Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG

Ana Puji Lestari, Mochammad Saleh Soeaidy, Abdullah Said


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: annaessya@gmail.com

Abstract: The Innovation Program of Trash Management in Malang City. Trash problem in
Malang City caused by the more trash source that emerge in Malang City. Therefore, trash
management innovation is necessary to cope with trash problem that occurs. This research use
descriptive qualitative research method. This research result shows that trash management
innovation of more emerge from citizen. The innovation strategy of trash management by DKP is
cooperating with environmental activist to develop and invite the environmental activists to
socialisation. The effectiveness of trash management policy is effective but still not optimal enough
because of many factor. The impact of management there is awareness from citizen, additional
income for the citizen and achieved trophy Adipura.

Keywords: innovation, the trash management, Malang City

Abstrak: Program Inovasi Pengelolaan Sampah di Kota Malang. Permasalahan sampah di


Kota Malang disebabkan oleh semakin banyaknya sumber sampah yang bermunculan. Oleh karena
itu, inovasi pengelolaan sampah diperlukan untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut.
Penelitian ini menggunakan medote penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa inovasi pengelolaan sampah lebih banyak muncul dari kalangan masyarakat. Strategi
inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan DKP dengan merangkul penggiat lingkungan yang
dilakukan dengan mengembangkan dan mengajak sosialisasi penggiat lingkungan. Efektivitas
kebijakan pengelolaan sampah sudah efektif namun belum optimal, yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Dampak pengelolaan sampah yaitu kesadaran masyarakat mulai terbentuk,
tambahan pendapatan bagi masyarakat dan diraihnya adipura kencana.

Kata kunci: inovasi, pengelolaan sampah, Kota Malang

Pendahuluan pengelolaan sampah di Kota Malang antara lain:


Paradigma lama pengelolaan sampah yang ditingkat hulu, kondisi lingkungan sangat
bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe) memprihatikan yaitu gunungan sampah di sungai
yaitu hanya sebatas kumpul, angkut dan buang menyebabkan pendangkalan, banjir, penyakit,
yang berakhir di TPA. Cara pengelolaan sampah saluran air buntu dan sampah banyak yang
dengan pendekatan lama menimbulkan banyak tercecer dipinggir jalan menganggu arus
masalah salah satunya pencemaran air. Para- kendaraan. Di TPS (tempat pembuangan semen-
digma pengelolaan sampah dengan pendekatan tara) terjadi penumpukan sampah karena sampah
akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti banyak yang belum terangkut menyebabkan
dengan paradigma baru pengelolaan sampah lingkungan tidak sehat, sarana prasarana mudah
terpadu. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 rusak dan sering terjadi kebakaran di TPS.
Tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan Permasalahan di TPA (tempat pembuangan
pengelolaan sampah bertumpu pada konsep 3R. akhir) yaitu sampah dibuang begitu saja di TPA
Kota Malang merupakan kawasan strategis dengan sistem open dumping yaitu cara pem-
yang didukung dengan berkembangnya industri, buangan sampah yang sederhana, yaitu sampah
pusat perbelanjaan, dan kota pelajar. dihamparkan disuatu lokasi dan dibiarkan begitu
Perkembangan tersebut menyebabkan banyaknya saja, setelah lokasi penuh dengan sampah maka
investor yang tertarik untuk mengembangkan ditinggalkan. Teknik open dumping menyebab-
usahanya. Permasalahan sampah yang terjadi di kan umur TPA pendek, sering terjadi kebakaran
Kota Malang adalah semakin banyaknya sumber- dan menimbulkan masalah pencemaran air.
sumber sampah yang bermunculan di Kota (Hasil wawancara prariset dengan DE (L, 41
Malang, pembangunan usaha dibidang pengina- tahun) Pelaksana Teknis TPA pada tanggal 12
pan, penyedia kebutuhan pokok yang marak Oktober 2013 jam 10.00 WIB). Inovasi penge-
bermunculan. Latar belakang perubahan strategi lolaan sampah diperlukan untuk mengatasi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 571


permasalahan sampah yang terjadi di Kota bangan bagi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Malang, adanya inovasi dalam pengelolaan sam- (DKP) Kota Malang dalam memberikan
pah adalah suatu keharusan untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dalam pengelolaan
sistem pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah sampah kota.
yang baik berdampak pada kebersihan dan
kelestarian lingkungan. Langkah-langkah untuk Tinjauan Pustaka
menumbuhkembangkan inovasi membutuhkan 1. Inovasi
suatu sistem yang disebut Sistem Inovasi Daerah Rogers (dikutip dari Suwarno, 2007, h.3)
(SIDa). SIDa diatur dalam Peraturan Bersama menjelaskan inovasi adalah “sebuah ide, praktek,
Menteri Negara Riset Dan Teknologi Republik atau objek yang dianggap baru oleh individu satu
Indonesia Dan Menteri Dalam Negeri Republik unit adopsi lainnya”. Menurut Mckeown (dikutip
Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 Dan Nomor 36 dari Ancok, 2012, h.34-35) bahwa “inovasi
Tahun 2012. SIDa membantu daerah dalam adalah suatu bentuk perubahan dari suatu hal,
menghasilkan dan mengembangkan produk baik yang bersifat inkremental (sedikit demi
unggulannya yang mampu meningkatkan sedikit), maupun perubahan yang radikal”.
kesejahteraan masyarakat daerah, mengatur dan Penerapan inovasi dalam kehidupan masyarakat
mengarahkan untuk terbentuknya kondisi ling- akan mendapatkan manfaat dari segi sosial dan
kungan yang kondusif dan harmonis serta ekonomi. Muluk (2008, h.47) membagi inovasi
mendorong terciptanya teknologi baru yang menjadi 3 level, yaitu inovasi inkremental,
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi proses. radikal dan transformatif. Sistem Inovasi Daerah
Kebijakan pengelolaan sampah di Kota (SIDa) diperlukan untuk meningkatkan kapasitas
Malang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota pemerintah daerah, daya saing daerah, dan
Malang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Penge- pelaksanaan masterplan percepatan dan per-
lolaan Sampah. Penyelenggaraan pengelolaan luasan pembangunan ekonomi secara terarah dan
sampah rumah dan sejenis rumah tangga terdiri berkesinambungan.
dari: pengurangan dan penanganan sampah.
Kegiatan pengurangan sampah meliputi kegiatan 2. Pemerintah Daerah
pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang Pengertian pemerintah daerah menurut
sampah dan pemanfaatan kembali sampah. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang
Kegiatan penanganan sampah meliputi pemi- Pemerintahan Daerah adalah gubernur, bupati
lahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan atau walikota dan perangkat daerah sebagai
dan pemrosesan akhir. Kebijakan pengelolaan unsur penyelenggara pemerintahan daerah. UU
sampah mengacu, mempertimbangkan dan men- 32/2004 Pasal 14 ayat (1), membagi urusan wajib
sinkronisasikan dengan kebijakan pengelolaan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
sampah provinsi dan kebijakan pengelolaan kabupaten/kota menjadi 16 urusan.
sampah nasional. Mengingat permasalahan
sampah merupakan permasalahan yang sering 3. Kebijakan Publik
terjadi pada setiap kota, dampak yang Parker (dikutip dari Abdul Wahab,
ditimbulkan sangat besar pada kelestarian 2008:51) kebijakan publik sebagai “suatu tujuan
lingkungan. Penjelasan tentang masalah pengelo- tertentu, atau serangkaian asas tertentu, atau
laan sampah yang saling berkaitan antara judul tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maka, peneliti merumuskan masalah yaitu pada suatu waktu tertentu dalam kaitannya
bagaimanakah bentuk dan pelaksanaan program dengan suatu subjek atau sebagai respon
inovasi pengelolaan sampah di Kota Malang, terhadap suatu keadaan yang kritis”. Inti dari
bagaimanakah tingkat keberhasilan dan dampak kebijakan publik adalah perumusan kebijakan,
program inovasi pengelolaan sampah di Kota karena didalamnya terdapat batasan-batasan
Malang, dan Apa sajakah faktor pendukung dan kebijakan itu. Perumusan kebijakan mengguna-
faktor penghambat yang mempengaruhi pelak- kan model kebijakan, model digunakan karena
sanaan program inovasi pengelolaan sampah di adanya eksistensi masalah pubik yang kompleks,
Kota Malang. model merupakan pengganti kenyataan. Model
Tujuan penelitian adalah untuk memahami inkrementalisme (policy sebagai kelanjutan masa
dan menggambarkan bentuk dan pelaksanaan, lalu), inti dari model ini menekankan bahwa
mengetahui dan menganalisis tingkat keber- pembuat kebijakan tidak melakukan peninjauan
hasilan dan dampak, dan mengetahui faktor secara teratur dari seluruh kebijakan yang telah
pendukung dan faktor penghambat yang mem- dibuatnya, tidak mau melakukan identifikasi
pengaruhi pelaksanaan program inovasi penge- tujuan-tujuan sosial, meneliti untung rugi dari
lolaan sampah di Kota Malang. Manfaat alternatif-alternatif policy yang digunakan untuk
penelitian sebagai bahan masukan dan pertim- mencapai tujuan-tujuan sosial, mengklasifikasi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 572


preferensi bagi setiap alternatif dalam hubungan- Malang. Lokasi penelitian di Kota Malang dan
nya dengan perhitungan untung dan rugi, dan situs penelitian pada Dinas Kebersihan dan
menyeleksi informasi-informasi yang relevan. Pertamanan (DKP) Kota Malang, masyarakat
penggiat lingkungan dan Bank Sampah Kota
4. Efektivitas Malang (BSM).
Subagyo menggatakan bahwa efektivitas Jenis dan sumber data yang diperoleh
adalah kesesuaian antara output dengan tujuan berupa data primer dan data sekunder.
yang ditetapkan, (Budiani, 2007, h.52). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
Dikatakan efektif apabila tercapainya tujuan wawancara dan dokumentasi. Instrumen pene-
organisasi melalui pemanfaatan sumber daya litian terdiri dari peneliti sendiri, pedoman
yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi wawancara dan perangkat penunjang. Analisis
masukan (input), proses, maupun keluaran data menggunakan model interaktif menurut
(output). Tolak ukur efektivitas adalah elemen Miles dan Hubberman (1992, h:16-17) yang
yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian membagi analisis data kualitatif menjadi
pada efektivitas, semakin besar kontribusi output pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
ditentukan, maka semakin efektif proses kerja
suatu unit organisasi. Budiani, (2007, h.53) Pembahasan
menggatakan terdapat variabel-variabel yang 1. Program Inovasi Pengelolaan Sampah di
digunakan untuk mengukur efektivitas adalah Kota Malang
sebagai berikut: a. Strategi dan Bentuk Inovasi
a. Ketepatan sasaran program Strategi inovasi dilakukan oleh DKP
b. Sosialisasi program dengan merangkul penggiat lingkungan dengan
c. Tujuan program cara mengembangkan inovasi dan mengajak
d. Pemantauan sosialisasi penggiat lingkungan. Bentuk inovasi
yang berasal dari DKP adalah pemanfaatan gas
5. Sampah dan Pengelolaannya metan sebagai bahan bakar. Inovasi yang berasal
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 dari masyarakat adalah budidaya cacing,
Tentang Pengelolaan Sampah menyatakan pemanfaatan gas metan untuk listrik, BSM (Bank
definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari Sampah Malang), pembuatan kompos, pembudi-
manusia dan atau dari proses alam yang dayaan markisa dan pembuatan etanol.
berbentuk padat. (Damanhuri & Tri, 2011, h.6-8) Pengelolaan sampah di Kota Malang belum
menggatakan aspek-aspek penting yang mem- dilakukan dengan kerjasama pihak swasta
pengaruhi keberhasilan pengelolaan sampah maupun pihak ketiga, hal ini disebabkan karena
antara lain: DKP masih mampu untuk mengelola sampah dan
a. Peraturan atau hukum dan kebijakan publik belum adanya pihak ketiga yang sesuai untuk
b. Kelembagaan dan organisasi diajak kerjasama. Tindakan DKP sangat tepat
c. Teknik operasional dalam memutuskan kriteria pihak ketiga, dimana
d. Finansial dan ekonomi kerjasama yang akan dilaksanakan nantinya
e. Sosial membawa visi sosial dan bisnis berjalan dengan
f. Lingkungan hidup seimbang tanpa mengedepankan bisnis murni.

Metode Penelitian b. Regulasi


Penelitian ini menggunakan metode des- Kebijakan pengelolaan merupakan penja-
ktiptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus baran dari visi dan misi walikota, sehingga sosok
dalam penelitian ini adalah: (1) program inovasi walikota mempunyai peranan yang sangat ber-
pengelolaan sampah di Kota Malang, meliputi: pengaruh dalam pembuatan kebijakan. Kebijakan
(a) strategi inovasi dan bentuk inovasi (b) pengelolaan sampah di Kota Malang merupakan
regulasi pengelolaan sampah (c) efektivitas kebijakan yang bersifat meneruskan bukan
kebijakan inovasi (2) keberhasilan dan dampak radikal atau revolusioner. Kota Malang dijadikan
program inovasi pengelolaan sampah terhadap program pilot project oleh pemerintah pusat,
masyarakat Kota Malang, meliputi: (a) namun kenyataannya Pemerintah Kota Malang
keberhasilan inovasi pengelolaan sampah di Kota sendiri belum mempunyai kebijakan penguatan
Malang (b) dampak inovasi pengelolaan sampah SIDa yang terbukti dari belum adanya kebijakan
terhadap masyarakat Kota Malang secara sosial, dan dokumen pembangunan yang membahas
ekonomi dan lingkungan, dan (3) faktor pen- tentang SIDa. Serta inovasi pengelolaan sampah
dukung dan faktor penghambat pelaksanaan yang telah dilaksanakan belum dijadikan pro-
program inovasi pengelolaan sampah di Kota

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 573


gram pada dokumen Renstra maupun dokumen pemantauan tentang kualitas lingkungan juga
pembangunan lainnya. dilakukan oleh BLH dan inspektorat. Sinergi
antara pelaku tersebut sangat efektif untuk
c. Efektivitas Kebijakan mengetahui jalannya suatu kebijakan di Kota
1) Ketepatan Sasaran Program Malang, hal ini karena dalam proses pemantauan
Sasaran dari kebijakan inovasi pengelolaan tidak hanya dilakukan oleh satu instansi saja,
sampah adalah mewujudkan Kota Malang penilaian dari instansi lain yang mampu
sebagai kota “zero waste”. Sampai saat ini memberikan saran dan kritik untuk perbaikan
pencapaian sasaran sudah mencapai 50%, yang pelaksanaan kebijakan.
terlihat dari beberapa lokasi sudah menjalankan Berdasarkan hasil pengamatan tentang
konsep zero waste dengan metode 3R. efektivitas kebijakan pengelolaan sampah di
2) Sosialisasi Program Kota Malang dilihat dari tolak ukur dapat dika-
Sosialisasi pengelolaan sampah yang takan efektif tetapi belum optimal. Dikatakan
diterapkan oleh Pemerintah Kota Malang (DKP) efektif karena tujuan yang telah ditargetkan ter-
dengan menerapkan strategi dari tingkat hulu capai, meskipun belum tercapai secara maksimal.
hingga tingkat hilir. Sosialisasi diberikan kepada Sasaran pengelolaan sampai sudah pada tahap
instansi kecamatan, kelurahan dan kader menuju zero waste, untuk menerapkan zero
lingkungan yang akan menyampaikan langsung waste masih membutuhkan sinergi beberapa
kepada masyarakat dan instansi-instansi sekolah aktor. Kebijakan pengelolaan sampah juga mem-
ataupun instansi yang sejajar dengan DKP. bawa dampak yang positif bagi lingkungan dan
Adanya kontak langsung dengan pelaksana sebagian masyarakat.
program memudahkan proses tersampaikannya
informasi. Sosialisasi yang dilakukan oleh DKP 2. Keberhasilan dan Dampak Pengelolaan
sudah berjalan dengan efektif, namun sosialisasi Sampah Di Kota Malang
perlu ditingkatkan terutama di daerah perbatasan a. Keberhasilan Pengelolaan Sampah di
dan daerah yang padat penduduknya. Kota Malang
3) Tujuan Program 1) Peraturan atau hukum dan kebijakan
Tujuannya yaitu mewujudkan Kota Malang publik
sebagai kota yang bersih, nyaman, asri dan ijo Pengelolaan sampah di Kota Malang sudah
royo-royo. Jika dilihat dari kondisi Kota Malang mempunyai peraturan dan kebijakan yang
saat ini bersih, nyaman dan asri menjadi Kota terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Malang
Malang sebagai kota layak huni yang didukung Nomor 10 tahun 2010 yang sudah berpedoman
dengan sarana dan prasarana yang memadai. pada UU 18/2008. Selain itu, dalam mendukung
Banyaknya pendatang yang ada di Kota Malang sistem pengelolaan sampah pemerintah juga
membuktikan bahwa Malang sebagai kota layak membuat Peraturan Daerah Kota Malang Nomor
huni yang menjadi daya tarik wisatawan untuk 1 Tahun 2011 yang mengatur tentang Retribusi
berdatangan di Kota Malang. Misi DKP Jasa Umum yang berisi besaran retribusi pela-
meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan, yanan sampah, dan rencana induk pengelolaan
menerapkan pengelolaan sampah melalui 3R ber- sampah tahun 2007. Rencana induk pengelolaan
basis pemberdayaan masyarakat untuk menum- sampah tahun 2007 diwujudkan dalam penyu-
buhkan kesadaran dan menambah pendapatan, sunan master plan persampahan.
dan mengelola TPA dengan memanfaatkan 2) Kelembagaan dan organisasi
teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Misi Pembentukan DKP sesuai dengan Peraturan
tersebut dijalankan melalui strategi pengelolaan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2012 Ten-
sampah dari tingkat hulu hingga tingkat hilir. tang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah.
Keadaan sekarang menggambarkan adanya kese- Institusi pengelolaan sampah telah jelas struktur
suaian antara rencana tujuan kebijakan penge- dan bagian-bagian yang menangani. Kejelasan
lolaan sampah dengan hasil yang diperoleh struktur pengelolaan sampah di Kota Malang
setelah menerapkan kebijakan. agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
4) Pemantauan menyelenggarakan pelayanan kebersihan sampah
Terkait dengan pemantauan yang dilakukan dengan institusi lain. Terbaginya struktur penge-
oleh DKP sebagai organisasi penyelanggara dan lolaan juga memudahkan pola pertanggungjawa-
penanggung jawab dalam penerapan kebijakan ban kepada pemimpin instansi.
pengelolaan sampah. Upaya yang dilakukan 3) Teknik operasional
DKP ini merupakan suatu tindakan yang dilaku- Teknik operasional pengelolaan sampah di
kan untuk mengetahui sampai sejauh mana Kota Malang terdiri dari kegiatan pewadahan,
program yang telah dilaksanakan. Selain pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pemantauan yang dilakukan oleh DKP sendiri, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 574


Teknik operasional pengelolaan sampah di Kota selama keberadaan TPA tersebut belum pernah
Malang sudah berjalan dengan baik, dengan adanya aksi protes dari warga sekitar. Adanya
didukung adanya jam kerja kebersihan jalan. lomba lingkungan antar RW dapat memupuk
4) Finansial dan ekonomi rasa guyub rukun dan gotong royong diantara
Pembiayaan pengelolaan sampah di Kota masyarakat, terutama bagi masyarakat yang
Malang berasal dari beberapa sumber baik dari tinggal diperumahan yang cenderung indivi-
APBD, APBDprov dan APBN. Di Kota Malang dualis. Dampak pengelolaan sampah yang masih
(APBD) sendiri sumber pendanaan pengelolaan tampak saat ini baru membawa perubahan yang
sampah bersumber dari retribusi, PAD dan bagi kecil terhadap masyarakat, hal ini disebabkan
hasil. Hambatan dalam pengelolaan sampah yang pengelolaan sampah belum maksimal.
paling utama adalah berkaitan dengan pen- 2) Ekonomi
danaan, hal ini disebabkan karena masih Diraihnya penghargaan dari JPIP (Otonomi
terbatasnya sumber pendapatan daerah dan ma- Award dari The Jawa Pos Institute of Pro-
halnya ongkos pengembangan teknologi infor- Otonomi) berupa piala silver dengan kategori
masi. pemberdayaan ekonomi, membuktikan bahwa
5) Sosial secara ekonomi terdapat peningkatan dari
DKP telah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Malang khususnya
melakukan usaha pengelolaan sampah. melalui BSM dan meningkatkan kesejahteraan
Kesadaran masyarakat dalam melakukan penge- masyarakat. Namun, peningkatan ekonomi hanya
lolaan sampah secara terpadu dan membiasakan dirasakan bagi masyarakat yang tergabung
perilaku masyarakat adalah hal yang paling sulit menjadi nasabah BSM/unit dan dari golongan
untuk dilakukan, hal ini disebabkan budaya da- menengah kebawah. Perlu diingat kembali bagi
lam masyarakat sulit untuk dirubah. Upaya yang sebagian orang bahwa, sampah pada saat ini
dilakukan oleh DKP untuk mengajak masyarakat masih pada tataran sebagai nilai tambahan
berpartisipasi dalam pengelolaan sampah belum ekonomi, bukan menjadi penopang ekonomi
terlaksana dengan maksimal. Buktinya masih masyarakat.
banyak masyarakat yang tidak mengetahui sis- 3) Lingkungan
tem pengelolaan sampah dari sumber sampah, Penghargaan adipura kencana adalah hasil
dan masih banyak masyarakat yang acuh dengan yang diperoleh Pemerintah Kota Malang (DKP)
sistem pengelolaan sampah yang ada diwila- dalam pengelolaan lingkungan terutama penge-
yahnya. lolaan sampah. Kondisi lingkungan yang sema-
6) Lingkungan hidup kin bersih, asri, sehat dan nyaman menjadikan
Pada tahap pengurangan sampah pada tahun Kota Malang sebagai kota layak huni akibatnya
2013 DKP baru mampu mencapai 10% sedang- orang banyak berdatangan. Sektor pendidikan
kan, target provinsi sampai dengan tahun 2020 dan ekonomi juga semakin meningkat. Perlu
adalah 20% dan target pengurangan sampah pada diketahui bahwa kerusakan lingkungan yang ada
tahun 2014 adalah 26%. di Kota Malang tidak hanya disebabkan oleh
Berdasarkan pengamatan tentang keberhasi- pengelolaan sampah yang tidak sesuai dengan
lan program inovasi pengelolaan sampah di Kota standar. Banyak penyebab kerusakan lingkungan,
Malang, masih terkendala oleh beberapa faktor seperti semakin banyaknya polusi udara yang
yaitu terbatasnya finansial, budaya masyarakat disebabkan oleh asap kendaraan yang semakin
yang masih sulit dirubah dan target pengurangan bertambah dan pencemaran air serta ekosistem
sampah yang belum tercapai. lingkungan yang disebabkan karena semakin
bertambahnya pabrik-pabrik di Kota Malang.
b. Dampak Pengelolaan Sampah di Kota
Malang 3. Faktor Pendukung dan Faktor Pengham-
Pada pelaksanaan pengelolaan sampah yang bat yang Mempengaruhi Pelaksanaan
ada di Kota Malang sudah mampu memberikan Pengelolaan Sampah di Kota Malang
dampak, walaupun presentasinya masih kecil. a. Faktor Pendukung
Dampak pengelolaan sampah yang telah dilak- 1) Edukasi pemilahan sampah dari BSM
sanakan di Kota Malang adalah sebagai berikut: Edukasi pemilahan sampah yang diberikan
1) Sosial oleh BSM mampu meningkatkan kesadaran
Dampak pengelolaan sampah yang paling masyarakat dalam melakukan pengelolaan sam-
nyata bahwa masyarakat sekitar TPA meminta pah dan merawat lingkungan. Kesadaran mas-
untuk TPA tidak dipindahkan. Hal ini membuk- yarakat dalam ikut serta melakukan pengelolaan
tikan bahwa masyarakat mau menerima kebe- sampah merupakan suatu dukungan positif, tanpa
radaan TPA, setelah masyarakat sekitar TPA adanya kesadaran masyarakat untuk berparti-
merasakan dampak dari adanya TPA. Dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 575


sipasi dalam melakukan pengelolaan sampah, nuhi kebutuhan dana yang diperlukan, sehingga
program yang dijalankan tidak akan berhasil. untuk memenuhi kebutuhan dana Pemerintah
2) Adanya pelatihan dan seminar Daerah Kota Malang dapat bekerjasama dengan
Adanya pelatihan, seminar dan lokakarya pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
akan memberikan suatu dukungan bagi masya- maupun dengan pihak ketiga.
rakat terutama melalui kader lingkungan untuk 3) Terbatasnya sarana dan prasarana
mengetahui secara jelas bagaimana pengelolaan Sarana dan prasarana pengelolaan sampah
sampah yang sebaiknya dilakukan. Selain itu, yang dimiliki oleh DKP saat ini sudah memadai,
dengan adanya pelatihan, seminar dan lokakarya namun kenyataannya sarana dan prasarana itu
merupakan suatu bentuk sosialisasi yang diberi- tidak dapat ditambah jumlahnya. Selain itu,
kan oleh pemerintah kepada masyarakat maka, sarana dan prasarana yang disediakan DKP
selain mendapatkan pengetahuan dan juga men- seperti gerobak sampah, tempat sampah dan truk
dapatkan ketrampilan. belum adanya pemisahan. Sedangkan untuk me-
3) Adanya dukungan, penghargaan, dan nunjang pengelolaan sampah yang terpadu diper-
diajak sosialisasi lukan sarana dan prasarana pendukung, agar pro-
Adanya dukungan berupa penghargaan, gram dapat berjalan dengan lancar.
piagam, diajak sosialisasi dan banyaknya tamu 4) Terbatasnya ketrampilan dan kemampuan
yang datang memberikan motivasi tersendiri bagi dalam menangkap peluang
penggiat lingkungan, kader lingkungan dan mas- Inovasi pengelolaan sampah untuk bisa
yarakat. Dukungan-dukungan terutama dari pe- menjadi satu terapan membutuhkan riset, waktu
merintah kota perlu terus ditingkat karena tanpa dan dana yang cukup banyak. Inovasi yang baik
adanya dukungan pemerintah kota, inovasi yang adalah inovasi yang belum banyak dilakukan
berasal dari masyarakat tidak dapat berjalan, dan oleh banyak orang, sehingga akan menimbulkan
sebaliknya. Hal ini membuktikan bahwa penge- manfaat dan menarik banyak orang. Keterbatasan
lolaan sampah kota membutuhkan peran dari pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan oleh
semua pihak yang ada dalam suatu wilayah ter- aparatur birokrasi dalam menangkap peluang
sebut. membuat inovasi yang dilakukan tidak bisa
b. Faktor Penghambat menjawab peluang dan tantangan dari ling-
1) Terbatasnya pengetahuan masyarakat kungan masyarakat, sehingga inovasi cenderung
tentang pengelolaan sampah yang efektif sia-sia. Selain itu, masih terbatasnya kemampuan
dan efisien mengorganisir sumber daya yang dimiliki biro-
Terbatasnya pengetahuan warga tentang krasi sehingga tidak mampu mengalokasikan
lingkungan dan bahaya apabila tidak mengelola sumber daya yang tersedia.
lingkungan dengan benar masih kurang. Dan
kurangnya informasi serta sosialisasi pemerintah Kesimpulan
kota yang terbukti dari masih banyaknya mas- Dari hasil pembahasan dapat ditarik
yarakat yang belum mengetahui bentuk inovasi kesimpulan bahwa program inovasi pengelolaan
pengelolaan sampah atau strategi pengelolaan sampah di Kota Malang lebih banyak muncul
sampah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota dari kalangan masyarakat/penggiat lingkungan.
Malang (DKP). Program pengelolaan sampah yang telah dilak-
2) Terbatasnya anggaran sanakan saat ini belum masuk menjadi program
Terbatasnya anggaran pemerintah kota pengelolaan sampah, terutama dalam renstra
selama ini masih menjadi kendali utama dalam DKP dan dokumen pembangunan lainnya.
melaksanakan apapun kebijakannya, dana yang Kebijakan pengelolaan sampah yang telah diatur
digunakan untuk investasi pengelolaan sampah sudah efektif, namun dalam pelaksanaannya
membutuhkan biaya yang sangat besar. Angga- belum optimal.
ran dari APBD kota tidak mampu untuk meme-

Daftar Pustaka
Ancok, Djamaludin. (2012) Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Jakarta, Erlangga.
Budiani, Ni Wayan. (2007) Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna “Eka
Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. [Internet], 2 (1).
Available from: <http://www.pdfio.com/k-1921809.html> [Accesed: 10 Oktober 2013].
Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. (2011) Buku Ajar Teknologi Pengolahan Sampah. Bandung, ITB
Press

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 576


Miles, Matthew B. dan Michael Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru. Diterjemahkan Oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta, Universitas Indonesia
Press.
Muluk, Khairul. (2008) Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintah Daerah. Malang,
Bayumedia.
Suwarno, Yogi. (2008) Inovasi Sektor Publik. Jakarta, STIA- LAN Press.
Undang-undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta, Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (c.3) Jakarta, Direktorat Jenderal
Otonomi Daerah.
Wahab, Solichin Abdul. (2008) Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang, Universitas
Muhammadiyah Malang.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 571-577| 577

Anda mungkin juga menyukai