Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DISKUSI

“Hubungan Antara Berbagai Kehidupan”

Disusun Oleh :

SUMIATI
NIM.20131320267

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2014
Hubungan Antara Berbagai Kehidupan

Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas


di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya
masih sedikit dan primitif. Hubungan antara manusia dan
lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosialnya tentu akan menimbulkan dampak yaitu dampak positif
dan negatif. Pengaruh positif bagi manusia adalah dengan
adanya manfaat atau keuntungan dari lingkungan. Pengaruh
negatif bagi manusia, karena lingkungan dirasakan mengalami
perubahan yang dapat merugikan kehidupan manusia.
Dampak yang makin terlihat nyata saat ini adalah
perubahan alam lingkungan hidup manusia. Hal itu karena ulah
perbuatan manusia sendiri. Lingkungan alam mengalami
kerusakan dan tentunya mengganggu keseimbangan ekosistem
lingkungan yang juga akan berpengaruh pada kehidupan sosial
manusia.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang
memiliki kemampuan berfikir dan penalaran yang tinggi.
Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan
pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan
manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada
yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif
adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara
langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan

2
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan
manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat
menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan
melestarikan daya dukung lingkungan.
Peranan manusia yang bersifat negatif terhadap
lingkungan antara lain sebagai berikut:
1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan 
Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat
mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan
longsor;
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan
antara lain:
1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat
dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat
diperbaharui;
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga
kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah
terjadinya erosi dan banjir;
3. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang
untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis
makhluk hidup. (Fadhilah, Luthfi, 2012)

3
1. Organisme Dalam Lingkungan
Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, di
mana organisme merupakan salah satu bagiannya.
Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah – ubah
setiap saat. Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik
secara mutlak maupun ssecara relatif dari faktor – faktor
lingkungan terhadap tumbuh – tumbuhan akan berbeda –
beda menurut waktu, tempat dan keadaan tumbuhan itu
sendiri.
Jadi antar organisme dan lingkungan terjalin
hubungan yang erat dan bersifat timbal balik. Tanpa
lingkunagn organisme tidak mungkin ada, sebaliknya
lingkungan tanpa organisme, tidak berarti apa – apa. Di
samping itu ada persyaratan dalam mengatur kehidupan
organisme yaitu:

1. Lingkungan itu harus dapat mencukupi kebutuhan


minimum dari kehidupan.
2. Lingkungan itu tidak dapat mempengaruhi hal yang
bertentangan dengan kehidupan organism.( Zoer’ain
Djamal Irwan, 1996)

4
2. Pengaruh Timbal Balik Antara Kehidupan Dengan
Lingkungan Hidupnya
Manusia memandang alam lingkungannya dengan
bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia
bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki
kemampuan lebih besar dibandingkan organisme lainnya,
terutama dalam penggunaan sumber-sumber alamnya.
Masih banyak masyarakat yang memiliki
kebiasaan yang tidak ramah lingkungan, seperti
pengrusakan lingkungan demi keuntungan semata.
Seharusnya manusia berhati-hati dalam mengolah tanah,
air, udara mahluk mahluk yang ada di dunia ini.
Khususnya pada lingkungan, manusia telah begitu banyak
menimbulkan kerusakan pada bumi ini. Limbah, kotoran,
sampah dibuang begitu saja tanpa mengindahkan
lingkungan dan mahluk lain. Respon dari lingkungan
dapat lihat seperti dengan adanya bermacam jenis
penyakit, bahkan terjadi bencana alam karena eksploitasi
alam besar-besaran oleh manusia.
Hubungan antara lingkungan alam dan lingkungan
sosial budaya saling timbal balik. Untuk mengetahui
pengaruh antara lingkungan alam dengan kondisi sosial
budaya dapat dilakukan dengan cara membandingkan

5
antara dua wilayah yang memiliki kondisi lingkungan
alam yang berbeda. Misalnya, pada wilayah pemukiman
penduduk yang tingkat kepadatannya berbeda. .
Hal ini dapat memicu terjadinya global warming,
karena suhu bumi semakin meningkat dan panas. Belum
lagi permasalahan lain, seperti akibat pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat, tentunya membutuhkan
ruang lingkungan hidup yang luas, sehingga lahan
pertanian, perkebunan, bahkan hutan yang seharusnya
menjadi zona hijau saat ini semakin sulit ditemui.
Pemukiman-pemukiman penduduk mulai banyak
dibangun, dan jika dalam pembangunannya tidak
memperhatikan kondisi keseimbangan alam sekitarnya,
maka akan mengakibatkan berbagai permasalahan seperti
bencana tanah longsor dan banjir, serta ancaman bencana
alam lainnya, yang juga akan menimbulkan berbagai
penyakit di masyarakat. (Maulida, Riska, 2012)
Hubung Timbal Balik Antara Kehidupan Dengan
Lingkungan Hidupnya juga mempunya bentuk dan simbiose
yang di golongkan :
1. Komensalisme asosiasi yang sangat rengang dimana
salah satu jenis mendapatkan ke untungan sedangkan
yang lain tidak mendapatkan ke untungan dan kerugian.

6
2. Mutualisme bentuk asosiasi di mana masing-masing jenis
mendapatkan ke untungan,contoh antara alge dan jamur.
3. Parasitisme bentuk asosiasi di antara parasit dengan jasad
inang,jasad parasit yang obligat dapat merusak jasad
inang dan pada akhirnya memusnahkan.
4. Antibiose bentuk asosiasi kehidupan yang menyebabkan
salah satu pihak di dalamnya akan terbunuh dan
terhambat pertumbuhanya yang di akibatkan oleh
senyawa jasad lain.
5. Sinergisme bentuk asosiasi kehidupan yang
menyebabkan terjadinya kemampuan untuk melakukan
perubahan kimia di dalam substat.
6. Sintropisme kegiatan bersama jasad terhadap sumber
nutrisi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fadhilah, Luthfi, 2012. Hubungan Timbal Balik Manusia


dengan Lingkungan., Guna Darma.Yogyakarta.

Maulida, Riska, 2012. Manusia dan Lingkungan.


www.scrib.com, diakses pada tanggal 15 Juni 2013,
Yogyakarta.

Prof. Dr. Zoer’ain Djamal Irwan,, M.Si: 1996.


Prinsip – Prinsip Ekologi

Zoer’aini Djamal Irwan. 1991. Prinsip – Prinsip Ekolog

Ekosistem Fakultas Arsitektur Lanskep Universitas

Trisakti: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai