Anda di halaman 1dari 78

PERENCANAAN TRANSPORTASI

WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA


PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Wilayah


Gambaran umum wilayah Wilayah Metropolitan Surabaya yaitu gambaran umum
yang meliputi wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan
Kabupaten Bangkalan. Gambaran umum yang dibahas pada laporan ini meliputi kondisi fisik
binaan, kondisi fisik dasar, dan kondisi kependudukan. Berikut akan dibahas gambaran
umum wilayah Wilayah Metropolitan Surabaya.
4.1.1 Kabupaten Gresik
A. Kondisi Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar Kabupaten Gresik ini akan dibahas dalam 4 pembahasan
diantaranya kondisi geografi, topografi, klimatologi, dan hidrologi. Geografi membahas
mengenai letak, batas dan luas wilayah Kabupaten Gresik. Topografi membahas mengenai
ketinggian wilayah dan kemiringan lereng Kabupaten Gresik. Klimatologi membahas
mengenai suhu dan curah hujan di Kabupaten Gresik. Dan Hidrologi membahas mengenai
aliran sungai, kedalaman air tanah, dan kandungan air tanah Kabupaten Gresik. Berikut
merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi fisik dasar:
1. Kondisi Geografi
Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa
Timur. Secara geografi wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113°
Bujur Timur dan 7° samapai 8° Lintang Selatan. Kabupaten Gresik terletak di sebelah
Barat Laut Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dengan luas
wilayah 1.191,25 Km2 . Adapun batas administrasi Kabupaten Gresik sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Selat Madura dan Kota Surabaya
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan.
Secara administratif, Kabupaten Gresik terbagi menjadi 18 Kecamatan terdiri dari 330
desa dan 26 kelurahan. Berikut ini merupakan luasan wilayah kecamatan yang ada di
Kabupaten Gresik:

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-1


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Gresik


No Kecamatan Luas Wilayah (km2) Presentasi (%)
1. Wringinanom 62,62 5,26
2. Driyorejo 51.30 4,31
3. Kedamean 65,96 5,54
4. Menganti 68,71 5,77
5. Cerme 71,73 6,02
6. Benjeng 61,26 5,14
7. Balongpanggang 63,88 5,36
8. Duduksampeyan 74,29 6,24
9. Kebomas 30,06 2,52
10 Gresik 5,54 0,47
.
11 Manyar 95,42 8,01
.
12 Bungah 79,49 6,67
.
13 Sidayu 47,13 3,96
.
14 Dukun 59,03 4,96
.
15 Panceng 62,59 5,25
.
16 Ujungpangkah 94,82 7,96
.
17 Sangkapura 118,72 9,97
.
18 Tambak 78,70 6,61
.
Total 1191,25 100,00
Sumber: Kabupaten Gresik Dalam Angka 2019
Kabupaten Gresik merupakan kawasan yang berpotensi berkembang pesat dalam
konstelansi Surabaya Metropolitan Area. Posisi Strategis Kabupaten Gresik terlihat
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031
dimana Kawasan perkotaan yang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional di
Provinsi Jawa Timur adalah Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila (Gresik-
Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan).
2. Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Gresik pada umumnya berada di ketinggian 0 – 500 m diatas
permukaan laut (dpl) pada elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai
Bengawan Solo dan Kali Lamong.
Tabel 4.2 Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian (Ha) Kabupaten Gresik

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-2


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Ketinggian Jumlah
No Kecamatan 0-10 10 – 20 >20 mdpl
mdpl mdpl
1. Wringinanom 0,00 6.254,00 0,00 6.262,00
2. Driyorejo 0,00 5.130,00 0,00 5.130,00
3. Kedamean 6.588,00 0,00 0,00 6.596,00
4. Menganti 6.196,00 0,00 0,00 6.367,00
5. Cerme 6.126,00 0,00 0,00 6.126,00
6. Benjeng 0,00 6.862,00 0,00 6.871,00
7. Balongpanggang 7.167,00 0,00 0,00 7.167,00
8. Duduksampeyan 7.440,00 0,00 0,00 7.449,00
9. Kebomas 2.966,00 0,00 0,00 3.433,00
10 Gresik 524,00 0,00 0,00 799,00
.
11 Manyar 8.287,00 0,00 0,00 8.671,00
.
12 Bungah 8.022,00 0,00 0,00 7.936,00
.
13 Sidayu 4.521,00 0,00 0,00 4.521,00
.
14 Dukun 5.909,00 0,00 0,00 5.909,00
.
15 Panceng 0,00 0,00 6.318,00 6.259,00
.
16 Ujungpangkah 9.470,00 0,00 0,00 10.406,00
.
17 Sangkapura 11.872,00 0,00 0,00 11.872,00
.
18 Tambak 7.755,00 0,00 0,00 7.739,00
.
Total 92.843,00 18.256,00 6.318,00 119.513,00
Persentase 79.08 15,54 5,38 100.00
Sumber: RTRW Kabupaten Gresik, 2010-2030
Distribusi wilayah di Kabupaten Gresik berdasarkan ketinggian dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Wilayah dengan ketinggian 0-10 mdpl seluas ± 92.843,00 ha atau sekitar 79,08%
dari seluruh luas wilayah Kabupaten Gresik.
b. Wilayah dengan ketinggian 10-20 mdpl mempunyai luas ± 18.246,00 ha atau
sekitar 15,54 % .
c. Ketinggian diatas 20 mdpl mempunyai luas ± 6.318,00 ha atau sekitar 5,38%.
Kondisi topografi pada Kabupaten Gresik bervariasi pada kemiringan 0-2%, 3-
15%, dan 16-40% serta lebih dari 40 %. Sebagian besar mempunyai kemiringan 0 -
2% mempunyai luas ± 94.613,00 ha atau sekitar 80,59%, sedangkan wilayah yang
mempunyai kemiringan lebih dari 40 % lebih sedikit ± 1.072,23 ha atau sekitar
0,91%.
3. Kondisi Hidrologi
Keadaan permukaan air tanah di Kabupaten Gresik pada umumnya relatif dalam,
hanya daerah-daerah tertentu di sekitar sungai atau rawa-rawa saja yang mempunyai

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-3


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

pemukaan air tanah agak dangkal. Pola aliran sungai di Kabupaten Gresik
memperlihatkan wilayah Gresik merupakan daerah muara Sungai Bengawan Solo dan
Kali Lamong dan juga dilalui oleh Kali Surabaya di Wilayah Selatan. Sungai-sungai
ini memiliki sifat aliran dan kandungan unsur hara yang berbeda. Sungai Bengawan
Solo mempunyai debit air yang cukup tinggi dengan membawa sedimen lebih banyak
dibandingkan dengan Kali Lamong, sehingga pendangkalan di Sungai Bengawan Solo
lebih cepat. Dengan adanya peristiwa tersebut mengakibatkan timbulnya tanah-tanah
oloran yang seringkali oleh penduduk dimanfaatkan untuk lahan perikanan. Selain
dialiri oleh sungai-sungai tersebut diatas keadaan hidrologi Kabupaten Gresik juga
ditentukan oleh adanya waduk, embung, mata air, pompa air dan sumur bor.
4. Kondisi Klimatologi
Wilayah Kabupaten Gresik mempunyai kondisi iklim yang hampir sama. Iklim
Kabupaten Gresik termasuk tropis dengan temperatur rata-rata 28,5°C dan
kelembaban udara rata-rata 2.245 mm per tahun. Temperatur minimum terjadi pada
bulan Juli sedangkan temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Radiasi
matahari terbesar 84 % terjadi pada bulan Maret, kecepatan angin berkisar antara 4-6
per detik dengan arah rata-rata ke Selatan. Iklim daerah Kabupaten Gresik dibedakan
menjadi:
a. Musim kering terjadi pada bulan Juni sampai dengan Bulan September.
b. Musim penghujan basah terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan
Maret.
c. Musim peralihan dari musim kemarau sampai musim penghujan terjadi pada
bulan
Oktober dan November.
d. Musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau terjadi pada bulan
April dan Mei.
B. Kondisi Fisik Binaan

Kondisi fisik binaan Kabupaten Gresik terdiri atas kondisi tata guna lahan serta
persebaran sarana yang ada. Berikut adalah penjelasan dari kondisi fisik binaan di Kabupaten
Gresik, yaitu sebagai berikut.
1. Tata Guna Lahan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-4


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Tata guna lahan dalah pola pemanfaatan dan penggunaan lahan pada suatu wilayah.
Berdasarkan data sekunder yang di dapat dari Kabupaten Gresik Dalam Angka 2019,
lahan yan ada di Kabupaten Gresik secara umum adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Tata Guna Lahan Kabupaten Gresik
Penggunaan Lahan

Kecamatan Pertanian
Bukan Pertanian Total Luas
Sawah (Ha) Bukan Sawah
(Ha) Lahan (Ha)
(Ha)

Wringinanom 2.181,0 2.367,0 1.714,0 6.262,0

Driyorejo 1.640,0 1.052,0 2.438,0 5.130,0

Kedamean 3.577,0 2.470,0 549,0 6.596,0

Menganti 2.647,0 2.153,0 2.071,0 6.871,0

Cerme 3.559,0 2.470,0 890,0 7.173,0

Benjeng 3.816,0 1.004,0 1.306,0 6.126,0

Balongpanggan
4.270,0 560,0 1.558,0 6.388,0
g

Duduksampeyan 1.979,0 4.616,0 834,0 7.429,0

Kebomas 431,0 1.072,0 1.502,5 3.006,0

Gresik 0,0 0,0 554,0 554,0

Manyar 293,5 8.296,0 952,5 9.542,0

Bungah 1.360 5.202,0 1.381,0 7.943,0

Sidayu 1.347,0 2.020,0 1.346,0 4.713,0

Dukun 3.760,0 1.607,0 542,0 5.909,0

Penceng 1.500,0 3.366,0 1.393,0 6.259,0

Ujungpangkah 876,0 7.268,0 1.338,0 9.482,0

Sangkapura 1.533,0 8.969,0 1.370,0 11.872,0

Tambak 1.009,0 2.038,0 4.823,0 7.870,0

Jumlah/Total 35.779,0 56.784,0 119.125,0 119.125,0

Sumber: Kabupaten Gresik Dalam Angka (2019)


Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa guna lahan di Kabupaten
Gresik didominasi oleh guna lahan bukan pertanian yaitu sebesar 119.125,0 ha,
sedangkan guna lahan yang paling sedikit adalah guna lahan berupa sawah dengan
luas lahan yaitu sebesar 35.779,0 ha.
2. Persebaran Sarana
Kabupaten Gresik memiliki beberapa sarana, yaitu seperti pendidikan, kesehatan serta
peribadatan. Adanya sarana pendidikan ini berfungsi untuk mendukuk aktivitas

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-5


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

belajar mengajar di yang ada di Kabupaten Gresik, sedangkan sarana kesehatan yang
tersedia di Kabupaten Gresik ini digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Gresik. Berikut merupakan data sarana
pendidikan yang ada di Kabupaten Gresik.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah tempat yang digunakan oleh masyarakat yang ada di
Kabupaten Gresik untuk mendapatkan serta bertukar suatu ilmu pengetahuan.
Kabupaten Gresik memiliki beberapa sarana dengan berbagai tingkatan. Berikut
merupakan data-data jumlah sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Gresik.

Tabel 4.4 Persebaran Sarana Pendidikan di Kabupaten Gresik


No Jumlah Sarana Pendidikan (unit)
Kecamatan
. SD MI SMP MTs SMA SMK MA Jumlah
1 Wringinanom 26 14 6 5 1 3 1 56
2 Driyorejo 36 11 8 7 5 5 1 73
3 Kedamean 21 16 4 8 2 2 4 57
4 Menganti 33 24 8 5 4 4 3 81
5 Cerme 27 19 5 3 4 4 1 63
6 Benjeng 28 19 6 6 3 3 2 67
7 Balongpanggang 30 14 5 1 3 1 1 55
8 Duduksampeyan 16 20 3 7 1 1 2 50
9 Kebomas 25 10 7 2 2 1 2 49
10 Gresik 23 18 11 6 6 6 0 70
11 Manyar 20 31 11 9 2 4 6 83
12 Bungah 20 27 9 13 3 4 7 83
13 Sidayu 16 21 5 7 3 1 4 57
14 Dukun 22 29 2 18 4 6 5 86
15 Penceng 17 27 5 17 1 2 9 78
16 Ujungpangkah 18 21 3 11 3 3 5 64
17 Sangkapura 37 26 4 11 3 3 6 90
18 Tambak 30 17 3 7 1 0 5 63
Jumlah/Total 445 36 107 143 51 53 65 1228
4
Sumber: Kecamatan Gresik Dalam Angka, (2018)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang ada di
Kabupaten Gresik dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu SD atau MI, SMP atau
MTs, serta ada SMA atau SMK atau MA. Sarana pendidikan paling banyak
dimiliki oleh Kecamatan Sangkapura dengan total 90 unit yang terdiri dari 37 unit
SD, 26 unit MI, SMP 4 unit, MTs sebanyak 11 unit, SMA 3 unit, SMK 3 unit, dan
MA 6 unit. Kecamatan Kebomas merupakan kecamatan yang memeiliki sarana
pendidikan paling sedikit yakni sebanyak 49 unit.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan pada suatu daerah. Sarana kesehatan berperan penting supaya kesehatan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-6


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

masyarakat yang ada di Kabupaten Gresik terjaga dan terjamin. Kabupaten Gresik
memiliki beberapa jenis sarana kesehatan yaitu rumah sakit, puskesmas, posyandu,
serta poliklinik. Berikut merupakan jumlah sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Gresik.

Tabel 4.5 Persebaran Sarana Kesehatan di Kabupaten Gresik


Jumlah Sarana Pendidikan (unit)
No
Kecamatan Puskesma Jumlah
. Rumah Sakit Posyandu Poliklinik
s
1 Wringinanom 0 2 72 7 81
2 Driyorejo 1 2 122 7 132
3 Kedamean 0 2 76 2 80
4 Menganti 2 2 127 5 136
5 Cerme 0 2 78 3 83
6 Benjeng 0 2 84 1 87
7 Balongpanggang 2 2 80 0 84
8 Duduksampeyan 0 1 65 3 69
9 Kebomas 3 2 134 10 149
10 Gresik 4 3 111 8 126
11 Manyar 2 3 143 11 159
12 Bungah 1 1 73 3 78
13 Sidayu 1 1 52 1 55
14 Dukun 0 2 82 4 88
15 Penceng 0 1 49 0 50
16 Ujungpangkah 1 2 56 3 62
17 Sangkapura 1 1 68 4 74
18 Tambak 0 1 45 1 47
Jumlah/Total 18 32 1517 73 1640
Sumber: Kabupaten Gresik Dalam Angka, (2018)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Gresik dibagi menjadi 4 jenis yaitu rumah sakit, puskesmas, posyandu
serta poliklinik. Jenis sarana kesehatan terbanyak di Kabupaten Gresik yaitu
Posyandu dengan jumlah 1517 unit. Selain itu jumlah poliklinik yang ada di
Kabupaten Gresik berjumlah 73 unit. Sedangkan, rumah sakit memiliki jumlah
paling sedikit yaitu sebanyak 18 unit.
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Gresik terdiri atas masjid, langgar,
gereja, pura serta vihara. Berikut merupakan jumlah dari masing-masing jenis
sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Gresik.
Tabel 4.6 Persebaran Sarana Peribadatan di Kabupaten Gresik
Tempat Ibadah (unit)
No. Kecamatan Pur Jumlah
Masjid Langgar Gereja Vihara
a
1. Wringinanom 102 228 1 0 0 331
2. Driyorejo 85 299 6 0 0 390

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-7


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Tempat Ibadah (unit)


No. Kecamatan Pur Jumlah
Masjid Langgar Gereja Vihara
a
3. Kedamean 64 186 0 0 0 250
4. Menganti 79 280 1 4 0 364
5. Cerme 38 131 0 0 0 169
6. Benjeng 57 177 1 0 0 235
7. Balongpanggang 30 127 0 0 0 157
8. Duduksampeyan 57 165 0 0 0 222
9. Kebomas 65 293 1 0 0 359
10. Gresik 34 169 6 1 1 211
11. Manyar 67 163 0 0 0 230
12. Bungah 74 113 0 0 0 187
13. Sidayu 101 112 0 0 0 213
14. Dukun 81 170 0 0 0 251
15. Penceng 47 82 0 0 0 129
16. Ujungpangkah 29 109 0 0 0 138
17. Sangkapura 78 275 0 0 0 353
18. Tambak 46 133 0 0 0 179
Jumlah (unit) 1134 3212 16 5 1 3234
Sumber: Kabupaten Gresik Dalam Angka, (2018)
Berdarakan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tempat ibadah yang paling banyak
adalah Musholla dengan jumlah total 1134 unit serta Langgar yang berjumlah 3212
unit di Kabupaten Gresik, hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat yang ada di
Kabupaten Gresik beragama Islam. Selain itu tempat ibadah berupa Gereja di
Kabupaten Gresik berjumlah 16 unit, tempat ibadah berupa Pura berjumlah 5 unit,
sedangkan tempat ibadah berupa vihara berjumlah 1 unit yang terletak di Kecamatan
Gresik saja.
3. Kondisi Kependudukan
Karakteristik kependudukan yang ada di Kabupaten Gresik dapat dilihat melalui
persebaran penduduk, pertumbuhan penduduk serta kepadatan penduduk. Berikut
adalah karakteristik kependudukan yang ada di Kabupaten Gresik.
a. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kendal dapat dilihat berdasarkan time series, jenis
kelamin, usia dan juga agama. Berikut merupakan jumlah penduduk di Kabupaten
Gresik yang dilihat berdasarkan series tahun 2016 hingga tahun 2018.

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2016-2018


N Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan
o 2016 2017 2018
1 Wringinanom 72.844 72.894 74.137
2 Driyorejo 103.895 105.300 106.757
3 Kedamean 63.030 63.249 64.230
4 Menganti 122.248 124.132 126.566
5 Cerme 78.333 78.724 80.386

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-8


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

N Jumlah Penduduk (jiwa)


Kecamatan
o 2016 2017 2018
6
Benjeng 66.266 66.786 67.821
7
Balongpanggang 58.243 58.678 59.373
8
Duduksampeyan 50.859 50.232 50.870
9
Kebomas 105.656 107.605 110.402
10
Gresik 86.417 82.940 83.582
11
Manyar 112.862 113.868 116.294
12
Bungah 67.176 67.720 68.904
13
Sidayu 43.847 43.782 44.249
14
Dukun 67.744 67.364 68.480
15
panceng 52.519 52.392 53.384
16
Ujungpangkah 51.236 51.358 52.150
17
Sangkapura 69.281 68.504 69.620
18
Tambek 37.983 38.298 39.146
Total 1.310.439 1.313.826 1.336.371
Sumber: Kabupaten Dalam Angka (2019)

Jumlah penduduk Kabupaten Gresik dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin.


Berikut merupakan jumlah penduduk Kabupaten Gresik yang dapat dilihat
berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2018.
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gresik Tahun 2018
Jumlah Penduduk
N
Kecamatan (jiwa) Jumlah (Jiwa)
o
Laki-Laki Perempuan
1 Wringinanom 37.310 36.827 74.137
2 Driyorejo 53.883 52.874 106.757
3 Kedamean 32.338 31.892 64.230
4 Menganti 63.981 62.585 126.566
5 Cerme 40.332 40.054 80.386
6 Benjeng 33.981 33.840 67.821
7 Balongpanggang 29.572 29.801 59.373
8 Duduksampeyan 25.428 25.442 50.870
9 Kebomas 55.626 54.776 110.402
10 Gresik 41.605 41.977 83.582
11 Manyar 59.013 57.281 116.294
12 Bungah 34.529 34.206 68.904
13 Sidayu 22.295 21.974 44.269
14 Dukun 34.529 33.951 68.480
15 Panceng 26.837 26.547 53.384
16 Ujungpangkah 26.253 25.897 52.150
17 Sangkapura 35.077 34.543 69.620
18 Tambek 19.825 19.321 39.146
Total 672.583 663.788 1.336.371
Sumber: Kabupaten dalam Angka (2019)
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin yang ada di Kabupaten Gresik, menunjukkan perbedaan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 8.795 jiwa. jumlah penduduk laki-laki
sebesar 672.583 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 663.788 jiwa
yang tersebar didalam 18 Kecamatan di Kabupaten Gresik.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-9


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kependudukan kabupaten Gresik dapat dilihat berdasarkan agama yang


dianut.agama yang dianut diantaranya adalah agama islam, kristen, katolik, hindu,
budha dan lainnya. Berikut adalah jumlah penduduk Kabupaten Gresik yang dapat
dilihat berdasarkan agama yang dianut 2018.
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Kabupaten Gresik Tahun 2018
Agama
Kecamatan Hind
Islam Katolik Kristen Budha Konghucu Lainnya
u
Wringinanom 73.430 63 586 30 10 0 18
Driyorejo 102.571 881 3.076 102 121 0 6
Kedamean 63.788 107 251 17 7 0 60
Menganti 121.725 605 2.448 1.614 112 1 61
Cerme 79.717 73 521 21 2 0 52
Benjeng 67.236 47 514 1 4 0 19
Balongpanggan
59.141 19 193 5 15 0 0
g
Duduksampeyan 50.849 11 3 3 3 0 0
Kebomas 107.819 646 1.689 97 97 4 93
Gresik 81.749 475 1.083 31 31 3 1
Manyar 114.877 280 995 96 96 0 0
Bungah 68.882 4 18 0 45 0 0
Sidayu 44.259 3 6 1 0 0 0
Dukun 68.475 1 4 0 0 0 0
panceng 53.377 1 5 1 0 0 0
Ujungpangkah 52.144 0 2 0 0 0 0
Sangkapura 69.614 0 2 0 2 0 2
Tambek 39.146 0 0 0 0 0 0
1.318.79
Total 3.220 11.396 2.019 698 8 321
9
Sumber: Kabupaten Dalam Angka,2019

b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah, pada jangka waktu yang telah ditentukan (BPS, 2010). Kepadatan
penduduk dihitung untuk mengetahui tingkat kepadatan di beberapa kecamatan di
Kabupaten Gresik. Berikut merupakan tingkat kepadatan penduduk berdasarkan
jumlah dan persebaran penduduk Kabupaten Gresik tahun 2018:

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-10


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Tabel 4.10 Kepadatan Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2018


Kecamatan Total Penduduk Luas Wilayah(km2) Kepadatan Penduduk
a b (jiwa/Km2)
C=a/b
Wringinanom 74.137 62,62 1.183,92
Driyorejo 106.757 51,29 2.081,03
Kedamean 64.230 65,95 973,77
Menganti 126.566 68,72 1.842,03
Cerme 80.386 71,73 1.120,67
Benjeng 67.821 61,26 1.107,10
Balongpanggan 59.373 63,88 929,45
g
Duduksampeyan 50.870 74,29 684,75
Kebomas 110.402 30,06 3.672,72
Gresik 83.582 5,54 15.087,00
Manyar 116.294 95,42 1.218,76
Bungah 68.904 79,44 866,83
Sidayu 44.249 47,13 939,30
Dukun 68.480 59,03 1.160,09
panceng 53.384 62,59 852,92
Ujungpangkah 52.150 94,82 549,99
Sangkapura 69.620 118,72 586,42
Tambek 39.146 78,70 497,41
Jumlah 1.336.371 1.191,25 1.121,82
Sumber: Kabupaten Dalam Angka (2019)
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk
tertinggi di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan Gresik dengan jumlah
penduduk 83.582 jiwa yang memeiliki luas wilayah 5,52 Km2 dan memiliki
kepadatan penduduk 15.087 jiwa/km2.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-11


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Gresik

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-12


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.1.2 Kabupaten Bangkalan


A. Karakteristik Fisik Dasar
Terdapat lima aspek yang dibahas mengenai karakter fisik dasar, diantaranya adalah
aspek topografi, geologi, geografi, hidrologi dan klimatologi. Aspek topografi membahas
terkait tinggi rendahnya wilayah yang ada di Kabupaten Bangkalan. Geologi berkaitan
dengan jenis batuan dan jenis tanah yang ada di Kabupaten Bangkalan. Batas wilayah dan
letak Kabupaten Bangkalan terdapat pada aspek geografis. Aspek hidrologi membahas
mengenai perairan, sumber air ataupun sungai yang ada. Iklim yang ada di Kabupaten
Bangkalan dibahas pada aspek klimatologi.
1. Geografi
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Timur. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Bangkalan terletak di Pulau
Madura atau lebih tepatmya berada di ujung barat Pulau Madura. Kabupaten

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-13


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Bangkalan merupakan daerah dengan dataran rendah yang memiliki ketinggia 2-100
meter di atas permukaan laut. Secara astronomis Kabupaten Bangkalan terletak antara
6º 51’-70º 11’ Lintang Selatan dan antara 1120º 40’−1130º 08’ Bujur Timur. Batas–
batas wilayah Kabupaten Bangkalan menurut [ CITATION Bad18 \l 1033 ] sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Timur : Kabupaten Sampang
Sebelah Barat : Selat Madura
Kabupaten Bangkalan memiliki luas wilayah sebesar 1.260,14 km 2 atau sekitar 2,6%
dari luas total Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 47.799,75 km 2. Kabupaten
Bangkalan terbagi menjadi delapan belas kecamatan. Sepuluh kecamatan diantaranya
berbatasan langsung dengan laut. Kecamatan Socah, Labang, Kamal, Kwanyar, dan
Modung berbatasan langsung dengan Selat Madura di sebelah selatan. Kemudian di
sebelah utara Kecamatan Bangkalan, Klampis, Sepulu, Arosbaya dan Tanjung Bumi
berbatasan dengan Laut Jawa. Untuk kecamatan yang tidak berbatasan langsung
dengan laut seperti Kecamatan Tanjung Bumi, Kokop, Konang, Blega, dan Modung,
merupakan perbatasan wilayah Kabupaten Bangkalan dengan Kabupaten Sampang di
sebelah timur. Tabel 4.11 berisi terkait luas wilayah tiap kecamatan yang ada di
Kabupaten Bangkalan 2017.

Tabel 4.11 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2017
No
Kecamatan Luas Wilayah (km2)
.
1. Kamal 4.140
2. Labang 3.523
3. Kwanyar 4.781
4. Modung 7.879
5. Blega 9.282
6. Konang 8.109
7. Galis 12.056
8. Tanah Merah 6.856
9. Tragah 3.9.58
10. Socah 5.382
11. Bangkalan 3.502
12. Burneh 6.610
13. Arosbaya 4.246
14. Geger 12.331
15. Kokop 12.575
16. Tanjung Bumi 6.749
17. Sepulu 7.325
18. Klampis 6.710
Jumlah 126.014

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-14


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2019


2. Topografi
Kabupaten Bangkalan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 -100 meter
diatas permukaan laut. Berdasarkan elevasi ( ketinggian dari permukaan laut, eata-rata
ketinggian wilayah di kabupaten Bangkalan adalah 23 m, terdiri dari:
0 m-10 m = 52,86%
11 m-40 m = 9,58%
40 m-75 m = 17,80 %
≥76 m = 19,76%
Titik tertinggi berada pada Kecamatan Geger dengan ketinggian 100 mdpl dan
terendah pada Kecamatan Kwanyar,Kecamatan Tanjung Bumi, Kecamatan Sepulu,
dan Kecamatan Klampis yang juga berbatasan langsung dengan laut jawa dengan
ketinggian 2 mdpl. Berikut ini merupakan tinggi wilayah Kecamatan di Kabupaten
Bangkalan di atas permukaan laut (DPL).
Tabel 4.12 Topografi Kabupaten Bangkalan berdasarkan Kecamatan 2017
Ibukota
Kecamatan Tinggi (m)
Kecamatan
Kamal Banyuajuh 5,00
Labang Sukolilo Timur 45,00
Kwanyar Dlemer 2,00
Modung Patereman 5,00
Blega Blega 5,00
Konang Bandung 38,00
Galis Galis 45,00
Tanah Merah Petrah 45,00
Tragah Soket Laok 19,00
Socah Socah 5,00
Bangkalan Kraton 5,00
Burneh Burneh 10,00
Arosbaya Arosbaya 4,00
Geger Campor 100,00
Kokop Dupok 80,00
Tanjung Bumi Tanjung Bumi 2,00
Sepulu Sepulu 2,00
Klampis Klampis Barat 2,00
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2018

3. Geologi
Kabupaten Bangkalan terletak di paling barat dari Pulau Madura. Kabupaten
Bangkalan terdiri dari empat macam batuan, yaitu alluvium, pleistosin fase sedimen,
pleiosin fase gamping dan meiosin fase sedimen. Berdasarkan jenis tanahnya,
Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu zonal dan azonal. Tanah
zonal meliputi jenis tanah alluvial, regosol dan litosol. Sementara, tanah azonal
meliputi jenis tanah grumusol dan mediteran.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-15


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4. Klimatologi
Kabupaten Bangkalan mengalami pergantian antara musim hujan dan musim kemarau
setiap tahunnya. Rata-rata curah hujan selama satu tahun pada tahun 2017 sebesar
126,35 mm3. Bulan November sampai dengan April merupakan bulan dengan curah
hujan yang tinggi [ CITATION Bad18 \l 1033 ]. Suhu udara yang terjadi di Kabupaten
Bangkalan rata–rata 23ºC-32ºC, dengan kecepatan hembusan angin pelan timur 4–14
Km/jam. Untuk kelembapan relatif Kabupaten Bangkalan sekitar 64–81%
5. Hidrologi
Kondisi Hidrologi di Kabupaten Bangkalan dipengaruhi oleh adanya sungai dan
sumber air. Wilayah Kabupaten Bangkalan dilalalui oleh beberapa sungai. Berikut
Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Bangkalan.
Tabel 4.13 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Bangkalan Tahun 2012
Kecamatan Nama DAS Luas (Ha)
Kamal DAS Gulung 1.290
DAS Kebun 1.230
DAS Telang 6.090
Labang DAS Gladang Cuna 1.950
Kwanyar DAS Jangjang 3.030
DAS Kolpoh 9.690
Modung DAS Nangger 1.290
DAS Lekesepat 3.930
DAS Sbr. Kolla 3.090
DAS Sikecil 3.990
DAS Jangklompang 4.260
Blega Jangklompang
DAS Lekesenga 1.890
DAS Cetek 1.650
DAS Blega 5.970
DAS Konyak 3.150
DAS Pandean 5.970
Konang DAS Jantu 1.290
DAS Sambiyan 3.090
DAS Rampasan 4.230
DAS Konang 4.290
DAS Gubugan 3.330
DAS Bancelok 1.290
DAS Naden 7.290
DAS Sawahdalem 2.430
DAS Karangnata 810
Galis DAS Pandean 5.970
DAS Jangklompang 4.260
DAS Jangmarang 1.350
DAS Lembungselor 2.910
DAS Tlagah 2.130
DAS Bancelot 3.630
DAS Olbek 4.890
DAS Labisani 1.890
Tanah Merah DAS Pacentan 3.318
DAS Babusong 1.950
DAS Pangeleyan 1.290
DAS Mortengah 1.530
DAS Seresi 3.090
DAS Sbr. Pettong 1.950

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-16


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kecamatan Nama DAS Luas (Ha)


DAS Sabupuspa 930
DAS Rangka 1.290
DAS Dlambah Laok 2.130
DAS Nyantren 1.950
DAS Pakem 2.130
Tragah DAS Pacentan 3.318
DAS Legung 2.490
DAS Sbr. Pocong 4.410
Socah DAS Gladaklandung 4.950
DAS Jambu 4.530
Bangkalan DAS Bancaran 3.150
DAS Serpang 4.650
DAS Jambu 4.530
DAS Bangkalan 3.750
Burneh DAS Sbr. Pocong 4.410
DAS Bancaran 3.150
DAS Jambu 4.530
DAS Bangkalan 3.750
DAS Jangjang 1.950
DAS Bubut 3.114
DAS Durga 3.450
Arosbaya DAS Taburjan 1.110
DAS Balung 3.030
DAS Asaemtanto 4.320
DAS Tambangan 2.400
Geger DAS Lutung 1.230
DAS Ombul 3.090
DAS Klubaikan 1.290
DAS Polongan 1.350
DAS Jerdabung 1.890
DAS Bongbaru 1.530
DAS Pakem 1.950
DAS Kalajen 2.130
DAS Calteng 4.230
DAS Sbr. Pocong 1.290
DAS Dungruduk 1.950
Kokop DAS Agung 1.890
DAS Durjan 3.690
DAS Muara 2.130
DAS Kemuning 936
DAS Pokaan 930
DAS Bulengleng 2.130
DAS Aengkoning 1.530
DAS Dupok 3.570
DAS Brungbung 930
DAS Kirkir 1.830
DAS Purwo 1.890
DAS Lebbeng 1.290
DAS Sbr. Agung 2.490
Tanjung Bumi DAS Pocet 2.490
DAS Torpong 4.230
DAS Tambak 5.490
DAS Tambeng 13.290
DAS Tambak Pocok 2.850
Sepulu DAS Budduk 4.290
DAS Serogan 4.530
DAS Janger 1.530
DAS Dangah 690
DAS Sangkeyah 1.350
DAS Mocangan 2.130

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-17


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kecamatan Nama DAS Luas (Ha)


DAS Gladakmati 4.530
DAS Gangseyan 1.290
Klampis DAS Lembung 1.950
DAS Patemon 1.110
DAS Bupeng 1.290
DAS Larangan 1.050
DAS Manonggal 1.290
DAS Nangsakan 750
DAS Ganggakap 1.290
DAS Pajung 1.890
DAS Brumbung 930
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka, 2012
Selain dipengaruhi adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) kondisi hidrologi di
Kabupaten Bangkalan juga dipengaruhi oleh sumber air. Terdapat 60 lokasi sumber
air di Kabupaten Bangkalan yang memiliki debit yang relatif besar. Sumber air
Pocong memiliki debnit terbesar diantara 60 sumber air lainya yakni sebesar 200
liter/detik, sehingga oleh Pemerintah Daerah dipergunkan sebagai sumber air untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di bawah pengelolaan PDAM. Saluran irigasi
keberadaanya sangat dibutuhkan di seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan karena
dapat meningkatkan ekonomi penduduk melalui sektor pertanian. Pengembangan
irigasi di wilayah ini sebenarnya dapat memanfaatkan sumber-sumber air dan sungai-
sungai yang ada dengan syarat wilayah yang akan diairi harus lebih rendah lokasinya.
Ironisnya sumber-sumber air dan sungai-sungai di Kabupaten Bangkalan lokasinya
lebih rendah dari pada daerah pertanian sehingga perlu suatu teknik pemanfaatan air
tersebut, misalnya dengan gravitasi bumi.
B. Karakteristik Fisik Binaan
1. Kondisi Sarana
Sarana di Kabupaten Bangkalan terdiri dari sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana peribadatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana pemerintahan dan pelayanan
umum, sarana industri dan pergudangan, sarana rekreasi dan kebudayaan, dan sarana
pemakaman.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Bangkalan yakni antara lain Sekolah
Dasar/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan Perguruan Tinggi. Berikut jumlah
sarana pendidikan di Kabupaten Bangkalan.
Tabel 4.14 Sarana Pendidikan di Kabupaten Bangkalan
Jenis Kabupaten Bangkalan
SD/MI 700
SMP/MTs 206
SMA/MA 64

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-18


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Jenis Kabupaten Bangkalan


SMK 58
Perguruan Tinggi 1
Total 1.029
Sumber: Kabupataen Bangkalan Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dilihat sarana pendidikan terbanyak yang
berada di Kabupaten Bangkalan adalah SD/MI dengan jumlah 700 sekolah.
Sedangkan untuk yang terendah adalah sarana pendidikan Perguruan Tinggi dengan
jumlah 1.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Bangkalan terdiri dari Rumah Sakit,
Puskesmas, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Praktik Dokter, dan Posyandu.
Berikut jumlah sarana Kesehatan di Kabupaten Bangkalan
Tabel 4.15 Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangkalan
Kabupaten
Jenis
Bangkalan
Rumah Sakit 1
Puskesmas 322
Rumah Bersalin 1
Balai Pengobatan 232
Praktik Dokter 41
Posyandu 1.159
Total 1.756
Sumber: Kabupataen Bangkalan Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat sarana Kesehatan yang terdapat di
Kabupaten Bangkalan paling banyak adalah Posyandu dengan jumlah 1159 unit.
Rumah sakit dan Rumah Bersalin adalah sarana kesehatan dengan jumlah paling
rendah yaitu 1 Unit.
c. Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana Perdagangan dan Jasa yang ada di Kabupaten Bangkalan meliputi Pasar,
Rumah Makan, Koperasi, dan Hotel. Berikut tabel jumlah sarana Perdagangan
dan Jasa yang ada Kabupaten Bangkalan.
Tabel 4.16 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Bangkalan
No Koperas
Kecamatan Pasar Rumah Makan Hotel
. i
1. Kamal 4 14 44 -
2. Labang 3 2 25 -
3. Kwanyar 3 6 33 -
4. Modung 5 1 47 -
5. Blega 4 8 44 -
6. Konang 2 2 22 -
7. Galis 9 4 34 -
8. Tanah
8 10 42 -
Merah
9. Tragah 4 2 30 -
10. Socah - 2 29 -

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-19


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

No Koperas
Kecamatan Pasar Rumah Makan Hotel
. i
11. Bangkalan 14 22 185 7
12. Burneh 9 16 41 -
13. Arosbaya 3 8 39 -
14. Geger 7 6 28 -
15. Kokop - 2 31 -
16. Tanjung
7 10 39 -
Bumi
17. Sepulu 12 6 33 -
18. Klampis - 8 36 -
Total 94 129 786 7
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2018
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat jumlah sarana yang ada di
Kabupaten Bangkalan. Sarana dengan jumlah terbanyak adalah Koperasi
sebanyak 786 unit dan yang paling sedikit hotel dengan jumlah 7.
d. Sarana Industri dan Pergudangan
Sarana Industri dan Pergudangan di Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi
industri formal dan industri non formal. Berikut adalah jumlah sarana industri dan
pergudangan yang ada di Kabupaten Bangkalan.
Tabel 4.17 Sarana Industri dan Pergudangan di Kabupaten Bangkalan
Industri Formal Industri
Kabupaten Bangkalan
Besar Menengah Kecil Mikro informal
Jumlah 4 11 189 283 4575
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2018
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana industri dan pergudangan di
Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi dua jenis yakni sarana industri formal dan
informal. Industri Formal sendiri dibagi lagi ke dalam Industri Besar, menengah,
kecil, dan mikro. Jumlah paling banyak yakni sarana industri Informal dengan
jumlah 4575 unit dan yang paling sedikit industri besar dengan jumlah 4 unit.
2. Kondisi Prasarana
a. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang diindikasikan sebagai
kawasan yang sering terjadi bencana. Kabupaten Bangkalan terdapat dua jenis
kawasan rawan bencana, yaitu rawan bencana longsor dan rawan bencana banjir.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan 2009-2029, kawasan rawan bencana di
Kabupaten Bangkalan dijelaskan sebagai berikut
b. Kawasan Rawan Longsor
Daerah yang rawan terhadap longsor di Kabupaten Bangkalan meliputi wilayah
perbukitan dengan prosentase terbesar terdapat pada daerah perbukitan karena

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-20


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

memiliki kelerengan yang lebih tinggi dan sangat rentan terhadap longsor
khususnya disekitar Kecamatan Blega dan Kecamatan Konang.
c. Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan banjir di Kabupaten Bangkalan berada di sekitar aliran sungai
seperti di Kecamatan Arosbaya dan Induk Ibukota Kecamatan Blega. Sedangkan
di Kecamatan Burneh banjir terjadi karena kepadatan pemukiman menyebabkan
sistem drainase yang buruk. Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain
disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan resapan air, dan semakin
rusaknya hutan dan kawasan konservasi di wilayah hulu
C. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017 sejumlah 962.773 jiwa.
Informasi ini dapat dilihat pada Kecamatan dalam Angka Kabupaten Bangkalan pada tahun
2018. Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017 didapat dari hasil
perhitungan proyeksi penduduk tahun 2010-2017, dengan data dasar sensus penduduk pada
tahun 2010. Kabupaten Bangkalan mengalami kenaikan jumlah penduduk rata-rata 0,88%
setiap tahunnya. Tabel 4.18 berisi mengenai jumlah penduduk yang ada di Kabupaten
Bangkalan pada tahun 2013–2017.
Tabel 4.18 Jumlah Penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan Kecamatan Tahun 2013-2017
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1. Kamal 47.501 48.051 48.511 48.969 49.410
2. Labang 34.451 34.142 34.296 34.445 34.579
3. Kwanyar 43.165 42.732 42.913 43.090 43.246
4. Modung 45.416 44.402 44.453 44..500 44.525
5. Blega 53.822 52.451 52.471 52.484 52.473
6. Konang 46.550 48.250 49.004 49.762 50.510
7. Galis 75.171 75.659 76.289 76.914 77.509
8. Tanah Merah 58.722 57.940 58.137 58.329 58.494
9. Tragah 27.500 27.616 27.830 28.042 28.243
10. Socah 54.749 54.712 55.071 55.425 55.756
11. Bangkalan 79.091 82.396 83.784 85.187 86.574
12. Burneh 57.733 58.848 59.522 60.197 60.851
13. Arosbaya 41.566 41.796 42.134 42.469 42.788
14. Geger 64.883 66.204 66.978 67.754 68.506
15. Kokop 66.718 69.781 71.028 72.287 73.535
16. Tanjung Bumi 50.319 51.247 51.823 52.399 52.957
17. Sepulu 40.141 39.882 40.086 40.287 40.469
18. Klampis 49.999 49.712 49.975 50.233 50.469
Jumlah 937.497 945.821 954.305 962.773 970.894
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2014-2018
Kecamatan Bangkalan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang
paling banyak di Kabupaten Bangkalan setiap tahunnya. Pada tahun 2017 jumlah penduduk
yang ada di Kecamatan Bangkalan sejumlah 86.574 atau 8,9% dari total jumlah penduduk

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-21


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sedangkan untuk kecamatan dengan jumlah penduduk
yang paling sedikit adalah Kecamatan Tragah yang memiliki penduduk sejumlah 28.243atau
2,9% dari total penduduk Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017. Setiap tahunnya Kabupaten
Bangkalan mengalami kenaikan jumlah penduduk, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014
dengan jumlah kenaikan sebesar 8.484 jiwa atau 0,9% dari tahun sebelumnya.
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017 sejumlah 970.894 jiwa.
Jumlah total penduduk yang ada memiliki rincian 463.789 laki–laki dan 507.105
perempuan dengan perbandingan rasio jumlah kelamin 91. Penjelasan terkait jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio setiap kecamatan dijelaskan pada
Tabel 4.19

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-22


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Tabel 4.19 Komposisi Penduduk Kabupaten Bangkalan berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
No Kecamata Sex
Sex Sex Sex Sex
. n L P Rati L P L P L P L P
Ratio Ratio Ratio Ratio
o
1. Kamal 22951 24550 93 23237 24814 94 23461 25.050 94 23.682 25.287 94 23902 25508 94
2. Labang 16260 18191 89 16125 18017 90 16200 18.096 90 16.270 18.175 90 16337 18242 90
3. Kwanyar 20394 22771 90 20205 22527 90 20292 22.621 90 20.376 22.714 90 20455 22791 90
4. Modung 21469 23947 90 21006 23396 90 21031 23.422 90 21.054 23.446 90 21071 23454 90
5. Blega 26115 27707 94 25469 26982 94 25481 26.990 94 25.487 26.997 94 25489 26984 94
6. Konang 22730 23820 95 23579 24671 96 23949 25.055 96 24.320 25.442 96 24691 25819 96
7. Galis 35948 39223 92 36211 36448 92 36515 39.774 92 36.815 40.099 92 37109 40400 92
Tanah
8. 27661 31061 27313 30627 89 27408 30.729 27.499 30.830 89 27584 30910 89
Merah 89 89
9. Tragah 12955 14545 89 13020 14596 89 13122 14.708 89 13.222 14.820 89 13320 14923 89
10. Socah 25946 28803 90 25950 28762 90 26123 28.948 90 26.291 29.134 90 26455 29301 90
11. Bangkalan 38260 40831 94 39888 42508 94 40567 43.217 94 41.246 43.941 94 41926 44648 94
12. Burneh 27835 29898 93 28395 30453 93 28723 30.799 93 29.049 31.148 93 29372 31479 93
13. Arosbaya 19608 21958 89 19733 22063 89 19894 22.240 89 20.052 22.417 89 20208 22580 90
14. Geger 29951 34932 86 30586 35618 86 30946 36.032 86 31.305 36.449 86 31661 36845 86
15. Kokop 32632 34086 96 34158 35623 96 34771 36.257 96 35.388 36.899 96 36007 37528 96
Tanjung
16. 24132 26187 24599 26648 92 24877 26.946 25.154 27.245 92 25428 27529 92
Bumi 92 92
17. Sepulu 19140 21001 91 19030 20852 91 19129 20.957 91 19.225 21.062 91 19317 21152 91
18. Klampis 23214 26785 87 23097 26615 87 23221 26.754 87 23.341 26.892 87 23457 27012 87
44720 49029 451.60 49422 45571 498.59 459.77 502.99 463.78 507.10
Jumlah 91 91 91 91 91
1 6 1 0 0 5 6 7 9 5
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2014-2018

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-23


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Penduduk yang ada di Kabupaten Bangkalan mayoritas adalah perempuan. Pada


tahun 2017 jumlah penduduk perempuan sejumlah 507.105 atau 52,2% dari total
penduduk yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sedangkan untuk penduduk pria
sejumlah 463.789 atau 47,8% dari seluruh penduduk yang ada di Kabupaten
Bangkalan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017 sebesar 91.
Untuk rasio jenis kelamin yang paling tinggi pada tahun 2017 terjadi di Kecamatan
kokop dengan sex ratio sebesar 96. Kecamatan Geger merupakan kecamatan dengan
sex ratio paling kecil yaitu sebesar 86.
2. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bangkalan memiliki luas wilayah sebesar 126.014Km2. Dengan luas
wilayah tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada yaitu
sejumlah 970.894 jiwa pada tahun 2017, maka didapat kepadatan penduduk
Kabupaten Bangkalan pada tahun 2017 sebesar 770 jiwa/km2. Kepadatan penduduk
tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Kepadatan Penduduk berdasarkan Desa/Kelurahan Tahun 2013-2017
Luas Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
No. Kecamatan Wilayah
2013 2014 2015 2016 2017
(Km2)
1. Kamal 4140 1.147 1.161 1.172 1.183 1.193
2. Labang 3523 978 969 973 978 982
3. Kwanyar 4781 903 894 898 901 905
4. Modung 7879 576 564 564 565 565
5. Blega 9282 580 565 565 565 565
6. Konang 8109 574 595 604 614 623
7. Galis 12056 624 628 633 638 643
8. Tanah Merah 6856 857 845 848 851 853
9. Tragah 3958 695 698 703 708 714
10. Socah 5382 1.017 1.017 1.023 1.030 1.036
11. Bangkalan 3502 2.258 2.353 2.392 2.433 2.472
12. Burneh 6610 873 890 900 911 921
13. Arosbaya 4246 979 984 992 1.000 1.008
14. Geger 12331 526 537 543 549 556
15. Kokop 12575 531 555 565 575 585
Tanjung
16. 6749 746 759 776 785
Bumi 768
17. Sepulu 7325 548 544 547 550 552
18. Klampis 6710 745 741 745 749 752
Jumlah 126014 744 751 757 764 770
Sumber: Kabupaten Bangkalan Dalam Angka 2014-2018
Setiap tahunnya kepadatan penduduk yang ada di Kabupaten Bangkalan selalu
mengalami peningkatan. Peningkatan kepadatan penduduk paling tinggi terjadi di
Kecamatan Bangkalan, yaitu 2.472 jiwa/km2, pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan
Kecamatan Bangkalan memiliki jumlah penduduk yang tinggi dengan luas wilayah
yang tidak terlalu luas. Untung kecamatan dengan kepadatan terendah berada di

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-24


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kecamatan Sepulu sebesar 552 jiwa/Km2. Kecamatan Sepulu memiliki kepadatan


terendah dikarenakan jumlah penduduk yang ada sedikit dengan luas wilayah yang
tergolong luas.
D. Pola Ruang
Pola ruang Kabupaten Bangkalan sebagaimana yang tercantum di dalam RTRW
Kabupaten Bangkalan tahun 2009-2029 terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Selanjutnya, masing-masing kawasan lindung dan budidaya akan dijelaskan sebagai berikut
1. Kawasan Lindung
Pola ruang Kabupaten Bangkalan yang pertama terdiri dari kawasan lindung.
Kawasan lindung Kabupaten Bangkalan terdiri dari 4 jenis, yaitu:
a. Kawasan perlindungan setempat
b. Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya
c. Kawasan rawan bencana alam
d. Kawasan perlindungan untuk kawasan di bawahnya
1) Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat merupakan peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung. Kawasan ini mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau
atau waduk, dan kawasan sekitar mata air. Kawasan perlindungan setempat
Kabupaten Bangkalan menurut RTRW Kabupaten Bangkalan 2009–2029 adalah
sebagai berikut:
a) Kawasan sempadan mata air
Berjari-jari minimum 200 meter jika berada di luar permukiman dan minimum
100 meter jika berada di kawasan permukiman
b) Kawasan sempadan sekitar waduk/danau
Pengelolaan Waduk Blega sebagai irigasi, pengendali air, perikanan, sumber
energi listrik dan pariwisata
c) Kawasan semapdan sungai
i. Sungai besar antara lain Sungai Budduh, Sungai Jambu, Sungai Pocong dan
Sungai Penyantren ditetapkan kawasan perlindungan minimum 100 meter di
kiri dan kanan sungai

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-25


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

ii. Anak sungai di luar permukiman antara lain Anak Sungai Budduh, Anak
Sungai Pocong dan Anak Sungai Jambu ditetapkan kawasan perlindungan
minimum 50 meter di kiri dan kanan sungai
iii. Anak sungai di kawasan permukiman antara lain yang terdapat di Kecamatan
Bangkalan, Arosbaya, Blega, Konang dan Tanjung Bumi ditetapkan kawasan
perlindungan minimum 15 meter di kiri dan kanan sungai
d) Kawasan sempadan pantai
Kawasan sempadan pantai ditetapkan 100 meter dari pasang tertinggi dan
dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas
pantai
e) Kawasan sempadan hutan bakau/mangrove
i. Kegiatan budidaya harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan
mendukung fungsi lindung
ii. Koefisien dasar suatu jenis kegiatan budidaya terhadap luas hutan bakau
ditetapkan maksimum 30%
2) Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya Kabupaten Bangkalan menurut
RTRW Kabupaten Bangkalan 2009-2029 adalah sebagai berikut:
a) Kawasan pelestarian
Wanawisata Gunung Geger, Kecamatan Geger dengan luas 30,2 ha
b) Kawasan cagar budaya nongedung
i. Makam Aer Mata Ratu Ebuh, Kecamatan Arosbaya seluas 560 m2.
ii. Makam Syaichona Kholil, Kecamatan Bangkalan seluas 300 m2.
iii. Makam Agung, Kecamatan Arosbaya seluas 350 m2.
c) Kawasan cagar budaya bangunan gedung
i. Kelenteng Eng An Bio, Kecamatan Bangkalan seluas 435 m2.
ii. Menara Mercusuar, Kecamatan Socah seluas 200 m2.
iii. Benteng Kolonial, Kecamatan Socah seluas 10.000 m2.
3) Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Bangkalan menurut RTRW
Kabupaten Bangkalan 2009–029 adalah sebagai berikut:
a) Kawasan rawan longsor, meliputi:
i. Kecamatan Blega

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-26


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

ii. Kecamatan Konang


b) Kawasan rawan banjir, meliputi:
i. Kecamatan Blega
ii. Kecamatan Arosbaya
4) Kawasan Perlindungan untuk Kawasan di Bawahnya
Kawasan perlindungan untuk kawasan di bawahnya di Kabupaten Bangkalan
menurut RTRW Kabupaten Bangkalan 2009–2029 adalah sebagai berikut
a) Hutan lindung, yang terdapat di:
i. Kecamatan Blega seluas 87,9 ha
ii. Kecamatan Sepulu seluas 546,9 ha
2. Kawasan Budidaya
Pola ruang Kabupaten Bangkalan yang kedua terdiri dari kawasan budidaya. Kawasan
lindung Kabupaten Bangkalan terdiri dari 9 jenis, yaitu:
a. Kawasan Hutan
Kawasan hutan yang termasuk ke dalam kawasan budidaya Kabuapaten Bangkalan
terdiri dari dua jenis, yaitu:
i. Hutan produksi
- Kecamatan Geger seluas 2.180,4 ha
- Kecamatan Blega seluas 1.655,6 ha
ii. Hutan rakyat
- Kecamatan Arosbaya seluas 147 ha
- Kecamatan Kokop seluas 2.242 ha
- Kecamatan Tanah Merah seluas 1.231,91 ha
- Kecamatan Kwanyar seluas 846,31 ha
- Kecamatan Konang seluas 762 ha
- Kecamatan Klampis seluas 125,37 ha
- Kecamatan Sepulu seluas 1.573 ha
- Kecamatan Burneh seluas 200 ha
- Kecamatan Tragah seluas 732,69 ha
- Kecamatan Tanjung Bumi seluas 535,5 ha
- Kecamatan Labang 296,96 seluas ha
- Kecamatan Modung 1.209 seluas ha
- Kecamatan Galis 1.744,65 seluas ha

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-27


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

- Kecamatan Socah seluas 349 ha


b. Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian yang termasuk ke dalam kawasan budidaya Kabuapaten
Bangkalan terdiri dari 4 jenis, yaitu:
i. Kawasan pertanian lahan basah
Ditetapkan seluas 12.161,76 ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Bangkalan
ii. Kawasan perkebunan
Ditetapkan seluas 3.846,07 ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Bangkalan
iii. Kawasan peternakan
- Peternakan ternak besar
- Peternakan ternak kecil
- Peternakan unggas
iv. Kawasan budidaya perikanan
- Perikanan tangkap
- Perikanan budidaya air payau
- Perikanan budidaya air tawar
- Perikanan budidaya air laut
- Terletak di Kecamatan Kamal, Labang, Kwanyar, Socah, Bangkalan,
Arosbaya, Tanjung Bumi, Sepulu dan Klampis
c. Kawasan Pertimbangan
Kawasan pertambangan yang termasuk ke dalam kawasan budidaya Kabuapaten
Bangkalan terdiri dari 3 jenis, yaitu:
i. Kawasan pertambangan bahan galian strategis
Terdapat di Kecamatan Kamal, Labang, Tragah, Kwanyar, Galis, Konang,
Modung dan Blega
ii. Kawasan pertambangan bahan galian vital
iii. Kawasan pertambangan bahan galian yang bukan keduanya
d. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri yang termasuk ke dalam kawasan budidaya
Kabuapaten Bangkalan terdiri dari 2 jenis, yaitu:
i. Industrial estate dan zona industry
- Kawasan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Bulupandan, Kecamatan Klampis
dengan luas 1.600 ha

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-28


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

- Pengembangan industrial estate di Kecamatan Socah dengan luas 800 ha


- Pengembangan zona industri di Kecamatan Tragah dengan luas 640 ha
ii. Home industry
- Batik Madura dan terasi di Kecamatan Tanjung Bumi
- Gerabah dan anyaman di Kecamatan Konang
- Pembuatan kasur di Kecamatan Tanah Merah
- Emping melinjo di Kecamatan Burneh
- Pengeringan dan minuman saribuah di Kecamatan Labang
- Kerupuk udang dan petis di Kecamatan Socah
e. Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata yang termasuk ke dalam kawasan budidaya Kabuapaten
Bangkalan terdiri dari 4 jenis, yaitu:
i. Kawasan pariwisata alam pegunungan
- Wanawisata Gunung Geger, Kecamatan Geger
ii. Kawasan pariwisata alam pantai
- Pantai Rongkang, Kecamatan Kwanyar
- Pantai Siring Kemuning, Kecamatan Tanjung Bumi
- Pantai Marina, Kecamatan Labang dan Kamal
iii. Kawasan pariwisata budaya
- Pesarean Syaichona Kholil, Kecamatan Bangkalan
- Makam Aer Mata, Kecamatan Arosbaya
iv. Kawasan pariwisata minat khusus
- Taman Rekreasi Kota, Kecamatan Bangkalan
- Taman Wisata Permainan Alam, Kecamatan Labang
- Taman Satwa, Kecamatan Labang
f. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman yang termasuk ke dalam kawasan budidaya Kabuapaten
Bangkalan terdiri dari 2 jenis, yaitu:
i. Permukiman perdesaan
- Permukiman pusat perdesaan
- Permukiman desa
- Permukiman pusat perdusunan
ii. Permukiman perkotaan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-29


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

- Permukiman perkotaan sedang


- Permukiman perkotaan kecil
g. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa yang termasuk ke dalam kawasan budidaya
Kabuapaten Bangkalan terdiri dari:
i. Kawasan perdagangan dan jasa di kaki Jembatan Suramadu
ii. Kawasan perdagangan dan jasa di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung
Bulupandan, Kecamatan Klampis
iii. Kawasan perdagangan dan jasa di ibukota kecamatan
h. Kawasan RTH
Kawasan ruang terbuka hijau yang termasuk ke dalam kawasan budidaya
Kabupaten Bangkalan terdiri dari:
i. Persawahan
ii. Tegalan
iii. Perkebunan
iv. Hutan rakyat
i. Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang termasuk ke dalam kawasan budidaya
Kabuapaten Bangkalan terdiri dari
i. Kawasan pesisir selatan
ii. Kawasan pesisir utara
iii. Pulau Karang Jamuang
j. Kawasan Hutan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-30


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 2 Peta Admimistrasi Kabupaten Bangkalan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-31


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.1.3 Kota Surabaya


Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur dan menjadi kota terbesar kedua
di Indonesia setelah Jakarta. Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang
berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia
setelah Jabodetabek
A. Kondisi Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar membahas berbagai karakteristik yang dapat dilihat dari segi fisik
di Kota Surabaya. Kondisi fisik dasar tersebut yang dibahas adalah kondisi geografi, kondisi
topografi, kondisi iklim, kondisi geologi dan kondisi hidrologi. Berikut merupakan
penjelasan kondisi fisik dasar di Kota Surabaya.
1. Kondisi Geografi
Pada Kota Surabaya Dalam Angka (2018) menjelaskan bahwa Luas wilayahnya
kurang lebih 326,81 km2 yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 154 kelurahan.
Berikut merupakan batas wilayah administratif Kota Surabaya.
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Barat : Kabupaten Gresik
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Timur : Selat Madura
Kota Surabaya terletak antara 07º 21’ Lintang Selatan dan 112º 36’ sampai dengan
112º 54’ Bujur Timur.
2. Kondisi Topografi
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016- 2021
menjelaskan bahwa Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur.
Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara dan timur, Kabupaten
Sidoarjo di sebelah selatan, serta Kabupaten Gresik di sebelah barat. Sebagian besar
wilayah Surabaya merupakan dataran rendah yaitu 80,72% dengan ketinggian 3-6
meter, sedangkan sisanya merupakan daerah perbukitan yang terletak di wilayah
Surabaya Barat (12,77%) dan Surabaya Selatan (6,52%). Di wilayah Surabaya Selatan
terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan yang ketinggiannya antara
25-50 m di atas permukaan laut dan di wilayah Surabaya Barat memiliki kontur tanah
perbukitan yang bergelombang.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-32


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

3. Geologi
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016 -2021
menjelaskan struktur tanah di Surabaya terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai
dan pantai, dan di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung kapur tinggi.
Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada dasarnya merupakan tanah liat
atau unit-unit pasir. Sedangkan jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial,
selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan).
4. Kondisi Iklim
Pada Kota Surabaya Dalam Angka (2018) menyebutkan bahwa Kota Surabaya
mengenal dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Data Klimatologi diperoleh
dari tiga sumber yang berbeda yaitu Stasiun Meteorologi dan Geofisika Perak I, Perak
II dan Juanda. Ketiga Stasiun ini mempunyai kepentingan yang berbeda, dan
diharapkan dapat memberikan informasi klimatologi yang saling melengkapi untuk
wilayah Kota Surabaya. Curah hujan rata-rata pada stasiun Perak I yaitu 190,5 mm,
Perak II yaitu 171,7 mm, dan Juanda yaitu 193 mm. Kelembaban rata-rata di ketiga
stasiun untuk stasiun Perak I yaitu 76,8, Perak II yaitu 76%, dan Juanda yaitu 76,8%.
Suhu udara rata-ratanya untuk stasiun Perak I yaitu 28,7º C, stasiun Perak II yaitu
28,8º C, dan Juanda yaitu 28,1º C.
5. Hidrologi
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016-2021
menjelaskan bahwa Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berasal
dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, Kali
Jagir, dan Kali Lamong. Sebagai daerah hilir, Kota Surabaya sehingga dengan
sendirinya. Kota Surabaya merupakan daerah limpahan debit air dari sungai yang
melintas sehingga rawan banjir pada musim penghujan.
B. Kondisi Fisik Binaan
Kondisi fisik binaan merupakan salah satu kondisi yang dapat menggambarkan Kota
Surabaya. Kondisi Fisik Binaan menjelaskan tentang guna lahan dan sarana yang terdapat di
Kota Surabaya. Berikut merupakan penjelasan kondisi fisik binaan Kota Surabaya.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-33


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

1. Tata Guna Lahan


Kota Surabaya memiliki total luas 33.430,61 Ha dengan klasifikasi penggunaan lahan
yang beragam. Klasifikasi tersebut pada umumnya dibagi berdasarkan kegiatan utama
masyarakat. Klasifikasi penggunaan lahan yang terdapat di Kota Surabaya ada
Sembilan yaitu perumahan, sawah, tegalan, tambak, jasa, perdagangan, industri
sedang, tanah kosong dan lain-lain. Berikut merupakan tabel penggunaan lahan di
Kota Surabaya.
Tabel 4.21 Penggunaan Lahan Kota Surabaya
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Boezem 92,02
2 Fasilitas Umum 1104,59
3 Industri dan Pergudangan 1794,54
4 Kawasan Militer 468,22
5 Kawasan Pelabuhan 272,89
6 Mangrove 503,14
7 Perdagangan dan Jasa 715,77
8 Perkantoran 227,66
9 Permukiman 16057,94
10 Rawa 5,89
11 RTH 2657,54
12 Sawah 1996,39
13 Semak Belukar 43,01
14 Sungai 246,34
15 Tambak 6477,21
16 Tegalan 767,45
Total 33.430,61
Sumber: Data Guna Lahan Bappeko Surabaya, (2018)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa guna lahan di Kota Surabaya didominasi
guna lahan berupa permukiman sebesar 16057,94 Ha. Penggunaan lahan perumahan
tersebut dapat bertambah setiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk di
Kota Surabaya terutama akibat migrasi penduduk ke Kota Surabaya. Sedangkan luas
lahan paling sedikit yaitu guna lahan rawa seluas 5,89 Ha. Dahulu luas rawa di Kota
Surabaya masih luas, namun seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan guna lahan
terus menurus, hingga luas rawa eksisting saat ini sebesar 5,89 Ha.
2. Persebaran Sarana
Berdasarkan SNI 03-1733-2004, sarana merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi
untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya. Kota Surabaya memiliki sarana yang beragam. Sarana yang terdapat di Kota
Surabaya dapat diklasifikasikan menjadi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan
sarana peribadatan. Berikut merupakan persebaran sarana yang terdapat di Kota
Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-34


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan sarana yang penting untuk melakukan kegiatan
belajar-mengajar, agar pencapaian pendidikan dapat berjalan lancar dan teratur.
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan, dijelaskan bahwa dasar penyediaan sarana pendidikan
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada. Sarana Pendidikan yang terdapat di Kota Surabaya
memiliki beragam tingkatan mulai taman kanak-kanak hingga sekolah menengah
atas. Berikut merupakan tabel mengenai persebaran sarana pendidikan yang
terdapat di Kota Surabaya.
Tabel 4.22 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Surabaya Tahun 2017
No Kecamatan TK SD SMP MTs SM SMK MA
A
1 Tegalsari 45 31 12 3 1
2 Genteng 43 17 12 11 6
3 Bubutan 56 29 8 1 3
4 Simokerto 49 20 10 2 4 2 2
5 Pabean Cantikan 21 15 7 8 3 3 3
6 Semampir 65 36 18 1 4 4
7 Krembangan 52 32 17 6 7 3
8 Kenjeran 62 23 14 1 2 2
9 Bulak 15 13 6 8 1 1
10 Tambaksari 96 42 21 3 8 5 1
11 Gubeng 73 25 14 7 11
12 Rungkut 69 21 9 2 3 1 2
13 Tenggilis Mejoyo 30 17 7 2
14 Gunung Anyar 33 13 6 2
15 Sukolilo 58 33 17 1 10 8
16 Mulyorejo 52 25 16 7 3
17 Sawahan 72 44 14 2 7 8
18 Wonokromo 74 35 19 2 7 8 1
19 Karangpilang 37 12 9 3 3
20 Dukuh Pakis 40 23 11 1 4 1
21 Wiyung 42 15 11 2
22 Wonocolo 31 19 10 1 7 5 1
23 Gayungan 27 14 6 1 4 2 1
24 Jambangan 20 6 7 1 3 3
25 Tandes 55 21 13 2 3 3 2
26 Sukomanunggal 51 29 16 2 4 7 1
27 Asemrowo 20 8 3 2 1 1 1
28 Benowo 39 12 3 2 2 1 1
29 Pakal 41 14 7 2 3 1 1
30 Lakrsantri 31 21 12 2 5 2
31 Sambikerep 29 15 14 2 6 3 1
Jumlah 1428 159 349 46 134 103 18
Sumber: Kota Surabaya Dalam Angka, (2018)
Total sarana pendidikan yang terdapat di Kota Surabaya sebayak 2237 unit.
Tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa sarana pendidikan paling banyak yaitu

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-35


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

jenjang Taman Kanak-kanak yaitu sebanyak 1428 unit. Sedangkan sarana


pendidikan paling sedikit adalah Madrasah Aliyah yaitu sebanyak 18 unit.
Kecamtan dengan sarana pendidikan paling banyak yaitu Kecamtan Tambaksari
yaitu sebanya 176 unit. Sedangkan kecamtan dengan sarana pendidikan paling
sedikit adalah kecamatan Asemrowo yaitu sebanyakm 36 unit.
b. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan merupakan salah satu sarana vital yang terdapat di suatu
wilayah. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, Rumah
sakit bersalin, rumah sakit spesialis, puskesmas, dan apotek. Semakin banyak
sarana kesehatan menunjukan semakin tinggi kepedulian masyarakat terhadap
kesehatan. Berikut merupakan tabel mengenai jenis sarana kesehatan yang
terdapat di Kota Surabaya.
Tabel 4.23 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Surabaya Tahun 2017
Jenis Kepemilikan Total
Pemerintah/ BUMN 5
Rumah Sakit Umum ABRI 6
Swasta 25
Pemerintah/ BUMN 0
Rumah Sakit Bersalin ABRI 1
Swasta 13
Pemerintah/ BUMN 1
Rumah Sakit Mata
Swasta 1
Rumah Sakit Jiwa Pemerintah 1
Rumah Sakit Kanker Swasta 1
Rumah Sakit Bedah Swasta 1
Rumah Sakit Penyakit Dalam Pemerintah 1
Puskesmas Pemerintah 63
Puskesmas Pembantu Pemerintah 59
Apotek Swasta 762
Toko Obat Swasta 59
Sumber: Kota Surabaya Dalam Angka, (2018)
Total sarana kesehatan yang terdapat di Kota Surabaya sebanyak 999 unit. Tabel
4.23 di atas menunjukkan bahwa sarana pendidikan paling banyak yaitu apotek
sebanyak 752 unit. Sedangkan sarana kesehatan paling sedikit adalah rumah sakit
mata, rumah sakit jiwa, rumah sakit kanker, rumah sakit bedah, dan rumah sakit
penyakit dalam yang masing-masing terdapat 1 unit.
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-36


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

keputusan masyarakat yang bersangkutan. Sarana peribadatan di Kota Surabaya


terdiri dari masjid, musala, gereja katolik, gereja Kristen, vihara, pura, dan
klenteng. Berikut merupakan tabel mengenai persebaran sarana peribadatan yang
terdapat di Kota Surabaya.
Tabel 4.24 Jumlah Sarana Periadatan di Kota Surabaya Tahun 2017
Langgar/ Gereja Gereja
No Kecamatan Masjid Pura Vihara Klenteng
Mushalla Katolik Kristen
1 Tegalsari 52 61 1 35 2 2
2 Genteng 49 64 34 3 2
3 Bubutan 64 59 16 2 2
4 Simokerto 33 70 13 2 1
5 Pabean Cantikan 58 74 23 2
6 Semampir 57 54 14
7 Krembangan 68 95 2 26 1
8 Kenjeran 71 124 2 18 1 2
9 Bulak 29 61 4 1 1
10 Tambaksari 80 99 1 54 1 2 1
11 Gubeng 96 21 1 54 1 4
12 Rungkut 53 104 20
13 Tenggilis Mejoyo 22 71 21 1
14 Gunung Anyar 32 59 1 7
15 Sukolilo 73 64 32 3
16 Mulyorejo 42 21 38 3
17 Sawahan 104 23 1 76 1
18 Wonokromo 87 86 1 51 1
19 Karangpilang 71 52 1 19
20 Dukuh Pakis 57 21 1 26 1 3
21 Wiyung 37 45 19 1
22 Wonocolo 70 83 1 17 2
23 Gayungan 41 45 10
24 Jambangan 26 59 1 4
25 Tandes 68 50 1 36 1
26 Sukomanunggal 53 51 1 53 3
27 Asemrowo 40 54 5
28 Benowo 36 75 7
29 Pakal 52 35 9
30 Lakrsantri 42 51 1 8 1
31 Sambikerep 46 81 18 2
Jumlah 1709 1912 17 767 9 37 11
Sumber: Kota Surabaya Dalam Angka (2019)
Total sarana kesehatan yang terdapat di Kota Surabaya sebayak 4462 unit. Tabel di
atas menunjukkan bahwa sarana pendidikan paling banyak yaitu mushalla/ langgar
sebanyak 1912 unit. Sedangkan sarana kesehatan paling sedikit adalah pura sebanyak
9 unit. Kecamtan dengan sarana kesehatan paling banyak yaitu Kecamtan Tambaksari
yaitu sebanya 238 unit. Sedangkan kecamtan dengan sarana kesehatan paling sedikit
adalah kecamatan Jambangan yaitu sebanya 90 unit.
3. Kondisi Kependudukan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-37


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kependudukan atau demografi merupakan studi ilmiah terkait jumlah, struktur dan
perkembangan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Lisnawati (2016),
karakteristik penduduk diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan suatu
daerah. Hal ini dikarenakan penduduk merupakan sasaran dari suatu proses
pembangunan daerah. Kondisi kependudukan di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur
dapat dilihat melalui pertumbuhan penduduk, jumlah dan persebaran penduduk dan
kepadatan penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam perencanaan
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan suatu perubahan dari jumlah penduduk, baik
bertambah mau berkurang di suatu daerah yang dapat dimanfaatkan menjadi salah
satu modal pembangunan (Rochaida, 2016). Perhitungan pertumbuhan penduduk
dapat dihitung dengan mengetahui jumlah dan persebaran penduduk time series
dengan minimal rentang 5 (lima) tahun. Berikut merupakan jumlah dan persebaran
penduduk Kabupaten Sidoarjo berdasarkan masing-masing kecamatan dari tahun
2018:
Tabel 4.25 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2018
Jumlah Penduduk ( Jiwa)
Kecamatan
2018
Tegalsari 85.606
Genteng 46.548
Bubutan 84.465
Simokerto 79.319
Pabean Cantikan 69.423
Samampir 151.429
Krembangan 106.664
Kanjeran 163.438
Bulak 37.214
Tambaksari 204.805
Gubeng 128.127
Rungkut 121.084
Tenggilis
72.467
Mejoyo
Gunung Anyar 62.120
Sukolilo 119.873
Mulyorejo 94.728
Sawahan 170.605
Wonokromo 133.211
Karang Pilang 72.469
Dukuh Pakis 64.249
Wiyung 67.987
Wonocolo 80.276
Gayungan 42.717
Jambangan 46.430
Tandes 103.084
Sukomnanggal 100.612
Asemrowo 42.704
Benowo 54.133

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-38


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Pakal 47.404
Sambikarep 61.101
Total 2.605.742
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya (2019)
Jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2018 2.605.742 itu perhitungn dari tahun
2010 yang tidak ada perbahuruan hingga 2018, maka jumlah penduduk yang ada di
Kota Surabaya sama dari tahun 2010 sampai 2019
Jumlah penduduk merupakan banyaknya penduduk yang menetap dan berdomisili
di suatu wilayah tertentu. Persebaran penduduk di Kota Surabaya, Provinsi Jawa
Timur bertujuan untuk melihat persebaran penduduk di beberapa kecamatan.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya Tahun
2018, berikut merupakan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2018 berdasarkan
kecamatan:
Tabel 4.26 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Surabaya Tahun 2018
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Tegalsari 41.962 43.644 85.606
Genteng 22.610 23.938 46.548
Bubutan 41.632 42.833 84.465
Simokerto 38.868 40.451 79.319
Pabean Cantikan 34.953 34.470 69.423
Semampir 76.529 74.900 151.429
Krembangan 53.048 53.616 106.664
Kenjeran 82.626 80.812 163.438
Bulak 18.760 18.454 37.214
Tambaksari 101.353 103.452 204.805
Gubeng 61.105 67.022 128.127
Rungkut 59.464 61.620 121.084
Tenggilis Mejoyo 36.733 35.734 72.467
Gunung Anyar 31.103 31.017 62.120
Sukolilo 59.868 60.005 119.873
Mulyorejo 45.028 49.700 94.728
Sawahan 83.719 86.886 170.605
Wonokromo 64.837 68.374 133.211
Karangpilang 36.822 35.647 72.469
Dukuh Pakis 31.288 32.961 64.249
Wiyung 33.165 34.822 67.987
Wonocolo 39.572 40.704 80.276
Gayungan 20.404 22.313 42.717
Jambangan 23.200 23.230 46.430
Tandes 51.871 51.213 103.084
Sukomanunggal 49.764 50.848 100.612
Asemrowo 21.818 20.886 42.704
Benowo 26.829 27.304 54.133
Pakal 23.897 23.507 47.404
Lakarsantri 24.841 26.354 51.195
Sambikerep 30.172 30.929 61.101
Jumlah 1.367.841 1.397.646 2.765.487
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya (2018)

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-39


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Gambar 4.1 Grafik Jumlah dan Persebaran Penduduk Kota Surabaya Tahun 2018
Sumber: Disdukcapil Kota Surabaya (2019)
Tabel 4.26 dan Gambar 4.1 merupakan gambaran jumlah dan persebaran penduduk
Kota Surabaya tahun 2019 yang dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tertinggi
berada pada Kecamatan Tambaksari dengan jumlah 204.805 jiwa. Sedangkan, jumlah
penduduk terendah berada pada Kecamatan Bulak dengan jumlah 37.214 jiwa.
Sehingga, pemenuhan kebutuhan akan komuter dapat lebih dipertimbangkan atau
difokuskan pada kecamatan-kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk yang
tinggi.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah, pada jangka waktu yang telah ditentukan (BPS, 2010). Kepadatan penduduk
dihitung untuk mengetahui tingkat kepadatan di beberapa kecamatan di Kota
Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Berikut merupakan tingkat kepadatan penduduk
berdasarkan jumlah dan persebaran penduduk Kota Surabaya tahun 2018:
Tabel 4.27 Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2018
Luas Kepadatan
Total Penduduk
Kecamatan Wilayah(km2) Penduduk
a b C=a/b
Tegalsari 85 606 4,29 19 955
Genteng 46 548 4,05 11 493
Bubutan 84 465 3,86 21 882
Simokerto 79 319 2,59 30 625
Pabean Cantikan 69 423 6,80 10 209
Semampir 151 429 8,76 17 286

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-40


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Luas Kepadatan
Total Penduduk
Kecamatan Wilayah(km2) Penduduk
a b C=a/b
Krembangan 106 664 8,34 12 789
Kenjeran 163 438 7,77 21 034
Bulak 37 214 6,72 5 538
Tambaksari 204 805 8,99 22 781
Gubeng 128 127 7,99 16 036
Rungkut 121 084 21,08 5 744
Tenggilis Mejoyo 72 467 5,52 13 128
Gunung Anyar 62 120 9,71 6 398
Sukolilo 119 873 23,68 5 062
Mulyorejo 94 728 14,21 6 666
Sawahan 170 605 6,93 24 618
Wonokromo 133 211 8,47 15 727
Karang Pilang 72 469 9,23 7 851
Dukuh Pakis 64 249 9,94 6 464
Wiyung 67 987 12,46 5 456
Wonocolo 80 276 6,77 11 858
Gayungan 42 717 6,07 7 037
Jambangan 46 430 4,19 11 081
Tandes 103 084 11,07 9 312
Sukomanunggal 100 612 9,23 10 901
Asemrowo 42 704 15,44 2 766
Lakarsantri 54 133 23,73 2 281
Benowo 47 404 22,07 2 148
Pakal 51 195 18,99 2 696
Sambikerep 61 101 23,68 2 580
Jumlah 2 765 487 326,81 8 462
Sumber: Hasil Perhitungan (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat melalui tabel berikut bahwa kepadatan
tertinggi berada pada Kecamatan Sawahan dengan tingkat kepadatan sebesar 24.618
jiwa/km2. Kemudian, diikuti dengan Kecamatan Kecamatan Tambaksari dengan
tingkat kepadatan sebesar 22 781jiwa/km2

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-41


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 3 Peta Admintrasi Kota Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-42


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.1.4 Kabupaten Sidoarjo


A. Kondisi Fisik Dasar
Karakteristik fisik dasar adalah pembeda berupa fisik yang merupakan ciri khas dari
sebuah wilayah tanpa campur tangan manusia. Pada umumnya tiap wilayah memiliki
karakteristik fisik dasar yang berbeda-beda, yang merupakan ciri khas dari wilayah tersebut.
Kondisi fisik dasar Kabupaten Sidoarjo meliputi lima aspek yaitu geografis, topografi,
klimatologi, geologi, dan hidrologi.
1. Kondisi Geografis
Berdasarkan Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2018), secara geografis Kabupaten
Sidoarjo terletak di antara 112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’
Lintang Selatan. Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi 18 kecamatan, 322 desa, dan 31
kelurahan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Sidoarjo meliputi:
Batas Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Batas Timur : Selat Madura
Batas Barat : Kabupaten Mojokerto
Batas Selatan : Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Sidoarjo memiliki secara administratif memiliki luasan 714,243 km2.
Berikut ini merupakan tabel penjabaran luasan wilayah Kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo:
Tabel 4.28 Luas Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
No Kecamatan Luasan (km2)
1 Kecamatan Sidoarjo 62,56
2 Kecamatan Buduran 41,025
3 Kecamatan Candi 40,668
4 Kecamatan Porong 29,823
5 Kecamatan Krembung 29,55
6 Kecamatan Tulangan 31,205
7 Kecamatan Tanggulangin 32,29
8 Kecamatan Jabon 80,998
9 Kecamatan Krian 32,5
10 Kecamatan Balongbendo 31,4
11 Kecematan Wonoayu 33,92
12 Kecamatan Tarik 36,06
13 Kecamatan Prambon 34,225
14 Kecamatan Taman 31,535
15 Kecamatan Waru 30,32
16 Kecamatan Gedangan 24,058
17 Kecamatan Sedati 79,43
18 Kecamatan Sukodono 32,678

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-43


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

No Kecamatan Luasan (km2)


Total 714,243
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2018)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki luas
wilayah sebesar 714,243 km2 yang terbagi ke dalam 18 kecamatan. Kecamatan Jabon
memiliki luas wilayah terbesar yaitu 80,998 km2. Sementara itu, Kecamatan
Gedangan memiliki luas wilayah terkecil yaitu 24,058 km2. Ibukota Kabupaten
Sidoarjo terletak di Kecamatan Sidoarjo. Berikut merupakan jarak dari masing-
masing ibukota kecamatan ke Kecamatan Sidoarjo yang merupakan ibukota
Kabupaten Sidoarjo.
Tabel 4.29 Jarak Kecamatan ke Ibukota
No Kecamatan Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km)
1 Kecamatan Sidoarjo 0
2 Kecamatan Buduran 5
3 Kecamatan Candi 6
4 Kecamatan Porong 14
5 Kecamatan Krembung 29
6 Kecamatan Tulangan 13
7 Kecamatan Tanggulangin 9
8 Kecamatan Jabon 21
9 Kecamatan Krian 22
10 Kecamatan Balongbendo 26
11 Kecematan Wonoayu 9
12 Kecamatan Tarik 33
13 Kecamatan Prambon 27
14 Kecamatan Taman 20
15 Kecamatan Waru 19
16 Kecamatan Gedangan 9
17 Kecamatan Sedati 14
18 Kecamatan Sukodono 12
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2018)

2. Kondisi Topografi
Kabupaten Sidoarjo merupakan dataran delta dengan ketinggian antar 0 s/d 25 mdpl.
Daerah yang memiliki ketinggian 0-3 mdpl dengan luas 19.006 Ha (29,99%)
merupakan daerah tambak yang berada di wilayah bagian timur. Sedangkan di bagian
tengah merupakan daerah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 mdpl yang
didominasi oleh daerah permukiman, perdagangan dan pemerintahan dengan
presentase luas 40,81 %. Dan wilayah bagian barat dengan ketinggian 10-25 meter
dari permukaan laut merupakan daerah pertanian yang meliputi 29,20% total luas

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-44


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kabupaten Sidoarjo. Berikut merupakan rata-rata ketinggian tiap kecamatan dari


permukaan laut:
Tabel 4.30 Tinggi Rata Rata dari Permukaan Laut
No Kecamatan Tinggi Rata Rata dari Permukaan Laut (m)
1 Kecamatan Sidoarjo 4
2 Kecamatan Buduran 4
3 Kecamatan Candi 4
4 Kecamatan Porong 4
5 Kecamatan Krembung 5
6 Kecamatan Tulangan 7
7 Kecamatan Tanggulangin 4
8 Kecamatan Jabon 2
9 Kecamatan Krian 12
10 Kecamatan Balongbendo 20
11 Kecematan Wonoayu 4
12 Kecamatan Tarik 16
13 Kecamatan Prambon 10
14 Kecamatan Taman 9
15 Kecamatan Waru 5
16 Kecamatan Gedangan 4
17 Kecamatan Sedati 4
18 Kecamatan Sukodono 7
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2018)

3. Kondisi Klimatologi
Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dengan dua musim yaitu musim penghujan
dan musim kemarau. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober arus angin berasal
dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Pada bulan November sampai bulan Mei arus angin yang berasal dari Asia
dan Samudra Pasifik mengandung banyak uap air yang mengakibatkan terjadinya
musim penghujan. Rata-rata suhu udara dan curah hujan di Kabupaten Sidoarjo
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.31 Suhu Terendah dan Tertinggi Tiap Bulan di Kabupaten Sidoarjo
N
Bulan Suhu Terendah (oC) Suhu Tertinggi (oC)
o
1 Januari 25 32
2 Februari 24 31
3 Maret 25 31
4 April 25 31
5 Mei 25 31
6 Juni 24 31
7 Juli 23 30
8 Agustus 23 31
9 September 23 32
10 Oktober 25 33

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-45


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

N
Bulan Suhu Terendah (oC) Suhu Tertinggi (oC)
o
11 November 25 33
12 Desember 25 32
Sumber: National Oceanic and Atmospheric Administration (2019)

Tabel 4.32 Rata-Rata Curah Hujan di Kabupaten Sidoarjo


N
Bulan Curah Hujan (mm)
o
1 Januari 106,8
2 Februari 105
3 Maret 80,5
4 April 51,7
5 Mei 22
6 Juni 22,5
7 Juli 8,5
8 Agustus 3,4
9 September 8,5
10 Oktober 11,2
11 November 30,1
12 Desember 78,5
Sumber: National Oceanic and Atmospheric Administration (2019)

4. Kondisi Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik,
sejarah, dan proses pembentukannya. Penyebaran batuan di daerah Sidoarjo
merupakan dataran aluvium. Sedangkan batuan volkanik dan batuan sedimen
tersingkap masing-masing di bagian selatan dan utara. Dari penyebaran batuan
tersebut menunjukan batuan-batuan yang tersingkap dari tua ke muda adalah sebagai
berikut: Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, Formasi Jombang Endapan Vulkanik
Gunung Arjono Purba, Endapan Volkanik Muda Gunung Penanngungan, dan
Endapan Aluvial. Formasi Puncang yang merupakan formasi tertua tersingkap di
bagian utara, membentuk antiklin Pulungan. Formasi ini terdiri atas dua fasies, yaitu
fasies lempung dan fasies volkanik. Formasi Puncangan fasies lempung merupakan
pula sebagai Formasi Lidah terdiri atas batu lempung berwarna abu-abu kehitanaman
dengan sisipan lempung pasiran. Formasi ini berumur Pliosen. Sedangkan
menyatakan fasies atau formasi ini berumur Plistosen Bawah. Formasi Pucangan
fasies volkanik atau Formasi Pucangan di bagian bawah terdiri dari batu pasir tufaan,
berlapis baik, bersisipan konglomerat dan batu lempung, kaya akan fosil moluska. Di
bagian atas terdiri atas batu pasir berlapis baik.Formasi kabuh tersusun atas batu pasir
tufaan, batu lempung tufaan dan konglongmerat. Batu pasir tufaan berwarna kelabu
muda, berbutir kasar-sedang, setempat kerikilan. Batu lempung kelabu coklat, berfosil

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-46


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

foram dan cangkang moluska. Batuan volkanik Gunung Arjuno Purba tersusun atas
breksi, tufaan. Breksi coklat mempunyai fragmen andesit hingga basal dan tufa coklat
kekuningan berbutir pasir kasar-halus. Batuan volkanik muda Gunung Penanggungan
tersingkap di kaki Gunung Penanggungan tersusun atas breksi volkanik, lava, tufa.
Endapan aluvial tersebar di bagian utara, membentuk endapan delta yang dikenal
sebagai Delta Brantas. Endapan Delta Brantas tersusun oleh lempung pasiran, pasir
abu-abu, dan kerikil. Batuan volkanik Gunung Arjuno Purba tersusun atas breksi dan
tufa. Breksi coklat mempunyai fragmen andesit hingga basal dan coklat kekuningan
berbutir pasir kasar-halus. Berikut merupakan luas wilayah kecamatan berdasarkan
lapisan batuan secara umum:
Tabel 4.33 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Berdasarkan Lapisan Batuan (Ha)
N Alluvium (Ha) Jumlah (Ha)
Kecamatan Plistosen(Ha)
o
1 Kecamatan Sidoarjo 42 6.214 6.256
2 Kecamatan Buduran 1.469 2.633,5 4.102,5
3 Kecamatan Candi 0 40,67 4.066,75
4 Kecamatan Porong 0 29,82 2.982,25
5 Kecamatan Krembung 0 29,55 2.955
6 Kecamatan Tulangan 0 31,21 3.120,5
7 Kecamatan Tanggulangin 0 32,29 3.229
8 Kecamatan Jabon 0 81 8.099,75
9 Kecamatan Krian 0 32,5 3.250
10 Kecamatan Balongbendo 0 31,4 3.140
11 Kecematan Wonoayu 0 33,92 3.392
12 Kecamatan Tarik 0 36,06 3.606
13 Kecamatan Prambon 0 34,23 3.422,5
14 Kecamatan Taman 448 2.705,5 3.153,5
15 Kecamatan Waru 384 2.648 3.032
16 Kecamatan Gedangan 38 2.367,75 2.405,75
17 Kecamatan Sedati 355 7.588 7.943
18 Kecamatan Sukodono 0 32,68 3.267,75
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2018)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Sidoarjo,
1998, wilayah timur Sidoarjo (sekitar pantai) mempunyai jenis tanah aluvial hidromorf,
yang dicirikan oleh air tanah dangkal. Tanah ini merupakan hasil endapan muara
sungai, sehingga bertekstur lempung berlumpur. Di bagian tengah terdapat dua jenis
tanah, yakni aluvial kelabu yang bertekstur dominan lempung bercampur dengan pasir
(lempung berpasir), dan asosiasi aluvial kelabu dan coklat keabuan dengan bahan
induk endapan lanau dan pasir atau disebut lanau berpasir. Sedangkan di sebelah barat
terdapat grumosol kelabu tua, dengan tekstur pasir berlempung, yang merupakan hasil

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-47


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

endapan pesisir Sungai Porong dan Sungai Mas. Pembagian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.34 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Berdasarkan Lapisan Tanah
Alluvial
Alluvial Alluvial Grumosol
N Coklat Jumlah
Kecamatan Kelabu Hidromort Kelabu
o Kuning (Ha)
(Ha) (Ha) Tua (Ha)
(Ha)
1 Kecamatan Sidoarjo 2.966,11 0 3.289,89 0 6.256
2 Kecamatan Buduran 1.480,02 0 1.853,22 769,26 4.102,5
3 Kecamatan Candi 1.552,88 0 2.513,87 0 4.066,75
4 Kecamatan Porong 2.083,07 0 899,18 0 2.982,25
5 Kecamatan Krembung 2.500,95 454,05 0 0 2.955
6 Kecamatan Tulangan 3.120,5 0 0 0 3.120,5
7 Kecamatan Tanggulangin 1.564,77 0 1.664,23 0 3.229
8 Kecamatan Jabon 2.580,2 0 5.519,55 0 8.099,75
9 Kecamatan Krian 3.250 0 0 0 3.250
10 Kecamatan Balongbendo 3.140 2.795,55 0 0 3.140
11 Kecematan Wonoayu 3.392 0 0 0 3.392
12 Kecamatan Tarik 2.618,93 987,07 0 0 3.606
13 Kecamatan Prambon 2.688,94 733,56 0 0 3.422,5
14 Kecamatan Taman 3.153,5 0 0 0 3.153,5
15 Kecamatan Waru 2.020,67 0 1.011,33 0 3.032
16 Kecamatan Gedangan 2.304,31 0 0 101,44 2.405,75
17 Kecamatan Sedati 3.333,04 0 4.609,96 0 7.943
18 Kecamatan Sukodono 3.267,75 0 0 0 3.267,75
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2019)

5. Kondisi Hidrologi
Sistem hidrologi di Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu sistem hidrologi
alami dan sistem hidrologi buatan. Sistem hidrologi alami terdiri dari sungai, sumur
dan air tanah. Sedangkan sistem hidrologi buatan yaitu drainase. Kabupaten Sidoarjo
dilewati satu sungai yaitu Sungai Porong yang memiliki volume air yang besar
dengan warna air yang kekuning-kuningan. Sungai ini dimanfaatkan penduduk di
sekitarnya untuk mencuci, mandi dan pembuangan. Selain itu air sungai di Kabupaten
Sidoarjo juga dimanfaatkan PDAM Delta Tirta sebagai sumber air bersih.
Secara hidrogeologi, Kabupaten Sidoarjo mempunyai empat kelompok lapisan
penyimpan air tanah (akuifer) yaitu: air tanah dengan produktifitas tinggi, air tanah
dengan produktifitas sedang, air tanah dengan produktifitas kecil dan daerah air tanah
langka. Hal tersebut telah dipaparkan dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-
2029. Kondisi air di kabupaten ini memiliki dua jenis rasa air yaitu air asin dan air
tawar. Air yang berasa asin berada di 8 Kecamatan dengan luasan sebesar 16.312,69

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-48


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Ha. Sedangkan air yang berasa murni tawar berlokasi di 10 kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo.
B. Kondisi Fisik Binaan
Kondisi fisik binaan Kabupaten Sidoarjo terdiri dari kondisi tata guna lahan dan
persebaran sarana. Berikut ini merupakan dari kondisi fisik binaan Kabupaten Sidoarjo,
adalah sebagai berikut
1. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo antara lain pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan penggunaan lainnya.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-49


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Tabel 4.35 Penggunaan Tanah Menurut Kecamatan 2018


Hutan
Rakya
N Tega Padang t dan Perkebuna Lain- Tambak/Kola Luas
Kecamatan Pekaragan Ladang Rawa Sawah
o l Rumput Hutan n lain m Wilayah
Negar
a
1 Sidoarjo - 215 38 - - - 5.557 - 189 310 6.256
2 Buduran - - - - 77 - 1.518 2.020 2.020 556 4.102
3 Candi - - 44 - - - 1.918 1.061 1.088 1.044 4.067
4 Porong - 845 - - - - 519 496 496 810 2.982
5 Krembung - - - 496 - - 1.144 - - 1.812 2.956
6 Tulangan 28 - - - - - 1.427 - - 1.693 3.120
7 Tanggulangi 45 - - - - 13 1.371 522 496 1.298 3.229
n
8 Jabon - 877 - - 6 27 1.815 3.971 3.971 1.383 8.099
9 Krian - - - - - - 2.090 - - 1.160 3.250
10 Balongbendo - - - - - - 1.501 8 8 1.631 3.140
11 Wonoayu 3 - - - - - 1.379 - - 2.013 3.392
12 Tarik - - - - - - 1.503 - - 2.130 3.606
13 Prambon - - - - - - 1.434 - - 1.982 3.423
14 Taman - - - - - - 2.501 - 3 652 3.153
15 Waru - 332 - - - - 2.118 524 529 56 3.032
16 Gedangan - - - - - - 1.393 380 395 633 2.406
17 Sedati - 1 - - - - 2.413 4.897 4.897 593 7.942
18 Sukodono - - - - - 126 1.644 - - 1.498 3.268
Jumlah/Total 76 2.270 82 496 83 166 33.245 13.87 14.092 21.227 71.423
9
Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo (2018)

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-50


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Berdasarkan Tabel 4.35, dapat dilihat bahwa guna lahan lain-lain seperti
permukiman, industry, dan lain-lain merupakan guna lahan yang paling luas. Sebesar 46,55%
luas dari Kabupaten Sidoarjo merupakan guna lahan lain-lain. Sedangkan guna lahan terbesar
kedua ialah guna lahan sawah sebesar 29,72%. Penggunan lahan terkecil adalah pekarangan
sebesar 76 Ha atau sekitar 0,001 % dari keseluruhan Kabupaten Sidoarjo.
2. Persebaran Sarana
Sarana berperan penting dalam kehidupan permukiman di suatu wilayah, salah
satunya di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2019,
terdapat beberapa sarana yang ada di Kabupaten Sidoarjo antara lain sarana
pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana peribadatan. Berikut data jumlah sarana-
sarana yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Berdasarkan
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Linkungan Perumahan di
Perkotaan, dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan atau blok yang
nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Penempatan penyediaan
fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
Terdapat beberapa sarana pendidikan dengan beragam tingkatan yang ada di
Kabupaten Sidoarjo mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah
kejuruan. Berikut data-data terkait jumlah sarana pendidikan yang ada di
Kabupaten Sidoarjo.
Tabel 4.36 Sarana Pendidikan di Kabupaten Sidoarjo
N Kecamatan TK SD SD SLTP SLTP SMU SMU SMK SMK
o Negeri Swast Negeri Swast Neger Swasta Neger Swasta
a a i i
1 Sidoarjo 92 35 18 6 21 4 12 1 15
2 Buduran 42 19 2 3 6 1 2 3 3
3 Candi 57 26 4 3 5 - 1 - 1
4 Porong 25 22 3 3 7 1 5 - 4
5 Krembung 29 26 4 2 3 1 - - 4
6 Tulangan 46 31 4 1 6 - 2 - 8
7 Tanggulangi 34 22 6 2 6 - 2 - 2
n

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-51


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

N Kecamatan TK SD SD SLTP SLTP SMU SMU SMK SMK


o Negeri Swast Negeri Swast Neger Swasta Neger Swasta
a a i i
8 Jabon 27 22 - 3 3 - 1 1 3
9 Krian 40 30 13 3 11 1 6 - 6
10 Balongbendo 30 25 1 2 3 - 2 - 2
11 Wonoayu 28 30 - 2 3 1 1 - 1
12 Tarik 21 29 2 2 4 1 1 - 3
13 Prambon 24 27 1 1 4 - 1 - 2
14 Taman 79 39 9 3 14 1 6 - 9
15 Waru 52 23 8 2 3 1 5 - 7
16 Gedangan 31 21 5 2 5 1 4 - 3
17 Sedati 97 23 16 4 15 - 3 - 2
18 Sukodono 30 17 3 2 6 - 2 - 3
Jumlah/Total 78 467 99 46 125 13 56 5 78
4
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo (2018)
Berdasarkan Tabel 4.36 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah taman kanak-kanak
mendominasi di Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 784 unit. Jumlah sarana
pendidikan yang paling sedikit adalah SMU dengan jumlah 69 unit. Sarana
pendidikan setiap tahunnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
b. Sarana Kesehatan
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan menjelaskan bahwa sarana kesehatan berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar
penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh
sarana tersebut. Berikut data jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Sidoarjo.
Tabel 4.37 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sidoarjo
No Jenis Sarana Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 20
2 Rumah Sakit Khusus 6
3 Puskesmas 6
4 Puskesmas non Perawatan 9
5 Puskesmas Keliling 11
6 Puskesmas Pebantu 36
7 Praktik Pengobatan Tradisional 56
8 Poskesdes 606
9 Polindes 347
10 Posbindu 1.800
11 Rumah Bersalin 124
12 Klinik 212
13 Apotek 35
Jumlah/Total 3.265
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo (2018)

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-52


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Jenis sarana kesehatan terbanyak di Kabupaten Sidoarjo berupa posbindu dengan


jumlah 1800. Sarana kesehatan yang paling sedikit adalah rumah sakit khusus dan
puskesmas. Sedangkan untuk rumah sakit masih sedikit jumlahnya dibanding
puskesmas.
c. Sarana Peribadatan
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan menyebutkan bahwa sarana peribadatan merupakan
sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di
lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang
ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni
yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan
yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni
selama beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan
memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian
merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan
tuntutan planologis dan religious.
Tabel 4.38 Data Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Sidoarjo
No Kecamatan Masjid Musolla Gereja Pura Vihara Klenteng Jumlah

1 Sidoarjo 80 330 8 - - 1 419

2 Buduran 39 246 - - - - 285

3 Candi 75 316 - - - - 391


4 Porong 36 179 1 - - - 216

5 Krembung 36 271 2 1 - - 310

6 Tulangan 59 398 - - - - 457

7 Tanggulangin 55 264 - - - - 319

8 Jabon 58 156 - - - - 214

9 Krian 55 301 - - - 1 357

10 Balongbendo 51 219 2 - - - 272

11 Wonoayu 45 266 - - - - 311

12 Tarik 42 245 - - - - 287

13 Prambon 42 383 - 1 - - 426

14 Taman 137 66 1 - - - 204

15 Waru 98 206 11 - - - 315

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-53


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

16 Gedangan 57 218 6 - - - 281

17 Sedati 51 152 1 2 - - 206

18 Sukodono 127 276 - - - - 403

Jumlah 1.143 4.492 32 4 - 2 5.673

Sumber: Kementrian Agama Kabupaten Sidoarjo (2018)


Berdasarkan Tabel 4.38, tempat ibadah musholla menjadi tempat ibadah yang paling
banyak yang terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Tempat ibadah yang
jumlahnya paling sedikit ialah klenteng. Sedangkan tempat ibadah vihara masih
belum tersedia di Kabupaten Sidoarjo. Jenis tempat ibadah yang di Kabupaten
Sidoarjo tidak semua tersedia di setiap kecamatan, terdapat beberapa kecamatan yang
tidak memiliki tempat ibadah untuk agama non-muslim.
3. Kondisi Kependudukan
Kependudukan atau demografi merupakan studi ilmiah terkait jumlah, struktur dan
perkembangan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Lisnawati (2016),
karakteristik penduduk diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan suatu
daerah. Hal ini dikarenakan penduduk merupakan sasaran dari suatu proses
pembangunan daerah. Kondisi kependudukan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa
Timur dapat dilihat melalui pertumbuhan penduduk, jumlah dan persebaran penduduk
dan kepadatan penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam perencanaan:
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan suatu perubahan dari jumlah penduduk, baik
bertambah mau berkurang di suatu daerah yang dapat dimanfaatkan menjadi salah
satu modal pembangunan (Rochaida, 2016). Perhitungan pertumbuhan penduduk
dapat dihitung dengan mengetahui jumlah dan persebaran penduduk time series
dengan minimal rentang 5 (lima) tahun. Berikut merupakan jumlah dan
persebaran penduduk Kabupaten Sidoarjo berdasarkan masing-masing kecamatan
dari tahun 2012-2019:
Tabel 4.39 Jumlah Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012-2019
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sidoarjo 201.433 207.290 216.456 222.625 228.970 235.496 224.410 157.143
Buduran 88.958 100.270 105.923 109.715 113.643 117.711 104.885 107.335
Candi 135.434 162.895 173.558 181.680 190.183 199.084 163.435 167.098
Porong 89.129 63.827 66.191 66.304 66.417 66.530 85.588 85.748
Krembung 68.764 58.724 60.482 61.075 61.673 62.278 74.082 75.215
Tulangan 82.975 93.749 96.794 99.368 102.012 104.725 104.085 106.547

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-54


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Jumlah Penduduk (jiwa)


Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tanggulangin 111.231 88.519 90.402 91.993 93.612 95.260 105.548 106.346
Jabon 58.274 49.923 50.797 51.040 51.285 51.531 60.400 60.906
Krian 114.755 127.876 133.094 137.073 141.172 145.393 136.071 138.886
Balongbendo 69.797 68.439 70.949 72.070 73.209 74.366 78.822 79.729
Wonoayu 76.981 73.596 76.420 77.627 78.854 80.100 88.168 89.897
Tarik 61.966 62.056 64.064 64.916 65.779 66.654 70.877 71.721
Prambon 77.403 69.524 71.403 72.252 73.112 73.982 83.454 84.539
Taman 202.155 221.518 228.885 233.280 237.759 243.324 231.726 234.206
Waru 210.592 233.809 239.619 241.943 244.290 246.660 238.387 240.158
Gedangan 120.096 139.809 144.560 147.755 151.020 154.357 132.660 134.194
Sedati 91.175 100.462 104.534 107.869 111.310 114.860 108.672 110.741
Sukodono 103.643 126.752 136.096 143.281 150.847 158.811 128.311 131.307
Total 1.964.761 2.049.038 2.130.227 2.181.866 2.235.147 2.291.122 2.219.581 2.181.716
Sumber: Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka
Tabel 4.39 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk tertinggi berada pada tahun
2017 dengan jumlah 2.291.122 jiwa. Kemudian, terjadi penurunan pada tahun-tahun
berikutnya, yaitu pada tahun 2018 dan tahun 2019. Jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo tahun 2012-2019 kemudian akan digunakan dalam perhitungan pertumbuhan
penduduk, dengan contoh perhitungan pertumbuhan penduduk tahun 2013-2014
sebagai berikut:
P 2014−P 2013
r = x 100 %
P 2013
2130227−2049038
= x 100 %
2049038
81189
= x 100 %
2049038
r = 3,96%
Tabel 4.40 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012-2019
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%)
2012 1.964.761 -
2013 2.049.038 4,29
2014 2.130.227 3,96
2015 2.181.866 2,42
2016 2.235.147 2,44
2017 2.291.122 2,50
2018 2.219.581 -3,12
2019 2.181.716 -1,71
Rata-rata 1,54
Sumber: Hasil Perhitungan (2019)

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-55


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

5.00
5.00
4.29
3.96 4.00
4.00
3.00
3.00 2.42 2.44 2.50
2.00
2.00 1.54
1.00
1.00

0.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
-1.00
-1.71
-2.00
-3.12
-3.00

-4.00
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012-2019
Sumber: Hasil Perhitungan (2019)
Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Sidoarjo sebesar 1,54%. Pertumbuhan penduduk menunjukkan
pertambahan yang konstan, namun pada tahun 2017, jumlah penduduk di Kabupaten
Sidoarjo telah mencapai ambang batas. Hal ini ditunjukkan melalui penurunan jumlah
penduduk yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019. Sehingga, perhitungan
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur dapat menjadi
pertimbangan dalam perencanaan komuter di dalam Kabupaten Sidoarjo maupun
keluar Kabupaten Sidoarjo.
b. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah penduduk merupakan banyaknya penduduk yang menetap dan berdomisili
di suatu wilayah tertentu. Persebaran penduduk di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi
Jawa Timur bertujua untuk melihat persebaran penduduk di beberapa kecamatan.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2019, berikut merupakan jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo tahun
2019 berdasarkan kecamatan:
Tabel 4.41 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019
Laki-laki Perempua Jumlah Penduduk
Kecamatan
(jiwa) n (jiwa) (jiwa)
Sidoarjo 113.309 43.834 157.143
Buduran 54.249 53.086 107.335
Candi 84.048 83.050 167.098
Porong 43.186 42.562 85.748
Krembung 37.477 37.738 75.215
Tulangan 53.608 52.939 106.547
Tanggulangi
53.650 52.696 106.346
n

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-56


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Laki-laki Perempua Jumlah Penduduk


Kecamatan
(jiwa) n (jiwa) (jiwa)
Jabon 30.573 30.333 60.906
Krian 70.459 68.427 138.886
Balongbendo 40.388 39.341 79.729
Wonoayu 45.248 44.649 89.897
Tarik 36.099 35.622 71.721
Prambon 41.787 42.752 84.539
Taman 118.793 115.413 234.206
Waru 120.125 120.033 240.158
Gedangan 67.945 66.249 134.194
Sedati 54.536 56.205 110.741
Sukodono 66.900 64.407 131.307
Total 1.132.380 1.049.336 2.181.716
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo (2019)

300,000

250,000 240,158
234,206

200,000
167,098
157,143
150,000 138,886 134,194 131,307
107,335 106,346
106,547 110,741
100,000 85,748 89,897 84,539
75,215 79,729 71,721
60,906
50,000

11 22 33 44 55 66 77 88 9 9 1010 1111 1212 1313 1414 1515 1616 1717 1818


-

Gambar 4.3 Grafik Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo (2019)
Tabel 4.41 dan Gambar 4.3 merupakan gambaran jumlah dan persebaran
penduduk Kabupaten Sidoarjo tahun 2019 yang dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk tertinggi berada pada Kecamatan Waru dengan jumlah 240.158 jiwa.
Sedangkan, jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Krembung
dengan jumlah 75.215 jiwa. Sehingga, pemenuhan kebutuhan akan komuter dapat
lebih dipertimbangkan atau difokuskan pada kecamatan-kecamatan yang
mempunyai jumlah penduduk yang tinggi.
c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah, pada jangka waktu yang telah ditentukan (BPS, 2010). Kepadatan
penduduk dihitung untuk mengetahui tingkat kepadatan di beberapa kecamatan di

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-57


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Berikut merupakan tingkat kepadatan


penduduk berdasarkan jumlah dan persebaran penduduk Kabupaten Sidoarjo
tahun 2019:
Tabel 4.42 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019
Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km2) Kepadatan (jiwa/km2)
Kecamatan
a b c = a/b
Sidoarjo 157.143 62,5 2.514,29
Buduran 107.335 41,03 2.616,01
Candi 167.098 40,67 4.108,63
Porong 85.748 29,82 2.875,52
Krembung 75.215 29,55 2.545,35
Tulangan 106.547 31,21 3.413,87
Tanggulangi
106.346 32,29 3.293,47
n
Jabon 60.906 81 751,93
Krian 138.886 32,5 4.273,42
Balongbendo 79.729 31,4 2.539,14
Wonoayu 89.897 33,92 2.650,27
Tarik 71.721 36,06 1.988,94
Prambon 84.539 34,23 2.469,73
Taman 234.206 31,54 7.425,68
Waru 240.158 30,32 7.920,78
Gedangan 134.194 24,06 5.577,47
Sedati 110.741 79,43 1.394,20
Sukodono 131.307 32,68 4.017,96
Total 2.181.716 714,27
Sumber: Hasil Perhitungan (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat melalui tabel berikut bahwa
kepadatan tertinggi berada pada Kecamatan Waru dengan tingkat kepadatan sebesar 7.920
jiwa/km2. Kemudian, diikuti dengan Kecamatan Taman dengan tingkat kepadatan sebesar
7.425 jiwa/km2.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-58


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 4 Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-59


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 5 Peta Guna Lahan Wilayah Metropolitan Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-60


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 6 Peta Guna Lahan Kota Surabaya 2017

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-61


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4. 7 Peta Jaringan Jalan Wilayah Metropolitan Surabaya

Peta 4. 8 Peta Orientasi Wilayah Metropolitan Surabaya terhadap Provinsi Jawa Timur

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-62


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Peta 4. 9 Peta Topografi Wilayah Metropolitan Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-63


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.2

Gambaran Umum Sistem Transportasi Jaringan Jalan Wilayah Metropolitan


Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-64


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Wilayah Metropolitan Surabaya yang menjadi Kawasan Strategis Nasional


menjadikannya sebagai tempat bergeraknya roda ekonomi regional Jawa Timur maupun
Nasional. Hal, ini membuat kawasan ini banyak terdapat lapangan pekerjaan seperti Industri,
maupun jasa sehingga masyarakat yang bekerja yang berasal dari sekitar wilayah ini maupun
masyarakat yang sedang mengunjungi wilayah ini membutuhkan moda Transportasi yang
memadai agar masyarakat dapat dengan mudah bepergian ke tempat kerja maupun dari satu
tempat ke tempat lainya. Sehingga dapat tetap menunjang Kawasan Metropolitan Surabaya
sebagai Kawasan Strategis Nasional.
Sistem transportasi yang ada pada Wilayah Metropolitan Surabaya telah terintegrasi
satu dengan lainya dan sistem transportasi tersebut diantaranya adalah sistem tranportasi
jaringan dan moda, kegiatan, dan kelembagaan sistem transportasi. Jaringan dalam sistem
transportasi dapat berupa prasarana jalan. Jalan sendiri memiliki pengertian yaitu prasarana
transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan
perlengkapan lainnya yang ditujukan untuk lalu lintas, yang berada di atas permukaan tanah,
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah, dan atau air, serta diatas permukaan air, selain
jalan kereta api dan jalan kabel (Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004). Jaringan jalan
memiliki fungsi, yaitu sebagai jaringan jalan primer dan sekunder.
Fungsi jalan ini terbagi lagi menjadi arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan.Fungsi
jalan yang ada di Surabaya terbagi menjadi empat fungsi jalan menurut Masterpan Surabaya.
Empat fungsi tersebut adalah arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor
sekunder. Sedangkan untuk status jalan, terdapat 3 jenis status jalan di Surabaya, yaitu
nasional, provinsi, dan kota. Total panjang jalan yang ada di Kota Surabaya menurut Bina
marga dan Pematusan Kota Surabaya adalah 1.363.709,95 meter. Pembagian panjang jalan
ini, 517.914m Surabaya Timur, 23.147m Surabaya Barat, 153.114m Surabaya Utara,
301.852m Surabaya Selatan, dan 177.682,95m Surabaya Pusat. Tabel berikut berisi nama
jalan, status, serta fungsi jalan yang ada di Kota Surabaya.
Tabel 4. 43 Nama, Status, dan Fungsi Jalan di Kota Surabaya Tahun 2016
Status
Nama Jalan Fungsi Jalan Kecamatan
Jalan
Dupa Kota Arteri Primer Asemrowo
Dupak Kota Arteri Primer Asemrowo
Tambak Osowilangon Nasional Arteri Primer Asemworo
Tambak Osowilangon Nasional Arteri Primer Asemworo
Tambak Osowilangon Nasional Arteri Primer Benowo
Benowo Kota Arteri Primer Benowo
Kali Butuh Nasional Arteri Primer Bubutan
Demak Nasional Arteri Primer Bubutan
Veteran Pahlawan Kota Arteri Primer Bubutan

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-65


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Status
Nama Jalan Fungsi Jalan Kecamatan
Jalan
Raya Damo Kota Arteri Primer Bubutan
Raya Bubutan Kota Arteri Primer Bubutan
Raya Bubutan Kota Arteri Primer Bubutan
Bubutan Kota Arteri Primer Bubutan
Semarang Kota Arteri Primer Bubutan
Semarang Kota Arteri Primer Bubutan
Mayjend Sungkono Kota Arteri Primer Dukuh Pakis
A.Yani Nasional Arteri Primer Gayungan
A.Yani Nasional Arteri Primer Gayungan
Kusuma Bangsa Nasional Arteri Primer Genteng
Gubeng Pojok Nasional Arteri Primer Genteng
Tunjungan Kota Arteri Primer Genteng
Tunjungan Kota Arteri Primer Genteng
Tunjungan Kota Arteri Primer Genteng
Pemuda Kota Arteri Primer Genteng
Pemuda Kota Arteri Primer Genteng
Pemuda Kota Arteri Primer Genteng
Panglima Sudirman Kota Arteri Primer Genteng
Ngaglik Kota Arteri Primer Genteng
Kalianyar, Jagalan Kota Arteri Primer Genteng
Blauran Kota Arteri Primer Genteng
Basuki Rahmat Kota Arteri Primer Genteng
Basuki Rahmat Kota Arteri Primer Genteng
Basuki Rahmat Kota Arteri Sekunder Genteng
Basuki Rahmat Kota Arteri Sekunder Genteng
Yos Sudarso Kota Arteri Sekunder Genteng
Walikota Mustajab Kota Arteri Sekunder Genteng
Walikota Mustajab Kota Arteri Sekunder Genteng
Panglima Sudirman Kota Arteri Sekunder Genteng
sulawesi kertajaya Nasional Arteri Sekunder Gubeng
sulawesi Nasional Arteri Sekunder Gubeng
Raya Gubeng Nasional Arteri Sekunder Gubeng
raya gubeng Nasional Arteri Sekunder Gubeng
Ngagel jaya selatan Nasional Arteri Sekunder Gubeng
Ngagel jaya selatan Nasional Arteri Sekunder Gubeng
Gubeng Nasional Arteri Sekunder Gubeng
Menur Kota Arteri Sekunder Gubeng
Menur Kota Arteri Sekunder Gubeng
Kertajaya Kota Arteri Sekunder Gubeng
Karang Menjangan Kota Arteri Sekunder Gubeng
Gubeng Pojok Kota Arteri Sekunder Gubeng
Anggrek Kota Arteri Sekunder Karangpilang
mastrip Provinsi Arteri Sekunder Karangpilang
mastrip Provinsi Arteri Sekunder Karangpilang
mastrip Provinsi Arteri Sekunder Karangpilang
Demak Nasional Arteri Sekunder Krembangan
Veteran, Merapi Kota Arteri Sekunder Krembangan
Indrapura Kota Arteri Sekunder Krembangan
Rajawali Kota Arteri Sekunder Krembangan
Gresik Nasional Arteri Sekunder Krembengan
Rajawali Kota Arteri Sekunder Krembengan
Kenjeran Kota Arteri Sekunder Mulyorejo
Manyar Kutoarjo Kota Arteri Sekunder Mulyorejo
Manyar Kota Arteri Sekunder Mulyorejo
TJ perak timur, barat Nasional Arteri Sekunder Pabean Cantian

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-66


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Status
Nama Jalan Fungsi Jalan Kecamatan
Jalan
TJ perak timur, barat Nasional Arteri Sekunder Pabean Cantian
TJ perak timur, barat Nasional Arteri Sekunder Pabean Cantian
sisingamangaraja Nasional Arteri Sekunder Pabean Cantian
Kembang Jepun Kota Arteri Sekunder Pabean Cantian
Kembang Jepun Kota Arteri Sekunder Pabean Cantian
Jagalan Kota Arteri Sekunder Pabean Cantikan
Pasar Kembang Nasional Arteri Sekunder Sawahan
Greges, Kalianak,
Nasional Arteri Sekunder Sawahan
Gresik
Arjuno Nasional Arteri Sekunder Sawahan
Arjuno Nasional Arteri Sekunder Sawahan
Banyu Urip Kota Arteri Sekunder Sawahan
Banyu Urip Kota Arteri Sekunder Sawahan
sidorame, sidotopo lor Nasional Arteri Sekunder Semampir
Danakarya Nasional Arteri Sekunder Semampir
Dana Karya -
Nasional Arteri Sekunder Semampir
Sidorame
Kenjeran Kota Arteri Sekunder Simokerto
Kapasan Kota Arteri Sekunder Simokerto
Kapasan Kota Arteri Sekunder Simokerto
Manyar Kota Arteri Sekunder Sukolilo
Kenjeran Kota Arteri Sekunder Tambaksari
Kapas Krampung Kota Arteri Sekunder Tambaksari
Kapas Krampung Kota Arteri Sekunder Tambaksari
Embong Malang Kota Arteri Sekunder Tegal Sari
Raya Diponegoro Nasional Arteri Sekunder Tegalsari
Raya Diponegoro Nasional Arteri Sekunder Tegalsari
sulawesi Nasional Arteri Sekunder Tegalsari
Raya Diponegoro Nasional Arteri Sekunder Tegalsari
Urip Sumoharjo Kota Arteri Sekunder Tegalsari
Urip Sumoharjo Kota Arteri Sekunder Tegalsari
Kedungdoro Kota Arteri Sekunder Tegalsari
Kedungdoro Kota Arteri Sekunder Tegalsari
Jemur Handayani Kota Arteri Sekunder Tenggilis Mejoyo
Panjang Jiwo Kota Arteri Sekunder Tenggiris Mejoyo
Raya menganti Provinsi Arteri Sekunder Wiyung
raya menganti Provinsi Arteri Sekunder Wiyung
mastrip Provinsi Arteri Sekunder Wiyung
A. Yani Nasional Arteri Sekunder Wonocolo
A. Yani Nasional Arteri Sekunder Wonocolo
Margomulyo Kota Arteri Sekunder Wonocolo
Margomulyo Kota Kolektor Primer Wonocolo
Jemur Sari, Prapen Kota Kolektor Primer Wonocolo
Jemur Handayani Kota Kolektor Primer Wonocolo
Raya Wonokromo Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Raya Wonokromo Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Raya Diponegoro Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Raya Diponegoro Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Raya Diponegoro Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Ngagel Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Ngagel Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Ngagel Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Nagel, Jaya Selatan,
Nasional Kolektor Primer Wonokromo
Bung Tomo
Bung Tomo Nasional Kolektor Sekunder Wonokromo

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-67


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Status
Nama Jalan Fungsi Jalan Kecamatan
Jalan
Raya Damo Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Raya Damo Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Mayjend Sungkono Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Kutai Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Joyoboyo Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Bengawan Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Bengawan Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Aditya Warman Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Joyoboyo Provinsi Kolektor Sekunder Wonokromo
Jagir Wonokromo Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Jagir Wonokromo Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Indragiri Kota Kolektor Sekunder Wonokromo
Karang Gantung Kota Kolektor Sekunder  
Sumber : Masterplan Transportasi Kota Surabaya 2017

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-68


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.3 Pembagian Zona Wilayah Metropolitan Surabaya


Distribusi pergerakan memiliki tujuan utama untuk mendistribusikan atau
mengalokasikan jumlah perjalanan yang berasal dari tiap zona dan diantara seluruh zona
tujuan yang memungkinkan. Maka dari itu dalam membentuk pola distribusi pergerakan
dibentuklah pembagian zona. Setelah dilakukan pembagian zona di Kota Surabaya nantinya
akan dibuat Matriks Asal Tujuan (MAT) sehingga dapat diketahui jumlah pergerakan antar
zona. Berikut merupakan pembagian Zona yang terdiri dari 31 zonainternal dan 7 zona
ekternal:
Tabel 4.44 Pembagian Zona Wilayah Metropolitan Surabaya
Zona Internal
No Jumlah
Zona Wilayah (Kecamatan) Luas (km2)
Zona Penduduk (Jiwa)
1 Surabaya Tegalsari 4.29 85.606
2 Surabaya Genteng 4.04 46.548
3 Surabaya Gubeng 7.99 84.465
4 Surabaya Wonokromo 8.47 79.319
5 Surabaya Sawahan 6.93 69.423
6 Surabaya Bubutan 4.04 151.429
7 Surabaya Pabean Cantikan 7.99 106.664
8 Surabaya Simokerto 2.59 163.438
9 Surabaya Tambaksari 8.99 37.214
10 Surabaya Mulyorejo 14.21 204.805
11 Surabaya Sukolilo 23.68 128.127
12 Surabaya Trenggililis Mejoyo 5.52 121.084
13 Surabaya Wonocolo 6.77 72.467
14 Surabaya Gayungan 6.07 62.120
15 Surabaya Jambangan 4.19 119.873
16 Surabaya Dukuh Pakis 9.94 94.728
17 Surabaya Sukomanunggal 9.23 170.605
18 Surabaya Asemrowa 15.44 133.211
19 Surabaya Krembangan 8.34 72.469
20 Surabaya Semampir 8.76 64.249
21 Surabaya Kenjeran 7.77 67.987
22 Surabaya Bulak 6.72 80.276
23 Surabaya Rungkut 21.08 42.717
24 Surabaya Gununganyar 9.71 46.430
25 Surabaya Karangpilang 9.23 103.084
26 Surabaya Wiyung 12.46 100.612
27 Surabaya Lakarsantri 18.99 42.704
28 Surabaya Sambi Kerep 23.68 54.133
29 Surabaya Tendes 11.07 47.404
30 Surabaya Benowo 23.73 61.101
31 Surabaya Pakal 22.07 2.605.742
Zona Eksternal
32 Gresik Driyorejo 51.30 106.757
33 Gresik Menganti 68,71 126.566
34 Gresik Cerme 71,73 80.386
Kebomas 30,06 110.402
Gresik 5,54 83.582
35 Sidoarjo Taman 31,535 234.206
36 Sidoarjo Waru 30,32 240.158
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

Zona Internal
No Jumlah
Zona Wilayah (Kecamatan) Luas (km2)
Zona Penduduk (Jiwa)
37 Sidoarjo Gedangan 24,058 134.194
38 Bangkalan Kamal 4.140 49.410
Bangkalan Labang 3.523 34.579
Sumber: Tratalok Kota Surabaya (2019)
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4.10 Peta Deliniasi Wilayah

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-71


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019
Peta 4.11 Peta Zona dan Jaringan Jalan Wilayah Metropolitan Surabaya

Peta 4.12 Peta Struktur Ruang Wilayah Metropolitan Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-72


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.4

Isu-isu Transportasi Terkait Jalan di Wilayah Metropolitan Surabaya


4.4.1 Kota Surabaya

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-73


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

1. Pengembangan jalan menanggal tanjung perak yang terintegrasi dengan jalan lingkar
luar timur (RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034).
2. Peningkatan Tol Waru-Tendes-Perak (Surabaya-Gempol) (RTRW Kota Surabaya
Tahun 2014-2034).
3. Peningkatan Tol Dupak-Gresik (RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034).
4. Pembangunan Tol Surabaya-Mojokerto (RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034).
5. Pengembangan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan peningkatan
akses yang setara antara koridor utara-selatan dan koridor timur-barat (RTRW Kota
Surabaya Tahun 2014-2034).
6. Pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis jalan yang terintegrasi dengan
moda transportasi lainnya (RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034).
7. Pengembangan dan peningkatkan kualitas prasarana dan sarana bagi moda
transportasi kendaraan tidak bermotor yang terintegrasi dan pengembangan jaringan
jalan dan kawasan fungsional kota (RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034).
8. Kota Surabaya memiliki sistem jaringan jalan dengan bentuk semi grid, dengan pusat-
pusat pertumbuhan primer dan sekunder terbesar berada di pinggir kota yaitu berada
di koridor utara dan selatan serta timur dan barat kota (RPJMD Kota Surabaya Tahun
2016-2021).
9. Pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama kota
dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung kota (RPJMD Kota
Surabaya Tahun 2016-2021).
10. Persentase panjang jalan kondisi baik di Kota Surabaya dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 persentase Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016-2021 panjang jalan kondisi
baik adalah sebesar 97,033 %, dan pada tahun 2015 sebesar 98,637 %.
4.4.2 Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan Dokumen Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-
2021, terdapat beberapa isu -isu strategis dan rencana terkait jaringan transportasi di
Kabupaten Sidoarjo yaitu:
1. Berada pada jalur strategis sebagai penyangga ibukota provinsi Jawa Timur (dekat
dengan Bandara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, terminal peti
kemas).

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-74


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

2. Perkembangan wilayah Sidoarjo yang sangat tinggi (Sidoarjo-Waru-Krian-Tulangan-


Candi-Buduran-Sukodono) menuntut penataan transportasi yang terpadu.
3. Adanya keinginan kuat dari masyarakat untuk mendukung sistem sarana dan
prasarana transportasi yang lebih baik.
4. Fasilitas sarana dan prasarana transportasi yang harus terus dirawat, direhabilitasi,
direvitalisasi dan dikembangkan.
5. Maraknya usaha di Kabupaaten Sidoarjo tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan
lahan parkir sehingga menimbulkan kemacetan.
6. Munculnya bangkitan-bangkitan ekonomi baru di internal Kabupaten Sidoarjo yang
dapat berpotensi memunculkan kemacetan.
7. Pembangunan kawasan pergudangan modern dan perkantoran serta fasilitas bongkar
muat di area pendukung kegiatan industri, yang tidak dibarengi dengan kecukupan
lebar jalan dan kelas jalan serta kecukupan lahan parkir, berdampak pada kemacetan
dan kesemrawutan lingkungan/kawasan.
8. Masih terbatasnya/belum tercukupinya sarana dan prasarana transportasi (fasilitas
kelengkapan keselamatan jalan pada lokasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
lalu lintas.
Pengembangan jaringan jalan menurut RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029
yaitu:
1. Penyesuaian fungsi jalan dan pembangunan jaringan jalan baru beserta
kelengkapannya untuk mempermudah pencapaian antar kawasan dan antar wilayah
baik di dalam Kabupaten maupun dari dan menuju daerah lainnya.
2. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi jalan terdiri dari prasarana jalan
umum yang dinyatakan dalam status dan fungsi jalan, prasarana terminal penumpang
jalan, serta angkutan masal perkotaan.
3. Pengelompokkan jalan berdasarkan status dapat dibagi menjadi jalan nasional, jalan
provinsi, dan jalan kabupaten/kota.
4. Pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi jalan dibagi ke dalam jalan arteri, jalan
kolektor, dan jalan lokal.
5. Pengelompokkan jalan berdasarkan sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.
6. Rencana pengembangan prasarana jalan meliputi arahan pengembangan bagi jalan
nasional jalan tol, jalan nasional bukan jalan tol, jalan provinsi, dan jalan kabupaten.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-75


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

7. Pengembangan prasarana jalan meliputi pengembangan jalan baru dan pengembangan


jalan yang sudah ada.
4.4.3 Kabupaten Gresik
Salah satu sasaran terkait perencanaan transportasi yang terdapat dalam dokumen
RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021 yaitu menguatkan konektivitas transportasi
antar wilayah Gresik dengan prioritas keselamatan, ketepatan waktu layanan, kelengkapan
sarana prasarana penunjang transportasi, dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
Dalam sasaran tersebut terdapat beberapa strategi terkait arahan kebijakan dari RPJMD
Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021 yaitu, sebagai berikut
1. Pembangunan sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi dengan pusat
pertumbuhan Kecamatan dan menjangkau arus perekonomian perdesaan.
2. Penguatan sistem transpotasi intermoda maupun multimoda dalam rangka mendukung
kelancaran sistem logistik daerah dan regional, dan mendukung kerja sama antar
daerah.
3. Pembangunan sarana prasarana transportasi yang ramah lingkungan.
4. Peningkatan sumber daya perhubungan, kelengkapan sarana prasarana penunjang
transportasi dan penerapan manajemen transportasi berbasis IT guna mewujudkan
keselamatan hingga menuju zero accident.
Isu strategis selain yang terdapat dalam dokumen RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2016-
2921 terdapat pengembangan jaringan jalan yaitu
1. Rencana pengembangan jalan tol, rencana pengembangan jalan tol yang dimaksud
yaitu Jalan tol Surabaya-Mojokerto dan Jalan tol Gresik-Tuban.
2. Rencana pengembangan jalan arteri primer, jaringan jalan yang dimaksud yaitu
meliputi ruas Jalan Veteran-Jalan Kartini-Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo-Batas
Kota Gresik-Batas Kabupaten Lamongan dan pengembangan jalan nasional yaitu
jalan lingkar barat Surabaya serta Jalan Madura-Jalan Gubernur Suryo-Jalan Usman
Sadar-Jalan Dr. Sutomo-Batas Kota Gresik-Batas Kabupaten Lamongan. Selain itu,
pengembangan jalan provinsi sebagai jalan arteri primer adalah Batas Kabupaten
Mojokerto-Driyorejo-Legundi-Bunder.
3. Rencana pengembangan jalan arteri sekunder.
4. Rencana pengembangan jalan nasional sebagai jalan strategis meliputi jalan tol
bunder-Legundi.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-76


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

4.4.4 Kabupaten Bangkalan


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan Tahun 2009-2029, Kabupaten
Bangkalan direncanakan melakukan pengembangan sistem transportasi jalan yang terdii dari
sistem jaringan jalan arteri primer, sistem jaringan jalan kolektor primer, dan sistem jaringan
jalan lokal primer. Rencana tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Rencana pengembangan jaringan jalan arteri primer
Rencana pengembangan jalan pada jalan arteri primer yaitu dilakukannya
pengembangan ruas jalan yang melalui Surabaya-Jembatan Suramadu-Labang-
Tragah-Bumeh-Tanah Merah-Galis-Blega-Sampang yang nantinya akan saling
terhubung langsung dari Kota Bangkalan.
2. Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor primer. Dalam rencana jaringan jalan
kolektor primer akan dilakukan pengembangan yang meliputi ruas jalan berikut:
a. Jalan lintas selatan Kabupaten Bangkalan yaitu jalan yang menghubungkan antara
Kecamatan Kaml-Labang-Kwanyar-Modung-Kabupaten Sampang.
b. Jalan lintas utara Kabupaten Bangkalan yaitu jalan yang menghubungkan antara
Kota Bangkalan-Kecamatan Arosbaya-Klampis-Sepulu-Tanjungbumi-Kabupaten
Sampang.
c. Ruas jalan yang menghubungkan wilayah pesisir selatan Kabupaten Bangkalan
dengan wilyah pesisir utara Kabupaten Bangkalan.yakni jaringan jalan Modung-
Blega-Konang-Kokop-Tanjung Bumi.
d. Pengembangan lainnya juga dilakukan pada jaringan jalan Bangkalan-
Bumeh/Bangkalan-Socah-Morkepek-Bumeh sebagai jalan kolektor primer. Hal
tersebut dikarenakan peran perkotaan Bangkalan yang direncanakan sebagai
wilayah dengan fungsi primer perdagangan dan jasa serta pemerintahan.
3. Rencana Pengembangan Jalan Lokal Primer. Dalam rencana jaringan jalan kolektor
primer akan dilakukan pengembangan yang meliputi ruas jalan berikut:
a. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Labang-Desa Paseh.
b. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Tanah Merah-Geger-
Sepulu.
c. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Socah-Jaddih.
d. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kwanyar Barat-Desa Sumur Koneng

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-77


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PERENCANAAN TRANPORTASI
WILAYAH METROPOLITAN SURABAYA
PRASARANA JALAN
STUDIO PERENCANAAN TRANSPORTASI 2019

e. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Tanah Merah Laok- Tanah
Merah Dajjah.
f. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Karanganyar-Pandaan
g. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Pandaan-Duwekbuter-Alas
Kokon
h. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Galis-Banyubunih.
i. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Pakan Dajjah-Lantek Barat-
Lantek Timur
j. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa pakan kranggan timur-galis-
paterongan
k. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Pandan Lajeng-Karang Duwek-
Arosbaya.
l. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Arosbaya-Geger-Kokop
m. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Katol Barat-Durin Barat-
Konang.
n. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Sorpah- Petong Jangkar- Tanah
Merah Dajjah
o. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Landak-Batangan-Binoh
p. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Binoh-Panggalangan-Tunjung.
q. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Dabung -Lerpak-Lantek Timur.
r. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Tlokoh-Genteng-Konang.
s. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Galis-Pekandan-Brangkasdajah-
Modung.
t. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Tragah-Tambin-Bajeman-
Katentang-Kwanyar Barat.
u. Jaringan jalan yang menghubungkan antara Desa Masaran-Jl.Halim
Perdanakusuma.
v. Jaringan jalan frontage di sepanjang jalan koridor akses Suramadu dari Labang-
Bumeh.

PS S1 Perencanaan Wilayah dan Kota IV-78


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai