Laut Jawa
Tabel 4. 1
Luas Daerah Per Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2016
Luas Daerah
No Kecamatan
(Km2)
1 Mijen 57,55
2 Gunungpati 54,11
3 Banyumanik 25,69
4 Gajahmungkur 9,07
6 Candisari 6,54
7 Tembalang 44,20
8 Pedurungan 20,72
9 Genuk 27,39
10 Gayamsari 6,18
15 Tugu 31,78
16 Ngalian 37,99
Dari Tabel 4.2 tersebut dapat diketahui rata-rata timbulan sampah domestik
yaitu sebesar 0,401 kg/orang/hari. Timbulan sampah di Kota Semarang yang
dilakukan dalam penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Elanda Fikri (2015) dengan wilayah penelitian yang sama yaitu
di Kota Semarang yaitu sebesar 0,2 kg/orang/hari.
Hasil perhitungan timbulan sampah domestik di Kota Semarang, hampir
sama dengan penelitian yang dilakukan di Zarqa, Jordan. Penelitian yang dilakukan
oleh Mrayyan dan Hamdi (2006) di Jordan melaporkan bahwa timbulan sampah di
Zarqa mencapai 0,44 kg/orang.hari. Besar timbulan tersebut hampir sama/tidak
berbeda jauh dengan penelitian ini yang timbulan sampah domestiknya sebesar
0,401 kg/orang/hari.
Timbulan
No Sumber Satuan Tembalang Gajahmungkur Semarang Tengah Tugu Gayamsari Sampah
I. Domestik
Tabel 4. 3
Rekapitulasi Proyeksi Jumlah Sumber Sampah di Kota Semarang
Proyeksi
I. Domestik
6 Puskesmas unit 37 38 38
8 Pasar unit 47 48 49
I. Domestik
Sumber Timbulan Timbulan Rata-rata Hasil Pengambilan Sampel Besar Komposisi Timbulan Sampah
No Sumber Satuan Jumlah Sumber Satuan Plastik Kertas Logam Organik Lainnya Satuan Plastik Kertas Logam Organik Lainnya
I. Domestik
1 Pemukiman jiwa 1785895 kg/orang/hari 0.08 0.04 0.04 0.22 0.02 kg/hari 151024.83 72116.94 65277.58 391690.03 36029.51
II. Non Domestik
1 SD unit 610 kg/unit/hari 6.48 1.23 0.49 3.68 0.33 kg/hari 3953.74 752.39 300.86 2242.28 202.93
2 SMP unit 227 kg/unit/hari 10.68 1.60 0.85 7.15 0.47 kg/hari 2425.19 363.09 192.77 1623.02 106.32
3 SMA unit 195 kg/unit/hari 11.96 2.76 0.85 9.38 0.54 kg/hari 2332.80 538.44 166.25 1828.17 105.02
4 Toko unit 13666 kg/unit/hari 0.91 0.90 0.36 1.10 0.25 kg/hari 12394.21 12324.74 4865.38 15065.06 3474.87
5 Rumah Makan unit 4494 kg/unit/hari 1.04 0.67 0.30 5.62 0.19 kg/hari 4673.43 3024.41 1366.11 25247.82 861.87
6 Puskesmas unit 38 kg/unit/hari 2.25 1.04 1.11 3.80 0.65 kg/hari 85.56 39.35 42.30 144.48 24.86
7 Rumah Sakit unit 27 kg/unit/hari 47.53 20.52 12.10 166.91 5.02 kg/hari 1283.22 553.99 326.57 4506.68 135.64
8 Pasar unit 49 kg/unit/hari 33.09 39.56 6.24 152.48 5.58 kg/hari 1621.26 1938.55 305.91 7471.50 273.64
Total Komposisi Timbulan Sampah Kota Semarang kg/hari 179794.23 91651.90 72843.72 449819.03 41214.66
4,93%
21,52%
10,97% Plastik
53,85%
Kertas
Logam
8,72% Organik
Lainnya
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.2 dapat kita ketahui komposisi timbulan
sampah Kota Semarang yang terbesar adalah sampah organik sebesar 449.819,03 kg/hari
(53,85%), sampah organik tersebut terdiri atas daun-daun, sisa makanan, ranting pohon
dan sebagainya. Sedangkan komposisi timbulan sampah Kota Semarang yang terkecil
adalah sampah jenis lainnya sebesar 41214,66 kg/hari (4,93%), sampah jenis lainnya ini
terdiri atas karet, kaca, kayu dan sebagainya diluar sampah plastik, kertas, logam dan
organik.
1. Tembaga
Sumber: id.aliexpress.com
2. Kuningan
Sumber: id.aliexpress.com
3. Besi
Sumber: islampos.com
4. Baja
Sumber:
kawatlas.jayamanunggal.com
5. Kaleng
Sumber: travel.tribunnews.com
Tabel 4.8 (Lanjutan)
No. Jenis Logam Gambar
6. Alumunium
Kaleng
Sumber: yahomey.com
7. Alumunium Panci
Sumber: tokopedia.com
8. Seng
Sumber: kcnwarehouse.com
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.3 dapat kita ketahui komposisi sampah
logam jenis Besi sebesar 40.808,3 kilogram (56,02%) atau sebesar 0,023 kg/jiwa/hari.
Jenis sampah logam merupakan jenis timbulan yang paling besar. Besarnya timbulan
sampah logam jenis besi dikarenakan banyaknya buangan produk yang menggunakan
besi baik dari domestik maupun non domestik yang berupa besi-besi sisa konstruksi
maupun besi-besi lainnya. Timbulan sampah logam yang cukup besar juga yaitu jenis
alumunium kaleng 7.208.96 kilogram (12,03%) atau sebesar 0,004 kg/jiwa/hari. Besarnya
timbulan sampah jenis ini diakibatkan dari buangan kaleng minuman yang dijual oleh
warung/toko, minimarket, rumah makan dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan
komposisi jenis sampah logam terkecil yaitu sampah jenis tembaga sebesar 939,55
kilogram (1,29%) atau sebesar 0,0053 kg/jiwa/hari dan kuningan sebesar 427,75 kilogram
(0,59%) atau sebesar 0,0002 kg/jiwa/hari. Kecilnya timbulan sampah jenis tembaga dan
kuningan dikarenakan sangat sedikit adanya pembuangan sampah jenis ini, sehingga
sampah jenis ini jumlahnya tidak sebesar jenis sampah yang lain disamping karena
memang sulit untuk mencari jenis sampah logam ini.
Tabel 4. 9
Komposisi Setiap Jenis Sampah Logam Kota Semarang
Total Timbulan Tiap Jenis Logam Kota Persentase
Jenis Sampah Semarang (%)
(kg/hari)
Tembaga 939,55 1,29
4.4 Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang 2019-2028
Pola konsumsi masyarakat dapat ditentukan berdasarkan besarnya PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) perkapita dari PDRB atas dasar harga konstan. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) memberikan pengaruh terhadap jumlah sampah yang
dihasilkan suatu daerah. Oleh karena itu, PDRB perlu di prediksi sehingga kita
mengetahui jumlah sampah yang akan diolah selama tahun perencanaan.
Tabel 4.11
Proyeksi PDRB Kota Semarang
Aritmatik Geometrik Eksponensial
Dari tabel yang telah diperlihatkan oleh ketiga metode di atas, dapat diketahui
bahwa proyeksi menggunakan metode Aritmatik dengan nilai korelasinya adalah R = 1.
Metode tersebut digunakan untuk mencegah peningkatan nilai PDRB yang terallu besar
hingga akhir tahun proyeksi, karena peningkatan PDRB ini dapat menyebabkan kenaikan
timbulan ke angka yang terlalu besar. Sehingga dalam proyeksi pertumbuhan 12 tahun
mendatang menggunkan metode aritmatrik. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat
pada lampiran A2
Jika dikorelasikan antara jumlah penduduk dan produksi sampah Kota Semarang
dengan timbulan domestik 0,401 kg/orang/hari, maka produksi sampah domestik Kota
Semarang pada tahun 2023 minimal mencapai 1.101,46 ton/hari dan 1.473,17 ton/hari
pada tahun 2028. Dengan demikian menandakan bahwa jumlah penduduk merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi produksi sampah domestik kota.
Pernyataan lain menunjukkan hal yang berbeda, bahwa tidak selamanya tingginya
jumlah penduduk berkaitan dengan produksi sampah domestik yang dihasilkan pada
suatu kota. Salah satu contohnya di Kota Zarqa (Jordan) yang menghasilkan sampah
setiap tahunnya mencapai 402 ton/hari (2002) padahal jumlah penduduk di tahun tersebut
hanya menapai 770.800 (Mrayyan dan Hamdi, 2006). Apabila dibandingkan produksi
sampah domestik tersebut dengan Kota Semarang di tahun yang sama, ternyata
produksinya hanya mencapai 286,591 ton/hari, padahal jumlah penduduknya sudah
mencapai 1.432.954 jiwa.
Berdasarkan uraian dan analisa tersebut dapat dilihat bahwa selain peningkatan
jumlah penduduk, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi. Salah satunya adalah
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat berdampak pada peningkatan
pendapatan perkapita, yang korelasinya akan berpengaruh terhadap gaya hidup,
kebiasaan dan tingkat konsumsi. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di Indonesia
ditunjukkan oleh angka PDRB atas dasar harga konstan 2000, yang merupakan salah satu
indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan. Pada tahun 2016, PDRB Kota
Semarang naik menjadi Rp 84.417.319 dari 78.890.738 di tahun 2015. Hal tersebut
menandakan bahwa daerah semakin mampu menggali potensi ekonomi yang ada,
sehingga diharapkan akan semakin naik angka PDRB-nya. Jika dilihat laju pertumbuhan
PDRB perkapita Kota Semarang, maka terjadi peningkatan pada beberapa tahun dan
peningkatan terbesar untuk 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 8,09 % (BPS
Kota Semarang, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi
jumlah timbulan sampah di Kota Semarang adalah pertumbuhan penduduk dan
peningkatan status sosial ekonomi. Hal tersebut yang kemudian memicu perubahan gaya
hidup seseorang dengan berperilaku konsumtif, dan akan berdampah pada peningkatan
timbulan dan produksi sampah domestik kota.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Proyeksi Timbulan Sampah Domestik Kota Semarang
Selain timbulan sampah domestik, timbulan sampah non domestik juga perlu di
proyeksikan. Proyeksi timbulan sampah non domestik di dapat dari proyeksi fasilitas
yang dimiliki wilayah perencanaan. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran
A3. Hasil proyeksi timbulan sampah domestik dan non domestik dapat dilihat pada tabel
4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.13
Proyeksi Timbulan Sampah Domestik dan Non Domestik Kota Semarang
2018-2028
Timbulan
Timbulan
Sampah
Sampah Total
Tahun Non Akumulasi
Domestik (kg/hari)
Domestik
(kg/hari)
(kg/hari)
Untuk menghitung timbulan sampah logam diasumsikan berat sampah logam tiap
tahunnya yaitu 8,72% dari timbulan sampah total Kota Semarang sesuai dengan hasil
sampling yang telah dilakukan.
Tabel 4.14
Proyeksi Timbulan Sampah Logam Domestik dan Non Domestik Kota Semarang
2018-2028
Timbulan Timbulan
Sampah Sampah Non Total Total Sampah Logam
Tahun
Domestik Domestik (ton/hari) (ton/hari)
(ton/hari) (ton/hari)
4.7.1 Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu pelaku usaha daur ulang sampah logam dari
langsung dari sumber sampah, Masyarakat dapat disebut sebagai pelaku daur ulang
apabila masyarakat tersebut melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang di
rumah masing-masing. Umumnya sampah yang dipilah adalah sampah domestik sehari-
hari yang memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi sampah berdasarkan harga masyarakat
yaitu nilai jual sampah logam dari masyarakat ke tukang rosok keliling. Karena
berdasarkan hasil survei dan wawancara, masyarakat Kota Semarang menjual sampah
logam yang bernilai ekonomi kepada tukang rosok keliling. Selain mudah, menjual
sampah bernilai ekonomi kepada tukang rosok keliling tidak memerlukan waktu dan
tenaga lebih untuk mencari lapak kecil. Harga sampah logam yang dijual dari masyarakat
kepada tukang rosok keliling sudah terpatok dalam satu harga. Harga sampah logam
berdasarkan harga masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Nilai ekonomi sampah logam pada masyarakat dapat ditentukan melalui jumlah
sampah logam yang dikelola oleh masyarakat dikalikan dengan harga setiap jenis sampah
logam berdasarkan harga masyarakat. Perhitungan lengkap jumlah sampah logam yang
dikelola oleh masyarakat terlampir. Total nilai ekonomi sampah logam yang dikelola oleh
masyaakat Kota Semarang setiap harinya sebesar Rp 197.672.353,-. Rekapitulasi nilai
ekonomi setiap jenis sampah logam yang dikelola oleh masyarakat dapat dilihat pada
Tabel 4.15.
Tabel 4.15
Jenis Sampah Logam dan Harga pada Masyarakat
Berdasarkan
Sampah Logam Harga Nilai
Dikelola
Jenis Sampah Masyarakat Masyarakat Ekonomi
(Kg/hari) (Rp/Kg) (Rp/hari)
Total Rp 197.672.353
4.7.2 Pemulung
Pemulung merupakan salah satu subjek yang berperan penting dalam pengelolaan
persampahan sebuah kota. Bekerja sebagai pencari dan pengambil sampah yang masih
bernilai ekonomi menjadikan pemulung sebagai pelaku daur ulang sampah dalam
pengurangan timbulan sampah kota. Di wilayah Kota Semarang, dapat membedakan
pemulung berdasarkan wilayah pekerjaannya; menjadi 3 jenis, yaitu;
4.7.2.1 Pemulung Keliling/Pemukiman
Pemulung keliling adalah pemulung yang mencari sampah logam di beberapa
wilayah dengan cara mengelilingi suatu pemukiman ataupun fasilitas umum di sebuah
kota. Sampah yang diambil nantinya akan dipilah berdasarkan jenisnya setelah itu dijual
langsung ke lapak jual beli sampah logam. Pemulung jenis ini umumnya bekerja secara
individu tanpa bekerjasama dengan pemulung lain, jenis sampah logam yang diambil
seperti kaleng, alumunium kaleng, alumunium panci, besi, baja stainless dan logam
lainnya. Berikut merupakan alur pemulung keliling/pemukiman yang ada di Kota
Semarang.
Pemulung keliling ini memulai pekerjaannya pada pagi hari sekitar pukul 07.00
WIB, kemudian pemulung akan keliling baik ke fasilitas umum maupun ke pemukiman
untuk mencari sampah logam langsung dari sumbernya. Selain mencari sampah logam
dari sumbernya, pemulung keliling ini juga mengambil sampah logam yang berserakan
di sepanjang jalan yang dilaluinya. Setelah itu pemulung akan kembali ke rumah pukul
20.00 WIB, lebih lama waktu mencari sampah logam dan lebih banyak wilayah yang
dituju tentunya akan lebih banyak sampah logam yang didapat oleh pemulung. Saat di
rumah / di tempat tinggal, pemulung akan memilah dan membersihkan sampah logam
yang didapat berdasarkan jenisnya. Setelah itu, keesokan harinya sebelum memulai
pekerjaannya lagi pemulung akan menuju lapak kecil dahulu untuk menjual hasil sampah
logam yang ia dapat kemarin.
Pemukiman
Rumah Rumah
Lapak
Pemulung Pemulung
Fasilitas Umum
Nilai ekonomi sampah logam pada pemulung keliling dapat ditentukan melalui
jumlah sampah logam yang dikelola oleh pemulung keliling dikalikan dengan harga
setiap jenis sampah logam berdasarkan harga pemulung keliling.. Perhitungan lengkap
jumlah sampah logam yang dikelola oleh pemulung keliling terlampir. Total nilai
ekonomi sampah logam yang dikelola oleh pemulung keliling di Kota Semarang setiap
harinya sebesar Rp 189.087.694,-. Menurut hasil wawancara dengan Anggota Ikatan
Pemulung Indonesia Koordinator Wilayah Kota Semarang, total pemulung keliling di
Kota Semarang yang terdata mencapai 2.584 orang. Jika nilai ekonomi sampah logam
dibagi dengan jumlah pemulung yang terdata di Kota Semarang, didapatkan penghasilan
rata-rata tiap pemulung dalam satu hari yaitu Rp.73.176,-. Penghasilan tersebut
merupakan hasil penjualan sampah logam di Kota Semarang dari pemulung keliling
kepada lapak kecil.
Rekapitulasi nilai ekonomi setiap jenis sampah plastik yang dikelola oleh
pemulung keliling dalam kondisi bersih dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Jenis Sampah Logam dan Harga pada Pemulung
Sampah Logam
Berdasarkan
Pemulung Nilai Ekonomi
Jenis Sampah Harga Pemulung
Keliling (Rp/hari)
Keliling (Rp/Kg)
(Kg/hari)
Total Rp 189.087.694
Harga jual sampah logam dari tukang rosok keliling ke lapak kecil, hampir sama
dengan harga jual sampah logam pemulung keliling. Harga setiap jenis sampah logam
berdasarkan harga tukang rosok keliling dapat dilihat pada Tabel 4.17. Total nilai
ekonomi sampah logam yang dikelola oleh tukang rosok keliling di Kota Semarang setiap
harinya sebesar Rp 220.150.236,-. Rekapitulasi nilai ekonomi sampah logam berdasarkan
harga tukang rosok keliling dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Jenis Sampah Logam dan Harga pada Tukang Rosok
Berdasarkan
Jenis Sampah Sampah Logam Harga Rosok
Rosok Keliling Keliling Nilai Ekonomi
(Kg/hari) (Rp/Kg) (Rp/hari)
Total Rp 220.150.236
4.7.4 Lapak
Lapak atau pengepul merupakan salah satu jaringan dari daur ulang, dan
merupakan perantara tingkat pertama yang akan menyalurkan bahan-bahan daur ulang
dalam jumlah yang besar perjenis komoditi dan dala kondisi yang relatif bersih ke
perantara berikutnya (BPPT, 2005).
Untuk membukan usaha lapak jual beli sampah logam, setidaknya seseorang
harus dapat melakukan perhitungan yang paling sederhana. Hal ini disebabkan karena
lingkup pekerjaan lapak meliputi penerimaan barang bekas dari pemulung, penilaian dan
penafsiran harga hasil pulungan, penimbangan, pembayaran, penimbunan, pemisahan,
pencucian, pengepakan dan pengiriman. Sebuah lapak umumnya akan dibantu oleh
beberapa pegawai yang dibayar harian untuk membantu pekerjaan-pekerjaan tersebut
(BPPT, 2005). Lapak dibedakan menjadi 2 yaitu lapak kecil dan lapak besar.
Sampah logam yang dikelola oleh lapak kecil merupakan jumlah sampah logam
yang berasal dari pemulung keliling dan tukang rosok keliling. Harga sampah logam
berdasarkan harga lapak kecil merupakan harga jual sampah logam dari lapak kecil ke
lapak besar.
Harga setiap jenis sampah logam berdasarkan harga lapak kecil dapat dilihat
pada Tabel 4.18. Nilai ekonomi sampah logam yang dikelola oleh lapak kecil dalam
kondisi sampah bersih di Kota Semarang setiap harinya sebesar Rp 452.981.108,-.
Rekapitulasi nilai ekonomi sampah logam berdasarkan harga lapak kecil dapat dilihat
pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18
Jenis Sampah Logam dan Harga pada Lapak Kecil
Alumunium
Kaleng 7.216,105 11.000 Rp 79.377.136
Total Rp 452.981.108
Lapak besar ini akan menjual kembali sampah yang didapatkan dari pemulung
atau lapak kecil ke pabrik pengolahan daur ulang logam. Untuk menjual sampah logam
dari lapak besar ke pabrik pengolahan daur ulang logam secara langsung harus
menggunakan kartu tanda anggota dari pabrik pengolahan daur ulang logam tersebut.
Pabrik hanya akan membeli jumlah sampah logam dari lapak besar dalam jumlah besar
hal ini dilakukan untuk menghemat biaya pengelolaan dan juga transportasi dalam
pengiriman material daur ulang sampah logam. Untuk di Kota Semarang, lapak besar
akan mengirimkan sampah logamnya ke PT Inti General Yaja Steel atau dikirimkan ke
pabrik daur logam yang ada di luar Kota Semarang yang sudah menjadi langganan para
masing-masing lapak.
Total sampah logam yang dikelola oleh lapak besar merupakan jumlah dari
sampah logam yang berasal dari lapak-lapak kecil. Hal ini berarti lapak besar mengelola
seluruh sampah logam yang memiliki nilai ekonomi di Kota Semarang. Harga setiap jenis
sampah logam dan rekapitulasi berdasarkan harga lapak besar dapat dilihat pada Tabel
4.19.
Tabel 4.19
Jenis Sampah Logam dan Harga pada Lapak Besar
Total Rp 540.410.912
Dari tabel 4.20 dapat diketahui harga dari sampah logam, untuk sampah logam
yang bernilai paling tinggi yaitu kuningan sebesar Rp.65.000,- per kilonya hal ini
dikarenakan sampah kuningan paling sulit ditemukan dan jarang dibuang sehingga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sedangkan harga sampah logam terendah pada lapak
besar yaitu jenis seng dengan harga sebesar Rp 2.500,- per kilo, sampah jenis ini bernilai
paling rendah dikarenakan jarang sekali bagi para warga yang menjual sampah jenis ini
dan biasanya sampah jenis seng digunakan kembali sebagai penutup proyek konstruksi.
Tabel 4.20
Harga Beli Sampah Logam Pada Industri Daur Ulang Sampah Logam
HARGA SAMPAH LOGAM PADA
LAPAK BESAR
Harga
Jenis Sampah / kg
Logam (Rp)
Tembaga 65.000
Kuningan 45.000
Besi 6.000
Kaleng 4.000
Seng 2.500
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sampah logam yang sudah di daur ulang
oleh PT. Inti General Yaja Steel dapat dijadikan produk yaitu berupa besi beton dan besi
siku dengan klasifikasi harga sesuai dengan tabel 4.21.
Tabel 4.21
Nilai Ekonomi Sampah Logam Kota Semarang Berdasarkan
Harga Industri Daur Ulang Logam
Harga
Hasil Produk Daur Ulang Besi Satuan
(Rp/kg)
Per batang
Besi Beton 10 mm Full SNI 58.000
(12 m)
Per batang
Besi Beton 9 mm Full SNI 50.000
(12 m)
Per batang
Besi Beton 8 mm Full SNI 35.500
(12 m)
Per batang
Besi Siku 2 cm x 2 cm 42.500
(6m)
Per batang
Besi Siku 3 cm x 3 cm 50.500
(6m)
Per batang
Besi Siku 4 cm x 4 cm 55.500
(6m)
Per batang
Besi Siku 5 cm x 5 cm 162.500
(6m)
Per batang
Besi Siku 6 cm x 6 cm 407.500
(6m)
Per batang
Besi Siku 7 cm x 7 cm 507.500
(6m)
4.7.6 Perbandingan Harga pada Pemulung, Lapak Kecil, Lapak Besar, Tukang
Rosok dan Industri Pengolahan Daur Ulang Sampah Logam
Nilai ekonomi sampah logam pada setiap pelaku usaha daur ulang sampah logam
tentu berbeda, dari nilai ekonomi tersebut dapat diketahui besar peningkatan nilai
ekonomi sampah logam pada setiap pelaku usaha daur ulang sampah logam.
Perbandingan dan besar peningkatan nilai ekonomi pada setiap pelaku usaha daur ulang
sampah logam dapat dilihat pada tabel 4.22
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui peningkatan harga dari harga masyarakat
ke tukang rosok rata-rata sebesar 8,11%, dimana peningkatan tertinggi yaitu pada jenis
logam seng sebesar Rp 200,- (20%). Sedangkan peningkatan harga terendah terdapat pada
sampah logam jenis alumunium panci sebesar Rp 500,- (4,35%). Peningkatan harga dari
pemulung ke lapak kecil rata-rata sebesar 6,44 %, dimana peningkatan tertinggi yaitu
pada jenis logam seng sebesar Rp 500,- (35,71%). Sedangkan peningkatan harga terendah
terdapat pada sampah logam jenis tembaga sebesar Rp 1500,- (2,48%). Peningkatan harga
dari lapak kecil ke lapak besar rata-rata sebesar 10,9 %, dimana peningkatan tertinggi
yaitu pada jenis logam seng sebesar Rp 1.100,- (44%). Sedangkan peningkatan harga
terendah terdapat pada sampah logam jenis baja stainless sebesar Rp 300,- (6,67%).
Jenis Sampah Masyarakat T.Rosok Peningkatan Pemulung Lapak Kecil Peningkatan Lapak Besar Peningkatan
Logam (Rp/kg) (Rp/kg) (%) (Rp/kg) (Rp/kg) (%) (Rp/kg) (%)
Baja stainless 3.000 3.500 14,29 3.400 4.200 19,05 4.500 6,67
Alumunium Kaleng 10.000 10.500 4,76 10.400 11.000 5,45 14.000 21,43
Alumunium Panci 11.000 11.500 4,35 11.500 12.000 4,17 14.000 14,29
Jenis Sampah Masyarakat T.Rosok Peningkatan Pemulung Lapak Kecil Peningkatan Lapak Besar Peningkatan
Logam (Rp/hari) (Rp/hari) (%) (Rp/hari) (Rp/hari) (%) (Rp/hari) (%)
Baja stainless Rp 10.902.876 Rp 12.720.022 14,29 Rp 5.485.704 Rp 22.040.484 75,11 Rp 23.614.804 6,67
Alumunium
Kaleng Rp 32.336.620 Rp 33.953.451 4,76 Rp 41.417.389 Rp 79.377.136 47,82 Rp 101.025.446 21,43
Alumunium Panci Rp 13.595.901 Rp 14.213.896 4,35 Rp 17.505.265 Rp 33.098.256 47,11 Rp 38.614.631 14,29
Dari Tabel 4.24 didapatkan nilai ekonomi sampah logam Kota Semarang
dalam 5 tahun yaitu pada tahun 2023 mengalami peningkatan nilai ekonomi sebesar
Rp 93.411.631,- pada masyarakat, Rp 89.354.883,- pada pemulung, Rp
104.003.732,- pada tukang rosok keliling, Rp 214.059.799,- pada lapak kecil dan
Rp 205.150.837,- pada lapak besar. Dari semua peningkatan nilai ekonomi di tiap
pelaku daur ulang sampah logam, didapatkan peningkatan nilai ekonomi sebesar
47,26% dari tahun 2018 ke tahun 2023.
Dari Tabel 4.24 didapatkan nilai ekonomi sampah logam Kota Semarang
dalam 10 tahun yaitu pada tahun 2028 mengalami peningkatan nilai ekonomi
sebesar Rp 185.441.065,- pada masyarakat, Rp 177.387.898,- pada pemulung, Rp
206.528.094,- pada tukang rosok keliling, Rp 424.952.500,- pada lapak kecil dan
Rp 506.972.467,- pada lapak besar. Dari semua peningkatan nilai ekonomi di tiap
pelaku daur ulang sampah logam, didapatkan peningkatan nilai ekonomi sebesar
93,81% dari tahun 2018 ke tahun 2028.
Tukang rosok keliling mencari sampah logam dengan membeli sampah yang
dihasilkan oleh warga. Hal ini tentu memudahkan warga untuk menjual sampah
logamnya. Sampah logam yang dibeli oleh tukang rosok pada umumnya dijual
kepada lapak kecil atau besar.
Alur selanjutnya yaitu dilakukan oleh pemulung. Untuk pemulung dibagi
menjadi tiga bagian yaitu pemulung keliling, pemulung TPS dan pemulung TPA.
Pemulung keliling mengambil sampah logam hasil dari pembuangan yang
dilakukan oleh warga, yang kemudian melakukan penjualan sampah logam kepada
lapak kecil. Kemudian untuk pemulung TPS melakukan pengambilan sampah di
TPS yang sudah mereka tentukan. Timbulan sampah logam yang ada di TPS
tergolong kecil dikarenakan sudah dikelola terlebih dahulu oleh warga maupun
diambil oleh para pemulung keliling. Sampah logam yang paling sering muncul di
TPS adalah sampah logam jenis alumunium kaleng. Sementara untuk pemulung TP
tidak fokus untuk mengambil sampah logam yang ada di TPA mengingat timbulan
sampah logam yang ada di TPA sangat kecil bahkan sulit untuk ditemukan. Sampah
logam yang dapat ditemukan di TPA yaitu sampah logam jenis alumunium kaleng.
Alur perdagangan yang terakhir yaitu dilakukan oleh industri daur ulang
logam, dimana industri ini membeli sampah logam yang berasal dari lapak besar.
Sampah logam digunakan oleh industri daur ulang logam sebagai bahan dasar
pembuatan kembali produk logam yaitu besi maupun baja tulangan untuk keperluan
konstruksi.
Pemulung
Keliling
Warga
Industri
Tukang Rosok Lapak Kecil Lapak Besar Pengolahan
Sampah Logam
Non Domestk
Pemulung
Lapak Kecil Lapak Besar
Rp 189.087.694
Rp 452.981.108 Rp 540.410.912
Nilai Sumber Sampah Masyarakat
Ekonomi
Rp 375.582.909 Rp 197.672.532
Tukang Rosok
Rp 220.150.236
Gambar 4. 18 Skenario
48
4.10 Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Daur Ulang Sampah Logam
Masyarakat merupakan subjek yang berperan penting dalam pengelolaan
sampah suatu wilayah. Salah satu cara termudah yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya untuk memudahkan
dalam proses pengelolaan sampah tersebut, seperti pengolahan sampah dengan
konsep daur ulang.
Lainnya
Gambar 4.19 Sistem Pengumpulan Barang Daur Ulang yang akan Dipilih
oleh Masyarakat
Berdasarkan data hasil kuesioner dan wawancara, apabila masyarakat akan
berperan serta dalam kegiatan daur ulang, sistem pengumpulan barang daur ulang
yang dipilih yaitu, 53 dari 100 responden (43%) menempatkan barang daur ulang
di tempat sampah yang nantinya akan disortir oleh pemulung. Kemudian 47
responden (47%) mengumpulkan dan menjual barang daur ulang kepada pemulung
kelilng. Dari 9 responden (9%) memilih untuk membawa dan menjual barang daur
ulang kepada lapak, dan 1 responden (1%) memilih untuk mendapat intensif karena
telah melakukan daur ulang
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa masyarakat Kota Semarang masih
kurang berminat mengelola sampah yang dapat didaur ulang atau bahkan
masyarakat masih tidak mengetahui besarnya nilai ekonomi dari sampah yang dapat
didaur ulang tersebut. Sehingga masyarakat belum memiliki minat untuk
mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang dan nantinya akan dijual ke lapak.
= 8,72 %
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengelolaan sampah logam yang
bernilai ekonomi di Kota Semarang dapat menurunkan jumlah timbulan sampah
Kota Semarang sebesar 8,72 %.
4.12 Rekomendasi Penelitian
Rekomendasi yang akan dibuat dan diusulkan dalam penelitian merupakan
review dan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan, baik berdasarkan data
primer maupun sekunder yang telah diolah sebelumnya. Faktor-faktor yang
menjadi dasar dalam membuat rekomendasi tidak terlepas dari kajian akademik dan
kajian regulasi.
Hal yang bisa direkomdasikan lagi yaitu, perlu adanya penambahan regulasi
tentang petugas pengelolaan sampah yang ada di TPST, yaitu pihak Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang bisa bekerjasama dengan Komunitas Pemulung
Indonesia Regional Semarang mendata seluruh pemulung yang ada di Kota
Semarang. Dalam hal ini, pemulung-pemulng yang sudah didata, dipekerjakan
sebagai petugas pemilahan sampah di TPST dan diberi insentif sesuai dengan
kesepakatan atau peraturan baru yang berlaku nantinya. Dari sampah yang sudah
dipilah, dilakukan pembagian jumlah sampah untuk dijual oleh para pemulung dan
dijual oleh pihak pengelola TPST sebagai pemasukan untuk operasional maupun
kas.
Pemerintah perlu membuat regulasi baru terkait harga jual beli sampah
anorganik khususnya sampah logam dengan penyamarataan harga untuk pemulung
dan tukang rosok, kemudian harga untuk lapak kecil dan lapak besar, agar alur
perdagangan lebih efektif dan efisien