COVER
Disusun oleh:
TEKNIK KIMIA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat dan karunianya,
makalah mengenai “INDUSTRI ETANOL” ini dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun
kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Puriyanti Yusika, ST., MT. yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai proses produksi industri etanol yang tentunya hal tersebut dapat menjadi
bahan penambah wawasan untuk pembaca dan penulis. Selain itu makalah ini juga nantinya
diharapkan dapat dijadikan referensi pendukung tentang dasar-dasar produksi bioetanol.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik
serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
1
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk energi alternatif adalah etanol. Etanol adalah turunan alkohol yang
didapatkan dari hasil fermentasi zat pati. Penggunaan etanol sebenarnya cukup banyak,
namun hanya sedikit yang dikenali salah satunya biofuel. Etanol biasanya digunakan sebagai
bahan campuran minyak untuk meningkatkan performa mesin dan dapat mereduksi polusi
udara.
Dalam penggunaanya ada grade tertentu yang harus dipenuhi sebelum diterapkan
sebagai bahan produksi. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses
konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air (Indyah, 2007). Untuk penggunaan di
industri grade yang digunakan 90-96,5%, untuk campuran miras dan bahan dasar industri
farmasi grade yang digunakan sekitar 96-99,5%, sementara untuk bahan bakar kendaraan
grade yang digunakan sekitar 99,5-100%.
Negara yang secara luas telah menggunakan etanol sebagai bahan bakar adalah Brasil.
Negara tersebut memproduksi etanol dari tetes tebu dengan proses fermentasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Campuran dari bioetanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan
oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid
dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi
(Alkindus) dan al-Razi (Rhazes).
Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari
wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang
proses distilasi wine. Sedangkan bioetanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann
Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry
Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan
hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol
sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun
1880 Henry Ford membuat mobil quadry cycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T
telah dapat menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920-an
4
bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan
etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak
bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang
terus dikembangkan.
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya.
Sakharin merupakan media untuk produksi alkohol secara komersial pada industri
fermentasi alkohol. Di Indonesia dipakai tetes (molase) yang bisadidapatkan setelah
sakharosanya dikristalisasi dan disentrifuse dari gula tebu.
Proses penguapan dan pengkristslsn ini biasanya dilakukan tiga kali sampai tetes
tidak lagi ekonomis untuk diperoleh. Sisa tetes/cairan ini disebut sebagai “black strap
mollase” yang merupakan campuran kompleks yang mengandung sakharosa, gula
invert, garam-garam dan bahan-bahan non gula. Disamping sakharosa, glukosa dan
fruktosa yang dapat difermentasi, molase juga mengandung substansi-substansi
pereduksi yang tidak dapat di fermentasi. Bahan-bahan ini antara lain karamel yag
terjadi karena pemanasan gula, melanoidin yang mengandung nitrogen dan terdapat
pula hidroksi metil furfural, asam formiat dan lain-lain. Bahan yang tidak dapat
difermentasi ini bisa mencapai 17% dalam black strap mollase, dan sebesar 5%
dalam high test mollase.
5
b Mikroba
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat merubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil dan termasuk golongan Eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa
jenis, antara lain Saccharomyces anamensis, Schizosacharomyces
pompe dan Saccharomyces cerevisiae. Masing-masing mempunyai kemampuan
memproduksi alkohol yang berbeda. Namun pada umumnya ragi yang dipakai untuk
membuat alkohol adalah jenis Saccharomyces cerevisiae, yang mempunyai
pertumbuhan sempurna pada suhu ± 30oC dan pH 4,8.
a Proses Fermentasi
6
b Proses Pemisahan
Proses ini terjadi di kolom distilasi. Pertama masuk ke kolom stripper yang
dimana akan diberikan steam dari boiler. Pada proses ini ethanol akan terpisah karena
terikat dengan uap air. Selanjutnya masuk ke kolom rectifier, karena titik didih
ethanol lebih rendah daripada air, maka ethanol akan lebih cepat menguap dibanding
dengan air. Selanjutnya ethanol dan air masuk ke kondensor. Pada kolom ini gas
diembunkan sehingga yang keluar gas campuran dengan kadar ethanol 95%.
Selanjutnya masuk ke tangki. Lalu dipisahkan kembali di kolom evaporator, dimana
setelah ini akan masuk ke kolom dehidrasi. Di kolom dehidrasi kadar air dikurangi
lagi gas campuran. Sehingga larutan yang masuk ke tangki memiliki kadar ethanol
99,5%.
Pada dasarnya limbah industri ethanol yang dihasilkan memiliki kadar BOD dan
COD yang tinggi. Sehingga tidak aman bila dibuang langsung ke alam. Butuh
pengolahan karena ditakutkan merusak keseimbangan ekosistem di tempatnya
dibungnya limbah ini.
7
b. Pengolahan Limbah Cair
c. Pengolahan Padatan
Recycle Lumpur
Fish
Pond Sedimentasi Tangki Lumpur Aktif Air
ll
Limbah cair
screening koagulasi flokulasi sedimentasi
Limbah gas CO2 didapat dari proses dekomposisi di fermentator. Gas ini masih
memiliki nilai ekonomi, sehingga masih bisa dimanfaatkan kembali. Proses
produksinya cukup mudah, yaitu limbah gas CO2 cukup di luquifikasi sebelum
akhirnya di tampung ke dalam tangki dan dijual.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Ethanol merupakan produk yang dapat dijadikan bahan bakar, karena dapat
menaikan nilai oktan.
b. Ethanol dapat juga dijadikan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan.
c. Limbah ethanol banyak yang dapat dimanfaatkan kembali karena masih memiliki
nilai ekonomi.
d. Perlu pengembangan metode pembuatan ethanol, karena dalam proses
fermentasinya menggunakan air yang cukup berlebihan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Lamuri, R. A., Maran, A. A., Lorentius, S., & Setiyadi. PEMANFAATAN LIMBAH CAIR
BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC).
nafisairawati. (2017, April 11). Dipetik Maret 25, 2019, dari https://civitas.uns.ac.id:
https://civitas.uns.ac.id/nafisairawati/2017/04/11/pengolahan-alkohol/
Utami, B., & A., K. N. (2015). Pengolahan Limbah Cair Industri Alkohol Bekonang.
10