Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KUNJUNGAN KULIAH LAPANGAN

PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA


CIBITUNG PLANT

Disusun oleh :
Kelompok 4

Rosanti Alya Nasution J3L117004


Dedi Hendri Gustino J3L117012
Hendardi Kusumah J3L117030
Miftahul Zanah J3L117054
Cicha Narwati J3L117061
Wardah Humaira F J3L117063

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Kunjungan Kuliah Lapangan Ke Perusahaan Coca-Cola Amatil Indonesia Cibitung
Plant. Laporan kunjungan ini disusun sebagai salah satu tugas untuk mata Kuliah
Lapang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam kegiatan kunjungan lapangan ini sehingga kunjungan dapat berjalan dengan baik
dan laporan dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan lapangan ini
masih ada kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun
dalam penyempurnaan laporan kunjungan lapang ini. Namun, penulis berharap semoga
laporan kunjungan lapangan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membutuhkannya.

Bogor, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 2
2 HASIL KUNJUNGAN 2
2.1 Sejarah Perusahaan 2
2.2 Visi dan Misi P3KLL 4
2.2.1 Visi 5
2.2.1.1 Sumber Daya Manusia 5
2.2.1.2 Portopolio 5
2.2.1.3 Mitra 5
2.2.1.4 Planet 5
2.2.1.5 Keuntungan 5
2.2.1.6 Produktivitas 5
2.2.2 Misi 6
2.3 Fasilitas CCAI Cibitung 6
2.4 Tata Letak CCAI Cibitung 6
2.4.1 Bangunan Utama 6
2.4.1.1 Line 1 6
2.4.1.2 Line 2 6
2.4.1.3 Line 3 6
2.4.1.4 Line 4 7
2.4.1.5 Line 5, 6 dan 7 7
2.4.1.6 Line 8 7
2.4.1.7 Line 9 7
2.4.1.8 Line 10 7
2.4.2 Bagunan Pendukung 7
2.5 Struktur Organisasi CCAI Cibitung 7
2.6 Ketenagakerjaan CCAI Cibitung 8
2.7 Aktifitas Manufaktur dan Produksi 8
2.7.1 Kualitas Produk 8
2.7.2 Lini Produksi 9
2.7.3 Manajemen Air Limbah dan Karbon 9
2.8 Unit Produksi 9
2.8.1 Bahan Baku CCAI 9
2.8.1.1 Air 9
2.8.1.2 Gula 10
2.8.1.3 Konsentrat 10
2.8.1.4 Karbondioksida 10
2.8.2 Bahan Penolong 10
2.8.3 Bahan Kemasan 10
2.8.4 Proses Pembuatan 11
2.8.4.1 Sirup Awal 11
2.8.4.2 Sirup Akhir 11
2.8.5 Proses Pencampuran dan Karbonasi 11
2.8.6 Proses Pembotolan 12
2.8.7 Quality Control 12
2.9 Laboratorium CCAI Cibitung 12
2.10 Produk Coca-Cola Amatil Indonesia 13
2.11 Kegiatan Pemasaran CCAI Cibitung 13
2.11.1 Market Share 13
2.11.2 Pelanggan dan Distribusi 13
3 PENUTUP 14
3.1 Simpulan 14
3.2 Saran 14
4 LAMPIRAN 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo PT Coca-Cola Amatil Indonesia 4


Gambar 2 Struktur Organisasi CCAI Cibitung 8
Gambar 3 Produk Coca-Cola Amatil Indonesia 13
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada program
studi Analisis Kimia Sekolah Vokasi IPB. Kuliah lapang menjadi wadah bagi
mahasiswa program studi Analisis Kimia untuk mengetahui dan mengamati secara
langsung permasalahan yang terdapat dalam suatu kehidupan di luar kampus, serta
menjadi gambaran mengenai kehidupan setelah masa perkuliahan. Kunjungan yang
diadakan pada balai dan industri diharapkan menjadi sarana bagi mahasiswa Analisis
Kimia untuk mengaplikasikan berbagai ilmu kimia yang telah didapatkan di
perkuliahan. Luaran lain yang diperoleh oleh mahasiswa Analisis Kimia yaitu
menuangkan hasil kunjungan dalam bentuk laporan yang sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
Air merupakam zat yang paling penting dibutuhkan oleh semua mahluk hidup.
Bagi manusia sedikitnya diperlukan sebanyak 2.5 liter air untuk dikonsumsi setiap
harinya agar stamina dan vitalitas tubuh tetap terjaga. Selain di konsumsi setiap harinya
air minum bertujuan untuk menghilangkan rasa dahaga. Namun seiring dengan
perubahan waktu gaya hidup masyarakat yang mengarah kepada sifat konsumtif dan
keinginan untuk serba praktis telah menjadikan minuman ringan berkarbonasi sebagai
salah satu minuman yang di minati seperti yang di produksi oleh PT Coca-Cola Amatil
Indonesia (CCAI).
PT CCAI pada tahun 1999 minuman ringan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
minuman ringan berkabonasi dan minuman ringan tidak berkarbonasi. Minuman
ringan berkarbonasi adalah minuman ringan yang di buat dengan menambahkan
karbonmonoksida, seperti limun, cola, air soda dan lain sebagainya. Karbondioksida
dibutuhkan untuk memberikan rasa segar dan dan penampilan yang lebih menarik.
Minuman ringan yang tidak berkarbonasi adalah minuman ringan yang dibuat tanpa
penambahan karbondiosida seperti pada air mineral, teh, jus, dan lain sebagainya.
Minuman ringan menurut Diktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
(Dirjen POM) Nomor. 02240/B/SK/VII/91 produk yang diperoleh tanpa melalui proses
fermentasi dengan atau tanpa karbondioksida dapat langsung diminum atau diminum
setelah pengenceran. Keunggulan dari minuman yang ringan berkarbonasi dibandingan
dengan minuman yang lain yaitu selain dapat menghilangkan rasa dahaga dan
mengembalikan kesegaran tubuh, minuman ringan berkarbonasi memiliki rasa yang
lebih nikmat dan dikemas dalam bentuk yang lebih menarik, baik dalam botol kaca
atau botol plastik. Kemasan yang menarik dan praktis ini dapat membuat masyarakat
zaman sekarang mudah untuk membawa minuman tersebut kapan saja dan dimana saja.
Mutu diartikan sebagai totalitas keutamaan dan karakteristik produk atau jasa
yang berhubungan dengan kemampuan nya untuk memuaskan kebutuhan yang di
tetapkan. Industri minuman ringan berkarbonasi cukup cukup berkembang dengan
pesat di indonesia, terbukti dengan banyaknya berbagai produk minuman ringan
multinasional dibawa lisensi dari The Coca-Cola Company, Atlanta yang di produksi
minuman ringan baik minuman ringan berkarbonasi dan minuman ringan tidak
berkarbonasi. Standar mutu yang digunakan oleh CCAI atau Coca-Cola Amatil
Indonesia ini adalah ISO 9001:2000, dalam perkembangannya di pasar produk The
Coca-Cola Company banyak ditunjang terutama oleh penjualan produk dalam kemasan
RGB.

1.2 Tujuan

Kunjungan lapangan ke PT Coca-Cola Amatil Indonesia di Cibitung bertujuan


untuk mempelajari aplikasi teori kimia dalam dunia pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mengenai proses produksi dalam suatu industri, memberikan gambaran
dalam dunia kerja, serta melatih mahasiswa untuk memiliki etika, sikap yang baik, dan
rasa tanggung jawab.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin 11 November 2019 pukul 06.00 WIB
sampai 12.00 WIB. PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Cibitung Plant terletak di
Jl. Teuku Umar Km. 46, Sukadanau, Cikarang Barat, Jawa Barat.

2 HASIL KUNJUNGAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Coca-Cola di buat sejak tanggal 8 Mei 1886 di Atlanta oleh seorang ahli
farmasi yang bernama Dr. John S. Pemberton. Nama Coca-Cola di desain oleh Frank
M Robinson, Frank M Robinson sangat terkesan pada tulisan 2C, lalu mengusulkan
kepada Dr. John S. Pemberton untuk digunakan sebagai nama dari produk tersebut (PT
CCIA). Sejak saat itu, huruf unik C dan nama Coca-Cola digunakan hingga saat ini.
Beliau pula yang merancang desain logo Coca-Cola dengan “pita pilar” dibawahnya
dan semenjak itu menjadi merk dagang. Iklan koran pertama kali muncul di The Atlanta
Journal yang berhasil memikat 30 orang yang penasaran ingin mencoba meminum
minuman berkarbonasi tersebut (PT CCAI tahun 1998). Demikian larisnya penjualan
tersebut, sehingga penjualan disebarkan pada lokasi-lokasi yang strategis, seperti
perkantoran, pasar, taman rekreasi hotel, dan restoran terkenal dengan menempatkan
minuman tersebut pada kulkas yang diberikan atau guci-guci besar yang indah.
Pada tahun 1888, Asa G Candler seorang pengusaha dari Georgia membeli dan
mengembangkan bisnis minuman ini bersama sauranya John S.Candler dan dua rekan
lainnya. The Coca-Cola Company didirikan pada tahung 1892 dan merek dagang
Coca-Cola di patenkan di United States Patents Office. Mulai pada tahun 1983, The
Coca-Cola Company membangun pabrik sirup diluar Atlanta. Pabrik pembotolan
minuman yang pertama, dibuat oleh Bejamin Franklin, Thomas Joseph B. Whitehead,
Joseph A. Beidenharn dan John T. Lupton pada tahun 1899, untuk menghindari
pemalsuan botol, pada tahun 1916 dalam suatu konvensi diputuskan mengenai bentuk
unik botol Coca-Cola yang dirancang oleh Root Glass Company Terre Haute, Indian.
Pada tahun 1917 dan 1945 bentuk botol diptenkan dan nama Coke secara resmi di
daftarkan di United States Patens Office.
Tahun 1919 Asa G Chandler menjual The Coca-Cola Company kepada seorang
bankir Atlanta bernama Robert W Woodruf, dalam masa kepemimpinan mutu produk
benar-benar diperhatikan dan dijaga, beliau juga yang mencetuskan agar Coca-Cola
minuman berkarbonasi ini dapat di nikmati oleh seluruh dunia, tidak hanya di Amerika
Serikat saja. Pada tahun 1926, impian Robert W Woodruff menjadi kenyataan dengan
dibentuknya Foreign Departement yang lebih dikenal dengan nama The Coca-Cola
Export Coorpartion.
Sesuai dengan tekhnologi dalam bidang kemasan pada tahun 1960-an Coca-
Cola tidak hanya disajikan dalam kemasan botol tetapi dibuat kemasan kaleng. Pada
tahun yang sama juga mulai diperkenalkan produk-produk baru yang memiliki rasa
yang berbeda dengan Coca-Cola yaitu fanta pada tahun 1960, sprite pada tahun 1961,
dan lain sebagainya. Pada tahun 1970 The Coca-Cola Company telah mengeluarkan
produk dengan 250 rasa. Menurut PT CCAI minuman Coca-Cola mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1927, ketika pejabat-pejabat serta pedagang belanda
memperkenalkan minuman tersebut di Indonesia. Pada tahun 1932 seorang saudagar
Belanda bernama Bernie Konings mendirikan pabrik Coca-Cola di Indonesia bernama
De Nederlands Indiche Mineraal Water Fabriek di jalan Antara (d/h post weg) no 23.
De Nederlands Indiche Mineraal Water Fabriek berjalan dari tahun 1932 sampai tahun
1942, ketika Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, pabrik tersebut terpaksa
menghentikan kegiatannya. Setelah Indonesia merdeka, Barnie Konings berusaha
kembali untuk membangkitkan kembali perusahaannya. Untuk membangkitkan
perushaan nya ia bekerja sama dengan enam orang putra Indonesia yaitu M Tabrani,
Prof. Dr. Mr. TSG Mulia, Tatang Nana, Aminoedin Phan dan Gouw Hoan Giok.
Mereka inilah yang pada tanggal 7 maret 1953 mendirikan Indonesia Bottler Ltd (IBL).
Permasalah dalam negeri saat itu menyebabkan IBL mencari tambahan modal
dan akhirnya pada tanggal 12 April 1971, IBL bergabung dengan tiga perusahaan
Jepang yaitu Mitsui Toatsu Chemical Inc, Mitsui dan Co. Ltd. Dan Mikuni Coca-Cola
Bottling Co dan berubah nama menjadi PT Djaya Beveragers Bottling Company.
Bergabungnya IBL dengan tiga perusahaan Jepang tersebut menyebabkan peningkatan
kapasitas produksi pabrik yang diakui dengan penambahan jenis produk yang
dihasilkan berbagai ukuran kemasan. Sejak saat itu pula diproduksi produk minuman
ringan dalam kemasan lainnya dengan berbagai rasa atau aroma. Menurut PT CCAI
dua perusahaan mengundurkan diri dari PT BBC dan menjal sahamnya kepada Coca-
Cola Holding (ASIA). Yang berpusat di Hongkong. Perkembangan usaha yang terasa
semakin cerah mengakibatkan 28 April 1987 mayoritas saham dimiliki oleh Putra
Indonesia.
PT CCAI pada tahun 1975, didirikan PT Enam sekawan (PT ESKA) sebagai
salah satu realisasi dari keputusan pemerintah Republik Indonesia dalam mengatur
perusahaan-perusahaan yang bersifat Joint Venture dan regulasi mengenai perusahaan
(Produsen) dan pendistribusian produk (distributor). PT ESKA tersebut berfungsi
untuk distributor tunggal untuk pemasaran produk-produk Coca-Cola, Fanta dan
Sprite yang diproduksi oleh PT DBBC. Tanggal 6 oktober 1993, PT DBBC diambil
alih oleh PT Coca-Cola Amatil Ltd yang berpusat di Sydney dan nama PT DBBC
menjadi PT Coca-Cola Amatil Indonesia (PT CCAI), Jakarta. Pada tanggal 1 Januari
2000, seluruh pabrik perbotolan minuman Coca-Cola yang ada di Indonesia secara
resmi bergabung menjadi satu dibawah PT CCAI. PT CCAI pada tahun 2002
meluncurkan produk freska dan ades sebagai produk barunya, tahun 2005 perusaahaan
penuh milik Coca-Cola, pada tahun 2008 Piagam CIR di bali pertama kali dan
meluncurkan Pulpy Orange, pada tahun 2011 inovasi kemasan PET untuk air mineral
ades, pada tahun 2013 peluncuran produk Nutri Boots dan minuman Isotonik yaitu
Aquarius, pada tahun 2014 program CIR Forest diluncurkan, Mrga Ware House di
resmikan di Semarang, Minute Maid Pulpy Orange di kenalkan kepada masyarakat,
Pada tahun 2015 adanya investasi 500 juta USD dan yang terakhir pada tahun 2017
Coca-Cola Forest Central Java diresmikan, Pandaan Dc Mega, dan Perform
Manufacting Faciliy diresmikan di Cikedokan Plant dan Medan Plant.
PT Coca-Cola dibagi menjadi dua yaitu PT Coca-Cola Amatil Indonesia dan
PT Coca-Cola Company perbedaan dari kedua perusahaan ini adalah tugas yang di
emban nya yaitu PT Coca-Cola Amatil Indonesia dia memiliki tugas sebagai produksi
produk, penjualan produk dan distribusi suatu produk sedangkan PT Coca-Cola
Company hanya bertugas sebagai pemilik merk dan lisensi dagang agar tidak
sembarang orang dapat memakai logo Coca-Cola. PT Coca-Cola Indonesia atau PT
CCAI memiliki sembilan pabrik yaitu Pabrik yang berada di Cibitung, Cekedokan,
Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Manado, Padang, dan Lampung. Pada tahun 2018
Pabrik CCAI jadi memiliki 8 pabrik saja karena pabrik CCAI yang berada di Padang
sudah tidak beroperasi lagi. Berikut merupakan logo dari PT Coca-Cola Amatil
Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Logo PT Coca-Cola Amatil Indonesia

2.2 Visi dan Misi P3KLL

PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) dalam pelaksanaannya dilandasi oleh


visi dan misi perusahaan.
2.2.1 Visi

Membentuk kerangka kerja peta jalan dan memandu setiap aspek dari bisnis
dengan menjelaskan target yang perlu dicapai untuk terus meraih pertumbuhan yang
berkelanjutan dan berkualitas.

2.2.1.1 Sumber Daya Manusia

PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) ingin menjadi tempat kerja yang baik
dimana orang dapat terinspirasi untuk memenuhi potensi mereka.

2.2.1.2 Portopolio

Menghadirkan portofolio merk minuman PT Coca-Cola Amatil Indonesia


(CCAI) berkualitas yang mampu mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan
kebutuhan orang ke seluruh dunia.

2.2.1.3 Mitra

Menjaga jaringan pelanggan dan pemasok yang unggul, bersama menciptakan


nilai bersama yang mampu bertahan lama.

2.2.1.4 Planet

Menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang membuat perbedaan


dengan membantu membangun dan mendukung masyarakat yang berkelanjutan.

2.2.1.5 Keuntungan

Memaksimalkan pengembalian jangka panjang kepada pemilik saham dengan


memperhatikan tanggung jawab secara keseluruhan.

2.2.1.6 Produktivitas

Menjadi organisasi di PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) yang sangat


efektif, terstruktur, dan bergerak cepat.
2.2.2 Misi

Misi ini menegaskan tujuan sebagai sebuah perusahaan dan berfungsi sebagai
standar yang menjadi tolok ukur seluruh tindakan dan keputusan. Misi PT Coca-Cola
Amatil Indonesia yaitu untuk menyegarkan dunia, untuk menginspirasi momen penuh
optimisme dan kebahagiaan, dan untuk menciptakan nilai dan membuat perbedaan.

2.3 Fasilitas CCAI Cibitung

Fasilitas yang terdapat di pabrik Cibitung Plant antara lain area seluas 22 hektar,
747 orang karyawan yang bekerja, fasilitas produksi, fasilitas pengolahan limbah,
fasilitas bagi karyawan, laboratorium pengecekan mutu produk, fasilitas keadaan
darurat, area beribadah (masjid), terdapat sebelas lini produksi dan lima lini produksi
botol pra-bentuk (Preform).

2.4 Tata Letak CCAI Cibitung

PT CCAI Cibitung terletak di Jalan Teuku Umar Km. 46, Rawamaju, Desa
Sukadanau, Cibitung, Bekasi 27520 (38 Km Pusat Kota). Luas area pabrik Nasional
Cibitung adalah 22 hektar.

2.4.1 Bangunan Utama

Bangunan Utama PT CCAI terdapat sepuluh line produksi, kantor,


laboratorium (laboratorium urama, mikro, laboratorium line delapan (freshtea) dan
laboratorium PET) dan resepsionis.

2.4.1.1 Line 1

Produk CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta) dalam posimix (dispenser), dengan
kapasitas produksi 75 tabung per jam.

2.4.1.2 Line 2

Produk pada line 2 yaitu CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta) dalam slim can
(250 ml), dengan kapasitas produksi 200 kaleng per menit.

2.4.1.3 Line 3

Produk yang di produksi pada line 3 yaitu CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta)
dalam con (330 ml), dengan kapasitas produksi 100 kaleng per menit.
2.4.1.4 Line 4

Produk yang di produksi pada line 4 yaitu CSD (Coca-Cola, Sprite dan
Fanta) dalam RGB ukuran 1:1, dengan kapasitas produksi 500 botol per menit.

2.4.1.5 Line 5, 6 dan 7

Produk CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta) dalam RGB ukuran small (193 ml
dan 200ml) dan medium (295 ml), dengan kapasitas produksi 600 botol per menit.

2.4.1.6 Line 8

Produk CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta) minuman frestea dalam kemasan
RGB (220 ml), dengan kapasitas produksi 600 botol per menit.

2.4.1.7 Line 9

Produk CSD (Coca-Cola, Sprite dan Fanta) dalam kemasan PET ukuran 1.5 L
dan Produk non CSD (sunfill) ukuran 700 ml, dengan kapasitas produksi 350 botol per
menit.

2.4.1.8 Line 10

Produk minuman non CSD (frestea) dalam kemasan Tetra Wedge Aseptic
(TWA), dengan kapasitas produksi 200 karton per menit.

2.4.2 Bagunan Pendukung

Bangunan pendukung yaitu bangunan serbaguna, bangunan aktivitas, bangunan


penunjang (Masjid, klinik, garasi, pos keamanan, pos pemeriksaan dan ruang tunggu
pengemudi), bangunan gudang (penggudangan produk jadi dan bahan baku), bangunan
National Learning Center atau National Head Office, lapangan utama (penggudangan,
parkir keamanan, jembatan timbeng, unit pengolahan jari luhur dan unit pengolahan air
limbah), dan area rekreasi (taman, lapangan sebak bola dan lapangan bola voli).

2.5 Struktur Organisasi CCAI Cibitung

Struktur organisasi PT CCAI berbentuk organisasi lini dan staf yang merupakan
kombinasi antara struktur organisasi lini dan struktur organisasi fungsional, dengan
satu orang manager pabrik tenaga kerja di PT CCAI kurang lebih 900 karyawan.
Berikut merupakan struktur organisasi pada PT CCAI Cibitung yang dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2 Struktur Organisasi CCAI Cibitung

2.6 Ketenagakerjaan CCAI Cibitung

CCAI mempunyai lebih dari 900 pegawai, dengan sejarahnya yang panjang di
Indonesia, CCAI konsisten merekrut orang-orang muda berpotensi untuk mengisi
peran penting di perusahaan dan juga tetap membuka peluang bagi para tenaga
profesional yang berpengalaman Filosofi program pengembangan. CCAI menekankan
“Hands on Experience” yang dikombinasikan dengan coaching dan mentoring secara
terus menerus serta program pelatihan di dalam kelas.
Waktu kerja untuk karyawan tetap bagian administrasi dan pegawai setingkat
supervisor keatas adalah dari jam 08.00-17.00 WIB dengan istirahat 1 jam, sedangkan
pegawai bagian produksi dan quality control terbagi menjadi 3 shift, yaitu shift 1 pukul
07.00-15.00 WIB, shift 2 dari pukul 15.00-23.00 WIB, dan shift 3 dari pukul 23.00-
07.00 WIB.

2.7 Aktifitas Manufaktur dan Produksi

2.7.1 Kualitas Produk

The Coca Cola System tidak hanya mematuhi undang-undang tentang


pengolahan makanan dan pelabelan, namun juga mematuhi standar Coca-Cola sendiri
yang lebihtinggi dan ketat untuk memastikan kualitas terbaik. Coca-Cola juga
berinvestasi dalam membangun laboratorium quality assurance pada setiap pabrik
untuk memastikan bahwa semua produk memenuhi standar yang dibutuhkan,
2.7.2 Lini Produksi

Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki total 36 lini produksi di 8 pabrik di


seluruh Indonesia. Sedangkan BWBC memiliki 2 lini produksi di pabrik Sulawesi
Utara.

2.7.3 Manajemen Air Limbah dan Karbon

Di semua pabrik milik Coca-Cola, mereka memastikan bahwa 100% air limbah
hasil operasi manufakturnya diolah kembali secara ketat sehingga dapat dikembalikan
lagi ke alam secara aman.
Coca-Cola juga berinvestasi dengan teknologi yang disebut "blow-fill” yang
memungkinkan untuk mendesain ulang dan mengurangi berat kemasan botol plastik
(PET) untuk minuman bersoda dan air minum dalam kemasan. Blow-fill juga
memungkinkan botol-botol untuk diproduksi dengan PET resin yang lebih sedikit
ataudengan resin daur ulang.

2.8 Unit Produksi

2.8.1 Bahan Baku CCAI

Produk dari Coca-Cola Amatil Indonesia sebelum sampai ke tangan konsumen


berawal dari bahan baku pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa
tahapan yaitu, persiapan bahan, pencampuran, pemcucian, pengisian dan penutupan,
pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan pengangkutan. Produk minuman ringan
yang diproduksi oleh Coca-Cola Amatil Imdonesia tidak hanya Coca-Cola atau
minuman berkarbonasi saja tetapi terdapat pula teh, susu, minuman isotonik, jus, air
mineral, dan kopi. Salah satu proses pembuatan produk yang dijelaskan saat kunjungan
ke Coca-Cola Amatil Indonesia ialah minuman berkarbonasi. Bahan baku pembuatan
produk antara lain air, gula rafinasi, sirup konsentrat, dan CO2.

2.8.1.1 Air

Kebutuhan air CCAI dipasok dari tiga sumur bor, air yang didapat dari ketiga
sumur tersebut tidak langsung digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman
tetapi diberi beberapa perlakuan pemurnian terlebih dahulu sehingga sesuia dengan
standar yang ditentukan oleh CCAI. CCAI melakukan pengolahan air dalam tiga unit
yang saling berhubungan untuk memenuhi persyaratan bagi industri minuman ringan,
yaitu: Unit Penyaringan Vorti (Vorti Filter Point), Unit Penghilangan Alkali
(Dealkalizer Plant), dan Japan Bottling American System Plant (JBAS Plant).
2.8.1.2 Gula

Gula yang digunakan sebagai bahan pemanis dalam industri minuman ringan
adalah sukrosa. Komponen gula diperlukan untuk menyeimbangkan beberapa
kokmponen lain dalam minuman ringan. Fungsi gula yang lainnya adalah sebagai
pembawa komponen flavor agar merata di seluruh bagian minuman. Gula yang dating
dari supplier dikemas dalam kantong plastik yang dilapisis karung goni dengan berat
masing-masing 100 kg.

2.8.1.3 Konsentrat

Konsentrat sebagai penentu cita rasa minuman yang diperoleh dari Coca-Cola
Amatil. Konsentrat berbentuk bubuk dan cair. Konsentrat ini terdiri dari dua bagian
yang penggunannya dilakukan secara bersamaan karena fungsinya yang saling
melengkapi. Konsentrat Coca-Cola berbentuk cair untuk kedua bagiannyam sedangkan
konsentrat Fanta dan Sprite, masing-masing berbentuk padat dan air. Selain itu,
konsentrat Fanta dan Sprite mengandung asam benzoat yang berfungsi sebagai
pengawet.

2.8.1.4 Karbondioksida

Karbondioksida (CO2) adalah gas yang tidak berwarna dan berau sedikit tajam,
yang biasa ditambahkan pada minuman untuk memberikan efek sparkling, selain itu
gas ini akan memeperlambat kerusakan minuman. Karbondiokida digunakan sebagai
penyegar, pengawet, dan untuk memperkuat flavor. Karbondioksida yang diutuhkan
untuk produksi minuman berukurab liter memerlukan 4000-5000 kg CO2 per hari.

2.8.2 Bahan Penolong

Selain bahan baku utama dalam proses produksi juga dibutuhkan bahan
penolong. Bahan penolong merupakan bahan kimia yang biasa digunakan saat pross
produks yang tidak langsung digunakan dalam pengolahan produk. Bahan penolong
ynag digunakan untuk pengolahan air ialah klorin, karbon aktif, kapur, HCl, dan alkali.
Pencucian botol digunakan kaustik soda dengan HCl, arang aktif dan hiflosupercell
untuk pengolahan sirup, NaOH, dan CaPCl digunakan sebagai perendaman mesin-
mesin produksi.

2.8.3 Bahan Kemasan

Bahan kemasan yang digunakan adalah RGB untuk botol kaca, PET untuk botol
plastik, kaleng, gelas plastik dan bag in box (BIB). Botol PET dibuat dari botol profer
yang akan masuk ke mesin blowing. Botol dalam msin blowing akan ditiupkan udara
sehingga terbentuk botol yang sesuai dengan cetakannya. Botol yang sudah terbentuk
dibawa oleh conveyor menuju filler untuk diisi minuman sesuai degan kapasitas botol
lalu masuk ke mesin harmer untuk mengembalikan suhu botol yang dingin menjadi
suhu kamar juga bertujuan agar laber produk tidak rusak.

2.8.4 Proses Pembuatan

Proses produksi diawali dengan penyiapan bahan baku pembuatan sirup Coca-
cola, Famta, Sprite. Proses pembuatan sirup dilakukan dalam line tertutup, sebab sirup
gula merupakan bahan yang sangat mudah menyerap bau-bauan dan gas lainnya.
Proses ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama membuat sirup awal yang merupakan
campuran antara air dengan gula pada perbandingan tertentu. Tahap selanjutnya adalah
pencampuran sirup awal dengan konsentrat yang menghasilkan sirup akhir.

2.8.4.1 Sirup Awal

Tangki terlebih dahulu disanitasi dengan menggunakan deterjen dan uap panas
bersuhu 85˚C. Kemudian air dan gula dicampur dengan perbandingan tertentu dan
diaduk selama 30-40 menit di dalam tangki. Tahap pencampuran terdiri dari pra
pelapisan (precoating), penyaringan, dan sterilisasi. Tujuannya untuk mendapatkan
campuran sirup awal bebas dari kotoran dan kontaminan yang tidak dikehendaki akibat
penambahan gula, sekaligus menghilangkan bau-bau menyimpang.

2.8.4.2 Sirup Akhir

Sirup awal yang telah disterilisasi dapat diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan sirup akhir, yaitu dengan menambahkan konsentrat sesuai dengan flavor
yang diinginkan dan konsentrasi tertentu serta dicampur lagi dngan air. Konsentrat
yang digunakan ada 2 jenis. Pertama konsentrat berbentuk bubuk untuk sprite dan
Fanta serta liquid untuk Coca-cola. Konsenrat ini dilarutkan dalam air dan
ditambahkan pada sirup di dalam tangki sirup akhir. Selanjutnya yaitu penambhan
konentrat berbentuk cair untuk ketiga jenis produk. Sirup akhir ini harus segera
digunakan untuk produksi karena daya simpannya yang cukup rendah.

2.8.5 Proses Pencampuran dan Karbonasi

Sirup akhir selanjutnya dialirkan ke alat pancampur (proportioner) yaitu GOB


(Gravity Orifice Blender). Sirup akhir dalam GOB akan dicampurkan dengan air dari
deaerator. Campuran sirup akhir dan air diuku derajat kemanisannya dengan cara
elektronik (density meter) ataupun secara manual (hydrometer). Derajat kemanisan
yang sudah sesuai dengan standar, dialirkan ke karbonator pendingin (carbocooler)
untuk mengalami proses karbonasi. Campuran minuman yang terbentuk dalam
karbonator pendingin lalu dialirkan ke dalam mesin pengisi dan siap untuk dibotolkan.

2.8.6 Proses Pembotolan

Proses pembotolan dan pengemasan merupakan rangkaian proses-proses pada


jalur produksi yang berjalan secara otomatis. Proses ini dimulai dari masuknya botol
kosong kotor sampai botol keluar dalam kedaan sudah terisi dan siap untuk dipasarkan.
Proses produksi dimulai dengan pengangkutan botol-botol kosong. Pengangkutan
botol-botol kosong lengkap dengan peti plastiknya (krat dilakukan dengan forklift
menuju ruang produksi. Botol dan kratnya diletakkam pada conveyor lalu bootl dibawa
menuju mesib oemisah botol dari krat (uncaser), mesin pencuci krat (case washer),
inspeksi awal terhadap botol yang masuk jalur produksi (Pre Infeed Inspection), mesin
pembuka tutup botol jenis ulir (Decapper), mesin pencuci botol (bottle washer),
elektronik (electronic bottle inspection), mesin pengisi minuman (filler), dan penutup
botol (crowner/capper), mesin pencetak tanggal prpduksi (date coder), inspeksi
terhadap produk akhir (full product inspection), mesin pengepak botol (case packer),
dan mesin penyusun krat pada palet (pallet loader).

2.8.7 Quality Control

Penjaminan mutu dari produk yang dihasilkan dikontrol oleh bagian


departemen quality control. Quality control bertujuan untuk mempertahankan kualitas
produk sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar. Pengendalian yang
dilakukan oleh CCA tidak hanya dari produk yang ada di pabrik tetapi juga produk
yang berada di pasaran. Setiap bulan pihak CCA mengumumkan hasil pengujian
produk yang mereka uji kepada pabrik pembotolan masing-masing. Pengendalian mutu
yang dilakukan di CCA meliputi pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu
selama proses pengolahan berlangsung, dan pengendalian mutu terhadap produk akhir.

2.9 Laboratorium CCAI Cibitung

Laboratorium ini berfungsi untuk mengecek produk sesuai dengan standar mutu
yang ditetapkan, jika produk tersebut tidak lolos dalam tahap pengecekan maka produk
tersebut dibawa ke tempat pengolahan limbah dan tidak ada produksi ulang.Satu lini
produksi terdapat satu analis. Tugas seoranganalis menjaga kualitas produk salah satu
parameternya adalah mengecek tekanan CO2 dalam minuman berkarbonasi dengan
menggunakan alat Carbo Cooler. Sedangkan untuk menegecek derajat kemanisan
produk minuman menggunakan alat yaitu densitimeter. Hasil derajat kemanisan yang
diperoleh dibandingkan dengan standar derajat kemanisan yang telah ditetapkan.
Parameter uji lainnya yaitu pengecekan tutup botol dengan alatgo atau no-go, yaitu
alatuntuk memeriksa bagian berulir seperti tutup botol telah sesuai spesifikasi
berdasarkan ukuran yang tepat dan dilapisi dengan baik ke arah yang benar.
2.10 Produk Coca-Cola Amatil Indonesia

Coca-Cola Amatil Indonesia tidak hanya menghasilkan produk coca cola saja.
Namun, menghasilkan produk produk minuman lainnya yang terbuat dari soda, jus,
susu, air mineral, minuman berion, teh, dan kopi. Produk produk yang telah dipasarkan
oleh Coca-Cola Amatil Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.

Produk Coca Cola Amatil Indonesia

Gambar 3 Produk Coca-Cola Amatil Indonesia

2.11 Kegiatan Pemasaran CCAI Cibitung

Kegiatan marketing adalah suatu cara untuk berkomunikasi dengan konsumen.


Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) berhubungan dengan konsumen melalui berbagai
cara yang kreatif, menyenangkan, dan bertanggung jawab.

2.11.1 Market Share

Coca-Cola merupakan pemimpin pasar minuman berkarbonasi dan jus, serta


teh siap minum. Tak hanya sukses di pasar tradisional melalui distribusi langsung,
grosir, dan ‘Managed Third Party', Coca-Cola juga sukses di pasar modern.

2.11.2 Pelanggan dan Distribusi

Produk Coca-Cola dijual di sekitar 1.5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia.
Coca-Cola mendukung perekonomian melalui 600.000 pelanggan dan 2.800 pemasok
Lebih dari 285.000 kulkas pendingin milik Coca-Cola ditempatkan di pasar. Semua
pendingin dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik
hingga 35%. Coca-Cola mengoperasikan lebih dari 1.300 truk pengiriman dari 85 pusat
distribusi, menjadikan sistem distribusi CCAI salah satu yang terbesar di Indonesia.
3 PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan ke PT Coca-Cola Amatil kota Cikarang


Barat (Cibitung), diperoleh bahwa mahasiswa atau mahasiswi Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor Program Studi Analisis Kimia telah dapat mengetahui sejarah
berdirinya PT Coca-Cola Amatil Indonesia dan Coca-Cola Company, telah tahu
bagaimana proses pembuatan Coca-Cola, Sprite, Minute Maid, dan produk PT Cola-
Cola lainnya, telah tau bagaimana proses pembuatan kemasan, bahan-bahan kemasan,
dan proses pengolahan limbah di PT Coca-Cola di kota Cikarang Barat (Cibitung).

3.2 Saran

Kuliah lapangan atau kunjungan lapangan ke perusahaan seharusnya dilakukan


tidak hanya sekali melainkan beberapa kali dengan berbagai perusahaan dan balai yang
beragam dengan demikian mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas.
Kemudian disamping itu kunjungan ke PT Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki
humas yang cukup kompeten dalam menjelaskan seluk beluk perusahaan dan
marketing perusahaan sendiri, namun sedikit koreksi pada bagian penyampaian
marketing dan proses pendistribusian terlalu lama dan juga tidak menjelaskan tentang
bagaimana proses pembuatan ataupun proses kimia yang menjadi acuan dalam proses
pembuatan minuman berkarbonasi ini khususnya dikarenakan bagian humas, bukanlah
seorang kimiawan atau orang produksi dan Quality Control.
4 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai