Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

KELAS :
ANGGOTA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

SMP INSAN CENDEKIA MANDIRI


science
Pencemaran Lingkungan: udara, air,
suara dan tanah.

Technology
Menggunakan internet dalam
pencarian informasi.

Engineering
Merancang dan merangkai alat,
mengevaluasi alat yang telah dibuat

Mathematic
Menghitung biaya yang diperlukan
dalam merancang set alat.
Menghitung hasil ekonomis yang
diperoleh dari hasil
Bacalah artikel berikut ini!

Memahami Permasalahan Sampah dari Berbagai Aspek Demi


Kehidupan yang Lebih Baik

Sampah harus diakui telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tak akan bisa dipisahkan.
Muncul dari berbagai jenis aktivitas yang dibutuhkan untuk menunjang aktivtas bertahan hidup, yang
selama ini salah sebenarnya adalah bagaimana setiap orang memenuhi tanggung jawabnya dalam
mengelola sampah yang dihasilkan.
Kadung dipandang sebagai sesuatu yang tak bernilai dan tidak dikelola dengan baik saat sudah tak
berguna, ibarat bom waktu akhirnya sampah itu berbalik menjadi ancaman yang menghantui
kehidupan dalam bentuk yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Polusi udara, polusi air, polusi
tanah, belum lagi jika bicara dampak jangka panjangnya terhadap penyebab situasi krisis iklim. Pada
akhirnya, tak heran jika muncul ungkapan bahwa sampah bikin resah. Padahal, semua itu tidak akan
terjadi jika kita dapat menyikapi keberadaan sampah dengan baik, mulai dari pemahaman akan
jenisnya, pengelolaan, bahkan hingga upaya untuk membuat sampah tersebut menjadi sesuatu yang
memiliki nilai.
Untuk itu, dalam rangka memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal
22 Februari kemarin, GNFI telah membuat serangkaian artikel yang mungkin dapat memberikan
gambaran mengenai apa yang sebenarnya harus dipahami dari keberadaan sampah.

Pemahaman sampah umum dan berbahaya


Sebagai gambaran awal akan situasi yang ada di tanah air, pada tahun 2020 Indonesia diketahui
menghasilkan 67,8 juta ton sampah, di mana 37,3 persen di antaranya berasal dari aktivitas rumah
tangga. Sementara itu berdasarkan jenis, 39,8 persen di antaranya merupakan sisa makan, dan
sisanya adalah sampah plastik, kayu atau ranting, kertas atau karton, dan sampah jenis lainnya.
Gambaran tersebut kembali mempertegas jika memang sampah yang selama ini ada muncul karena
aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya pemahaman gaya
hidup praktis yang memunculkan persoalan sampah plastik kemasan.
Menurut Rosa Vivien Ratnawati, selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan
Beracun Berbahaya (Dirjen PSLB3) KLHK, hal tersebut mendorong masyarakat Indonesia lebih
memilih menggunakan plastik sekali pakai.
“Komposisi sampah nasional menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan timbulan sampah plastik
dari 11 persen di 2010 menjadi 17 persen pada 2020,” ujar Vivien.

Selain itu, satu jenis sampah yang banyak luput dari pemahaman sekaligus pengelolaan di Indonesia
adalah sampah berjenis B3, atau bahan berbahaya dan beracun. Memang sampah ini lazimnya berasal
dari aktivitas industri, tapi kenyataanya tak sedikit pula industri penghasil limbah B3 yang lalai atau
memang sengaja serta tidak patuh dalam mengelola limbah jenis tersebut, sehingga menimbulkan
banyak kerugian.
Padahal, limbah B3 adalah zat, energi, dan komponen yang memiliki sifat dan konsentrasi dapat mencemari
dan membahayakan lingkungan hidup serta kesehatan manusia. Beberapa jenis limbah B3 yang banyak ditemui
misalnya amonia, asam sulfat, asam klorida, formalin, metanol, asam asetat, asetilena, natrium hidroksida,
dan gas nitrogen. Limbah B3 berbahaya karena jika terjadi kontak langsung dengan makhluk hidup dapat
menyebabkan keracunan bahkan kematian, dan dapat menyebabkan timbulnya sel kanker.

Pentingnya pengelolaan dan sosok penggerak

Meski bukan hal baru dan sudah ditanamkan pemahamannya sejak lama, faktanya masih banyak
masyarakat yang belum memahami bagaimana sebenarnya cara mengelola sampah dengan baik dan benar,
khususnya sampah rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar dalam komposisi sampah nasional.
Ada beberapa hal yang sejatinya telah menjadi tanggung jawab dan dapat dilakukan untuk mengelola sampah
demi perubahan yang lebih baik, di antaranya membangun kebiasaan memilah sampah organik dan anorganik
terlebih dahulu. Selain itu, tak lupa juga menerapkan prinsip 3R atau reduce, reuse, dan recycle dengan
prioritas utama mengurangi produksi sampah, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah dengan
tujuan mengurangi konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Sangat dipahami jika semua itu terkadang sulit dilakukan jika hanya mengandalkan kesadaran diri, pada
beberapa kondisi sejatinya memang diperlukan sosok panutan atau penggerak yang dapat mendorong
munculnya rasa kepedulian akan pengelolaan sampah.
Di Indonesia sendiri, beruntungnya cukup banyak sejumlah pegiat atau aktivis yang kerap menyuarakan
berbagai aksi kepedulian dan pengelolaan terhadap sampah, salah satunya adalah Ence Adinda, seorang anak
muda asal Malang yang mendirikan sebuah komunitas pilah sampah bernama iLitterless pada tahun 2020 lalu.
Bersama dengan pasangannya, dia rajin memberikan edukasi bahkan pemilihan sampah untuk masyarakat di
Kota Malang, iLitterless sendiri juga berperan dalam menjembatani masyarakat yang sudah paham mengenai
sistem pemilah sampah untuk kemudian disalurkan ke bank sampah.
“Harus dibenahi lagi bahwa pilah sampah ini bisa dilakukan oleh semua orang, semua umur, dan di mana pun.
Lalu tinggal fasilitasnya dan mewadahinya bagaimana,” ujar Ende kepada GNFI.
Jika membahas lebih luas, alasan lain di balik pentingnya peran masyarakat akan pengelolaan sampah dengan
baik adalah karena adanya potensi ekonomi yang masih dapat dimiliki dari keberadaan sampah itu sendiri,
khususnya sampah plastik yang selama ini banyak beredar di masyarakat.
Di lapangan, sampah plastik yang banyak dikumpulkan nyatanya berarti bagi para pengepul untuk disetor
kepada pabrik pembuatan perlengkapan tertentu. Secara umum, produk yang biasa dihasilkan dari olahan
sampah plastik yang telah dikelola hadir dalam bentuk ember dalam perkakas rumah tangga, lapisan karpet,
sapu, dan ragam peralatan lainnya.
Menurut data Sustainable Waste Indonesia (SWI), diketahui kalau total penghasilan di tingkat pengumpul
sampah plastik wilayah Jabodetabek, dari segi sampah berupa kemasan minuman ringan ternyata punya nilai
mencapai Rp1 miliar per hari.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/02/27/memaha
mi-permasalahan-sampah-dari-berbagai-aspek-demi-
kehidupan-yang-lebih-baik
Tulislah permasalahan yang ada berdasarkan artikel tersebut!

Tulislah pertanyaan penting berdasarkan artikel tersebut!

Tulislah 3 solusi dari permasalahan tersebut!

Pilihlah satu solusi terbaik !


JUDUL :
Tulis judul berdasarkan solusi yg kamu pilih!

LATAR BELAKANG: JANGKA WAKTU:

PERTANYAAN/MASALAH: HIPOTESIS:

BAHAN-BAHAN:
DASAR TEORI:
LANGKAH KERJA

DESIGN RANCANGAN
HASIL PENELITIAN

ANALISIS

KESIMPULAN
TIMELINE
BULAN MARET

MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

MATERI
PENCEMARAN
LINGKUNGAN

MATERI
PENCEMARAN
LINGKUNGAN

PENYUSUNAN
PROTOTIPE

UJI COBA
PROTOTIPE
TIMELINE
BULAN APRIL

MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5

PENYUSUNAN
LAPORAN

PRESENTASI DAN
PAMERAN KARYA
Jurnal progress STEM
pertemu-
no Tanggal progress catatan guru Paraf
an ke

Jurnal progress STEM


pertemu-
no Tanggal progress catatan guru Paraf
an ke

Jurnal progress STEM


pertemu-
no Tanggal progress catatan guru Paraf
an ke

Anda mungkin juga menyukai