MAKALAH
PRARANCANGAN PABRIK
ISOPROPYL ALCOHOL DARI
PROPYLENE
DAN AIR
OLEH
KELOMPOK 10
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun,
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , maka dari
itu kami berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun supaya kedepannya lebih
baik lagi.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bahan kimia yang masih diimpor adalah Isopropyl alcohol. Isoprophyl alcohol
adalah bentuk kedua dari Alkohol yang lebih sederhana. Isoprophyl alcohol untuk pertama kali
diperkenalkan oleh “Barthelot” pada tahun 1855, dimana reaksi pembentukannya didasarkan
pada reaksi Propylene dengan air selanjutnya senyawa tersebut di Hidrolisa dengan
menggunakan air dan selanjutnya senyawa akan terbentuk Alkohol.
Pada tahun 1862 “Friedel” menemukan Isoprophyl alkohol dengan cara mereduksi
Aceton dengan menggunakan Sodium Amalgam. Akan tetapi, baik Barthelot maupun Friedel
gagal untuk mengidentifikasi secara benar dari senyawa ini. Baru kemudian pada tahun yang
sama, “Kolbe” berhasil mengidentifikasikan secara benar nama Isoprophyl alkohol.
Isoprophyl alcohol secara umum dianggap sebagai produk Petro kimia yang pertama.
Sebuah pabrik dengan skala Pilotplant telah dibangun oleh “ Melco chemical company” pada
tahun 1919. Tidak lama kemudian “Standart Oil Company” di New Yersey mempatenkan
produk Isoprophyl alkohol yang menggunakan bahan baku propylene serta pemurnian “Bay
Way”.
Walaupun proses pembuatan Isoprophyl alkohol ini mengalami banyak sekali kemajuan,
akan tetapi pada dasarnya masih menggunakan bahan yang sama yaitu Propylene dan air.
3
Sampai saat ini Indonesia masih mengimport dari luar negeri guna memenuhi kebutuhan
Isoprophyl alkohol, antara lain berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Belgia serta beberapa
negara di Asia.
Bahan baku utama yang digunakan didalam produksi Isoprophyl alkohol ini adalah gas
Propylene dan air. Dimana bahan tersebut sampai saat ini dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina
Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju dan air diperoleh dari Sungai Musi.
Mengingat kebutuhan senyawa ini dari tahun ketahun semakin meningkat maka dengan
didirikannya pabrik ini akan menggurangi ketergantungan bahan ini dari luar negeri.
Disamping itu juga akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang pada
akhirnya dapat menekan angka penganguran. Keterkaitan antara sektor industri dengan sektor
ekonomi lainnya diharapkan bisa dicapai subsitusi impor dan pada akhirnya mampu
berorientasi ekspor dengan pemenuhan kebutuhan didalam negri lebih dahulu.
A. Bahan Baku
a) Propilen
4
B. Produk
Produk Isopropyl alcohol telah banyak digunakan dalam industri diantaranya ialah :
4. Pelarut untuk pernis cair, addesive PVC, cat, dan tinta cetak,
5
5. Dapat dicampur dengan fragrance untuk membuat deodorant dan penyegar ruangan.
Bahan baku yang digunakan pada pabrik pembuatan isopropil alkohol ini adalah propilen
dan air. Propilen dapat diperoleh dari PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di
Komperta, Plaju. Air didapat dari Sungai Musi yang mengalir dekat pendirian pabrik ini.
Dengan demikian ketersediaan bahan baku tidak menjadi masalah karena cukup tersedia dan
mudah diperoleh.
Penentuan kapasitas pabrik Isopropil Alkohol ditentukan sesuai dengan kebutuhan dalam
negeri atau ekspor. Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik) kebutuhan Isopropil Alkohol
semakin meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Data import isopropil alkohol di Indonesia
6
Dari Tabel 1.2. di atas dapat digambarkan grafik kebutuhan isopropil alkohol di
Indonesia seperti di bawah ini :
30000
25000
Kebutuhan (ton)
20000
15000
0
0 1 2 3 4 5 6
Tahun
7
1.2. LOKASI PABRIK
Karena Isopropyl alcohol bersifat mudah terbakar, oleh karena itu kriteria lokasi
pendirian pabrik di titik beratkan pada kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dan dekat
dengan sumber air. Dengan pertimbangan tersebut maka Palembang merupakan kawasan yang
dekat dengan sumber bahan baku, seperti Propilen diperoleh dari PT. Pertamina Refinery Unit
III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju. Dan air diperoleh dari Sungai Musi.
Secara transportasi diperlukan untuk mengangkut bahan baku, memasarkan produk, dan
lain-lain. Oleh karena itu fasilitas jalan raya, rel kereta api atau pelabuhan, maupun Jalan Tol
mutlak sangat dibutuhkan. Di sekitar Palembang banyak terdapat kawasan industri yang telah
memiliki sarana transportasi yang memadai, baik itu jalur darat (dekat dengan jalan tol)
maupun jalur laut dengan adanya pelabuhan dikawasan Ilir Timur 2 yaitu pelabuhan Boom
Baru sehingga menjadikan proses pengkapalan dan pemasaran produk menjadi lebih cepat dan
efesien.
Penggunaan air pada industri sangatlah banyak jumlahnya. Maka sebagai alternatif
sumur atau mata air dapat dipakai sebagai supply. Namun karena jumlah air dari sumur atau
mata air sangat terbatas, maka pabrik dapat memperoleh air dari Sungai Musi. Untuk
mengatasi pengaruh musim, maka reservoir harus dipasang. Begitupun juga bahan bakar dan
listrik dipakai dalam jumlah besar dalam proses-proses kimia, maka guna menekan biaya
operasi, lokasi pabrik haruslah dekat dengan sumber bahan bakar dan lisrik atau dengan kata
lain energi untuk bahan bakar dan listrik haruslah selalu tersedia khusus untuk pemakaian
listrik. Listrik dapat disuplai dari PLN Keramasan yang letaknya tidak jauh dari pabrik atau
pembangkit listrik menggunakan generator.
Kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi dengan mudah karena kawasan tersebut terletak
di daerah Ilir Barat Satu yang lengkap dengan lembaga pendidikan formal maupun nonformal
sehingga untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan berkemampuan tinggi cukup
tersedia. Dengan pemilihan lokasi di sekitar kota Palembang berarti akan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian daerah.
8
Gambar 1.2.1 Peta lokasi pabrik
9
BAB II
PENJELASAN DISKRIPSI PROSES
T-01
air C-02 30°C
(24)
E-01 1 atm
(1)
K-01 propilen
(2)
MP-01
H-01 H-02
(22)
T = 69,12 oC
P = 1,026 atm
R-01
(7) T = 81,66 oC
cw out P = 1,184 atm (15) CD-02
T = 135 oC
P = 98,7 atm
ACC-02
(9)
(6)
T = 81,66 oC
P = 1,244 atm KD-02
(4)
H-03 P-03
KD-01
(8) (11)
GLS-01
(5) T = 97,73 oC P-04
P-02
MT-01 P = 1,381 atm
C-01
T = 65,57 oC
T = 65 oC P = 1 atm (19)
P = 1,5 atm
(13)
T = 119,15 oC (18)
P = 1,907 atm
(12) RB-02 (20)
Keterangan Gambar
ACC : Accumulator KD : Kolom Destilasi
C : Cooler MP : Mix Point
CD : Condenser P : Pompa
E : Exchanger R : Reaktor
GLS : Gas-Liquid Separator RB : Reboiler
H : Heater T : Tangki
K : Kompresor MT : Mixer
10
2.2 DESKRIPSI PROSES
Proses pembuatan isopropil alkohol dengan menggunakan Proses Direct Hydration, yang
dipilih dari US. Pat. No. 7,399,891 B2, 15 Juli 2008. [2]
• Tahap Preparasi
Bahan baku utama yang digunakan adalah propilen dan air. Propilen yang dibeli dari
PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju disalurkan melalui
pipa gas bawah tanah melewati Gas Metering Station (GMS) dan air disiapkan dari unit utilitas.
Bahan baku propilen (kemurnian 99% mol) dari GMS dipanaskan dengan menggunakan aliran
produk Isopropil Alkohol (IPA) sebagai pemanas pada exchanger (E-01), kemudian aliran
tersebut dicampur dengan aliran recycle propilen dan air dari utilitas. Air yang ditambahkan
pada aliran feed gas ini bertujuan untuk penjenuhan feed gas. Bahan baku air dari utilitas
dicampur dengan aliran recycle air dari RB-01 Kemudian masing-masing bahan baku yaitu
propilen dan air dipanaskan pada H-02 dan H-01 sampai temperatur 135oC sebelum memasuki
reaktor (R-01).
• Tahap Hidrasi Propilen
Reaksi hidrasi propilen berlangsung pada isotermal multi tube reaktor dengan katalis
sulfonated styrenedivinylbenzene ion exchange resin. Pada reaktor ini terjadi reaksi secara seri.
Propilen bereaksi dengan air menghasilkan isopropil alkohol (IPA). Sebagian IPA bereaksi
dengan propilen menghasilkan by product diisopropil eter (DIPE) Proses ini terjadi pada
kondisi operasi 135oC dan tekanan 98,7 atm. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C3H6 + H2O CH3CH(OH)CH3
Propylene air Isopropil alkohol (IPA)
Panas reaksi yang timbul akibat reaksi yang terjadi dialam reaktor (R-01) dikontrol
dengan Cooling Water. Produk dan bahan baku yang tidak bereaksi keluar melalui bagian
bawah reaktor. Kemudian aliran tersebut diturunkan tekanannya dengan memasang restricted
orifice pada pipa dan melalui valve hingga tekanan turun mencapai 3 atm. Setelah itu aliran
11
didinginkan sampai 65oC dengan mengalirkannya melalui cooler (C-01). Aliran yang telah
didinginkan dialirkan ke Gas-Liquid Separator (GLS-01) untuk memisahkan aliran gas
(propilen dan propana) dengan aliran liquid (DIPE, IPA, dan air).
Propilen direaksikan dengan asam sulfat pada tekanan 10 -70 atm pada temperatur 20 -
30 oC, sehingga terbentuk isopropil hidrogen sulfat, lalu dihidrolisa menghasilkan isopropil
alkohol.(Kirk, R.E and Othmer,D.F.,1997) [3]
12
2. Direct Hydration (Hidrasi Langsung)
Proses direct hydration ini merupakan perkembangan dari proses hidrasi dalam
pembuatan isopropil alkohol yang sebelumnya menggunakan propilen. Pada proses ini
propilen direaksikan dengan air untuk membentuk isopropil alkohol. Reaksi terjadi pada
temperatur 65 °C – 135 °C. dan tekanan 3 atm - 98,7 atm.
Reaksi :
C3H6 + H2O CH3CH(OH)CH3
Propylene air Isopropil alkohol (IPA)
3. Hidrogenasi Aseton
Proses ini berlangsung pada tekanan 10 - 40 atm dan temperatur 40° -150°C. Pada proses
ini acetone dan gas hidrogen direaksikan dengan katalis metal oxide membentuk isopropil
alkohol. (US Patent. No. 6.939.995) [4]
Dari ketiga jenis proses tersebut,kelompok kami memilih menggunakan proses Direct
Hydration. Beberapa alasan kelompok kami memilih poses Direct Hydration (Hidrasi
Langsung) Antara lain :
1) Berdasarkan hasil perhitungan ekonomi kasar dapat dijelaskan bahwa pembuatan
isopropil alkohol dengan proses direct hydration lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan menggunakan proses proses yang lainnya(indirect
hydration dan proses hidrogenasi aseton.)
2) Bahan baku berupa propilen yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang
memadai di Indonesia.
3) Proses yang digunakan ramah terhadap lingkungan hidup.
13
BAB III
PERALATAN PROSES
1. REACTOR
R-01
Fungsi :Mereaksikan umpan cair propylene dan air dengan reaksi C3H6+H2O
Jenis : PFR (Plug flow reactor )
Bahan : Carbon Steel SA-285 Grade C
Tekanan : 98,7 atm
Suhu : 135 °C
Jumlah : 1 Unit
2. DISTILLATION COLUMN
KD-01
14
Suhu : 81,66 °C
Tekanan : 1,244 atm
Jumlah : 2 unit
3. SEPERATORS
4. HEATER
5. PUMP
15
6. MIXERS
Fungsi :Mencampur air dari tangki penyimpanan dengan propylene dari tangki
persediaan
Jenis : Tangki silinder tegak berpengaduk
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 65,57 °C
Jenis : 6 Flat Blade Turbine
Bahan : Carbon steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 unit
7. COMPRESSOR
K-01
Fungsi :Untuk mensupply kebutuhan compressed air atau udara dengan jumlah dan
tekanan tertentu.
Jenis : Kompresor Udara Direct Driven
Bahan : Stainless Steel
Jumlah : 1 unit
8. ACCUMULATOR
Fungsi : Sebagai peredam kejut dalam system dan sebagai alat pendukung pada
sebuah kolom destilasi disamping alat - alat pendukung lainnya.
Jenis : Weight loaded accumulator
Bahan : Stainless Steel
Jumlah Unit : 2 unit
16
9. COLLER
Fungsi :Untuk mencegah terjadinya over heating (panas berlebihan) dengan cara
mendinginkan suatu fraksi panas dengan menggunakan media cairan dingin.
10. EXCHANGER
Fungsi : suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
11. REBOILER
RB-01
Fungsi : Untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar
Jenis : Water Tube Boiler
17
*Kondisi Operasi Reboiler 2 (RD-02)
Suhu : 96,70 °C
Tekanan : 1,730 atm
Jumlah : 2 unit
12. TANGKI
T-01
30°C
1 atm
Suhu : 30 °C
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30 °C
Tekanan : 1 atm
Jumlah : 2 unit
13. CONDENSER
18
Suhu : 81,66 °C
Tekanan : 1,184 atm
*Kondisi Operasi Condenser 2 (CD-02)
Suhu : 69,12 °C
Tekanan : 1,026 atm
Jumlah : 2 unit
1) Persediaan Air
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu industri kimia. Dalam hal ini air
digunakan untuk sanitasi, pencegahan bahaya kebakaran, media pendingin, steam serta untuk
air proses. Selama pabrik beroperasi, kebutuhan air relatif cukup banyak, maka untuk
memenuhi kebutuhan air tersebut diambil air sungai yang letaknya tidak jauh dari lokasi pabrik
dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.
• Proses pengolahan air
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat
penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang
berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti
sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan
zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
19
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan
partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-
partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikelpartikel yang berukuran
lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses
berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk
ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan
biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tak terlarut. Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air
langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang
diperlukan proses tambahan, seperti:
▪ Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang
tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga
digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan
uranium.
▪ Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.
▪ Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu
proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untukdigunakan.. (Environment, 2019)
20
2) Persediaan Steam
Steam di hasilkan dengan menggunakan alat yang disebut boiler. Secara umum air yang
digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak
mengandung unsur yang menyebabkan korosi terhadap boiler dan system penunjangnya dan
juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air
boiler.Steam yang kami gunakan yaitu jenis steam basah (wet steam). Berdasarkan Tekanan
pada proses pembuatan iso propil alkohol yaitu sekitar 3 atm - 98,7 atm maka digunakanlah
jenis High pressure steam. Kegunaan steam yaitu sebagai sumber energi untuk proses
pemanasan ( heating).
3) Persediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari PLN Keramasan dan generator. Generator
tersebut digerakkan oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler.
Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan sebagai
berikut :
21
BAB IV
PENGENDALIAN PROSES
1. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
berfungsi sebagai pemanas maupun pendingin.
2. Laju Alir
Laju alir di proses ini sendiri berada di bagian kanan bawah dengan lambang panah
yang bertindak mengatur penukar panas.
3. Temperature Transmitter
Temperature Transmitter adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan sinyal
yang diterima dari hasil sensing kemudian diteruskan ke Temperatur control maupun
Temperatur Indikator, tergantung peran Temperatur Transmittar tersebut.
22
4. Transduser
Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi
Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan
Energi Panas.
Proses di mana perubahan suhu ruang dapat diukur atau terdeteksi, dan bagian dari energi
panas yang ke dalam atau keluar dari ruang disesuaikan untuk mencapai suhu rata-rata yang
diinginkan.
6. Pneumatic
Suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-
aplikasi industri.
7. Aktuator
8. Temperature valve
memanfaatkan bantuan berbagai macam sensor sebagai input, seperti sensor gerak,sensor
suhu,sensor kecepatan dan masih banyak lagi, yang selanjutnya akan di proses oleh control unit
untuk memberikan perintah kepada sistem selanjutnya
23
BAB V
EVALUASI EKONOMI
• Keuntungan per tahun = harga jual produk – harga beli bahan baku
= Rp. 10.543.929.434
24
BAB VI
EXECUTIVE SUMMARY
Sisa Propilene yang dihasilkan di Recycle kembali menjadi bahan baku,sedangkan air
dengan suhu 100 °C di masukan kedalam tower pendingin, dan ketika air telah kembali ke suhu
normal, air digunakan kembali sebagai bahan baku. Prarencana Pabrik Isopropyl Alkohol
dengan Proses Hidrasi Langsung.
25
DAFTAR PUSTAKA
[3] R. a. O. D. 1. “. o. C. T. 4. e. v. 2. J. W. a. S. I. N. Y. Kirk.
[6] Matheson, Gas data book, Kirk Othmer: ,vol.3, 1964, 1961 .
26