Oleh:
Nama : Lusi Maria Handayani
NIM : 13030654020
Kelas : Pendidikan Sains 2013 A
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan mentega dan margarin ditinjau dari sumber lemak yang
digunakan?
2. Bagaimana proses pembuatan mentega dan margarin?
3. Bagaimana perubahan fisika dan kimia pada lemak dalam mentega dan margarin?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan mentega dan margarin ditinjau dari sumber lemak yang
digunakan
2. Mengetahui proses pembuatan mentega dan margarin
3. Mengetahui perubahan fisika dan kimia pada lemak dalam mentega dan margarin
BAB II
PEMBAHASAN
i. Pemerasan
Pemerasan bertujuan disamping untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilk juga
untuk menurunkan kadar air sesuai dengan persyaratan (maksimal 16%).
Pemerasan dilakukan dengan menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air
pencuci keluar, dan dengan menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega
menjadi lebih homogen, lebih kompak dan tidak terlihat granula-granula lemak
yang memisah. Air yang masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh
bahan mentega sehingga permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih
bebas akan mempercepat rusaknya mentega. Warna mentega harus terlihat rata
dan seragam, hal ini menunjukkan keseragaman kandungan air dalam setiap
bagian mentega. Suhu mentega harus selalu dipertahankan rendah sehingga
mentega tidak lembek (meleleh).
j. Penambahan garam
Penambahan garam mentega untuk oles (table butter) biasanya mengandung
garam sampai 3%, tetapi umumnya 0,5-2%. Dengan penambahan garam dapat
memperbaiki rasa dan kualitas mentega. Untuk mentega dengan rasa asin.
Dikerjakan sebelum proses churning yang terakhir. Jumlah garam berkisar 5,25%.
Garam yang tertinggal di mentega berkisar 1-2%.
k. Pengemasan
Kemasan yang umum digunakan adalah kertas perkamen, plastik, aluminium
foil, karton maupun kaleng. Mentega yang sudah dikemas dengan rapat dan
disimpan dalam kulkas tahan beberapa bulan, semakin rendah suhu penyimpanan
semakin lama waktu simpannya. Warna mentega, garam dan air harus merata
sehingga tidak terlihat air bebas dipermukaan mentega. Teksturnya halus, tidak
menggumpal dan mudah dioleskan, secara organoleptik penampakan bagus, flavor
dan aroma lembut dan tidak tengik. Tingginya kandungan lemak mentega
merupakan sumber asam lemak esensial.
Gambar 4. Skema Pembuatan Mentega
C. Perubahan Fisika dan Kimia pada Lemak dalam Mentega dan Margarin
1. Perubahan Fisika dan Kimia pada Lemak dalam Mentega
a. Tahap Netralisasi
Pada proses netralisasi terjadi perubahan kimia karena netralisasi dilakukan pada
krim dengan menambahkan larutan alkali agar pH menjadi 6,8-7,2.
b. Tahap Pasteurisasi
Terjadi perubahan kimia dalam proses pasteurisasi krim karena membunuh
sejumlah besar bakteri dan enzim-enzim seperti lipase.
c. Tahap Pemeraman
Dalam proses pemeraman (aging) terjadi perubahan kimia karena krim mengalami
kristalisasi lemak
d. Tahap Pendinginan
Terjadi perubahan fisika karena dalam proses pendinginan bertujuan untuk
memberikan tekstur yang baik dan memudahkan pembalikan emulsi lemak dalam
air menjadi emulsi air dalam lemak.
e. Tahap Churning
Dalam proses churning, krim mengalami perubahan fisika dari granula yang
kecil atau lemak yang tidak tertumbuk akan larut kedalam butter milk sehingga
terjadi kehilangan lemak. Proses churning bertujuan memisahkan bahan mentega
dari buttermilk. Suhu krim 100○C agar bahan mentega tidak meleleh yang
berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar lemak mentega menjadi
rendah. Selama proses churning, globula lemak bergabung. Diawali dengan
terlihat pembentukan busa dan krim mengental dikarenakan terjadi pemasukan
udara akibat proses penumbukan sehingga viskositas krim meningkat dan mulai
terlihat butiran-butiran lemak terpisah.
f. Tahap Pemerasan
Terjadi perubahan fisika karena pada tahap pemerasan bertujuan untuk
menurunkan kadar air sesuai pada mentega hingga mencapai kadar air maksimal
16%.
Perubahan kimia lemak pada tahap ini yaitu pada proses hidrogenasi sebagian
pada minyak dan lemak akan menghasilkan trans fatty acid (Hastert 1996).
Bentuk trans adalah salah satu isomer bentuk cis dari minyak dan lemak.
Bentuk trans yang ada didalam minyak dan lemak sawit adalah bentuk yang tidak
sengaja dibuat akan tetapi pada saat proses hidrogenasi posisi ikatan rangkap
mengalami reaksi hidrogenasi tidak sempurna sehingga terbentuklah posisi trans.
Ikatan-ikatan rangkap pada lemak dan minyak tak-jenuh cenderung membuat
gugus-gugus yang ada di sekitarnya tertata dalam bentuk "cis". Suhu tinggi yang
digunakan dalam proses hidrogenasi cenderung mengubah beberapa ikatan C=C
menjadi bentuk "trans". Jika ikatan-ikatan khusus ini tidak dihidrogenasi selama
proses, maka mereka masih cenderung terdapat dalam produk akhir lemak
membentuk molekul-molekul lemak trans.
A. Kesimpulan
1. Sumber lemak yang digunakan dalam pembuatan mentega dapat berasal dari lemak
susu yang manis (sweet cream) atau yang asam berupa asam linoleat (linoleic acid)
dan linolenat (linolenic acid). Sedangkan sumber lemak yang digunakan dalam
pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak
hewani yang digunakan biasanya lemak babi (lard) dan lemak sapi (oleo oil),
sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
minyak kedelai, dan minyak biji kapas. Komponen asam lemak terbesar minyakk
elapa sawit adalah asam palmitat
2. Tahap pembuatan mentega meliputi separasi, standarisasi, netralisasi, pasteurisasi,
pemeraman, pendinginan, churning, penggaraman, pencucian, dan pengemasan.
Tahap pembuatan margarin yaitu netralisasi, bleaching, hidrogenasi, deodorisasi,
emulsifikasi, dan packaging.
3. Selama proses pembuatan mentega terjadi perubahan kimia pada sumber lemak yaitu
pada tahap netralisasi dilakukan pada krim dengan menambahkan larutan alkali agar
pH menjadi 6,8-7,2. Sedangkan perubahan kimia pada pembuatan mentega yaitu pada
tahap hidrogenasi dimana terjadi perubahan asam lemak cis menjadi trans, dan
perubahan struktur kimia asam lemak yang ditambahkan NaOH menjadi sabun,
perubahan fisika ketika proses netralisasi yaitu perubahan asam lemak dari bentuk
cair menjadi bentuk padat.
B. Saran
Sebaiknya menambahkan referensi dari berbagai sumber dalam pembuatan makalah
ini, agar diperoleh makalah yang benar dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA