Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA PADA PADA PT .INDOFOOD


( PRODUK MIE INSTAN )

Dosen Pengampuh : Nurul Amaliyah ,SKM.M.Sc


Di Susun Oleh : Kelompok 2
Dadi isnawati
Ida Erva
Novariyanti
Rabiatul awansyari
Sumiati

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2014-2015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan yang berjudul “Penerapan Smk3 Pada Industri Makanan Dan Minuman
Contohnya Pada Pt .Indofood ” ini. laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
“Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ” pada semester 3 di Poltekes Kemenkes Pontianak,dengan
ilmu pendidikannya Kesehatan Lingkungan .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami
termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Masih banyak kekurangan pada laporan ini , oleh karena itu saran serta kritik yang
membangun sangat di harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya , semoga laporan ini
dapat menambah pengetahuan pembaca :

Pontianak,13 Desember 2014

Peyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………..…………………………………………………ii
DAFTAR ISI……….……………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………….iv
BAB 1(PENDAHULUAN ) …………...…………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………1
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………….4
C. Rumusan Masalah……………...………………………………………………………………4
D. Manfaat……………………...…………………………………………………………………4
BAB II ( TINJAUN PUSTAKA )……………………………………………………………5
A. Mie instan ………………………………………………………………………………….…..5
B. Bahan pembuatan mie……………………………………………………………………...…..6
C. Proses pembuatan mie instan…………………………………………………………………..9
D. Pengawasan mutu (quality control)…………………………………………………………..10
E. Sanitasi………………………………………………………………………………………..13
F. Limbah………………………………………………………………………………………..15
BAB III (PEMBAHASAN )……………………………………………………………………17
A. Identifikasi Bahaya…………………………………………………………………….…….17
BAB IV (PENUTUP )………………………………………………………………………......26
Kesimpulan……………………………………………………………………………………....26
A. Saran…………………………………………………………………………………………28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 produk indopoot…………………………………………………………………….5


Gambar 2.2 Bagan Proses Pembuatan Mie Instan (James et. al, 1996)…………………………11

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman yang termasuk bijibijian yang banyak digunakan oleh manusia adalah dari
jenis serealia. Jenis serealia yang penting antara lain gandum, jagung dan padi. Pada
dasarnya serealia merupakan sumber karbohidrat walaupun mengandung protein, lemak
beberapa vitamin dan mineral.
Salah satu produk olahan serealia yang paling banyak dimanfaatkan adalah tepung
terigu yang berasal dari bahan dasar gandum. Keistimewaan tepung terigu diantara serealia
lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air.
Tepung terigu banyak digunakan untuk produkproduk pangan salah satunya adalah mie instan.
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 35511994, mie instan didefinisikan
sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan lain dan bahan makanan yang diizinkan, berbentuk
khas mi dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4
menit. Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan
beberapa proses setelah diperoleh mie segar. Tahaptahap tersebut yaitu, pengukusan,
pembentukan, dan pengeringan. Kadar air mie instan umumnya mencapai 58% sehingga
memiliki daya simpan yang lama (Made Astawan, 2003).
Mie merupakan jenis makanan yang sudah begitu akrab bagi sebagian besar lidah orang
Indonesia, bahkan dunia. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini
menggantikan fungsi nasi sebagai makanan pokok. Tekstur mie yang kenyal, dapat
menyenangkan, dan cara memasaknya yang praktis membuatmakanan ini banyak digemari.
Meskipun bukan makanan asli Indonesia, bisa dibilang mie sudah menjadi makanan pokok
kedua bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Keragaman jenis mie dengan berbagai variasi cara memasaknya menjadikan mie tetap
memiliki banyak peminat. Mie dapat dimasak dengan dicampur berbagai bahan tambahan
sehingga menjadi lebih variatif dan tidak membosankan.(Yuyun, 2008).
Salah satu perusahaan mie yang berada di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk, Noodles Division. Produk mie yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk, Noodles Division yaitu Indomie, Sarimi, Supermi, Nikimiku dan sakura. Kelima jenis
produk ini mempunyai tingkat daya jual/pangsa pasar yang berbedabeda dan merk Indomie
yang paling laku di pasaran sedangkan produk lainnya dibawah Indomie. Selain itu, produk-
produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Noodles Division lebih
menguasai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan mie instan lainnya hal ini dapat dilihat
dari tingkat penjualan produk mie instan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Noodles
Division.
Pengawasan mutu merupakan kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal
mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata lain pengawasan mutu
merupakan upaya untuk mempertahankan mutu dari bahan yang dihasilkan agar sesuai dengan
spesifikasi produk yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Dalam
pengawasan mutu ini semua prestasi barang dicek menurut standar dan semua penyimpangan-
penyimpangan dicatat dan dianalisa (Assauri, 1980).
Aktivitas kendali mutu terpadu harus ada dalam semua operasi utama yaitu pemasaran,
rekayasa rancangan, produksi, hubungan industrial, pelayanan, dan bidangbidang pokok
yang serupa. Setiap upaya perbaikan mutu dan pemeliharaan mutu baik itu berupa
perubahan dan perlengkapan dan tenaga kerja, dalam struktur yang saling berhubungan, dalam
arus informasi, atau dalam manajemen dan pengendalian fungsifungsi ini, harus memenuhi
syarat baik untuk kontribusi terhadap dirinya sendiri maupun kontribusi terhadap keefektifan
mutu terpadu (Feigenbaum, 1992).
Sebuah perusahaan makanan/minuman di tuntut untuk menghasikan produk yang
berkualitas seehingga perlu adanya pengendalian mutu produk pangan. Untuk menunjang dan
memperlancar proses mutu produk pangan di perlukan karyawan yang di tempatkan pada
bagian QC dan QA karena QC dan QA menurut Hadi QC dan QA merupakan bagian dari
pengendalian mutu. QC dan QA sering di artikan sebagai 2hal yang sama, padahal QC dan QA
mempunyai perbedaan yang sangat nyata sesuai dengan ISO 8402, QA (Quality
Assurance) adalah seluruh kegiatan yang sistimaik dan terencana yang diterapkan dalam
sistim mutu serta didemonstrasikan jika diperlukan, untuk memberikan suatu keyakinan
yang memadai bahwa suatu produk/jaa akan memenuhi persyaratan mutu. Dengan
menggunakan bahasa yang lebih sederhana.
QA adalah segala sesuatu yang dilakukan baik didalam maupun diluar laboratorium,
untk mencapai suatu produk yang bermutu. Sedangkan QC adalah tehnik operasional dan

2
kegiatan yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu. Dengan kata lain QC adalah
suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi suatu aspek teknis
pengujian. Karena itu QC merupakan pengendalian, monitoring, pemeriksaan yang dilkukan
untuk memastikan bahwa sistem mutu berjalan dengn benar. Dari kedua deviisi tersebut jelas
bahwa QC merupakan bagian dari QA (Hadi, 2000).
Untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen perusahaan tidak
hanya dituntut untuk membuat barang yang sesuai dengan selera konsumen, tapi dituntut pula
agar barang yang dihasilkan kualitasnya baik. Apabila kualitas barang tersebut kurang baik
maka konsumen akan menjadi kecewa sehingga satu per satu pelanggan akan pindah ke barang
lain. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus melakukan pengawasan yang baik terhadap
kualitas dari barang yang dihasilkan, sebab tidak jarang perusahaan yang jatuh hanya karena
tidak mampu mempertahankan kualitasnya.
Standarisasi yang berlaku di semua pabrik tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui
sertifikasi International Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Selain itu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki
Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang
berlaku untuk semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang
diserahkan di Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan
akreditasi SGS International of Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui slogan yang
terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau “Lambang Makanan
Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya produk bermutulah yang dihasilkan. Produk
bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi diproses secara higienis dan
memenuhi unsur kandungan gizi dan halal.
Setiap perusahaan hendaknya memperhatikan dan mengawasi setiap hal dan setiap
kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas dari produksinya mulai pembelian bahan baku
sampai barang tersebut dibeli oleh konsumenkonsumennya. Setiap kegiatan yang berpengaruh
terhadap kualitas dari produksinya perusahaan harus melakukan pengawasan yang ketat dan
sempurna, sebab sebagian dari pada nyawa perusahaan terletak disini (Nitisemito, 1981).
Pengontrolan terhadap kualitas produk menjadi faktor yang sangat penting karena dengan

3
kualitas yang baik akan menumbuhkan kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen
merupakan aset yang sangat berharga bagi produsen untuk kemajuan usahanya. Melalui
Kegiatan magang ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami aspek Quality Control sebagai bahan
penting dari keseluruhan kegiatan, dimana pada kesempatan ini topik kajian diambil pada
lokasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Pontianak , yaitu produk mie instan

B. Tujuan
1.Untuk mengetahui identifikasi potensi bahaya yang terdapat di bagian produksi PT.Indofood.
2. Untuk mengetahui penilaian risiko dari hasil identifikasi bahaya yang ada di bagian produksi
PT. Indofood.
3. Untuk mengetahui bagaimana dalam menentukan upaya pengendalian risiko di bagian
produksi PT.Indofood.

C. Rumusan masalah
A. Definisi Mie instan?
B. Bahan pembuatan mie ?
C. Proses pembuatan mie instan ?
D. Pengawasan mutu (quality control) ?

D. Manfaat
1. Memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang identifikasi bahaya dan penilain risiko di
tiap-tiap tahapan proses produksi di PT.Indofood .
2. Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang bahaya-
bahaya apa saja yang mungkin terjadi di area perusahaan serta cara penanganannya sebagai
upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja di suatu Industry Makanan dan Minuman.
3.Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi tentang pentingnya
mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mngkin terjadi untuk pencegahan kecelakaan kerja.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mie Instan
Mie merupakan salah satu jenis makanan yang sangat populer di Asia, khususnya Asia
Timur dan Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, mie dibuat pertama kali di daratan
Cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dari Cina, mie
berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan, dan negaranegara di Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Di Benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marcopolo
berkunjung ke Cina dan membawa oleholeh mie. Selanjutnya, mie berubah menjadi pasti di
Eropa, seperti yang dikenal saat ini (Suyanti, 2008).
Dalam Standar Nasional (SNI) nomor 33511994, mie instan didefinisikan sebagai
produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie
dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4 menit.
Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan
beberapa proses setelah diperoleh mie segar. Tahaptahap tersebut adalah pengukusan,
pembentukan, dan pengeringan. Kadar air mie instan umumnya mencapai 5% 8 % sehingga
memiliki daya simpan yang lama.

Gambar 2.1 produk indopoot


Berdasarkan proses pengeringan, dikenal dua macam mie pengeringan dengan cara
menggoreng menghasilkan mie instan (instant atau fried noodle), sedangkan pengeringan
dengan udara panas disebut mie kering (dried noodle).

5
Mie instan mampu menyerap minyak hingga 20% selama penggorengan (dalam
proses pembuatan mie) sehingga mie instan memiliki keunggulan rasa dibanding mie jenis
lain. Namun demikian, mie instan diisyaratkan agar pada saat perebusan tidak ada minyak
yang terlepas ke dalam air dan hasilnya mie harus cukup kompak dan permukaannya tidak
lengket (Astawan, 1999)

B. Bahan Pembuat Mie


1. Bahan Utama
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh
dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigudi antara
serelialainnya adalah kemampuannya membentuk glutenpada saat terigu dibasahi dengan
air. Sifat elastis glutenpada adonan mi menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah
putus pada proses pencetakan dan pemasakan. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki
adalah terigu yang memiliki kadar air 14 %, kadar protein 8%12 %, kadar abu 0,250,60 %,
dan gluten basah 24%36 % (Made Astawan, 1999).
Berdasarkan kandungan proteinnya (gluten), terdapat 3 jenis terigu yang ada di
pasaran, yaitu sebagai berikut :
a. Terigu hard flour
Terigu jenis ini mempunyai kadar protein 1213 %. Jenis tepung ini banyak
digunakan untuk membuat mi dan roti. Contohnyaadalah terigu cap cakra kembar.
b. Terigu medium hard flour
Jenis tepung ini mengandung protein 9,5%11 %. Tepung ini banyak
digunakan untuk campuran pembuatan mie, roti, dan kue. Contohnya adalah terigu cap
segitiga biru.
c. Terigu soft flour
Jenis terigu ini mengandung protein 7%8,5 %. Jenis tepung ini hanya cocok
untuk membuat kue contohnya adalah terigu cap kunci (Suyanti, 2008).
Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie karena glutennya dapat
membentuk struktur tiga dimensi sebagai pembentuk kerangka. Kandungan protein
total dalam gandum 7%18%, lebih kurang 80% penyusun protein adalah fraksi gluten
yang merupakan pembentuk struktur kerangka (Nitasari, 2003).

6
Pada dasarnya tepung terigu mengandung protein yang merupakan zat gizi yang
paling penting. Dalam sel protein terdapat protein struktural dan metabolik,
protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrasi
sehingga menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik dapat diekstrasi
tanpa merusak integrasi struktur sel itu sendiri. Dalam molekul protein mengandung
unsur C, H, O, dan N (Tati Nurmala, 1980).
d. Bahan Tambahan
1. Tapioka
Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui
proses pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan.
Proporsi penggunaan terigu untuk industri pengolahan mie di Indonesia relatif besar.
Oleh sebab itu, pemanfaatan tepung tapioka sebagai pensubstitusi (mengurangi
penggunaan) terigu dalam pembuatan mie diharapkan dapat memberi keuntungan
yang cukup besar (Made Astawan, 1999). Tepungtapioka bisa digunakan sebagai
bahan alternatif agar mie tetap kenyal. Harga tepung tapioka lebih murah
dibandingkan dengan tepung terigu. Selain sebagai bahan pembuat mie, tepung
tapioka dapat digunakan sebagai “dusting”, yang berguna agar mie tidak lengket saat
dicetak (Yuyun, 2008).
Pati adalah cadangan makanan utama pada tanaman. Senyawa ini campuran
dari dua polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin, amilosa terdiri dari 70300 unit
glukosa yang berikatan membentuk rantai lurus. Kirakira 20% dari pati adalah
amilosa. Sedangkan amilopektin terdiri hingga 100.000 unit yang berikatan
membentuk struktur rantai bercabang (Bukkle,1985).
Pengembangan granula pati dalam air dingin dapat mencapai 25%30% dari
berat semula. Pada keadaan tersebut granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi
terbentuk suspensi. Dengan makin naiknya suhu suspensi pati dalam air maka
pengembangan granula semakin besar. Mekanisme pengembangan tersebut
disebabkan karena molekulmolekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya
dipertahankan oleh adanya ikatanikatan hidrogen yang lemah. Atom hidrogen dari
gugus hidroksil akan tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil
yang lain (Muchtadi et.al, 1988).

7
2. Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat,
melarutkangaram, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan
mengembang dengan adanya air Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara
6–9, hal ini disebabkan absorpsi air semakin meningkat dengan naiknya pH.
Makin banyak airyang diserap, mi menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang
optimum membentuk pasta yang baik (Anonim, 2009).
3. Garam
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie,
meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mi serta mengikat air. Garam dapat
menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat
lengket dan tidak mengembang secara berlebihan (Winarno, F. G, 1997).
4. Soda Abu
Soda abu merupakan campuran dari natrium karbonat dan kalium karbonat
(perbandingan 1:1). Soda abu berfungsi untuk mempercepat pengikatan gluten,
meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mie, meningkatkan kehalusan tekstur,
serta meningkatkan sifat kenyal (Made Astawan, 1999).
5. Minyak Goreng
Minyak dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan. Dalam
penggorengan, minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah
rasa gurih dan kalori dalam bahan. Minyak yang telah rusak mengakibatkan
kerusakan nilai gizi, tetapi juga merusak tekstur, flavordari bahanyang digoreng.
Kerusakan minyak selama penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi
bahan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi
akan menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang
tidak enak. Hasil oksidasi lemak dalam bahan pangan tidak hanya mengakibatkan
rasa dan bau tidak enak, tetapi juga dapat menurunkan nilai gizi karena kerusakan
vitamin (karoten dan tokoferol) dan asam lemak essensial dalam lemak (Ketaren,
1986).

8
C. Proses Pembuatan Mi Instan
Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran (mixing), pembentukan
lembaran (roll-sheeting), pembentukan untaian mie (slitting), pemotongan dan pelipatan
(cutting and folding), pengukusan (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling)
serta pengemasan (packing) (Anonim, 2008).Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi
tepung dengan air berlangsung secara merata dan menarik seratserat gluten. Untuk
mendapatkan adonan yang baik harus diperhatikan jumlah penambahan air (28–38%),
waktu pengadukan (1525 menit), dan suhu adonan (24–400C) (Anonim, 2008).
Proses roll-pressing/roll-sheeting (pembentukan lembaran) bertujuan untuk
menghaluskan seratserat gluten dan membuat lembaran adonan. Pasta yang dipress sebaiknya
tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 25 0C, karena pada suhu tersebut menyebabkan
lembaran pasta pecah-pecah dan kasar. Mutu lembaran pasta yang demikianakan
menghasilkan mie yang mudah patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2–2 mm. Di akhir
proses pembentukan lembaran, lembar adonan yang tipis dipotong memanjang selebar1–2 mm
dengan roll pemotong mie, dan selanjutnya dipotong melintang padapanjang tertentu,
sehingga dalam keadaan kering menghasilkan berat standar(Anonim, 2008).
Setelah pembentukan mie dilakukan proses pengukusan. Pada proses initerjadi
gelatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dengan terjadinyadehidrasi air dari gluten
akan menyebabkan timbulnya kekenyalan mie. Hal inidisebabkan oleh putusnyaikatan
hidrogen, sehingga rantai ikatan kompleks patidan gluten lebih rapat. Pada waktu sebelum
dikukus, ikatan bersifat lunak danfleksibel, tetapi setelah dikukus menjadi keras dan kuat
(Anonim, 2008).
Pengukusan dengan pemanasan akan mengakibatkan perombakan struktur pati dan
penurunan integritas granula sehingga terjadi gelatinisasi. Secara alami senyawa pati bersifat
tidak larut dalam air tetapi menyerap air 1530%. Dengan peningkatan suhu, ikatan H antara
molekul amilosa dan molekul air cenderung lepas. Molekul air pada tingkat energi lebih tinggi
dapat memperlemah struktur pati dan secara bertingkat terjadi hidrolisis molekul pati. Selama
mengembang granula pati melepaskan amilosa dan beberapa molekul amilopektin yang
mempunyai derajat polimerisasi lebih kecil dan meninggalkan granula secara difusi (Kerr,
1950).

9
Pengeringan adalah pengurangan sejumlah massa air dari suatu bahan.
Pengeringan merupakan proses penting dalam produksi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai ekonomi produk, mengawetkan produk selama penyimpanan,
memantapkan kualitas seperti flavor, nilai nutrisi serta mengurangi volume produk (Matz,
1984).Berdasarkan proses pengeringan, dikenal dua macam mie instan. Pengeringan dengan
cara penggorengan menghasilkan mie instan goreng (instan fried noodle), sedangkan
pengeringan dengan udara panas disebut mie instan kering (instan dried noodle). Mie instan
goreng mampu menyerap minyak hingga 20% selama penggorengan (dalam proses
pembuatan mie) sehingga mie instan goreng memiliki keunggulan rasa dibandingkan mie
jenis lain. Namun demikian, mie instan goreng disyaratkan agar pada saat perebusan tidak ada
minyak yang terlepas ke dalam air dan hasilnya mie harus cukup kompak dan permukaan
tidak lengket (Made Astawan, 2003).
Setelah pengukusan, mie digoreng dengan minyak pada suhu 140–1500C selama
60-120 detik. Tujuannya agar terjadi dehidrasi lebih sempurna sehingga kadar airnya
menjadi 3%–5%. Suhu minyak yang tinggi menyebabkan air menguap dengan cepat dan
menghasilkan pori-pori halus pada permukaan mie, sehingga waktu rehidrasi dipersingkat.
Teknik tersebut biasa dipakai dalam pembuatan mie instan (Anonim, 2008).
Setelah digoreng, mie ditiriskan dengan cepat hingga suhu 400 C dengan kipas
angin yang kuat pada ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar minyak memadat dan
menempel pada mie. Selain itu juga membuat tekstur mie menjadi keras. Pendinginan
harus dilakukan sempurna, karena jika uap air berkondensasi akan menyebabkan
tumbuhnya jamur (Anonim, 2008). Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bagan proses pembuatan
mie instan .

D. Pengawasan Mutu (Quality Control)


Pengawasan mutu adalah kegiatan yang memastikan apakah kebijaksanaan dalam
hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir, dengan kata lain pengawasan mutu
merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari bahan yang dihasilkan agar sesuai
dengan spesifikasi produk yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan. Dalam pengawasan mutu ini semua perfomance barang dicek menurut standar
dan semua penyimpanganpenyimpangan dari standar dicatat serta dianalisa semua. Semua

10
penemuanpenemuan dalam hal ini digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk para
pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan perbaikan pada masa yang akan
datang (Assauri, 1980).
Agribisnis menangani produk pertanian yang diproses industri sebelum
memasuki pasar sebagai produk industrial. Proses industrialnya berupa ”conditioning”
atau pemolesan maupun ”processing” atau pengolahan. Dari produk primernya atau
bahan bakunya, produk akhirnya merupakan produk yang ditingkatkan mutunya melalui
proses ”conditioning” yaitu pembersihan, pemilahan, pengemasan, atau produk
”processing” yang berubah sama sekali dari produk primernya. Produk akhir demikianlah
yang akan dihadapkan pada konsumen (Sadjad, 2001). Bagan tahaptahap proses pembuatan
mie instan dapat dilihat pada gambar 2.1:

Gambar 2.2Bagan Proses Pembuatan Mie Instan (James et. al, 1996)

Ditingkat perusahaan industri pengolahan, mutu berkaitan dengan pola pengelolaan


dalam industri. Citra mutu produk ditegakkan oleh pimpinan perusahaan dan dijaga oleh
seluruh bagian atau satuan kerja dalam perusahaan atau industri. Dalam perusahaan industri
pangan yang maju pengendalian mutu sama penting dengan proses produksi.

11
Programprogram pengendalian mutu akan didukung penuh oleh pimpinan puncak
perusahaan, karena program itu merupakan penjabaran yang terinci kebijaksanaan pimpinan
perusahaan. Kelemahan pengendalian mutu pada industri pangan dapat berakibat fatal.
Keteledoranbukan saja berakibat fatal bagi industri yang bersangkutan yaitu perusahaan harus
ditutup, tetapi kerugian itu juga meluas ke perusahaan sejenis, pemerintah, masyarakat umum
dan negara (Soekarto, 1990).Kualitas menurut definisi dari American Society for Quality
Controladalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat (Kotler, 1997).
Pengawasan biaya harus mencakup kemungkinan terjadinya kerugiankerugian yang
disebabkan oleh pemakaian bahan baku yang rusak atau sebagai akibat kegiatan pelayanan
yang kurang baik. Dalam sistem produksi, kegiatan pengawasan tidak dapat terlepas
dari kegiatan perencanaan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan dalam kegiatan ini
digunakan metode Statistical Quality Control(Kotler, 1997).
Menurut Raharjo, 2004 faktor yang diperhatikan dalam pengendalian mutu proses
produksi mie instant ialah :
1. Bentuk Mie
Bentuk mie yang baik adalah kepingan mie yang membentuk segi empat tiga
dimensi yang rapi serta bentuk gelombang yang sama dan simetris.
2. Berat Mie
Pengawasan dan pengendalian berat mie sangatlah penting agar dapat diperoleh berat
mie yang standar dan sesuai yang ditetapkan.
3. Kode Produksi
Kode produksi yang tercantum pada etiket maupun pada karton penting diperhatikan
karena merupakan bentuk informasi yang diperlukan oleh pihak external (disributor,
grosir, pengecer, toko, warung, pembeli dan pemerintah) ataupun pihak internal
(marketing, QC, dan bagian produksi). Maksud dan tujuan digunakan kode produksi ini
adalah untuk memberi informasi tentang batas kadaluarsa, kode identitas pelaksana
produksi, nomor mesin yang dipakai dan tanggal produksi.
4. Incoming Inspection/ pemeriksaan barang datang

12
Hal ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan atau inspeksi terhadap barang yang
datang dari pemasok bahan baku produksi sebelum disimpan sementara di gudang atau
sebelum dipakai produksi.
5. Shelf Life/ masa simpan
Merupakan salah satu uji mutu terhadap produk yang disimpan dalam jangka
waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memeriksa atau mengetahui masa simpan produk.
Ada tiga hal yang diperiksa untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap umur simpan
yaitu kondisi bumbu menggumpal atau tidak, kondisi sealing bocor atau tidak, dan kondisi
mie mengenai tingkat oksidasi yang terjadi.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) atau analisis bahaya dan titik
pengendalian kritis merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengawasi secara ketat
setiap tahapan proses pengolahan yang dianggap kritis dan membahayakan bagi keamanan
produk yang dihasilkan. Pengawasan dan pengendalian dimulai dari penerimaan bahan
mentah, proses pengolahan, sampai dengan pengemasan, penyimpanan dan
pendistribusian. Pengawasan ini mengidentifikasi kemungkinan adanya bahaya serta
menentukan tahap-tahap pengolahan yang memerlukan pengawasan khusus. Tahap-tahap
tersebut diawasi secara seksama untuk dapat menghasilkan produk yang dapat dijamin
keamanannya. Dengan mengetahui titik kritis dalam setiap tahap proses yang perlu
diawasi untuk setiap jenis makanan yang diolah, maka dapat diterapkan rancangan proses
yang tepat (Wirakartakusumah, 2001). Adapun hal yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan titik kritis dalah dengan menggunakan pertanyaan dari gambar
diagram pohon keputusan.
E. Sanitasi
Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan
baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran hasil olahan, menjaga nilai estetika
konsumen serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman Sanitasi pangan
merupakan hal yang sangat penting dalam industri pengolahan hasil makanan karena dapat
mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan. Sanitasi diperlukan mulai dari bahan baku
sampai produk akhir atau produk siap dikonsumsi sehingga dihasilkan produk akhir yang
terjaga keamanannya (Jennie , 1988).

13
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). Sebuah
perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang
memenuhi syaratsyarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001
Certified" atau "ISO 9001 Registered".Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar
tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya
menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten dilaksanakan di
perusahaan atau organisasi tersebut. Walaupan standarstandar ini pada mulanya untuk
pabrikpabrik, saat ini mereka telah diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan
organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas (Anonim, 2008). ISO 9000
mencakupstandarstandar di bawah ini :
a. ISO 9000:2005 Quality Management Systems Fundamentals and Vocabulary:
mencakup dasardasar sistem manajemen kualitas dan daftar bahasa dan istilah dalam
kumpulan ISO 9000.
b. ISO 9001:2000 Quality Management Systems Requirements: ditujukan untuk
digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi,
memasang dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun.
Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi
apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang
dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut.
Implementasi standar ini adalah satusatunya yang bisa
diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.
c. ISO 9004:2000 Quality Management Systems Guidelines for Performance
Improvements:
mencakup perihal perbaikan sistem yang terusmenerus. Bagian ini
memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem
yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk
implementasi, hanya memberikan masukan saja (Anonim, 2008).
ISO mencatat"Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi fakta bahwa
terdapat banyak sekali bagian dalam kumpulan standar ISO 9000. Suatu organisasi
akan meraup keuntungan penuh ketika standarstandar baru diintegrasikan dengan
standarstandar yang lain sehingga seluruh bagian ISO 9000 dapat diimplementasikan".

14
Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan menjadi ISO
9001. Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan bahwa dirinya "ISO
9000 Registered" biasanya merujuk pada ISO 9001 (Anonim, 2008).

F. Limbah
Limbah yang dihasilkan setelah produksi mie instant meliputi limbah padat, cair dan
gas. Limbah padat berupa mie yang rontok, kemasan etiket plastik dan karton yang rusak serta
gumpalan minyak yang berasal dari proses cutting sampai frying. Limbah dari kemasan
plastik dan karton yang rusak dikumpulkan, kemudian dipilah jika masih layak maka akan
dijual untuk didaur ulang. Namun jika kondisi kemasan tersebut sudah rusak parah maka
langsung dibakar di tempat pembakaran sampah yang dekat dengan unit pengolahan mie
instant.
Limbah cair berupa sisa steaming yang dialirkan ke dalam penampung dan
dipisahkan antara minyak dengan air yang kemudian dialirkan ke bak resapan yang akan
dialirkan menuju pipa penampungan dan berakhir di penampungan untuk proses yang lebih
lanjut sebelum air dialirkan ke sungai untuk irigasi pertanian. Sedangkan limbah gas yang
dihasilkan dari mesin steaming dan mesin frying yang mengakibatakan proses produksi
menjadi lebih panas, maka untuk mengurangi panasnya produksi pabrik dilengkapi dengan
ventilasi dan cerobong asap. Sehingga asap dari dalam pabrik dapat langsung ke luar. Asap
yang keluar dari dalam pabrik ini tidak membahayakan, jadi tidak perlu ada penanganan lebih
lanjut sebelumnya
Di Indonesia, yang mengeluarkan sertifikat halal adalah Majelis Ulama Indonesia
(MUI), peranan Lembaga Pengkajian Pangan Obatobatan dan Kosmetika (LPPOMMUI)
adalah sebagai tenaga profesional yang membantu memberikan pertimbangan
teknologi/pengetahuan teknis kepada MUI dan membantu masyarakatdalam memproduksi
makanan yang halal serta memperoleh sertifikat sshalal. Proses pengurusan sertifikat
halal diajukan melalui LPPOMMUI dan akan diperiksa kelengkapan berkasnya terlebih
dahulu. Bila berkas lengkap, selanjutnya diadakan audit lapangan. Apabila audit lapangan dan
berkas sinkron dan tidak ditemukan halhal yang meragukan, maka proses penetapan sertifikat
halal dilakukan oleh komisi fatwa MUI.

15
Pencantuman label halal tidak boleh dilakukan sendiri tanpa sertifikasi dan izin.
Industri milik pengusaha muslim belum tentu menghasilkan produk yang halal. Pak haji
belum tentu memproduksi makanan halal. Sebagai payung hukum, masalah sertifikasi dan
pencantuman label halal diatur dalam :
1. UU no 7/1996 tentang Pangan,
2. UU no8/99 tentang Perlindungan Konsumen, hukumannya max. 5 th kurungan atau
dendamax. 2 milyar,
3. UU no 23/92 tentang Kesehatan,
4. PP no 28/2004, tentang Pencantuman Label Pangan.
Perusahaan tidak bisa mainmain dalam pencantuman label halal, pressrelease
haramnya sebuah produk pangan dapat menyebabkan kebangkrutan industri, contohnya
Ajinomoto (sekarang sudah halal), Hokahoka Bento (terlambat memperpanjang
sertifikasi). Sertifikasi halal dapat dicabut sewaktuwaktu oleh LPPOMMUI apabila
terjadi pelanggaran misalnya, pergantian bahan baku, ditemukan ketidaksesuaian antara
proses yang disertifikasi dan prakteknya, dan penipuan (Anonim, 2008)

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Bahaya
No Identifikasi Bahaya Potensi Bahaya Pengendalian (kaitan dengan
semua hirarki
1. Bahan Baku
Terigu (hard flour) Bahan baku merupakan salah satu Pada bahan mentah ini yang harus
Terigu medium hard flour factor utama yang menentukan adanya di kendalikan tenaga kerja yang
Terigu soft flour bahaya dalam proses pembuatan menagani bidang ini harus dapat
Bahan Tambahan mie ,jika bahan baku utama yang di mengukur dan mengevaluasi serta
Tapioca gunakan tidak bagus maka mie yang di mematau ,mengukur bahan utama
Air hasilkan pun tidak akan sesuai dengan yang di gunkan pada mie instan
Garam yang di harapkan bahkan ,dapat ini seperti tepung harus di ukur
Soda abu menimbulkan keracunan bagi orang dulu dengan di bawa ke lab yang

Minyak goreng yang mengkonsumsinya ,banyak ada di sana ,hal ini di lakukan
bahaya yang dapat timbul baik dari untuk melihat adakah zat-zat yag
bahn baku maupun bahan tambahan berbahaya pada bahan tersebut
mie,salah satunya dalam proses yang di bawa selama distribusi
pengangkutan terigu ,terigu merupakan perjalanan menuju
salah satu bahan dasar dalam perusaan ,mengevaluasi
pembuatan mie instan ,jika dari bahan menekankan kepada petugas
dasarnya saja sudah menimbulkan untuk menjaga sanitasi dari bahan
bahaya ,maka produk yang di hasilkan baku contohnya tepung terigu
pun akan seperti itu juga ,pada saat karung yang di gunakan untuk
proses pengangkutan tepung membungkus tepung tersebut
terigu ,biasanya petugas yang setidaknya di bersihkan terlebih
mengankut tersebut sering dahulu agar pada saat
menggunakan sejenis besi untuk memasukan kedalam wadah tidak
menaikan terigu-terigu tersebut ke atas terbawa,dan juga yang penting
tempat pengangkutan ,akibat dari inilah sanitasi pekerja bagian ini di

17
yang biasanya menimbulkan kebocoran haruskan memakai masker agar
pada karung tersebut sehingga karung pada saat pengakutan bahan-
di masuki semut dan benda-benda asing bahan ini tidak terhirup kehidung.
lainya ,sehingga ketika di proses Dan perusahaan ini harus dapat
mengangu mesin dan juga biasanya menetapakan kebijakan K3 dan
benda-benda asing tersebut ada pada komitmen untuk menerapkan smk
mie yang telah jadi ,yang akan di 3 nya dengan cara semua
konsumsi oleh oleh karyawan menngunakan APD dan
konsumen,begitupun bahan tambahan juga syarat-syarat lainya kecuali
lainya yang tidak sesuai standar dalam pada bagian tertentu yang
penggunanya dampaknya juga sama. memang tidak di bolehkan
menngunakan syarat-syarat
tersebut.
Bumbu dan pelengkap Bumbu yang digunakan antara lain Pada Indopoot sukses maksmur
adalah MSG atau vetsin, media yang ini bumbu dan pelengkap lainya
digunakan untuk mengembangbiakkan tidak memproduksi sendiri
mikroorganisme, Sedangkan bahan mereka mendatangkanya dari
pelengkap mie instan adalah bahan-
jawa ,sehingga yang perlu di
bahan penggurih yaitu HVP dan
tekan kan mereka harus dapat
yeast extract. HVP atau hidrolized
memproduksi sendiri bahan-
vegetable protein jenis protein yang
bahan tersebut agar dapat
dihidrolisasi dengan asam klorida
menyakitkan konsumen bahwa
ataupun dengan enzim. Sumber
potensi bahaya pada bumbu
enzim inilah yang harus kita
pelengkap ini tidak benar ,dan
pertanyakan apakah berasal dari
hewan,tumbuhan atau harus dapat meninjau ulang ,jika
mikroorganisme. memang dari luar kalimatan harus
Kalau hewan tentu harus jelas hewan dapat meninjau ulang dan
apa dan bagaimana meningkatkan pelaksanaan K3
penyembelihannya.Sedangkan yeast dengan
extract yang menjadi titik kritis
adalah asam amino yang berasal dari

18
hewan.

Bahan penambah rasa Bahan penambah rasa atau flavor Sebenarnya hal-hal seperti ini
selalu digunakan dalam pembuatan tergantung dari kepercayaan
mie instan. Bahan inilah yang akan masing-masing ,jika dalam
memberi rasa mie, apakah ayam peninjauan ulang yang di
bawang, ayam panggang, kari ayam, laksanakan oleh PT indopoot hal
soto ayam, bakso, barbequ, dan
tersebut tidak hanya isu maka ,pt
sebagainya. Titik kritis flavor terletak
indopoot harus menyakitkan
pada sumber flavor. Kalau sumber
konsumen bahwa hal tersebut
flavor dari hewan, tentu harus jelas
tidak bisa menayakan iklan-iklan
jenis dan cara penyembelihannya.
mengenai bahan penambah rasa
Begitupun flavor yang berasal dari
pada PT indopoot dll
rambut atau bagian lain dari tubuh
manusia, statusnya adalah haram.
Minyak sayur Minyak sayur menjadi bermasalah
bila sumbernya berasal dari hewan
atau dicampur dengan lemak
hewan,karena yang seharusnya
minyak sayuran berasal dari buah
sawit yang bermutu tinggi,jika sudah
demikian maka tidak ada keraguan
bagi konsumen bahwa minyak sayur
yang ada pada mie,tidak
menimbulkan potensi bahaya pada
tubuh .
Solid Ingredient Solid ingredient adalah bahan-bahan Prisip hiarki yang di gunakan
pelengkap yang dapat berupa sosis, pada bagian ini yaitu peninjauan
suwiran ayam, bawang goreng, cabe ulang dan peningkatan
kering, dan sebagainya.potensi pelaksanakan K3 nya ,peninjauan
bahaya bagi konsumen tentu pada ulang di lakukan untuk
sumber hewani yang digunakan.
memastikan bahwa bahan yang di

19
gunakan untuk membuat sosis
benar-benars dari daging ayam
atau sapi dengan pembuatan yang
memenuhi stndar SMK 3 seperti
penyembelihanya dll.
Kecap dan sambal Kecap dan sambal pun harus kita Untuk mencegah supaya bahan
cermati ,Kecap dapat menggunakan tersebut tidak menimbulkan efek
apa pun bagi tubuh maka ,Mie
flavor, MSG, kaldu tulang untuk
Instan tidak boleh dimasak
menambah kelezatannya ,yang mana bersamaan dengan bumbunya
bahan –bahan yang digunakan karena MSG yang terkandung
tersebut sesui standarnya atau tidak didalamnya bila dimasak diatas
suhu 120°C akan berpotensi
menjadi Karsinogen Pembawa
Kanker. Perhatikan prosedur
penyajian pada bungkus Mie
Instan, semua menganjurkan agar
masak mie dulu baru ditaburi
bumbu atau bumbunya di taruh di
mangkok”

2. Prosedur
pencampuran (mixing) Dalam proses ini semua bahan di Pada proses ini harus dapat
Tahap pencampuran campurkan menjadi satu,pada proses menerpkan bebijkan K3 dan
bertujuan agar hidrasi ini yang menimbulkan bahaya pada komitmen menerapkan SMK 3
tepung dengan air bahan baku yang terdapat benda nya harus dapat di laksanakan
berlangsung secara merata asingnya ,dalam proses pencampuran seperti bahan baku yang ada
dan menarik seratserat ketika mesin memproses, jika pada harus sesuai dengan syarat
gluten bahan baku tersebut di identifikasi sanitasi bahan baku dan dengan
terdapat bahan lain maka mesin akan tidak ada benda asing dan juga
berbunyi berbeda dari biasanya,bahkan benda-benda lainnya,boleh juga
dalam proses pengadonan dan dengan menyediakan tenaga
penambahan air nya untuk sanitasi tersendri yang menagani
mendapatkan mie yang bagus,harus pada bidang sanitasi bahan baku
hati dan harus sesuai standar yang di dan sanitasi untuk

20
tentukan ,karena wadah yang di pekerjaanya ,dengan demikian
gunakan untuk mencampurkan cukup perencanaan K3 pada perusahaan
besar sehingga dalam menggadon hati- ini sesuai dengan yang di
hati ,takutnya orang yang menggadon harapkan
mie tersebut masuk kedalam wadan
yang di gunakn untuk mencampurkan
tersebut
pembentukan lembaran Dalam pembuatan lembaran ada mesin Yang penting di lakukan agar hal
(roll-sheeting) bertujuan tersendiri yang sangat penjang ,petugas tersebut tidak terjadi karyawan
untuk menghaluskan serat hanya menggontrol sesaat saja ,tetapi tidak boleh mendekat pada
serat gluten dan membuat pernah kejadian dulu ,meskipun alat bagian-bagian mesin yang sedang
lembaran adonan. Pasta yang di gunakn sudah canggih ,dulu na beroprasi takutnya kejadian
yang dipress sebaiknya pernah kejadian kecelakaan besar hal tersebut terulang lagi ,proses
tidak bersuhu rendah yaitu ini di akibatkan karyawan tersebut pemantauan dan dan
kurang dari 25 0C, karena memeriksa mienya di mesin bagian pengevaluasian boleh di lakukan
pada suhu tersebut pembuatan lembaran akibatnya salah oleh karyawan tetapi dengan
menyebabkan lembaran satu jari orang tersebut putus dan pada catatan karyawan hanya
pasta pecah-pecah dan pembuatan lembaran ini juga di periksa melihat ,tidak boleh memegang
kasar takuntya ada benda asingnya juga ,hal atau melakukan apa pun pada
ini yang menjadi kesulitan bagi mesin yang sedang berjalan
karyawan yang ada di sana karena tersebut dan juga sanitasi dari unit
mesinya sudah canggih jadi biarpun ini juga penting ,setiap seminggu
ada benda asing dibiarkan begitu sekali perlu di lakuakan
saja,sehingga agar tidak ada benda pembersihan pada mesian ,dengan
asingnya lebih di fokuskan kepada catatan jika mesin tidak sedang
proses pencampuranya ,proses tersebut beroperasi hal ini di lakuakn agar
di periksa dengan baik ,sampai di tidak menimbulkan karatan pada
nyatakn tidak ada benda sing pada mesin yang dapat mencemari mie
bahan yang akan di produksi. tersebut.untuk menjaga agar tidak
adanya benda asing pada bahan
tersebut perlunya penyaringan

21
dan juga analisa tepung supaya
dapat memastikan tidak adanya
sediktpun benda-benda yang tidak
di inginkan pada bahan tersebut.
pembentukan untaian mie Pada saat proses pembuatan lembaran Cara penedalian yang tepat
(slitting) Tebal akhir mie , ketika mie masuk kedalam unit karyawan harus mengikuti
pasta sekitar 1,2–2 mm. wave conveyor , maka menghasilkan beijakan k3 yang telah di
Di akhir proses lembaran mie dengan ketebalan yang terapkan pada perusaan tersebut
pembentukan lembaran, telah di tentukan titik bahayanya di sini dengan tidak menarik mie
lembar adonan yang tipis Ketika mesin berputar dan menggiling tersebut biarkan mie keluar sesuai
dipotong memanjang mie sehingga menghasilkan untaian dengan prosesnya dan sesuai
selebar 1–2 mm dengan biasanya menarik mie terebut dari dengan prosedur yang di terapkan
roll pemotong mie dalam mesin sehingga tangan mereka oleh perusahaan dan juga
masuk dan ikut tergilling .dan peninjauan ulang untuk unit ini
ketika petugas atau karyawan disana ini perlu dengan menganalisa efek
bekerja mereka di wajibkan pakai dari penggunaan seng sebagai
sarung tangan pada proses ini di takuti alas untuk ini,penggunaan APD
seng yang tipis yang di gunakan penting pada setiap proses hanya
sebagai alas pembentuk untaian saja kita Menganalisa Juga
mengenai tanggan karyawan,dan juga proses-proses yang tidak boleh
pada pada saat mengganti pada bagian menngunakan APD itu kenapa ?
dalam alat ini sangat sulit ,karena Dan juga pada saat penggantian
alatnya yang begitu berat mesin harus dengan alat-alat
berat tidak di lakukan secara
manual agar kecelakaan pada
karyawan dapat di hindari.
pemotongan dan pelipatan Pemotongan inilah salah satu proses Perusaan harus sudah
(cutting and folding) yang berbahaya karena pada proses ini menerapkan kebijakan –kebijakan
selanjutnya dipotong karyawan tidak menggunakan APD yang sesuai dengan perusahaanya
melintang pada panjang sarung tangan ,hal ini di karenakan mie sehingga terjadi antara
tertentu, sehingga dalam licin di takuti sarung tangan tersbut keseimbangan antara apa yang di

22
keadaan kering menggikuti arah mesin yang lakukan oelh karyawan dengan
menghasilkan berat berjalan ,ketajaman dari pisau ini harus kebijakan yang di terapkan
standar, Setelah benar-benar tajam agar mie yang di contohnya pada proses
pembentukan mie hasilkan pun bagus dengan bentuk mie pemotongan ini jika pisau yang
dilakukan proses yang bujur,pisau yang di gunakan pun ada sudah karataran maka
pengukusan. Pada proses tidak boleh karatan harus setiap perusahaan harus bisa
initerjadi gelatinisasi pati minggunya diganti ,disinilah proses mengevalusi kepada karyawan
dan koagulasi gluten yang sering terjadi kecelakaan akibat agar dapat mennganti pisau
sehingga dengan kecepatan mesin yang menngiling mie tersebut dengan yang baru dan
terjadinya tersebut biasanya tanggan petugasnya harrus di sesuai kan antara
dehidrasi air dari gluten ikut teriris menggikuti mie kecepatan mesin dengan
akan menyebabkan tersebut ,tetapi pada PT .indofood ini karyawan yang ada ,artinya
timbulnya kekenyalan mie tidak pernah kejadian seperti itu ,hanya karyawan di bagian ini harus di
saja tahun 2001 kejadian tersebut banyakan agar sesuai dengan
pernah di alami oleh salah satu kecepatan meisn yang berputar .
karyawanya. Pisau yang karatan juga
berpengaruh pada proses ini ,karena
jika msih di gunakan maka karatan
logam tersebut akan mencemari mie
yang di buat sehingga akan berbahaya
juga bagi konsumenya .
pengukusan (steaming) Proses penggukusan menggunakan Yang perlu di lakukan tidak boleh
Pengukusan dengan steam basah untuk menghasilkan mie ada karyawan yang mendekat
pemanasan akan dengan tekstur keras ,ketika mie masuk pada unit pengukusan ini ,dan
mengakibatkan pada unit ini ,dengan wadah yang juga unit pengukusan harus di
perombakan struktur pati begitu besar dan juga tutup yang buat ruang tersendiri agar jauh
dan penurunan besar ,suhu harus di jaga dengan benar dari karyawan ,boleh ? ada
integritas granula pada proses ini karena wadah ini karyawan tetapi hanya 2 orang
sehingga terjadi seperti cetel sehingga harus hati-hati di yang mengatur suhu pemanasan
gelatinisasi. Secara alami takuti karena ketidak sesuaian suhunya dan juga dan juga menagani
senyawa pati bersifat maka tutupnya tersebut akan melayang limbah air panas yang di hasilkan

23
tidak larut dalam air tetapi atau lepas sendiri sehingga mengenai dari kegitan pemanasan yang dan
menyerap air 1530% karyawan yang sedang bekerja pada juga dapat merecanakan atau
unit ini,dan juga jgn terlalu dekat bahkan telah terencana bahwa air
dengan unit ini karena unit ini limbah yang di hasilkan dari
menngunkan air pada takutnya airnya kegitan tersebut di olah sendiri
atau bagian wadahnya mengenai atau ada IPAL tersendiri di
kulit ,sehingga kulit akan memar. perusahaan tersebut.

penggorengan (frying) Pengorengan pada mie menggunakan Petugas harus dapat mengikuti
mie digoreng dengan minyak dengan suhu yang tinggi hal prosedur yang ada pada
minyak pada suhu 140– ini di lakukan untuk mengeluarkan perusahaan untuk menghindari
150 0C selama 60-120 kadar air yang terdapat pada mie kecelakaan-kecelakan seminimal
detik. Tujuannya agar tersebut, sehingga karyawan yang mungkin contohnya pada unit
terjadi dehidrasi lebih betugas pada unit ini harus benar-benar penggorengan harus menggunkan
sempurna sehingga kadar hati-hati di takuti minyak tersebut APD yang tepat seperti baju yang
airnya menjadi 3%–5%. tumpah kebadan mereka anti minyak dan juga masker dll
Proses peneirisan mie ini biasanya Penirisan juga harus dapat
pendinginan (cooling)
menggunakan saringan yang cukup mengkur kesesuai yang ada
mie ditiriskan dengan
besar dengan fasilitas tampung yang dengan kapasitas penirisan
cepat hingga suhu 40
besar juga,sehingga Mie lalu ditiriskan dengan bahan yang di tiris ,tidak
0C dengan kipas angin
dengan suhu 40ºC dengan boleh melebihi ketentuanya
yang kuat pada ban
menggunakan fan yang berputar cepat karena jika melebihi ketentuan
berjalan. Proses tersebut
di atas ban berjalan seperti sebuah atau pendinginanya tidak
bertujuan agar minyak
lorong ,biasanya mesin akan dig anti sempurna maka mudah sekali
memadat dan menempel
dalam sebulan sekali ,sehingga pada tumbuhnya jamur pada alat
pada mie. Selain itu
saat proses penggantian mesin tidak tersebut ,serta karyawan yang
juga membuat tekstur
boleh ada orang di dekat nya,takutnya menagani bidang ini hanya
mie menjadi keras.
alat tersebut menimpa tubuh melihat prosesnya saja takut ada
Pendinginan harus
mereka ,dan pada saat fan tersebut masalah pada mie tersebut dan
dilakukan sempurna,
berputar ,biarkan alat tersebut berpotar lain-lain ,tidak boleh memegang
karena jika uap air
sendiri jangan ada karyawan yang nya karena mesin sedang berputar

24
menggerakan tanganya untuk fan
berkondensasi akan
tersebut di takuti karena kecepatan
menyebabkan tumbuhnya
mesin yang berputar orang yang
jamur
bekerja ,justru masuk kedalam lorong .
pengemasan (packing) Proses pengemasan mie isntan juga Prosedur yang di terapkan
Proses terakhir menggunakan fan yang berputar juga perusahaan mungkin sesuai
pengemasan,hal ini di tetapi ini sejenis seng yang berjalan dengan kondisi perusahaan yang
lakukan jika mie sudah begitu cepat ,berdasarkan observasi ada,karena mungkin perusaan
jadi dan siap di yang kami lakukan pada proses ini lebih tahu mengenai keadaan di
kemas,proses pengemasan karyawan tidak di bolehkan tempatnya APD boleh tidak di
di lakukan dengan catatan menggunakan APD sarung tangan ,hal gunakan pada bagian –bagian
tidak adanya udara dan ini di lakukan karena mesin yang tertentu jika telah di lakukan
tidak ada lobang pada berjalan begitu cepat sehingga ketika mengukuran ,pemantauan dan
kemasan .hal ini di menggunakan sarung tangan proses pengevaluasian kepada
lakukan aga dapat pengemasanya berjalan dengan lambat karyawan,pemimpin perusahaan
mencegah terjadi dan juga kecepatan antara karyawan tidak boleh membuat subuah
kelayuan pada mie . dengan fan yang berjalan harus keputusan sendiri harus ada
seimbang .sehingga tidak menimbulkan persetujuan dengan anggota-
kecelakaan seperti tangan karyawan anggota perusaan lainya mungkin
masuk kedalam mesin pembungkus dl dengan tidak menngunakan
sarung tangan ini cara yang tepat
pada unit ini,karena di takuti jika
menngunakan sarung tangan
kecepatan mesin berjalan dengan
tenaga manusianya tidak sesui .

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. PT. INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk merupakan sebuah perusahaan besar yang di
miliki perseroan ,pada perusahaan ini standar SMK 3 nya sudah sangat bagus sekali bahkan
perusahaan ini sampai mendapatkan bendera emas ,dan pada setiap masuk pada perusahaan
tersebut pasti selalu ada rambu-rambu baik dari K3 nya rambu-rambu mengenai tegangan
listriknya sampai dengan IPAL NYA,bahkan di dalam perusahaan nya proses pembuatan
mie nya sangat bagus sekali tidak ada tangan manusia yang bergerak pada saat pembuatan
mienya semuanya menggunakan mesin,bahkan pekerjanya menggunakan APD semuanya
dari penutup kepala masker,pakaian putih-putih bersih ,bahkan seluruh karyawan memakai
pakaian yang sama semuanya ,karyawan juga pada saat masuk kedalam perusaan tersebut
berpakaian yang beda sedangkan pada saat bekerja pakainya juga beda ,hal ini dapat di
pastikan bahwa produk yang mereka buat aman bagi tubuh yang mengkonsumsinya .
2. Dan juga data di pastikan bahwa PT. INDOFOOD ini termasuk perusahaan yang
Penerapan SMK 3 sangat bagus sekali ,bahkan semuanya di terapakan dalam indicator-
indikator SMK 3 nya tersebut.
3. Proses produksi mie instan dari PT Indofood dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap
pemeriksaan kualitas bahan, tahap pembuatan mie dan tahap penyimpanan. Tahapan
pembuatan mie yaitu mixing, Penggilingan, Slicing  (pengirisan), Pengukusan, Cutting 
(pemotongan) dan Pelipatan, Friying (penggorengan), Cooling (pendinginan) dan
Wrapping   Dan  Packing. 
4. Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Indofood ada 3 jenis yaitu libah padat berupa sisa
kardus dan mie yang rusak, limbah gas berupa emisi dari proses produksi dan limbah cair
yang berasal dari kegiatan produksi dan non produksi (WC).
5. Banyak potensi yang menimbukkan bahaya pada PT indopood sukses makmur ini dengan
prosuk yang di hasilkan mie instan ,yang perlu di tekan kan jika pada perusahaan ini te;lah
menerapkan SMK 3 dan telah di laksanakan dan juga sesuai dengan prinsip hiarki
perusahaan seperti merencanakan K3 maka bahaya- bahaya tersebut dapat di kendalikan

26
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai seorang
sanitarian  dapat memahami tentang  system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka memajukan keselamtan dan kesehatan tenaga kerja pada perusahaan   serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat  , dan dengan adanya system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ini di harapkan mampu membangkitkan minat pengusaha
untuk dapat menerapkannya ,dan dapat mengendalikan potensi bahaya tersebut sesuai dengan
frinsif hiarki perusahaan sehinggan Hazard yang sekecil apa pun tidak terjadi pada PT.
indopood sukses makmur .

27
DAFTAR PUSTAKA

Australian Government. (2009). The Australian Government Building and Construction


OHS Accreditation Scheme. ( Diakses pada 13 desember 2014), dari
http://fsc.gov.au/News/Pages/FSCOnlinenowavailable.aspx

PT DPM. (2007). Perhitungan angka kecelakaan. Tangerang: DPM. Simanjuntak, P. J.


(1994). Manajemen keselamatan kerja. Jakarta: Himpunan Pembina ( Diakses
pada 13 desember 2014) Sumberdaya Manusia Indonesia (HIPSMI).

Suardi, R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: PPM.
( Diakses pada 13 desember 2014)

Suma’mur, P. K. (1995). Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan(8th ed.). Jakarta:


Gunung Agung. ( Diakses pada 13 desember 2014

Syartini, T. (2010). Penerapan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT


Indofood CBP Sukses Makmur divisi noodle cabang Semarang( Diakses pada 13
desember 2014 http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/165360109201011121.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai