Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI HEWAN DENGAN LINGKUNGAN (EKOLOGI)

DALAM PRESPEKTIF GEOGRAFI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Manusia dan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak I Nyoman Ruja

OLEH
BALYA AKHMAD
NIM 190721854402

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEPTEMBER 2019
PENDAHULUAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh H.
Reiter (1865) yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu oikos yang brarti rumah dan dan
logos yang berarti pengetahuan tentang sesuatu (Bintarto dan Surastopo, 1979).
Ekologi menjadi ilmu pengetahuan yang dapat memahami bagaimana alam itu
terorganisasi dan berfungsi. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya.
Lingkungan bagi hewan yaitu keseluruhan faktor biaotik dan abiotik yang ada
dapat mempengaruhi kelangsungan kehidupan hewan. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi berhubungan erat
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem.
Organisasi makhluk hidup atau organisme dalam kehidupannya menempati
habitatnya masing-masing. Dalam habitat terdapat banyak organisme yang menyatu
menjadi komunitas. Komunitas akan menyatu dengan lingkungan abiotik akan
membentuk ekosistem. Ekosistem hewan akan berinteraksi dengan lingkungan biotik
yaitu dengan hewan lain, tumbuhan lain, dan mikroorganisme lain.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Karena jika salah satu
komponen ekosistem tersebut mengalami perubahan atau rusak, maka akan
mempengaruhi seluruh komponen lainnya. Ekosistem mampu memelihara dan
mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan
populasi. Ekosistem memiliki daya lenting oleh sebab itu ia dapat beregenerasi atau
memperbaiki diri lagi setelah mengalami kerusakan yang disengaja atau tidak
disengaja. Namun aktivitas manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian
alamiah ini. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan hewan dengan
lingkungannya dan bagaimana intraksi hewan dengan lingkungan hidup. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan hewan dengan lingkungannya dan mengetahui
intraksi hewan dengan lingkungan hidup.

PEMBAHASAN
Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh H. Reiter (1865) yang berasal
dari Bahasa Yunani yaitu oikos yang brarti rumah dan dan logos yang berarti
pengetahuan tentang sesuatu. Oleh karena itu Ekologi dalam geografi merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
dengan lingkungnya. Bintarto dan Surastopo (1979) menyatakan bahwa ekologi adalah
sebuah rumah tangga yang diumpamakan sebagai satu keluarga yang hidup Bersama
dan saling mengadakan interaksi diantara anggota keluarga tersebut. Dalam proses
interaksi manusia merupakan komponen yang sanagat penting dalam organisme hidup.
Ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, serta ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mencoba memahami
hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan
alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup,
bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.
Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk lain (Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997). Namun saat ini UU tersebut sudah di perbaharui
menjadi UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum. Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang
tertentu. Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama,
oleh jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua,
hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup. Ketiga, kelakuan atau
kondisi unsur lingkungan hidup. Keempat, faktor non materiil. Lingkungan hidup dapat
di manfaatkan sebagai sumber daya, dan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup
khususnya hewan
1. Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya
Dengan mengaitkan mutu lingkungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar, berarti lingkungan dapat dimanfatkan sebagai sumber daya. Sumber daya
alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan untuk dimanfaatkan dalam
berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar lebih sejahtera
(Fatchan, 2013). Dari lingkungan kita mendapatkan unsur-unsur yang kita
perlukan untuk produksi dan konsumsi. Selama sumber daya itu di eksploitasi
dengan baik, maka sumber daya terbarui dapat digunakan secara efektif. Akan
tetapi apabila melampaui batas, sumber daya akan mengalami kerusakan dan
fungsi sumber daya itu sebagai faktor produksi dan konsumsi akan mengalami
gangguan. Untuk menghindari pengeksploitasian yang berlebihan diperlukan
campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya itu. Sumber daya
alam terdapat dimana saja seperti didalam tanah, air, udara dan lain sebagainya.
2. Lingkungan sebagai Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: a. Kebutuhan
dasar untuk kelangsungan hidup hayati, dan b. Kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup manusiawi. Batas antara kebutuhan dasar golongan pertama
dan kedua tidaklah jelas, melainkan merupakan suatu daerah peralihan. Dalam
daerah peralihan dikategorikan sebagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan
hidup hayati dan sebagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang
manusiawi.
a. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati Makhluk hidup selalu
beruasaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak saja secara individu,
melainkan secara kelompok. Kelangsungan hidup dalam kelompok bahkan
mempunyai bobot yang lebih tinggi dari kelangsungan hidup individual,
sehingga kita jumpai kelakuan altruism, yaitu pengorbanan diri untuk
mempertahankan kalangsungan hidup kelompok tersebut. Untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup secara hayati, manusia haruslah
mendapatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan mutu tertentu.
Kebutuhan dasar ini meliputi bersifat mutlak. Kecuali itu dia itu harus terlindung
dari serangan organism yang berbahaya, yaitu hewan buas, parasit, dan penyakit.
Juga harus dapat mempunyai keturunan untuk menjaga kelangsungan hidup
jenisnya. Dalam lingkungan yang berrnutu baik, haruslah terdapat pelayanan
yang efektif agar kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup secara hayati itu
dapat terpenuhi dengan baik dan merata.
b. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi Berbeda dengan
makhluk hidup lainnya, manusia tidak cukup sekedar hidup secara
hayati, melainkan harus hidup secara manusiawi. Kebutuhan dasar untuk hidup
yang mansuawi sebagain bersifat materiil dan sebagian lagi bersifat non-materiil.
Kebutuhan dasar yang membuat kehidupan menjadi manusiawi adalah pakaian,
rumah, dan energi.
Manfaat Dan Resiko Lingkungan
Lingkungan ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan kita untuk
mendapatkan kebutuhan dasar kita. Manfaat dan resiko lingkungan merupakan faktor
hayati dan faktor kimia serta dapat bersifat alamiah atau buatan manusia. Penyebaran
manfaat dan resiko lingkungan tidak saja secara alamiah, melainkan juga dapat melalui
faktor teknologi dan sosial budaya lain. Antara manfaat dan resiko lingkungan itu
saling terikat satu sama lainnya yaitu ketika ada manfaat lingkungan maka selalu akan
menimbulkan resiko lingkungan. Apabila resiko yang diakibatkan oleh pemanfaatan
ini diperkecil, manfaat yang diambil umumnya juga akan berkurang.
Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena:
a) Dinamika penduduk
b) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana
c) Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi maju
d) Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi
e) Benturan tata ruang.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara atau dan
memeperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan sebaik-
baiknya, Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan ini:
1) Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar kedalam
lingkungan sehari-hari manusia.
2) Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora, fauna
yang ada di dalamnya
3) Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang dilindungi
bukan suatu daerah yang bersifat alamiah, melainkan hasil budaya manusia.
Misal: Candi, Kraton, Bngunan kuno
4) Cagar biosfer, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia, misalnya
untuk pertanian secara tradisional dan pemukiman.
5) Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di
dalamnya dapat dilakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentangan
dengan tujuan pencagar alaman. Misal: pariwisata, pendidikan, penelitian.
Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan
hidupnya. Manusia disebut fenotif adalah perwujudan yang dihasilkan oleh
intraksi sifat keturunannya dengan faktor lingkungan. Sifat keturunan yang terkandung
didalam gen yang merupakan bagian kromosom di dalam masing-masing sel tubuh,
menentukan potensi perwujudan manusia, yaitu genotif. Dobzhansky, menyatakan gen
menentukan tanggapan apa yang terjadi terhadap fakroe lingkungan. Jadi menurutnya,
gen bukanlah penentu sifat melainkan penentu reaksi atau tanggapan terhadap
lingkungan. Hal ini terlihat pada tumbuhan hijau yang ditempatkan diddalam kamar
gelap. Tumbuhan itu tidak mampu membentu zat hijau daun. Setelah ia dikeluarkan
dari kamar gelap dan terkena cahaya matahari terbentuklah zat hijau daun. Jadi
makhluk hidup itu terbentuk oleh lingkungannya. Hubungan anatar manusia dengan
lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan juga akan
mempengaruhi kepribadian manusia.

Interaksi Antarindividu Dan Antarspesies


Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesies dan
interspesies (Saiful, A. M., & Hakim, B. 2016). Interaksi intraspesies adalah hubungan
antara organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi interspesies adalah
hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal dari spesies yang berbeda.
Interaksi antar makhluk hidup yang terjadi pada sebuah ekosistem, berguna
untuk menjaga kestabilan ekosistem tersebut. Jika interaksi antar makhluk tidak
berjalan dengan baik dan seimbang, akan ada sebuah ketimpangan yang terjadi pada
suatu ekosistem, dan itu tidak baik untuk ekosistemnya, atau untuk makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Interaksi dalam sebuah ekosistem digolongkan menjadi 5,
dimana semuanya memiliki perannya masing-masing, interaksinya adalah sebagai
berikut:
1) Netral
Jika makhluk hidup berinteraksi tetapi tidak mengganggu satu sama lain, maka
interaksi yang terjadi adalah netral. Mereka hanya hidup di dalam ekosistem yang
sama, tidak ada persaingan dan mangsa-memangsa dalam interaksi ini.
2) Predasi
Predasi adalah interaksi antara mangsa dan pemangsa dalam sebuah ekosistem,
interaksi ini menjaga keseimbangan jumlah pemangsa dan mangsa dalam sebuah
ekosistem. Contoh interaksinya adalah zebra dan singa di padang savana Afrika.
Dengan adanya singa sebagai predator, singa berfungsi untuk mengontrol populasi
zebra agar tidak terlalu banyak, sehingga zebra tidak mengalami ledakan populasi dan
menggangu jalannya ekosistem.
3) Simbiosis
Simbiosis adalah interaksi antara 2 makhluk hidup berbeda spesies yang saling
berhubungan, dalam hubungan ini ada 3 bentuk interaksi, ada yang menguntungkan
satu sama lain, menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, serta
menguntungkan satu pihak, tetapi pihak lainnya tidak dirugikan. Simbiosis kemudian
terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya: a) Simbiosis Mutualisme, Simbiosis ini
adalah jenis simbiosis dimana 2 makhluk hidup yang berbeda spesies memberikan
keuntungan satu sama lain. Contohnya adalah lebah madu dan tanaman berbunga.
Lebah madu mendapatkan makanan berupa madu dari bunga, sedangkan bunga
mendapatkan keuntungan dalam berkembang biak karena proses penyerbukan
dilakukan oleh lebah madu, sehingga memungkinkan daerah penyerbukan yang lebih
luas. b) Simbiosis Parasitisme, dalam simbiosis ini satu makhluk hidup mendapatkan
keuntungan tetapi merugikan makhluk yang menjadi teman simbiosisnya. Hal ini
terjadi karena biasanya salah satu makhluk tersebut tidak bisa melakukan sesuatu
karena kekurangan organ atau enzim, tetapi membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Contohnya adalah tumbuhan tali putri. Tumbuhan ini tidak memiliki klorofil atau zat
hijau daun yang diperlukan untuk proses fotosintesis, sehingga tumbuhan ini
menempelkan dirinya pada tumbuhan lain untuk mengambil sari-sari makanan. c)
Simbiosis Komensalisme, dalam interaksi ini satu organisme mendapatkan keuntungan
sedangkan yang lainnya tidak mendapatkan keuntungan. Contohnya adalah anemon
laut dengan ikan badut. Ikan badut memiliki zat yang melapisi tubuhnya sehingga kebal
dengan sengatan anemon laut. Sementara ikan badut tinggal di sela-sela anemon untuk
mencari perlindungan dari predator. Anemon tidak mendapatkan gangguan atau
keuntungan dari hal ini.
4) Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup dimana makhluk hidup yang
satu menghambat pertumbuhan makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah jamur
penicillium, jamur ini menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri sehingga tidak
bisa berkembang biak di sekitarnya, jamur ini digunakan oleh manusia sebagai obat
antibiotik dengan nama penisilin.
5) Kompetisi
Adalah interaksi 2 jenis makhluk hidup yang saling bersaing untuk mendapatkan atau
memperebutkan sebuah hal yang sama. Misalnya persaingan antara kerbau dan
kambing untuk mendapatkan rumput dalam sebuah ekosistem padang rumput.

Isu – Isu Tentang Perusakan Lingkungan


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no 32
tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dewasa Ini Beberapa isu – isu
tentang perusakan lingkungan yang sedang gencar – gencarnya dibahas oleh berbagai
pihak yang peduli dan prihatin akan kondisi lingkungan saat ini sedang menjadi topik
dunia. Berbagai jenis revolusi dan gerakan cinta lingkungan telah digerakkan untuk
menjadi sesuatu yang benar – benar dipikirkan untuk masa depan. Berbagai inti
permasalahan lingkungan digali dari segi sosial, politik, hukum dan ekonomi. Karena
keseluruhan aspek ilmu menimbulkan sebab dan akibat yang saling berhubungan
dengan lingkungan. Lalu apa saja yang menjadi penyumbang perusakan lingkungan,
dantaranya:
1. Pertambahan jumlah populasi manusia dimuka bumi
Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan semakin sesaknya
populasi penduduk dunia, hal ini menyebabkan bumi tidak sanggup lagi
menampung ledakan populasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan konsumsi semakin tinggi.
Berbagai rentetan sosial seperti pengangguran, kelaparan, serta penyakit –
penyakit lain yang timbul akibat lingkungan pemukiman yang tidak layak
huni.
2. Eksploitasi dan konsumsi sumber daya yang berlebihan
Keinginan manusia untuk meningkatkan kenyamanan hidup menyebabkan
mereka selalu ingin mengambil sumber daya alam secara terus – menerus,
selain itu dituntut pula dengan kecepatan yang semakin lama semakin tinggi.
Adanya teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup, dan sekarang manusia
tidak puas memiliki hunian secukupnya. Hal ini berdampak pada pemikiran
mereka untuk menggunakan tanah semaksimal mungkin untuk bangunan
karena harga tanah yang semakin menjulang tinggi. Lama kelamaan ruang
terbuka hijau akan semakin berkurang.
3. Proses pengolahan dan transportasi
Proses pengolahan dan pengangkutan bahan mentah yang bersumber dari alam
menyebabkan perlunya energi dan bahan bakar yang sangat banyak. Yang
pada akhirnya berakibat timbulnya emisi atau gas buangan hasil proses
pembakaran energi.
4. Pemanasan Global
Konsumsi manusia dalam pengambilan sumber daya, penggunaan
transportasi, kapadatan penduduk, pembabatan hutan dan lain sebagainya
menyebabkan meningkatnya konsentrasi CO2. Atmosfer di lapisan bumi
menjadi menipis dan semakin tebalnya kadar CO2 di udara, sehingga panas
matahari terperangkap yang kemudian menyebabkan terganggunya pelepasan
panas dari bumi ke luar atmosfer. Hal inilah disebut dengan pemanasan global
atau Global Warming, dengan efek yang menyebabkan perubahan iklim yang
cukup drastis.
5. Konstruksi
Kegiatan ini menyumbang kerusakan lingkungan terbesar. Kontribusi bidang
konstruksi terhadap kerusakan alam antara lain: dimulai dari pengambilan
material dari berbagai sumber terkait dengan proses pengangkutannya,
pengolahan material–material yang akan dipergunakan, pendistribusian
material, proses konstruksi itu sendiri, pengambilan lahan untuk bangunan,
dan konsumsi energi
Hal ini menandakan bahwa dalam pembangunan kita tidak lagi meningkatkn
kualitas hidup kita, sebab kerusakan alam yang terjadi sebagai akibatnya sama dengan
penurunan kualitas manusia. Dalam hal ini untuk pemecahan bidang konstuksi sangat
diperlukan langkah yang bijaksana untuk menerapkan konstruksi yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan. Dimana konstruksi tersebut berusaha meminimalisasi
kerusakan yang ada di alam. Dalam pengambilan material untuk pembangunnan
diperlukan pemikiran transportasi untuk meminimalisasi perusakan lingkungan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menuju Arsitektur Berwawasan
Lingkungan Dalam buku Dasar–dasar Eko-arsitektur dijelaskan bagaimana konsep
arsitektur berwawasan lingkungan serta kualitas konstruksi dan bahan bangunan untuk
rumah sehat dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Dalam penerapannya, alam
merupakan suatu pola perencanaan eko-arsitektur. Lingkungan alam sebagai
makrokosmos dan lingkungan buatan (rumah) sebagai mikrokosmos. Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pola perencanaan eko arsitetur antara lain:
Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat.

PENUTUP
KESIMPULAN
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbalik antara hewan
dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor
biotik dan abiotik yang ada disekitar hewan dan dapat mempengaruhinya. Hewan dan
lingkungannya merupakan interaksi antara hewan dengan hewan dan hewan dengan
lingkungannya saling mempengarhi satu sama lainnya. Lingkungan menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh hewan dan yang nantinya akan tercipta hubungan
timbal balik yang baik dengan hewan. Jika mutu lingkungannya bagus maka intraksi
antar individu maupun organism yang ada dilingkungan tersebut akan baik pula.
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai daerah, yang
masing-masing sebagai ekosistem terdiri dari berbagai daerah, yang masing-masing
sebagi subsistem yang meliputi aspek social budaya, ekonomi dan fisik dengan corak
ragam yang berbeda antara subsistem yang satu dengan subsiostem yang lain dan
dengan daya dukung yang berbeda.

DAFTAR RUJUKAN
Anynomous. (2015). UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (Online)(
https://referensi.elsam.or.id/2015/04/uu-nomor-32-tahun-2009-tentang-
perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup-2/). Diakses pada Tanggal
30 Agustus 2019
Aji, S. (2018). Interaksi Yang Terjadi Di Dalam Lingkungan.
(Online)(https://blog.ruangguru.com/interaksi-yang-terjadi-di-dalam-
ekosistem). Diakses pada Tanggal 29 Agustus 2019
Bintarto, R. & Hadisumarno, S. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Fatchan Ach. (2013). Geografi Tumbuhan dan Hewan. Malang: Penerbit Ombak
ELFIDASARI, D. (2007). Type of intraspecific and interspecific interaction among
three heron species, while foraging around Pulau Dua Nature Reserve, Serang,
Banten’s province. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 8(4), 266–
269. https://doi.org/10.13057/biodiv/d080404
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA - Rizal Suhardi Eksakta _. (n.d.).
Saiful, A. M., & Hakim, B. (2016). Interaksi Manusia Terhadap Binatang Di Gua
Batti. Jurnal Walennae, 14(1), 1–10.

Anda mungkin juga menyukai