Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________
Nindy Hapsari
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : nindy_hapsari@rocketmail.com
Abstrak: Mahasiswa Undip Pleburan melakukan perpindahan aktivitas perkuliahan ke Tembalang tahun 2010.
Perpindahan aktivitas tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah mahasiswa yang berada di Tembalang dan
kepadatan penduduk di Kelurahan Tembalang pada khususnya. Hal tersebut membawa dampak pula
meningkatnya volume sampah di TPS Tembalang. Permasalahan sampah itu menggerakan Kelompok Tani
Cinta Bunga untuk memunculkan program pengolahan sampah berskala keluarga yang merupakan salah satu
program dari Kelurahan Percontohan Ramah Lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi
program pengolahan sampah berskala keluarga di Kelurahan Tembalang. Metode penelitian yang digunakan
yaitu deskriptif kualitatif. Hasil analisis evaluasi pengolahan sampah berskala keluarga di Kelurahan Tembalang
menghasilkan terjadi ketidaksesuaian antara implementasi dengan program yang ada. Hasil yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa belum seluruh rumah tangga melakukan kegiatan pengolahan sampah. Namun hal
tersebut sudah menjadi awalan yang baik dalam memberikan contoh kepada RW atau masyarakat lain yang
belum melaksanakan pengolahan sampah untuk dapat ikut berpartisipasi. Rekomendasi dari hasil penelitian
adalah peningkatan aspek kesadaran lingkungan dari masyarakat, kinerja KTCB, teknis pengolahan sampah
serta penambahan jumlah sarana pengolahan sampah perlu dilakukan. Peningkatan aspek tersebut untuk
mengembangkan program menjadi lebih baik kedepannya dan meningkatnya kualitas lingkungan dan
kesehatan bagi masyarakat Kelurahan Tembalang.
Kata Kunci: Evaluasi, Program pengolahan sampah berskala keluarga, Kelurahan Tembalang.
Abstract: Student’s Undip Pleburan have displacement campus activity to Tembalang in 2010. The movement
has increased the number of students living in Tembalang and increased the density in Tembalang village
especially. It causes the increasing volume of solid waste in temporary waste disposal in Tembalang. The waste
issue has made Kelompok Tani Cinta Bunga to organize a program to process family-scaled solid waste which
will be one of the programs of Environment Friendly Pilot Vilage. The objective of the research is to evaluate the
program of family scaled solid waste processing in Tembalang Village. The research method used was
descriptive quantative. The analysis result of the family-scaled solid waste processing in Tembalang village
suggests that there is no relevance between the implementation and the existing programs. The research result
suggests that it has meaning there’s not all family has implemented solid waste processing (recycle). However,
it has been a good start in giving example to the local authority or other communities who have not
implemented the solid waste processing. The recommendation of research result is increasing in awareness of
the community, KTCB performance, solid waste processing technique as well as additional facilities to process
the solid waste. The increasing of those aspects are intended to develop the program so it will be better and to
level up the quality of the environment and the people’s health in Tembalang Village.
PENDAHULUAN
f. Tersedianya fasilitas yang diperlukan, Tahapan awal dalam melakukan penelitian ini
termasuk terlebih dahulu dimulai dengan memberikan
g. Petugas Pengangkut Sampah. penjelasan mengenai permasalahan yang
h. Kegiatan monitoring & evaluasi secara dihadapi oleh kelurahan Tembalang,
berkala terhadap pelaksanaan program pengertian, dan karakteristik dari program
pengelolaan sampah mandiri & produktif. pengolahan sampah berskala keluarga yang
i. Laporan hasil-hasil program kepada dibuat untuk memecahkan permasalahan
masyarakat. persampahan. Tahapan kegiatan yang telah
j. Kerjasama & dukungan dari Pemerintah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Cinta Bunga
Setempat. menjelaskan pencapaian rencana kegiatan
yang dibuat.
METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang Analisis Peran Serta Kelompok Tani Cinta
digunakan yaitu teknik pengumpulan data Bunga dalam program pengolahan sampah
primer dan teknik pengumpulan data berskala keluarga
sekunder. Analisis peran serta dari KTCB dan masyarakat
Dalam penelitian pengumpulan data dilakukan menggunakan deskriptif kualitatif.
diperoleh dari narasumber dilakukan dengan Kegiatan yang menjadi tanggung jawab dari
teknik sampling. Teknik sampling merupakan paguyuban dianalisis faktor yang
cara dalam penarikan atau penentuan sampel menyebabkan kendala.
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang
representatif (Bungin, 2006). Analisis Peran Serta Masyarakat dalam
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik program pengolahan sampah berskala
purposive sampling. Narasumber untuk keluarga
pengumpulan data secara wawancara yaitu Setelah melakukan analisis dalam peran serta
anggota Kelompok Cinta Bunga Kelurahan KTCB, kemudian dilanjutkan dengan analisis
Tembalang dengan jumlah 3 responden. penilaian peran serta masyarakat dalam
Sedangkan kuesioner dilakukan oleh 44 program pengolahan sampah berskala
responden yang merupakan ketua RW dan keluarga. Kegiatan yang menjadi tanggung
ketua RT setempat. jawab setiap rumah tangga dijelaskan dengan
Logical Framework adalah alat untuk data pendukung berupa faktor kendala yang
perencanaan, monitoring dan evaluasi dari dialami masyarakat.
project/program. Logframe membutuhkan
pengetahuan dan informasi yang cukup untuk Analisis Manfaat Program Pengolahan Sampah
mampu digunakan sebagai alat perencanaan berskala Keluarga bagi Kelurahan Tembalang
program/project. Elemen kunci dalam logical Manfaat yang dirasakan masyarakat
framework ini adalah goals, purpose, output, Kelurahan Tembalang selama menjalankan
dan input project/program. Logframe yang program pengolahan sampah dalam kurun
telah dibuat dapat dilihat di halaman waktu 2 tahun untuk membuktikan manfaat
lampiran. yang terdapat pada logframe sesuai atau
Analisis yang digunakan dalam tidak.
penelitian untuk menjawab pertanyaan dan
mencapai tujuan penelitian sesuai dengan Analisis kesesuaian program pengolahan
sasaran memiliki tahapan analisis kegiatan sampah berskala keluarga dengan
penilitian ini terdiri dari: implementasi di Kelurahan Tembalang
Hasil dari seluruh penjelasan yang ada
Identifikasi karakteristik program pengolahan disimpulkan menjadi satu kesatuan. Hal yang
sampah berskala keluarga di Kelurahan berperan menjadi landasan acuan penilaian
Tembalang adalah keluaran dari kegiatan, manfaat dan
capaian tujuan dari program. Seluruh
Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 159
Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko
berupa sampah organik maupun sampah Kesadaran dari masyarakat sendiri akan
anorganik supaya dapat menambah pentingnya melestarikan lingkungan.
pendapatan warga, pelatihan ketrampilan dari Masyarakat juga mengerti ada manfaat yang
bahan sampah dengan mendatangkan ahlinya masih dapat diperoleh dari keberadaan
atau dengan mengkhursuskan perwakilan dari sampah yang dihasilkannya setiap hari apabila
Kelurahan Tembalang. Penjadwalkan secara mau melakukan pengolahan sampah dengan
rutin pertemuan dengan perwakilan dari RT baik dan ramah lingkungan yaitu composting.
maupun dari RW dalam membahas kemajuan, Faktor kedua yang menjadi pengaruh yaitu
kendala dan melaporkan hasil pengolahan faktor ekonomi. Hasil pemilahan sampah yang
sampah dari warganya. dilakukan beberapa warga dapat mereka jual
kepada tengkulak atau tukang rosok kemudian
Peran Serta Masyarakat dari hasil penjualan dialokasikan ke dalam kas
Hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa PKK. Sedangkan faktor ketiga yang dirasakan
belum seluruh rumah tangga melakukan langsung yaitu manfaat dari pupuk kompos
kegiatan pewadahan, pemilahan dan daur hasil komposting. Pupuk kompos yang
ulang sampah hanya beberapa rumah tangga merupakan pupuk organik sangat membantu
yang melakukannya, sehingga implementasi menyuburkan tanaman di pekarangan rumah
program pengolahan sampah berskala warga. Usaha KTCB dalam mencari donatur,
keluarga ini belum dapat dikatakan sesuai pembinaan dan dukungan dari pihak instansi
dengan kebijakan ataupun aturan yang maupun swasta dilakukan untuk
diberlakukan. Penilaian peran serta menyukseskan program yang tengah dirintis
masyarakat berdasarkan penilaian masing- Kelurahan Tembalang untuk menjadi
masing RW menghasilkan hanya RW 1 yang Kelurahan yang ramah lingkungan. Kemudian
dapat menghasilkan pupuk kompos yang faktor kelima yaitu adanya latar belakang
dilakukan oleh 3 rumah tangga. Bentuk pendidikan/pengalaman non akademik
pemanfaatan yang dilakukan hanya digunakan membantu dalam cepat dalam merespon
sendiri untuk menyuburkan tanaman di arahan yang diberikan dalam sosialisasi
pekarangan rumah. Sampah anorganik composting maupun pemilahan sampah
berhasil dibuat menjadi barang kerajinan organic dan anorganik. Faktor keenam
berupa tas di RW II dan RW VII. Pemanfaatan merupakan ketersediaan sarana komposter
dari tas tersebut masih sebatas diproduksi jika dan drum SiTaTik yang telah dijatah per RW
ada permintaan untuk kegiatan pameran.. nya.
Berikut adalah faktor-faktor yang Faktor penghambat pertama yaitu karena
mempengaruhi program pengolahan sampah. kesibukan dari aktivitas warga. Kesibukan
TABEL 3 warga yang mayoritas menghabiskan
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT waktunya untuk bekerja menyebabkan
mereka tidak memiliki waktu lebih untuk
No Faktor Pendukung Faktor Penghambat melakukan pengolahan sampah. Faktor kedua
yang menjadi kendala pelaksanaan kegiatan
1. Darling (Sadar Kesibukan
pengolahan sampah yaitu pemikiran warga
Lingkungan)
yang masih memilih proses pembakaran
2. Ekonomi Tidak efisien waktu
sampah di lahan pekarangannya yang masih
3. Penghijauan Jijik kosong dengan cara menggali tanah satu ke
4. Usaha KTCB Biaya lainnya apabila sudah penuh. warga enggan
melakukan pengolahan sampah karena dalam
5. Pendidikan/penga Kebiasaan
laman proses muncul belatung dalam drum
6. Sarana Pemulung komposter. Pengambat lainnya yaitu masalah
biaya. Pengolahan sampah membutuhkan
Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2013
bahan-bahan yang yang tidak semuanya
disediakan dari KTCB. Bahan yang dibutuhkan Sedangkan faktor keberadaan pemulung yaitu
yang membutuhkan biaya khusus contohnya sampah yang sudah dipilah dan hendak dijual
larutan inokulen. Faktor kendala kelima yaitu diambil oleh pemulung. Pemulung yang
kebiasaan masyarakat membuang sampah mengambil sampah dalam drum SiTaTik tanpa
tanpa membedakan jenisnya dan budaya meminta ijin terlebih dahulu. Sehingga
sikap masyarakat yang memasrahkan seluruh masyarakat menganggap pemilahan tidak
kepentingan kepada pemimpin. efektif karena tidak dapat terkumpul dan
dijual.
Manfaat dari Program Pengolahan Sampah sedangkan tanaman yang menghasilkan bahan
Program pengolahan sampah yang dikenal yang dapat dikonsumsi contohnya adalah
oleh masyarakat Kelurahan Tembalang cabe, kacang panjang, ubi, jagung dan lain-
memiliki banyak manfaat untuk lingkungan lain.
maupun masyarakat itu sendiri. Pengolahan Manfaat dari meningkatkan pendapatan
sampah yang mendayagunakan kembali masyarakat dan memperbaiki system
barang yang tidak terpakai oleh masyarakat pengolahan sampah Kelurahan Tembalang
menjadi barang yang bernilai/memiliki belum dapat dicapai. Kegagalan pencapaian
kegunaan meliputi sampah organic maupun manfaat tersebut disebabkan jumlah yang
anorganik. Sampah organic yang sudah dipilah tidak melakukan pengolahan sampah berskala
sebelumnya dilakukan composting yang keluarga lebih besar dari pada jumlah
prosesnya memakan waktu 3-4 minggu dan masyarakat yang turut berpartisipasi.
menghasilkan pupuk kompos. Pupuk kompos Perbandingan jumlah yang sangat besar
digunakan untuk memupuk tanaman sehingga secara langsung dapat disimpulkan bahwa
dapat tumbuh subur maka dapat dikatakan sistem pengolahan smapah yang dilakukan
kegiatan ini bermanfaat untuk penghijauan belum jauh berbeda dengan sebelum ada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi program pengolahan sampah. Selain itu
bersih dan asri. Salah satu responden pun menyebabkan hasil produk daur ulang yang
mengaku telah menikmati hasil yang sedikit sehingga belum mampu merambah ke
didapatkan dari berkebun. Hasil panen yang pasaran. Produk daur ulang belum dapat
dapat dilihat yaitu tumbuhan menjadi subur dimanfatkan secara maksimal oleh masyarakat
dan besar untuk jenis tanaman hias, sehingga belum dapat meningkatkan
pendapatan.
Kegiatan
penghijauan
ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang masih belum sempurna dilakukan oleh
maksimal dengan dapat melakukan masyarakat karena kendala kegagalan
penjualan produk dari daurulang sampah dalam komposting dan SDM yang ahli
anorganik dan organik. Hasil penjualan dalam mengubah sampah anorganik
produk daurulang diharapkan dapat menjadi barang kerajinan yang bernilai
menambah pemasukan rumah tangga atau manfaat.
masuk dalam kas PKK. Sedangkan untuk kegagalan dalam
b. KTCB komposting, Kelurahan Tembalang dapat
Pemerataan tugas dengan membuat dibantu oleh tim ahli dari perwakilan
struktur seksi-seksi yang khusus menangani perguruan tinggi yang berada di kawasan
hal tertentu, contohnya seksi composting, Tembalang atau meminta bantuan dari DKP
seksi daurulang sampah anorganik, seksi untuk melakukan sosialisasi secara rutin.
sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta Kegiatan pengolahan sampah anorganik di
seksi pemasaran produk. Pemerataan tugas beberapa RW masih terkendala oleh SDM.
dapat mengurangi ataupun menghilangkan Pelatihan kerajinan dari bahan sampah
tugas yang sebelumnya dirangkap dan perlu dilakukan rutin di semua RW supaya
koordinasi masing-masing seksi menjadi warga berminat. Warga yang telah dapat
lebih jelas. Selain itu KTCB perlu melakukan menghasilkan pupuk ataupun barang
regenerasi keanggotaan yang baru yang kerajinan dapat membantu memberikan
berusia produktif. Regenerasi keanggotaan pelatihan kepada warga lain yang
dinilai penting karena untuk menjamin membutuhkan binaan.
keberlanjutan dari paguyuban itu sendiri d. Sarana Operasional Pengolahan Sampah
dan program yang ada di dalamnya. Keterbatasan jumlah sarana mesin jahit
Pemilihan usia produktif memiliki alasan dan rumah pilah. Mesin jahit digunakan
terhadap output yang dihasilkan. Ide-ide untuk menghasilkan produk kerajinan dari
cemerlang yang diberikan dari generasi barang bekas. Bantuan mesin jahit
muda diharapkan untuk memberikan solusi diharapkan dapat menambah tenaga
terhadap berbagai kendala yang dihadapi penjahit yang sudah ada. Semakin banyak
program khususnya pengolahan sampah. tenaga yang membuat kerajinan maka
Hasil forum yang dilakukan dengan semakin banyak pula jumlah produksi yang
perwakilan RT dan RW dijadikan masukan dihasilkan. Maka produk daur ulang dapat
bagi KTCB beserta timnya untuk dipasarkan untuk mendapatkan
membenahi dan mewujudkan hal-hal yang penghasilan masyarakat khususnya ibu
sekiranya rasional. KTCB dan tim rumah tangga. Rumah pilah dapat
pendukung di belakangnya perlu disediakan dengan tahapan awal di RW I, II
melakukan kerja keras dalam melakukan dan VII karena RW tersebut yang unggul
sosialisasi kepada RT atau RW yang belum menjalankan pengolahan sampah
mendapatkan sosialisasi. Sosialisasi perlu disbanding RW lainnya. Setelah itu diikuti
dilakukan secara rutin dan beberapa kali dengan penyediaan rumah pilah di RW III,
supaya masyarakat semakin paham dan IV, V, VI, dan VIII.
dapat mempraktekannya sendiri. Setelah
kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan
kegiatan pemantauan hasil pengolahan
sampah secara rutin. Pemantauan berfungi
mengontrol progress yang diberikan
masing-masing RT,
c. Teknik Operasional Pengolahan Sampah
Berdasarkan hasil penilaian di bab analisis
dapat diketahui teknik pengolahan sampah
DAFTAR PUSTAKA