Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prancangan


Industri petrokimia yang kini mulai berkembang di Indonesia merupakan
salah satu tulang punggung dalam mengisi dan menunjang pertumbuhan industri
industri lainnya. Salah satu industri petrokimia yang berkembang pesat dewasa ini
adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Akan tetapi, hingga saat ini Indonesia
masih mengandalkan produk impor untuk mencukupi kebutuhan domestik dalam
konsumsi Asam Akrilat tersebut. Hal ini dikarenakan sampai sekarang hanya satu
pabrik Asam Akrilat di dalam negeri yaitu PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang
berkapasitas 140.000 ton/tahun. Adapun data kebutuhan impor asam akrilat untuk
Indonesia dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1.1 Data Impor Asam Akrilat
Tahun Impor (ton/tahun)
2017 6091,04
2018 6758,78
2019 7541,68
2020 6959,18
2021 8254,16
Sumber: (BPS,2022)
Asam akrilat adalah senyawa organik yang memiliki rumus C3H4O2 yang
dikenal dengan nama lain acroleic acid, vinilformic acid, propene acid, 2- propenoic
acid dan ethylenecarboxylic acid. Senyawa ini berbentuk cairan yang tidak
berwarna namun memiliki bau yang sangan tajam. Asam akrilat merupakan bahan
kimia yang penting di dunia industri karena merupakan bahan kimia intermediate
yang banyak digunakan dalam proses-proses produksi pada industri dan produk-
produk konsumen.
Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam bentuk polimer sebagai bahan
pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga banyak manfaat, seperti etil
akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau dalam bentuk emulsi polimer
berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen, promoter perekatan, atau
penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi komersial banyak
dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai (floor polisher),
lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat (McKetta, 1977).
Propilen adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang menjadi salah satu
bahan baku utama dalam industri petrokimia, diantaranya propilen oksida dalam
industri propilen glikol, isopropanol dalam industri farmasi, asam akrilat dalam
industri perekat, dan utamanya polipropilen dalam industri plastik. Asam akrilik
telah diproduksi secara komersial sejak 1847 Melalui oksidasi akrolein dengan
udara. Awalnya dibuat dengan acrolein mengoksidasi propilen. Sampai saat ini
bahan baku propilen masih menjadi bahan baku utama dalam produksi asam akrilat
di seluruh dunia (Kirk-Othmer, 1979).
Pendirian pabrik pembuatan asam akrilat di Indonesia ini diharapkan dapat
memperkecil ketergantungan Indonesia akan impor bahan-bahan kimia dari luar
negeri, terutama asam akrilat yang juga dapat dijadikan komoditi ekspor untuk
memenuhi kebutuhan asam akrilat dilingkup Asia ataupun secara global. Hal ini
juga membawa dampak positif pada pengembangan perekonomian nasional,
melalui perolehan devisa maupun penyerapan tenaga kerja. Selain itu, pendirian
pabrik asam akrilat di Indonesia bertujuan untuk mengoptimalkan perolehan nilai
tambah melalui pemanfaatan bahan baku propilen dari PT. Chandra Asri
Petrochemical dan Pertamina.
1.2 Tujuan Prancangan
Adapun tujuan dari prancangan ini adalah:
1. Tujuan Pra-Prancangan Pabrik Asam Akrilat dari Propilen yaitu untuk
menerapkan disiplin ilmu teknik kimia khususnya dibidang prancangan,
proses, dan operasi teknik kimia.
2. Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan Asam Akrilat sehingga dapat
mengurangi ketergantungan impor Indonesia serta menjadi pensuply asam
akrilat di Asia Tenggara.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia serta membuka
peluan bagi pengembangan industri-industri dengan bahan baku propilen.
1.3 Spesifikasi Baku dan Produk
1.3.1 Pemilihan Bahan Baku
Propylene Oxide dikenal dengan nama lain Methyloxirane dan 1,2- Epoxypropane
yang memiliki rumus molekul C3H6O. Propylene Oxide merupakan cairan bening dengan
titik didih rendah, yang memiliki volatilitas cair tinggi terhadap ether. Selain itu, Propylene
Oxide mudah terbakar dan sangat reaktif (Russo et al., 2014). Propylene Oxide memiliki
kegunaan yang sangat luas antara lain sebagai bahan baku pembuatan polyether polyols,
monopropylene glycol, dipropylene glycol, tripropylene glycol, propylene glycol ethers,
isopropanolamine, propylene carbonate, allyl alcohol, acetone, propanal, polyurethane dan
lainnya (Aer et al., 2012). Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam akrilat ini
adalah propilen yaitu dari PT. Chandra Asri Petrochemical dan Pertamina.
1.3.2 Produk dan Kegunaan
Asam akrilat adalah senyawa organik dengan rumus molekul C3H4O2 yang
dikenal dengan nama lain acroleic acid, 2-propenoic acid, vinilformic acid, propene
aciddan thylenecarboxylic acid. Asam ini merupakan asam karboksilat yang paling
sederhana yang terdiri dari gugus vinil terhubung langsung ke terminal asam
karboksilat. Berupa cairan tak berwarna yang memiliki bau tajam atau khas yang
larut dalam air, alkohol, eter dan kloroform. Asam akrilat dapat dibuat dengan
beberapa proses (Kirk and Othmer, 1966).
Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam bentuk polimer sebagai bahan
pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga banyak manfaat, seperti etil
akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau dalam bentuk emulsi polimer
berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen, promoter perekatan, atau
penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi komersial banyak
dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai (floor polisher),
lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat (McKetta, 1977).
1.4 Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang mengukur tentang
efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. GPM dapat
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk beproduksi secara efisien.
Semakin besar GPM. Semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini
menunjukkan harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan
sales, demikian dengan sebaliknya, semakin rendah GPM semakin kurang baik
operasi perusahaan.
Tabel 1.1 Harga Bahan Baku dan Produk
Nama Barang Harga / Kg
Bahan Baku
Propilen Glikol Rp. 12.454,61
Produk
Asam Akrilat Rp 32.099,55
Sumber : www.alibaba.com (2022)
GPM dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara pendapatan dan
juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Harga jual produk dan harga beli bahan baku
ini mengikuti harga yang beredar dipasaran dan dapat dilihat pada Tabel 1.3.
GPM = [(Yield x Harga Jual Produk) – (Harga Jual Bahan Baku)]
= [(Yield Asam Akrilate x Harga Jual Produk) + (Harga Jual Baku)]
= [(83% x 32.099,55) – (12.454,61)]
= Rp. 14.188,02 / Kg.
1.5 Analisis Pasar
1.5.1 Kebutuhan Pasar
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional, data perkembangan
ekspor dan impor asam akrilat di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Data Impor dan Ekspor Asam Akrilat
Tahun Ekspor ton/tahun
2017 27601,54
2018 26247,15
2019 32860,54
2020 33514,39
2021 25829,2
Sumber: (BPS, 2022)
Pasar asam akrilik tersegmentasi berdasarkan turunan, aplikasi, dan
geografi. Berdasarkan turunannya, pasar tersegmentasi menjadi metil akrilat, butil
akrilat, etil akrilat, 2-Etilheksil akrilat, asam akrilat glasial, dan polimer
superabsorben. Dengan aplikasi, pasar tersegmentasi menjadi cat dan pelapis,
perekat dan sealant, surfaktan, produk saniter, tekstil, dan aplikasi lainnya. Laporan
ini juga mencakup ukuran pasar dan prakiraan pasar di 15 negara di seluruh wilayah
utama. Untuk setiap segmen, market sizing dan forecast dilakukan berdasarkan
volume (kiloton). Pasar asam akrilik terkonsolidasi di alam. Beberapa pemain
utama di pasar antara lain BASF SE, Arkema, Nippon Shokubai Co., Ltd, LG
Chem, dan Shanghai Huayi Acrylic Acid Co. Ltd.
1.5.2 Daya Saing Pasar
Kebutuhan Asam Akrilat di Indonesia telah dipenuhi oleh suatu
perusahaan besar dalam negeri yaitu PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang
berkapasitas 140.000 ton per tahun. Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam
bentuk polimer sebagai bahan pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga
banyak manfaat, seperti etil akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau
dalam bentuk emulsi polimer berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen,
promoter perekatan, atau penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi
komersial banyak dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai
(floor polisher), lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat
(McKetta, 1977).
1.6 Pemilihan Pabrik
Secara geografis, penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan
serta kelangsungan dari suatu industri kini dan pada masa yang akan datang karena
berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan.
Pemilihan lokasi pabrik harus tepat berdasarkan perhitungan biaya produksi dan
distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi dan budaya masyarakat di
sekitar lokasi pabrik (Peters, 2004). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka
Pabrik Pembuatan Asam Akrilat ini direncanakan berlokasi di daerah Ketapang,
Kalimantan Barat
Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah:
a. Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku diperlukan untuk menjamin kontuinitas produksi
suatu pabrik. Bahan baku utama yang digunakan pada pabrik pembuatan Asam
Akrilat ini adalah propilen, udara dan air. Bahan baku dalam pembuatan asam
akrilat adalah propilen yang diperoleh dari pabrik yang ada di Indonesia. Sampai
saat ini yang memproduksi propilen yaitu PT Chandra Asri Petrochemicalsebesar
470.000 ton/tahun (Chandra Asri). Dengan rancangan pabrik asam akrilat yang
berkapasitas 60.000 ton/tahun ini diperkirakan bahan baku dapat terpenuhi. Dengan
tersedianya bahan baku di Indonesia maka harga pembelian bahan baku akan jauh
lebih murah daripada bahan baku yang diimpor dan juga dapat meningkatkan
efisiensi produk propilen dalam negeri. Bahan baku lainnya yaitu udara didapatkan
dari udara bebas, sedangkan air didapatkan dari sumber air terdekat. Dekatnya
bahan baku dengan lokasi pembangunan pabrik menjadi faktor utama pemilihan
lokasi ini.
b. Transportasi
Pembelian bahan baku dilakukan melalui jalan darat. Produk asam akrilat
ini dapat diangkut ataupun dikapalkan dengan mudah ke daerah pemasaran dalam
dan luar negri. Walaupun kebutuhan dalam negri tidak terlalu besar tiap
tahunnya,namun jumlahnya Sampai sekarang belum dapat dipenuhi. Pasar utama
pemasaran produk asam akrilat adalah daerah Asia Tenggara dan sekitarnya.
c. Pemasaran
Kebutuhan asam akrilat ini masih sedikit diproduksi di Indonesia. Pabrik
yang memproduksinya adalah PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang berkapasitas
140.000 ton/tahun. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang tidak terlalu
besar akan asam akrilat ini maka Pemerintah Indonesia mengimpornya dari Jepang
(Tatsyana, 2012). Walaupun kebutuhan dalam negri tidak terlalu besar, namun
hingga saat ini Indonesia masih mengimpor dari Jepang untuk memenuhi
kebutuhannya. Di sisi lain, kebutuhan global asam akrilat berkembang sangat pesat.

Anda mungkin juga menyukai