Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mie merupakan jenis makanan yang sudah begitu akrab bagi sebagian besar lidah

masyarakat Indonesia, bahkan di dunia. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini

menggantikan fungsi nasi sebagai makanan pokok. Tekstur mie yang kenyal, dan cara

memasaknya yang praktis membuat makanan ini banyak digemari. Meskipun bukan makanan

asli Indonesia, bisa dibilang mie sudah menjadi makanan pokok kedua bagi sebagian besar

masyarakat Indonesia. Keragaman jenis mie dengan berbagai variasi cara memasaknya

menjadikan mie tetap memiliki banyak peminat. Mie dapat dimasak dengan dicampur berbagai

bahan tambahan sehingga menjadi lebih variatif dan tidak membosankan.(Yuyun, 2008).

Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 35511994, mie instan didefinisikan

sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan

bahan makanan lain dan bahan tambahan lain dan bahan makanan yang diizinkan, berbentuk

khas mi dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4

menit. Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa

proses setelah diperoleh mie segar. Tahap tahap tersebut yaitu, pengukusan, pembentukan, dan

pengeringan. Kadar air mie instan umumnya mencapai 58% sehingga memiliki daya simpan

yang lama (Made Astawan, 2003).

Salah satu perusahaan mie yang berada di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. Produk mie yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu Indomie,

Sarimi, Supermi dan Sakura. Keempat jenis produk ini mempunyai tingkat daya jual/pangsa

Page 1
pasar yang Berbeda - beda dan merk Indomie yang paling laku di pasaran sedangkan produk

lainnya dibawah Indomie. Selain itu, produk produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk, lebih menguasai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan mie instan

lainnya hal ini dapat dilihat dari tingkat penjualan produk mie instan di PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk.

Dalam proses produksi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. menggunakan alat produksi

dengan teknologi yang canggih. Penggunaan teknologi canggih diharapkan menghasilkan produk

dengan kualitas yang baik dan didukung oleh pengelolaan factor fakor yangtepat guna.

Sumberdaya dalam proses produksi yang tidak dijalankan dengan sebaik mungkin dapat

menyebabkan terjadinya kecatatan produk. Krcatatan produk ini akan menambah biaya produksi

yang akhirnya akan menyulitkan perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan kelangsungan

hidunya dilingkungan yang kompetitif

Dalam hal menekan tingkat kecacatan produkperlu dilaksanakan suatu pengendalian

secara lanju terhadap proses produksi. Disamping itu secara eratur pula dilaksanakan suau audit

untukmenilai tingkat efesiensi dan efektivitas alam proses produksi, jenis audit ini umumnya

dilakukan untuk tujuan audit operasional. Sebagai hasilnya konsumen dapat menerima produk

yang berkualitas baik serta didukung oleh harga yang relative murah karena prningkatan

efesiensi dan efektivitas yang terjadi di perusahaan sehingga diharapkan menghasilkan kepuasan

konsumen terhadap hasil produksi yang akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan

Audit operasional dalam hal ini diharapkan bermanfaat dalam mengidentifikasi berbagai

factor penyebab terjadinya kecacatan pada hasil produksi yang menyebabkan rendahnya kualitas

produk yang dihasilkan. Sehingga diketahui penyebab kecacatan tersebut, maupun cara

pemecahan supaya dimasa yang akan dating dapat menekan jumlah kecacatan yang terjadi.

Page 2
Melihat pentngnya kualitas sebagai salah satu factor yang menentukan suatu produk mie

instan tidak cacat, penulis tertarik dalam audit operasional terhadap aktivitas proses roduksi

dalam pembuatan produk mie instan, sehinggga diharapkan agar pt.indofood tbk dapat

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dimasa yang akan datang. Maka, penulis tertarik

untuk membuat makalah laporan kuliah kerja lapangan ini dengan judul :

Audit Operasional atas Proses Produksi dalam Usaha Menekan Tingkat Kecacatan

Produk ( Studi Kasus pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung )

1.2. Identifikas Masalah

1. Apakah pelasanaan audit operasional atas produksi mie instan pada PT. Indofood

CBP Tbk Cibitung telah memadai ?

2. Apakah usaha menekan tingkat kecacatan produk mie instan pada PT. Indofood CBP

Tbk Cibitung telah dilaksanakan dengan efektif ?

3. Bagaimana peran audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan

tingkat kecacatan produk mie nstan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung?

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui sudah memadai atau tidaknya pelaksanaan audit operasional atas

proses produksi mie instant pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung

2. Utuk mengetahui efektif tidaknya usaha menekan tingkat kecacatan produk yang

dilaksanakan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung

3. Untuk mengetahui peran audit operasional dalam usaha menekan tingkat kecacatan

produk mie instan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung

Page 3
1.4. Waktu Pelaksanaan

Tempat : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk CIBITUNG

Alamat : Jl. Kp Jarakosta No. 1, Cikarang Barat-Bekasi

Hari : Rabu

Tanggal : 11 Maret 2015

Waktu : 10.00 12.00

Page 4
BAB II

PROFIL ORGANISASI

2.1. Sekilas tentang PT. Indofood CBP

ICBP merupakan produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka di

Indonesia dengan berbagai pilihan produk makanan sehari-hari bagi konsumen di segala usia.

Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati

masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di

Indonesia selama bertahun-tahun.

ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di BEI pada

tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup Produk

Konsumen Bermerek (CBP) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood), perusahaan

induk ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi

internal, seluruh kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy,

makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya

tergabung dalam Grup Bogasari), dialihkan ke ICBP.

Pada saat ini Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan

kepemilikan saham sekitar 80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan

perusahaan-perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya.

Pada tahun 2012 ICBP mulai melaksanakan inisiatif untuk meraih peluang usaha baru

dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) dengan Asahi Group Holdings

Southeast Asia Pte. Ltd. (Asahi) untuk memasuki pasar minuman non-alkohol di Indonesia.

Selanjutnya perusahaan JV tersebut mengakuisisi 100% saham di PT Prima Cahaya

Page 5
Indobeverages (PCIB) (yang sebelumnya dikenal sebagai PT Pepsi-Cola Indobeverages) yang

mana perusahaan JV yang bergerak di bidang pemasaran minuman non-alkohol beserta dengan

afiliasinya, telah ditunjuk oleh PepsiCo untuk memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan

minuman non-alkohol dengan menggunakan merek-merek PepsiCo secara eksklusif di

Indonesia; dan mengakuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam kemasan

dengan merek dagang Club.

Saat ini kegiatan usaha ICBP terdiri atas divisi :

MI INSTAN

Divisi Mi Instan memproduksi dan memasarkan berbagai produk mi instan antara lain bag

noodles, cup noodles, mi telur dan bihun instan.

DAIRY

Divisi Dairy memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk dairy, yaitu susu kental

manis dan krimer, susu cair (susu ultra-high temperature, susu steril dalam botol dan susu

pasteurisasi), susu bubuk, es krim dan mentega.

MAKANAN RINGAN

Divisi Makanan Ringan memproduksi dan memasarkan berbagai makanan ringan moderen dan

makanan ringan tradisional yang dikemas secara moderen, serta produk biskuit.

PENYEDAP MAKANAN

Divisi Penyedap Makanan memproduksi beragam produk kuliner seperti kecap, saus sambal,

saus tomat, kaldu dan bumbu instan, serta juga memproduksi dan memasarkan sirup.

Page 6
NUTRISI & MAKANAN KHUSUS

Divisi Nutrisi & Makanan Khusus memproduksi dan memasarkan berbagai macam bubur sereal

dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, cereal snacks untuk anak-anak dan minuman sereal untuk

anak muda dan dewasa, serta produk susu untuk ibu hamil dan menyusui.

MINUMAN

Divisi Minuman memproduksi dan memasarkan produk minuman teh siap minum (ready-to-

drink tea), minuman berkarbonasi dan minuman jus buah serta air minum dalam kemasan.

Kegiatan usaha Perseroan juga didukung oleh Divisi Kemasan.

2.2 Sejarah PT. Indofood CPB

Indofood CBP berdiri sebagai entitas terpisah pada bulan September 2009 dan tercatat

sebagai perusahaan publik di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui proses

restrukturisasi internal Grup CBP dari Indofood, perusahaan induk yang tercatat di BEI sejak

tahun 1994. Berbagai kegiatan usaha dan merek yang digunakan untuk produk ICBP telah

dikenal sejak lama, dimana beberapa diantaranya merupakan pemimpin pasar. Sejarah dari

berbagai kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

1982

Kegiatan usaha mi instan mulai beroperasi dengan diluncurkannya merek Sarimi. Berbagai

merek mi instan lainnya seperti Indomie, Supermi dan Pop Mie melengkapi portofolio produk

ICBP, masing-masing pada tahun 1984, 1986 dan 1988.

Page 7
1985

Kegiatan usaha nutrisi dan makanan khusus mulai beroperasi dengan Promina sebagai merek

pertama yang diluncurkan. Merek SUN diluncurkan di tahun 1989 untuk menjangkau segmen

pasar yang berbeda.

1990

Kegiatan usaha makanan ringan dijalankan oleh perusahaan JV 51:49 dengan Seven-Up

Netherland B.V., afiliasi dari PepsiCo Inc. dengan menggunakan merek Chitato dan JetZ. Merek

Chiki yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1984, juga termasuk di dalam portofolio produk

makanan ringan ICBP. Cheetos dan Lays, yang masing-masing diluncurkan pada tahun 1992 dan

2005, merupakan merek dengan lisensi dari PepsiCo. Pada tahun 2007, merek Qtela diluncurkan

untuk menjangkau pasar makanan ringan tradisional.

1991

Kegiatan usaha penyedap makanan mulai beroperasi dengan produk kecap yang dipasarkan

dengan menggunakan dua merek, yaitu Piring Lombok dan Niki Echo. Pada tahun 1992, merek

Indofood diluncurkan untuk produk kecap dan produk-produk lainnya, yaitu saus sambal dan

bumbu instan. PT Nestl Indofood Citarasa Indonesia (NICI) yang didirikan pada tahun 2005,

merupakan perusahaan JV dengan Nestl SA dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar

50%, bertanggung jawab untuk memasarkan produk-produk kuliner.

2005

Kegiatan usaha biskuit mulai beroperasi dengan dua merek: Trenz untuk segmen anak muda dan

dewasa, dan Wonderland yang menjangkau segmen keluarga.

2008

Kegiatan usaha dairy melengkapi portofolio usaha ICBP dengan diakuisisinya Drayton Pte. Ltd.,

Page 8
yang memiliki kepemilikan saham sebesar 68,57% di PT Indolakto (Indolakto), salah satu

pemain terkemuka di industri dairy Indonesia. Indomilk, yang merupakan merek utama

Indolakto, telah hadir di Indonesia selama lebih dari empat dekade.

2013

Kegiatan usaha minuman dijalankan oleh dua perusahaan JV dengan Asahi, yaitu PT Asahi

Indofood Beverage Makmur (AIBM) yang bergerak dalam bidang produksi minuman non-

alkohol dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB) yang bergerak di bidang pemasaran

minuman non-alkohol, yang didirikan pada tahun 2012. IASB telah meluncurkan merek

pertamanya, Ichi Ocha, pada bulan Desember 2013.

Pada bulan September 2013, AIBM dan IASB menyelesaikan akuisisi atas 100% saham di PT

Prima Cahaya Indobeverages (PCIB), (yang sebelumnya dikenal sebagai PT Pepsi-Cola

Indobeverages). Dengan demikian melalui exclusive bottling agreement, merek-merek PepsiCo

termasuk Pepsi, 7Up dan Tropicana Twister melengkapi portofolio ICBP. Selain itu, merek

PCIB yaitu Fruitamin dan Tekita juga masuk dalam portofolio Perseroan.

Pada bulan Januari 2014, AIBM dan IASB melalui anak-anak perusahaan JV-nya dengan PT

Multi Bahagia, menyelesaikan akuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam

kemasan dengan merek dagang Club di Indonesia.

2.3. Tujuan Pendirian

Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah

1. Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun

pengembangan usaha strategis;

2. Mengurangi biaya transportasi;

Page 9
3. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan;

4. Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan

5. Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

2.4 Visi, Misi dan Nilai

Visi, misi dan nilai yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah

realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan

untuk masa depan perusahaan

VISI

Produsen Barang-barang Konsumsi yang Terkemuka

MISI

Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-

merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi

Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutanr

Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan

Nilai

Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung

tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama

membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.

Page 10
2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk adalah

Struktur Unit Bisnis Strategi (SBU) karena indofood mengelompokkan divisi-divisi yang sama ke

dalam wewenang dan tanggung jawab untuk setiap unit kepada seorang kepala divisi yang secara

langsung memberikan laporan kepada direktur eksekutif. Berikut adalah gambar struktur organisasi

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk :

Gambar struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Page 11
1. Dewan Komisaris

Tugas utama dewan komisaris adalah mengawasi direksi dalam menjalakan

kegiatan dan mengelola perseroan.

2. Direksi

Perseroan dipimpin oleh direktur utama yang dibantu oleh delapan anggota

direksi lainnya dalam mengelola usaha perseroan. Direktur Utama bertanggung jawab

dalam mengembangkan arahan strategis perseroan dan memastikan bahwa seluruh target

dan tujuan dapat tercapai.

3. Komite Audit

Dibentuk dan disusun untuk memenuhi ketentuan dalam peraturan Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK No.29/PM/2004). Misi

komite audit adalah membantu Dewan Komisaris PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk dalam menjalankan peran pengawasan dengan mengkaji laporan keuangan

perseroan.

4. Audit Internal

Audit Internal bertanggung jawab untuk mengevaluasi efektifitas sistem

pengendalian internal Indofood, Memastikan bahwa seluruh prosedur telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu, Serta memastikan Realibilty informasi

operasional dan keuangan serta kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan perseroan.

Disamping itu, juga bertanggung jawab kepada direksi dan bertugas untuk melaksanakan

audit dan mengawasi operasi perseroan untuk memberikan keyakinan bahwa pengelolaan

di semua tingkatan telah dilaksanakan dengan baik. Audit Internal secara berkala

disampaikan kepada anggota komite audit direksi.

Page 12
5. Sekertaris Perusahaan

Sekertaris perusahaan berfungsi sebagai penghubung antara perseroan dengan

institusi pasar modal, pemegang saham, dan masyarakat. Sekertaris Perusahaan juga

bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan pada peraturan dan ketentuan pasar

modal, memberikan saran kepada direksi tentang perubahan peraturan serta mengatur

pertemuan direksi.

6. Manajemen Operasional

Setiap manajer operasional bertanggung jawab kepada direksi atas setiap kegiatan

operasionla perusahaan, mengkoordinir kegiatan operasional . serta sebagai penentu

kebijakan operasional.

7. Manajemen Korporasi

Setiap manajer korporasi memiliki fungsi masing-masing sebagai pengelola

kegiatan perseroan. Divisi korporasi meliputi : Pengelolaan keuangan, Controller,

Corporate purchasing, Central marketing dan lain-lain.

8. Investor Relations

Tanggung jawab utama investor relations adalah untuk mengkomunikasikan

secara proaktif kinerja keuangan perseroan maupun informasi lainnya secara konsisten

dan transparan kepada analisis maupun investor

9. Pengendalian Internal dan Manajemen Resiko

Manajemen indofood bertanggung jawab dalam pembentukan dan penerapan

pengendalian internal yang memadai, perkiraan resiko dan pengelolaan resiko melalui

sistem yang dirancang untuk memberikan kayakinan yang memadai bagi manajemen dan

direksi.

Page 13
BAB III

HASIL OBSERVASI

3.1 Aktivitas dan Hasil Produksi Mie Instan

PT. Indofood CBP Tbk. Merupakan perusahaan dengan hasil produksi mie instan.

Adapun jenis merk produk mie instan yang dihasilkan berupa :

Indomie

Sarimie

Supermie

Sakura

Untuk memproduksi mie instan, PT. Indofood CBP Tbk. Menggunakan dua macam

bahan baku, yaitu :

1. Bahan Baku Utama :

Tepung Terigu

Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie karena glutennya dapat

membentuk struktur tiga dimensi sebagai pembentuk kerangka. Kandungan protein total

dalam gandum 7%18%, lebih kurang 80% penyusun protein adalah fraksi gluten yang

merupakan pembentuk struktur kerangka (Nitasari, 2003).

2. Bahan Baku Tambahan

a. Tepung Tapioka

Tepung tapioka bisa digunakan sebagai bahan alternatif agar mie tetap kenyal.

Harga tepung tapioka lebih murah dibandingkan dengan tepung terigu. Selain sebagai

Page 14
bahan pembuat mie, tepung tapioka dapat digunakan sebagai dusting, yang berguna

agar mie tidak lengket saat dicetak (Yuyun, 2008).

b. Garam

Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan

fleksibilitas dan elastisitas mi serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas

enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang

secara berlebihan (Winarno, F. G, 1997).

c. Air

Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan

garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan

adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 69, hal ini disebabkan

absorpsi air semakin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mi

menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik

(Anonim, 2009).

d. Minyak Goreng

Minyak dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan. Dalam

penggorengan, minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa

gurih dan kalori dalam bahan.

3.2 Proses Produksi

Proses produksi yang dilaksanakan oleh PT. Indofood CBP Tbk meliputi beberapa tahap.

Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran (mixing), pembentukan lembaran (roll-

sheeting), pembentukan untaian mie (slitting), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding),

Page 15
pengukusan (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling) serta pengemasan

(packing) (Anonim, 2008).

3.3 Audit Operasional Proses Produksi

3.3.1 Kedudukan Auditor Operasional PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung

Audit operasional atas proses produksi pada PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung

dilaksanakan oleh tim auditor yang dibentuk oleh fungsi auditor internal. Kedudukan auditor

internal ini dalam struktur organisasi peusahaan sebagai fungsi staf terhadap komite audit dan

Page 16
tidak terlibat dalam kegiatan opeasional yang ada didalam perusahaan. Dengan kedudukan

tersebut, maka auditor bertanggung jawab kepada komite audit.

Audit internal memiliki wewenng untuk memberikan sasaran dan rekomendasi perbaikan

kepada manajermen mengenai koefiseien, keefektivan dan keekonomisan proses produksi pada

PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung. Auditor internal jua mengevaluasi aktivitas proses produksi

yang telah dicapai dan membandingkannya dengan standar operasional produksi yang

ditetapkan. Jika tidak sesuai, berarti terdapat penyimpangan dalam proses produksi pada PT.

Indofood CBP Tbk. Cibitung dan auditor internal harus melakukan tindakan perbaikan sebagai

tindak lanjut.

3.3.2 Pelaksanaan Audit Operasional

Audit Operasional dilakukan oleh auditor internal PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung

dari tiga tahap yaitu tahap pendahulan, tahap pemeriksaan mendalam dan tahap pelaporan.

Ketiga tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Pendahuluan

a. Pengamatan fisik sekilas

Dari pengamatan ini, auditor memperoleh informasi bahwa keadaan fisik gudang

bahan baku masih memadai.

Temuan yang diperoleh :

1) Sumber daya manusia kurang teliti, cemat dan berhati hati dalam

memperlakukan produk jadi, misalnya meletakkan produk jadi dengan kasar atau

tidak rapih dalam pengemasan.

Page 17
Auditor menyarankan agar perusahaan memberikan pelatihan terhadap para

pegawai dan memberikan sanksi kepada pegawai yang lalai.

2) Gudang bahan baku fisiknya masih memadai tetapi keadaannya masih ada

beberapa hama yang datang dan memakan bahan baku jadi.

Auditoe menyarankan untuk memberikan serbuk anti hama digudang agar hama

tidak akan datang dan bahan baku tidak rusak atau dimakan oleh hama

b. Mencari data tertulis

Dari kegiatan ini, auditor akan memperoleh informasi tentang tgas dan tanggung

jawab pelaksanaan produksi, jumlah bahan baku yang diperlukan untuk pross produksi,

jumlah barang jadi yang dihasilkan dan jumlah produk cacat serta penyebab kecacatan

produk tersebut

Temuan yang diperoleh :

1) Tugas dan tanggung jawab bagian produksi telah diuraikan dengan jelas.

Auditor menyarankan agar uraian tugas tersebut dikomunikasikan kepada seluruh

pelaksana produksidan perlu dilakukan pengawasan yang terlibat dalam proses

produksi bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya

c. Kegiatan analisis

Analisis atas keadaan perusahaan dilakukan secara periodic sehatun sekali yang

meliputi analisis atas laporan intern manajemen. Informasi tau data yang dianalisis dan

ditelaah antara lain :

1) Melihat kembali kebijakan dan prosedur produksi mulai dari tahap konstruksi sampai

dengan tahap pemeriksaan

2) Membandingkan target produksi dengan laporan realisasi produksi bulanan

Page 18
3) Menelusuri formulir / dokumen yang berhubungan dengan proses produksi

4) Menganalisis laporan laporan pengendalian mutu

5) Membandingkan laporan pengendalian mutu mengenai jumlah kecacatan produk

yang terjadi blan ini dengan bulan sebelumnya

6) Membandingkan tingkat kecacatan produk dengan tahun sebelumnya

7) Meneliti factor factor penyebab kecacatan berserta jenis kecacatan yang sering

terjadi

8) Mengitung kembali perhitungan rasio yang telah dibuat

9) Menganalisis sistem pengendalian yang diterapkan tehadap keadaan produksi yang

sebenarnya

10) Menganalisis persediaan bahan baku apakah tersedia pada saat dibutuhkan

Setelah melakukan analisis biasanya audior dapat melihat adanya penyimpangan atau

kelalaian yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan, terutama bagian bagian yang

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Tahap Pemeriksaan

Temuan temuan dalam kegiatan analisis akan disusun secara tertulis dalam

suatu memoranda survey pendahuluan serta bagian- bagian yang dinilai bermasalah dan

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, kegiatan yang dilakukan oleh audit internal pada

tahap pemeriksaan mendalam adalah sebagai berikut :

a. Studi Lapangan

Dalam studi lapangan ini auditor memfokuskan perhatiannya pada bagian yang

berhubungan dengan proses produksi. Auditor melakukan pengamatan secara langsng

Page 19
dengan proses produksi mulai dari tahap awal sampai dengan tahap pemeriksaan. Pada

tahap ini auditor akan memperoleh temuan - temuan dan auditor akan menginformsikan

temuan temuan tersebut kepada pihak yang bersangkutan

b. Analisis

Auditor operasional kemudian menganalisis temuan temuan yang diperolehnya.

Analisis dilakukan auditor seperti :

1) Menganalisis temuan yang diperoleh dengan alas an diberikan oleh pelaku kesalahan

yang bersangkutan

2) Menganalisis sampai sejauh mana kesalahan tersebut dapat merugikan peusahaan

3) Memberikan saran dan rekomendasi untuk peraikan

3. Tahap Pelaporan

Setelah tahap pemeriksaan mendalam selesai maka dilakukanlah tahap pelaporan

yang merupakan tahap akhirdari kegatan audit operasional yang berupa kegiatan

melaporkan hasil audit operasional

Laporan audit operasional pada umumnya meliputi unsur unsur sebagai berikut :

1) Tujuan dan ruang lingkup untuk memeberikan gambaran manfaat tersebut kepada

pembaca.

2) Temuan audit yang dijelaskan secara objektif dalam bahasa yang jelas dan sederhana

3) Sasaran dan rekomendasi untuk mengambi tindakan yang perlu dilakukan untuk

mngatasi masalah yang ada

Page 20
Tujuan dari pelaksanaan audit adalah sebagai berikut :

a. Untuk menilai tingkat efesiensi dan efektivitas dari kegiatan produksi dengan

menganalisis berbagai factor yang berhubungan dengan proses produksi

b. Untuk menilai prosedur proses produksi

c. Untuk mengidentifikasi factor factor penyebab kecacatan produk

d. Menyusun rekomendasi untuk tindakan perbaikan

Ruang Lingkup Audit

Audit operasional yang dilaksanakan pada dasarnya ditekankan pada pelaksanaan proses

produksi. Audit yang dilakukan meliputi pengamatan fisik sekilas atas fasilitas perusahaan

erutama yang berhubungan dengan pelaksanaan proses produksi. Setelah menganalisis data yang

ada, auditor menyusun rekomendasi untuk tindakan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan

merupakan hal hal yang paling mungkin dilaksanakan untuk mengatasi masalah masalah

yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Namun, semua temuan yang diperoleh hanya

dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan.

3.4 Tindak Lanjut Hasil Audit

Tindak lanjut dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana dukungan

yang diberikan oleh manajemen terhadap kegiatan audit, karena segala usaha yang dilakukan

dalam kegiatan audit tidak akan mempnyai arti jika tidak disertai tindak lanjut atas sasaran,

usulan dan rekomendasi yang diberikan. Jika ternyata hasil audit yang dilakukan atas proses

produksi ini menunjukkan adanya hal hal yang perlu diperbaiki, maka perlu diadakan tindak

lanjut.

Page 21
Adapun saran dan rekomendasi yang telah ditindak lanjuti oleh perusahaan adalah

sebagai berikut :

1) Memberikan pelatihan terhadap para pegawai dan memberikan sanksi kepada pegawai

yang lalai

2) Memberikan serbuk anti hama pada bagian gudang, hal ini dilakukan agar tidak ada hama

yang datang kembali dan memakan bahan baku

3) Pemilihan pemasok berdasarkan pengalaman kerja sama yang pernah dilakukan

4) Melakukan pengawasan terhadap personil yang terlibat dalam proses produksi

5) Melakukan perawatan terhadap mesin dan peralatan proses produksi secara teratur

Page 22
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pernelitian yang dilakukan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung

serta didukung dengan data yang diperoleh selama penelitian. Penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berkut:

1. Pelaksanaan audit operasional proses produksi yang dilaksanakan pada PT. Indofood

CBP Tbk Cibitung telah memadai, hal ini diketahui dari:

a. Auditor operasional proses produksi dilaksanakan oleh auditor internal yang

independen. Kedudukan auditor terpisah dari bagian yang diauditnya dan auditor

tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan

b. Auditor internal cukup kompeten, karena memiliki latar belakang pendidikan

akuntansi dan memiliki pengalaman dalam pekerjaan audi

c. Adanya program audit yang mendasari pelaksanaan kegiatan audit

d. Auditor mempunyai status yng jelas dalam struktur oprganisasi dan auditor

bertanggung jawab langsung kepada direktur

2. Audit operasional proses produksi yang dilaksanakan PT. Indofood CBP Tbk Cibitung

sangat berperan dalam menekan tingkat kecacatan produk, hal ini dapat diketahui dari :

a. Tujuan perusahaan dalam usaha menekan tingkat keccatan produk dapat tercapai

b. Pelaksanaan audit operasional proses produksi yang telah memadai

c. Berbagau teuan dan rekomendasi untuk tindakan perbaikan terlah ditindak lanjuti

d. Dilakukan inspeksi terhadap bahan baku, pross produksi dan hasil produksi

Page 23
3. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung, kecacatan produk

biasanya terjadi akibat:

a. Faktor manusia, yaitu tenaga keerja kurang disiplin, kurang teliti, dan mudah lelah

b. Faktor bahan baku, misalnya bahan baku utama yang kualitasnya kurang baik

c. Faktor mesin, misalnya gangguan listrik, kemacetan mesin saat dioperasikan

karena adanya kotoran yang melekat pada mesin tersebut dan suku cadang yang

sudah rusak

4.2 Saran

Penulis memberikan saran atas hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut :

1) Perusahaan sebaiknya cepat mengambil keputusan untuk mendukung dan

menindaklanjuti rekomendasi yang dikemukakan oleh auditor yaitu dengan meninjau

penggunaan dan penerapan teknoogi canggil yang dapat memberikan efektivitas dan

fesiensi untuk meningkatkan provitabilitas PT. Indofood CBP Tbk Cibitung.

Diharapkan pihak manajemen mengantisipasi dan mempertimbangkan oergantian mesin

mesin yang umur ekonomisnya sudah hamper habis dengan mesin mesin baru sesuai

dengan rancangan kebutuhan proses produksi

2) Menyimak kondisi PT. Indofood CBP Tbk Cibitung yang sudah sedimikian maju,

sebaiknya seseorang yang sudah berpengalaman agar menurunkan penglamannya kepada

para supervisor dengan cara memberikan pelatihan khusus rtin dalam bidang permesinan

yang dapat dilaksanakan selama satu jam sehari diluar jam kerja / setelah jam kerja

Page 24

Anda mungkin juga menyukai