Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PEMBELAJARAN STEM

“BIOPLASTIK SOLUSI SAMPAH PLASTIK”

DISUSUN OLEH KELOMPOK :


1. Luluk Imasnuna, S.Pd.,Gr

SMP INSAN CENDEKIA MANDIRI


JL RAYA SARIROGO NOMOR 1 SIDOARJO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan
juga negara lain di dunia. jika sampah plastik tidak dicegah, maka akan mengancam
keberadaan biota laut yang jumlahnya sangat banyak dan beragam. Pembelajaran kali
ini akan mengkaji pencemaran lingkungan akibat sampah plastik dan dampaknya
terhadap ekosistem.
Plastik adalah bahan organik yang mengandung unsur-unsur seperti karbon
(C), hidrogen (H), nitrogen (N) klorin (Cl) dan belerang (S). Awalnya plastik dibuat
dari berbagai bahan nabati seperti selulosa dari kapas, sakarida dari gandum, minyak
dari biji dan berbagai turunan pati. Namun saat ini plastik Sebagian besar terbuat dari
bahan baku petrokimia seperti minyak, gas alam, dan batubara.
Sejarah plastik dimulai pada tahun 1862, ketika Alexander Parkes pertama kali
menemukan produk resin yang terbuat dari selulosa. Produk tersebut kemudian
dikenal dengan nama parkesine. Selanjutnya seorang ahli kimia berkebangsaan New
York bernama Leo Baeklend menghasilkan bahan sintetis pertama pada tahun 1907.
Bahan sintetis temuan Baekland tersebut dikenal dengan sebutan Bakelite dan
berbentuk resin cair. Bakelite tersebut mempunyai sifat tidak mencair, tidak meleleh
saat dicelup dalam larutan asam cuka, dan juga tidak terbakar. Hanya saja dengan
karakteristik tersebut bahan bakelite menjadi tidak bisa berubah lagi.
Oleh sebab itu untuk menanggulangi banyaknya sampah plastic
yang ada di Indonesia maka dibuat bioplastic sebgai solusi saampah
plastik
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menanggulangi sampah plastic di Indonesia
2. Bagaimana cara membuat bioplastik ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menanggulangi sampah plastic di Indonesia.
2. Untuk mengetahui cara membuat bioplastik

D. HIPOTESIS
Bioplastik dapat menjadi solusi sampah plastik
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bioplastik
Bioplastik adalah bahan yang dibuat dari produk hewan dan tumbuhan seperti
jagung, beras, gandum, kelapa gandum, kedelai, dan kentang. Bioplastik adalah sumber
daya terbarukan yang berasal dari tumbuhan atau hewan, meskipun tidak semua
bioplastik bersifat biodegradable (mudah terurai). Istilah biodegradable mengacu pada
proses dimana mikroorganisme dapat menguraikan suatu material. Dalam proses ini,
bahan bioplastik dapat digunakan sebagai sumber makanan. Untuk memproduksi
bioplastik energi yang digunakan 65% lebih sedikit daripada pembuatan plastik
berbasis minyak bumi, sehingga jumlah gas rumah kaca yang diproduksi menjadi lebih
rendah 68%. Bioplastik juga tidak bersifat toksik dan membahayakan lingkungan serta
akan terurai dalam waktu yang singkat.

B. Penggunaan

Bioplastik biasa digunakan untuk barang sekali pakai, seperti kemasan makanan
dan katering (pecah-belah, sendok garpu, panci, mangkuk, sedotan). Mereka juga sering
digunakan untuk tas, nampan, wadah untuk buah, sayuran, telur dan daging, botol untuk
minuman ringan dan produk susu dan foil pembungkus untuk buah dan sayuran.

Saat ini sedang dikembangkan bioplastik untuk aplikasi non-disposable termasuk


selongsong ponsel, serat karpet, interior mobil, saluran bahan bakar, aplikasi pipa
plastik, dan bioplastik elektroaktif sedang dikembangkan yang dapat digunakan untuk
mengalirkan arus listrik

Implan medis yang terbuat dari PLA, yang larut dalam tubuh, membuat pasien tidak
harus dioperasi lagi untuk mengambil implan. Dalam pertanian, kantung kompos dibuat
dari polimer pati, sehingga setelah kompos digunakan kantung dapat dibiarkan pada
lahan[
C. Jenis bioplastik
1. Bioplastik berbahan pati
Bioplastik berbahan pati merupakan sekitar 50 persen dari pasar bioplastik, termoplastik pati,
saat ini merupakan bioplastik yang paling banyak digunakan. Pati murni memiliki
karakteristik mampu menyerap kelembaban, dan dengan demikian digunakan untuk
produksi kapsul obat di sektor farmasi. Flexibiliser dan peliat
seperti sorbitol dan gliserin ditambahkan sehingga pati juga dapat diproses thermo-plastis.
Dengan memvariasikan jumlah zat aditif, karakteristik material dapat disesuaikan dengan
kebutuhan khusus (juga disebut "thermo-pati dari plastik"). Plastik pati sederhana dapat
dibuat di rumah.[7]
Bioplastik berbahan selulosa

Pembungkus makanan terbuat dari bioplastik berbahan selulosa


Bioplastik berbahan selulosa terutama ester selulosa, (termasuk selulosa
asetat dan nitroselulosa) dan turunannya, termasuk seluloid.
Beberapa Poliester Alifatik
Biopoliester alifatik terutama polihidroksialkanoat (Odha) seperti poli-3-
hidroksibutirat (PHB), polihidroksivalerat (PHV) dan polihidroksiheksanoat (PHH).
Plastik asam polilaktik (PLA)

2. Plastik mulsa terbuat dari asam polilaktik (PLA)


PLA adalah plastik yang terbuat dari tebu atau glukosa. Dalam hal karakteristik,
plastik ini bukan hanya menyerupai plastik petrokimia konvinsional
(seperti PE dan PP) tetapi juga dapat diproses dengan mudah, meskipun lebih mahal,
pada peralatan standar yang sudah ada untuk produksi plastik konvensional.
3. Poli-3-hidroksibutirat (PHB)[sunting | sunting sumber]

Biopolimer poli-3-hidroksibutirat adalah poliester anggota polihidroksi alkanoat yang


dihasilkan oleh bakteri tertentu pengolah glukosa, pati jagung[8] atau air limbah.
 Karakteristiknya
[9]
menyerupai petroplastik polipropilena. PHB dibedakan
berdasarkan karakteristik fisiknya. Material ini akan membentuk lapisan transparan
pada titik leleh melebihi 130 derajat celcius, dan dapat terurai tanpa sisa.

4. Polihidroksialkanoat (PHA)[sunting | sunting sumber]Polihidroksi alkanoat adalah


poliester linier yang diproduksi di alam dalam proses fermentasi gula atau lemak oleh
bakteri. Poliester ini diproduksi oleh bakteri untuk menyimpan karbon dan energi.
Pada proses produksi di tingkat industri, poliester diekstrak dan dimurnikan dari
bakteri dengan mengoptimalkan kondisi fermentasi gula. Lebih dari 150 monomer
yang berbeda dapat dikombinasikan dalam keluarga ini untuk memberikan bahan
dengan sifat yang sangat berbeda. PHA lebih ulet dan kurang elastis dibanding plastik
lainnya, dan juga dapat terurai. Plastik ini sedang banyak digunakan dalam industri
medis.

5. Poliamida 11 (PA 11)[sunting | sunting sumber]

PA 11 adalah biopolimer yang berasal dari minyak alami. polimer ini juga dikenal
dengan nama dagang Rilsan B, dikomersialisasikan oleh Arkema. PA 11 masuk
dalam keluarga polimer teknis dan tidak dapat terurai. Sifat-sifatnya yang mirip
dengan PA 12, meskipun dalam proses pembuatannya, menggunakan lebih sediki
emisi gas rumah kaca dan konsumsi sumber daya tak terbarukan. Daya tahan terhadap
panas juga lebih tinggi dibandingkan dengan PA 12. Kelebihan ini yang membuat PA
11 digunakan dalam aplikasi yang memerlukan performa tinggi seperti saluran bahan
bakar otomotif, pneumatik tabung rem, selubung kabel listrik, pipa minyak fleksibel
dan pipa gas, sepatu olahraga, komponen perangkat elektronik, dan kateter. Plastik
yang serupa dengan PA 11 adalah Poliamida 410 (PA 410), 70% berasal dari minyak
jarak, di bawah nama dagang EcoPaXX yang dikomersialisasikan oleh DSM. [10] PA
410 adalah poliamida dengan performa tinggi yang menggabungkan keunggulan dari
titik lebur yang tinggi (sekitar 250 °C), penyerapan air rendah dan ketahanan yang
sangat baik untuk berbagai zat kimia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Cuka 1 sendok
2. Tepung maizena 1 sendok
3. Air 100 ml
4. Gliserin 1 sendok
5. Pewarna makanan 1 tetes
6. Kompor
7. Panci
8. Cetakan
9. Sendok
10. Gelas

B. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Masukkan satu sendok tepung maizena kedalam gelas
3. Tambahkan 100ml air, satu sendok cuka dan satu sendok gliserin
4. Aduk hingga tercampur rata
5. Masukkan ke dalam panci
6. Masak sambal diaduk hingga mengental dan berubah menjadi bening
7. Matikan kompor dan angkat panic
8. Tambahkan pewarna makanan dan aduk hingga rata
9. Tuang ke cetakan dan ratakan
10. Keringkan di bawah sinar matahari selama 12 jam
11. Setelah kering angkat dari cetakan.
C. RANCANGAN PENELITIAN
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. DATA

Alat dan bahan Memasukkan bahan-bahan kedalam panci

Mengaduk bahan sambal dipanaskan Memberi pewarna

Menjemur di bawah matahari Hasil bioplastic setelah dijemur


B. ANALISIS
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan bioplastik diperoleh hasil bahwa
bioplastik tersebut memiliki tekstur yang lentur dan bentuk seperti plastik pada
umumnya. Namun hasil bioplastik tersebut mudah sobek. Pada pembuatan bioplastik
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketika menuangkan larutan harus segera
dituangkan ke wadah atau cetakan sebelum membeku dan tidak bisa terbentuk. Selain
itu perbandingan dari komposisi bahan juga berpengaruh terhadap keberhasilan
bioplastik. Semakin banyak tepung, maka hasil yang diperoleh cairan menjadi sangat
kental dan sulit untuk dibentuk. Begitu juga dengan air yang jumlah nya terlalu
banyak menyebabkan tepung tidak dapat menjadi adonan yang kental.

Pembuatan bioplastik tersebut merupakan salah satu upaya untuk


menghasilkan produk yang ramah lingkungan karena terbuat dari bahan bahan alami
yang mudah untuk terurai. Sehingga adanya bioplastic dapat mengurangi dampak
adanya sampah plastic yang semakin banyak dan tidak dapat terurai.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bioplastik terbuat


dari bahan alami sehingga dapat menjadi solusi untuk memproduksi
plastic yang dapat terurai

Anda mungkin juga menyukai