Anda di halaman 1dari 3

PABRIK FATTY ALCOHOL DENGAN HIGH PRESSURE-DIRECT CATALYTIC

HYDROGENATION PROCESS

Industri oleokimia dasar fatty alcohol di Indonesia merupakan bidang industri yang
memiliki ketersediaan bahan baku yang sangat melimpah, hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan negara kaya akan sumber daya alam berbasis nabati. Secara umum pembuatan
fatty alcohol dapat menggunakan bahan baku yang renewable dan non-renewable. Pada saat
ini dengan terbatasnya bahan baku non-renewable, maka perlu dilakukan suatu usaha dengan
tujuan menggantikan bahan baku yang bersifat non-renewable dengan bahan baku
renewable. Salah satu senyawa alami renewable yang berpotensi sebagai bahan baku
pembuatan fatty alcohol adalah metil ester. Metil ester meruapakan ester asam lemak yang
dibuat melalui proses esterifikasi. Metil ester sendiri dapat diperoleh dari hasil pengolahan
bermacam-macam minyak nabati, misalnya minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari,
minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak kelapa, minyak
safflower, minyak linseed, dan minyak zaitun.

1.1. Analisa Pasar

Selama sepuluh tahun terakhir, pasar global fatty alcohol tumbuh rata-rata 4.0 persen per
tahun. Permintaan akan fatty alcohol meningkat dikarenakan pangsa pasar yang begitu luas baik
untuk sabun & detergen, personal care product, lubricant, amines, dan lain-lain. Dalam industri
kosmetik dan makanan, fatty alcohol digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan
thickeners. Sementara pada bidang industri, fatty alcohol secara luas digunakan pada industri
plasticizer, bahan anti-busa, produk intermediate, parfum dan farmasi. Lebih dari dua pertiga
atau sekita 80% dari jumlah fatty alcohol yang diproduksi digunakan sebagai bahan baku
pembuatan surfaktan.

Di pasar dunia, produk oleokimia dasar yang paling banyak diperdagangkan adalah
asam lemak, disusul fatty alcohol. Pertumbuhan ekonomi di Asia mendorong peningkatan
permintaan untuk produk- produk asam lemak dan alkohol lemak. Produsen fatty alcohol
sintesis (berbasis petrokimia) yang merupakan pesaing terkemuka diantaranya adalah Shell
Chemicals dari Belanda, Sasol dari Afrika Selatan, dan BASF Jerman. Sedangkan
produsen fatty alcohol alami (oleochmical based) adalah Cognis (Jerman), Kao
Corporation (Jepang), Liaoning HuaXing (Cina), dan lain-lain. Peningkatan permintaan fatty
alcohol alami dunia disebabkan beberapa keunggulan yang dimilikinya dibandingkan dengan
produk petrokimia (bahan baku turunan dari petroleum seperti etilen, olefin, benzen), misalnya
harga lebih murah, berasal dari sumber yang dapat diperbaharui, dan produk yang
dihasilkan lebih ramah lingkungan. embaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) menyebutkan
bahwa, pasar
utama produk fatty alcohol dunia pada tahun 2000 adalah Amerika Serikat,
Jepang, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, Spanyol, Belgia, Meksiko, Belanda, dan
Brasil. Kesebelas negara tersebut menyerap lebih dari 79,6% dari total volume
impor fatty alcohol dunia. Amerika serikat merupakan pasar impor fatty alcohol
terbesar di dunia dengan pangsa pasar 16,6% dari total impor fatty alcohol dunia,
disusul oleh Jepang (10,5%), kemudian Inggris (8,3%), dan Perancis (8,1%). dilihat dari
perkembangan pangsa impor dan kebutuhan negara-negara luar terhadap fatty alcohol yang
semakin besar, pasar ekspor yang cukup prospektif sebagai tujuan pasar pabrik fatty
alcohol yakni Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu, untuk pangsa pasar dalam negeri,
ditujukan pada berbagai perusahaan yang menggunakan bahan baku fatty alcohol baik untuk
produk surfaktan, kosmetik, dll.

1.2. Penentuan Lokasi

Lokasi pabrik Fatty Alcohol (FA) dirancang, rencananya didirikan di daerah Bungah,
Gresik dengan mengambil beberapa pertimbangan

 Penyediaan bahan baku


Lokasi pabrik sebaiknya dekat dengan lokasi penyedia bahan baku dan
pemasaran produk agar dapat menghemat biaya transportasi. Untuk menekan
penyediaan bahan baku, pabrik Fatty Alcohol didirikan dekat dengan pabrik
penghasil bahan baku utama yaitu metil ester dan hidrogen (H2). Metil ester
didapat dari beberapa industri di Kabupaten Gresik yaitu PT Anugerahinti
Gemanusa, PT Eterindo Nusa Graha, dan PT Wilmar Nabati Indonesia sedangkan untuk
bahan gas hidrogen disuplai dari PT Samator Bambe.
 Pemasaran produk
Lokasi pabrik dipilih dekat dengan pelabuhan laut supaya dapat dengan mudah
didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan Fatty Alcohol dalam negeri maupun
kebutuhan ekspor Indonesia. Selain itu pula untuk mempermudah pendistribusian produk
dan pemasarannya, pabrik yang dirancang direncanakan didirikan di Bungah, Gresik.
Wilayah Gresik merupakan salah satu kota industri pesat dan strategis di wilayah Jawa
Timur sehingga sarana dan prasarana mudah untuk dijangkau, serta telah layaknya
infrastruktur
seperti jalan raya dan pelabuhan. Diharapkan dengan layaknya infrastruktur
dapat memudahkan aktivitas transportasi dalam menunjang kebutuhan pabrik agar
berjalan dengan baik.
 Utilitas
Bahan baku utilitas yang paling utama adalah air, bahan bakar, dan listrik.
Kebutuhan air dapat dipenuhi dengan baik dari Sungai Bengawan Solo yang
dekat dengan lokasi pabrik. Air ini setelah melewati beberapa treatment dapat
diubah menjadi listrik dengan mengubah menjadi steam pada unit boiler untuk
menggerakkan turbin. Bahan bakar yang dibutuhkan salah satunya untuk
memanaskan air, dapat berupa batubara atau briket arang. Batu bara dapat
diambil dari Kalimantan dengan menggunakan akses kapal tongkang lewat
Pelabuhan Gresik ataupun pelabuhan besar lainnya seperti Pelabuhan
Petrokimia Gresik, sedangkan briket arang dapat disuplai dari PT. Tri Surya
Cempana yang berlokasikan di Kecamatan Kebomas,
 Tenaga Kerja
Tenaga kerja terbagi menjadi tiga yaitu tenaga kerja ahli, tenaga kerja terampil,
dan tenaga kerja kasar. Tenaga kerja ahli yang memiliki kualitas tertentu dapat mudah
didapatkan di kota-kota pendidikan yang berada di Jawa Timur. Tenaga kerja terampil
dengan keahlian tertentu dapat didapatkan di wilayah Gresik yang memiliki sekolah
kejuruan yang sangat baik antara lain di Kecamatan Gresik, Manyar, Cerme,
Duduksampeyan, dan lain-lain. Tenaga kerja kasar atau buruh dapat diambil dari daerah
dekat pabrik yaitu Kecamatan Bungah atau dari para pendatang yang mencari kerja.
Adapun faktor-faktor lain juga diperhatikan dalam pemilihan tenaga kerja, utamanya
kedisiplinan dan pengalaman kerja, sehingga diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja
yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai