Anda di halaman 1dari 6

Palm ’Journal

Analisis Isu Strategis Sawit Vol. II, No. 36/09/2021

OLEOKIMIA DALAM INDUSTRI HILIR SAWIT INDONESIA

Oleh
PASPI-Monitor

RESUME

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki peluang menjadi
produsen terbesar dunia untuk produk-produk hilir sawit salah satunya produk oleokimia sawit. Di
sisi lain, meningkatnya global consumer awareness terhadap lingkungan juga berdampak pada
penurunan demand produk petrokimia berbasis minyak fosil. Kondisi ini dapat dijadikan momentum
yang tepat bagi produk oleokimia berbasis minyak sawit yang lebih unggul secara ekologi
(renewable, biodegradable dan non-toxic) untuk mensubtitusi petrokimia.
Industri oleokimia Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang positif dan signifikan baik dari
kapasitas produksi dan realisasinya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Faktor yang mendorong
terjadinya pertumbuhan industri oleokimia adalah adanya ekosistem hilirisasi yang diciptakan
pemerintah dengan instrumen kombinasi kebijakan pajak ekspor (duty dan levy) ekspor sawit dan
produk turunannya yang komprehensif dan progresigf serta kebijakan hilirisasi termasuk mandatory
B-30. Kedua kebijakan tersebut menciptakan insentif bagi pengembangan industri oleokimia berbasis
minyak sawit domestik.
Industri oleokimia juga memiliki prospek yang besar sebagai subsitusi petrokimia yang sebagian
besar bersumber dari impor (substitusi impor) dan memberikan manfaat ekonomi (penghematan
devisa impor dan menciptakan nilai tambah domestik) maupun manfaat ekologi. Manfaat ekonomi
dan ekologis tersebut juga tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dapat
dirasakan oleh masyarakat dunia melalui kegiatan ekspor produk (antara dan jadi) berbasis
oleokimia sawit (promosi ekspor).

@PASPI2021
502 Palm Oil Journal, Vol II No. 36/09/2021

PENDAHULUAN atau palm oil-based oleochemical. Sebagai


produsen minyak sawit terbesar dunia,
Indonesia merupakan produsen minyak Indonesia memiliki potensi yang besar
sawit terbesar di dunia dengan pangsa menjadi produsen produk berbasis
mencapai sekitar 50-60 persen dari total oleokimia
volume produksi minyak sawit di dunia. Tulisan dalam artikel ini akan
Dengan posisi tersebut, Indonesia mendiskusikan update perkembangan
berpeluang menjadi produsen terbesar industri oleokimia sawit di Indonesia,
dunia untuk produk-produk hilir sawit. kemudian dilanjutkan dengan peluang
Satu dari tiga jalur industrialisasi hilir oleokimia sawit sebagai industri substitusi
(hilirisasi) minyak sawit yang dikembangkan impor petrokimia dan bagian dari strategi
di Indonesia adalah oleokimia. Melalui promosi ekspor bagi Indonesia.
industrialisasi jalur oleokimia, sebagian
minyak sawit diolah lebih lanjut untuk
menghasilkan produk oleokimia dasar (basic PERTUMBUHAN INDUSTRI
oleochemical), produk antara oleokimia OLEOKIMIA SAWIT
(intermediate oleochemical) dan produk
akhir berbasis oleokimia sawit (palm oil- Secara umum, oleokimia merupakan
based oleochemical product). senyawa kimia yang dihasilkan dari lemak
Oleokimia merupakan substitusi dari dan minyak baik bersumber dari tumbuhan
senyawa kimia yang berasal dari turunan (nabati) maupun hewan. Karena dihasilkan
(derivatives) energi fosil yang populer dari makhluk hidup, oleokimia juga disebut
disebut sebagai petrokimia. Oleokimia sebagai biobased chemical. Dari kedalaman
sebagai biobased chemical memiliki sejumlah hilirisasi, oleokimia dapat dibedakan atas
keunggulan dibandingkan dengan oleokimia dasar (basic oleochemical),
petrokimia. Oleokimia dapat diperbarui turunan oleokimia atau oleokimia antara
(renewable), dapat terurai secara biologis (oleochemical intermediate) dan produk
(biodegradable) dan umumnya tidak akhir yang menggunakan oleokimia
mengandung logam berat yang bersifat toxic (oleochemical based product).
sehingga lebih ramah lingkungan. Produk yang tergolong sebagai
Sebaliknya, petrokimia tidak dapat oleokimia dasar mencakup fatty acid, fatty
diperbarui (non-renewable) dan umumnya alcohol, glycerol/gliserin dan methyl ester.
tidak dapat terurai secara biologis (non- Sementara itu, produk yang tergolong
degradable), mengandung logam berat yang sebagai produk oleokimia antara mencakup
bersifat toxic sehingga dapat menimbulkan seluruh senyawa kimia yang dihasilkan dari
masalah lingkungan. pengolahan lanjutan oleokimia dasar seperti
Meningkatnya perhatian masyarakat asam lemak etoksilat, fatty alkohol etoksilat,
global pada masalah lingkungan, konsumsi monoacylglycerol, soap noodle dan lainnya.
energi fosil dan produk turunannya Sedangkan produk yang tergolong sebagai
termasuk produk petrokimia diperkirakan produk akhir oleokimia adalah produk akhir
sedang dan akan mengalami penurunan. (finish product) yang dikonsumsi oleh
Berbagai industri yang menggunakan konsumen akhir dan menggunakan
produk petrokimia sebagai bahan baku telah intermediate oleochemical product sebagai
menunjukkan peralihan pada penggunaan bahan bakunya seperti personal care,
oleokimia yang dinilai lebih ramah cosmetics, coatings, adhesives, elastomers and
lingkungan, bahkan tren peralihan sealants, surfactants, cleansing agents,
diperkirakan akan terus meningkat di masa emulsifiers, foam boosters, degreasers
depan. Peralihan penggunaan bahan baku lubricants, grease and metalworking, dan
tersebut akan mendorong industri oleokimia pharmaceuticals and nutraceuticals, dan lain-
makin berkembang. lain (Midgley, 2017; Rapilus dan Achmad,
Salah satu industri oleokimia yang 2010; Seng, 2018; Acme-Hardesty, 2021).
prospektif adalah industri oleokimia Indonesia merupakan salah satu negara
berbasis sawit yakni oleokimia yang produsen oleokimia terbesar dunia.
menggunakan minyak sawit (CPO dan CPKO) Kapasitas produksi oleokimia dasar

@PASPI2021
Oleokimia dalam Industri Hilir Sawit Indonesia 503

Indonesia mencapai 19.93 juta ton per tahun sawit juga mengalami peningkatan dari 18
(Tabel 1). juta ton menjadi hampir 20 juta ton. Jika
Dalam periode 2016-2020, industri dirinci industri oleokimia dasar
oleokimia dasar mengalami pertumbuhan menunjukkan hampir semua jenis oleokimia
yang signifikan. Dari segi jumlah perusahaan dasar mengalami pertumbuhan kapasitas
mengalami peningkatan dari 19 perusahaan produksi dan pertumbuhan yang relatif
menjadi 21 perusahaan. Total kapasitas cepat terjadi pada industri methyl ester.
produksi industri oleokimia dasar berbasis

Tabel 1. Kapasitas Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2016-2020 (Juta Ton)
Deskripsi 2016 2017 2018 2019 2020
Fatty Acid 4.37 4.47 4.47 4.55 4.55
Fatty Alcohol 1.96 2.12 2.12 2.12 2.12
Glycerol 0.86 0.88 0.88 0.88 0.88
Methyl Ester 10.90 11.55 11.55 11.62 12.38
Sumber: Kemenperin, 2021; Apolin, 2020

Pertumbuhan kapasitas produksi meningkat dari 6.6 juta ton menjadi 12.9 juta
tersebut juga disertai dengan pertumbuhan ton dalam periode 2016-2020 (Tabel 2).
realisasi produksi. Meski pernah mengalami Pertumbuhan yang impresif terjadi pada
penurunan produksi pada periode 2014- produksi methyl ester meningkat dari sekitar
2016, namun total produksi oleokimia dasar 3 juta ton menjadi 8.59 juta ton.

Tabel 2. Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2014-2020 (Juta Ton)


Deskripsi 2014 2016 2018 2020*
Fatty Acid 2.02 1.81 1.80 1.85
Fatty Alcohol 1.96 0.97 0.92 1.50
Glycerol 0.96 0.70 0.94 0.98
Methyl Ester 2.88 3.17 5.23 8.59
Sumber : BPS
Ket : *) estimasi

Pertumbuhan industri oleokimia ketersediaan bahan baku industri oleokimia


tersebut tidak dapat terlepas dari ekosistem domestik berupa minyak sawit (CPO dan
hilirisasi sawit yang dibangun Pemerintah CPKO) yang makin murah. Selain itu
Indonesia sejak tahun 2011 (Sipayung, 2018; kebijakan tersebut juga memberi insentif
PASPI-Monitor, 2021; Kemenperin, 2021). untuk memperdalam industri oleokimia di
Dua kebijakan hilirisasi yang sangat dalam negeri sebelum di ekspor. Artinya
berpengaruh pada pertumbuhan industri insentif untuk mengekspor produk hilir
oleokimia sawit di dalam negeri adalah sawit lebih besar dibandingkan jika hanya
kebijakan pajak ekspor dan kebijakan mengekspor produk hulu (CPO/CPKO).
hilirisasi khususnya mandatori biodiesel B- Sementara itu, kebijakan hilirisasi
30. terutama kebijakan mandatori B-30 juga
Kebijakan ekspor yang progresif dan memberi insentif bagi industri methyl ester
komprehensif dengan instrumen export levy atau biodiesel berupa terjaminnya pasar
dan export duty pada minyak sawit dan domestik yang besar. Pertumbuhan industri
produk turunan yang diberlakukan dengan methyl ester yang begitu cepat dalam kurun
tingkat tarif yang semakin besar untuk waktu 5 tahun terakhir didorong oleh
produk hulu dan tarif yang semakin rendah kebijakan mandatori B-30 dan kebijakan
untuk produk hilir, dimana kebijakan pajak ekspor.
tersebut telah memberi insentif ganda bagi
pertumbuhan industri oleokimia. Insentif
ganda yang dimaksud adalah kepastian dan

@PASPI2021
504 Palm Oil Journal, Vol II No. 36/09/2021

SUBSTITUSI PETROKIMIA secara alamiah (non-biodegradable) dan


bersifat toxic (Patino, 2005; MPOC, 2021;
Peluang untuk hilirisasi sawit lewat Acme-Hardesty, 2021).
jalur oleokimia semakin prospektif di masa Indonesia masih mengimpor senyawa
depan khususnya sebagai substitusi produk kimia berbasis petrokimia dalam volume
petrokimia yang dinilai tidak sustainable, yang cukup besar. Misalnya, volume impor
mengingat masih banyak dan luas industri produk dan bahan baku surfaktan berbasis
yang menggunakan produk petrokimia. petrokimia yang besar dan trennya
Senyawa kimia petrokimia dinilai terkait menunjukkan peningkatan setiap tahun
dengan sumber emisi GHG utama dunia pada (Gambar 1).
industri hulu nya (fossil energy), tidak dapat
diperbaharui (non-renewable), sulit terurai
petrokimia produk surfaktan Petroplastik Produk plastik
4.00
1.80
1.60 3.50

1.40 3.00
1.20 2.50
juta ton

juta ton

1.00 2.00
0.80
1.50
0.60
1.00
0.40
0.20 0.50
0.00 0.00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Gambar 1. Volume Impor Bahan Baku dan Produk Petrokimia (Surfaktan dan Plastik) di
Indonesia Tahun 2010-2020 (Sumber: ITC Trademap, 2021)

Volume impor petrokimia terbesar petro plastik diganti dengan bioplastik atau
adalah bahan baku dan produk plastik petrosurfaktan diganti oleh biosurfaktan.
(petroplastik). Volume impor Indonesia Substitusi impor yang demikian memberikan
untuk bahan baku dan produk petro plastik manfaat yang luas. Secara ekonomi,
meningkat dua kali lipat selama tahun 2010- substitusi impor tersebut mampu
2018 yakni dari sekitar 1.9 juta ton menjadi menghemat devisa impor dan menciptakan
4 juta ton. Impor petroplastik ini telah nilai tambah domestik. Sementara itu,
menimbulkan masalah ekologis yang serius manfaat ekologis yang dihasilkan dari
yakni sampah plastik telah mencemari substitusi petrokimia oleh oleokimia adalah
perairan di Indonesia. mengganti bahan/produk non-renewable,
Impor petrokimia tersebut menjadi non-degradable dan toxic menjadi produk
peluang bagi industri oleokimia sawit yang lebih renewable, biodegradable dan
domestik sebagai substitusi impor (import non-toxic.
substitution). Dalam konteks industrialisasi Hilirisasi sawit via jalur oleokimia
sawit domestik, terdapat dua fase substitusi domestik juga tidak hanya sebagai substitusi
impor yang dapat dikembangkan industri impor saja, tetapi juga untuk promosi ekspor
oleokimia (Sipayung, 2018). Pengembangan (EP). Produksi oleokimia berbasis sawit
produk antara oleokimia sebagai substitusi untuk menghasilkan produk antara
impor produk petrokimia antara (IS-1) dan (intermediate product) dan produk jadi
untuk menghasilkan produk jadi oleokimia (finished product) sebagai komoditas ekspor.
sebagai substitusi impor produk jadi Strategi promosi ekspor ini merupakan cara
petrokimia (IS-2). industri oleokimia sawit untuk menyediakan
Pengembangan produk oleokimia pengganti petrokimia yang lebih renewable,
sebagai substitusi bahan baku dan/atau biodegradable dan non-toxic di pasar
produk jadi berbasis petrokimia seperti internasional. Dengan cara demikian

@PASPI2021
Oleokimia dalam Industri Hilir Sawit Indonesia 505

manfaat sosial, ekonomi dan ekologi dari Negeri. Bogor: IPB Press dan Surfactant
industri oleokimia juga dapat dinikmati and Bioenergy Research Centre.
masyarakat dunia.
Hutabarat R. 2021. Peluang dan Tantangan
Pengembangan industri oleokimia sawit
Pengembangan Industri Oleokimia Sawit
baik untuk substitusi impor maupun
Di Indonesia. Asosiasi Produsen
promosi ekspor tersebut juga perlu
Oleokimia Indonesia.
dikombinasikan atau memanfaatkan
bioteknologi (Abdelmoez dan Mustafa, 2014; [Kemenperin] Kementerian Perindustrian.
Wang et al., 2020). Perpaduan industri 2021. Penataan Kembali Strategi
oleokimia dengan bioteknologi akan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Jalur
melahirkan industri oleokimia yang lebih Oleokimia yang Berdaya Saing. Direktur
“hijau” dan berkelanjutan. Industri Hasil Hutan dan Perkebunan
Ditjen Industri Agro. Jakarta
Midgley C. 2017. World Oleochemical
KESIMPULAN Industry. PIPOC Kuala Lumpur: LMC
International
Industri oleokimia merupakan satu dari
tiga jalur hilirisasi sawit yang dikembangkan MPOC. 2021. The Development and Prospect
di Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun of Oleochemicals Industry in The US.
terakhir, kapasitas produksi dan realisasi PASPI MONITOR. 2021. Hilirisasi dan
produksi oleokimia menunjukkan Perubahan dalam Komposisi Ekspor
pertumbuhan yang menggembirakan. Produk Sawit Indonesia. Palm Oil
Faktor yang mendorong terjadinya Journal Analysis of Palm Oil Strategic.
pertumbuhan industri oleokimia adalah 2(13): 351-354.
adanya ekosistem hilirisasi yang diciptakan
pemerintah dengan instrumen kombinasi Patino EL. 2005. Oleochemicals Vis -a-vis
kebijakan pajak ekspor (duty dan levy) Petrochemicals.
ekspor sawit dan produk turunannya yang Rapillus W, S Ahmad. 2010. The Changing
komprehensif dan progresif serta kebijakan World of Oleochemicals. Palm Oil
hilirisasi termasuk mandatory B-30. Kedua Development.
kebijakan tersebut menciptakan insentif bagi
industri oleokimia berbasis minyak sawit Seng QK 2018. Four Decades in ASEAN:
domestik. Process Engineering and Innovation in
Industri oleokimia juga memiliki the Oleochemical Industry. Malaysia:
prospek yang besar sebagai substitusi Monash University.
petrokimia baik dalam konteks strategi Sipayung T. 2018. Politik Ekonomi
substitusi impor maupun promosi ekspor. Perkelapasawitan Indonesia. Bogor:
Strategi tersebut memberikan manfaat Palm Oil Agribusiness Strategic Policy
sosial, ekonomi dan ekologi baik bagi Institute.
Indonesia maupun bagi masyarakat dunia.
Wang L, L Chen, S Yang, X Tan. 2020.
Photosynthetic Conversion of Carbon
Dioxide to Oleochemicals by
DAFTAR PUSTAKA
Cyanobacteria: Recent Advances and
Abdelmoez W, A Mustafa. 2014. Future Perspectives. Review Frontiers in
Oleochemical Industry Future Through microbiology.
Biotechnology. Journal of Oleo Science.
63 (6): 545-554.
Acme Hardesty. 2021. Importance of
Oleochemicals and Trends in the
Industry.
Hambali E. 2021. Aspek Pasar Industri
Oleokimia Sawit di Dalam dan Luar

@PASPI2021
506 Palm Oil Journal, Vol II No. 36/09/2021

@PASPI2021

Anda mungkin juga menyukai