PEMBAHASAN
A. AEROFOOD ACS
PT Aerofood ACS berdiri pada 1974 dan sudah beberapa kali ganti nama.
Sebagai perusahaan bertaraf internasional yang sangat memerhatikan aspek keamanan,
keselamatan, kenyamanan pelanggan, ACS sudah mengantongi Quility Management
System (ISO22000- 2005 dan ISO 9001- 2008), Sertifikat Halal MUI, Health Safety
Environment Program dan Sistem Pengamanan International Aviantion Security.
PT. ACS merupakan unit usaha dari PT. Aerowisata yang juga anak
perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dalam bisnis catering untuk penerbangan.
PT. Aero Catering Service (atau juga Aerofood) beroperasi sejak pada tahun 1974
hingga saat ini telah mempekerjakan sebanyak 1.365 karyawan.
Kantor pusat dan pusat produksi ACS di Jakarta berada di area Bandara
Internasional Soekarno – Hatta, Cengkareng. Selain di Jakarta, PT. ACS juga memiliki
cabang di berbagai kota di Indonesia diantaranya di Balikpapan, Bandung, Denpasar,
Medan, Surabaya dan Yogyakarta. Direktur PT. ACS yang ada di Jakarta yaitu bapak
Bambang Sujatmiko.
B. TUGAS
ACS (Aero Catering Service) adalah bagian dari anak perusahaan Garuda yang
bergerak dalam usaha penyediaan catering atau makan dalam penerbangan. Seluruh
cabang ACS saat ini mampu memproduksi sebanyak
55.000 porsi makanan setiap harinya. Sedangkan untuk ACS yang ada di
Jakarta mampu memproduksi makanan sebanyak 38.000 porsi setiap harinya. Dalam
proses produksinya, ACS telah menerapkan standar internasional sesuai dengan standar
ISO 9001 – 2001 dan ISO 22000.
C. PARTNER
Selain membuat makanan untuk penumpang airline, PT. ASC juga memproduksi
makanan untuk grup-grup Hotel nasional dan internasional di Indonesia. Selain
menyediakan makanan untuk seluruh penerbangan Garuda, ACS juga menyediakan
makanan untuk penumpang pada airline lain baik airline domestik maupun airline
internasional yang terbang dari Indonesia.
Merpati Nusantara Airlines, Pelita Air Services, Bouraq, Star Air dan lain – lain.
Sedangkan penerbangan internasional yang menjadi pelanggan PT. ACS saat ini
ada sebanyak 28 perusahaan penerbangan diantaranya adalah : Air China, Cathay
Pacific, China Airlines, EVA Air, Emirates, Japan Airlines, Malaysian Airlines, Qantas,
Qatar Airways, Royal Brunei, Singapore Airlines, Thai Airways, dan lain – lain.
D. VALUES – IFRESH
Aerofood ACS mendemonstrasikan komitmennya dengan menghadirkan
layanan katering yang inovatif sebagai wujud implementasi dari konsep ‘IFRESH’
(Integrity, Fast, Reliable, Effective & Efficient, Service Excellence and Hygiene).
Lima elemen ini adalah rangkaian corporate value yang menjadi pegangan bagi
karyawan dalam melaksanakan tugas
mereka, dan lima elemen ini pulalah yang telah menghantarkan perusahaan untuk
mencetak begitu banyak prestasi bisnis.
1) Integrity
2) Fast
3) Reliable
5) Service Excellence
Aerofood ACS terus berusaha menjadi yang terbaik dengan
mengoptimalkan keahlian Aerofood ACS dan mendayagunakan kekayaan
pengalaman untuk menghadirkan keunggulan layanan yang melebihi
ekspektasi para customer.
6) Hygiene
Aerofood ACS selalu menggunakan standar higienis dan keamanan
yang paling ketat, tanpa kompromi sedikit pun. Karena itulah, semua produk
Aerofood ACS selalu memerhatikan dan memenuhi standar dan aturan
kesehatan dan keamanan internasional.
E. SERVICE
1) Inflight Catering
2) Industrial Catering
3) Garuda Support
First Class dan Executive Lounge adalah fasilitas-fasilitas lain dari divisi
ini yang menawarkan fasilitas kelas dunia dilengkapi dengan business center
berikut ruang rapat dan dukungan TI terkini, area relaksasi, area istirahat yang
dilengkapi dengan shower, ruang ASI, area bagasi dan ruang beribadah.
ACS Laundry, dengan dua fasilitas berskala besar di Jakarta dan Denpasar
beroperasi untuk menyediakan layanan kebutuhan-kebutuhan laundry. Layanan
ini juga diperuntukan untuk kebutuhan-kebutuhan laundry di hotel-hotel dan
restoran-restoran. Kedua fasilitas ini menggunakan mesin-mesin terkini untuk
mendayagunakan air yang telah dimurnikan dan disaring untuk menjamin tingkat
kebersihan maksimal.
4) Dapur Selera
2. Proses dokumentasi
2. Faktor pendukung
Resep produk baru di PT. ACS Jakarta diperoleh dari seminar-seminar dan
pelatihan pengolahan pangan yang diadakan ACS pusat dimana ACS mengundang
para ahli untuk memberi materi tentang pengolahan pangan yang diarahkan kepada
pengembangan produk. Selanjutnya diadakan uji rasa, aroma dan penampilan
apakah produk tersebut layak bagi
penumpang pesawat atau tidak. Setelah diuji, produk baru itu akan dipresentasikan di
depan General Manager. Setelah produk itu disetujui General Manager, maka
akan dilakukan meal presentation di depan beberapa pihak airlines dan industrial.
Jika disetujui oleh pihak airline maka produk tersebut akan didokumentasikan dan
barulah produk tersebut menjadi menu airline yang bersangkutan. Selanjutnya,
peserta pelatihan tersebut akan menularkan ke pegawai/ koki di masing-masing
wilayah perihal resep baru yang akan diproduksi.
Menurut Boyd (2000), menyatakan bahwa untuk menguji produk baru adalah
dengan menggunakan panel ahli. Ini yang seringkali dilakukan untuk makanan,
dimana para ahli mengevaluasi rasa dan aroma untuk menjamin bahwa produk
tersebut memenuhi janji yang ditawarkan.
Ketersediaan bahan baku juga penting dalam menentukan menu yang akan
dibuat. Di ACS, jumlah kebutuhan yang akan dipesan dan pengiriman bahan harus
disesuaikan dengan pergantian menu yang berlaku untuk tiap-tiap penerbangan.
Apabila bahan yang dipesan pada supplier tidak ada, maka pihak ACS dapat memesan
dari supplier lain atau mengkonfirmasi pihak penerbangan yang menyatakan
bahan yang dimaksud tidak ada sehingga pihak ACS dapat memberikan aftematif
dengan cara mengganti bahan yang tidak ada tersebut dengan bahan lain yang sejenis
atau dengan bahan yang mudah didapat pada saat itu dengan mengkonfirmasikan
dahulu kepada pihak penerbangan.
Perencanaan kebutuhan bahan didasarkan atas keadaan persediaan material
dan barang dalam proses serta jadwal induk produksi. Jika ketersediaan bahan baku
terbatas, maka koki tidak bisa menyediakan menu makanan yang telah diorder oleh
pihak airline. Altematifnya adalah dengan menggantikan menu yang telah diorder
dengan menu yang lain dengan
spesifikasi dan kriteria yang hampir sama dengan produk yang diorder. Acuan
membuat perencanaan menu yang akan digunakan adalah dengan melihat menu dan
jumlah penumpang pesawat atau jumlah bahan yang tersedia di gudang, sehingga
pemesanan bahan akan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bagian
produksi.
B. Persentase bahan yang tidak terpakai dan bahan yang dipakai dari bahan baku
yang akan digunakan.
Persentase bahan yang tidak terpakai dan bahan yang dipakai ditentukan untuk
mengetahui seberapa banyak bahan yang akan digunakan dalam suatu menu yang
akan dibuat. Misalkan kita membutuhkan 80 kg kentang, dimana pada umbi kentang
20% merupakan limbah dan 80% dapat digunakan. Sehingga, kita harus
mengambil kentang sebanyak 100 kg untuk bahan produksi. Dengan begitu dapat
diketahui harga dari menu tersebut. Jika harga dari menu baru tersebut memenuhi
standart yang ditentukan maka menu tersebut akan digunakan. Selain itu dengan
pemotongan yang tepat maka dapat meminimalisir limbah yang dihasilkan.
C. Daya tahan menu yang akan digunakan (terkait dengan proses produksi
sebelum makanan dikonsumsi).
Menu yang telah dicoba akan diuji apakah menu tersebut mempunyai
daya tahan yang lama atau tidak, karena makanan tidak langsung dikonsumsi. Daya
tahan makanan penting diperhatikan untuk keamanan konsumen. Misalnya saja
bagian Menu Development akan menggunakan menu rujak cingur, maka bagian MD
(Menu Development) harus memperhatikan apakah bahan yang digunakan bertahan
lama.
Tidak hanya itu, pemilihan menu makanan dilakukan dengan
pertimbangan beberapa hal, antara lain :
1) Penampilan produk
A. Penerimaan (Receiving)
Jenis
Box Kendaraan Suhu Produk
Produk
Produk dingin Maksimal 5o C Maksimal 5o C
Produk beku Maksimal -18o C Maksimal -8o C
B. Penyimpanan (Storing)
Main store sendiri dibagi menjadi 3 ruangan, yaitu freezer, chiller dan
bahan kering. Ruangan freezer bersuhu (-34) – (-18)°C, digunakan untuk
penyimpanan sementara bahan makanan beku terutama daging, ikan, udang,
dan juga frozen dough (bakery). Chiller bersuhu 0-5°C digunakan untuk
penyimpanan sementara jus, yoghurt, cokelat, telur, mentega dan margarine.
Bahan kering disimpan pada suhu sekitar 25°C.
Airlines store dibagi menjadi dua bagian yaitu airlines store dan
bonded store. Airlines store digunakan untuk penyimpanan sementara bahan-
bahan milik maskapai yaitu makanan instan dan minuman, peralatan dan alcohol.
Alkohol digunakan untuk penumpang pesawat luar negeri kelas bisnis. Bonded
store merupakan tempat penyimpanan sementara barang-barang milik maskapai
yang masih dalam pengawasan pabean atau bea cukai, jika barang-barang tersebut
telah mendapat ijin dari bea cukai maka dapat dipindahkan ke store.
Mini store digunakan untuk penyimpanan sementara bahan- bahan
yang siap dikonsumsi milik. Bahan tersebut digunakan untuk
melengkapi kebutuhan airlines pada MTSU (Meal Tray Set Up). Mini store
ini terdapat di bagian Operation yang bersuhu 18-21°C.
Di departemen store menggunakan beberapa aturan, salah satunya
yaitu FIFO (First In First Out) barang yang masuk gudang lebih dulu maka harus
digunakan lebih dulu. Dan juga terdapat aturan stok minimal dimana store harus
selalu memiliki persediaan barang sampai batas waktu tertentu. Barang yang
dating dapat digunakan 10 hari setelah batas penggunaan, jadi masih ada
persediaan barang untuk 10 hari setelah batas waktu yang telah ditentukan.
Penyimpanan suhu dingin dan suhu beku dapat dilihat di lampiran 4 (Chilling
and Freezing Storage)
C. Pengolahan (Cooking)
D. Penanganan (Handling)
E. Pendistribusian (Distribution)
PT. ACS Jakarta menyediakan special meal. Jika pihak penerbangan tidak
mempunyai standard menu special meal maka akan menggunakan menu standart
special meal yang disediakan PT. ACS. Special meal terdiri dari beberapa menu yaitu
AVMLO (Asian Vegetarian Chinese/ Oriental Meal), AVMLI (Asian Vegetarian
Indian Meal), VGML (Western non Dairy Vegetarian), VLML (Western Lacto Ovo
Vegetarian), BLML (Bland Meal), LCML (Low Calorie Meal), LPML (Low
Protein Meal), DBML (Diabetic Meal), LFML (Low Fat/ Cholesterol Meal), dan
CHML (Children Meal).
Vegetarian meal ditujukan untuk konsumen yang vegetarian karena alasan
agama, kesehatan, dan karena alasan budaya.
BLML (Bland Meal) digunakan untuk orang yang diet serat karena adanya
infeksi pada usus yang berhubungan dengan lambung. BLML mempunyai
karakteristik diantaranya rendah serat, menghindari lemak dan minyak, rendah lemak
(35% atau rendah energi), dan makanan dengan bahan yang mudah dicerna. BLML
berbahan dasar wortel, kentang, kacang hijau, telur, susu, yogurt. Contoh menu
BLML adalah plain omelette yaitu
makanan yang berbahan dasar telur, ducheese potatoes yaitu kentang yang digoreng,
sauteed button mushroom yaitu jamur yang dibumbui, dan yogurt strawberi.
LCML diperuntukkan untuk orang yang berada dibawah pengawasan dokter
karena diet akibat kegemukan. Low Calorie Meal mempunyai karakteristik antara lain
rendah kalori (1200 calori atau 5000 kj) dalam 24 jam, tinggi nilai gizi, mengandung
tinggi serat. LCML harus meminimalkan minyak, dan gula daiam proses pemasakan.
Contoh LCML adalah poached egg yaitu telur rebus,. grilled half tomato yaitu
setengah kentang rebus, dan kentang bakar.
Low Protein Meal (LPML) dikonsumsi oleh konsumen yang mempunyai
masalah liver. Karakteristik untuk makanan LPML adalah menghindari makanan
yang tinggi protein misalnya ikan, daging, ayam, telur dan garam garaman. Bahan
dasar untuk LPML adalah buah-buahan, sayuran, beras, makanan manis. Contoh
menu LPML adalah sweet corn fritter yaitu berbahan dasar jagung, asparagus tips
yaitu sayur asparagus, sauteed button mushroom yang berbahan dasar jamur, sauteed
sliced potatoes yang berbahan dasar kentang.
CHML (Children Meal) merupakan menu khusus untuk penumpang yang
membawa anak. CHML dikhususkan untuk anak yang berusia 1-13 tahun. Pada menu
CHML ini makanan harus mempunyai nilai gizi yang cukup, selain itu menu ini harus
menarik perhatian anak, misalkan saja membentuk makanan menyerupai huruf,
angka, hewan dan senyuman wajah. Contoh menu CHML adalah plain omelette
yang berbahan dasar telur, alphabhet chicken nugget, sauteed broccolly, sauteed
diced potatoes,
susu
DBML (Diabetic Meal) digunakan untuk orang yang diet gula karena adanya
penyakit diabetes. Menu ini tidak diberi tambahan gula atau setidaknya kandungan
gula harus seminimal mungkin.
LFML (Low fat/ Cholesterol Meal) digunakan oleh orang yang diet lemak
karena mempunyai penyakit kolesterol. Secara umum, DBML dan LFML hampir
sama (untuk maskapai Korean Air). Yang membedakan yaitu untuk DBML
menggunakan sautéed mushroom button dan LFML menggunakan sauteed mushroom
fresh.
B. Proses Produksi Special Meal
Ada juga ruang pastry, bakery, croissant, industrial, setting. Untuk menu
development diberi dalam keadaan yang tidak hangat sedangkan untuk industrial
catering diberikan dalam keadaan hangat. Menu yang diberikan juga selalu gannti sesuai
dengan jadwal.
Peralatan makan yang dipakai di pesawat terbang terbuat dari melamin. Dan
peralatan makanan yang dipakai juga seuai dengan kelas yang ada di pesawat tersebut.
Menu yang diberikan sesuai dengan permintaan dari maskapai penerbangan yang
bersangkutan.
Setiap ruangan diberi tirai yang bernama plastic curtain yang berfungsi untuk
menghalangi benda asing yang masuk kedalam. Pada ruangan memasak menggunakan
HACCP 3 sedangkan pada blust chiller menggunakan HACCP 4. Selain itu juga ruangan
persiapan peralatan dimana ruangan tersebut mempersiapkan dan menyusun secara rapi
peralatan makan yanng akan dibawa ke dalam pesawat. Ruangan pencuci peralatan
makan, peralatan makanan dari pesawat dengan menggunakan mesin dish wash memakai
klorin dan Ox Dismesch dan Rimach. Lalu ada ruangan yang bernama order center, di
ruangan tersebut yang akan menerima pesanan dari maskapai penerbangan lalu diberikan
datanya ke ruang yang mempersiapkannya.