PENDAHULUAN
Mie merupakan jenis makanan yang sudah begitu akrab bagi sebagian besar lidah
masyarakat Indonesia, bahkan di dunia. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini
menggantikan fungsi nasi sebagai makanan pokok. Tekstur mie yang kenyal, dan cara
memasaknya yang praktis membuat makanan ini banyak digemari. Meskipun bukan makanan
asli Indonesia, bisa dibilang mie sudah menjadi makanan pokok kedua bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Keragaman jenis mie dengan berbagai variasi cara memasaknya
menjadikan mie tetap memiliki banyak peminat. Mie dapat dimasak dengan dicampur berbagai
bahan tambahan sehingga menjadi lebih variatif dan tidak membosankan.(Yuyun, 2008).
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 35511994, mie instan didefinisikan
sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan lain dan bahan makanan yang diizinkan, berbentuk
khas mi dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4
menit. Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa
proses setelah diperoleh mie segar. Tahap tahap tersebut yaitu, pengukusan, pembentukan, dan
pengeringan. Kadar air mie instan umumnya mencapai 58% sehingga memiliki daya simpan
Salah satu perusahaan mie yang berada di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Produk mie yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu Indomie,
Sarimi, Supermi dan Sakura. Keempat jenis produk ini mempunyai tingkat daya jual/pangsa
Page 1
pasar yang Berbeda - beda dan merk Indomie yang paling laku di pasaran sedangkan produk
lainnya dibawah Indomie. Selain itu, produk produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, lebih menguasai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan mie instan
lainnya hal ini dapat dilihat dari tingkat penjualan produk mie instan di PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Dalam proses produksi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. menggunakan alat produksi
dengan teknologi yang canggih. Penggunaan teknologi canggih diharapkan menghasilkan produk
dengan kualitas yang baik dan didukung oleh pengelolaan factor fakor yangtepat guna.
Sumberdaya dalam proses produksi yang tidak dijalankan dengan sebaik mungkin dapat
menyebabkan terjadinya kecatatan produk. Krcatatan produk ini akan menambah biaya produksi
yang akhirnya akan menyulitkan perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan kelangsungan
secara lanju terhadap proses produksi. Disamping itu secara eratur pula dilaksanakan suau audit
untukmenilai tingkat efesiensi dan efektivitas alam proses produksi, jenis audit ini umumnya
dilakukan untuk tujuan audit operasional. Sebagai hasilnya konsumen dapat menerima produk
yang berkualitas baik serta didukung oleh harga yang relative murah karena prningkatan
efesiensi dan efektivitas yang terjadi di perusahaan sehingga diharapkan menghasilkan kepuasan
konsumen terhadap hasil produksi yang akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan
Audit operasional dalam hal ini diharapkan bermanfaat dalam mengidentifikasi berbagai
factor penyebab terjadinya kecacatan pada hasil produksi yang menyebabkan rendahnya kualitas
produk yang dihasilkan. Sehingga diketahui penyebab kecacatan tersebut, maupun cara
pemecahan supaya dimasa yang akan dating dapat menekan jumlah kecacatan yang terjadi.
Page 2
Melihat pentngnya kualitas sebagai salah satu factor yang menentukan suatu produk mie
instan tidak cacat, penulis tertarik dalam audit operasional terhadap aktivitas proses roduksi
dalam pembuatan produk mie instan, sehinggga diharapkan agar pt.indofood tbk dapat
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dimasa yang akan datang. Maka, penulis tertarik
untuk membuat makalah laporan kuliah kerja lapangan ini dengan judul :
Audit Operasional atas Proses Produksi dalam Usaha Menekan Tingkat Kecacatan
1. Apakah pelasanaan audit operasional atas produksi mie instan pada PT. Indofood
2. Apakah usaha menekan tingkat kecacatan produk mie instan pada PT. Indofood CBP
3. Bagaimana peran audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan
tingkat kecacatan produk mie nstan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung?
1. Untuk mengetahui sudah memadai atau tidaknya pelaksanaan audit operasional atas
proses produksi mie instant pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung
2. Utuk mengetahui efektif tidaknya usaha menekan tingkat kecacatan produk yang
3. Untuk mengetahui peran audit operasional dalam usaha menekan tingkat kecacatan
Page 3
1.4. Waktu Pelaksanaan
Hari : Rabu
Page 4
BAB II
PROFIL ORGANISASI
ICBP merupakan produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka di
Indonesia dengan berbagai pilihan produk makanan sehari-hari bagi konsumen di segala usia.
Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di BEI pada
tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup Produk
induk ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi
internal, seluruh kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy,
makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya
Pada saat ini Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan
kepemilikan saham sekitar 80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan
Pada tahun 2012 ICBP mulai melaksanakan inisiatif untuk meraih peluang usaha baru
dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) dengan Asahi Group Holdings
Southeast Asia Pte. Ltd. (Asahi) untuk memasuki pasar minuman non-alkohol di Indonesia.
Page 5
Indobeverages (PCIB) (yang sebelumnya dikenal sebagai PT Pepsi-Cola Indobeverages) yang
mana perusahaan JV yang bergerak di bidang pemasaran minuman non-alkohol beserta dengan
afiliasinya, telah ditunjuk oleh PepsiCo untuk memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan
Indonesia; dan mengakuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam kemasan
MI INSTAN
Divisi Mi Instan memproduksi dan memasarkan berbagai produk mi instan antara lain bag
DAIRY
Divisi Dairy memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk dairy, yaitu susu kental
manis dan krimer, susu cair (susu ultra-high temperature, susu steril dalam botol dan susu
MAKANAN RINGAN
Divisi Makanan Ringan memproduksi dan memasarkan berbagai makanan ringan moderen dan
makanan ringan tradisional yang dikemas secara moderen, serta produk biskuit.
PENYEDAP MAKANAN
Divisi Penyedap Makanan memproduksi beragam produk kuliner seperti kecap, saus sambal,
saus tomat, kaldu dan bumbu instan, serta juga memproduksi dan memasarkan sirup.
Page 6
NUTRISI & MAKANAN KHUSUS
Divisi Nutrisi & Makanan Khusus memproduksi dan memasarkan berbagai macam bubur sereal
dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, cereal snacks untuk anak-anak dan minuman sereal untuk
anak muda dan dewasa, serta produk susu untuk ibu hamil dan menyusui.
MINUMAN
Divisi Minuman memproduksi dan memasarkan produk minuman teh siap minum (ready-to-
drink tea), minuman berkarbonasi dan minuman jus buah serta air minum dalam kemasan.
Indofood CBP berdiri sebagai entitas terpisah pada bulan September 2009 dan tercatat
sebagai perusahaan publik di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui proses
restrukturisasi internal Grup CBP dari Indofood, perusahaan induk yang tercatat di BEI sejak
tahun 1994. Berbagai kegiatan usaha dan merek yang digunakan untuk produk ICBP telah
dikenal sejak lama, dimana beberapa diantaranya merupakan pemimpin pasar. Sejarah dari
1982
Kegiatan usaha mi instan mulai beroperasi dengan diluncurkannya merek Sarimi. Berbagai
merek mi instan lainnya seperti Indomie, Supermi dan Pop Mie melengkapi portofolio produk
Page 7
1985
Kegiatan usaha nutrisi dan makanan khusus mulai beroperasi dengan Promina sebagai merek
pertama yang diluncurkan. Merek SUN diluncurkan di tahun 1989 untuk menjangkau segmen
1990
Kegiatan usaha makanan ringan dijalankan oleh perusahaan JV 51:49 dengan Seven-Up
Netherland B.V., afiliasi dari PepsiCo Inc. dengan menggunakan merek Chitato dan JetZ. Merek
Chiki yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1984, juga termasuk di dalam portofolio produk
makanan ringan ICBP. Cheetos dan Lays, yang masing-masing diluncurkan pada tahun 1992 dan
2005, merupakan merek dengan lisensi dari PepsiCo. Pada tahun 2007, merek Qtela diluncurkan
1991
Kegiatan usaha penyedap makanan mulai beroperasi dengan produk kecap yang dipasarkan
dengan menggunakan dua merek, yaitu Piring Lombok dan Niki Echo. Pada tahun 1992, merek
Indofood diluncurkan untuk produk kecap dan produk-produk lainnya, yaitu saus sambal dan
bumbu instan. PT Nestl Indofood Citarasa Indonesia (NICI) yang didirikan pada tahun 2005,
2005
Kegiatan usaha biskuit mulai beroperasi dengan dua merek: Trenz untuk segmen anak muda dan
2008
Kegiatan usaha dairy melengkapi portofolio usaha ICBP dengan diakuisisinya Drayton Pte. Ltd.,
Page 8
yang memiliki kepemilikan saham sebesar 68,57% di PT Indolakto (Indolakto), salah satu
pemain terkemuka di industri dairy Indonesia. Indomilk, yang merupakan merek utama
2013
Kegiatan usaha minuman dijalankan oleh dua perusahaan JV dengan Asahi, yaitu PT Asahi
Indofood Beverage Makmur (AIBM) yang bergerak dalam bidang produksi minuman non-
alkohol dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB) yang bergerak di bidang pemasaran
minuman non-alkohol, yang didirikan pada tahun 2012. IASB telah meluncurkan merek
Pada bulan September 2013, AIBM dan IASB menyelesaikan akuisisi atas 100% saham di PT
termasuk Pepsi, 7Up dan Tropicana Twister melengkapi portofolio ICBP. Selain itu, merek
PCIB yaitu Fruitamin dan Tekita juga masuk dalam portofolio Perseroan.
Pada bulan Januari 2014, AIBM dan IASB melalui anak-anak perusahaan JV-nya dengan PT
Multi Bahagia, menyelesaikan akuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam
1. Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
Page 9
3. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan;
masyarakat.
Visi, misi dan nilai yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan
VISI
MISI
berkelanjutanr
Nilai
Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung
tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama
Page 10
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk adalah
Struktur Unit Bisnis Strategi (SBU) karena indofood mengelompokkan divisi-divisi yang sama ke
dalam wewenang dan tanggung jawab untuk setiap unit kepada seorang kepala divisi yang secara
langsung memberikan laporan kepada direktur eksekutif. Berikut adalah gambar struktur organisasi
Page 11
1. Dewan Komisaris
2. Direksi
Perseroan dipimpin oleh direktur utama yang dibantu oleh delapan anggota
direksi lainnya dalam mengelola usaha perseroan. Direktur Utama bertanggung jawab
dalam mengembangkan arahan strategis perseroan dan memastikan bahwa seluruh target
3. Komite Audit
komite audit adalah membantu Dewan Komisaris PT. Indofood CBP Sukses Makmur
perseroan.
4. Audit Internal
sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu, Serta memastikan Realibilty informasi
operasional dan keuangan serta kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan perseroan.
Disamping itu, juga bertanggung jawab kepada direksi dan bertugas untuk melaksanakan
audit dan mengawasi operasi perseroan untuk memberikan keyakinan bahwa pengelolaan
di semua tingkatan telah dilaksanakan dengan baik. Audit Internal secara berkala
Page 12
5. Sekertaris Perusahaan
institusi pasar modal, pemegang saham, dan masyarakat. Sekertaris Perusahaan juga
bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan pada peraturan dan ketentuan pasar
modal, memberikan saran kepada direksi tentang perubahan peraturan serta mengatur
pertemuan direksi.
6. Manajemen Operasional
Setiap manajer operasional bertanggung jawab kepada direksi atas setiap kegiatan
kebijakan operasional.
7. Manajemen Korporasi
8. Investor Relations
secara proaktif kinerja keuangan perseroan maupun informasi lainnya secara konsisten
pengendalian internal yang memadai, perkiraan resiko dan pengelolaan resiko melalui
sistem yang dirancang untuk memberikan kayakinan yang memadai bagi manajemen dan
direksi.
Page 13
BAB III
HASIL OBSERVASI
PT. Indofood CBP Tbk. Merupakan perusahaan dengan hasil produksi mie instan.
Indomie
Sarimie
Supermie
Sakura
Untuk memproduksi mie instan, PT. Indofood CBP Tbk. Menggunakan dua macam
Tepung Terigu
membentuk struktur tiga dimensi sebagai pembentuk kerangka. Kandungan protein total
dalam gandum 7%18%, lebih kurang 80% penyusun protein adalah fraksi gluten yang
a. Tepung Tapioka
Tepung tapioka bisa digunakan sebagai bahan alternatif agar mie tetap kenyal.
Harga tepung tapioka lebih murah dibandingkan dengan tepung terigu. Selain sebagai
Page 14
bahan pembuat mie, tepung tapioka dapat digunakan sebagai dusting, yang berguna
b. Garam
fleksibilitas dan elastisitas mi serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas
enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang
c. Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan
garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan
adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 69, hal ini disebabkan
absorpsi air semakin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mi
menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik
(Anonim, 2009).
d. Minyak Goreng
Proses produksi yang dilaksanakan oleh PT. Indofood CBP Tbk meliputi beberapa tahap.
Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran (mixing), pembentukan lembaran (roll-
sheeting), pembentukan untaian mie (slitting), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding),
Page 15
pengukusan (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling) serta pengemasan
Audit operasional atas proses produksi pada PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung
dilaksanakan oleh tim auditor yang dibentuk oleh fungsi auditor internal. Kedudukan auditor
internal ini dalam struktur organisasi peusahaan sebagai fungsi staf terhadap komite audit dan
Page 16
tidak terlibat dalam kegiatan opeasional yang ada didalam perusahaan. Dengan kedudukan
Audit internal memiliki wewenng untuk memberikan sasaran dan rekomendasi perbaikan
kepada manajermen mengenai koefiseien, keefektivan dan keekonomisan proses produksi pada
PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung. Auditor internal jua mengevaluasi aktivitas proses produksi
yang telah dicapai dan membandingkannya dengan standar operasional produksi yang
ditetapkan. Jika tidak sesuai, berarti terdapat penyimpangan dalam proses produksi pada PT.
Indofood CBP Tbk. Cibitung dan auditor internal harus melakukan tindakan perbaikan sebagai
tindak lanjut.
Audit Operasional dilakukan oleh auditor internal PT. Indofood CBP Tbk. Cibitung
dari tiga tahap yaitu tahap pendahulan, tahap pemeriksaan mendalam dan tahap pelaporan.
1. Tahap Pendahuluan
Dari pengamatan ini, auditor memperoleh informasi bahwa keadaan fisik gudang
1) Sumber daya manusia kurang teliti, cemat dan berhati hati dalam
memperlakukan produk jadi, misalnya meletakkan produk jadi dengan kasar atau
Page 17
Auditor menyarankan agar perusahaan memberikan pelatihan terhadap para
2) Gudang bahan baku fisiknya masih memadai tetapi keadaannya masih ada
Auditoe menyarankan untuk memberikan serbuk anti hama digudang agar hama
tidak akan datang dan bahan baku tidak rusak atau dimakan oleh hama
Dari kegiatan ini, auditor akan memperoleh informasi tentang tgas dan tanggung
jawab pelaksanaan produksi, jumlah bahan baku yang diperlukan untuk pross produksi,
jumlah barang jadi yang dihasilkan dan jumlah produk cacat serta penyebab kecacatan
produk tersebut
1) Tugas dan tanggung jawab bagian produksi telah diuraikan dengan jelas.
c. Kegiatan analisis
Analisis atas keadaan perusahaan dilakukan secara periodic sehatun sekali yang
meliputi analisis atas laporan intern manajemen. Informasi tau data yang dianalisis dan
1) Melihat kembali kebijakan dan prosedur produksi mulai dari tahap konstruksi sampai
Page 18
3) Menelusuri formulir / dokumen yang berhubungan dengan proses produksi
7) Meneliti factor factor penyebab kecacatan berserta jenis kecacatan yang sering
terjadi
sebenarnya
10) Menganalisis persediaan bahan baku apakah tersedia pada saat dibutuhkan
Setelah melakukan analisis biasanya audior dapat melihat adanya penyimpangan atau
kelalaian yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan, terutama bagian bagian yang
2. Tahap Pemeriksaan
Temuan temuan dalam kegiatan analisis akan disusun secara tertulis dalam
suatu memoranda survey pendahuluan serta bagian- bagian yang dinilai bermasalah dan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, kegiatan yang dilakukan oleh audit internal pada
a. Studi Lapangan
Dalam studi lapangan ini auditor memfokuskan perhatiannya pada bagian yang
Page 19
dengan proses produksi mulai dari tahap awal sampai dengan tahap pemeriksaan. Pada
tahap ini auditor akan memperoleh temuan - temuan dan auditor akan menginformsikan
b. Analisis
1) Menganalisis temuan yang diperoleh dengan alas an diberikan oleh pelaku kesalahan
yang bersangkutan
3. Tahap Pelaporan
yang merupakan tahap akhirdari kegatan audit operasional yang berupa kegiatan
Laporan audit operasional pada umumnya meliputi unsur unsur sebagai berikut :
1) Tujuan dan ruang lingkup untuk memeberikan gambaran manfaat tersebut kepada
pembaca.
2) Temuan audit yang dijelaskan secara objektif dalam bahasa yang jelas dan sederhana
3) Sasaran dan rekomendasi untuk mengambi tindakan yang perlu dilakukan untuk
Page 20
Tujuan dari pelaksanaan audit adalah sebagai berikut :
a. Untuk menilai tingkat efesiensi dan efektivitas dari kegiatan produksi dengan
Audit operasional yang dilaksanakan pada dasarnya ditekankan pada pelaksanaan proses
produksi. Audit yang dilakukan meliputi pengamatan fisik sekilas atas fasilitas perusahaan
erutama yang berhubungan dengan pelaksanaan proses produksi. Setelah menganalisis data yang
ada, auditor menyusun rekomendasi untuk tindakan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan
merupakan hal hal yang paling mungkin dilaksanakan untuk mengatasi masalah masalah
yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Namun, semua temuan yang diperoleh hanya
Tindak lanjut dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana dukungan
yang diberikan oleh manajemen terhadap kegiatan audit, karena segala usaha yang dilakukan
dalam kegiatan audit tidak akan mempnyai arti jika tidak disertai tindak lanjut atas sasaran,
usulan dan rekomendasi yang diberikan. Jika ternyata hasil audit yang dilakukan atas proses
produksi ini menunjukkan adanya hal hal yang perlu diperbaiki, maka perlu diadakan tindak
lanjut.
Page 21
Adapun saran dan rekomendasi yang telah ditindak lanjuti oleh perusahaan adalah
sebagai berikut :
1) Memberikan pelatihan terhadap para pegawai dan memberikan sanksi kepada pegawai
yang lalai
2) Memberikan serbuk anti hama pada bagian gudang, hal ini dilakukan agar tidak ada hama
5) Melakukan perawatan terhadap mesin dan peralatan proses produksi secara teratur
Page 22
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pernelitian yang dilakukan pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung
serta didukung dengan data yang diperoleh selama penelitian. Penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berkut:
1. Pelaksanaan audit operasional proses produksi yang dilaksanakan pada PT. Indofood
independen. Kedudukan auditor terpisah dari bagian yang diauditnya dan auditor
d. Auditor mempunyai status yng jelas dalam struktur oprganisasi dan auditor
2. Audit operasional proses produksi yang dilaksanakan PT. Indofood CBP Tbk Cibitung
sangat berperan dalam menekan tingkat kecacatan produk, hal ini dapat diketahui dari :
a. Tujuan perusahaan dalam usaha menekan tingkat keccatan produk dapat tercapai
c. Berbagau teuan dan rekomendasi untuk tindakan perbaikan terlah ditindak lanjuti
d. Dilakukan inspeksi terhadap bahan baku, pross produksi dan hasil produksi
Page 23
3. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Indofood CBP Tbk Cibitung, kecacatan produk
a. Faktor manusia, yaitu tenaga keerja kurang disiplin, kurang teliti, dan mudah lelah
b. Faktor bahan baku, misalnya bahan baku utama yang kualitasnya kurang baik
karena adanya kotoran yang melekat pada mesin tersebut dan suku cadang yang
sudah rusak
4.2 Saran
Penulis memberikan saran atas hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut :
penggunaan dan penerapan teknoogi canggil yang dapat memberikan efektivitas dan
mesin yang umur ekonomisnya sudah hamper habis dengan mesin mesin baru sesuai
2) Menyimak kondisi PT. Indofood CBP Tbk Cibitung yang sudah sedimikian maju,
para supervisor dengan cara memberikan pelatihan khusus rtin dalam bidang permesinan
yang dapat dilaksanakan selama satu jam sehari diluar jam kerja / setelah jam kerja
Page 24