Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktek Belajar Lapangan Pengawasan Mutu Makanan

Industri di PT Indofood Sukses Makmur Cabang Medan Tanjung


Morawa

Tim Dosen Pengawasan Mutu Makanan :


1. Tiar Lince Bakara SP , M.Si
2. Riris Oppusunggu S.Pd,M.Kes
3. Dr. Tetty Herta Doloksaribu,STP,MKM.
4. Rumida SP ,M.Kes
Disusun Oleh :

Agnes Geby Uli Br. Sitanggang

Nim : P01031217050

Kelas : DIV/VB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penyusunan Laporan ini dapat terlaksana
dengan baik dan benar dalam waktu yang tepat. Meskipun laporan ini banyak
kekurangan, saya juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Demikian kata pengantar dari saya, segala kritikan dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Demikian
dan kepada para pembaca saya ucapkan banyak terima kasih.

Lubuk Pakam, 10 Desember 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Pengawasan mutu makanan adalah suatu sistem penjaminan makanan agar
aman, tidak ada bahaya, dan mengandung nilai gizi yang dibutuhkan oleh
konsumen. Pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting bagi
pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta kecerdasan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan dari PP 28 tahun 2004 tersebut maka perlu
dilakukan pengawasan pangan.

Pangan dan gizi merupakan komponen yang sangat penting dalam


pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM)
pada sebuah Negara. Tumbuh kembang setiap orang sangat tergantung dengan
bagaimana asupan pangan yang dia makan, apakah sudah memenuhi kualitas dan
kuantitas yang bisa memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh.

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan mengenai keamanan mutu dan


gizi makanan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Keamanan Mutu dan Gizi Makanan diantaranya adalah terdapat larangan
menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan
terlarang dan pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas
maksimal yang ditetapkan.

            Salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, Divisi Mi Instan Indofood
senantiasa berada di posisi terdepan dalam industri mi instan Indonesia, dikenal
atas produknya yang berkualitas dan memiliki cita rasa yang tinggi dengan harga
terjangkau. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit
Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma. Pada tahun 1994 - Berganti nama menjadi PT Indofood
Sukses Makmur.Pada tahun 1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum yaitu
Bogasari.Setelah Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari pada tahun
1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,
agribisnis serta distribusi.2005 - Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé,
mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.Pada tahun 2006 -
Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.Kemudian pada
tahun 2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan
menempatkan saham baru.Pada tahun2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton
Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah
perusahaan dairy terkemuka.Kemudian pada tahun 2009 - Memulai proses
restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses
Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti
dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen
Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam
ICBP.Pada tahun2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui
pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah
kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana
yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 7 Oktober 2010.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood)
telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan,
mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang
tersedia di rak para pedagang eceran.

1.2  Tujuan
 Untuk memahami proses pengawasan makanan dalam pembuatan produk
pangan
 Untuk memperluas pengetahuan mengenai teknologi pangan pada
pengolahan bahan pangan setengah jadi
 Untuk mengetahui proses pengolahan, pengemasan dan distribusi produk
setengah jadi mie instan

1.3 Manfaat
 Mahasiswa mengetahui proses pengawasan makanan dalam pembuatan
produk pangan
 Mahasiswa memperluas pengetahuan mengenai teknologi pangan [ada
pengolahan bahan pangan setengah jadi
 Mahasiswa mengetahui proses pengolahan, pengemasan dan distribusi
produk setengah jai mie instan
BAB 2
PEMBAHASAN
Kegiatan PBL ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengawasan
makanan, memperluas pengetahuan mengenai teknologi pangan, distribusi produk
setengah jai mie instan

1. Lokasi PBL : PT. INDOFOOD Sukses Makmur tbk di jl. Raya Medan
Tanjung Morawa, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Provinsi.
2. Tanggal PBL : 25 November 2019
3. Kelompok : DIV Gizi
4. Semester :5

1. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk


Bidang Perusahaan : Produsen Mie dan Penggilingan Tepung

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (INDF) adalah perusahaan yang bergerak di
bidang produsen mie dan penggilingan tepung. INDF tercatat pada bursa saham
Indonesia pada 4 Juli 1994. INDF didirikan pada 14 Agustus 1990 dengan nama asli
PT Panganjaya Intikusuma dan mulai beroperasi pada tahun 1990. Pada tahun
1994, PT. Panganjaya Intikusuma mengubah namanya menjadi PT. Indofood
Sukses Makmur. Aktivitas INDF terdiri dari produsen mie, penggilingan tepung,
pengemasan, layanan manajemen, dan penelitian dan pengembangan. Kantor pusat
INDF berlokasi di Jakarta, sedangkan pabriknya terletak di berbagai lokasi di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Malaysia. Selama beberapa dekade INDF
berubah menjadi Total Food Solution dengan kegiatan operasional mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak pedagang eceran.
INDF memiliki beberapa operasi dalam melaksanakan aktivitasnya termasuk produk
konsumer bermerek, Bogasari, agribisnis dan distribusi. Untuk produk konsumen
bermerek terdiri dari mie, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, nutrisi
dan makan khusus. Juga pada agro bisnis yaitu perkebunan, minyak goreng dan
lemak.

Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi
Menjadi perusahaan yang dapat memenuhikebutuhan pangan dengan produk
bermutu, berkualitas, aman untuk di konsumsi dan menjadi pemimpin di industry
makanan.

b. Misi
Menjadi perusahaan internasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang
industry makanan.

2. Sejarah Pt.Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk


PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle adalah salah satu
perusahaan yang berdiri di bawah naungan Indofood Group. Perusahaan ini
merupakan salah satu perusahaan mie instan terkemuka serta merupakan market
leader mie instan di Indonesia,yang muncul pertama kali dengan nama PT Sanmaru
Food Manufacturing Co. Ltd padatahun 1970. Pada tahun 1984, perusahaan ini
bergabung dengan PT Sarimi Asli Jaya Divisi Noodle, kemudian pada tahun 1988
bergabung dengan PT Lambang Insan Makmur dan padatahun 1994 namanya
berubah menjadi PT Indofood Sukses Mamur. Perusahaan ini
memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood 
CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mie instan dan bumbu
pada tahun 2009 yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak
perusahaan di Grup Produk KonsumenBermerek (CBP) ke dalam ICBP. Pada
tanggal 1 Januari 2011, secara resmi na manya berubah menjadi PT Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk.Pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle
cabang Jakarta merupakan pabrik Indofood yang tertua dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun1971 dengan jumlah karyawan pada saat itu sebanyak 70
orang, sedangkan untuk saat ini terdapat sekitar 1025 orang. Hingga saat ini, PT
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle telah memiliki 15 cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan total pabrik sebanyak 16 buah yang terletak di
Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Tangerang,Jakarta, Cibitung, Medan,
Padalarang, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, UjungPandang,
Pontianak, dan Manado.PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle
cabang Jakarta telah mendapatkan beberapa penghargaan seperti
International Standar Operation yaitu sertifikatISO 9001 : 2008 yang dikeluarkan
oleh System and Service Certification(SGS)
sebagai badan sertifikasi. Sistem manajemen ISO 9001 : 2008 dapat dijadikan bukti 
bahwa PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle sudah melakukan
penerapan manajemenmutu berstandar internasional. Selain itu, PT Indofood CBP
Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle juga telah mendapatkan sertifikat Standar
Nasional Indonesia (SNI), Sertifikat Halaldari Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Sertifikat Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPPOM), dan Sertifikat Lembaga
Pengkajian pengawasan obat dan makanan ( LPPOM) Republik Indonesia selain
itu setifikat ISO 2000 – 2005 tentang HACCP (Hazard Analysis And Critical Control
Point ) pada taun 2011.

3. Proses Produksi

Tahap- tahap proses produksi mie instant di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
divisi Noodle Cabang Medan terdiri atas :
A. Pengadaan bahan makanan (bahan baku dan bahan tambahan )

- Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh
dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk
struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung
terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk
dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu
untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi
elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Suppliernya
adalah salah satu divisi perusahaan dibawah naungan PT.INDOFOOD yakni
Bogasari Flour Mills
- Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan
garam, dan membentuk sifat kenyal gluten.  Pati dan gluten akan mengembang
dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini
disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air
yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk
pasta yang baik.
- Garam berperan dalam memberi rasa,  memperkuat tekstur mie, meningkatkan
fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat
aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak
mengembang secara berlebihan. 
- Pengembang berfungsi untuk membantu agar adonan mengembang sehingga
akan lebih mudah di bentuk di proses selanjutnya
- Pewarna berfungsi untuk menambah daya tarik mie agar lebih menarik, pewarna
makanan yang digunakan adalah pewarna makanan yang sudah diizinkan dengan
ambang penggunaan terbatas.

B. Teknik Pengolahan yang digunakan

Ada tiga tahap penting dalam pengolahan mie instan sampai siap dipasarkan. Tahap
yang pertama yaitu tahap pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah
penyimpanan.
- Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan menyeleksi
bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen contohnya
terigu. Tujuan dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan berkualitas dan
tahan lama. Bahan yang tidak memenuhi standar dikembalikan pada pihak
produsen bahan.
- Tahap kedua Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie.
Tahapan ini terbagi menjadi enam peoses, yaitu:
a. Mixing yaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk
menggunakan mesin pengaduk (mixer) hingga adonan tercampur rata
dengan tingkat kekenyalan yang sesuai untuk dibentuk. Dalam proses mixing
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Medan menggunakan sistem Silo , yaitu
Suatu proses penyupplian tepung terigu yang dilakukan secara otomatis.
Tepung terigu yang berasal dari gudang bahan baku dimasukkan ke tangki
penampungan (buffer) sebelum penimbangan berlangsung. Kemudian tepung
yang sudah disesuaikan jumlahnya/sudah diprogram (sesuai dengan jenis
mie yang akan diproduksi) secara otomatis masuk ke dalam mixer.
b. Penggilingan/Pembentukan lembar adonan yaitu  membentuk adonan
menjadi tipis. Penipisan adonan mie terdapat dalam tiga ukuran dengan
ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama adonan digiling dengan cukup
tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang pertama, dan
yang terakhir  penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis dengan
ketebalan sekitar 2 milimeter.
c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie
yang sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian
adonen mie masuk kemesin yang didalamnya terdapat alat seperti sisir yang
membelah adonan menjadia bagian-bagian yang panjang dan bergelombang.
Sampai pada tahap ini beluma ada limbah yang dihasilkan.
d. Pengukusan. Adonan mie yang telah bebrntuk panjang dan bergelombang
digiring ke dalam mesinsteambox(pengukusan). Pada tahap ini dihasilkan
limbah berupa uap panas dan sedikit air yang terkadang menetes dari dalam
mesin.
e. Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus tadi
dipotong dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua
sehingga berbentuk persegi panjang berlapis.
f. Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam mesin yang berisi minyak
goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini
menghasiulkan limbah berupa sisa minyak.Pengolahn sisa minyak adalah
dengan menggunakannya kembali dengan cara penambahan dengan minyak
baru dan bahan kimia berupa TBH untuk menjaga kadar asam basa dan
lemak minyak serta tidak menimbulkan ketengikan. Proses penggunaan
kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi minyak sehingga tidak
terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.
g. Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan
suhu tinggi didinginkan menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu
waktu yang lama untuk didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah
disesuiakan dengan mesin ini. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah
cair hasil pendinginan.
h. Wrapping Dan Packing setelah dilakukan proses cooling, mie akan di
wrapping dan packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan
kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang
telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.Pada
packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian
ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan, kemudian
mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi
produk dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan
kualitas mie.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode
produksi, mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan
cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa kardus dan juga
dihasilkan mie yang hancur rusak (HP).

C. Hasil Produksi

Berikut adalah hasil produksi yang dihasilkan PT INDOFOOD CBP SUKSES


MAKMUR Tbk :

- Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia.


Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk
paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai diluncurkan ke
pasar sejak tahun 1970, dan pertama kali hadir dengan rasa Kaldu Ayam
saja. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup
luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai
negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa
- Pop Mie adalah merek mi instan dalam bentuk cup dari Indomie di Indonesia,
diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Pop Mie kemasan
baru diluncurkan pada tahun 2010.
- Sarimi adalah merek mi instan terpopuler keempat di Indonesia, diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, diluncurkan pada tahun 1982. Di
Indonesia, sebutan "Sarimi" juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan. Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia,
sampai tidak jarang orang membawa Sarimi ke luar negeri bila makanan di
luar tidak cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali
menyumbang mi instan seperti Sarimi, tentu saja beserta barang-barang
kebutuhan lainnya.
- Supermi adalah merek mi instan terpopuler ketiga di Indonesia, diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Diluncurkan pada tahun
1971oleh Sudono Salim. Di Indonesia, sebutan "Supermi" juga umum
dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Pada tahun 2008,
diluncurkanlah Supermi Go, hadir dengan tiga rasa, yaitu GoBang, GoSo dan
GoKar.
- Mie Telur Cap 3 Ayam
- Pop Bihun

4. Proses Pengawasan HACCP

Tahapan dalam melakukan produksi mie instant dimulai dari tahap :


- Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan proses pengayakan terhadap
tepung terigu yang akan digunakan selama proses produksi. Pengendalian mutu
yang dilakukan melalui proses pemeriksaan secara fisik terhadap tepung terigu
yang akan digunakan selama proses produksi. Pengamatan dan pemeriksaan
dilakukan terhadap kemasan tepung terigu, jumlah terigu tiap batch yang harus
ditambahkan, dan ada tidaknya cemaran pada tepung terigu secara visual. Titik
kritis untuk tahap ini dapat dilakukan penolakan terhadap tepung ini yaitu jika
terdapat kerusakan pada kemasan tepung, adanya cemaran pada tepung seperti
serangga, kutu, telur atau larva, dan benda asing lainnya.
- Tahap Mixing Pada proses pengendalian dan pengawasan mutu pada bagian
proses pencampuran ini dimulai dari proses pencampuran tepung terigu dengan
larutan alkali sampai dengan adonan diturunkan ke feeder. Pemeriksaan
dilakukan oleh bagian QC field secara fisik dan organoleptik meliputi banyaknya
larutan kansui, keadaan adonan, ada tidaknya cemaran pada adonan secara
visual, dan lamanya waktu pencampuran. Sedangkan untuk analisa kimia
dilakukan oleh seorang QC analist meliputi kadar air adonan. Titik kritis dalam
tahap ini yaitu akan dilakukan penolakan apabila adonan tidak sesuai dengan
standar, tidak dapat diproses, lembar adonan terputus-putus dari satu silinder ke
silinder selanjutnya pada bagian proses pembentukan adonan. Selain itu juga
jika terdapat cemaran benda asing dan adonan yang terlalu lembek atau basah.
- Tahap Pembentukan Lembaran Adonan Setelah keluar dari mixer atau mesin
pengaduk, adonan dimasukkan pada feeder kemudian ditekan dengan
melewatkannya melalui beberapa silinder penekan sehingga diperoleh ketebalan
tertentu sesuai standart. Perlakuan ini menyebabkan permukaan lembaran
adonan menjadi halus dan bersifat kenyal. Titik kritis pada tahap ini yaitu akan
dilakukan penolakan apabila tebal atau jumlah untaian tiap jalur tidak sesuai
dengan standart, untaian mie rusak, gelombang mie renggang, rebah, ataupun
tertarik, dan apabila ada cemaran.
- Tahap Slitting dan Waving Titik kritis pemeriksaan meliputi jarak lipatan mie,
ada tidaknya cemaran, sprocket / roda gigi yang digunakan, dan rpm cutter.
Penolakan dapat dilakukan jika hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan standar.
Jika roda gigi yang digunakan tidak sesuai, maka diinformasikan kepada operator
penggorengan dan mesin akan dimatikan. Jika rpm cutter melebihi standar, akan
diinformasikan ke operator penggorengan untuk mengurangi kecepatannya
sesuai SOM fryer dan dilaporkan telah terjadi penyimpangan.
- Tahap Pengukusan Titik kritis pemeriksaan pada tahapan ini meliputi waktu
pengukusan, tekanan uap masuk dan yang keluar, ada tidaknya cemaran atau
benda asing, dan penampakannya. Semua pemeriksaan dilakukan secara visual,
sedangkan waktu pengukusan diukur dengan menggunakan stopwatch.
Penolakan pada proses pengukusan dilakukan jika parameter yang diukur atau
diperiksa tidak sesuai dengan standar
- Tahap Pemotongan dan Pelipatan Pada tahapan ini, untaian mie yang telah
dikukus sebelumnya dipotong dan dilakukan pelipatan hingga menjadi dua
tumpuk. Pada tahap ini digunaan dua alat yaitu cutter untuk memotong dan
folder untuk melipat. Titik kritis pada tahap cutting ini adalah mengamati adanya
cemaran atau tidak, mengamati lipatan mie apakah sudah rata dan
simetris,mengamati kecepatan potong (rpm), dan menimbang berat basah mie,
apakah sudah sesuai standar atau tidak.
-Tahap Penggorengan Pemeriksaan mutu mie pada bagian proses penggorengan
dimulai dari pencetakan mie pada mangkok mie sampai dengan mie ditiriskan.
Pemeriksaan dilakukan dengan periode tertentu. Titik kritis pemeriksaan sifat fisik
yang dilakukan oleh bagian QC Field adalah suhu minyak , volume digunakan,
waktu penggorengan, suhu penggorengan, pengukuran berat mie basah,
pengukuran berat mie kering, penghitungan susut mie. Analisa kimia yang
dilakukan oleh seorang QC analist adalah kadar FFA. Penolakan dilakukan antara
lain jika berat mie dan kadar FFA mie tidak sesuai dengan standart.
-Tahap Pendinginan (Cooling) Tahap selanjutnya adalah proses pendinginan yaitu
mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan sehingga suhunya
mendekati suhu ruang (± 40-45oC). Proses pendinginan dilakukan pada cooling
box yaitu lorong kotak pendinginan yang dilengkapi sejumlah fan atau kipas angin.
Titik kritis yang perlu diamati pada tahap kali ini yaitu lamanya proses pendinginan
dan suhu mie setelah keluar dari proses pendinginan. Apabila mie dalam keadaan
masih panas kemudian langsung dikemas maka mie menjadi berkeringat sehingga
uap air berkondensasi di dalam kemasan mie yang akan menyebabkan mie mudah
ditumbuhi oleh jamur sehingga umur simpan mie menjadi lebih pendek.
-Tahap Pembungkusan Pada tahap akhir dalam produksi mie instant ini dilakukan
tahapan pembungkusan. Dimana seiring pertumbuhan pasar produk konsumen
bermerek, permintaan akan produk kemasan juga ikut meningkat. Titik kritis yang
perlu diamati pada tahap ini yaitu adanya human error dalam pengisian bumbu
maupun penyusunan kedalam kotak. Penolakan dilakukan apabila mie hancur
ataupun tidak memenuhi standart.
Sebagai penghasil produk makanan olahan dalam kemasan, PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. tentunya menghadapi risiko dari kemungkinan terjadinya
produk tercemar. Selain itu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga dapat
terkena berbagai isu terkait kemanan pangan seperti produk tidak halal, penggunaan
bahan pengawet, produk kadaluarsa dan lain-lain yang dapat memberikan dampak
negatif terhadap reputasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., terutama
menyangkut kepercayaan konsumen dan investor karena Indofood merupakan
perusahaan Tbk, yang dalam arti merupakan perusahaan yang terbuka dan sudah
menerima saham dari investor lain. Untuk mengurangi risiko itu, maka sebagai
perusahaan makanan yang mengutamakan mutu dan keamanan pangan dalam
proses produksinya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. senantiasa
menerapkan manajemen Good Manufacturing Practices (“GMP”) yang menjamin
bahwa produk yang dibuat sudah melalui proses yang higienis. Selain itu PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga sudah memperoleh sertifikat ISO 9001
maupun sertifikat HACCP (Hazard Analytical Critical Control Points) yang mengatur
tentang sistem manajemen keamanan pangan. Seluruh produk makanan olahan
dalam kemasan yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga
telah mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia. Usaha lain
yang telah dilakukan sebagai bentuk manajemen dalam peningkatan mutu produk
yang dihasilkan yaitu dengan melakukan berbagai program sosialiasi mengenai
keamanan pangan produk-produknya melalui kegiatan antara lain kunjungan pabrik
dan seminar.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Produksi mie instant di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dilakukan berdasarkan
permintaan dari pasar, baik pasar dalam negeri ataupun luar negeri. Proses produksi
mie instant dimulai dari proses pencampuran, kemudian proses pembentukan
lembaran adonan, pemotongan lembaran, pengukusan, pemotongan dan pelipatan,
penggorengan, pendinginan dan terakhir pembungkusan. Dimana setiap bagian
proses ini saling berkaitan satu sama lain yang juga akan berpengaruh terhadap
mutu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu pengendalian mutu pada setiap bagian
proses perlu diperhatikan agar diperoleh mutu produk yang sesuai dengan
persyaratan. Sistem jaminan mutu yang diterapkan oleh PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk merupakan implementasi dari sistem mutu ISO 9000. Sistem
dokumentasi terkendali yang menjadi dasar pengendalian mutu terpadu telah
dilakukan oleh pihak perusahaan dengan menyusun standarstandar operasi sebagai
pedoman untuk melakukan pengendalian mutu. Mutu produk yang dihasilkan oleh
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Medan sudah mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan. PT. Indofood Sukses Makmur selalu menjadikan
mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh
perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan
oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah.

Saran
Agar setiap industri makanan yang ada di Indonesia memperhatikan dan
menerapkan HACCP secara optimal dan menyadari pentingnya dalam
meningkatkan gizi bangsa. Agar lebih banyak penelitian mengenai penerapan
HACCP di berbagai industri makanan yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.KonsepMutu.http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
submit.x=0&submit.y=0&submit=prev&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-25403141-9774-
pt_berkat-chapter2.pdf. Diakses tanggal 12 Desember 2019.

Anonim. 2011. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/552/jbptunikompp-gdl-ilonaannis-


27561-1-unikom_i-i.pdf. diakses pada tanggal 12 Desember 2019.

(DOC) Laporan Kunjungan Industri PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk | Dadi
Hamzah - Academia.edu

http://shasha-sharing.blogspot.com/2017/06/laporan-kunjungan-industri-di-
indofood.html
LAMPIRAN :

(Contoh Gambar Produk Pt Indofood)


( Contoh Gambar Mesin Pembuatan Produk Mie Instan)

Anda mungkin juga menyukai