Anda di halaman 1dari 4

Nama : Halomoando Ezra

Nomor : 19/452695/PEK/25647
Kelas : Eksekutif A 47 B

Kasus
Di dalam artikel bcg.com yang terbit pada 13 November 2017 dengan headline "Nokia :
Reprogramming for Growth" menjelaskan tentang bagaimana ketika Nokia melakukan Turn Around
Strategy dengan melakukan beberapa mitigasi keputusan oleh board member dengan mengorbankan
beberapa aset perusahaan untuk dijual demi mengamankan sustainability perusahaan. Dalam
aplikasinya jika mengacu kepada penjelasan kelompok pada sesi pertemuan tanggal 30 November 2020,
Nokia mengalami decline process, yaitu :
1. Over Expansion : Nokia mengalami penurunan market kapitalisasi pasar sebesar 96% pada
tahun 2012 dibandingkan tahun 2007 pada bagan di bawah ini

Sumber : https://www.bcg.com/publications/2017/transformation-value-creation-strategy-
nokia-reprogramming-growth

2. Inadequeate financial controls and high cost : perusahaan nokia juga mengeluarkan uang tunai
dan mengalami kerugian operasi sebesar 2 milliar dolar di enam bulan pertama pada tahun
2012.
3. New Competition Entering the Market : Pada perang ekosistem mobile, Apple's iOS dan
Google's Android, dimana secara cepat Apple dan Google dapat menguasai pasar.
Turnaround Strategy Perusahaan
Berdasarkan penjelasan kelompok pada sesi pertemuan tanggal 30 November 2020, dijelaskan dalam
bagan dibawah ini tentang langkah-langkah turnaround strategy perusahaan.

1. Restructuring : Rajeev Suri sebagai pegawai lama Nokia Networks sebelumnya dipercaya
menjadi CEO pada pertengahan 2014, beliau melakukan eksekusi strategi dengan melakukan
transisi produk inti perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan customer.

2. Asset Redeployment : Nokia memutuskan menjual mobile phone businessnya kepada


Microsoft, sehingga Nokia mengumumkan melakukan divestasi yang terkandung dalam
kesepakatan 7.2 Miliar Dolar Amerika pada bulan September 2013.

Selective product/market strategy :


Offensive
-Setelah Nokia memutuskan menjual mobile phone businessnya kepada Microsoft, Nokia
melihat adanya kesempatan dengan memutuskan untuk membeli saham Siemens. Karena
sebelumnya, masa joint venture antara Nokia dengan Siemens akan segera berakhir, sehingga
salah satu perusahaan diasumsikan harus memiliki kepemilikan penuh.

-Lalu pada tahun 2015, Nokia mengumumkan akan akuisisi Alcatel-Lucent. Dengan adanya
akuisisi 16.6 Miliar Dolar Amerika, Nokia sudah melakukan ekspansi dari provider-mobile
network menjadi provider full-service network infrastructure (termasuk didalamnya IP routing
dan optical networks).

Deffensive
-Di tahun 2015 juga, Nokia semakin memfokuskan inti bisnisnya dengan menjual bisnis
pemetaan Nokia kepada perusahaan mobil Jerman yaitu Audi, BMW, dan Daimler sebesar 3
Miliar Dolar Amerika.
3. Repositioning :
Offensive
-Nokia melakukan reposisi bisnis dari mobile device menjadi penyedia infrastruktur jaringan,
dengan mengutamakan paten fokus bisnis nokia dibidang inovasi akan virtual reality dan
digital health.

Deffensive
-Diawal tahun 2017, Nokia sudah melakukan turned over 99% basis karyawan, turned over
80% board member, dan menyisakan satu member tim eksekutif.

Kesimpulan :
Hasil dari langkah-langkah turnaround strategy yang dilakukan oleh Nokia menyatakan bahwa pada
bulan Juli 2017, kapitalisasi pasar nokia meningkat sebanyak 500 % sejak bulan Juli 2012.

Sumber : https://www.bcg.com/publications/2017/transformation-value-creation-strategy-nokia-
reprogramming-growth

Dari kesuksesan ini, dapat dilihat bahawa Nokia mampu mengendalikan massive distruption, mampu
meriorientasi perusahaanya sendiri, dan bangkit menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Daftar Pustaka
https://www.bcg.com/publications/2017/transformation-value-creation-strategy-nokia-
reprogramming-growth

Anda mungkin juga menyukai