Anda di halaman 1dari 27

2019

MAKALAH

PRARANCANGAN PABRIK
ISOPROPYL ALCOHOL DARI
PROPYLENE

DAN AIR

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH


PENGANTAR PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2019/2020

OLEH

KELOMPOK 10

1. EZZAT TAREKH DULSARI (119280006)


2. FAJRI ADITYA (119280004)
3. FICA MERILIAN CANNAVARO (119280002)
4. GRESIA ARISGI SIPAYUNG (119280018)

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 3
1.2. LOKASI PABRIK ................................................................................................................ 8
BAB II .................................................................................................................................................. 10
PENJELASAN DISKRIPSI PROSES .............................................................................................. 10
2.1 PROCESS FLOW DIAGRAM .............................................................................................. 10
2.2 DESKRIPSI PROSES ............................................................................................................ 11
BAB III................................................................................................................................................. 14
PERALATAN PROSES ..................................................................................................................... 14
3.1. PERALATAN DAN BAHAN KONSTRUKSI ISOPROPYL ALCOHOL ........................ 14
3.2. SISTEM UTILITAS ................................................................................................................ 19
BAB IV ................................................................................................................................................. 22
PENGENDALIAN PROSES.............................................................................................................. 22
BAB V .................................................................................................................................................. 24
EVALUASI EKONOMI ..................................................................................................................... 24
BAB VI ................................................................................................................................................. 25
EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 26

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun,
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , maka dari
itu kami berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun supaya kedepannya lebih
baik lagi.

Lampung Selatan, 7 Desember 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang berkembang akan melaksanakan pembangunan dan


pengembangan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri. Dalam pembangunan,
sektor industri makin berperan strategis karena merupakan motor penggerak dalam
pembangunan suatu Negara. Sektor ini di harapkan disamping sebagai penyerap tenaga kerja
terbesar dan penghasil devisa, juga sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Industri yang tengah dikembangkan di Indonesia yaitu industri kimia.Industri kimia


merupakan industri yang cukup besar kontribusinya dalam menghasilkan devisa negara dan
juga selama ini Indonesia banyak mengimport bahan kimia dari luar negeri. Selain itu
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang merupakan bahan dasar atau bahan baku dari
industri kimia.

Salah satu bahan kimia yang masih diimpor adalah Isopropyl alcohol. Isoprophyl alcohol
adalah bentuk kedua dari Alkohol yang lebih sederhana. Isoprophyl alcohol untuk pertama kali
diperkenalkan oleh “Barthelot” pada tahun 1855, dimana reaksi pembentukannya didasarkan
pada reaksi Propylene dengan air selanjutnya senyawa tersebut di Hidrolisa dengan
menggunakan air dan selanjutnya senyawa akan terbentuk Alkohol.

Pada tahun 1862 “Friedel” menemukan Isoprophyl alkohol dengan cara mereduksi
Aceton dengan menggunakan Sodium Amalgam. Akan tetapi, baik Barthelot maupun Friedel
gagal untuk mengidentifikasi secara benar dari senyawa ini. Baru kemudian pada tahun yang
sama, “Kolbe” berhasil mengidentifikasikan secara benar nama Isoprophyl alkohol.

Isoprophyl alcohol secara umum dianggap sebagai produk Petro kimia yang pertama.
Sebuah pabrik dengan skala Pilotplant telah dibangun oleh “ Melco chemical company” pada
tahun 1919. Tidak lama kemudian “Standart Oil Company” di New Yersey mempatenkan
produk Isoprophyl alkohol yang menggunakan bahan baku propylene serta pemurnian “Bay
Way”.

Walaupun proses pembuatan Isoprophyl alkohol ini mengalami banyak sekali kemajuan,
akan tetapi pada dasarnya masih menggunakan bahan yang sama yaitu Propylene dan air.

3
Sampai saat ini Indonesia masih mengimport dari luar negeri guna memenuhi kebutuhan
Isoprophyl alkohol, antara lain berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Belgia serta beberapa
negara di Asia.

Bahan baku utama yang digunakan didalam produksi Isoprophyl alkohol ini adalah gas
Propylene dan air. Dimana bahan tersebut sampai saat ini dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina
Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju dan air diperoleh dari Sungai Musi.
Mengingat kebutuhan senyawa ini dari tahun ketahun semakin meningkat maka dengan
didirikannya pabrik ini akan menggurangi ketergantungan bahan ini dari luar negeri.

Disamping itu juga akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang pada
akhirnya dapat menekan angka penganguran. Keterkaitan antara sektor industri dengan sektor
ekonomi lainnya diharapkan bisa dicapai subsitusi impor dan pada akhirnya mampu
berorientasi ekspor dengan pemenuhan kebutuhan didalam negri lebih dahulu.

Berdasarkan pertimbangan hal–hal diatas, pendirian pabrik Isopropyl alcohol sangat


diperlukan untuk pengurangan impor. Selain itu, pendirian pabrik Isopropyl alcohol juga akan
memacu tumbuhnya pabrik baru yang menggunakan Isopropyl alcohol sebagai bahan bakunya.

1.1.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. Bahan Baku

a) Propilen

Rumus Kimia : C3H6


Berat Molekul : 42,08 kg/kmol
Titik Leleh : 87,85 K ( -185,3 °C)
Titik Didih : 225,35 K ( -47,8 °C)
Wujud : Gas
b) Air

Rumus Kimia : H2O


Berat Molekul : 18,01 kg/kmol
Titik Beku : 273,15 K (0 °C)
Titik Didih : 373,15 K (100 °C)
Wujud : Cair

4
B. Produk

a) Isopropil Alkohol (IPA)

Rumus Kimia : CH3CH(OH)CH3 atau C3H8O


Berat Molekul : 60,10 kg/kmol
Titik Beku : 184,65 K (-88,5 °C)
Titik Didih : 355,35 K (82,2 °C)
Sifat : Mudah terbakar, larut sempurna dalam air dan eter.
Wujud : Cairan tidak berwarna

b) Diisopropil Eter (DIPE)

Rumus Kimia : CH3CH(CH3)OCH(CH3)CH3


Berat Molekul : 102,17 kg/kmol
Titik Leleh : 187,65 K (-85,5 o C)
Titik Didih : 341,45 K (68,3 o C)
Sifat : Mudah terbakar
Wujud : Cairan
1.1.2. KEGUNAAN PRODUK

Produk Isopropyl alcohol telah banyak digunakan dalam industri diantaranya ialah :

1. Sebagai pelarut dan bahan baku dalam pembuatan kosmetik,

2. Dalam bidang farmasi, isopropil alkohol digunakan sebagai antiseptik dan


desinfektan, sterilizer jarum akupuntur, pengurang ketegangan pada otot,

3. Pembersih dan pelumas (gemuk) peralatan elekronik dan komponen PC,

4. Pelarut untuk pernis cair, addesive PVC, cat, dan tinta cetak,

5
5. Dapat dicampur dengan fragrance untuk membuat deodorant dan penyegar ruangan.

1.1.3. KETERSEDIAAN BAHAN BAKU

Bahan baku yang digunakan pada pabrik pembuatan isopropil alkohol ini adalah propilen
dan air. Propilen dapat diperoleh dari PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di
Komperta, Plaju. Air didapat dari Sungai Musi yang mengalir dekat pendirian pabrik ini.
Dengan demikian ketersediaan bahan baku tidak menjadi masalah karena cukup tersedia dan
mudah diperoleh.

1.1.4. ANALISIS PASAR DAN PENENTUAN KAPASITAS


1. Harga Bahan Baku dan Produk
Berikut ini perbandingan harga bahan baku, harga isopropil alkohol, dan harga
Diisopropil Ether pada beberapa tahun terakhir.

Tabel 1.1 Harga bahan baku dan produk

No Bahan Harga (Rupiah/kg)

1. Bahan Baku : Propilen 12.916


2. Produk : Isopropil alkohol 28.702
Diisopropil Ether 18.526
Sumber: www.alibaba.com, 2019

Penentuan kapasitas pabrik Isopropil Alkohol ditentukan sesuai dengan kebutuhan dalam
negeri atau ekspor. Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik) kebutuhan Isopropil Alkohol
semakin meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Data import isopropil alkohol di Indonesia

Tahun Berat (Ton/Tahun)


2014 26.308
2015 26.799
2016 29.611
2017 30.618
2018 33.011
Sumber: Biro Pusat Statistik, 2019 [1]

6
Dari Tabel 1.2. di atas dapat digambarkan grafik kebutuhan isopropil alkohol di
Indonesia seperti di bawah ini :

Kebutuhan Iso-propil Alkohol (ton /tahun)


35000

30000

25000
Kebutuhan (ton)

20000

15000

10000 y = 1722.5x + 24102


R² = 0.9631
5000

0
0 1 2 3 4 5 6
Tahun

Gambar 1.1. Kebutuhan Isopropil Alkohol di Indonesia

Dengan menggunakan metode regresi linier diperkirakan kebutuhan Isopropil Alkohol


pada tahun 2019 akan meningkat mencapai  43.350 ton. Oleh karena itu Pra Rencana Pabrik
Isopropil Alkohol ini diharapkan dapat memenuhi 60% dari kebutuhan impor. Maka kapasitas
pabrik dirancang sebesar 26.000 ton per tahun.

7
1.2. LOKASI PABRIK

Karena Isopropyl alcohol bersifat mudah terbakar, oleh karena itu kriteria lokasi
pendirian pabrik di titik beratkan pada kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dan dekat
dengan sumber air. Dengan pertimbangan tersebut maka Palembang merupakan kawasan yang
dekat dengan sumber bahan baku, seperti Propilen diperoleh dari PT. Pertamina Refinery Unit
III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju. Dan air diperoleh dari Sungai Musi.

Secara transportasi diperlukan untuk mengangkut bahan baku, memasarkan produk, dan
lain-lain. Oleh karena itu fasilitas jalan raya, rel kereta api atau pelabuhan, maupun Jalan Tol
mutlak sangat dibutuhkan. Di sekitar Palembang banyak terdapat kawasan industri yang telah
memiliki sarana transportasi yang memadai, baik itu jalur darat (dekat dengan jalan tol)
maupun jalur laut dengan adanya pelabuhan dikawasan Ilir Timur 2 yaitu pelabuhan Boom
Baru sehingga menjadikan proses pengkapalan dan pemasaran produk menjadi lebih cepat dan
efesien.

Penggunaan air pada industri sangatlah banyak jumlahnya. Maka sebagai alternatif
sumur atau mata air dapat dipakai sebagai supply. Namun karena jumlah air dari sumur atau
mata air sangat terbatas, maka pabrik dapat memperoleh air dari Sungai Musi. Untuk
mengatasi pengaruh musim, maka reservoir harus dipasang. Begitupun juga bahan bakar dan
listrik dipakai dalam jumlah besar dalam proses-proses kimia, maka guna menekan biaya
operasi, lokasi pabrik haruslah dekat dengan sumber bahan bakar dan lisrik atau dengan kata
lain energi untuk bahan bakar dan listrik haruslah selalu tersedia khusus untuk pemakaian
listrik. Listrik dapat disuplai dari PLN Keramasan yang letaknya tidak jauh dari pabrik atau
pembangkit listrik menggunakan generator.

Kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi dengan mudah karena kawasan tersebut terletak
di daerah Ilir Barat Satu yang lengkap dengan lembaga pendidikan formal maupun nonformal
sehingga untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan berkemampuan tinggi cukup
tersedia. Dengan pemilihan lokasi di sekitar kota Palembang berarti akan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian daerah.

8
Gambar 1.2.1 Peta lokasi pabrik

Lokasi pabrik terletak pada titik koordinat -3.0239298.°BT 104.7077785°LS Jl.


Mayjend Satibi Darwis, Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan
30149. Karena Palembang merupakan salah satu tempat yang tepat untuk mendirikan sebuah
pabrik. Selain sudah banyak pabrik-pabrik yang telah berdiri di wilayah tersebut, daerah-
daerah sekitar wilayah Palembang merupakan daerah yang mudah untuk mendapatkan sumber
air.

9
BAB II
PENJELASAN DISKRIPSI PROSES

2.1 PROCESS FLOW DIAGRAM

T-01
air C-02 30°C
(24)
E-01 1 atm
(1)
K-01 propilen
(2)
MP-01
H-01 H-02
(22)

T = 69,12 oC
P = 1,026 atm

R-01
(7) T = 81,66 oC
cw out P = 1,184 atm (15) CD-02
T = 135 oC
P = 98,7 atm
ACC-02
(9)

CD-01 (21) T-02


(16)
purging (23) ACC-01 (17)
cw in C-03 30°C
ke P-05
P-06 1 atm
utilitas (10)

(6)
T = 81,66 oC
P = 1,244 atm KD-02
(4)
H-03 P-03
KD-01
(8) (11)
GLS-01
(5) T = 97,73 oC P-04
P-02
MT-01 P = 1,381 atm
C-01
T = 65,57 oC
T = 65 oC P = 1 atm (19)
P = 1,5 atm
(13)

T = 119,15 oC (18)
P = 1,907 atm
(12) RB-02 (20)

MP-02 RB-01 o P-07


(3)
T = 96,70 C
P = 1,730 atm
(14)
(25)
P-01
air

Keterangan Gambar
ACC : Accumulator KD : Kolom Destilasi
C : Cooler MP : Mix Point
CD : Condenser P : Pompa
E : Exchanger R : Reaktor
GLS : Gas-Liquid Separator RB : Reboiler
H : Heater T : Tangki
K : Kompresor MT : Mixer

10
2.2 DESKRIPSI PROSES
Proses pembuatan isopropil alkohol dengan menggunakan Proses Direct Hydration, yang
dipilih dari US. Pat. No. 7,399,891 B2, 15 Juli 2008. [2]

2.3.1. Tahapan Proses


Tahapan proses pembuatan isopropil alkohol dari propilen dan air dikelompokkan dalam
empat tahap proses, yaitu: tahap preparasi, tahap hidrasi propilen, tahap pemurnian produk dan
tahap recycle bahan baku.

• Tahap Preparasi
Bahan baku utama yang digunakan adalah propilen dan air. Propilen yang dibeli dari
PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju yang berlokasi di Komperta, Plaju disalurkan melalui
pipa gas bawah tanah melewati Gas Metering Station (GMS) dan air disiapkan dari unit utilitas.
Bahan baku propilen (kemurnian 99% mol) dari GMS dipanaskan dengan menggunakan aliran
produk Isopropil Alkohol (IPA) sebagai pemanas pada exchanger (E-01), kemudian aliran
tersebut dicampur dengan aliran recycle propilen dan air dari utilitas. Air yang ditambahkan
pada aliran feed gas ini bertujuan untuk penjenuhan feed gas. Bahan baku air dari utilitas
dicampur dengan aliran recycle air dari RB-01 Kemudian masing-masing bahan baku yaitu
propilen dan air dipanaskan pada H-02 dan H-01 sampai temperatur 135oC sebelum memasuki
reaktor (R-01).
• Tahap Hidrasi Propilen
Reaksi hidrasi propilen berlangsung pada isotermal multi tube reaktor dengan katalis
sulfonated styrenedivinylbenzene ion exchange resin. Pada reaktor ini terjadi reaksi secara seri.
Propilen bereaksi dengan air menghasilkan isopropil alkohol (IPA). Sebagian IPA bereaksi
dengan propilen menghasilkan by product diisopropil eter (DIPE) Proses ini terjadi pada
kondisi operasi 135oC dan tekanan 98,7 atm. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C3H6 + H2O CH3CH(OH)CH3
Propylene air Isopropil alkohol (IPA)

CH3CH(OH)CH3 + C3H6 C3H7OC3H7


Isopropil alkohol (IPA) Propylene Diisopropil Eter (DIPE)

Panas reaksi yang timbul akibat reaksi yang terjadi dialam reaktor (R-01) dikontrol
dengan Cooling Water. Produk dan bahan baku yang tidak bereaksi keluar melalui bagian
bawah reaktor. Kemudian aliran tersebut diturunkan tekanannya dengan memasang restricted
orifice pada pipa dan melalui valve hingga tekanan turun mencapai 3 atm. Setelah itu aliran

11
didinginkan sampai 65oC dengan mengalirkannya melalui cooler (C-01). Aliran yang telah
didinginkan dialirkan ke Gas-Liquid Separator (GLS-01) untuk memisahkan aliran gas
(propilen dan propana) dengan aliran liquid (DIPE, IPA, dan air).

• Tahap Pemurnian Produk


Aliran liquid dari GLS-01 dicampur dengan aliran recycle DIPE dari accumulator (ACC-
02). Distilasi IPA dan air hanya dapat mencapai kemurnian 91%, yaitu pada titik azeotrope-
nya. Aliran dilewatkan pada pipa yang dipasang static mixer sehingga pencampuran terjadi
dengan baik. Kemudian aliran dipanaskan pada heater (H-03) hingga temperatur mencapai
97,73oC sebelum memasuki kolom distilasi (KD-01). Produk bawah KD-01 adalah air yang
kemudian direcycle kembali sebagai bahan baku. Produk atas KD-01 adalah campuran DIPE
dan IPA yang akan dipisahkan pada kolom destilasi kedua (KD-02). Produk bawah KD-02
adalah IPA dengan kemurnian 99,48% vol yang disimpan pada tangki (T-01). Produk atas KD-
02 adalah DIPE, sebagian besar aliran direcycle dan sisanya ditampung di tangki by product
(T-02).
• Tahap Recycle Bahan Baku
Aliran gas dari GLS-01 sebagian dipisahkan sebagai aliran purging yang akan digunakan
sebagai bahan bakar boiler. Tujuan purging ini adalah untuk mencegah akumulasi propana
dalam aliran recycle gas. Purging yang dilakukan dijaga tidak terlalu besar dengan syarat
kemurnian propilen masuk ke reaktor minimal 92% mol. Aliran air dari RB-01 dicampur
dengan tambahan air dari utilitas sebelum dipanaskan pada H-02.

2.3.2. Jenis Proses


Dalam pemilihan proses mempertimbangkan beberapa faktor seperti bahan baku yang
digunakan, panas reaksi pada keadaan standar serta biaya bahan baku (perhitungan ekonomi
kasar). Dalam pembuatan Isopropil akohol terdapat 3 jenis proses antara lain : Indirect
Hydration, Direct Hydration, dan Hidrogenasi Aseton :
1. Indirect Hydration
Proses ini melalui dua tahapan reaksi, yaitu :
Tahap I : CH3CHCH2 (g) + H2SO4 (aq) (CH3)2CHOSO3H(aq)
Tahap II : (CH3)2CHOSO3H(aq)+H2O(aq) (CH3)2CHOH(aq) + H2SO4(aq)

Propilen direaksikan dengan asam sulfat pada tekanan 10 -70 atm pada temperatur 20 -
30 oC, sehingga terbentuk isopropil hidrogen sulfat, lalu dihidrolisa menghasilkan isopropil
alkohol.(Kirk, R.E and Othmer,D.F.,1997) [3]

12
2. Direct Hydration (Hidrasi Langsung)
Proses direct hydration ini merupakan perkembangan dari proses hidrasi dalam
pembuatan isopropil alkohol yang sebelumnya menggunakan propilen. Pada proses ini
propilen direaksikan dengan air untuk membentuk isopropil alkohol. Reaksi terjadi pada
temperatur 65 °C – 135 °C. dan tekanan 3 atm - 98,7 atm.
Reaksi :
C3H6 + H2O CH3CH(OH)CH3
Propylene air Isopropil alkohol (IPA)

CH3CH(OH)CH3 + C3H6 C3H7OC3H7


Isopropil alkohol (IPA) Propylene Diisopropil Eter (DIPE)

3. Hidrogenasi Aseton

Proses ini berlangsung pada tekanan 10 - 40 atm dan temperatur 40° -150°C. Pada proses
ini acetone dan gas hidrogen direaksikan dengan katalis metal oxide membentuk isopropil
alkohol. (US Patent. No. 6.939.995) [4]

Reaksi : CH3COCH3 (l) + H2 (g) (CH3)2CHOH (l)

Dari ketiga jenis proses tersebut,kelompok kami memilih menggunakan proses Direct
Hydration. Beberapa alasan kelompok kami memilih poses Direct Hydration (Hidrasi
Langsung) Antara lain :
1) Berdasarkan hasil perhitungan ekonomi kasar dapat dijelaskan bahwa pembuatan
isopropil alkohol dengan proses direct hydration lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan menggunakan proses proses yang lainnya(indirect
hydration dan proses hidrogenasi aseton.)
2) Bahan baku berupa propilen yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang
memadai di Indonesia.
3) Proses yang digunakan ramah terhadap lingkungan hidup.

13
BAB III
PERALATAN PROSES

3.1. PERALATAN DAN BAHAN KONSTRUKSI ISOPROPYL ALCOHOL

1. REACTOR

R-01

Fungsi :Mereaksikan umpan cair propylene dan air dengan reaksi C3H6+H2O
Jenis : PFR (Plug flow reactor )
Bahan : Carbon Steel SA-285 Grade C
Tekanan : 98,7 atm
Suhu : 135 °C
Jumlah : 1 Unit

2. DISTILLATION COLUMN

KD-01

Fungsi : Untuk memisahkan CH3CH(OH)CH3 dengan H2O + C3H6


Prinsipnya : Memisahkan berdasrkan titik didih.
Bahan : Carbon SteelSA-283 Grade C
*Kondisi Operasi Menara 1 (KD-01)
Suhu : 97,73 °C
Tekanan : 1,381 atm
*Kondisi Operasi Menara 2 (KD-02)

14
Suhu : 81,66 °C
Tekanan : 1,244 atm
Jumlah : 2 unit

3. SEPERATORS

Fungsi : Memisahkan propylene dengan isoprypil dan air.


Jenis bahan : Stainless Steel.
*Kondisi Operasi separator 1 (GLS-01)
Tekanan : 1,5 atm.
Temperatur : 65 °C
*Kondisi Operasi separator 1 (GLS-01)
Tekanan : 1,5 atm.
Temperatur : 65 °C
Prinsip : Berdasarkan berat jenis.

4. HEATER

Fungsi :Digunakan sebagai penukar panas

Jenis bahan : Stainless steel


Jumlah : 3 unit

5. PUMP

Fungsi :Mengalirkan atau memompa umpan air maupun bahan lainnya.


Jenis : Centrifugal Pump Multi Stage
Tipe : Radial Flow Impeller
Bahan : Stainless Steel
Jumlah : 7 unit

15
6. MIXERS

Fungsi :Mencampur air dari tangki penyimpanan dengan propylene dari tangki
persediaan
Jenis : Tangki silinder tegak berpengaduk
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 65,57 °C
Jenis : 6 Flat Blade Turbine
Bahan : Carbon steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 unit

7. COMPRESSOR

K-01

Fungsi :Untuk mensupply kebutuhan compressed air atau udara dengan jumlah dan
tekanan tertentu.
Jenis : Kompresor Udara Direct Driven
Bahan : Stainless Steel
Jumlah : 1 unit

8. ACCUMULATOR

Fungsi : Sebagai peredam kejut dalam system dan sebagai alat pendukung pada
sebuah kolom destilasi disamping alat - alat pendukung lainnya.
Jenis : Weight loaded accumulator
Bahan : Stainless Steel
Jumlah Unit : 2 unit

16
9. COLLER

Fungsi :Untuk mencegah terjadinya over heating (panas berlebihan) dengan cara
mendinginkan suatu fraksi panas dengan menggunakan media cairan dingin.

Jenis : Box Cooler

Bahan : Stainless steel

Jumlah Unit : 3 unit

10. EXCHANGER

Fungsi : suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.

Prinsip : Double pipe Exchanger.


Jenis bahan : Stainless steel
Jumlah : 2 unit

11. REBOILER

RB-01

Fungsi : Untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar
Jenis : Water Tube Boiler

Bahan : Stainless steel

*Kondisi Operasi Reboiler 1 (RB-01)


Suhu : 119,15 °C
Tekanan : 1,907 atm

17
*Kondisi Operasi Reboiler 2 (RD-02)
Suhu : 96,70 °C
Tekanan : 1,730 atm
Jumlah : 2 unit

12. TANGKI

T-01
30°C
1 atm

Fungsi : Sebagai tempat penyimpanan material baik berupa benda padat,cair,


maupun gas,

Jenis : Aboveground Tank dan Underground Tank

Bahan : Stainless steel

*Kondisi Operasi Tangki 1 (T-01)

Suhu : 30 °C

Tekanan : 1 atm

*Kondisi Operasi Tangki 2 (T-02)

Suhu : 30 °C

Tekanan : 1 atm

Jumlah : 2 unit

13. CONDENSER

Fungsi : Untuk mengubah uap menjadi zat cair (air


Jenis : Direct Contact Condenser

Bahan : Stainless steel

*Kondisi Operasi Condenser 1 (CD-01)

18
Suhu : 81,66 °C
Tekanan : 1,184 atm
*Kondisi Operasi Condenser 2 (CD-02)
Suhu : 69,12 °C
Tekanan : 1,026 atm
Jumlah : 2 unit

3.2. SISTEM UTILITAS

1) Persediaan Air
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu industri kimia. Dalam hal ini air
digunakan untuk sanitasi, pencegahan bahaya kebakaran, media pendingin, steam serta untuk
air proses. Selama pabrik beroperasi, kebutuhan air relatif cukup banyak, maka untuk
memenuhi kebutuhan air tersebut diambil air sungai yang letaknya tidak jauh dari lokasi pabrik
dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.
• Proses pengolahan air
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat
penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang
berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti
sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
a. Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan
zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

19
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan
partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-
partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikelpartikel yang berukuran
lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses
berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk
ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan
biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tak terlarut. Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air
langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang
diperlukan proses tambahan, seperti:
▪ Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang
tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga
digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan
uranium.
▪ Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.
▪ Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu
proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untukdigunakan.. (Environment, 2019)

20
2) Persediaan Steam
Steam di hasilkan dengan menggunakan alat yang disebut boiler. Secara umum air yang
digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak
mengandung unsur yang menyebabkan korosi terhadap boiler dan system penunjangnya dan
juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air
boiler.Steam yang kami gunakan yaitu jenis steam basah (wet steam). Berdasarkan Tekanan
pada proses pembuatan iso propil alkohol yaitu sekitar 3 atm - 98,7 atm maka digunakanlah
jenis High pressure steam. Kegunaan steam yaitu sebagai sumber energi untuk proses
pemanasan ( heating).

3) Persediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari PLN Keramasan dan generator. Generator
tersebut digerakkan oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler.
Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan sebagai
berikut :

a) Tenaga listrik yang dihasilkan lebih besar


b) Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator.

4) Persediaan Bahan bakar


Jenis bahan bakar yang digunakan dalam proses system di boiler adalah bahan bakar
minyak (Oil Fuel). Prinsip Kerja Oil Fuel: Pemanasan yang bersumber dari hasil pembakaran
antara campuran bahan bakar cair (kerosen, solar, residu) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah dibersihkan dan bahan
baku yang mudah didapatkan. Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta
memiliki kontruksi yang mahal.Sumber dari Perusahaan Gas Negara ( PGN).

21
BAB IV
PENGENDALIAN PROSES

MAIN HEAT EXCHANGER

1. Heat Exchanger

Heat Exchanger merupakan suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
berfungsi sebagai pemanas maupun pendingin.

2. Laju Alir

Laju alir di proses ini sendiri berada di bagian kanan bawah dengan lambang panah
yang bertindak mengatur penukar panas.

3. Temperature Transmitter

Temperature Transmitter adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan sinyal
yang diterima dari hasil sensing kemudian diteruskan ke Temperatur control maupun
Temperatur Indikator, tergantung peran Temperatur Transmittar tersebut.

22
4. Transduser

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi
Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan
Energi Panas.

5. Temperature Indikator Controller

Proses di mana perubahan suhu ruang dapat diukur atau terdeteksi, dan bagian dari energi
panas yang ke dalam atau keluar dari ruang disesuaikan untuk mencapai suhu rata-rata yang
diinginkan.

6. Pneumatic

Suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-
aplikasi industri.

7. Aktuator

Sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol system.

8. Temperature valve

memanfaatkan bantuan berbagai macam sensor sebagai input, seperti sensor gerak,sensor
suhu,sensor kecepatan dan masih banyak lagi, yang selanjutnya akan di proses oleh control unit
untuk memberikan perintah kepada sistem selanjutnya

23
BAB V
EVALUASI EKONOMI

5.1 GROSS PROFIT MARGIN


Analisa ekonomi berfungsi untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat
menguntungkan atau tidak dan layak atau tidak layak jika didirikan. Perhitungan evaluasi
ekonomi sederhana meliputi:
Tabel 5.1 Perhitungan evaluasi ekonomi sederhana
BM Harga/kg Kebutuhan
Kebutuhan (kg) = mol x BM
(kg/kmol) (Rp) (kmol)

C3H6 42 12.912 105,926 4.448,892


CH3CH(OH)CH3 60 28.702 73,653 4.419,180
C3H7OC3H7 102 18.523 5,544 565,488

US. Pat. No. 7,399,891 B2, 15 Juli 2008. [2]

• Harga penjualan produk utama dan produk samping per tahun:


a. Isopropyl alcohol = 4.419,180 x Rp. 28.702/kg = Rp. 126.839.304,36
10.474.534.224
b. Diisopropil alkohol = 565,488 x Rp. 18.523/kg. =Rp +
10.601.373.528
Total harga penjualan

• Harga pembelian bahan baku per tahun:

Propilen = 4.448,892 x Rp. 12.912/kg = Rp. 57.444.093,504

• Keuntungan per tahun = harga jual produk – harga beli bahan baku

= Rp. 10.601.373.528 - Rp. 57.444.093,504

= Rp. 10.543.929.434

24
BAB VI
EXECUTIVE SUMMARY

Perencanaan pabrik Isopropyl Alkohol ini diharapkan dapat berproduksi dengan


kapasitas 25.829,7 ton/tahun dalam bentuk cair. Pabrik beroperasi secara continuous selama
330 hari dalam setahun. Lokasi pabrik terletak pada titik koordinat -3,0239298 BT,
104,7077785 LS, Jl. Mayjend Satibi Darwis, Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota
Palembang, Sumatera Selatan 30149.

Propilen dari tangki penampung bersama-sama dengan air proses dikompresikan ke


heater sampai suhu 80 °C menuju reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi antara propilen dan
air. Hasil reactor dialirkan dan suhu dinaikkan dari 80 °C menjadi 155,7 °C menuju kolom
destilasi. Di kolom distilasi didapat hasil bawah berupa isopropil alkohol murni dengan tekanan
10 atm dan suhu 155,7 °C. Sedangkan hasil keluaran atas berupa campuran isopropil alkohol
dan propilen dan air dengan tekanan 10 atm dan suhu 155,7 °C. Campuran yang masih
mengandung propilen dialirkan menuju separator pertama untuk memisahkan isopropil alkohol
dengan air. Hasil keluaran atas berupa propilen dengan tekanan 1 atm dan suhu 82,5 °C, dan
hasil keluaran bawah berupa campuran isopropil alkohol dan air dengan tekanan 78,95 atm
dan suhu 82,6 °C. Untuk mendapatkan isopropil alkohol murni, campuran hasil keluaran bawah
masuk ke separator dua. Hasilnya didapat keluaran atas berupa air sisa dengan tekanan 78,95
atm dan suhu 100 °C, dan untuk hasil keluaran bawah isopropil alkohol murni dengan tekanan
78,95 atm dan suhu 82,6 °C . Lalu dicampuran dengan isopropil alkohol murni awal. Setelah
dicampurkan, didapat isopropil alkohol murni dengan tekanan akhir 78,95 atm dan suhu akhir
80,061°C.

Sisa Propilene yang dihasilkan di Recycle kembali menjadi bahan baku,sedangkan air
dengan suhu 100 °C di masukan kedalam tower pendingin, dan ketika air telah kembali ke suhu
normal, air digunakan kembali sebagai bahan baku. Prarencana Pabrik Isopropyl Alkohol
dengan Proses Hidrasi Langsung.

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik, Data Ekspor-Impor, Jakarta, 2019.

[2] 3. US Patent No. 7, 2008.

[3] R. a. O. D. 1. “. o. C. T. 4. e. v. 2. J. W. a. S. I. N. Y. Kirk.

[4] US Patent No. 6.939.995.

[5] Sudrazat, Boiler ( Ketel Uap ), Riau : Universitas Riau, 2013 .

[6] Matheson, Gas data book, Kirk Othmer: ,vol.3, 1964, 1961 .

26

Anda mungkin juga menyukai