Disusun oleh :
Halomoando Ezra
19/452695/PEK/25647
Executive A Angkatan 47 B Jakarta
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah minuman berkarbonasi di dunia dimulai ketika minuman bersoda ditemukan tentang bagaimana
cara penggabungan karbondioksida atau CO2 dengan air yang tujuannya untuk obat terapi kesehatan pada
abad ke-16. Lalu tahun 1767, Joseph Priestley sebagai ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan jika CO2
yang ditambahkan dalam air dapat mennghasilkan rasa asam dan dapat memberikan tambahan energi agar
tetap sehat bagi para angkatan laut yang sedang berlayar. Lalu tahun 1886 ada seorang ahli farmasi yang
bernama John Smith Pemberton yang meracik biji koka, biji kola, dan anggur sehingga dikenal saat ini
sebagai Coca-Cola.
Sejarah minuman tersebut adalah bagaimana produk Coca Cola lahir sehingga menjadi cikal bakal Coca
Cola Amatil Indonesia.
Dalam korelasinya dengan Pandemi Covid 19, telah ditemukan beberapa variabel permasalahan yang
dijelaskan dalam analisis faktor lingkungan, sehingga penulis memfokuskan penulisan berdasarkan empat
analisis, yaitu :
Page 2 of 14
1.2. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, penulis akan membahas dua rumusan masalah yang akan dijabarkan dalam setiap
analisis faktor lingkungan, yaitu:
a) Apa saja peluang dan ancaman dari analisis Five Forces pada industri minuman ringan yang dilakukan
Coca Cola Amatil Indonesia ?
a) Mengetahui peluang dan ancaman dari dari analisis Five Forces pada industri minuman ringan yang
dilakukan Coca Cola Amatil Indonesia.
Page 3 of 14
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Saat ini CCA beroperasi di enam negara, yaitu Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua
Nugini, dan Samoa. CCA di Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.000 pekerja. Sejumlah besar pihak
eksternal seperti pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh pendapatan dari hasil
berbisnis dengan CCAI.
Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung,
Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan dan
distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait
dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok.
Coca Cola Amatil Indonesia berfokus kepada memberikan rasa aman, fleksibel, dan tempat kerja
inklusif bagi karyawan (Our People), memberikan pilihan dan informasi bagi konsumen untuk menentukan
pilihan (Wellbeing), beroperasi dengan penuh tanggung jawab untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan serta meninggalkan hanya hal-hal yang bersifat positif dan berkelanjutan (Environment), serta
bermitra dengan masyarakat untuk memastikan kehadiran CCAI membawa manfaat bagi kedua belah pihak
(Community). Pada bagian wellbeing merupakan cerminan dari strategi bisnis induk Coca Cola Company
yaitu berfokus kepada apa yang ingin dibeli konsumen (wellbeing) dengan memproduksi minuman rendah
dan tanpa gula dalam mendukung rekomendasi otoritas kesehatan (WHO) untuk membatasi asupan gula
tambahan hingga tak lebih dari 10 persen dari total asupan kalori/energi harian.
Page 4 of 14
2.2. Misi, Visi dan Nilai
2.2.1. Misi
Coca Cola Amatil Indonesia memiliki misi untuk terus bertahan (sustain). Misi ini menegaskan tujuan Coca
Cola Amatil Indonesia sebagai sebuah perusahaan dan memiliki fungsi sebagai standar tolok ukur seluruh
tindakan dan keputusan Coca Cola Amatil Indonesia.
2.2.2. Visi
Visi Coca Cola Amatil Indonesia yaitu membentuk kerangka kerja Peta Jalan CCAI dan memandu setiap
aspek dari bisnis CCAI dengan menjelaskan target yang perlu dicapai oleh CCAI untuk terus meraih
pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkualitas.
2.2.2.1. SDM: Menjadi tempat kerja yang baik dimana orang dapat terinspirasi untuk memenuhi
potensi mereka.
2.2.2.2. Portofolio: Menghadirkan portofolio merek minuman berkualitas yang mampu
mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan orang ke seluruh dunia.
2.2.2.3. Mitra: Menjaga jaringan pelanggan dan pemasok yang unggul, bersama menciptakan nilai
bersama yang mampu bertahan lama.
2.2.2.4. Planet: Menjadi warga negara yang bertanggung jawab yang membuat perbedaan dengan
membantu membangun dan mendukung masyarakat yang berkelanjutan.
2.2.2.5. Keuntungan: Memaksimalkan pengembalian jangka panjang kepada pemilik saham
dengan memperhatikan tanggung jawab secara keseluruhan.
2.2.2.6. Produktivitas: Menjadi organisasi yang sangat efektif, terstruktur, dan bergerak cepat.
2.2.3. Nilai
Nilai-nilai perusahaan Coca Cola Amatil Indonesia berfungsi sebagai kompas atas tindakan CCAI dan
mengilustrasikan cara CCAI berperilaku di seluruh dunia.
2.2.3.1. Kepemimpinan: Berani untuk membentuk masa depan yang lebih baik
2.2.3.2. Kolaborasi: Memanfaatkan kecerdasan kolektif
2.2.3.3. Integritas: Jujur kepada diri sendiri dan orang lain
2.2.3.4. Akuntabilitas: Jika suatu hal terjadi, saya harus bertanggung jawab
2.2.3.5. Semangat: Berkomitmen dalam hati dan pikiran
Page 5 of 14
2.2.3.6. Keanekaragaman: Selalu bersikap inklusif seperti halnya merek kami
2.2.3.7. Kualitas: Melakukan yang terbaik dalam semua yang kami lakukan
Jantung Value Proposition Coca Cola Amatil Indonesia terletak pada CUSTOMERS (pelanggan)
yang terus berkembang dan merupakan komitmen CCAI untuk memberikan kualitas, keandalan,
kenyamanan dan layanan kepada lebih dari 630.000 pelanggan di enam wilayah geografis pasar
CCAI.
CCAI menyediakan tempat kerja yang aman, terbuka, beragam, dan inklusif di
mana PEOPLE (setiap orang) mendapatkan energi yang sama seperti yang CCAI capai.
Bekerja dengan merek dan PARTNER (mitra) bisnis yang berkomitmen untuk membangun operasi,
atas dasar kolaborasi dan kepercayaan. Kesuksesan bersama CCAI bergantung pada kemampuan
CCAI bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sebuah janji untuk melayani CONSUMERS (konsumen) dengan memproduksi merek favorit
mereka dan memberikan pilihan serta informasi dalam tiap portofolio untuk semua orang, di mana
saja, setiap hari dan bertujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi komunitas CCAI.
CCAI ingin meninggalkan warisan positif dan memastikan dampak minimal terhadap
ENVIRONMENT (lingkungan), termasuk upaya untuk memenuhi komitmen kami pada
pengemasan, air, energi dan pengurangan karbon.
Sumber : https://www.ccamatil.com/id-id/Tentang-kami/Value-Proposition-Amatil
Page 6 of 14
BAB III
Page 7 of 14
Coca Cola Amatil Indonesia masih dikatakan memiliki pangsa pasar yang besar, karena dilihat
berdasarkan penjelasan pada website https://www.ccamatil.com/id-id/Tentang-kami/Bisnis-kami
menjelaskan bahwa Coca Cola Amatil Indonesia sudah memiliki 2.800 pemasok dan sudah berhasil
menjual 1,5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia. Untuk itu, terdapat beberapa aspek dari analisis
Five Forces di masa pandemi Covid 19 dengan mengikuti proses bagan di atas yang didukung pada
penjelasan pada situs https://mmsi.binus.ac.id/2020/06/30/porter-five-forces-analysis-on-coca-cola/,
yaitu :
Pada analisa ini melihat bagaimana pesaing bisnis minuman ringan yang dihadapi oleh Coca
Cola Amatil Indonesia yaitu Sosro di Indonesia. Hal itu dapat terlihat dari hadirnya minuman-
minuman ringan yang ditemukan di minimarket dan supermarket dari produk Coca Cola Amatil
Indonesia mapun produk Sosro yang subsidiary product.
Page 8 of 14
3.1.2 Threat of new entrants: Weak
Pada analisa ini melihat bahwa kesempatan untuk produsen bisnis minuman ringan baru dalam
mencuri perhatian pasar dengan jangka waktu yang pendek sangat tidak mungkin jika
disandingkan Coca Cola Amatil Indonesia. Karena pasti harus ada investasi yang besar dalam
memastikan pergerakan operasi dan marketing minuman ringan tersebut. Dimana, ada beberapa
brand lokal yang marketingnya masih membutuhkan jasa yang biaya investasinya tidak murah.
Lalu untuk pemain baru pun juga membutuhkan waktu dalam membangun brand loyalty
customer yaitu dengan dampak dari hasil operasi dan marketing yang sudah diinvestasikan. Jadi,
kesimpulannya kalau pun pemain baru ingin berkompetisi dengan Coca Cola Amatil Indonesia
pada skala kecil dan menengah, membutuhkan brand yang meyakinkan konsumen serta
membutuhkan modal dan tenaga kerja yang handal di bidangnya, karena operasional dan
marketing yang sudah disebutkan tadi.
Page 9 of 14
3.1.3 Threat of substitues product : Strong
Page 10 of 14
3.1.4 Threat of Bargaining power of buyers/customers: Weak
Bargaining power dari pembeli individu Coca Cola Amatil Indonesia bersifat rendah. Dimana
rata-rata pembeli produk Coca Cola Amatil Indonesia membeli dengan volume yang kecil dan
tidak terkonsentrasi kepada market yang spesifik. Customer Coca Cola Amatil Indonesia tidak
terlalu sensitif terhadap harga jual produknya. Sehingga, yang menjadi bargaining power adalah
pemilik toko atau retailer karena membeli dalam volume yang besar, hal itu dijelaskan pada
website Coca Cola Amatil Indonesia terkait jumlah pemasok sebesar 2.800 pemasok. Sehingga,
kesimpulannya threat bargaining power of buyers/cuatomers bersifat rendah (weak). Tetapi
bargaining power dari retailer bersifat tinggi (high).
Page 11 of 14
3.1.5 Threat of suppliers' growing bargaining power : weak
Jumlah dari supplier Coca Cola Amatil Indonesia bersifat tinggi tetapi switching costnya rendah.
Dimana ketika Coca Cola Amatil Indonesia memiliki kemudahan dalam berganti supplier, tetapi
supplier tidak mudah berganti produk di luar Coca Cola Amatil Indonesia.. Karena, ada
beberapa faktor yaitu :
Page 12 of 14
BAB IV
Page 13 of 14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ccamatil.com/id-id
https://www.cocacola.co.id/perusahaan-kami/misi-visi-nilai
https://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_ringan
https://mmsi.binus.ac.id/2020/06/30/porter-five-forces-analysis-on-coca-cola/
https://www.ccamatil.com/id-id/Minuman-kami/Promosi-produk
http://sinarsosro.id/produk
Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland. (2018). Crafting & Executing STRATEGY. McGraw- Hill
Education, New York.
Page 14 of 14