yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dengan harga yang tentunya
relatif lebih murah dibandingkan dengan harga impor.
6. Jika harga relatif murah, produsen polimer pengemas makanan diharapkan
akan beralih dari bahan baku polimer minyak bumi, ke biodegradable
polymer, untuk menjaga ekosistem lingkungan dan menanggulangi masalah
sampah plastik.
7. Penambahan devisa negara, khususnya dari pajak produksi polylactic acid.
8. Dalam jangka panjang, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu
produsen polylactic acid untuk skala Internasional.
9. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi sebagai bahan baku
polimer yang sudah semakin menipis dengan bahan baku yang terbaharui.
Dari Tabel 2.1. di atas dapat digambarkan grafik kebutuhan bahan baku polimer
untuk kemasan di Indonesia seperti di bawah ini :
C6H12O6 2C3H6O3
Glukosa/Fruktosa Asam Laktat
Konversi = 95% (Atkinson,1983)