Disusun oleh
Nana Jedy Darpawanto
Berdasarkan Permen LH Nomor 13 tahun 2012, pengelolaan sampah selama ini belum
menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sehingga diperlukan pengelolaan sampah secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat
bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat
Nilai ekonomi adalah nilai sekarang netto (bersih) dari seluruh manfaat-manfaat
ekonomi dan biaya-biaya ekonomi di masa yang akan datang yang diharapkan dari suatu
investasi yang ada atau investasi yang menjanjikan (Sumadji, 2006). Potensi nilai ekonomi
sampah anorganik yang dimaksudkan adalah kemampuan sampah anorganik untuk mempunyai
nilai netto (bersih) yang diperoleh dari manfaat-manfaat sampah anorganik yang didapat dari
sebuah atau suatu investasi. Investasi yang dimaksudkan adalah usaha daur ulang sampah
anorganik. Dengan pengelolaan sampah anorganik melalui sistem bank sampah terjadi proses
perubahan dari sampah anorganik yang tidak berharga menjadi sampah anorganik yang
berdampak sosial positif dalam masyarakat dan memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi sampah
anorganik dapat dilihat dari harga jual yang belum diolah, harga jual sampah anorganik yang
sudah diolah dan juga sampah anorganik yang dijadikan barang bermanfaat.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi nilai ekonomi
dan dampak sosial pengelolaan sampah anorganik melalui sistem bank sampah di Kota
Semarang serta pengaruhnya terhadap pemanfaatan sampah tersebut.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah-masalah dalam penelitian yang akan dilakukan
dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Timbulan sampah di Kota Semarang melebihi total kapasitas penampung sampah yang
tersedia sehingga terjadi penumpukan sampah di masing-masing TPS.
2. Pewadahan sampah Kota Semarang belum dilakukan secara terpisah sesuai jenisnya,
sehingga semua sampah tercampur dan menyulitkan dalam pengelolaan sampah
3. Kurang optimalnya pengelolaan sampah anorganik di Kota Semarang
4. Kurangnya pengetahuan warga Kota Semarang dalam pengelolaan sampah yang baik
dan benar serta kurangnya pengetahuan warga mengenai nilai ekonomi dari sampah
anorganik yang mereka hasilkan
Rumusan Masalah
Perumusan permasalahan yang diangkat dari penelitian ini diuraikan dengan pertanyaan –
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana alur pengelolaan sampah anorganik di Kota Semarang ?
2. Bagaimana potensi nilai ekonomi dan dampak sosial pengelolaan sampah anorganik di
Kota Semarang ?
3. Bagaimana sistem operasional bank sampah terhadap pengelolaan sampah anorganik
dalam mengurangi jumlah sampah di Kota Semarang ?
4. Bagaimana pengaruh bank sampah terhadap pengelolaan sampah anorganik di Kota
Semarang
Rumusan Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menentukan alur pengelolaan sampah anorganik di Kota Semarang
2. Menentukan potensi nilai ekonomi dan dampak sosial pengelolaan sampah anorganik
di Kota Semarang
3. Menentukan sistem operasional bank sampah terhadap pengelolaan sampah anorganik
dalam mengurangi jumlah sampah di Kota Semarang.
4. Menentukan pengaruh bank sampah terhadap pengelolaan sampah anorganik di Kota
Semarang
Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Wilayah yang akan diteliti adalah Kota Semarang, Jawa Tengah
2. Penelitian ini hanya terbatas pada timbulan sampah domestik Kota Semarang, sehingga
sampling hanya dilakukan pada TPS yang ada di Kota Semarang
3. Sampah yang akan diteliti dan seluruh pengambilan data baik data sekunder maupun
primer hanya bersumber dari Kota Semarang
4. Identifikasi potensi nilai ekonomi dan dampak sosial pengelolaan sampah anorganik
bersumber dari kondisi di Kota Semarang
Rumusan Manfaat
Manfaat dilaksanakannya Studi Potensi Nilai Ekonomi Sampah Anorganik Dengan
Konsep Daur Ulang di Kota Semarang adalah:
1. Bagi IPTEK
Menjadi referensi penelitian ilmiah khususnya di bidang persampahan
2. Bagi Pemerintah
Sebagai masukan bagi pemerintah Kota Semarang dalam pengelolaan persampahan
dengan menempatkan daur ulang sampah anorganik, sehingga dapat mereduksi
timbulan sampah domestik di Kota Semarang
3. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan masyarakat sehingga diharapkan dapat menjadi masukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepedulian terharap lingkungan terutama
daur ulang sampah anorganik dan meningkatkan peran sertanya untuk mereduksi
sampah anorganik dalam pengelolaan sampah di Kotas Semarang.
1
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3. 1
Tujuan Operasional
No Tujuan Operasional Data yang dibutuhkan
5. Tingkat Pelayanan
Alur Penelitian
Munculnya studi nilai ekonomi sampah anorganik di Kota Semarang
disebabkan karena bermula dari timbulan sampah kota yang dihasilkan di Kota
Semarang sudah melebihi kapasitas penampungannya, sehingga terdapat timbulan
sampah yang tidak mampu terlayani untuk dibawa dari TPS ke TPA. Apabila
kondisi dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan.
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi atau mereduksi
timbulan sampah yang dihasilkan, salah tau caranya yaitu pengelolaan melalui
sistem bank sampah. Hal yang diangkat dalam penelitian ini difokuskan pada
sampah anorganik, karena pada dasarnya sampah tersebut bisa didaur ulang
kembali dan memiliki potensi nilai ekonomi yang cukup tinggi dan akan berdampak
pada kehidupan sosial bermasyarakat. Hal tersebut yang mendasari munculnya ide
studi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui potensi nilai ekonomi dan dampak sosial sampah anorganik melalui
sistem bank sampah di Kota Semarang serta pengaruhnya terhadap pemanfaatan
sampah tersebut.
Agar mendapatkan hasil studi yang sistematis dan sesuai prosedur, langkah
selanjutnya adalah merumuskan masalah dan menetapkan tujuan. Studi literatur
(kajian pustaka) merupakan sebuah tahap setelah tujuan penelitian dilakukan.
Kemudian menentukan metodologi penelitian yang akan dilakukan untuk
mempermudah dalam melakukan penelitian ini. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data primer maupun sekunder yang telah ditentukan yang kemudian
diolah untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai. Langkah terakhir dalam
penelitian adalah menyimpulkan hasil penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui reduksi timbulan sampah setelah dilaksanakannya proses pengelolaan
sampah anorganik melalui sistem bank sampah dan diharapkan mampu mengetahui
potensi nilai ekonomi dan dampak sosial sampah anorganik di Kota Semarang.
II4
Mulai
Pembuatan Proposal
NILAI EKONOMI DAN DAMPAK SOSIAL PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK
MELALUI SISTEM BANK SAMPAH DALAM MEREDUKSI TIMBULAN SAMPAH DI
KOTA SEMARANG
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
A
D
A
D
Tahap Analisis Kondisi Tahap Analisis Tahap Analisis Sistem Tahap Perhitungan Timbulan
Eksisting Sistem Berdasarkan Kuisioner: Operasional Bank Sampah Sampah:
Pengelolaan Sampah di - Dalam analisis kuisioner di Kota Semarang: 1. Berat Sampah (kg/unit/hari)
Kota Semarang: digunakan dalam poin untuk 1. Wilayah pelayanan Bank 2. Persentase komposisi sampah
Sampah anorganik
1. Presentase Pelayanan masing-masing jawaban yang 2. Manajemen yang diterapkan 3. Jumlah unit masing-masing lokasi
2. Teknik Operasional diajukan kepada masyarakat Bank Sampah 4. Metode pengukuran timbulan sampah:
3. Jenis dan Kapasitas sampah yang - Sampah terkumpul diukur sesuai
3. Peraturan Kota Semarang. diterima Bank Sampah
4. Kelembagaan SNI 19-3964-1994 dan ditimbang
4. Proses pengolahan sampah di
Bank Sampah beratnya, kemudian dipisahkan
5. Peran Serta Masyarakat berdasarkan kompoen komposisi
5. Pihak yang membeli/menjual
6. Timbulan Sampah Kota sampah dari dan/atau ke Bank sampah anorganik dan ditimbang
Sampah beratnya dalam satuan kilogram
Semarang
B D
B D
Tahap Proyeksi Tahap Proyeksi Pola Tahap Perhitungan Nilai Ekonomi Sampah Anorganik:
Pertumbuhan Penduduk: Konsumsi Masyarakat: 1. Rekapitulasi komposisi sampah dari tiap sumbernya
1. Metode Aritmatik - Pola konsumsi masyarakat dapat 2. Identifikasi sampah anorganik dengan cara pemilahan
2. Metode Geometrik ditentukan berdasarkan besarnya 3. Melakukan survey ke tempat proyek konstruksi
3. Metode Eksponensial angka PDRB (Pendapatan 4. Melakukan ke tempat pengepul
Domestik Regional Bruto) per 5. Prediksi kuantitas dan menghitung nilai ekonomi materi daur ulang
kapit harga konstan. a. Nilai ekonomi sampah anorganik yang dihitung berdasarkan sampah
anorganik yang tidak diolah (langsung dijual). Nilai ekonomi dilihat
berdasarkan harga bank sampah di Kota Semarang.
b. Nilai ekonomi sampah anorganik yang dihitung berdasarkan sampah
anorganik yang diolah. Nilai ekonomi dilihat berdasarkan harga jual dari
hasil pembuatan daur ulang anorganik di bank sampah.
6. Identifikasi potensi bank sampah.
a. Melihat nilai ekonomi bank sampah di Kota Semarang.
b. Mengetahui pemasaran sampah anorganik bagi masyarakat
C D
C
D
Data Primer
Data primer merupakan data atau keterangan yang diperoleh di lapangan
yang kemudian diolah dan dievaluasi secara deskriptif dan dianalisa untuk
mendapatkan data-data sekunder. Data-data primer yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu harga sampah anorganik dan harga daur ulang sampah
anorganik yang didapat melalui survei, dokumentasi, wawancara dan pengisian
kuesioner. Selain itu data primer yang dibutuhkan lainnya yaitu data berat dan
volume serta komposisi sampah Kota Semarang yang didapat melalui sampling di
tiap TPS Kota Semarang.
Teknik Sampling
Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan sesuai dengan SNI
19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah. Selain itu sampling timbulan sampah juga menggunakan
metode pengukuran timbulan sampah kota di TPS berdasarkan penelitian Enri
Damanhuri, 2007. Teknik sampling tersebut meliputi:
Lokasi
Lokasi pengambilan contoh timbulan sampah dilakukan di Kota Semarang.
9
𝑆
K= ……………………………………………………….............(3.2)
𝑁
Keterangan :
K = jumlah sampel (KK)
N = jumlah jiwa per keluarga = 5 jiwa
2). Toko
T = jumlah toko
Cd = 1
Ts = jumlah toko per 6.000 penduduk
T = Cd √𝑇𝑠
59.960
T =1√
6000 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
T = 3 toko
Sampel yang diambil di Kecamatan Gajahmungkur adalah 3 unit
(dianggap sudah mewakili)
5). Pasar
Jumlah = 1, maka jumlah sampel = √1 = 1 unit
Sampel yang diambil di Kecamatan Gajahmungkur adalah 1 unit
(dianggap sudah mewakili)
𝑁
𝑛= ................................................................................................... (12)
𝑁(𝑑)2 +1
Keterangan :
n = Sampel
N = populasi
𝑁 460.686
𝑛= = = 99 ≈ 100 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑁(𝑑)2 + 1 460.686 (0,1)2 + 1
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi secara pasti mengenai
hal-hal yang ingin diteliti dari narasumber. Alat-alat wawancara yang dipakai
antara lain:
1. Buku Catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber
data. Dapat juga menggunakan notebook.
2. Perekam suara: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan
3. Kamera: berfungsi untuk mengambil gambar narasumber saat melakukan
pembicaraan. Dengan adanya foto ini maka dapat meningkatkan keabsahan
penelitian akan lebih terjamin karena betul-betul melakukan pengambilan
data.
1. Sasaran Wawancara
Dalam pemenuhan kebutuhan data yang berasal dari pelaku pengelolaan
sampah, dilakukan pemilihan narasumber menggunakan metode purposive
sampling
Tabel
Rekapitulasi Kebutuhan Data Primer
No. Kebutuhan Data Teknik Alat
Pengumpulan Data
Jumlah dan jenis sampah yang Survei, Kuesioner Perekam suara, alat tulis
masuk ke Bank Sampah dan Wawancara dan kamera
19
Pihak pembeli sampah dari Bank Wawancara Perekam suara dan alat
Sampah tulis
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur ataupun dokumentasi
perusahaan. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode literatur, yakni
metode pengambilan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur
terkait untuk digunakan sebagai bahan pedoman dalam pembahasan objek studi.
Metode ini dilakukan agar memperoleh dasar orientasi teori dalam pembahasan
suatu masalah. Data sekunder yang dibutuhkan sebagai berikut :
Tabel
Data Sekunder
No Kebutuhan Data Sumber Data Teknik Alat
Pengumpulan
Data
a. Presentase
Pelayanan
b. Alur Pengangkutan
c. Teknik Operasional
d. Peraturan
e. Kelembagaan
f. Peran Serta
Masyarakat
g. Pemeliharaan
h. Timbulan Sampah
Kota Semarang
No Kebutuhan Data Sumber Data Teknik Alat
Pengumpulan
Data
Struktur organisasi,
tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup
Kota Semarang
Dokumen Dinas
Peraturan Daerah Kota Flashdisk,
3 Lingkungan
Semarang tenatang Dokumentasi Cetak
Hidup Kota
Pengelolaan Sampah Buku
Semarang
SNI 19-3964-1994
Dokumen Dinas
Tata Cara Teknik
5 Lingkungan
Operasional Dokumentasi Flashdisk
Hidup Kota
Pengelolaan Sampah
Semarang
Perkotaan
Dokumen Dinas
UU RI No 18 Tahun
6 Lingkungan
2008 Tentang Dokumentasi Flashdisk
Hidup Kota
Pengelolaan Sampah
Semarang
Keterangan
Bs = berat sampah yang diukur (kg)
u = jumlah unit penghasil sampah (jiwa)
2). Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah %
basah/asal. Persentase komposisi sampah anorganik
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
= x 100% ……………………………….. (3.6)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
1. Metode Aritmatik
Pn = Po + rn ……………………………........…...................... (3.7)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
2. Metode Geometrik
Pn = Po (1 + 𝑟)𝑛 ……………………………...............…(3.8)
Keterangan :
3. Metode Eksponensial
Pn = Po 𝑒 𝑟𝑛 …………………………………..........................…(3.11)
rn log e = log Pn – log Po…………………………….….................…(3.12)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk awal
n = tahun penduduk yang akan dihitung
r = tingkat pertumbuhan penduduk
e = 2,71828
Tahap Perhitungan Pola Konsumsi Masyarakat
Pola konsumsi masyarakat dapat ditentukan berdasarkan besarnya angka
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) per kapit harga konstan. Pertumbuhan
ekonomi disamping berdampak pada peningkatan pendapatan daerah, juga dapat
meningkatkan potensi perekonomian daerah, dimana nilai PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) akan semakin membesar. Proyeksi PDRB dapat
ditentukan dengan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial yang juga
dipergunakan untuk menghitung pertumbuhan penduduk.
= (Jumlah sampah anorganik yang dapat diaur ulang : jumlah sampah total) x 100%
.