MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Manusia dan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak I Nyoman Ruja
OLEH
BALYA AKHMAD
NIM 190721854402
PEMBAHASAN
Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh H. Reiter (1865) yang berasal
dari Bahasa Yunani yaitu oikos yang brarti rumah dan dan logos yang berarti
pengetahuan tentang sesuatu. Oleh karena itu Ekologi dalam geografi merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
dengan lingkungnya. Bintarto dan Surastopo (1979) menyatakan bahwa ekologi adalah
sebuah rumah tangga yang diumpamakan sebagai satu keluarga yang hidup Bersama
dan saling mengadakan interaksi diantara anggota keluarga tersebut. Dalam proses
interaksi manusia merupakan komponen yang sanagat penting dalam organisme hidup.
Ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, serta ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mencoba memahami
hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan
alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup,
bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.
Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk lain (Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997). Namun saat ini UU tersebut sudah di perbaharui
menjadi UU no 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum. Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang
tertentu. Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama,
oleh jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua,
hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup. Ketiga, kelakuan atau
kondisi unsur lingkungan hidup. Keempat, faktor non materiil. Lingkungan hidup dapat
di manfaatkan sebagai sumber daya, dan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup
khususnya hewan
1. Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya
Dengan mengaitkan mutu lingkungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar, berarti lingkungan dapat dimanfatkan sebagai sumber daya. Sumber daya
alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan untuk dimanfaatkan dalam
berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar lebih sejahtera
(Fatchan, 2013). Dari lingkungan kita mendapatkan unsur-unsur yang kita
perlukan untuk produksi dan konsumsi. Selama sumber daya itu di eksploitasi
dengan baik, maka sumber daya terbarui dapat digunakan secara efektif. Akan
tetapi apabila melampaui batas, sumber daya akan mengalami kerusakan dan
fungsi sumber daya itu sebagai faktor produksi dan konsumsi akan mengalami
gangguan. Untuk menghindari pengeksploitasian yang berlebihan diperlukan
campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya itu. Sumber daya
alam terdapat dimana saja seperti didalam tanah, air, udara dan lain sebagainya.
2. Lingkungan sebagai Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: a. Kebutuhan
dasar untuk kelangsungan hidup hayati, dan b. Kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup manusiawi. Batas antara kebutuhan dasar golongan pertama
dan kedua tidaklah jelas, melainkan merupakan suatu daerah peralihan. Dalam
daerah peralihan dikategorikan sebagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan
hidup hayati dan sebagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang
manusiawi.
a. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati Makhluk hidup selalu
beruasaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak saja secara individu,
melainkan secara kelompok. Kelangsungan hidup dalam kelompok bahkan
mempunyai bobot yang lebih tinggi dari kelangsungan hidup individual,
sehingga kita jumpai kelakuan altruism, yaitu pengorbanan diri untuk
mempertahankan kalangsungan hidup kelompok tersebut. Untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup secara hayati, manusia haruslah
mendapatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan mutu tertentu.
Kebutuhan dasar ini meliputi bersifat mutlak. Kecuali itu dia itu harus terlindung
dari serangan organism yang berbahaya, yaitu hewan buas, parasit, dan penyakit.
Juga harus dapat mempunyai keturunan untuk menjaga kelangsungan hidup
jenisnya. Dalam lingkungan yang berrnutu baik, haruslah terdapat pelayanan
yang efektif agar kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup secara hayati itu
dapat terpenuhi dengan baik dan merata.
b. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi Berbeda dengan
makhluk hidup lainnya, manusia tidak cukup sekedar hidup secara
hayati, melainkan harus hidup secara manusiawi. Kebutuhan dasar untuk hidup
yang mansuawi sebagain bersifat materiil dan sebagian lagi bersifat non-materiil.
Kebutuhan dasar yang membuat kehidupan menjadi manusiawi adalah pakaian,
rumah, dan energi.
Manfaat Dan Resiko Lingkungan
Lingkungan ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan kita untuk
mendapatkan kebutuhan dasar kita. Manfaat dan resiko lingkungan merupakan faktor
hayati dan faktor kimia serta dapat bersifat alamiah atau buatan manusia. Penyebaran
manfaat dan resiko lingkungan tidak saja secara alamiah, melainkan juga dapat melalui
faktor teknologi dan sosial budaya lain. Antara manfaat dan resiko lingkungan itu
saling terikat satu sama lainnya yaitu ketika ada manfaat lingkungan maka selalu akan
menimbulkan resiko lingkungan. Apabila resiko yang diakibatkan oleh pemanfaatan
ini diperkecil, manfaat yang diambil umumnya juga akan berkurang.
Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena:
a) Dinamika penduduk
b) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana
c) Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi maju
d) Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi
e) Benturan tata ruang.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara atau dan
memeperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan sebaik-
baiknya, Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan ini:
1) Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar kedalam
lingkungan sehari-hari manusia.
2) Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora, fauna
yang ada di dalamnya
3) Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang dilindungi
bukan suatu daerah yang bersifat alamiah, melainkan hasil budaya manusia.
Misal: Candi, Kraton, Bngunan kuno
4) Cagar biosfer, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia, misalnya
untuk pertanian secara tradisional dan pemukiman.
5) Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di
dalamnya dapat dilakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentangan
dengan tujuan pencagar alaman. Misal: pariwisata, pendidikan, penelitian.
Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan
hidupnya. Manusia disebut fenotif adalah perwujudan yang dihasilkan oleh
intraksi sifat keturunannya dengan faktor lingkungan. Sifat keturunan yang terkandung
didalam gen yang merupakan bagian kromosom di dalam masing-masing sel tubuh,
menentukan potensi perwujudan manusia, yaitu genotif. Dobzhansky, menyatakan gen
menentukan tanggapan apa yang terjadi terhadap fakroe lingkungan. Jadi menurutnya,
gen bukanlah penentu sifat melainkan penentu reaksi atau tanggapan terhadap
lingkungan. Hal ini terlihat pada tumbuhan hijau yang ditempatkan diddalam kamar
gelap. Tumbuhan itu tidak mampu membentu zat hijau daun. Setelah ia dikeluarkan
dari kamar gelap dan terkena cahaya matahari terbentuklah zat hijau daun. Jadi
makhluk hidup itu terbentuk oleh lingkungannya. Hubungan anatar manusia dengan
lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan juga akan
mempengaruhi kepribadian manusia.
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbalik antara hewan
dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor
biotik dan abiotik yang ada disekitar hewan dan dapat mempengaruhinya. Hewan dan
lingkungannya merupakan interaksi antara hewan dengan hewan dan hewan dengan
lingkungannya saling mempengarhi satu sama lainnya. Lingkungan menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh hewan dan yang nantinya akan tercipta hubungan
timbal balik yang baik dengan hewan. Jika mutu lingkungannya bagus maka intraksi
antar individu maupun organism yang ada dilingkungan tersebut akan baik pula.
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai daerah, yang
masing-masing sebagai ekosistem terdiri dari berbagai daerah, yang masing-masing
sebagi subsistem yang meliputi aspek social budaya, ekonomi dan fisik dengan corak
ragam yang berbeda antara subsistem yang satu dengan subsiostem yang lain dan
dengan daya dukung yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Anynomous. (2015). UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (Online)(
https://referensi.elsam.or.id/2015/04/uu-nomor-32-tahun-2009-tentang-
perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup-2/). Diakses pada Tanggal
30 Agustus 2019
Aji, S. (2018). Interaksi Yang Terjadi Di Dalam Lingkungan.
(Online)(https://blog.ruangguru.com/interaksi-yang-terjadi-di-dalam-
ekosistem). Diakses pada Tanggal 29 Agustus 2019
Bintarto, R. & Hadisumarno, S. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Fatchan Ach. (2013). Geografi Tumbuhan dan Hewan. Malang: Penerbit Ombak
ELFIDASARI, D. (2007). Type of intraspecific and interspecific interaction among
three heron species, while foraging around Pulau Dua Nature Reserve, Serang,
Banten’s province. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 8(4), 266–
269. https://doi.org/10.13057/biodiv/d080404
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA - Rizal Suhardi Eksakta _. (n.d.).
Saiful, A. M., & Hakim, B. (2016). Interaksi Manusia Terhadap Binatang Di Gua
Batti. Jurnal Walennae, 14(1), 1–10.