Anda di halaman 1dari 2

Executive Summary Pertemuan ke-3 (BJ11, CM4, Artikel#2 dan #3, Kasus No.

#2)

Oleh : Halomoando Ezra (19/452695/PEK/25647)

STRATEGI DIVERSIFIKASI

Sebelum melakukan diversifikasi, manager harus berpikir bagaimana perusahaan bisa menjadi lebih
baik dari kompetitor, yaitu dilihat juga dari bagaimana board of directors melakukan ekspand ke pasar
baru, lalu juga bagaimana senior manager harus mengumpulkan data termasuk perhitungan internal
rate of return, forecast pasar, penilaian kompetitif dibawah tekanan waktu yang intens.

Sebelum manager mempertimbangkan akan melakukan diversifikasi atau tidak, hendaknya manager
berpikir tentang beberapa pertanyaan berikut :

Apakah perusahaan dapat melakukan yang lebih baik daripada kompetitor di pasar?

Perusahaan harus mampu mengidentifikasi hal unik yang tidak dapat dipisahkan dari kekuatan
kompetitif perusahaan sebelum fokus kepada hal yang lain. Lalu menentukan tools yang tepat dalam
mengaplikasikan kekuatan kompetitif perusahaan atau disebut sebagai strategic asset.

Strategic Asset apa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk sukses di pasar yang baru ?

Untuk menjawab pertanyaan ini penulis melihat dari contoh perusahaan Coca Cola Company dilihat
dari pemasararan dan brandingnya, serta kemampuan distribusinya sebagai variabel strategic asset.
Perusahaan Coca Cola Company mengakuisisi sebuah bisnis wine sebagai kekuatan imperatif Coca
Cola Company, tetapi Coca Cola kurang menguasai pengetahuan tentang bisnis wine dengan baik,
sehingga meskipun secara 90 % Coca Cola berhasil di industrinya yang baru, tetapi secara 10 % Coca
Cola tidak punya kemampuan untuk menghasilkan kualitas wine yang baik. Dari contoh kasus ini,
managament harus bisa tahu mengambil keputusan yang tepat dalam menggunakan strategic
assetnya sesuai dengan proporsionalnya.

Apakah perusahaan bisa melampaui kompetitor dalam persaingan bisnisnya ?

Dalam hal ini perusahaan perlu mempertimbangkan akan melihat : Apakah perusahaan belum
menemukan faktor kritikal untuk sukses di pasar yang baru, Apakah perusahaan bisa atau perlu
mengakuisisi ?. Hal ini dilihat dari contoh perusahaan Sharp pada tahun 1950, bagaimana perusahaan
memutuskan untuk menambah kekuatannya di bidang bisnis televisi dan microwave oven. Lalu contoh
lainnya seperti The Walt Disney Company yang melakukan strategi diversifikasi dengan melakukan
ekspand bisnis tidak hanya bisnis animasi tetapi juga mewujudkan tema animasi dalam bisnis theme
park mereka, live entertainment, cruise line, resort, TV broadcasting, dan retail.
Akankah diversifikasi membuat strategic asset tidak berfungsi dengan baik?

Banyak perusahaan menggunakan melakukan uji coba akan strategic asset mereka di pasar yang baru
tetapi hasilnya tetap gagal. Hal itu, dikarenakan perusahaan memisahkan variabel assetnya satu sama
lain sehingga tidak dapat bekerja dengan baik, karena variabel strategic asset tidak dapat bekerja
secara mandiri tanpa adanya variabel strategic asset lainnya.

Akankan perusahaan bisa menjadi pemain di perusahaan yang baru atau akankah perusahaan bisa
menjadi pemenang ?

Diversifikasi perusahaan biasanya sering kali dengan cepat dikalahkan oleh kompetitor yang baru. Hal
itu karena perusahaan gagal mempertimbangkan apakah strategic assetnya bisa dengan mudah di
imitasi, atau dibeli dipasar, atau digantikan.

Apa yang perusahaan bisa lakukan dalam mendiversifikasi, dan apakah manager mampu untuk
mempelajarinya?

Perusahaan yang cerdas mampu untuk melakukan diversifikasi dengan belajar dari pengalaman.
Mereka melihat kesempatan bisnis sebagai penunjang pertumbuhan bisnis inti perusahaan, sehingga
bisa menjadi batu loncatan perusahaan kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai