dengan
suhu 180℃ akhirnya terpilih karena mie kriuk yang dihasilkan bertekstur renyah yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil percobaan, penggunaan bumbu tabur sebanyak 2 gram per 10 keping
untuk bumbu rasa keju manis menghasilkan hasil jadi produk dengan rasa yang kurang merata.
Percobaan yang sama juga dilakukan pada rasa jagung manis dan menghasilkan hasil jadi produk
dengan rasa yang kurang merata. Karenanya, dipilih penggunaan bumbu tabur sebanyak 4 gram
per 10 keping mi jagung. Untuk efisiensi produksi, dapat dimasukkan 40 kepingan mie kremes
dengan bumbu sebanyak 16 gram dalam sekali pembumbuan.
Berdasarkan hasil percobaan, kemasan plastik bening memiliki hasil yang kurang disukai.
Hal ini disebabkan tampilan produk menjadi terlalu berminyak dengan bumbu yang menempel di
dinding kemasan. Selain itu, produk menjadi terlihat terlalu sedikit jika terlihat dari luar,
terutama jika isinya dihancurkan atau diremukkan sebagaimana biasanya mi kremes dikonsumsi.
Karenanya, Umiecorn menggunakan jenis kemasan berbentuk standing pouch yaitu kantong
berbahan kraft multilayer dengan penambahan fitur ziplock seperti pada Gambar 6. Pemilihan
model standing pouch dinilai lebih praktis dari pouch biasa karena dapat diletakkan pada bidang
datar dengan posisi berdiri sehingga produk tidak mudah tumpah. Fitur ziplock juga
dimanfaatkan untuk buka-tutup kemasan sehingga membuat Umiecorn lebih fleksibel untuk
dikonsumsi. Bahan kemasan terbuat dari kraft multilayer yang terdiri dari lapisan kertas litho
paper dan plastik anti minyak. Umiecorn dikemas dengan berat bersih 20 gram di tiap
kemasannya untuk memperoleh hasil pengemasan dan produk akhir yang optimal secara isi dan
display produk.

23
Gambar 6 Kemasan Umiecorn

3.2 Produksi

3.2.1 Trial Produksi


Produksi mi jagung kremes Umiecorn diawali dengan trial produksi untuk mencoba
formulasi yang diberikan oleh divisi R&D. Trial dilakukan sebanyak dua kali dengan rincian trial
pertama mencoba formulasi adonan mi jagung dengan substitusi tepung tapioka sebanyak 0%,
15%, dan 25% berat tepung jagung. Percobaan ini menunjukkan substitusi tepung tapioka
sebanyak 15% menghasilkan mi jagung dengan karakteristik adonan yang tetap elastis dan tidak
mudah putus, kerenyahan yang baik, serta permukaan yang mulus setelah digoreng. Trial
pertama juga mencoba waktu pengeringan dan penggorengan yang dapat menghasilkan
karakteristik mi jagung kremes terbaik dan diketahui bahwa pengeringan dengan fluidized bed
dryer selama 30 detik pada suhu 40 °C dan waktu penggorengan dengan deep fryer selama 30
detik pada suhu 180-200 °C merupakan kombinasi yang optimal untuk menghasilkan mi jagung
goreng dengan kriteria warna coklat keemasan yang baik, kerenyahan yang sesuai, dan tekstur
permukaan mi kremes yang tidak terlalu mekar. Trial kedua dilakukan untuk memverifikasi
formula final dan parameter produksi. Hasil dari trial ini adalah formulasi adonan mi jagung dan
parameter produksi yang ditetapkan dari trial pertama mampu menghasilkan mi jagung dengan
kualitas yang konsisten sehingga formula dan parameter produksi ini akan ditetapkan menjadi
instruksi kerja bagi masing-masing penanggung jawab tahapan proses dalam proses produksi.
Hasil trial kedua kemudian dibagikan kepada mahasiswa di lingkungan PAU dan kantin sapta
serta dosen di sekretariat departemen ITP untuk mencari feedback terhadap formula mi dan
bumbu sebagai bahan perbaikan bagi divisi produksi dalam memproduksi Umiecorn
kedepannya.

3.2.2 Produksi dan Evaluasi Produksi


Produksi mi jagung kremes Umiecorn dilakukan dengan menggunakan formulasi final
yaitu adonan mi jagung dengan substitusi tepung tapioka sebanyak 15% yang ditambahkan
dengan gliseril monostearat sebanyak 0,5% berat tepung jagung yang nantinya dicampurkan
dengan air sebanyak 70% berat tepung jagung yang telah dilarutkan dengan garam sebanyak 2%
berat tepung jagung. Setelah adonan tercampur secara merata, adonan dimasukkan ke dalam
ekstruder yang telah diatur dengan suhu zona 1 dan 2 sebesar 87 oC dan suhu zona 3 dan 4
sebesar 90oC serta kecepatan screw mencapai 120-125 rpm. Proses ekstrusi dengan
menggunakan ekstruder ulir menghasilkan untaian mi jagung yang nantinya akan dipotong
dengan panjang ±35 cm per helainya. Sebanyak 3 helai mi jagung digabungkan untuk membuat
1 gulungan mi. Gulungan mi yang telah dibuat lalu disusun dan dikeringkan menggunakan
fluidized bed dryer dengan suhu yang mencapai 40oC dalam 30 detik hingga dihasilkan gulungan
mi jagung dalam kondisi semi basah. Setelah pengeringan selesai dilakukan, gulungan mi semi
basah dibawa untuk digoreng dengan menggunakan deep fryer. Penggorengan mi dengan

24
menggunakan deep fryer dilakukan dengan kisaran suhu 190-200 oC dalam 30-40 detik.
Penirisan dilakukan saat penggorengan telah mencapai 40 detik dengan menggunakan tisu kertas.
Hal ini dilakukan untuk menyerap minyak dalam mi yang telah digoreng sehingga dapat
mempertahankan tekstur renyah pada mi tersebut. Setelah mi selesai ditiriskan, mi kemudian
dimasukkan kedalam toples untuk diberikan bumbu dengan 5 varian yang berbeda. Bumbu yang
diberikan terlebih dahulu ditimbang agar tidak merusak rasa dari produk apabila terlalu
banyak/sedikit diberikan. Toples yang telah diberikan bumbu kemudian ditutup dan digoyangkan
secara perlahan agar bumbu merata pada mi tetapi tidak membuat mi hancur. Mi yang telah
tercampur merata kemudian ditimbang sebanyak 20 g sebelum dimasukkan ke dalam kemasan
kraft multilayer dengan ukuran 12 x 20 cm. Kemasan juga disegel dengan menggunakan hand
sealer untuk memastikan kemasan tertutup rapat dan umur simpan produk terjaga.
Produksi mi jagung kremes Umiecorn memiliki beberapa kendala pada beberapa bagian
proses produksi. Kendala pertama adalah pengadukan adonan pada tahap mixing bahan kering
dan basah menggunakan hand mixer dapat menyebabkan adonan tumpah keluar wadah karena
konsistensi adonan yang berbentuk bulir. Kendala ini diatasi dengan penggunaan wadah mixing
yang lebih tinggi sehingga meminimalisir tumpahnya adonan selama pengadukan. Kendala
kedua adalah mesin ekstruder yang digunakan sudah memiliki banyak karat di bagian selongsong
dan ulir yang menyebabkan banyak untaian mi yang harus dibuang karena memiliki bau karat
dan besi. Solusi dari kendala ini diatasi dengan pembersihan ulir dan selongsong ekstruder
menggunakan kain lap basah sebelum memulai proses ekstrusi adonan. Kendala ketiga adalah
adonan mie yang mudah patah masih banyak meskipun formulasi yang digunakan sudah tepat.
Hal ini disebabkan mesin ekstruder tidak dipanaskan sebelum proses ekstrusi dan membuat
untaian mie yang keluar di awal menjadi mudah patah dan tidak elastis karena pati pada tepung
jagung belum tergelatinisasi sempurna akibat suhu alat belum mencapai 85-90oC. Kendala ini
dapat diatasi dengan menyalakan mesin ekstruder terlebih dahulu agar kondisi selongsong dalam
keadaaan panas dan mencegah adonan tidak tergelatinisasi seperti kondisi sebelumnya.

3.3 Quality Control

3.3.1 Hasil uji mutu kimia


● Kadar air = 4,78 ± 0,40%
● Kadar abu (BB) = 2,11 ± 0,04%
● Kadar abu (BK) = 2,21 ± 0,04%
● Kadar lemak (BB) = 20,36 ± 1,17%
● Kadar lemak (BK) = 21,39 ± 1,23%
● Kadar protein (BB) = 4,25 ± 1,49%
● Kadar protein (BK) = 4,46 ± 1,57%
● Kadar Karbohidrat = 68,50%

Karbohidrat yang dicerna = 68,50 - 6,80% (serat dari literatur) = 61,70%

25
Energi Total = 16,99 + 183,27 + 246,8
= 447,07 kkal

Tabel 7 Nilai Kandungan Gizi Mi Jagung Kering


Jenis Nilai kandungan gizi (per 100g)
Pangan
Lemak Protein Karbohidrat Total Energi Total

Mi kering 20,36 4,25 61,70 447,07


(jagung)

Tabel 8 Hasil Perhitungan AKG Umiecorn


Zat gizi Nilai zat gizi (per % AKG
saji /20g)

Lemak total 4,07 ~ 4g 6%

Protein 0,85 ~ 1g 2%

Karbohidrat total 12,34 ~ 13g 4%

Natrium (dr 180 mg 12%


recipal)

Energi total 89,41 ~ 90kkal -

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kadar air mi jagung sebesar 4,78% dengan
standar deviasi sebesar 0,40; kadar abu (BB) mi jagung sebesar 2,11% dengan standar
deviasi sebesar 0,04; kadar abu (BK) mi jagung sebesar 2,21% dengan standar deviasi
sebesar 0,04; kadar lemak (BB) mi jagung sebesar 20,36% dengan standar deviasi sebesar
1,17; kadar lemak (BK) mi jagung sebesar 21,39% dengan standar deviasi sebesar 1,23;
kadar protein (BB) mi jagung sebesar 4,25% dengan standar deviasi sebesar 1,49; kadar
protein (BK) mi jagung sebesar 4,46% dengan standar deviasi sebesar 1,57; dan kadar
karbohidrat mi jagung sebesar 68,50%. Kadar air memegang peranan penting dalam
menentukan masa simpan produk ekstrusi. Umumnya, jika kadar air produk semakin rendah
maka produk menjadi lebih awet. Bila dibandingkan dengan SNI 01-2774-1992 tentang Mie
Kering, kadar air dan abu memenuhi standar mutu mie kering, dimana kadar air maksimal
menurut SNI Mie Kering adalah sebesar 8%. Begitu pula dengan kadar abu, dimana SNI
mensyaratkan kadar abu pada mie kering maksimal 3%. Namun pada kadar protein hasil
analisis tidak memenuhi persyaratan SNI Mie Kering, dimana pada SNI mie kering
mensyaratkan kadar protein mie kering minimal 11% untuk mutu 1 dan minimal 8% untuk
mutu 2. Data analisis kandungan gizi pada mi jagung selanjutnya digunakan dalam
pembuatan tabel Informasi Nilai Gizi (ING). Berdasarkan data nilai kandungan gizi per saji,

26
diperoleh persentase AKG lemak total, protein, karbohidrat total, dan natrium masing-masing
sebesar 6%, 2%, 4%, dan 12%. Energi total produk Umiecorn per saji (20g) sebesar 90kkal.

3.3.2 Hasil uji mutu fisik


Sampel mi jagung yang termasuk ke dalam snack food dilakukan uji fisik dengan alat
berdasarkan parameter tekstur dan aw. Pengujian tekstur dengan diambil contoh seberat 2.1
gram yang kemudian diukur kerenyahannya dengan alat texture analyzer menggunakan
probe kramer menghasilkan data brittleness yang tercapai saat gaya 135.2 g dengan
kedalaman 2.115 mm serta hardness yang tercapai saat gaya 34209.4 g dengan kedalaman
17.142 mm. Selain itu, didapati juga data jumlah peak sebanyak 123, terbilang cukup banyak
sehingga dapat dikatakan produk memiliki kerenyahan yang cukup. Uji aw dilakukan
menggunakan aw meter dengan contoh sampel seberat 1 gram. Hasil penelitian didapatkan
hasil aw pada produk akhir umiecorn sebesar 0.3715 ± 0.0015.

Tabel 9 Hasil uji mutu fisik


Waktu Parameter SNI 01-2774-1992 Spesifikasi

Setelah Bentuk dan berat - Diameter: 5cm


ekstruksi Panjang: 30-35cm
Bobot: ± 5gram

Warna -

Cemaran fisik - Tidak ada

Setelah Bau Normal Normal


penggorengan
Rasa Normal Normal

27
Warna Normal

Tekstur - Brittleness: 132.5 g


(2.115 mm)
Hardness: 34209.4 g
(17.142 mm)
Jumlah peak: 123

aw - aw : 0.3715 ± 0.0015

Bentuk dan berat - Diameter: 2.5-3cm


Bobot: 2-5gram

Cemaran fisik - Tidak ada

3.3.3 Hasil uji mutu mikrobiologis


Perbandingan hasil analisis uji dengan kriteria batas cemaran mikroba berdasarkan Peraturan
BPOM No. 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan.
Hasil analisis mikroba untuk Angka Lempeng Total sampel 1 diperoleh 7,0 ×10 2 Koloni/g.
Sementara Angka Lempeng Total sampel 2 diperoleh <1,0 ×10 1 Koloni/g. Kriteria batas
cemaran Angka Lempeng Total yang diperbolehkan oleh Perka BPOM yaitu 103 Koloni/g < c =
2 < 104 Koloni/g. Hal ini menunjukkan cemaran angka lempeng total pada produk Umiecorn
masih di bawah batas maksimal. Hasil analisis kapang dan khamir sampel 1 dan sampel 2
menunjukkan nilai <1,0 ×10 1 Koloni/g. Kriteria batas cemaran kapang dan khamir yang
diperbolehkan oleh Perka BPOM yaitu 10 Koloni/g < c = 2 < 103 Koloni/g. Hal ini menunjukan
cemaran kapang dan khamir pada produk Umiecorn masih di bawah batas maksimal. Hasil

28
analisis Salmonella pada sampel 1 dan 2 tidak menunjukkan ada kontaminan atau negatif/25 g.
Produk Umiecorn telah lulus syarat mutu mikrobiologi karena hasil yang diperoleh tidak
melebihi dari batas maksimal yang ditentukan.
Tabel 10 Hasil Analisis Uji Mikrobiologi
Hasil
Jenis Mikroba Kriteria BPOM
Sampel 1 Sampel 2

Angka 7,0 ×10 2 Koloni/g <1,0 ×10 1 Koloni/g 3


10 Koloni/g < c = 2 <
Lempeng Total 4
10 Koloni/g
(ALT)

Kapang dan <1,0 ×10 1 Koloni/g <1,0 ×10 1 Koloni/g 10 Koloni/g < c = 2 <
Khamir 3
10 Koloni/g

Salmonella Negatif/ 25 g Negatif/ 25 g Negatif/ 25 g

29
3.4 Pemasaran dan Penjualan
Perencanaan yang telah dilakukan menghasilkan keputusan untuk memasarkan mi jagung
sebagai makanan ringan bebas gluten yang ditargetkan pada mahasiswa IPB University dan
kerabatnya. Nama Umiecorn dan tagline “Munch the Crunch” diperoleh pada tahap perencanaan
lanjutan. Dalam tahap ini, dilakukan juga pemilihan kemasan berupa kemasan berbahan kraft
multilayer untuk mendukung misi produk ramah lingkungan. Kemasan dilengkapi label
berwarna cerah yang menggambarkan varian produk dan karakter brand yang ingin dicapai.
Metode observasi pasar yang dipilih berupa pembagian sampel produk secara cuma-cuma
kepada mahasiswa yang berada di sekitar Pilot Plant PAU dan Kantin Sapta. Hal ini ditujukan
untuk memperoleh evaluasi dari segi organoleptik sehingga dapat dijadikan masukan dalam
tahap pengembangan produk. Media yang dipilih untuk memasarkan Umiecorn berupa Whatsapp
dan Instagram. Hal ini dikarenakan rasio pengguna kedua media sosial tersebut pada kelompok
target konsumen mendominasi, sehingga informasi mengenai produk dapat sampai ke target
dalam waktu relatif singkat. Umiecorn merupakan produk yang memiliki keunggulan unik,
praktis, murah, dan enak. Oleh karena itu, karakter dari brand yang ingin ditonjolkan melalui
media pemasaran adalah keceriaan produk (fun), serta kemudahan untuk diperoleh dan
dikonsumsi (effortless). Strategi penjualan yang dipilih adalah penjualan secara langsung di
lingkungan sekitar Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB University dengan penambahan
varian baru di tengah periode penjualan untuk meningkatkan rate return konsumen.
Observasi pasar sebagai tahap pengenalan produk menghasilkan ulasan terhadap tekstur
dan rasa produk. Kegiatan ini juga meningkatkan awareness terhadap media sosial Umiecorn
yang akan digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai produk. Hal ini dapat diamati dari
meningkatnya audiens untuk launching produk di Instagram melalui peningkatan followers
sebanyak 106 orang dalam satu hari. Tahap pengenalan juga diiringi dengan merilis beberapa
konten teaser yang dapat membuat audiens seolah merasakan aspek sensori produk tanpa melihat
langsung produknya, seperti aspek auditori melalui Autonomous Sensory Meridian Response
(ASMR) dan aspek visual melalui potongan klip produksi Umiecorn. Antusiasme audiens
terhadap produk berhasil ditingkatkan, melalui konten tersebut yang mencapai >1900 penonton.
Tahap ini kemudian diakhiri dengan launching semua varian produk Umiecorn pada hari
penjualan perdana sehingga calon konsumen memperoleh informasi yang cukup sebelum
membeli Umiecorn.
Penjualan produk mula-mula hanya akan dilakukan secara langsung (tanpa pemesanan) di
lingkungan FATETA IPB University selama 6 hari periode penjualan, namun metode penjualan
ditambahkan melalui pemesanan pra-produksi (pre-order) pada hari ke-2 penjualan. Penambahan
metode ini turut meningkatkan angka penjualan, seperti teramati pada Lampiran 7. Pre-order
pertama meningkatkan penjualan harian rata-rata sebanyak 94 kemasan pada hari ke-1 dan ke-2
(berturut-turut 115 dan 72) menjadi lebih dari 200 kemasan pada hari ke-3 hingga ke-5 (berturut-
turut 233 201, dan 278). Penjualan pada hari ke-6 hanya mencapai 121 kemasan untuk
memanfaatkan sisa bahan produksi. Penambahan varian di hari kedua turut berhasil

30
meningkatkan minat konsumen untuk kembali membeli (repurchase) Umiecorn. Hal ini dapat
teramati dari jumlah penjualan dua varian baru pada Lampiran 7, yaitu jagung manis dan keju
manis, yang mencapai sekitar 180 kemasan selama 5 hari. Angka penjualan kedua varian
tersebut cukup menyaingi ketiga varian utama yang mencapai 176-239 kemasan selama 6 hari.
Promosi yang dilakukan bersamaan seiring periode penjualan dilakukan melalui konten
Instagram berupa informasi mengenai produk, animo konsumen terhadap produk, dan instastory
interaktif. Melalui rangkuman interaksi yang disediakan oleh Instagram, promosi yang dilakukan
oleh Umiecorn cenderung sampai pada audiens dengan range usia 18-24 tahun dengan audiens
lainnya pada range usia 13-44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan
berhasil mencapai target konsumen, yaitu mahasiswa dan kerabatnya. Selain itu, promosi juga
dilakukan dalam bentuk poster pre-order yang disebar melalui Whatsapp oleh seluruh
stakeholders CV Abadi Jaya. Tingkat penjualan yang tinggi melalui metode pre-order
menunjukkan bahwa bentuk promosi tersebut juga berhasil. Melalui tahapan-tahapan pemasaran
dan penjualan ini, produk Umiecorn berhasil terjual sebanyak 1020 kemasan selama 6 hari
periode penjualan.

31
BAB 4 ANALISIS FINANSIAL

Analisis ini digunakan dalam penyusunan bisnis agar dapat mengetahui kelayakan usaha
dan menentukan proyeksi keuangan selama tiga tahun ke depan. Perhitungan dilakukan untuk
mencapai nilai kelayakan usaha Umiecorn. Target prduksi Umiecorn adalah 340 pack per hari
dengan berat bersih 20 gram per-pack. Tabel analisis kelayakan usaha dapat dilihat pada Tabel
11.

Tabel 11. Analisis Kelayakan Usaha


Indikator Total
Harga Pokok Produksi (HPP) Rp 3.966
Pendapatan per 1 hari Rp 1.700.000
Keuntungan per 1 hari Rp 351.467
Revenue per Cost (R/C) 1,26
Break Even Point (BEP) 760 pack
Payback Period (PP) 2 hari

Berdasarkan tabel tersebut, indikator R/C menunjukkan perhitungan 1,26 yang berarti
bisnis ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan waktu
pengembalian modal, yaitu selama 2 hari. Laporan pengeluaran dan penjualan CV Abadi Jaya
terlampir pada Lampiran 6. Perhitungan kelayakan usaha selengkapnya tertera pada Lampiran 8
dan proyeksi cashflow pada Lampiran 10.

32
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
CV Abadi Jaya melakukan pengembangan produk mi kremes berbahan dasar jagung
yang bertujuan memberikan solusi bagi keterbatasan konsumsi mi pada masyarakat Indonesia
yang menderita celiac disease atau gluten intolerance. Proses produksi meliputi tahapan
penimbangan, pencampuran, ekstrusi, pembentukan untaian, pengeringan, penggorengan, dan
pengemasan. Produk yang telah dikemas kemudian dijual dan dipasarkan baik secara luring
ataupun melalui sistem pre-order. Selain melakukan penjualan, CV Abadi Jaya, khususnya
bagian quality assurance dan quality control telah menentukan parameter mutu terbaik yang bisa
diterima konsumen serta memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman dan seragam. Selama
9 hari proses penjualan, telah terjual kurang lebih sebanyak 1020 produk yang terdiri dari
berbagai rasa.

5.2 Saran
Kegiatan Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan yang diadakan oleh Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan secara luring berhasil melatih baik soft skill dan hard skill mahasiswa.
Melalui kegiatan PT, mahasiswa dapat bersama-sama belajar dalam kelompok untuk
menerapkan ilmuilmu yang sudah didapat sekaligus belajar bekerja sama dalam perusahaan kecil
sebagai gambaran tentang industri pangan. Dukungan yang diberikan berupa dana dan materi
pembekalan dirasa sudah cukup guna menunjang kegiatan wirausaha mahasiswa. Untuk
kemajuan kegiatan Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan, diperlukan beberapa pengembangan,
di antaranya penyediaan fasilitas atau alat-alat penunjang untuk kegiatan produksi, adanya
alokasi dana untuk melakukan uji laboratorium setiap produk, dan perlu diadakannya kegiatan
evaluasi rutin yang dilakukan oleh dosen pembimbing

33
DAFTAR PUSTAKA
Diniyah N, Agustin FD, Setiawan D, Subagio A, Windrati WS. 2017. Teknik ekstrusi
dingin pada mie mojang (mocaf-jagung) dengan variasi proporsi bahan baku dan
lama pengukusan adonan. Jurnal Penelitian Pangan. 2(1): 69-75.
Fitriyanti S. 2017. Kajian potensi mie berbahan baku jagung. Jurnal Budidaya Tanaman
Perkebunan Politeknik Hasnur. 3(1): 28-32.
Maula A, Faridah DN, Muhandri T. 2019. Optimasi proses mi jagung varietas lokal
dengan teknologi ekstrusi. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 30(2): 110-118.
Doi: 10.6066/jtip/2019.30.2.110

34
LAMPIRAN
Lampiran 1 Logo perusahaan

Lampiran 2 Desain Kemasan

35
Lampiran 3 Desain Label

Lampiran 4 SOP

SOP PENGADAAN BAHAN BAKU

1. Tujuan
Prosedur ini menjelaskan tentang aktivitas pengadaan bahan baku dengan memastikan
bahwa bahan baku yang diperoleh telah memenuhi persyaratan mutu (standar kualitas).

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk penerimaan bahan baku yang berasal dari supplier

3. Definisi
3.1 FIFO (First In First Out)
FIFO (First In First Out) adalah bahan baku yang pertama masuk maka yang
pertama keluar

4. Pihak Terkait
● Bagian produksi
● Bagian quality control

5. Dokumen yang digunakan


Checklist kelengkapan bahan

36
6. Prosedur
5.1 Pengadaan bahan baku oleh Tim Produksi
5.2 Persiapan peralatan atau dokumen check list untuk spesifikasi bahan baku yang
diterima. Meliputi detail nama barang, jumlah, serta volume atau berat.
5.3 Pengecekan kualitas bahan baku yang datang dari supplier, dilakukan pengujian
terhadap mutu bahan baku dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan
yakni pengujian fisik saja.
5.4 Produk yang memenuhi kriteria akan dipisahkan untuk disimpan dan dipakai,
sedangkan produk yang tidak lolos akan dibuang.
5.5 Bahan yang telah sesuai standar disimpan dalam blok yang sudah ditentukan
berdasarkan jenis bahan dan diatur secara FIFO.

SOP PROSES PRODUKSI


1. Tujuan
Menjamin proses produksi berjalan dengan baik dan memenuhi target standar
kuantitas dan kualitas yang sudah ditetapkan.

2. Pihak Terkait
Bagian produksi
Bagian quality control

3. Dokumen yang Digunakan


Form Kesesuaian Bahan Baku
Form Jadwal Produksi
Form Daftar Bahan
Form Pemeriksaan Kualitas Sistem Produksi

4. Prosedur Pelaksanaan
a. Bagian produksi telah menerima laporan hasil pengujian
- Bagian produksi menerima form informasi mengenai kesesuaian bahan baku yang
akan digunakan diproses produksi dari pihak quality control.
- Form tersebut kemudian ditandatangani oleh ketua bagian produksi dan quality
control.
b. Rencana dan jadwal produksi
- Bagian produksi mempersiapkan form jadwal produksi.
- Form yang disediakan tersebut dibubuhkan tanda tangan dari ketua bagian
produksi.
- Form dibuat 2 salinan untuk diberikan ke bagian quality control dan produksi.
c. Persiapan produksi

37
- Form daftar bahan digunakan sebagai acuan penggunaan bahan selama proses
produksi.
- Menempatkan bahan baku ke dalam mesin dengan kuantitas yang sesuai dengan
kapasitas mesin.
d. Proses produksi
- Selama produksi, hanya bagian produksi yang diperbolehkan menangani proses
atau atas kehendak bagian produksi memperbolehkan bagian lain ikut membantu
proses produksi dengan syarat pihak tersebut mengikuti SOP dan Instruksi Kerja.
- Masing-masing pekerja bagian produksi bekerja sesuai tanggung jawabnya.
- Tahapan proses produksi dimulai.
- Bagian produksi pengemasan wajib mematuhi ketentuan teknis peralatan yang
digunakan.
- Proses pengemasan harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk meminimalkan
kegagalan pengemasan produk.
- Bagian produksi telah memeriksa kesiapan peralatan, jumlah peralatan, dan
jumlah personil yang akan terlibat dalam pengemasan.
- Bagian pengemasan harus memeriksa setiap barang yang dikemas dengan teliti
maka dipisahkan dan dilaporkan untuk ditindaklanjuti.

SOP PRODUK - PEMERIKSAAN KUALITAS PERSEDIAAN BARANG

1. Tujuan
Untuk menjamin kualitas produk tetap terjaga dengan baik dan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan perusahaan.

2. Pihak Terkait
Bagian produksi
Bagian quality control

3. Dokumen yang Digunakan


Laporan Pemeriksaan Kualitas Sistem Produksi

4. Prosedur Pelaksanaan
- Melakukan inspeksi produk dalam setiap rangkaian proses produksi dan pastikan
tidak ada yang cacat. Bila ada kualitasnya buruk maka segera diperbaiki dahulu
sebelum masuk ke proses selanjutnya.
- Tiap-tiap produk hasil produksi diperiksa apakah kuantitas dan kualitasnya sudah
memenuhi standar yang dirancang dan ditetapkan.

38
- Produk yang tidak memenuhi standar disisihkan dan ditempatkan pada rejected
product area dan didata jumlahnya dan diperbaiki terlebih dahulu.
- Untuk produk yang sudah memenuhi standar diserahkan langsung pada bagian
pengepakan akhir.
- Kepala bagian quality control lalu memberikan laporan kepada kepala bagian
produksi dan mendapatkan persetujuannya tentang kontrol yang dilakukan.

SOP PRODUK - PENGIRIMAN HASIL PRODUKSI

1. Tujuan
Untuk menjamin pengiriman hasil produksi sesuai dengan jumlah permintaan

2. Pihak Terkait
Bagian produksi
Bagian Marketing

3. Dokumen yang Digunakan


Memo Kepala Bagian
Form Pemeriksaan Kualitas Sistem Produksi

4. Prosedur Pelaksanaan
- Kepala Bagian Produksi membuat laporan kepada Bagian Marketing bahwa barang
telah selesai diproduksi dan siap dikirim.
- Setelah memperoleh laporan umpan balik, Kepala Bagian Produksi akan memberikan
memo kepada petugas Bagian Produksi terkait dengan jumlah barang serta
mempersiapkan produk yang akan dikirim.

39
Lampiran 5 Dokumentasi

40
41
Lampiran 6 Laporan pengeluaran CV Abadi Jaya
Tanggal Harga/Qty Total per Total per Struk
No Jenis Bahan Spesifikasi Qty Satuan Keterangan
Pembelian (Rp) Bahan (Rp) (Rp)
PEMBELANJAAN OFFLINE
Minyak Alfamart 1 L 1 L 17.900 17.900
1 15 Agustus 2022 Garam Refina 500 g 1 pck 9.500 9.500 40.200 Alfamart
Tapioka Captani 500 g 1 pck 12.800 12.800
2 16 Agustus 2022 Tepung Jagung PT Fits 5 kg 1 pack 111.000 111.000 111.000 PT Fits
Garam Refina 250 g 1 pack 4.000 4.000
3 18 Agustus 2022 13.900 Alfamidi
Tapioka GA 500 g 1 pack 9.900 9.900
4 18 Agustus 2022 Minyak Goreng ` 2 L 14.900 29.800 29.800 Indomaret
5 18 Agustus 2022 Bumbu Bubuk Antaka 100 g 1 pack 6.000 6.000 6.000 Tk Elita
6 19 Agustus 2022 Map Kancing - 1 pcs 17.500 17.500 17.500 Acc Putra
7 22 Agustus 2022 Minyak Goreng Tropical 2 L 18.000 36.000 36.000 Halal Mart
8 22 Agustus 2022 Minyak Goreng Fortune 2 L 19.000 38.000 38.000 Agrimart
Cetak A3 Stiker (3*5 pcs) 18 lbr 3.500 63.000
9 22 Agustus 2022 73.000 Digital Dimensi
Cetak A3 Poster 4 lbr 2.500 10.000
Minyak Goreng Sania 1 L 2 L 18.700 37.400
10 22 Agustus 2022 Paseo Kitchen 55.800 Alfamidi
Tissue handuk 1 pack 18.400 18.400
Towel
11 22 Agustus 2022 Minyak Goreng Resto 2 L 1 pack 38.000 38.000 38.000 Halal Mart
12 22 Agustus 2022 Tepung Jagung PT Fits 7 kg 1 pack 155.400 155.400 155.400 PT Fits
13 22 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15pcs 10 pcs 8.000 80.000 80.000 ACC Putra
14 22 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15pcs 60 pcs 3.500 210.000 210.000 Digital Dimensi
15 23 Agustus 2022 Tapioka CapTani 2 kg 13.000 26.000 26.000 Agrimart IPB
16 23 Agustus 2022 Toples Plastik 10 L 2 pcs 20.000 40.000 40.000 Toko
17 23 Agustus 2022 Bumbu Bubuk Antaka Jagung 100g 1 pcs 6.000 6.000 6.000 Toko
Botol coklat 60 mL 4 pcs 5.000 20.000
18 23 Agustus 2022 28.000 Toko
Botol coklat 300 mL 1 pcs 8.000 8.000
19 24 Agustus 2022 Cetak poster A3 2 pcs 7.000 14.000 14.000 ACC Putra

42
Tanggal Harga/Qty Total per Total per Struk
No Jenis Bahan Spesifikasi Qty Satuan Keterangan
Pembelian (Rp) Bahan (Rp) (Rp)
Antaka Jagung
20 24 Agustus 2022 Bumbu bubuk 1 pcs 6.000 6.000 6.000 Toko Elita
manis
21 24 Agustus 2022 Bumbu bubuk Antaka Keju Manis 2 pcs 6.000 12.000 12.000 Toko
22 24 Agustus 2022 Bumbu bubuk Antaka Keju Manis 2 pcs 5.500 11.000 11.000 Toko
Antaka Jagung
23 25 Agustus 2022 Bumbu bubuk 2 pcs 6.000 12.000 12.000 Toko
bakar
24 25 Agustus 2022 Kardus - 7 pcs 1.000 7.000 7.000 Toko
25 25 Agustus 2022 Tepung Jagung PT Fits 7 kg 1 pack 155.400 155.400 155.400 PT Fits
26 25 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15pcs 14 pcs 3.500 49.000 49.000 Digital Dimensi
Antaka Jagung
27 25 Agustus 2022 Bumbu bubuk 2 pcs 6.000 12.000 12.000 Toko
Manis
Kran Tepcon HS Sari Teknik
28 25 Agustus 2022 Funnel Kran Tepcon 1 pcs 350.000 350.000 350.000
14/40 Glass
29 29 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15 pcs 3 pcs 8.000 24.000 24.000 ACC Putra
30 29 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15 pcs 32 pcs 3.500 112.000 112.000 Digital Dimensi
Kardus - 3 pcs 1.000 3.000
31 29 Agustus 2022 5.000 Sapta
Plastik Kresek - 5 pcs 400 2.000
Antaka Jagung
33 29 Agustus 2022 Bumbu bubuk 2 pcs 6.000 12.000 12.000 Toko Elita
manis
34 29 Agustus 2022 Bumbu bubuk Antaka Keju Manis 1 pcs 6.000 6.000 6.000 Toko Elita
35 29 Agustus 2022 Bumbu bubuk Antaka Keju Manis 2 pcs 6.000 12.000 12.000 Toko
Antaka Jagung
36 30 Agustus 2022 Bumbu bubuk 1 pcs 6.000 6.000 6.000 Toko Elita
Manis
Standing pouch kraft
Packaging 25 pcs 1.000 25.000
paper (5,12*12cm)
37 30 Agustus 2022 75.000 Toko
Standing pouch kraft
Packaging 50 pcs 1.000 50.000
paper (5,12*12cm)
38 30 Agustus 2022 Cetak A3 Label 15 pcs 9 pcs 3.500 31.500 31.500 Digital Dimensi
39 30 Agustus 2022 Kardus - 2 pcs 1.000 2.000 27.000 Toko

43
Tanggal Harga/Qty Total per Total per Struk
No Jenis Bahan Spesifikasi Qty Satuan Keterangan
Pembelian (Rp) Bahan (Rp) (Rp)
Tapioka Cap Tani 2 pack 12.500 25.000
TOTAL 1.943.500
PEMBELANJAAN ONLINE
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 1 pcs 7.000 7.000
rumput laut
Bumbu bubuk rasa
1 17 Agustus 2022 Magfood 100 gr 1 pcs 6.500 6.500 20.000 Shopee
balado
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 1 pcs 6.500 6.500
BBQ
Ukuran besar
Pompa galon 1 pcs 18.900 18.900
manual
2 18 Agustus 2022 37.900 Shopee
Tipe V60 -50 s/d
Termometer digital 1 pcs 19.000 19.000
300 oC
Spidol Whiteboard Joyko Black 2 pcs 3.520 7.040
Spidol Whiteboard Joyko Red 2 pcs 2.400 4.800
Spidol Permanen Joyko Blue 1 pcs 3.300 3.300
Spidol Permanen Joyko Red 2 pcs 3.300 6.600
Sticker label
Joyko 32x18 mm 1 pack 3.400 3.400
(SALB-1709)
3 18 Agustus 2022 Sticker label 55.540 Shopee
Joyko 25x14 mm 1 pack 3.400 3.400
(SALB-1711)
Gunting besar Joyko 21,1x8,1 cm 1 pcs 15.600 15.600
Penggaris besi
Joyko 40 cm 1 pcs 8.800 8.800
(40cm)
Joyko 12 mm x 45
Selotip 1 pcs 2.600 2.600
M
MTE Scale 2 kg /
4 19 Agustus 2022 Timbangan Digital 1 pcs 42.000 42.000 42.000 Shopee
0,1 g
5 19 Agustus 2022 Impulse Sealer 20 cm 1 pcs 90.699 90.699 96.698 Shopee

44
Tanggal Harga/Qty Total per Total per Struk
No Jenis Bahan Spesifikasi Qty Satuan Keterangan
Pembelian (Rp) Bahan (Rp) (Rp)
Elemen ilmpulse
20 cm 1 pcs 5.999 5.999
sealer
Botol Spray Plastik 500 mL 2 pcs 10.000 20.000
6 19 Agustus 2022 40.000 Shopee
Gelas takar Plastik 1 L 1 pcs 20.000 20.000
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 3 pcs 7.000 21.000
rumput laut
Bumbu bubuk rasa
7 21 Agustus 2022 Magfood 100 gr 3 pcs 6.500 19.500 60.000 Shopee
balado
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 3 pcs 6.500 19.500
BBQ
8 21 Agustus 2022 Timbangan Digital 5 kg / 1 g 1 pcs 30.250 30.250 30.250 Shopee
Standing pouch kraft
9 18 Agustus 2022 Packaging 100 pcs 695 69.500 69.500 Shopee
paper (5,12*12cm)
Standing pouch kraft
10 22 Agustus 2022 Packaging 170 pcs 695 118.150 118.150 Shopee
paper (5,12*12cm)
Standing pouch kraft
11 22 Agustus 2022 Packaging 175 pcs 695 121.625 121.625 Shopee
paper (5,12*12cm)
Standing pouch kraft
12 22 Agustus 2022 Packaging 175 pcs 695 121.625 121.625 Shopee
paper (5,12*12cm)
Standing pouch kraft
13 23 Agustus 2022 Packaging 100 pcs 695 69.500 69.500 Shopee
paper (5,12*12cm)
Standing pouch kraft
14 23 Agustus 2022 Packaging 100 pcs 695 69.500 69.500 Shopee
paper (5,12*12cm)
15 23 Agustus 2022 Minyak goreng Camar 2L 4 pack 27.500 110.000 110.000 Alfagift
Sarung tangan
Alfamart 100 pcs 2 pack 7.900 15.800
16 23 Agustus 2022 plastik 32.300 Alfagift
Tissue gulung Alfamart 4 pcs 1 pack 16.500 16.500
Paseo Kitchen
17 23 Agustus 2022 Tissue handuk 1 pack 31.500 31.500 31.500 Alfagift
Towel 3 roll
18 24 Agustus 2022 Sabut cuci piring Scotch-Brite 2 pcs 6.900 13.800 49.400 Alfagift

45
Tanggal Harga/Qty Total per Total per Struk
No Jenis Bahan Spesifikasi Qty Satuan Keterangan
Pembelian (Rp) Bahan (Rp) (Rp)
Paseo Kitchen
Tissue handuk 1 pcs 15.700 15.700
Towel
Air Mineral Galon Le Minerale 15 L 1 gal 19.900 19.900
19 25 Agustus 2022 Minyak goreng Camar 2L 2 pcs 27.500 55.000 55.000 Alfagift
Bumbu bubuk rasa
20 25 Agustus 2022 Magfood 100 gr 2 pcs 6.500 13.000 13.000 Shopee
Balado
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 2 pcs 6.500 13.000
BBQ
21 25 Agustus 2022 27.000 Shopee
Bumbu bubuk rasa
Magfood 100 gr 2 pcs 7.000 14.000
rumput laut
Standing pouch kraft
Packaging 120 pcs 695 83.400
22 27 Agustus 2022 paper (5,12*12cm) 84.400 Shopee
Ongkos Kirim - - - 1.000 1.000
Alkohol 70% 2 L 17.000 34.000
23 27 Agustus 2022 Botol pump Plastik 500 mL 3 pcs 7.500 22.500 59.500 Shopee
Ongkos Kirim - - - 3.000 3.000
24 29 Agustus 2022 Minyak goreng Camar 2L 1 pcs 27.500 27.500 27.500 Alfagift
TOTAL 1.441.888
GRAND TOTAL 3.385.388

46
Lampiran 7 Laporan penjualan Umiecorn
Jumlah terjual
No. Tanggal Varian Pendapatan (Rp)
(pack)
Balado 40 200.000

Senin, 22 BBQ 35 175.000


1 Agustus Seaweed 40 200.000
2022 Jagung Manis 0 0
Keju Manis 0 0
Balado 0 0

Selasa, 23 BBQ 0 0
2 Agustus Seaweed 0 0
2022 Jagung Manis 32 160.000
Keju Manis 40 200.000
Balado 69 345.000

Rabu, 24 BBQ 32 160.000


3 Agustus Seaweed 65 325.000
2022 Jagung Manis 32 160.000
Keju Manis 35 175.000
Balado 52 260.000

Kamis, 25 BBQ 35 175.000


4 Agustus Seaweed 52 260.000
2022 Jagung Manis 34 170.000
Keju Manis 28 140.000
Balado 66 330.000

Senin, 29 BBQ 34 170.000


5 Agustus Seaweed 71 355.000
2022 Jagung Manis 55 275.000
Keju Manis 52 260.000
6 Selasa, 30 Balado 12 60.000
Agustus BBQ 40 200.000
2022
Seaweed 10 50.000

1
Jagung Manis 29 145.000
Keju Manis 30 150.000
TOTAL 5.100.000

Jumlah terjual
No. Varian Harga jual (Rp) Pendapatan
(pack)
1 Balado 5.000 239 1.195.000
2 BBQ 5.000 176 880.000
3 Seaweed 5.000 238 1.190.000
4 Jagung Manis 5.000 182 910.000
5 Keju Manis 5.000 185 925.000
TOTAL 5.100.000

2
Lampiran 8 Harga pokok produksi Umiecorn
Harga/barang
Peralatan Qty (Rp) Total biaya Daya tahan (bulan) Produksi per bulan Biaya per produksi
Termometer 1 19.000 19.000 60 3 106
Gelas takar 1 25.000 25.000 60 3 139
Pompa air galon 1 18.900 18.900 36 3 175
Botol Pompa 2 7.500 15.000 48 3 104
Botol Semprot 2 10.000 20.000 48 3 139
Timbangan 2 kg 1 42.000 42.000 48 3 292
Timbangan 5 kg 1 33.000 33.000 48 3 229
Toples 2 20.000 40.000 48 3 278
Hand mixer 1 367.000 367.000 48 3 2.549
Impulse Sealer 1 91.000 91.000 48 3 632
Total fixed cost (Rp)  670.900     4.642

Bahan Qty Satuan Harga/unit (Rp) Qty yang dibutuhkan Total harga
Air 19 L 20.000 3,50 3.684
Tepung jagung 1 kg 10.000 5,00 50.000
GMS food grade 1 kg 75.000 0,00 188
Garam 1 kg 19.000 0,10 1.900
Tepung Tapioka 1 kg 12.800 0,75 9.600
Bumbu bubuk 1 kg 70.000 0,45 31.500
Minyak goreng 1 L 17.900 4,00 71.600
Kemasan 1 pcs 695 340,00 236.300
Label kemasan depan 1 pcs 234 340,00 79.560
Label kemasan belakang 1 pcs 234 340,00 79.560

1
Total variable cost (Rp)  563.892

2
Komponen Biaya per batch (Rp)
Sewa ekstruder 100.000
Sewa fluidized bed 50.000
Sewa deep fat fryer 50.000
Air dan listrik 50.000
Iklan/promosi 30.000
Pegawai (5 orang) 500.000
Total operational cost
(Rp) 780.000

Perhitungan Kelayakan Usaha


1. Total Biaya Produksi ¿ ¿ cost + variable cost +overhead cost
¿ 4.642+563.892+780.000
¿ Rp1.348 .533 per batch
2. Harga Pokok Produksi ¿ Total biaya produksi ÷Total produk
¿ Rp1.348 .533 ÷ 340
¿ Rp3.966 per pack
3. Profit per produk ¿ Harga jual−Harga pokok produksi
¿ Rp5.000−Rp 3.966
¿ Rp1.034 per pack
4. Pendapatan (revenue) ¿ Harga jual × total produk
¿ Rp5.000 × 340 pack
¿ Rp1.700 .000 per batch
5. Keuntungan (profit) ¿ Pendapatan−total biaya produksi
¿ Rp351.467 per batch
6. Rasio R/C ¿ Pendapatan ÷total biaya produksi
¿ Rp1.700 .000 ÷ Rp1.348 .533
¿ 1,26

Artinya, setiap satu juta rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan
sebesar satu juta dua ratus enam puluh ribu rupiah. R/C menunjukkan lebih dari satu,
maka bisnis layak dikembangkan dan berjalan secara efisien.

7. Titik Balik Impas (BEP) ¿ ( ¿+Operational cost ) ÷ profit per produk


¿( Rp 4.642+ Rp 780.000)÷ Rp1.034
¿ 759,04 ≈ 760 pack
8. Payback period ¿ Biaya investasi÷ profit per hari
¿ Rp 670.900÷ Rp 351.467
¿ 1,91 ≈2 hari

1
Maka modal akan kembali pada waktu dua hari produksi jika setiap produksi
menghasilkan 340 pack produk.

2
Lampiran 9 Total keuntungan yang dihasilkan dari penjualan
Jumlah terjual
No. Varian HPP (Rp) Harga jual (Rp) Pendapatan Keuntungan
(pack)
1 Balado 3.966 5.000 239 1.195.000 247.126
2 BBQ 3.966 5.000 176 880.000 181.984
3 Seaweed 3.966 5.000 238 1.190.000 246.092
4 Jagung Manis 3.966 5.000 182 910.000 188.188
5 Keju Manis 3.966 5.000 185 925.000 191.290
TOTAL 1020 5.100.000 1.054.680

Lampiran 10. Laporan Cashflow


Asumsi produksi dilakukan sebanyak 20 hari per bulan dan terdapat peningkatan produksi sebanyak 40% setiap tahunnya.

Proyeksi Cashflow

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Arus Kas Masuk (Inflow) (Rp)

Pendanaan Departemen ITP 3.000.000

Penjualan B2C 408.000.000 571.200.000 799.680.000

1
Total inflow 411.000.000 571.200.000 799.680.000

Arus Kas Keluar (Outflow) (Rp)

Biaya investasi 670.900 - -

Biaya variabel 135.334.080 189.467.712 265.254.797

Biaya tetap 1.114.080 1.559.712 2.183.597

Biaya lain-lain 187.200.000 262.080.000 366.912.000

Total outflow 324.319.060 453.107.424 634.350.394

Saldo berjalan 86.680.940 118.092.576 165.329.606

Saldo kas pada akhir tahun 86.680.940 204.773.516 370.103.122

2
1

Anda mungkin juga menyukai