Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 1 2014

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

EVALUASI PROGRAM PENGOLAHAN SAMPAH BERSKALA KELUARGA


DI KELURAHAN TEMBALANG

Nindy Hapsari

Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : nindy_hapsari@rocketmail.com

Abstrak: Mahasiswa Undip Pleburan melakukan perpindahan aktivitas perkuliahan ke Tembalang tahun 2010.
Perpindahan aktivitas tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah mahasiswa yang berada di Tembalang dan
kepadatan penduduk di Kelurahan Tembalang pada khususnya. Hal tersebut membawa dampak pula
meningkatnya volume sampah di TPS Tembalang. Permasalahan sampah itu menggerakan Kelompok Tani
Cinta Bunga untuk memunculkan program pengolahan sampah berskala keluarga yang merupakan salah satu
program dari Kelurahan Percontohan Ramah Lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi
program pengolahan sampah berskala keluarga di Kelurahan Tembalang. Metode penelitian yang digunakan
yaitu deskriptif kualitatif. Hasil analisis evaluasi pengolahan sampah berskala keluarga di Kelurahan Tembalang
menghasilkan terjadi ketidaksesuaian antara implementasi dengan program yang ada. Hasil yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa belum seluruh rumah tangga melakukan kegiatan pengolahan sampah. Namun hal
tersebut sudah menjadi awalan yang baik dalam memberikan contoh kepada RW atau masyarakat lain yang
belum melaksanakan pengolahan sampah untuk dapat ikut berpartisipasi. Rekomendasi dari hasil penelitian
adalah peningkatan aspek kesadaran lingkungan dari masyarakat, kinerja KTCB, teknis pengolahan sampah
serta penambahan jumlah sarana pengolahan sampah perlu dilakukan. Peningkatan aspek tersebut untuk
mengembangkan program menjadi lebih baik kedepannya dan meningkatnya kualitas lingkungan dan
kesehatan bagi masyarakat Kelurahan Tembalang.

Kata Kunci: Evaluasi, Program pengolahan sampah berskala keluarga, Kelurahan Tembalang.

Abstract: Student’s Undip Pleburan have displacement campus activity to Tembalang in 2010. The movement
has increased the number of students living in Tembalang and increased the density in Tembalang village
especially. It causes the increasing volume of solid waste in temporary waste disposal in Tembalang. The waste
issue has made Kelompok Tani Cinta Bunga to organize a program to process family-scaled solid waste which
will be one of the programs of Environment Friendly Pilot Vilage. The objective of the research is to evaluate the
program of family scaled solid waste processing in Tembalang Village. The research method used was
descriptive quantative. The analysis result of the family-scaled solid waste processing in Tembalang village
suggests that there is no relevance between the implementation and the existing programs. The research result
suggests that it has meaning there’s not all family has implemented solid waste processing (recycle). However,
it has been a good start in giving example to the local authority or other communities who have not
implemented the solid waste processing. The recommendation of research result is increasing in awareness of
the community, KTCB performance, solid waste processing technique as well as additional facilities to process
the solid waste. The increasing of those aspects are intended to develop the program so it will be better and to
level up the quality of the environment and the people’s health in Tembalang Village.

Keywords: Evaluation, Family-scaled solid waste processing program, Tembalang Village

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal 155-166 | 155


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

PENDAHULUAN

Pertambahan jumlah penduduk yang tiga perguruan tinggi di kawasan Tembalang,


signifikan akibat dari transformasi yang Kota Semarang. Dampak dari kehadiran
dialami oleh suatu wilayah membawa bawa mahasiswa kawasan tersebut menjadi
dampak negatif maupun poitif. Dampak permukiman padat, yang memproduksi
negatif yang ditimbulkan salah satunya adalah sampah tiap hari (Kompas.com, 21 Juni 2012).
peningkatan volume jumlah sampah yang Kelurahan Tembalang melalui Kelompok
dihasilkan. Semakin bertambahnya jumlah Tani Cinta Bunga (KTCB) menggalakan
penduduk akan diiringi pula peningkatan program demi terpecahkannya permasalahan
volume sampah yang dihasilkan Timbulan sampah dengan pelaksanaan pengolahan
sampah yang dihasilkan dari suatu kota pada sampah berskala keluarga. Program
dasarnya sangat ditentukan oleh aktivitas pengolahan berskala keluarga ini merupakan
masyarakat di kota tersebut. Aktivitas keberlanjutan dari turunnya SK Walikota
tersebut meliputi kegiatan perdagangan, Semarang No. 140/8 tanggal 11 Januari 2011
perumahan, perkantoran, perindustrian, yang mana Kelurahan Tembalang ditetapkan
pertanian dan lain-lain. (Darmasetiawan, sebagai Kelurahan Percontohan. Salah satu
2004). program yang dibuat yaitu kelurahan
Peningkatan volume sampah yang tidak percontohan ramah lingkungan dimana
diimbangi oleh sistem pengelolaan sampah kegiatannya meliputi pengolahan sampah
terpadu dapat menimbulkan permasalahan di berskala keluarga dan pembuatan biopori,
wilayah tersebut. Pengelolaan sampah adalah namun pada penelitian kali ini hanya mengkaji
pengaturan yang berhubungan dengan pada program pengolahan sampah berskala
pengendalian timbulan sampah, keluarga.
penyimpanan, pengumpulan, pemindahan Pelaksanaan pengelolaan sampah skala
dan pengangkutan, pengelolaan dan rumah tangga membutuhkan partisipasi
pembuangan sampah. Sedangkan dalam masyakat seluruh RW di Kelurahan
pengelolaan terdapat elemen pengolahan Tembalang. Kegiatan yang sudah dilakukan
yang merupakan bagian dari fungsi seperti pemakaian komposter setiap rumah
pengelolaan yaitu implementasi. warga dengan menggunakan drum plastik.
Pertambahan jumlah penduduk yang Selain komposter juga ditempatkan 3 drum
signifikan terjadi di kawasan Tembalang untuk penampungan sampah plastik, kertas,
mengingat berdirinya 4 perguruan tinggi di dan logam. Pelaksanaan pengolahan sampah
wilayah tersebut. Fenomena yang terjadi pada berskala keluarga sangat membantu dalam
tahun 2010 di kawasan Tembalang yaitu penanganan dan pengurangan volume
perpindahan aktivita kampus UNDIP yang sampah yang berasal langsung sari
berasal dari Pleburan ke Tembalang yaitu sumbernya. Pelaksanaan program pengolahan
sebanyak 5 fakultas. Pertambahan jumlah dan sampah berskala keluarga perlu dievaluasi
kepadatan penduduk yang signifikan di pelaksanaannya dalam penelitian ini dimana
kawasan UNDIP Tembalang memicu pada berfungsi untuk menilai antara dua situasi
bertambahnya volume timbulan sampah. Isu yaitu fakta dilapangan dengan tujuan yang
permasalahan persampahan yang ada harusnya dicapai.
diperkuat pula dengan pemberitaan salah satu Berdasarkan fenomena yang muncul,
surat kabar menyebutkan empat hal yang memunculkan pertanyaan penelitian yaitu:
terus dibenahi dalam rangka pengembangan Bagaimanakah pelaksanaan program
kampus di Tembalang, yakni meliputi pengolahan sampah berskala keluarga di
transportasi, drainase, pengelolaan sampah, Kelurahan Tembalang. Wilayah yang akan di
dan taman (Suaramerdeka.com, 29 0ktober lakukan penelitian yaitu 8 RW di Kelurahan
2012). Pengelolaan sampah ini dilakukan Tembalang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
menyusul kehadiran puluhan ribu mahasiswa pembagian wilayah studi pada Gambar 1 di
dari Universitas Diponegoro Semarang dan bawah ini.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 156


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2010-


2030 GAMBAR 1
PETA ADMINISTRASI
KECAMATAN TEMBALANG
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Evaluasi alat evaluasi, proses evaluasi, hasil evaluasi,
Menurut UNDP (2009), inti dari kegiatan standar yang dijadikan pembanding, dan
evaluasi merupakan kegiatan penilaian atas proses perbandingan antara evaluasi dengan
suatu kegiatan dengan membandingkan standar. Hasil evaluasi adalah sebagai bahan
tahapan awal kegiatan (yang telah bagi pengambilan keputusan. . Dalam evaluasi
direncanakan) dengan tahapan akhir (hasil program terdapat tiga tujuan yang diperoleh,
kegiatan). Evaluasi memerlukan desain yaitu:
studi/penelitian, evaluasi terkadang a. Mengetahui sejauhmana tingkat
membutuhkan kelompok kontrol atau keberhasilan atau ketercapaian apabila
kelompok pembanding, evaluasi melibatkan dibandingkan dengan rencana yang telah
pengukuran seiring dengan berjalannya ditetapkan.
waktu, dan evaluasi melibatkan b. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan
studi/penelitian khusus. Musa (2005) penghambat dari program yang sedang
memaparkan pengertian bahwa evaluasi dilakukan.
program adalah suatu kegiatan untuk c. Sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan
memperoleh gambaran tentang keadaan program selanjutnya.
suatu objek yang dilakukan secara terencana, Pengelolaan dan Pengolahan Sampah
sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang
Unsur-unsur pokok yang harus ada dalam sistematis dan berkesinambungan yang
kegiatan evaluasi menurut Musa (2005) meliputi pengurangan dan penanganan
adalah: objek yang dinilai, tujuan evaluasi, sampah (Kementrian Lingkungan Hidup,

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 157


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

2007). Berbeda dengan pengelolaan, kegiatan pengelolaan limbah domestik berdasarkan


pengolahan berarti suatu proses atau cara jenis dan karakteristik limbah dengan cara:
mengolah, yang merupakan bagian dari a. memisahkan pengelolaan limbah cair dan
kegiatan pengelolaan. Pengolahan merupakan padat;
bagian dari fungsi pengelolaan yaitu b. memisahkan antara sampah basah dan
implementasi. Jadi, kegiatan pengolahan sampah kering dalam wadah berbeda;
sampah meliputi kegiatan pewadahan, c. mengelola secara mandiri atau komunal
pemilahan, maupun pendaurulangan sampah. untuk jenis sampah organik menjadi
Partisipasi Masyarakat dalam Pengolahan kompos;
Sampah d. tidak melakukan pembakaran sampah di
Pengolahan sampah berbasis masyarakat ruang terbuka; dan
merupakan sebuah sistem penanganan e. memisahkan sampah yang mengandung
sampah dimana pelaksanaannya dilakukan B3.
oleh masyarakat. Keseluruhan kegiatan Evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam
pengolahan sampah dimiliki oleh masyarakat Pengolahan Sampah
sendiri dengan tujuan untuk mengurangi Maka dapat ditarik suatu pengertian secara
volume sampah serta mengubah sampah utuh judul penelitian untuk mendapatkan
menjadi sesuatu yang lebih berguna. Selain itu definisi dan pemahaman yang menunjang
juga untuk meningkatkan kemandirian dan pelaksanaan penelitian. Evaluasi partisipasi
kesadaran masyarakat akan pentingnya masyarakat dalam pengelolaan sampah
mempertahankan kebersihan lingkungan (ESP, merupakan salah satu fungsi dari manajemen
2008). Pengolahan sampah yang dilakukan yang bertujuan mengetahui apakah
oleh masyarakat (di tingkat rumah tangga) pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam
secara umum terdiri dari tiga kategori, yaitu pengelolaan sampah yang meliputi
pewadahan, pemilahan, dan pendaurulangan pewadahan, pemilahan dan pendaurulangan
(ESP, 2008). sampah sudah sesuai dengan rencana yang
Konsep 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) berguna untuk meningkatkan partisipasi
UU No.18 tahun 2008 tentang pengolahan masyarakat dalam mengendalikan timbulan
menekankan bahwa prioritas utama yang sampah.
harus dilakukan oleh semua pihak adalah Best Practice Pengolahan Sampah Berbasis
bagaimana agar mengurangi sampah Masyarakat
semaksimal mungkin. Pengurangan sampah Dua lokasi yang dijadikan best practice dalam
melalui 3R menurut UU-18/2008 meliputi penelitian yaitu Pengolahan Sampah Skala
reduce(pembatasan), reuse (Guna-ulang), dan Rumah Tangga di Kampung Banjarsari,
recycle (daur-ulang). Cilandak Barat, Jakarta Selatan dan
Regulasi Pengolahan Sampah Pengelolaan Sampah Mandiri Ala Sukunan
Dalam peraturan daerah Kota Semarang (Sleman-Yogyakarta). Berdasarkan dua lokasi
Nomor 13 Tahun 2006 menyebutkan yang digunakan sebagai contoh dapat
peraturan sebagai berikut: diketahui faktor-faktor sukses pelaksanaan
1. Setiap orang dan penanggung jawab program pengolahan sampah diantaranya:
usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan a. Gagasan kepada masyarakat/tokoh.
limbah domestik wajib meminimalkan b. Tim Pengelola Sampah Kampung.
sampah, penggunaan barang yang tidak c. Kerjasama dengan pihak yang mau
mudah diurai secara alami, dan penggunaan membeli sampah (pengepul terdekat).
barang yang mengandung B3. d. Sosialisasi kepada seluruh lapisan
2. Setiap orang dan penanggung jawab masyarakat.
usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan e. Pembinaan petunjuk tentang cara
limbah domestik wajib melaksanakan pengelolaan sampah kepada masing-
masing keluarga.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 158


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

f. Tersedianya fasilitas yang diperlukan, Tahapan awal dalam melakukan penelitian ini
termasuk terlebih dahulu dimulai dengan memberikan
g. Petugas Pengangkut Sampah. penjelasan mengenai permasalahan yang
h. Kegiatan monitoring & evaluasi secara dihadapi oleh kelurahan Tembalang,
berkala terhadap pelaksanaan program pengertian, dan karakteristik dari program
pengelolaan sampah mandiri & produktif. pengolahan sampah berskala keluarga yang
i. Laporan hasil-hasil program kepada dibuat untuk memecahkan permasalahan
masyarakat. persampahan. Tahapan kegiatan yang telah
j. Kerjasama & dukungan dari Pemerintah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Cinta Bunga
Setempat. menjelaskan pencapaian rencana kegiatan
yang dibuat.
METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang Analisis Peran Serta Kelompok Tani Cinta
digunakan yaitu teknik pengumpulan data Bunga dalam program pengolahan sampah
primer dan teknik pengumpulan data berskala keluarga
sekunder. Analisis peran serta dari KTCB dan masyarakat
Dalam penelitian pengumpulan data dilakukan menggunakan deskriptif kualitatif.
diperoleh dari narasumber dilakukan dengan Kegiatan yang menjadi tanggung jawab dari
teknik sampling. Teknik sampling merupakan paguyuban dianalisis faktor yang
cara dalam penarikan atau penentuan sampel menyebabkan kendala.
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang
representatif (Bungin, 2006). Analisis Peran Serta Masyarakat dalam
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik program pengolahan sampah berskala
purposive sampling. Narasumber untuk keluarga
pengumpulan data secara wawancara yaitu Setelah melakukan analisis dalam peran serta
anggota Kelompok Cinta Bunga Kelurahan KTCB, kemudian dilanjutkan dengan analisis
Tembalang dengan jumlah 3 responden. penilaian peran serta masyarakat dalam
Sedangkan kuesioner dilakukan oleh 44 program pengolahan sampah berskala
responden yang merupakan ketua RW dan keluarga. Kegiatan yang menjadi tanggung
ketua RT setempat. jawab setiap rumah tangga dijelaskan dengan
Logical Framework adalah alat untuk data pendukung berupa faktor kendala yang
perencanaan, monitoring dan evaluasi dari dialami masyarakat.
project/program. Logframe membutuhkan
pengetahuan dan informasi yang cukup untuk Analisis Manfaat Program Pengolahan Sampah
mampu digunakan sebagai alat perencanaan berskala Keluarga bagi Kelurahan Tembalang
program/project. Elemen kunci dalam logical Manfaat yang dirasakan masyarakat
framework ini adalah goals, purpose, output, Kelurahan Tembalang selama menjalankan
dan input project/program. Logframe yang program pengolahan sampah dalam kurun
telah dibuat dapat dilihat di halaman waktu 2 tahun untuk membuktikan manfaat
lampiran. yang terdapat pada logframe sesuai atau
Analisis yang digunakan dalam tidak.
penelitian untuk menjawab pertanyaan dan
mencapai tujuan penelitian sesuai dengan Analisis kesesuaian program pengolahan
sasaran memiliki tahapan analisis kegiatan sampah berskala keluarga dengan
penilitian ini terdiri dari: implementasi di Kelurahan Tembalang
Hasil dari seluruh penjelasan yang ada
Identifikasi karakteristik program pengolahan disimpulkan menjadi satu kesatuan. Hal yang
sampah berskala keluarga di Kelurahan berperan menjadi landasan acuan penilaian
Tembalang adalah keluaran dari kegiatan, manfaat dan
capaian tujuan dari program. Seluruh
Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 159
Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

komponen tersebut terkonsep dalam logical Masing-masing RW dibina oleh mahasiswa


framework. Penilaian kesesuaian berguna perwakilan dari masing-masing perguruan
menilai efektifitas program pengolahan tinggi, berikut adalah rinciannya:
sampah berskala keluarga dalam menjawab - RW 1: binaan FKM, Undip
problematika persampahan yang terjadi di - RW 2: binaan Teknik Lingkungan, Undip
kelurahan Tembalang. Namun apabila belum - RW 3: binaan Fisip, Undip
sesuai dengan yang diharapkan perlu - RW 4: binaan Peternakan, Undip
dilakukan pembenahan atau apa saja yang - RW 5: binaan Unpand
harus dilakukan untuk mencapai tujuan - RW 6: binaan Politekkes
menjadi kelurahan yang ramah lingkungan - RW 7: binaan Polines
serta memberikan rekomendasi kunci sukses - RW 8: binaan FPIK
dalam pengolahan sampah berskala keluarga.
Sarana yang dibutuhkan dalam program
HASIL PEMBAHASAN terpenuhi berkat kerjasama yang dilakukan
Peran Serta Kelompok Tani Cinta Bunga dengan berbagai pihak instansi maupun
Pembentukan paguyuban yang swasta. Contohnya Pertamina, DKP, Undip,
difungsikan untuk mengelola seluruh kegiatan Jasa Marga, Polines, Puslit, dan lain-lain.
pengolahan sampah berskala keluarga tidak Pembagian sarana per RW dengan rincian
berhasil dengan baik. Masyarakat masing- sebagai berikut:
masing RW tidak bersedia mengikuti kegiatan TABEL 2
tersebut lantaran kesibukan pekerjaannya. PEMBAGIAN SARANA PENGOLAHAN SAMPAH
KTCB kemudian mengambil alih peran
paguyuban yang bertugas menyukseskan RW Jumlah Drum Sampah Drum Sampah
program tersebut. Namun KTCB memiliki RT Anorganik(buah) Organik(buah)
kelemahan dalam hal pembagian bidang I 5 15 50
II 4 12 40
pekerjaan. Pembagian bidang pekerjaan
III 4 12 40
belum dispesifikan dalam sektor yang lebih
IV 6 18 30
detail untuk menangani kegiatan pengolahan
V 4 12 40
sampah dari awal penggalangan dana hingga
VI 2 6 2
tim pemasaran produk daurulang.
VII 5 15 50
Program yang dirumuskan untuk
VIII 6 18 6
pengolahan sampah dilakukan oleh pihak
Total 36 108 258
kelurahan Tembalang dan KTCB dengan
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013.
menghadirkan masyarakat melalui perwakilan
RW. Pada forum kegiatan pertemuan atau Hasil produk yang tampak dari masyarakat
sosialisasi tidak semua hadir sehingga warga dalam mengolah sampah berupa pupuk
yang tidak hadir kekurangan informasi kompos dan pemanfaatannya hanya untuk
mengenai materi bahasan pengolahan sampah pribadi belum hingga tahap pemasaran.
Program sosialisasi dan kerja bakti yang Sampah anorganik belum mencapai tahap
diimplementasikan di lapangan. Namun RW IV daurulang, namun hanya sebatas penjualan
dan VI belum mendapatkan sosialisasi sampah plastic, kertas atau lainnya yang laku
dikarenakan keterbatasan sumber tenaga dari dijual.
anggota KTCB yang mengkoordinasi jadwal Hasil penilaian menunjukkan masih perlu
sosialisasi dan mahasiswa yang seharusnya pembenahan supaya kinerja dari KTCB dapat
hadir membina RW IV dan VI tidak melakukan meningkat, misalnya yaitu pembentukan tim
sebagaimana mestinya. Pembersihan sungai program pengolahan sampah berskala
hanya dilaksanakan apabila terjadi keluarga supaya lebih terkoordinir dan jelas
permasalahan. secara detail perannya dalam program,
penjualan produk olahan sampah yang
Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 160
Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

berupa sampah organik maupun sampah Kesadaran dari masyarakat sendiri akan
anorganik supaya dapat menambah pentingnya melestarikan lingkungan.
pendapatan warga, pelatihan ketrampilan dari Masyarakat juga mengerti ada manfaat yang
bahan sampah dengan mendatangkan ahlinya masih dapat diperoleh dari keberadaan
atau dengan mengkhursuskan perwakilan dari sampah yang dihasilkannya setiap hari apabila
Kelurahan Tembalang. Penjadwalkan secara mau melakukan pengolahan sampah dengan
rutin pertemuan dengan perwakilan dari RT baik dan ramah lingkungan yaitu composting.
maupun dari RW dalam membahas kemajuan, Faktor kedua yang menjadi pengaruh yaitu
kendala dan melaporkan hasil pengolahan faktor ekonomi. Hasil pemilahan sampah yang
sampah dari warganya. dilakukan beberapa warga dapat mereka jual
kepada tengkulak atau tukang rosok kemudian
Peran Serta Masyarakat dari hasil penjualan dialokasikan ke dalam kas
Hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa PKK. Sedangkan faktor ketiga yang dirasakan
belum seluruh rumah tangga melakukan langsung yaitu manfaat dari pupuk kompos
kegiatan pewadahan, pemilahan dan daur hasil komposting. Pupuk kompos yang
ulang sampah hanya beberapa rumah tangga merupakan pupuk organik sangat membantu
yang melakukannya, sehingga implementasi menyuburkan tanaman di pekarangan rumah
program pengolahan sampah berskala warga. Usaha KTCB dalam mencari donatur,
keluarga ini belum dapat dikatakan sesuai pembinaan dan dukungan dari pihak instansi
dengan kebijakan ataupun aturan yang maupun swasta dilakukan untuk
diberlakukan. Penilaian peran serta menyukseskan program yang tengah dirintis
masyarakat berdasarkan penilaian masing- Kelurahan Tembalang untuk menjadi
masing RW menghasilkan hanya RW 1 yang Kelurahan yang ramah lingkungan. Kemudian
dapat menghasilkan pupuk kompos yang faktor kelima yaitu adanya latar belakang
dilakukan oleh 3 rumah tangga. Bentuk pendidikan/pengalaman non akademik
pemanfaatan yang dilakukan hanya digunakan membantu dalam cepat dalam merespon
sendiri untuk menyuburkan tanaman di arahan yang diberikan dalam sosialisasi
pekarangan rumah. Sampah anorganik composting maupun pemilahan sampah
berhasil dibuat menjadi barang kerajinan organic dan anorganik. Faktor keenam
berupa tas di RW II dan RW VII. Pemanfaatan merupakan ketersediaan sarana komposter
dari tas tersebut masih sebatas diproduksi jika dan drum SiTaTik yang telah dijatah per RW
ada permintaan untuk kegiatan pameran.. nya.
Berikut adalah faktor-faktor yang Faktor penghambat pertama yaitu karena
mempengaruhi program pengolahan sampah. kesibukan dari aktivitas warga. Kesibukan
TABEL 3 warga yang mayoritas menghabiskan
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT waktunya untuk bekerja menyebabkan
mereka tidak memiliki waktu lebih untuk
No Faktor Pendukung Faktor Penghambat melakukan pengolahan sampah. Faktor kedua
yang menjadi kendala pelaksanaan kegiatan
1. Darling (Sadar Kesibukan
pengolahan sampah yaitu pemikiran warga
Lingkungan)
yang masih memilih proses pembakaran
2. Ekonomi Tidak efisien waktu
sampah di lahan pekarangannya yang masih
3. Penghijauan Jijik kosong dengan cara menggali tanah satu ke
4. Usaha KTCB Biaya lainnya apabila sudah penuh. warga enggan
melakukan pengolahan sampah karena dalam
5. Pendidikan/penga Kebiasaan
laman proses muncul belatung dalam drum
6. Sarana Pemulung komposter. Pengambat lainnya yaitu masalah
biaya. Pengolahan sampah membutuhkan
Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2013
bahan-bahan yang yang tidak semuanya

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 161


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

disediakan dari KTCB. Bahan yang dibutuhkan Sedangkan faktor keberadaan pemulung yaitu
yang membutuhkan biaya khusus contohnya sampah yang sudah dipilah dan hendak dijual
larutan inokulen. Faktor kendala kelima yaitu diambil oleh pemulung. Pemulung yang
kebiasaan masyarakat membuang sampah mengambil sampah dalam drum SiTaTik tanpa
tanpa membedakan jenisnya dan budaya meminta ijin terlebih dahulu. Sehingga
sikap masyarakat yang memasrahkan seluruh masyarakat menganggap pemilahan tidak
kepentingan kepada pemimpin. efektif karena tidak dapat terkumpul dan
dijual.

Belum tersosialisasi Belum tersosialisasi Belum tersosialisasi


Jumlah 6 responden
Jumlah 3 responden Jumlah 7 responden Jumlah 7 responden
Melakukan pemilahan

Jumlah 5 responden Jumlah 6 responden


Jumlah 5 responden Jumlah 5 responden
Melakukan pemilahan Menghasilkan pupuk kompos
Melakukan pemilahan Melakukan pemilahan
dan melakukan pemilahan

Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2010-2030


GAMBAR 2
PETA AKTIVITAS PENGOLAHAN SAMPAH
KECAMATAN TEMBALANG

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 162


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

Manfaat dari Program Pengolahan Sampah sedangkan tanaman yang menghasilkan bahan
Program pengolahan sampah yang dikenal yang dapat dikonsumsi contohnya adalah
oleh masyarakat Kelurahan Tembalang cabe, kacang panjang, ubi, jagung dan lain-
memiliki banyak manfaat untuk lingkungan lain.
maupun masyarakat itu sendiri. Pengolahan Manfaat dari meningkatkan pendapatan
sampah yang mendayagunakan kembali masyarakat dan memperbaiki system
barang yang tidak terpakai oleh masyarakat pengolahan sampah Kelurahan Tembalang
menjadi barang yang bernilai/memiliki belum dapat dicapai. Kegagalan pencapaian
kegunaan meliputi sampah organic maupun manfaat tersebut disebabkan jumlah yang
anorganik. Sampah organic yang sudah dipilah tidak melakukan pengolahan sampah berskala
sebelumnya dilakukan composting yang keluarga lebih besar dari pada jumlah
prosesnya memakan waktu 3-4 minggu dan masyarakat yang turut berpartisipasi.
menghasilkan pupuk kompos. Pupuk kompos Perbandingan jumlah yang sangat besar
digunakan untuk memupuk tanaman sehingga secara langsung dapat disimpulkan bahwa
dapat tumbuh subur maka dapat dikatakan sistem pengolahan smapah yang dilakukan
kegiatan ini bermanfaat untuk penghijauan belum jauh berbeda dengan sebelum ada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi program pengolahan sampah. Selain itu
bersih dan asri. Salah satu responden pun menyebabkan hasil produk daur ulang yang
mengaku telah menikmati hasil yang sedikit sehingga belum mampu merambah ke
didapatkan dari berkebun. Hasil panen yang pasaran. Produk daur ulang belum dapat
dapat dilihat yaitu tumbuhan menjadi subur dimanfatkan secara maksimal oleh masyarakat
dan besar untuk jenis tanaman hias, sehingga belum dapat meningkatkan
pendapatan.

Sampah Rumah Tangga

Sampah Organik Sampah Organik

Dibuang Pemilahan Daur


Pembinaan Komposting Dibuang ke
ke TPS Ulang
TPS

Pupuk Kompos Dijual ke


tengkulak Tas

Digunakan Masuk Kas


sendiri PKK

Kegiatan
penghijauan

Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2013


GAMBAR 2
ALUR KEGIATAN PENGOLAHAN SAMPAH
DI KELURAHAN TEMBALANG
Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 163
Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

Kesesuaian Program Pengolahan Sampah TABEL 4


Berskala Keluarga dengan Implementasi KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROGRAM
Hasil ulasan analisis di atas menyimpulkan PENGOLAHAN SAMPAH
bahwa program pengolahan sampah berskala No. Kelebihan Kekurangan
keluarga yang dirintis KTCB di Kelurahan 1. Ramah Lingkungan Kurang efisien waktu
Tembalang tidak sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan. Ketidaksesuaian tersebut 2. Menghasilkan Membutuhkan
produk daurulang ketelatenan dan
menimbulkan program tidak mencapai target.
yang bermanfaat kesabaran
Masyarakat Kelurahan Tembalang belum
3. Dapat dijual untuk Perlu menghasilkan
mampu mewujudkan tujuan dari program menghasilkan produk yang lebih
untuk merubah perilaku masyarakat terhadap uang banyak untuk dapat
sampah supaya lebih peduli sehingga dapat dijual
meningkatkan kesehatan dan kelestarian Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2013
lingkungan.
Ketidaksesuaian ini dikarenakan hasil Rekomendasi
penilaian terhadap keluaran, manfaat dan Masukan atau tindak lanjut yang diberikan
pencapaian tujuan yang dilakukan untuk peningkatan kualitas program ke
KelurahanTembalang. Secara umum seluruh depannya yaitu sebagai berikut:
komponen yang seharusnya dilakukan dan a. Masyarakat
dihasilkan belum terealisasi dengan baik dan perlu diadakan forum yang membahas
maksimal. Kegagalan program dikarenakan mengenai kelanjutan program. Perwakilan
rendahnya peran serta masyarakat dalam masyarakat setiap RT terlebih dahulu
pengolahan sampah sehingga tidak dapat dikumpulkan dalam forum untuk
mengurangi volume sampah. Perilaku peduli mendiskusikan keluhan atau kesulitan yang
terhadap sampah belum dimiliki masyarakat dihadapi dalam mengolah sampah,
karena merubah kebiasaan setiap individu harapan masyarakat, dan hal apa saja yang
membutuhkan proses. Proses yang dibutuhkan masyarakat untuk pengolahan
dibutuhkan untuk dapat merubah perilaku sampah. Forum menjadi wadah masyarakat
masyarakat tidak dapat diukur lamanya. menuangkan ide ataupun menyampaikan
Ketidaksesuaian ini menghasilkan sebuah pendapat yang belum tersampaikan.
keputusan untuk tetap mempertahankan Selain itu kesadaran lingkungan dari diri
program namun dengan upaya perbaikan. masyarakat masih tergolong rendah
Upaya perbaikan ini diambil dengan ditandai dengan masih banyak yang
pertimbangan manfaat yang besar dari melakukan pembakaran sampah dan tidak
program bagi lingkungan dan masyarakat melakukan pengolahan sampah, maka dari
Tembalang pada itu penyampaian materi yang
berkenaan dengan lingkungan di setiap
KESIMPULAN & REKOMENDASI kesempatan pertemuan warga dapat
Kesimpulan dijadikan sarana yang efektif agar warga
Hasil temuan penelitian yang dilakukan dapat sharing bersama-sama. Kegiatan
menunjukkan bahwa pelaksanaan program perlombaan kebersihan lingkungan antar
pengolahan sampah tidak sesuai dengan RW juga dapat dijadikan media
rencana. Implementasi yang tidak sesuai menumbuhkan rasa peduli terhadap
dilihat berdasarkan keluaran kegiatan dan lingkungan. Mainset masyarakat terhadap
manfaat yang dihasilkan. Rendahnya peran sampah dapat berubah sejalan dengan
serta masyarakat membawa dampak hasil berbagai macam kegiatan lingkungan yang
yang kurang maksimal dalam menyukseskan diadakan.
program untuk mewujudkan kelurahan RW yang telah melakukan pengolahan
percontohan yang ramah lingkungan. sampah dapat dipertahankan dan lebih

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 164


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang masih belum sempurna dilakukan oleh
maksimal dengan dapat melakukan masyarakat karena kendala kegagalan
penjualan produk dari daurulang sampah dalam komposting dan SDM yang ahli
anorganik dan organik. Hasil penjualan dalam mengubah sampah anorganik
produk daurulang diharapkan dapat menjadi barang kerajinan yang bernilai
menambah pemasukan rumah tangga atau manfaat.
masuk dalam kas PKK. Sedangkan untuk kegagalan dalam
b. KTCB komposting, Kelurahan Tembalang dapat
Pemerataan tugas dengan membuat dibantu oleh tim ahli dari perwakilan
struktur seksi-seksi yang khusus menangani perguruan tinggi yang berada di kawasan
hal tertentu, contohnya seksi composting, Tembalang atau meminta bantuan dari DKP
seksi daurulang sampah anorganik, seksi untuk melakukan sosialisasi secara rutin.
sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta Kegiatan pengolahan sampah anorganik di
seksi pemasaran produk. Pemerataan tugas beberapa RW masih terkendala oleh SDM.
dapat mengurangi ataupun menghilangkan Pelatihan kerajinan dari bahan sampah
tugas yang sebelumnya dirangkap dan perlu dilakukan rutin di semua RW supaya
koordinasi masing-masing seksi menjadi warga berminat. Warga yang telah dapat
lebih jelas. Selain itu KTCB perlu melakukan menghasilkan pupuk ataupun barang
regenerasi keanggotaan yang baru yang kerajinan dapat membantu memberikan
berusia produktif. Regenerasi keanggotaan pelatihan kepada warga lain yang
dinilai penting karena untuk menjamin membutuhkan binaan.
keberlanjutan dari paguyuban itu sendiri d. Sarana Operasional Pengolahan Sampah
dan program yang ada di dalamnya. Keterbatasan jumlah sarana mesin jahit
Pemilihan usia produktif memiliki alasan dan rumah pilah. Mesin jahit digunakan
terhadap output yang dihasilkan. Ide-ide untuk menghasilkan produk kerajinan dari
cemerlang yang diberikan dari generasi barang bekas. Bantuan mesin jahit
muda diharapkan untuk memberikan solusi diharapkan dapat menambah tenaga
terhadap berbagai kendala yang dihadapi penjahit yang sudah ada. Semakin banyak
program khususnya pengolahan sampah. tenaga yang membuat kerajinan maka
Hasil forum yang dilakukan dengan semakin banyak pula jumlah produksi yang
perwakilan RT dan RW dijadikan masukan dihasilkan. Maka produk daur ulang dapat
bagi KTCB beserta timnya untuk dipasarkan untuk mendapatkan
membenahi dan mewujudkan hal-hal yang penghasilan masyarakat khususnya ibu
sekiranya rasional. KTCB dan tim rumah tangga. Rumah pilah dapat
pendukung di belakangnya perlu disediakan dengan tahapan awal di RW I, II
melakukan kerja keras dalam melakukan dan VII karena RW tersebut yang unggul
sosialisasi kepada RT atau RW yang belum menjalankan pengolahan sampah
mendapatkan sosialisasi. Sosialisasi perlu disbanding RW lainnya. Setelah itu diikuti
dilakukan secara rutin dan beberapa kali dengan penyediaan rumah pilah di RW III,
supaya masyarakat semakin paham dan IV, V, VI, dan VIII.
dapat mempraktekannya sendiri. Setelah
kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan
kegiatan pemantauan hasil pengolahan
sampah secara rutin. Pemantauan berfungi
mengontrol progress yang diberikan
masing-masing RT,
c. Teknik Operasional Pengolahan Sampah
Berdasarkan hasil penilaian di bab analisis
dapat diketahui teknik pengolahan sampah

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 165


Evaluasi Program Pengolahan Sampah… Nindy Hapsari dan Widjanarko

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian


Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial
Lainnya. Prenada Media Group: Jakarta.
Darmasetiawan. M, 2004. Daur Ulang Sampah
dan Pembuatan Kompos. Ekamitra
Engineering:Jakarta
ESP. 2008. Modul Pelatihan Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat. Jakarta:
ESP DKI Jakarta
Kementrian Lingkungan Hidup, 2007
Komposter Dibagikan, Dibayar dengan
Sampah.
http://regional.kompas.com/read/.
Diunggah 21 Juni 2012
Musa, Safuri. 2005. Evaluasi Program:
Pembelajaran dan Pemberdayaan
Program. Y-PIN Indonesia. Bandung.
SK Walikota Semarang No. 140/8 tanggal 11
Januari 2011 tentang Kelurahan
Percontohan Kota Semarang
RTRW Kota Semarang Tahun 2010-2030
Ruang Terbuka Hijau di Undip Semakin
Dikembangkan.
http://www.suaramerdeka.com/v1/in
dex.php/read/. Diunggah 29 0ktober
2012
UNDP. 2009. Handbook On Planning,
Monitoring and Evaluating for
development Result. New York: A.K.
Office Supplies.
UU Nomor 13 Tahun 2006. Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Semarang, 2006.
UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah. Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonessia, 2008.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 155-166 | 166

Anda mungkin juga menyukai