Industri petrokimia yang kini mulai berkembang di Indonesia merupakan salah satu tulang punggung dalam mengisi dan menunjang pertumbuhan industri industri lainnya. Salah satu industri petrokimia yang berkembang pesat dewasa ini adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Akan tetapi, hingga saat ini Indonesia masih mengandalkan produk impor untuk mencukupi kebutuhan domestik dalam konsumsi Asam Akrilat tersebut. Hal ini dikarenakan sampai sekarang hanya satu pabrik Asam Akrilat di dalam negeri yaitu PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang berkapasitas 140.000 ton/tahun. Adapun data kebutuhan impor asam akrilat untuk Indonesia dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1.1 Data Impor Asam Akrilat Tahun Impor (ton/tahun) 2017 6091,04 2018 6758,78 2019 7541,68 2020 6959,18 2021 8254,16 Sumber: (BPS,2022) Asam akrilat adalah senyawa organik yang memiliki rumus C3H4O2 yang dikenal dengan nama lain acroleic acid, vinilformic acid, propene acid, 2- propenoic acid dan ethylenecarboxylic acid. Senyawa ini berbentuk cairan yang tidak berwarna namun memiliki bau yang sangan tajam. Asam akrilat merupakan bahan kimia yang penting di dunia industri karena merupakan bahan kimia intermediate yang banyak digunakan dalam proses-proses produksi pada industri dan produk- produk konsumen. Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam bentuk polimer sebagai bahan pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga banyak manfaat, seperti etil akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau dalam bentuk emulsi polimer berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen, promoter perekatan, atau penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi komersial banyak dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai (floor polisher), lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat (McKetta, 1977). Propilen adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang menjadi salah satu bahan baku utama dalam industri petrokimia, diantaranya propilen oksida dalam industri propilen glikol, isopropanol dalam industri farmasi, asam akrilat dalam industri perekat, dan utamanya polipropilen dalam industri plastik. Asam akrilik telah diproduksi secara komersial sejak 1847 Melalui oksidasi akrolein dengan udara. Awalnya dibuat dengan acrolein mengoksidasi propilen. Sampai saat ini bahan baku propilen masih menjadi bahan baku utama dalam produksi asam akrilat di seluruh dunia (Kirk-Othmer, 1979). Pendirian pabrik pembuatan asam akrilat di Indonesia ini diharapkan dapat memperkecil ketergantungan Indonesia akan impor bahan-bahan kimia dari luar negeri, terutama asam akrilat yang juga dapat dijadikan komoditi ekspor untuk memenuhi kebutuhan asam akrilat dilingkup Asia ataupun secara global. Hal ini juga membawa dampak positif pada pengembangan perekonomian nasional, melalui perolehan devisa maupun penyerapan tenaga kerja. Selain itu, pendirian pabrik asam akrilat di Indonesia bertujuan untuk mengoptimalkan perolehan nilai tambah melalui pemanfaatan bahan baku propilen dari PT. Chandra Asri Petrochemical dan Pertamina. 1.2 Tujuan Prancangan Adapun tujuan dari prancangan ini adalah: 1. Tujuan Pra-Prancangan Pabrik Asam Akrilat dari Propilen yaitu untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia khususnya dibidang prancangan, proses, dan operasi teknik kimia. 2. Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan Asam Akrilat sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor Indonesia serta menjadi pensuply asam akrilat di Asia Tenggara. 3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia serta membuka peluan bagi pengembangan industri-industri dengan bahan baku propilen. 1.3 Spesifikasi Baku dan Produk 1.3.1 Pemilihan Bahan Baku Propylene Oxide dikenal dengan nama lain Methyloxirane dan 1,2- Epoxypropane yang memiliki rumus molekul C3H6O. Propylene Oxide merupakan cairan bening dengan titik didih rendah, yang memiliki volatilitas cair tinggi terhadap ether. Selain itu, Propylene Oxide mudah terbakar dan sangat reaktif (Russo et al., 2014). Propylene Oxide memiliki kegunaan yang sangat luas antara lain sebagai bahan baku pembuatan polyether polyols, monopropylene glycol, dipropylene glycol, tripropylene glycol, propylene glycol ethers, isopropanolamine, propylene carbonate, allyl alcohol, acetone, propanal, polyurethane dan lainnya (Aer et al., 2012). Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam akrilat ini adalah propilen yaitu dari PT. Chandra Asri Petrochemical dan Pertamina. 1.3.2 Produk dan Kegunaan Asam akrilat adalah senyawa organik dengan rumus molekul C3H4O2 yang dikenal dengan nama lain acroleic acid, 2-propenoic acid, vinilformic acid, propene aciddan thylenecarboxylic acid. Asam ini merupakan asam karboksilat yang paling sederhana yang terdiri dari gugus vinil terhubung langsung ke terminal asam karboksilat. Berupa cairan tak berwarna yang memiliki bau tajam atau khas yang larut dalam air, alkohol, eter dan kloroform. Asam akrilat dapat dibuat dengan beberapa proses (Kirk and Othmer, 1966). Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam bentuk polimer sebagai bahan pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga banyak manfaat, seperti etil akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau dalam bentuk emulsi polimer berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen, promoter perekatan, atau penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi komersial banyak dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai (floor polisher), lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat (McKetta, 1977). 1.4 Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang mengukur tentang efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. GPM dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk beproduksi secara efisien. Semakin besar GPM. Semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian dengan sebaliknya, semakin rendah GPM semakin kurang baik operasi perusahaan. Tabel 1.1 Harga Bahan Baku dan Produk Nama Barang Harga / Kg Bahan Baku Propilen Glikol Rp. 12.454,61 Produk Asam Akrilat Rp 32.099,55 Sumber : www.alibaba.com (2022) GPM dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara pendapatan dan juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Harga jual produk dan harga beli bahan baku ini mengikuti harga yang beredar dipasaran dan dapat dilihat pada Tabel 1.3. GPM = [(Yield x Harga Jual Produk) – (Harga Jual Bahan Baku)] = [(Yield Asam Akrilate x Harga Jual Produk) + (Harga Jual Baku)] = [(83% x 32.099,55) – (12.454,61)] = Rp. 14.188,02 / Kg. 1.5 Analisis Pasar 1.5.1 Kebutuhan Pasar Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional, data perkembangan ekspor dan impor asam akrilat di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Data Impor dan Ekspor Asam Akrilat Tahun Ekspor ton/tahun 2017 27601,54 2018 26247,15 2019 32860,54 2020 33514,39 2021 25829,2 Sumber: (BPS, 2022) Pasar asam akrilik tersegmentasi berdasarkan turunan, aplikasi, dan geografi. Berdasarkan turunannya, pasar tersegmentasi menjadi metil akrilat, butil akrilat, etil akrilat, 2-Etilheksil akrilat, asam akrilat glasial, dan polimer superabsorben. Dengan aplikasi, pasar tersegmentasi menjadi cat dan pelapis, perekat dan sealant, surfaktan, produk saniter, tekstil, dan aplikasi lainnya. Laporan ini juga mencakup ukuran pasar dan prakiraan pasar di 15 negara di seluruh wilayah utama. Untuk setiap segmen, market sizing dan forecast dilakukan berdasarkan volume (kiloton). Pasar asam akrilik terkonsolidasi di alam. Beberapa pemain utama di pasar antara lain BASF SE, Arkema, Nippon Shokubai Co., Ltd, LG Chem, dan Shanghai Huayi Acrylic Acid Co. Ltd. 1.5.2 Daya Saing Pasar Kebutuhan Asam Akrilat di Indonesia telah dipenuhi oleh suatu perusahaan besar dalam negeri yaitu PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang berkapasitas 140.000 ton per tahun. Asam akrilat banyak dimanfaatkan dalam bentuk polimer sebagai bahan pembuatan superabsorbent. Ester turunannya juga banyak manfaat, seperti etil akrilat. Sebagai kopolimer dalam jumlah tertentu atau dalam bentuk emulsi polimer berfungsi di antaranya sebagai pendispersi pigmen, promoter perekatan, atau penyedia percabangan silang sehingga untuk aplikasi komersial banyak dimanfaatkan dalam industri pelapisan kulit, pengkilap lantai (floor polisher), lapisan pelindung (protective coating), bahan perekat, dan cat (McKetta, 1977). 1.6 Pemilihan Pabrik Secara geografis, penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan serta kelangsungan dari suatu industri kini dan pada masa yang akan datang karena berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan. Pemilihan lokasi pabrik harus tepat berdasarkan perhitungan biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi pabrik (Peters, 2004). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Pembuatan Asam Akrilat ini direncanakan berlokasi di daerah Ketapang, Kalimantan Barat Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah: a. Bahan Baku Ketersediaan bahan baku diperlukan untuk menjamin kontuinitas produksi suatu pabrik. Bahan baku utama yang digunakan pada pabrik pembuatan Asam Akrilat ini adalah propilen, udara dan air. Bahan baku dalam pembuatan asam akrilat adalah propilen yang diperoleh dari pabrik yang ada di Indonesia. Sampai saat ini yang memproduksi propilen yaitu PT Chandra Asri Petrochemicalsebesar 470.000 ton/tahun (Chandra Asri). Dengan rancangan pabrik asam akrilat yang berkapasitas 60.000 ton/tahun ini diperkirakan bahan baku dapat terpenuhi. Dengan tersedianya bahan baku di Indonesia maka harga pembelian bahan baku akan jauh lebih murah daripada bahan baku yang diimpor dan juga dapat meningkatkan efisiensi produk propilen dalam negeri. Bahan baku lainnya yaitu udara didapatkan dari udara bebas, sedangkan air didapatkan dari sumber air terdekat. Dekatnya bahan baku dengan lokasi pembangunan pabrik menjadi faktor utama pemilihan lokasi ini. b. Transportasi Pembelian bahan baku dilakukan melalui jalan darat. Produk asam akrilat ini dapat diangkut ataupun dikapalkan dengan mudah ke daerah pemasaran dalam dan luar negri. Walaupun kebutuhan dalam negri tidak terlalu besar tiap tahunnya,namun jumlahnya Sampai sekarang belum dapat dipenuhi. Pasar utama pemasaran produk asam akrilat adalah daerah Asia Tenggara dan sekitarnya. c. Pemasaran Kebutuhan asam akrilat ini masih sedikit diproduksi di Indonesia. Pabrik yang memproduksinya adalah PT. Nippon Shobukai di Cilegon yang berkapasitas 140.000 ton/tahun. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang tidak terlalu besar akan asam akrilat ini maka Pemerintah Indonesia mengimpornya dari Jepang (Tatsyana, 2012). Walaupun kebutuhan dalam negri tidak terlalu besar, namun hingga saat ini Indonesia masih mengimpor dari Jepang untuk memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, kebutuhan global asam akrilat berkembang sangat pesat.