Disusun Oleh:
CILACAP
Oleh
NIM 14020032
INDRAMAYU
2017
EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP) DI
PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP
ABSTRAK
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kerja praktik disusun sebagai salah satu
syarat kelulusan pada Program Studi FIRE AND SAFETY AKADEMI MINYAK
DAN GAS BALONGAN Indramayu
Dengan judul:
EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT IV CILACAP JAWA TENGAH
Disusun Oleh:
Gilang Mahesa Kameswara
14020032
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
HSE Manager
Leodan Haadin
NOPEK: 734843
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek dan laporan Kerja Praktik di PT.
III pada Prodi Fire and Safety AKAMIGAS BALONGAN Indramayu. Tujuan dari
Kerja Praktik ini adalah untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan
dengan kenyataan yang ada di lapangan yang dalam hal ini di lingkungan PT.
lepas dari bantuan yang berupa fasilitas dan bimbingan secara material dan
spiritual. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :
sayang, materi, petunjuk dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis serta
mereka.
2. Bapak Leodan Haadin selaku Manager Health Safety and Enviroment PT.
penulis.
6. Personil Fire Station selaku pembimbing lapangan yang sudah sangat baik
laporan penulis.
Hikam Falahi. Terima kasih atas kebersamaannya, canda tawa kalian yang
selalu menghibur.
persatu, terima kasih buat persahabatan selama ini dan mari kita sama-
10. Pihak-pihak lain yang tidak sempat penulis sebut, terima kasih telah
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................x
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.2 Tema...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................................5
1.4.1 Mahasiswa/i..................................................................................................5
6. 1 Kesimpulan .........................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.4 Blok Diagram FOC II & Paraxylene, LPG & Sulfur Recovery
Gambar 4.5 Logo PT Pertamina (Persero)
Gambar 5.1 Kebakaran Besar 32T-102
Gambar 5.2 Ledakan Besar, Seluruh Area Menjadi Kolam Api
Gambar 5.3 Sosialisasi PPKD melalui Web resmi PT. Pertamina RU IV Cilacap
Tabel 5.1 Tabel Kesesuaian Program Identifikasi Bahaya Keadaan Darurat dengan
Dasar Hukum
Tabel 5.3 Tabel Kesesuaian Sosialisasi Keadaan darurat dengan Dasar Hukum
Tabel 5.4 Kesesuaian Implementasi ERP dan Dasar Hukum PT. Pertamina RU IV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Surat Pengantar Kerja Praktik Lampiran 4 Badge dan HSE Passport
PENDAHULUAN
perkembangan pesat dan signifikan pada era globalisasi. Hal ini mendorong
mengandung potensi bahaya dan risiko besar jika tidak dikelola dengan baik.
Hal ini menjadi ancaman keselamatan dan kesehatan bagi 14,21 juta orang
pekerja di sektor tersebut, dimana menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
tenaga kerja sektor industri pada Februari 2012 masih terus mengalami
April 2010, tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal
akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita
penyakit akibat kerja dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja per
2007 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736
kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus
(Purnomo, 2012).
kerugian tidak langsung bisa berupa kerugian material seperti kerusakan alat
pengeluaran keuangan yang melebihi budget akibat waktu kerja yang hilang dan
terhentinya produksi atau bisnis dan kerugian citra atau image dimata klien atau
perusahaan yang menjadi mitra kerja. Beragamnya kerugian yang timbul akibat
dari banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi merupakan akibat dari tidak
darurat yang baik. Oleh karena itu diwajibkan bagi setiap perusahaan dari
program tanggap darurat menjadi suatu sistem yang baik dan terencana.
di negeri ini untuk segera memulai perencanaan keadaan darurat. Jika tidak
direncanakan dengan baik sejak awal maka kerugian yang akan muncul yang
disebabkan terjadinya keadaan darurat akan lebih besar lagi. Kondisi Emergency
tahun terakhir ini. Baik bencana yang bersifat natural seperti Tsunami yang
masih belum hilang dari ingatan kita, meletusnya gunung Merapi, gempa bumi di
Yogyakarta, banjir dan tanah longsor yang melanda kota-kota di Indonesia, selain
seperti kebakaran dan ledakan khususnya di Industri Minyak dan Gas (MIGAS).
Industri Minyak dan Gas (MIGAS) dikenal sebagai industri yang padat
modal dan beresiko tinggi. Sebagai suatu industri yang beresiko tinggi, seluruh
upaya untuk meningkatkan keselamatan instalasi baik dari segi proses, peralatan
dan sumber daya manusianya dilakukan, sehingga instalasi aman dari gangguan
operasi dan dampak terhadap masyarakat sebagai akibat terjadinya suatu keadaan
lokasi pelaksanaan Kerja Praktek , kilang ini sangat strategis khususnya dalam
fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM
Nasional atau 60% kebutuhan BBM di pulau Jawa. Dengan kapasitas kilang yang
besar, akan sangat besar pula bahan baku crude oil, minyak dalam proses
maupun produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disimpan kilang minyak ini,
segi peralatan sesuai standar yang berlaku untuk sebuah industri Minyak dan Gas
sebagian atau bahkan semua kegiatan proses produksi dan aktifitas yang
besar baik terhadap fasilitas yang ada maupun jiwa manusia, jika sistem yang ada
akibatkan oleh suatu keadaan darurat kilang sangat tergantung pada keputusan,
kecepatan, ketepatan dan keamanan dari tindakan yang dilakukan. Oleh sebab itu
maka persiapan dan antisipasi dari seluruh jajaran terhadap semua kemungkinan
dilakukan tentunya harus mencakup segala sumber daya yang ada baik manusia,
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa/i
intervensi.
lapangan.
operasional.
Unit IV Cilacap dalam kegiatan Kerja Praktek dan Tugas Akhir, baik
TINJAUAN TEORI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), darurat memiliki tiga arti
penting secara harfiah, antara lain keadaan sukar atau sulit yang tidak tersangka-
penanggulangan segera. Dalam hal ini pemerintah harus dapat bertindak cepat
pemerintah dapat segera memutuskan tindakan yang tepat dan yang ketiga adalah
Emergency Management Guide for Business and Industry (1993) keadaan darurat
masyarakat umum, atau yang dapat mematikan bisnis atau usaha, menghentikan
masyarakat.
Keadaan darurat timbul akibat adanya kejadian yang tidak disangka, tidak
diduga dan tidak dikehendaki. Kejadian itu antara lain kecelakaan saat bekerja
kecelakaan kerja adalah kejadian kecelakaan yang terjadi karena pekerjaan atau
terjadi pada waktu tenaga kerja melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja dibagi
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
Bencana sendiri terbagi menjadi tiga yaitu bencana alam, bencana non
alam dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor. Sedangkan yang di akibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi dan wabah penyakit disebut dengan bencana non alam. Dan bencana
peristiwa yang di akibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
timbulnya keadaan darurat. Menurut Erkins dalam Franky Septiadi (2008), ada
tiga kategori kejadian yang dapat menimbulkan keadaan darurat antara lain :
3. Natural disaster, yaitu banjir, gempa bumi, tsunami dan lain sebagainya.
berbeda sehingga kondisi tanggap darurat yang dapat terjadi juga sangat
ditetapkan misalnya tekanan, temperatur, aliran, level, reaksi dan lainnya. Dalam
teknik HAZOPS, hal ini disebut design intent yang diinginkan untuk
kelangsungan proses.
Kondisi darurat yang dapat terjadi pada proses unit antara lain:
misalnya pompa tidak bekerja baik, instrumen tidak berfungsi dan lainnya.
c. Kebocoran pada peralatan seperti pipa, vessel, kompresor dan lainnya yang
masuk. Contoh kasus Bhopal, adanya air yang masuk kedalam sistem
e. Tumpahan bahan proses berupa gas atau cairan yang masuk ke lingkungan
misalnya tumpahan minyak (oil spill), katup pengaman membuka dan lainnya.
operasi unit.
Jika dilihat dari jenisnya maka kondisi darurat yang dapat terjadi dalam
a. Kecelakaan kerja terhadap operator atau pekerja lainnya yang ada di unit
proses.
proses.
berpotensi mengancam jiwa manusia dan harta benda (aset) yang secara
normal dapat di atasi oleh personil jaga dari suatu instansi atau pabrik
tunggal (satu sumber saja), kerusakan aset dan luka korban terbatas dan
Akan tetapi pada tipe ini kemungkinan timbulnya bahaya yang lebih
lebih besar.
C. Dapat merusak harta benda pihak lain di daerah setempat (di luar
daerah instalasi).
D. Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat dan dalam pabrik
Selama ini manajemen strategis hanya dilihat dari segi ekonomi mikro
emergency bahkan disaster yang mungkin terjadi. Bahkan dalam suatu business
dari lembaga keuangan perlu dijelaskan aspek emergency atau disaster planning.
menjadi salah satu elemen daya saing perusahaan. Sebab bagaimana pembeli
(buyer) yakin dengan pengiriman rutin dari produk gas atau minyak jika
industri migas diperlihatkan pada hampir seluruh perusahaan besar yang bermain
dalam industri migas dan kimia menerapkan sistem keselamatan tersendiri bagi
para kontraktor yang ingin menjadi rekanan perusahaan atau yang hendak
mengikuti tender pekerjaan yang akan diberikan oleh perusahaan pemberi kerja.
tersebut telah memiliki safety management system yang baik dimana didalamnya
penting perusahaan Migas tapi juga harus merambah pada industri non migas.
Sebagai contoh seringnya terjadi kebakaran pada industri kertas, tekstil, bahkan
Kenyataan ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para pelaku
proses produksi atau operasi dimana telah berkembangnya teknologi dan bahan
kimia yang berbahaya. Kondisi ini akan menciptakan potensi emergency bahkan
disaster. Selain itu semakin tingginya tuntutan regulasi dan standar internasional
Perusahaan tidak bisa lagi hanya berfikir keuntungan bagi organisasinya sendiri,
melainkan juga harus memikirkan juga lingkungan sekitar area operasionalnya.
1. KOMANDO
Jika tidak ada komando yang jelas maka sistem operasi akan terpecah secara
c. Koordinasi
d. Perencanaan
e. Pengorganisasian
f. Komunikasi
g. Keselamatan
2. Operasi Lapangan
jiwa maupun materi yang tidak perlu, seperti pemadaman api dari arah yang
salah.
digariskan.
tepat, tegas serta jelas. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem komando yang
sama berjuang untuk mematikan api, karena tidak adanya koordinasi, tindakan
Solusi, seluruh jajaran tugas, baik petugas khusus maupun pihak lain /
relawan harus tetap dalam sebuah garis komando terpusat / centralized, yang
akan mengarahkan seluruh dan setiap tindakan dilapangan, agar usaha yang
efisien.
5. Perencanaan
pencegahan apa yang harus di ambil secepatnya. Jika tidak ada pemusatan
komando, maka tidak ada perencanaan yang jelas. Demikian pula perubahan-
area-area penyekat, area-area yang mudah terbakar, assets penting yang harus
6. Organisasi
Ketidak jelasan dalam peran dan tugas melahirkan tindakan yang tidak
terkordinasi, dan berakibat buruk untuk tingkat strategis, taktis maupun teknis
dilapangan.
7. Komunikasi
seluruh sistem operasi dalam sebuah prosedur baku yang ditetapkan, termasuk
elemen sistem operasi yang berada di bawahnya, khususnya pada saat bencana
terjadi.
8. Safety
cedera bagi petugas, yang boleh jadi tingkat kegawatannya sebanding dengan
memahami metoda safety procedure yang baku sebagai hal yang paling utama.
PRAKTEK
531051, 7362001 (Hunting). Fax (0282) 531284. Telex 25480, 25494, 22380,
dan panas bumi, berdasarkan pada landasan UU No.22 tahun 2001, dan PP
Persero, dan diwajibkan oleh stake holder-nya dalam hal ini pemerintah untuk
PT. Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak,
SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum &
bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta
kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang
Minyak (BBM)
dan pengetahuan
tersebut adalah:
(24.3%)
BPSD (12.0 %)
Tunggal yang berlokasi di Sumatera Utara. Pada tahun 15 Juni 1885, seorang
Sejak penemuan ini, pencarian minyak bumi terus berlanjut dan ditemukan
beberapa sumber minyak bumi di Indonesia, seperti desa Ledok di Jawa
Tengah, desa Minyak Hitam di daerah Muara Enim di Sumatera Selatan dan
tumbuhnya perusahaan minyak asing dan pada akhir abad XIX tidak kurang
pada tahun 1902 Royal Dutch Company yang merupakan perusahaan yang
yang ada pada waktu itu dan inilah cikal bakal eksploitasi minyak di
Minyak dan Gas Bumi. Atas dasar kedua Undang-Undang tersebut, maka
pada tahun 1961 dibentuk perusahaan negara sektor Minyak dan Gas Bumi,
yaitu:
meliputi bidang gas dan minyak bumi dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Eksplorasi
2. Eksploitasi
4. Pengangkutan
Pada tahun 1968 kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PN
gas dan bumi di Indonesia, sehingga pada tanggal 1 Januari 1972 PN Pertamina
Pertamina terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang handal. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2001 dan UU
industri migas dan kegiatan usaha minyak dan gas bumi tersebut kemudian
tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM dari luar negeri dan
minyak.
Kilang minyak pertama antara lain terdiri dari: Fuel Oil Complex (FOC) I,
Lube Oil Complex (LOC) I, Utilities Complex (UTL) dan Offsite Facilities yang
dibangun pada tahun 1974, dan baru beroperasi pada tahun 1976. Kilang ini
pembangunannya dilakukan oleh kontraktor Fluor Eastern Inc. dan dibantu oleh
BBM (LPG, Base Oil, Minarex, Slack Wax, Parafinic, dan aspal) .
Kilang inilah satu-satunya di tanah air saat ini yang menghasilkan aspal,
dan bahan baku pelumas (lube oil). Sejalan dengan laju peningkatan permintaan
Kilang minyak kedua terdiri dari: Fuel Oil Complex II (FOC II) dan Lube
Oil Complex II (LOCII ) & LOC III dibangun tahun 1981 dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto serta baru beroperasi pada tahun 1983. FOC II dirancang oleh
Universal Oil Product sedangkan LOC II & LOC III dirancang oleh Shell
kilang ini adalah Fluor Eastern Inc. dan dibantu oleh kontraktor-kontraktor
nasional. Kilang ini dibangun khusus untuk mengolah minyak mentah campuran
(cocktail) baik dari dalam maupun luar negeri. Kilang ini diproyeksikan
menghasilkan produk BBM, namun juga menghasilkan produk Non BBM antara
lain LPG, Base Oil, Minarex, Slack Wax, Naphta, dan aspal. Kilang ini pada
awalnya memiliki kapasitas sebesar 200 ribu barrel/hari, pada tahun 1996
200 ribu barrel menjadi 238 barrel/hari (setelah diadakan proyek debottlenecking).
Gambar 4.4 Blok Diagram FOC II & Paraxylene, LPG & Sulfur Recovery
Kilang ini mulai beroperasi pada tahun 1990 dan memproduksi Paraxylene,
Benzene, dan produk utama serta raffinate, heavy aromate, toluene, dan LPG
naphta.
yaitu aromatic ke Plaju, Sumatera Selatan dan sebagian lagi di ekspor. Sedangkan,
produk benzene di ekspor dan produk lainnya digunakan untuk keperluan dalam
kapasitas operasional Pertamina RU IV. Proyek ini dibangun pada awal tahun
1996 dan mulai beroperasi pada awal oktober 1998. Sebenarnya kegiatan
perencanaan proyek ini sudah dimulai sejak tanggal 16 Desember 1995 dan
adalah Fluor Daniel. Sedangkan perancang dan pemilik lisensi untuk LOC adalah
dengan modernisasi instrumen kilang yang meliputi unit pada FOC I, FOC II,
Utilities I, Utilities II, LOC I, LOC II. Modernisasi instrumen tersebut juga
serta beroperasinya LOC III juga secara otomatis akan meningkatkan kinerja
1. Modifikasi FOC I dan II, LOC I dan II, dan Utilities II/offsite
System).
kapasitas produk minyak dasar pelumas (Lube Base Oil) meningkat menjadi
Kilang ini adalah unit pengolahan gas buang (waste gas) dari proses proses
yang ada untuk diambil kandungan sulfurnya. Luas area kilang adalah 24.200 m2,
terdiri dari unit proses dan fasilitas penunjang. Kilang yang dibangun pada tahun
2004 dan mulai beroperasi tahun 2006 ini menghasilkan produk berupa gas LPG
dan sulfur cair untuk keperluan kosmetik. Sedangkan tujuan dari pembangunan
1. Menaikkan nilai tambah Off Gas sebagai refinery fuel gas maupun flare
2. Memanfaatkan dan mengolah ekses gas serta mengurangi emisi gas dari
nasional.
Kilang SRU terdiri dari lima buah unit proses dan unit common facilities.
5. Unit 95 (Refrigeration)
menghasilkan produk berupa fuel gas, LPG, kondensat dan sulfur cair.
6. Kilang Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC)
Kilang ini sedang dalam tahap pembangunan dan ditargetkan akan selesai
akhir tahun 2014. Tujuan RFCC sendiri adalah untuk meningkatkan margin kilang
supply LPG.
1. Utilities
tenaga listrik, uap, dan air untuk kebutuhan industri itu sendiri maupun
sebagai pengontrol spesifikasi dan kualitas bahan baku serta produk antara
sehingga produk yang dihasilkan senantiasa terjaga kualitasnya, agar tetap mampu
bersaing di pasaran.
3. Bengkel Pemeliharaan
harus ada sarana pemeliharaan untuk menjaga kehandalan kilang. Karena itu di
peralatan, tertapi juga sebagai sarana pembuatan suku cadang pengganti yang
4. Pelabuhan Khusus
fasilitas kapal tanker. Dan hasil produksinya dijual tidak hanya melalui fasilitas
pemipaan, mobil tanki, tanki kereta api, tetapi juga melalui kapal, sehingga
5. Tangki Penimbun
antara, produk akhir, maupun untuk menampung air bersih guna keperluan
operasional.
SAP dan lain-lain. Selain itu sesuai dengan perkembangan dunia komunikasi,
maka telah dikembangkan pula sarana komunikasi melalui e-mail, intranet dan
Sebagai suatu prasyarat bagi suatu industri adalah adanya bidang yang
Fungsi ini yang memantau dan menangani masalah limbah agar tidak mencemari
keselamatan
accident dan Menaker RI, dan penghargaan Patra Karya Raksa Madya dari
Menteri Pertambangan & Energi RI. Disamping itu beberapa kali memperoleh
penghargaan Sword of Honor dari British Safety Council, London, dan Sertifikat
ISO 14001: 2004, ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 mengenai Sistem
minyak.
sekeliling.
1) Pekerja Harian
Untuk pekerja harian bekerja selama 40 jam kerja setiap minggu dengan
Pekerja shift bekerja dengan sistem 3:1, artinya 3 hari kerja dan 1 hari
libur. Periode tersebut berjala secara bergantian dari shift pagi, sore dan
Procurement Manager
Reliability Manager
OPI Coordinator
Production Manager I
Production Manager II
Misi : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan
Visi : “Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia yang Unggul di Asia pada
tahun 2020.”
yang membentuk anak panah dengan arah ke kanan. Hal ini berarti PT
dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis.
keadaan.
4.10 Tata Nilai Perusahaan
berikut:
1. Clean (bersih)
2. Competitive (kompetitif)
6. Capable (berkemampuan)
Kilang RU IV dibangun dengan luas area sekitar 526,71 Ha. Total luas
berikut:
7. Area Paraxylene : 9 ha
431 ha.
1) Minyak bumi yang berasal dari Middle East masuk ke Fuel Oil
dan M-bakar (IFO). Residu dari FOC I dijadikan bahan baku di Lube
Oil Complex (LOC) I, II, dan III. Residu ini diolah sehingga
2) Minyak bumi yang berupa campuran dari minyak bumi domestik dan
minyak bumi impor atau yang lebih dikenal dengan minyak cocktail
Bahaya Lokasi
A. Hazard Fisik
1. Bising Semua area kilang
B. Hazard Kimia
1. Ammonia LOC I, LOC II, LOC III
C. Hazard Biologi
1. Vektor Semua area kilang
D. Hazard Mekanik
1. Terjepit Semua area kilang
2. Terjatuh
3. Terpeleset
antara lain seperti Penyakit Akibat Kerja (PAK), kecelakaan kerja, risiko
• Isolasi
• Ventilasi
• Barrier
• Badge
• Shift kerja
• Rotasi kerja
• SOP
• TKO
• TKI
3.APD, meliputi:
statis
• Welding mask
• Welding screen
• Face shield
• Masker
menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sehat dan aman dari bahaya
dan tercapainya visi dan misi perusahaan. Tugas-tugas lainnya dari HSE
antara lain:
keamanan dan kehandalan operasi kilang. Tugas dan fungsi Fire and
Insurance adalah:
kebakaran
rekomendasi asuransi
a. Peralatan
•Foam tender
•Frush tender
•Fire jeep
•Fire truck
b. Media pemadam
• Dry powder
• FM 200
meliputi:
• Hazard Fisik yang terdiri dari: radiasi pengion, bising, dan radiasi
• Hazard Kimia yang terdiri dari: BTX, n-Hexane, H2S, CO, O2, dan
HC
Pemberantasan Insekta
Kerja (PAK)
• Presentasi Aspek OH
5) Layanan, seperti:
3. Environmental Section
lindungan
udara sekitar
air buangan
kecelakaan
Selain itu, terdapat pula Unit Pemenuhan Regulasi dan Kesisteman dan
2017. :
b. Kebakaran Besar
Kebocoran gas yang luas dapat masuk ke dalam dapur kilang dan
sarana evakuasi;
secara berkala.
50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang
Tidak Sesuai
OHSAS 18001:2007 PT. PERTAMINA RU IV Cilacap
Pertamina RU IV Cilacap
Gambar 5.3 Sosialisasi PPKD melalui Web resmi PT. Pertamina RU IV Cilacap
Setelah dilakukan Survey pada Departemen HSE melalui kuisioner dapat
disimpulkan bahwa:
Soal no 11-15 mengenai BAB V Tugas dan Tanggung Jawab Tahap Alarm
Diketahui:
Ditanya:
Jawab:
1. 1 x 100% = 100%
50
2 2 x 100% = 100%
50
3 3 x 100% = 100%
50
4 4 x 100%= 86%
43
5 5 40 x 100%= 80%
6 6 36 x 100%= 72%
7 7 50 x 100% = 100%
8 8 46 x 100% = 92%
9 9 50 x 100% = 100%
10 10 34 x 100% = 68%
11 11 41 x 100% = 82%
12 12 41 x 100% = 82%
13 13 50 x 100% = 100%
14 14 43 x 100% = 86%
15 15 50 x 100% = 100%
16 16 47 x 100% = 94%
17 17 49 x 100% = 98%
18 18 50 x 100% = 100%
19 19 50 x 100% = 100%
20 20 50 x 100% = 100%
TOTAL = 82,70%
186/MEN/1999, Pasal 8)
Selain itu yang perlu di sosialisasikan adalah pekerja dari departemen lain, karena
potensi bahaya yang kritis berada di unit operasi dan jangkauan menuju Master
Area.
perlu di sosialisasikan terkait CSR dalam keadaan darurat, hal ini dijelaskan
dalam Undang – Undang No. 24 Tahun 2007, pasal 26 ayat 1 bagian C yaitu:
seperti Kebakaran, maka diperlukan suatu kegiatan yang disebut Fire Drill
& General Fire Drill. Pelaksanaan Fire Drill (Minor) maupun General Fire
dengan skala kecil sesuai dengan skenario yang telah di buat dalam
Pre Fire Planning. Skala Kecil mencakup jumlah personil dan dampak
beda dan skala minor, seperti Fire Drill di Flare 148 RFCC. Dalam
Evaluation) versi I
Didalam Fire Drill harus melibatkan pekerja setempat agar pekerja mampu
menanggulangi jika ada kebakaran kecil pada saat operasi. Posisi Fire Truck
panjang hose, Jarak aman Pemadaman, dan Water Supply maka dari itu pada
saat Fire Drill kondisi jalan untuk akses Fire Truck harus di tutup.
C. Dokumentasi Fire Drill (Minor)
pemadaman dengan skala besar sesuai scenario yang telah di buat oleh
seluruh bagian yang terlibat yang di koordinir oleh Fungsi HSE. General
Major seperti Kebakaran Pada Main Colomn 101C-521 Unit 101 RFCC.
Secara umum tujuan dari General Emergency Fire Drill adalah untuk
Dalam General Fire Drill harus mengatahui potensi bahaya skala besar
bahaya yang timbul pada saat General Fire Drill menggunakan Software
Pembahasan:
1. Menurut OHSAS 18001 – 2007 tentang Sistem Manajemen
dalam organisasi
b. Komunikasi dengan kontrator dan tamu lainnya ke tempat
kerja
Evaluasi General Fire Drill Main Colomn 101C-521 Unit 101 RFCC :
1. Skenario Pre Fire Planning Secara umum berjalan dengan baik tetapi
Pembahasan:
Emergency Management
Perkotaan
Kebakaran
dalam organisasi
kerja
dengan skala besar sesuai scenario yang telah di buat oleh seluruh bagian yang
terlibat yang di koordinir oleh Fungsi HSE. Menurut KEPMENAKER No. 186
yaitu:
evakuasi
berkala.
bagi tempat kerja yang memperkerjakan lebih dari lima puluh (50)
orang tenaga kerja, dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya
kali dalam 1 tahun dan diikuti oleh pekerja terkait. Dan General Fire Drill
kilang supaya dalam menghadapi keadaan darurat mereka mengetahui apa yang
No. 186 Tahun 1999 Pasal 2&8 dan NFPA 1600 Emergency Response Plan,
Tabel 5.4 Kesesuaian Implementasi ERP dan Dasar Hukum PT. Pertamina RU IV
. i/
Tidak
Sesua
i
KEPMENAKER No. 186 Tahun
1999 tentang Unit Penanggulangan
1. Kebakaran di Tempat Kerja Pasal 1. PT. Pertamina
2, yaitu: RU IV cilacap sudah memiliki
1. Pengurus prosedur untuk mencegah,
atau Pengusaha wajib mengurangi, dan memadamkan
mencegah, mengurangi, dan kebakaran dan sudah melakukan
memadamkan kebakaran, dan latihan yaitu Fire Drill setiap 1
latihan penanngulangan bulan 1 kali dan General Fire
kebakaran ditempat kerja. Drill setiap 1 tahun 1 kali
2. Memiliki 2. PT. Pertamina
buku rencana
penanggulangan keadaan Sesua RU IV cilacap sudah memiliki
darurat kebakaran, bagi Buku rencana penanggulangan
keadaan darurat yaitu Pedoman
tempat kerja yang i
Penanggulangan Keadaan
memperkerjakan lebih dari Darurat No. A-016/E-
lima puluh (50) orang 14000/2017-S9 Revisi Ke-2
tenaga kerja, dan atau
tempat kerja yang
berpotensi bahaya
kebakaran sedang dan berat.
2. NFPA 1600 tentang Emergency 1. PT.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
2017. :
c) Ledakan Besar
PERTAMINA RU IV Cilacap.
a) Fire Drill
6.2 Saran
Penanggulangan Bencana”
bagian C yaitu:
“Setiap Orang/Masyarakat/Pekerjaberhakmendapatkan
Penanggulangan Bencana”)
terjadi Kebakaran)
dalam organisasi
kerja
I. Keterangan Perorangan
1. Nama Lengkap : Gilang Mahesa Kameswara
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Alamat Rumah
Kecamatan : Cilegon
Provinsi : Banten
Negara : Indonesia
II. Pendidikan
1. Pendidikan
Sekolah
/Direktur
Banten
Banten Munawaroh
Banten
D-3 /
4. Akademi Minyak dan Fire and - Indramayu, Drs. H.
Lulus
Tahun
Jawa Barat
Jawa Barat
4. Strategi Peningkatan
International Barat
III. Pengalaman
1. Kunjungan
No. Lokasi Tujuan Tahun
Kunjungan
Mawardi Manajemen
Solo Limbah
Proses Industri
&
Proses Safety
Management
IV. Keterangan Keluarga