By volume08
ii) bahu jalan tanpa penutup aspal terdiri dari lapis pondasi agregat kelas B.
f. penambahan atau rekonstruksi pekerjaan penunjang:
i) selokan tanah,
ii) selokan dan drainase yang dilapisi,
iii) gorong-gorong pipa dari beton,
iv) gorong-gorong persegi dari beton,
v) pekerjaan tanah untuk perbaikan kelongsoran,
vi) peninggian elevasi permukaan jalan (grade raising), hanya bila benar-benar
diperlukan dan dana dalam kontrak masih mencukupi,
vii) pekerjaan struktur lainnya, seperti jembatan kecil dan sebagainya,
viii) pekerjaan perlindungan talud, seperti pasangan batu kosong dengan atau tanpa
adukan dan bronjong,
ix) realinyemen horisontal minor, hanya bila benar-benar diperlukan untuk alasan
keamanan dan dana dalam kontrak masih mencukupi.
g. pekerjaan pembangunan jembatan baru atau penggantian jembatan lama:
i) pekerjaan pondasi, seperti sumuran, tiang pancang, dan sebagainya,
ii) pekerjaan bangunan bawah, seperti abutment dan pier jembatan,
iii) pekerjaan bangunan atas, seperti gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau
baja.
1.1b. Pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor:
a. pengembalian kondisi perkerasan:
i) penambalan perkerasan, penggalian lokasi tertentu jalan yang berlubang-lubang atau
rusak berat dan pengisian kembali, pemadatan dan pengembalian kondisi sesuai
dengan bahan
perkerasan lama,
ii) penutupan lubang-lubang yang besar pada perkerasan berpenutup aspal,
iii) perbaikan tepi perkerasan pada perkerasan berpenutup aspal,
iv) pelaburan setempat pada perkerasan berpenutup aspal yang retakretak, dimana luas
bagian yang retak lebih besar dari 10% dan kurang dari 30% terhadap luas total
perkerasan,
v) pekerjaan perataan setempat pada jalan dengan atau tanpa berpenutup aspal untuk
mengisi bagian yang ambles (depression) setempat dan untuk mengurangi kekasaran
perkerasan,
vi) perataan berat setempat pada jalan tanpa penutup aspal untuk menghi-langkan
ketidakrataan permukaan dan mempertahankan bentuk permukaan semula,
dilanjutkan dengan pemadatan kembali dengan mesin gilas.
b. pengembalian kondisi bahu jalan:
i) sama dengan pengembalian kondisi perkerasan tetapi terbatas pada bahu jalan yang
berlubang-lubang atau rusak berat,
ii) pengupasan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan sehingga
mencapai ketinggian yang benar.
6. Menutup lobang void dan memberi ralling sementara dipinggirnya, pemasangan ralling
juga dipasang pada area tepi struktur gedung agar pekerja aman dari bahaya jatuh dari
ketinggian.
7. Mewajibkan dan menugaskan personil khusus untuk mengontrol pekerja apakah sudah
menggunakan alat pengaman diri dan bekerja tanpa terkena resiko kecelakaan.
8. Membersihkan area proyek sesering mungkin, karena selain menimbulkan susana proyek
menyenangkan juga terhindar dari resiko terkena benda-benda berserakan.
9. Pada pekerjaan pengecoran beton harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu apakah
bekisting sudah terpasang kuat, dan sambungan besi tulangan sudah benar.
10. Membuat area khusus merokok agar pekerja tidak merokok sembarangan yang dapat
menyebabkan bahaya kebakaran proyek.
11. Memasang tabung APAR alat pemadam api ringan di lokasi proyek yang berpotensi
muncul kebakaran.
12. Meletakan kabel sementara proyek dengan rapi dan aman tidak berserakan.
13. Mengadakan syukuran, selamatan atau doa bersama memohon kepada Allah SWT agar
kegiatan pelaksanaan proyek dapat berlangsung dengan aman dan selesai sesuai target
yang direncanakan sebelumnya.
Banyak hal lain yang dapat dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
proyek konstruksi, pelu bermacam kreatifitas dan inovasi untuk membayangkan setiap bahaya
yang mungkin terjadi pada setiap item pekerjaan kemudian mempersiapkan hal-hal yang dapat
membantu keselamatan kerja, Selamat berkarya dan jaga keselamatan diri dalam bekerja