BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Gresik wilayahnya bergelombang merupakan dataran
rendah dengan ketinggian 2 12 meter di atas permukaan air laut kecuali
Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan air
laut, yakni pada zona utara (Pegunungan Batur Kapur) dan zona selatan sebagian
perbukitan. Hanya zona Perkotaan relatif datar karena berupa pertambakan dan
pertanian, meliputi wilayah Kecamatan Manyar, Gresik, Kebomas, dan Duduk
Sampeyan. Elevasi wilayah Kabupaten Gresik bervariasi pada kawasan pantai,
pegunungan dan pada zona Perbukitan.
Kondisi Geohidrologi
Kondisi hidrologi kabupaten Gresik dapat dilihat dari jumlah rata-rata curah
hujan, sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.1. Pada Tabel 2.1 dapat diketahui
bahwa curah hujan rata-rata Kabupaten Gresik tiap tahunnya dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 berkisar 107,5 - 183,70 mm.
Tabel 2.2. Tabel Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
Jumlah Administrasi Terbangun
Nama
Kelurahan (%) thd
Kecamatan
/Desa total (%) thd luas
(Ha) (Ha)
adminis- administrasi
trasi
Wringinanom 16 6262 5,26 1.526 24,37
Driyorejo 16 5.129 4,31 2.175 42,41
Kedamean 15 6.595 5,54 772 11,71
Menganti 22 6.873 5,77 1.088 15,83
Cerme 25 7.173 6,02 683 9,52
Benjeng 23 6.126 5,14 554 9,04
Balongpanggang 25 6.388 5,36 612 9,58
Duduksampeyan 23 7.429 6,24 217 2,92
Kebomas 21 3.006 2,52 470 15,64
Gresik 21 555 0,47 105 18,92
Manyar 23 9.542 8,01 1.257 13,17
Bungah 22 7.944 6,67 388 4,88
Sidayu 21 4.713 3,96 188 3,99
Dukun 26 5.909 4,96 407 6,89
Panceng 14 6.259 5,26 129 2,06
Ujungpangkah 13 9.482 7,96 112 1,18
Sangkapura 17 11.872 9,97 1.841 15,51
Tambak 13 7.827 6,57 564 7,21
TOTAL 356 119.084 100 13.088 10,99
Sumber : Gresik Dalam Angka 2014 dan analisa Pokja Sanitasi Gresik
Wilayah kajian SSK tersebut dapat dilihat pada Peta yang disajikan pada Gambar
2.2. Wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten ini meliputi seluruh wilayah
administrasi Kabupaten Gresik yang terdiri dari 18 kecamatan dan 356
desa/kelurahan. Wilayah kajian dijelaskan pada peta 2.2 yang terdiri dari peta
administrasi dan Peta tata guna lahan sehingga diketahui penggunaan lahan dari
seluruh wilayah di Kabupaten Gresik.
PPSP
Pemutakhiran SSK 2015
C. Kependudukan
Pada tabel 2.4 dapat diketahui jumlah penduduk wilayah perkotaan dan
perdesaan saat ini dan proyeksi 5 tahun mendatang perkecamatan, dimana jumlah
penduduk perkotaan saat ini (tahun 2015) yang terbesar ada di kecamatan Manyar
yaitu 115.217 jiwa dan terkecil ada di kecamatan Sidayu yaitu 556 jiwa, jumlah
penduduk perdesaan terbesar ada di kecamatan Menganti yaitu 112.913 jiwa, dan
terkecil ada di 3 kecamatan yaitu Gresik, Manyar dan Kebomas yaitu 0 jiwa hal ini
terjadi karena seluruh desa/kelurahan 3 kecamatan tersebut merupakan wilayah
perkotaan, secara total jumlah penduduk terbesar saat ini ada di kecamatan
Menganti sebesar 122.277 jiwa. Proyeksi penduduk 5 tahun mendatang (tahun
2020), dimana jumlah penduduk perkotaan yang terbesar ada di kecamatan Manyar
yaitu 128.965 jiwa dan terkecil ada di kecamatan Sidayu yaitu 601 jiwa, jumlah
penduduk perdesaan terbesar ada di kecamatan Menganti yaitu 126.509 jiwa,
secara total jumlah penduduk terbesar saat ini ada di kecamatan Menganti sebesar
137.001 jiwa.
Pada tabel 2.5 dapat diketahui jumlah keluarga wilayah perkotaan dan
perdesaan saat ini dan proyeksi 5 tahun mendatang perkecamatan, dimana jumlah
keluarga perkotaan saat ini (tahun 2015) yang terbesar ada di kecamatan Manyar
yaitu 28.804 KK dan terkecil ada di kecamatan Sidayu yaitu 139 KK, jumlah keluarga
perdesaan terbesar ada di kecamatan Menganti yaitu 28.228 KK, dan terkecil ada di
3 kecamatan yaitu Gresik, Manyar dan Kebomas yaitu 0 KK hal ini terjadi karena
seluruh desa/kelurahan 3 kecamatan tersebut merupakan wilayah perkotaan, secara
total jumlah keluarga terbesar saat ini ada di kecamatan Menganti sebesar 30.569
KK. Proyeksi penduduk 5 tahun mendatang (tahun 2020), dimana jumlah keluarga
perkotaan yang terbesar ada di kecamatan Manyar yaitu 32.241 KK dan terkecil ada
di kecamatan Sidayu yaitu 150 KK, jumlah keluarga perdesaan terbesar ada di
kecamatan Menganti yaitu 31.627 KK, secara total jumlah keluarga terbesar saat ini
ada di kecamatan Menganti sebesar 34.250 KK.
Tabel 2.4. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Nama (orang)
Kecamat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
an Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Wringin- 6.3 6 6 6. 7.0 7 70.7 72.4 74.2 76.1 78.03 79.97 77. 79. 80. 83.0 85.0 87.19
anom 85 .544 .707 874 45 .221 20 81 86 36 1 4 105 025 993 10 77 5
29.9 30 31 31. 32.5 33 76.5 78.1 79.8 81.5 83.24 85.01 106. 108. 111. 113.3 115.8 118.27
Driyorejo
32 .570 .221 886 65 .259 11 40 05 05 1 4 443 710 026 91 06 2
6.28 6.40 6.52 6.9 58.30 59.39 60.50 61.6 62.79 63.96 64.5 65.8 67.0 68.28 69.5 70.86
Kedamean 6.649 6.773
9 7 7 00 6 7 7 39 1 6 96 04 34 8 65 6
9.36 9.5 9.8 10.02 10.25 10.4 112.91 115.51 118.16 120.8 123.66 126.50 122.27 125.0 127.9 130.91 133.9 137.00
Menganti
5 80 00 6 6 92 3 0 6 84 4 9 7 90 67 0 21 1
11.17 11.5 11.9 12.37 12.79 13.2 73.37 75.91 78.53 81.2 84.06 86.97 84.5 87.4 90.4 93.62 96.8 100.21
Cerme
1 57 57 1 9 42 3 1 8 55 7 6 43 69 95 6 66 7
4.25 4.33 4.41 4.49 4.5 4.67 62.38 63.57 66.0 67.28 68.57 66.6 67.9 69.2 70.52 71.8 73.24
Benjeng 64.78
1 2 5 9 85 2 1 3 24 5 1 32 04 01 3 70 3
7
Balong- 5.7 5 5 5. 6.0 6 55.4 56.1 56.9 57.6 58.37 59.12 61. 62. 62. 63.6 64.4 65.25
panggang 56 .829 .904 980 56 .134 80 90 10 38 6 3 236 020 814 18 32 7
Duduk- 3.4 3 3 3. 3.7 3 50.4 51.2 51.9 52.7 53.55 54.35 53. 54. 55. 56.4 57.2 58.12
sampeyan 93 .545 .598 652 07 .763 60 17 85 65 6 9 952 762 583 17 63 2
110.88 113.70 122.59 108.1 110.88 113.70
Kebomas 108.142 116.593 119.555 - - 116.593 119.555 122.591
9 5 1 - - - 42 9 5
95.95 96.84 95.07 95.95 96.84
Gresik 95.070 97.747 98.656 99.574 - - 97.747 98.656 99.574
4 7 - - - 0 4 7
117.84 120.53 128.96 115.2 117.84 120.53
Manyar 115.217 123.279 126.090 - - 123.279 126.090 128.965
4 1 5 - - - 17 4 1
7.6 7 7 8. 8.2 8 62.1 63.1 64.2 65.2 66.38 67.49 69. 70. 72. 73.3 74.6 75.85
Bungah
91 .820 .950 083 18 .355 31 68 23 96 6 5 822 988 173 79 04 0
5 5 43.4 44.0 44.7 45.4 46.21 46.94 43. 44. 45. 46.0 46.8 47.54
Sidayu
56 564 573 582 92 601 03 89 85 93 2 2 959 653 359 75 03 3
8.4 8 8 8. 9.0 9 62.9 64.0 65.2 66.5 67.75 69.02 71. 72. 74. 75.4 76.8 78.26
Dukun
27 .584 .745 908 75 .245 16 92 91 12 6 3 343 677 036 20 31 7
7.2 7 7 7. 7.7 7 46.2 47.0 47.7 48.5 49.30 50.09 53. 54. 55. 56.1 57.0 57.97
Panceng
87 .403 .522 642 64 .889 69 09 61 25 2 0 555 412 283 67 66 9
Ujung- 6.6 6 6 6. 7.1 7 45.7 46.6 47.5 48.4 49.36 50.32 52. 53. 54. 55.4 56.4 57.58
pangkah 04 .732 .861 994 29 .266 35 18 17 34 9 2 339 349 379 28 98 8
Sangka- 7.2 7 7 7. 7.8 8 52.3 53.4 54.6 55.8 57.08 58.33 59. 60. 62. 63.5 64.9 66.39
pura 31 .389 .551 717 86 .058 45 91 63 60 3 3 576 880 214 76 69 1
5.1 5 5 5. 5.5 5 32.3 32.9 33.4 33.9 34.52 35.08 37. 38. 38. 39.3 40.0 40.67
Tambak
63 .246 .330 416 03 .592 92 14 44 82 9 5 555 160 774 98 33 7
Sumber : Gresik Dalam Angka 2014 dan Analisa Pokja Sanitasi Gresik
Tabel 2.5. Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Nama Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Kecamat
Tahun Tahun Tahun
-an
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Wringin-
1.596 1.636 1.677 1.719 1.761 1.805 7.680 8.120 18.571 19.034 19.508 19.994 19.276 19.756 20.248 20.752 21.269 21.799
anom
Driyorejo 7.483 7.642 7.805 7.971 8.141 8.315 19.128 19.535 19.951 20.376 20.810 21.253 26.611 27.178 27.756 28.348 28.951 29.568
Kedamean 1.572 1.602 1.632 1.662 1.693 1.725 14.577 14.849 15.127 15.410 15.698 15.991 16.149 16.451 16.759 17.072 17.391 17.716
Menganti 2.341 2.395 2.450 2.506 2.564 2.623 28.228 28.877 29.542 30.221 30.916 31.627 30.569 31.272 31.992 32.727 33.480 34.250
Cerme 2.793 2.889 2.989 3.093 3.200 3.310 18.343 18.978 19.635 20.314 21.017 21.744 21.136 21.867 22.624 23.407 24.216 25.054
Benjeng 1.063 1.083 1.104 1.125 1.146 1.168 15.595 15.893 16.197 16.506 16.821 17.143 16.658 16.976 17.300 17.631 17.968 18.311
Balongpang- 1.4 1.4 1.4 1.49 1.5 13.8 14. 14. 14.4 14.5 14.7 15.3 15.5 15.7 15.9 16.1 16.3
1.514
gang 39 57 76 5 33 70 048 227 09 94 81 09 05 03 04 08 14
Duduk- 8 9 9 92 9 12.6 12. 12. 13.1 13.3 13.5 13.4 13.6 13.8 14.1 14.3 14.5
sampeyan 873 86 00 13 7 41 15 804 996 91 89 90 88 90 96 04 16 30
Kebomas 27.035 27.722 28.426 29.148 29.889 30.648 - - - - - 27.035 27.722 28.426 29.148 29.889 30.648
Gresik 23.768 23.989 24.212 24.437 24.664 24.893 - - - - - 23.768 23.989 24.212 24.437 24.664 24.893
Manyar 28.804 29.461 30.133 30.820 31.523 32.241 - - - - - 28.804 29.461 30.133 30.820 31.523 32.241
Bungah 1.923 1.955 1.988 2.021 2.055 2.089 15.533 15.792 16.056 16.324 16.596 16.874 17.455 17.747 18.043 18.345 18.651 18.963
Sidayu 139 141 143 146 148 150 10.851 11.022 11.196 11.373 11.553 11.736 10.990 11.163 11.340 11.519 11.701 11.886
2.1 2.1 2.1 2.22 2.3 15.7 16. 16. 16.6 16.9 17.2 17.8 18.1 18.5 18.8 19.2 19.5
Dukun 2.269
07 46 86 7 11 29 023 323 28 39 56 36 69 09 55 08 67
1.8 1.8 1.8 1.91 1.9 11.5 11. 11. 12.1 12.3 12.5 13.3 13.6 13.8 14.0 14.2 14.4
Panceng 1.941
22 51 80 1 72 67 752 940 31 25 23 89 03 21 42 67 95
Ujung- 1.6 1.6 1.7 1.74 1.8 11.4 11. 11. 12.1 12.3 12.5 13.0 13.3 13.5 13.8 14.1 14.3
1.782
pangkah 51 83 15 8 17 34 654 879 09 42 81 85 37 95 57 25 97
1.8 1.8 1.8 1.92 2.0 13.0 13. 13. 13.9 14.2 14.5 14.8 15.2 15.5 15.8 16.2 16.5
Sangkapura 1.971
08 47 88 9 15 86 373 666 65 71 83 94 20 53 94 42 98
1.2 1.3 1.3 1.35 1.3 1.3 8.0 8. 8. 8.4 8.6 8.7 9.3 9.5 9.6 9.8 10.0 10.1
Tambak
91 11 33 4 76 98 98 228 361 96 32 71 89 40 94 50 08 69
Sumber : Gresik Dalam Angka 2014 dan Analisa Pokja Sanitasi Gresik
Pada tabel 2.6. dapat diketahui tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk
perkecamatan dimana tingkat pertumbuhan penduduk terbesar pada kecamatan
Cerme sebesar 3,46% dan yang terkecil adalah kecamatan Gresik sebesar 0,93%.
Kepadatan penduduk terbesar saat ini (tahun 2015) pada kecamatan Gresik sebesar
905 orang/Ha, yang terkecil pada kecamatan Sangkapura sebesar 33 orang/Ha.
D. Pendidikan
BAB II |PROFIL SANITASI SAAT INI
II-12
Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik (SSK) 2015
Tabel 2.7. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta pada Berbagai Tingkatan
Sekolah di Kabupaten Gresik Tahun 2013
SD SLTP SLTA
KECAMATAN
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Wringinanom 23 3 2 4 1
Driyorejo 26 10 1 6 1 4
Kedamean 21 1 2 1 1
Menganti 26 7 2 8 1 3
Cerme 25 2 2 3 1 3
Benjeng 25 3 2 4 2
Balongpanggang 26 4 3 3 1 2
Duduksampeyan 16 1 2 1
Kebomas 20 5 2 4 1 1
Gresik 15 8 4 7 1 5
Manyar 16 4 2 6 1 1
Bungah 19 1 1 8 3
Sidayu 14 2 4 1 1 2
Dukun 20 2 1 1 3
Panceng 16 1 1 3 1
Ujungpangkah 16 2 1 2 3
Sangkapura 36 1 2 2 1 2
Tambak 29 1 1 2 1
Jumlah 389 56 33 68 11 38
Sumber: Gresik Dalam Angka, Tahun 2014
E. Kesehatan
Data RSUD Kabupaten Gresik pada tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah
penderita kelainan refraksi merupakan penderita rawat jalan terbesar (3920 jiwa).
Penderita terbanyak pada golongan umur 25 44 tahun (2.404 jiwa). Berikutnya
terbesar kedua adalah Kecelakaan dan rudapaksa (3.356 jiwa) dengan penderita
terbanyak pada golongan umur 25 44 tahun. Penderita terbesar ketiga adalah
penderita infeksi akut lain pernafasan atas (2.228 jiwa) dan penderita terbanyak
pada golongan umur 25 44 tahun (602 jiwa). Jumlah fasilitas kesehatan menurut
kepemilikan ditampilkan pada Tabel 2.8. Pada Tabel 2.8 diketahui jumlah posyandu
paripurna tahun 2013 sebanyak 1.279 buah dan jumlah posyandu non sebanyak
187 buah.
PEMILIKAN
No. RUMAH SAKIT
PEMERINTAH SWASTA
1 Rumah Sakit Umum 1 7
2 Tempat Tidur Rumah Sakit Umum 210 240
3 Rumah Sakit Khusus Jiwa - -
4 Rumah Bersalin -
5 Tempat Tidur Rumah Bersalin -
6 Rumah Sakit Ibu dan Anak - 1
7 Tempat Tidur RS Ibu dan Anak - 60
8 Puskesmas 32 -
9 Puskesmas dengan Tempat Tidur - -
10 Puskesmas dengan Tempat Tidur 12 -
11 Puskesmas Pembantu 77 -
12 Pabrik Obat Tradisional - -
13 Lab. Kesehatan 1 18
14 Praktek Dokter Swasta - 560
15 Sekolah Kesehatan 1 2
16 Optikal - 20
17 Apotek - 132
18 Toko Obat berizin - 20
19 Gudang farmasi 1
20 Industri Kecil Obat Tradisional - 7
21 Industri Obat Tradisional - 1
22 Pabrik Obat - 1
23 Toko Obat belum berizin - -
Sumber : Gresik Dalam Angka 2014
F. Sosial masyarakat
G. Perekonomian
Sruktur Ekonomi
Pada tahun 2013 sektor yang memiliki peranan terbesar dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Gresik ialah sektor Industri, yaitu sebesar 49,95 persen, kemudian
disusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 24,01 kemudian yang
ketiga ialah sektor Pertanian yang mencapai 8,65 persen. Ketiga sektor ini secara
bersama-sama menguasai lebih dari 80 persen perekonomian di Kabupaten Gresik.
Tingginya peranan sektor Industri merupakan hal yang wajar karena di kabupaten
Gresik terdapat tidak kurang dari 402 industri besar/sedang. Dengan demikian
sektor Industri merupakan sektor yang diharapkan mampu menggerakkan roda
perekonomian di Kabupaten Gresik, karena sektor ini disamping menyerap banyak
tenaga kerja juga menggerakkan perkembangan sektor-sektor yang lain. Tingginya
peranan sektor industri dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gresik juga
Sektor lain yang menduduki peringkat dua dalam perekonomian Kabupaten Gresik
ialah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang pada tahun 2013 menyumbang
24,01 persen atau sedikit lebih tinggi dibanding dengan tahun 2012 yang hanya
23,23 persen. Walaupun Kabupaten Gresik merupakan daerah Industri namun
dengan wilayah yang luas yang meliputi daerah pedesaan dengan masyarakat yang
hidup sebagai petani menyebabkan sektor Pertanian juga menjadi tumpuan hidup
sebagian besar masyarakat Kabupaten Gresik. Sumbangan sektor Pertanian pada
tahun 2013 ialah sebesar 8,65 persen, angka ini sedikit lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 8,88 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
Data pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik ditampilkan pada Tabel 2.10.
Berdasarkan data pada Tabel 2.10 dapat diketahui bahwa selama tahun 2013
perekonomian Kabupaten Gresik sedikit mengalami perlambatan dibanding dengan
tahun 2002. Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik ialah sebesar
7,43 persen kemudian sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2013 sehingga
hanya tumbuh 7,14 persen. Perlambatan ini isebabkan oleh melambatnya
pertumbuhan sector pertambangan dan energy, sector pertanian, sektor Listrik, Gas
dan Air Bersih, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Pengangkutan
dan Komunikasi. Kemudian sektor-sektor yang mengalami peningkatan ialah sektor
Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Konstruksi, sektor
Keuangan, Persewaan dan sektor Jasajasa.
Pendapatan Perkapita
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gresik atas dasar
harga konstan tahun 2010-2013 disajikan pada Tabel 2.11. Pendapatan perkapita
yang diukur dengan PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dapat
digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran suatu daerah. Biasanya makin
meningkat angka PDRB perkapita maka kemakmuran juga diharapkan makin tinggi.
Di tahun 2009 rata-rata pendapatan per kapita kabupaten Gresik kalau dihitung
berdasarkan PDRB atas harga berlaku ialah sebesar 26.405.432,61 rupiah,
sedangkan kalau dihitung berdasarkan PDRB atas harga konstan 2000 nilainya
sebesar 12.597.366,28 rupiah. Berdasarkan data pada Tabel 2.11 dapat diketahui
bahwa apabila dibandingkan dengan PDRB perka-pita tahun 2008 maka telah terjadi
kenaikan sebesar 11,27 persen kalau dihitung berdasarkan PDRB atas harga berlaku
dan 4,43 persen kalau dihitung berdasarkan PDRB atas harga konstan 2000.
Tabel 2.11. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 (Juta Rupiah) 2010 2014
2009
Sektor/ Sub Sektor 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 1390.617,37 1.433.000,45 1.476.439,92 1.521.138,97 1.562.702,69
2. Pertambangan dan 888.620,11 727.832,01 815.686,86 917.298,89 962.710,15
Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8.088.033,25 8.541.389,59 9.051.121,19 9.593.602,10 10.260.563,20
5. Konstruksi 305.487,68 335.271,24 367.769,94 403.660,60 441.750,223
6. Perdagangan, Hotel dan 191.775,33 207.945,17 227.909,77 249.903,06 274.068,68
Restoran 3.238.439,96 3.589.995,21 3.997.479,74 4.439.999,44 4.853.190,55
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan 528.241,57 567.951,22 610.944,20 655.042,81 699.118,63
Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa 576.316,81 609.221,57 652.141,33 700.669,01 751.112,03
Strategi penyediaan dan pengembangan jaringan air baku untuk air bersih,
meliputi :
a. meningkatkan dan mengembangkan sistem Instalasi Pengolahan Air Bersih
(IPA) di masing-masing kawasan yang mempunyai potensi air baku untuk
sumber air;
b. memanfaatkan air dari jaringan irigasi primer dengan debit besar dan kualitas
air sedang, untuk keperluan irigasi, perikanan, dan air baku bagi penyediaan
air bersih perkotaan dan perdesaan.
c. memanfaatkan air di sejumlah mata air di kawasan perbukitan yang kondisi
tutupan lahannya terpelihara dengan baik dengan tetap mempertimbangkan
debit yang aman bagi kelestarian mata air dan bagi kawasan di bawahnya.
d. memanfaatkan air tanah dalam dengan potensi yang mencukupi dengan
perijinan dan pengawasan oleh instansi yang berwenang.
(TPA);
c. membatasi penggunaan lahan untuk budidaya atau permukiman baru pada
kawasan disekitar TPA;
d. meningkatkan teknologi pengkomposan sampah organik, teknologi daur ulang
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Gresik ditampilkan pada Gambar 2.5 dan
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Gresik disajikan pada Gambar 2.6, yang
dijelaskan sebagai berikut:
e. Penyediaan RTH perkotaan privat dengan luas 10% dari luas kawasan
perkotaan.
Strategi penyediaan RTH dengan luas paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari luas kawasan perkotaan, meliputi:
a. peningkatan jumlah, jenis, dan distribusi spasial RTH;
b. konversi lahan bekas tambang menjadi RTH; dan
c. pengendalian konversi kawasan lindung.
Strategi penyediaan RTH perkotaan dengan luas paling sedikit 10% (sepuluh
persen) dari luas kawasan perkotaan meliputi:
a. mengupayakan terpenuhinya koefisien dasar hijau untuk masing-masing
fungsi kegiatan berdasarkan ketentuan umum peraturan zonasi;
b. mengutamakan pemenuhan besaran koefisien dasar hijau pada setiap
perizinan pembangunan.
Kemajuan pelaksanaan SSK Kabupaten Gresik diukur dengan cara mereview Buku
Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik yang telah disusun pada tahun
2011 serta Memorandum Program sanitasi yang disusun tahun 2012. Status
implementasi SSK untuk 3 (tiga) subsektor utamanya yaitu air limbah, persampahan
dan drainase.
Implementasi SSK pada subsektor air limbah domestik dapat diketahui kemajuannya
sesuai dengan Tabel 2.13.
Tabel 2.13. Kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah domestik
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 Thn 2016 SSK (saat ini)
Data
Tujuan Sasaran Status saat ini
dasar*
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan 1. Tersedianya 2 dokumen 1. 33% 1. 28,4% penduduk
lingkungan yang perencanaan pengelolaan air penduduk BABS (Study EHRA
sehat dan bersih di limbah domestik dan industri melaku- 2015)
Kabupaten Gresik rumah tangga skala kabupaten kan BABS 2. Kepemilikan
melalui pengelolaan pada akhir tahun 2013 2. Kepemili- jamban dengan
air limbah domestik 2. Meningkatnya cakupan kan tanki septik dan
dan industri rumah kepemilikan jamban keluarga jamban sewer meningkat
tangga yang dengan penggunaan tangki dengan menjadi 86,9%
berwawasan septik dari 67 % menjadi 80 tangki 3. Jumlah IPAL
lingkungan % untuk rumah tangga septic komunal yang
miskin pada akhir tahun 2016 67% dibangun sebanyak
3. Meningkatnya jumlah dan 3. Jumlah 90 unit
cakupan layanan pengelolaan system 4. Terbangunnya
air limbah secara komunal komunal IPLT tahun 2014
dari 3 unit menjadi 50 unit di 3 unit
wilayah padat kumuh miskin 4. Belum
kabupaten di akhir tahun punya
2016. master-
4. Tersedianya dan berfungsinya plan air
IPAL Komunal untuk industri limbah
rumah tangga menjadi 30 5. belum ada
unit pada akhir tahun 2014 pengeloa
5. Tersedianya dan berfungsinya an air
2 unit layanan pengelolaan limbah
Air Limbah Domestik skala system
kabupaten pada akhir tahun terpusat
2016
Sumber : Buku Putih Sanitasi Gresik 2011, SSK Gresik 2011 dan Laporan EHRA
Gresik 2015
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai
dasar perhitungannya)
Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi pengurangan BABS yang semula 33% pada
tahun 2011 berkurang menjadi 28,4% pada awal tahun 2015 (sesuai hasil survei
EHRA 2015). Rencana pembangunan IPAL komunal sebanyak 50 unit pada akhir
2016 terealisasi sebanyak 90 unit pada akhir tahun 2014, implementasi
pembangunan IPAL komunal ini melebihi target yang direncanakan.
B. Subsektor Persampahan
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai
dasar perhitungannya)
Dari tabel 2.14 dapat diketahui bahwa target pelayanan persampahan sebesar 70%
pada tahun 2016 baru tercapai 41,6% pada tahun 2015. Target penyusunan
masterplan pada tahun 2013 sudah tercapai, pengurangan sampah 20% pada
tahun 2016 hanya tercapai 1,8% pada tahun 2015.
C. Subsektor Drainase
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai
dasar perhitungannya)
Dari tabel 2.15. terlihat bahwa tidak terjadi pengurangan luas genangan dari
rencana semula 391,11 Ha menjadi 633 Ha. Hal ini dikarenakan terjadinya
perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan meningkat sedangkan kemampuan
tanah untuk menyerap air hujan berkurang. Target penyusunan dokumen
perencanaan drainase pada tahun 2013 sudah terpenuhi dengan disusunnya
masterplan drainase perkotaan pada tahun 2011.
Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 2.1 sebesar
95,33%, di MCK sebanyak 1,64%, dan responden yang masih buang air besar
sembarangan sebesar 3,0% (WC helikopter, sungai, kebun, selokan).
Berdasarkan Grafik 2.2 dan 2.3 dijelaskan bahwa dari 85,1% responden
yang membuang tinja ke tangki septic, sebanyak 74,4% tidak pernah dilakukan
pengurasan, 5,9% dilakukan pengurasan antara 5 s.d 10 tahun, 7,9% dilakukan
pengurasan 1-5 tahun yang lalu dan 6,7% dilakukan 0-12 bulan yang lalu.
Grafik 2.5 Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Sistem air limbah eksisting yang ada di Kabupaten Gresik serta jenis dan
jumlah infrastruktur yang telah dibangun disajikan dalam bentuk DSS pada Tabel
2.16. Dari tabel 2.16 dapat diketahui bahwa masih ada pengelolaan air limbah di
masyarakat yang tidak baik / mencemari lingkungan, diantaranya pembuangan
black water di sungai, WC helicopter, di kolam, selokan dan sebagainya. Selain
pengelolaan air limbah yang kurang baik juga ada yang dikelola dengan baik melalui
IPAL komunal, tangki septic dan dilakukan penyedotan lumpur tinja untuk diolah
melalui IPLT.
Sedangkan data layanan air limbah domestik disajikan pada Tabel 2.17 dan
Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik disajikan pada Gambar
2.7.
Tabel 2.16. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Gresik
Tabel 2.17 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kabupaten Gresik
Sanitasi tidak layak Sanitasi Layak
Sistem Onsite Sistem Offsite
BABS*
Nama Sistem Berbasis Komunal Skala Kawasan / terpusat
No Kecamatan Cubluk***, Cubluk aman MCK MCK Tangki IPAL Sambungan Rumah yg
jamban tidak (KK)/Jamban /Jamban Komunal**** Septik Komunal berfungsi (KK)
(KK) aman** keluarga dg tangki Bersama (KK) Komunal > (KK)
(KK) septik aman (KK ) 10 KK
(KK) (KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vii) (ix) (x) (xi) (xii)
1. Wilayah Perdesaan
1 Wringinanom 0 1.573 15.614 63
2 Driyorejo 888 7.573 9.953 315
3 Kedamean 367 4.471 7.290 2.181
4 Menganti 330 1.032 25.729 503
5 Cerme 400 962 16.014 354
6 Benjeng 978 7.541 6.227 432
7 Balongpanggang 20 3.241 9.868 566 125
8 DudukSampeyan 1.191 322 9.676 1.240
9 Bungah 987 2.134 12.059 97
10 Sidayu 256 93 10.075 119
11 Dukun 273 586 14.473 108
12 Panceng 209 1.439 9.281 456
13 Ujungpangkah 739 1.855 8.347 276
14 Sangkapura 381 2.174 9.187 1.064
15 Tambak 307 755 6.603 304
2. Wilayah Perkotaan
1 Kebomas 319 97 21.446 2.846 165 1492 1492
2 Gresik 1.056 12 19.658 0 888 1935 1935
3 Manyar 1.269 3.151 21.366 944 500 932 932
4 Wringinanom 0 2 1.555 0
BAB II |PROFIL SANITASI SAAT INI
II-46
Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik (SSK) 2015
Dari tabel 2.17. diatas terlihat bahwa hanya ada satu kecamatan yaitu Wringinanom yang
sudah ODF (Open Defecation Free) atau bebas BABS sedangkan total KK yang BABS
sebanyak 10.497 KK. Sedangkan pemakaian jamban didominasi oleh jamban pribadi dengan
tangki septik selain itu juga sudah memanfaatkan sistem offsite yang berupa IPAL komunal
yang berada di wilayah perkotaan.
Kondisi sarana dan prasarana air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.18.
Berdasarkan Tabel 2.18 dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi prasarana dan sarana
pengelolaan air limbah domestik berfungsi dengan baik. Jumlah MCK+ ada 17 dimana 15
berfungsi dengan baik sedangkan 2 tidak berfungsi dengan baik/berubah fungsi. Jumlah
IPAL komunal ada 90 unit dan semuanya berfungsi denga baik. Kabupaten Gresik juga
sudah mempunyai IPLT yang dibangun pada tahun 2014 dan akan dioperasikan pada akhir
tahun 2015 dengan kapasitas 45 m3/hari.
Tabel 2.18. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Tdk Keterangan
Kapasitas Berfungsi
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit 0 0 0
Berubah
MCK + Unit 17 15 2 fungsi menjadi
Kos-kosan
2. Truk Tinja unit 1 1 0
3 IPLT : kapasitas m3/hari 45
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal
- Tangki septik komunal
>10KK unit 0 0 0
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan hasil analisa Pokja Kab. Gresik 2015
Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik dijelaskan pada gambar 2.7.
Dari gambar 2.7 dapat diketahui bahwa jumlah IPAL komunal yang dibangun di
Kabupaten Gresik berjumlah 90 unit yang tersebar di 3 kecamatan wilayah
perkotaan yaitu Kecamatan Gresik, Kebomas dan Manyar. Hanya ada 11 kecamatan
yang sudah ODF yaitu Kecamatan Wringinanom. Lokasi IPLT ada di desa Betoyoguci
Kecamatan Manyar yang dibangung pada tahun 2014. Semua kecamatan masih ada
pengelolaan air limbah dengan cubluk dan tangki septic individu.
Gambar 2.7. Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik
A B
BABS 436 KK
Cubluk 2536
KK, tangki
septic 10345 KK
Sistem A : BABS
Sistem B : sistem setempat (on site)
Sistem C : Sisem komunal
Sistem D : Sistem terpusat (off site)
BABS 872 KK
BABS 242 KK
A Cubluk 2239 KK, tangki
A
Cubluk 1469 KK, tangki septic 9441 KK
B
septic 10868 KK B
BABS 257 KK
C
BABS 3725 Cubluk 130 KK, tangki
KK A septic 10309 KK
B
Cubluk 603 KK, tangki A
septic 16400 KK BABS 1269 KK
B
` Cubluk 3151 KK, tangki
IPAL Komunal 15
septic 21366 KK
unit/ 973 KK
MCK++ 9
MCK++ 2 unit /375 KK A
B unit /911 KK
D
IPAL komunal 24
unit /1985 KK
IPLT
BABS 1203 KK A
B MCK++ 2 unit /
165 KK
Cubluk 332 KK, C IPAL Komunal 21
tangki septic
10505 KK unit/ 2.468 KK
C Cubluk individu
Cubluk 8274 KK, tangki
septic 6401 KK 962 KK
B B Tangki septic
BABS 1107 KK A individu 18.685 KK
A
A BABS 427 KK
BABS 21 KK BABS 355 KK
A
Tangki septic Tangki septic
individu 11185 KK B B individu 28.069 KK
B. Persampahan
Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dilakukan untuk mengangkut sampah dari TPS atau
depo menuju TPA. Kendaraan yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA
berupa dump truck dan armroll truck. Kedua tipe truk ini memiliki kemampuan
membongkar muatan secara hidrolis, sehingga lebih efisien dan lebih cepat. Cara
pengangkutan menggunakan sistem kontainer yang diganti yaitu dimulai dari pool;
armroll truck membawa kontainer kosong (C0) menuju kontainer pertama (C1),
menurunkan kontainer kosong dan mengambil kontainer penuh (C 1) secara hidrolis
untuk selanjutnya diangkut menuju TPA. Kontainer kosong (C 1) yang dari TPA
dibawa menuju landasan kontainer (TPS) ke dua, menurunkan kontainer (C 1)
kemudian mengambil kontainer penuh (C2) untuk dibawa ke TPA, selanjutnya
menuju ke kontainer berikutnya demikian seterusnya. Setelah rit yang terakhir,
kontainer terakhir (Cn) yang kosong dibawa kembali menuju ke garasi.
Pengelolaan TPA
Gresik memiliki satu TPA yang masih beroperasi yaitu TPA Ngipik. TPA Ngipik
beroperasi sejak tahun 2002 hingga sekarang. Luas TPA tersebut 6 Ha, yang terdiri
atas zona pembuangan seluas 4 ha, sedangkan sisanya digunakan untuk
prasarana dan sarana penunjang. Metode penimbunan sampah di TPA Ngipik
dilakukan dengan sistem Controlled Landfill. Belum ada prosedur yang berlaku
untuk mengatur tata cara pembuangan dan penimbunan sampah di TPA sehingga
pembuangan dan penimbunan sampah belum tertata dengan baik.
Menurut hasil studi EHRA 2015 pengelolaan sampah rumah tangga di
Kabupaten Gresik disajikan pada Grafik 3.1. Berdasarkan grafik tersebut cara
pengelolaan sampah yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Gresik secara
berurutan adalah:
Hasil studi EHRA seperti pada Tabel 2.19, area beresiko persampahan di
Kabupaten Gresik dari segi pengelolaan sampah tidak memadai sebesar 58,4%,
frekuensi pengangkutan sampah tidak memadai sebesar 69,0%,
ketidaktepatan waktu pengangkutan sampah sebesar 65,5%, dan 67,8% tidak
dilakukan pengolahan sampah setempat.
Dari Tabel 2.20 dapat diketahui bahwa pada user interface terdapat berbagai
jenis, ada tempat sampah terpilah berupa tong bin, keranjang sampah yang berada
di rumah tangga dan tempat sampah dari kegiatan penyapuan jalan serta taman
ataupun fasilitas umum. Pengumpulan setempat yang ada di Kabupaten Gresik
terdiri atas TPS (Tempat Penampungan Sementara), TPS3R (Tempat Pemrosesan
Sementara Reduce, Reuse, dan Recycle), dan SPA (Stasiun Peralihan Antara) yang
dilengkapi dengan mesin kompaktor. Pengumpulan sampah dari sumber sampah ke
TPS, TPS3R, maupun SPA menggunakan gerobak ataupun kendaraan dorkas/
sepeda motor roda tiga. Namun bila sampah yang dihasilkan dari sumber sampah
lebih besar sama dengan 1 m3 maka harus langsung diangkut ke TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir). Tidak semua desa/kecamatan mempunyai jumlah sarana dan
prasarana pengelolaan sampah yang memadai sehingga masih ada masyarakat
Jumlah/ Kapasitas
luas Kondisi Ket**
Jenis Prasarana / / daya Ritasi
No Satuan total tampung*
Sarana /hari
terpakai
Rusak Rusak
M3 Baik
ringan Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
Pengumpulan
1 BLH
Setempat
- Gerobak unit 189 0.25 2 V
- Becak/Becak
unit 18 0.25 4 V
Motor
- Kendaraan Pick
unit 3 2 2-3 V
Up
Tempat
2 Penampungan BLH
Sementara (TPS)
- Bak sampah
unit - - -
(beton/kayu/fiber)
- Container unit 103 6-8 - V
- Transfer Stasiun unit -
- SPA (Stasiun
unit 1 40 - V
Peralihan Antara)
3. Pengangkutan BLH
- Dump Truck unit 4 8 1-3 V
- Arm Roll Truck unit 20 6 1-5 V
- Arm Roll Truck
unit 3 2 1-3 V
mini
- Compactor Truck unit - - -
4 Pengolahan Sampah BLH
- Sistem 3R
(TPS3R) unit 2 40 - V
- Incinerator unit - - -
5 TPA
Konstruksi:lahan
urug saniter BLH
Operasional:lahan
urug terkendali
- Luas total TPA yg
Ha 6 -
terpakai
- Luas sel Landfill Ha 4 -
- Daya tampung (M3/ha
700 -
TPA ri)
6 Alat Berat BLH
- Bulldozer unit 2 - - 1 1
- Whell/truck loader unit -
- Excavator /
unit 3 - - 3
backhoe
- Truk tanah unit 1 8
7 IPL: Sistem ABR-- BLH
>Aerasi--> wetland
Jumlah/ Kapasitas
luas Kondisi Ket**
Jenis Prasarana / / daya Ritasi
No Satuan total tampung*
Sarana /hari
terpakai
Rusak Rusak
M3 Baik
ringan Berat
Hasil pemeriksaan
BOD :140
lab (BOD dan COD):
efluen COD :320
- Efluen di Inlet
mg/lt
- Efluen di Outlet
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Gresik
Keterangan :
IPL: Instalasi Pengolahan Lindi
*daya tampung TPA : m3/hari
**Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Dari tabel 2.23 kondisi sarana dan prasarana persampahan terlihat bahwa
peralatan pengumpulan sampah setempat, TPS, pengangkutan sampah, pengolah
sampah dalam keadaan baik sedangkan alat berat di TPA sebagian besar dalam
keadaan baik hanya ada satu alat yang rusak yaitu 1 buldoser. Jumlah container
104 unit dalam kedaan baik, SPA ada 1 unit dalam keadaan baik, TPA ada di
Kelurahan Ngipik dengan kapasitas 700 m3/hari.
Untuk cakupan akses dan sistem layanan persampahan dijelaskan pada
gambar 2.8. Dari gambar 2.8 tersebut dapat diketahui bahwa cakupan layanan yang
mencapai 100% hanya di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Gresik dan Kebomas.
Sedangkan kecamatan lainnya masih dibawah 40%, bahka di Pulau Bawean yang
terdapat 2 kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak belum ada pelayanan
persampahan yang memadai. TPST sudah terbangun 2 unit di Desa Wringinanom
kecamatan Wringinanom dan Desa Petike Kecamatan Driyorejo.
A
100% dari populasi
(14575 KK)
2,28% dari
populasi (300 KK)
97,66% dari populasi
(12.537 KK)
A
24,96% dari populasi
C A C (2700 KK)
C. Drainase Perkotaan
Sistem drainase Kota Gresik sangat kompleks karena selain terdapat sungai/saluran
drainase juga terdapat bozem, pompa banjir dan pintu air mengingat lokasi Kota
Gresik yang berada di tepi pantai sehingga sistem drainasenya dipengaruhi oleh
pasang surut air laut.
Survey alur drainase dan batas catchment area dilakukan dengan cara
penelusuran setiap saluran drainase mulai dari sistem drainase minor yaitu selokan
di depan rumah, saluran tepi jalan, saluran tersier hingga sistem drainase makro
yaitu saluran sekunder, saluran primer dan badan air penerima. Maksud dilakukan
survey ini adalah untuk menentukan arah aliran air sehingga dapat menentukan
batas daerah pematusannya (cathment area).
Sebelumnya perlu ditentukan terlebih dulu batas sistem drainase Kota Gresik
secara hidrologi, dan dari hasil analisa maka dapat ditentukan batasnya sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Selat Madura,
Sebelah Timur : Selat Madura,
Sebelah Selatan : Kali Lamong,
Sebelah Barat : Kali Manyar, Waduk Bunder (Waduk Banjaranyar)
Secara administrasi berada di Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas dan
11 (sebelas) desa/kelurahan di Kecamatan Manyar yaitu Desa Roomo, Desa
Yosowilangun, Desa Pongangan, Desa Sukomulyo, Desa Suci, Desa Tebalo, Desa
Peganden, Desa Leran (sebagian), Desa Manyar Sidomukti dan Desa Manyar
Sidorukun.
Sistem drainase Kota Gresik sangat kompleks karena selain terdapat
sungai/saluran drainase juga terdapat bozem, pompa banjir dan pintu air mengingat
lokasi Kota Gresik yang berada di tepi pantai sehingga sistem drainasenya
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Dari hasil survey penelusuran alur drainase dan batas daerah pematusan
yang telah dilakukan ternyata di Kota Gresik terdapat 27 (dua puluh tujuh) sistem
drainase primer dan 12 (dua belas) system lainnya dengan luas total 74,53 km 2
(7452,506 Ha). Yang dimaksud dengan system lainnya adalah system dengan luas
catchment area yang kecil atau system tersendiri yang langsung menuju ke laut,
telaga atau Kali Lamong.
Kondisi di wilayah masing-masing sistem drainase dilihat dari penggunaan
lahan di catchment area dan juga kondisi saluran akan diuraikan di bawah ini.
Tlogodendo, outlet dari boezem berupa 1 buah pintu ulir, yang kemudian terhubung
dengan 2 buah gorong-gorong masing-masing dengan diameter 60 cm dibawah Jl.
Jaksa Agung Suprapto.
Kondisi pintu air dari bozem ke sistem Kali Tutup Timur jarang dibuka untuk
mengurangi aliran sehingga tidak memperluas areal banjir yang sering terjadi di
daerah Pasar Gresik. Kedua saluran sekunder bertemu di sebelah selatan Jl. MH.
Thamrin.
Saluran tersebut melewati Kel. Sidokumpul, Tlogobendung, Pekauman,
Tratee, dan Pekelingan yang merupakan wilayah perkampungan yang padat
penduduk sehingga sudah tidak ada lagi sempadan saluran, bahkan saluran di
Kelurahan Pekauman dan Pekelingan merupakan saluran tertutup yang dibagian
atasnya dibuat jalan.
Pada saluran primer sebelum masuk ke rumah pompa kondisi salurannya
dipenuhi sampah dan endapan. Di bagian hilir telah dipasang pompa pada tahun
2010/2011dengan kapasitas 3 x 1 m 3/dt dan 1 x 0,25 m3/dt. Pompa tersebut untuk
mengatasi banjir yang biasa menggenangi wilayah Jl. Samanhudi, Kel. Pekelingan
dan Jl. Sindujoyo. Saluran Kali Tutup Timur memiliki 2 buah saluran sekunder, yaitu
Saluran Sekunder Tlogobendung (dari Tlogodendo) dan Saluran Sekunder Jaksa
Agung, kedua saluran tersebut bertemu di Kelurahan Sidokumpul dan menjadi
Saluran Primer Kali Tutup Timur.
Telogobendung yang posisinya tepat dibawah bozem tidak bersedia dialiri karena
daerahnya akan tergenang. Hal ini mengurangi kapasitas yang diterima Kali Tutup
Timur. Sedangkan outlet yang lain mengalir ke Timur melewati 2 (dua) buah pintu
ulir dan selanjutnya melewati gorong-gorong dengan diameter kurang lebih 80 cm,
gorong-gorong ini berada di bawah permukiman penduduk, kantor Golkar dan
melintas di bawah Jl. Panglima Sudirman. Selanjutnya aliran melewati
perkampungan yang cukup padat dan bermuara di sebelah Selatan Pelabuhan
Gresik.
*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan
pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan.
**) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll
yang terdapat di dalam kawasan genangan
***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat
berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu
sistem drainase.
Dari tabel 2.24 dapat diketahui bahwa luas genangan terbesar ada di kecamatan
Manyar yaitu 208 Ha berikutnya kecamatan Kebomas 151 Ha. Penyebab genangan
terutama karena tersumbatnya saluran drainase, pendangkalan saluran dan dimensi
saluran terlalu kecil, hal ini terjadi di kecamatan Gresik, Kebomas dan Manyar.
Untuk mengatasi banjir sudah dibangun rumah pompa di 3 kecamatan wilayah
perkotaan yaitu Gresik, Kebomas dan Manyar.
Keterangan:
*Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium
**B:: lebar dasar saluran
Dari tabel 2.25 dapat diketahui bahwa di kota Gresik (wilayah perkotaan yang
terdiri 3 kecamatan yaitu Gresik, Kebomas dan Manyar) mempunyai 27 sistem
drainase utama yang terdiri dari drainase primer, sekunder dan primer. Semua
sistem drainase tersebut masih berfungsi meskipun ada yang tersumbat baik oleh
sampah maupun tanah sehingga menyebabkan banjir/genangan.
Peta lokasi Genangan Kabupaten Gresik ditampilkan pada Gambar 2.9 dan
2.10. Dari gambar 2.9 dan 2.10 dapat diketahui bahwa lokasi genangan sebagian
besar terjadi di wilayah tengah ke selatan. Genangan terbesar di kecamatan Manyar
sebesar 208 Ha, disusul kecamatan Kebomas 151 Ha. Desa/kelurahan yang
mengalami genangan terbesar di desa Sukomulyo kecamatan Manyar sebesar 75,9
Ha.
Ds.Ngembung (5 ha)
Ds. Morowudi (4,3 ha)
Ds. Kalipadang (6 ha)
Ds. Boboh (2 ha)
Ds. Putat Lor (2 ha)
Ds. Bulurejo (2 ha)
Ds. Gading Watu (2 ha)
Gambar 2.10. Peta Lokasi Genangan Kota Gresik (Kec. Gresik, Kebomas, Manyar)
Sumber : Masterplan Drainase Kota Gresik 2011 dan Analisa Pokja Sanitasi
Gambar 2.11. Peta Area Beresiko Air Limbah Domestik Kabupaten Gresik
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
1 Risiko 4
1 Tanjung Kedamean
2 Singosari Kebomas
3 Randuagung Kebomas
4 Kebomas Kebomas
5 Sidokumpul Gresik
6 Kroman Gresik
7 Lumpur Gresik
8 Tlogopojok Gresik
9 Campurejo Panceng
10 Pangkah Wetan Ujung Pangkah
2. Risiko 3
1 Wringinanom Wringinanom
2 Driyorejo Driyorejo
3 Bambe Driyorejo
4 Petiken Driyorejo
5 Kedamean Kedamean
6 Menganti Menganti
7 Cerme Kidul Cerme
8 Cerme Lor Cerme
9 Banjarsari Cerme
10 Bulurejo Benjeng
11 Balongpanggang Balongpanggang
12 Duduksampeyan Duduksampeyan
13 Kedanyang Kebomas
14 Prambangan Kebomas
15 Gulomantung Kebomas
16 Sukorejo Kebomas
17 Segoromadu Kebomas
18 Tenggulunan Kebomas
19 Karangkiring Kebomas
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
20 Indro Kebomas
21 Sidomoro Kebomas
22 Gending Kebomas
23 Ngargosari Kebomas
24 Kawisanyar Kebomas
25 Sidomukti Kebomas
26 Giri Kebomas
27 Klangonan Kebomas
28 Sekarkurung Kebomas
29 Kembangan Kebomas
30 Dahanrejo Kebomas
31 Ngipik Gresik
32 Tlogopatut Gresik
33 Kramatinggil Gresik
34 Sidorukun Gresik
35 Pulopancikan Gresik
36 Gapurosukolilo Gresik
37 Tlogobendung Gresik
38 Pekauman Gresik
39 Sukorame Gresik
40 Karangturi Gresik
41 Trate Gresik
42 Karangpoh Gresik
43 Bedilan Gresik
44 Kebungson Gresik
45 Pekelingan Gresik
46 Kemuteran Gresik
47 Sukodono Gresik
48 Tebalo Manyar
49 Suci Manyar
50 Yosowilangun Manyar
51 Roomo Manyar
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
52 Sukomulyo Manyar
53 Pongangan Manyar
54 Peganden Manyar
55 Banjarsari Manyar
56 Leran Manyar
57 Manyarejo Manyar
58 Manyar Sidomukti Manyar
59 Manyar Sidorukun Manyar
60 Banyuwangi Manyar
61 Sembayat Manyar
62 Betoyoguci Manyar
63 Betoyokauman Manyar
64 Sumberejo Manyar
65 Tanggulrejo Manyar
66 Gumeno Manyar
67 Ngampel Manyar
68 Morobakung Manyar
69 Sidomukti Bungah
70 Bungah Bungah
71 Kramat Bungah
72 Randu Boto Sidayu
73 Asem Papak Sidayu
74 Mriyunan Sidayu
75 Kauman Sidayu
76 Gedung Kedo'an Dukun
77 Bangeran Dukun
78 Lowayu Dukun
79 Dukuh Kembar Dukun
80 Madumulyorejo Dukun
81 Jrebeng Dukun
82 Sekargadung Dukun
83 Dalegan Panceng
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
84 Banyutengah Panceng
85 Banyu Urip Ujung Pangkah
86 Pangkah Kulon Ujung Pangkah
87 Kumalasa Sangkapura
88 Daun Sangkapura
89 Balikterus Sangkapura
90 Pudakitbarat Sangkapura
91 Suwari Sangkapura
92 Dekatagung Sangkapura
93 Tambak Tambak
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Gresik 2015
Catatan:
*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Dari Tabel 2.26 area beresiko air limbah domestik disepakati bahwa area beresiko 4
(sangat tinggi) ada 10 desa/kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan yang berbeda.
Sedangkan area beresiko 3 (tinggi) ada 93 desa/kelurahan yang tersebar di 18
kecamatan yang berbeda.
Untuk permasalahan mendesak air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.27
User Interface
Keterangan:
- Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik tahun 2014: 1.316.717
jiwa atau 329.179 KK
Kesimpulan:
- Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 96,98 % (319.238
KK)
- Yang tidak memiliki jamban Pribadi & MCK = 3,02% (9.941 KK)
- Perilaku BABS sebesar 5,9% (19.422 KK)
B. Lain-lain
Dokumen Sudah mempunyai masterplan air limbah skala perkotaan
Perencanaan
Pendanaan: Dana APBD untuk air limbah terlalu kecil
Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas oleh para
pengambil kebijakan
Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari
masyarakat dan swasta
Kelembaga- Sudah ada UPTD Pengelolaan Air Limbah
an
Peraturan Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah
Undang-
(baru Raperda)
Undang
Dari tabel permasalahan mendesak air limbah domestik terlihat masih banyak
masyarakat yang melakukan praktek BABS dan jumlah kepemilikan septik tank yang
hanya 85,1% dan pengurasan tangki septic hanya 21,8%. Untuk itu perlu
keseriusan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam menyelesaikan permasalahan
mendesak tersebut.
Wilayah Prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
1. Risiko 4
1 Petiken Driyorejo
2 Singosari Kebomas
3 Pangkah Kulon Ujung Pangkah
4 Pangkah Wetan Ujung Pangkah
5 Tambak Tambak
2. Risiko 3
1 Watestanjung Wringinanom
2 Driyorejo Driyorejo
3 Bambe Driyorejo
4 Mojosarirejo Driyorejo
5 Manunggal Kedamean
6 Bringkang Menganti
7 Setro Menganti
8 Laban Menganti
9 Pengalangan Menganti
10 Randupadangan Menganti
11 Pelemwatu Menganti
12 Sidojangkung Menganti
13 Domas Menganti
14 Gadingwatu Menganti
15 Boteng Menganti
16 Boboh Menganti
17 Gempolkurung Menganti
18 Kepatihan Menganti
19 Hendrosari Menganti
20 Iker-iker Geger Cerme
21 Cerme Kidul Cerme
22 Cerme Lor Cerme
23 Banjarsari Cerme
24 Gedangkulut Cerme
Wilayah Prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
25 Sirnoboyo Benjeng
26 Jogodalu Benjeng
27 Jatirembe Benjeng
28 Tambakrejo Duduksampeyan
29 Kedanyang Kebomas
30 Prambangan Kebomas
31 Gulomantung Kebomas
32 Indro Kebomas
33 Kroman Gresik
34 Yosowilangun Manyar
35 Pongangan Manyar
36 Banjarsari Manyar
37 Bungah Bungah
38 Abar-abir Bungah
39 Sukorejo Sidayu
40 Randu Boto Sidayu
41 Golokan Sidayu
42 Wadeng Sidayu
43 Lowayu Dukun
44 Sambogunung Dukun
45 Wotan Panceng
46 Prupuh
47 Campurejo Panceng
48 Banyutengah Panceng
49 Sekapuk Ujungpangkah
50 Banyu Urip Ujungpangkah
51 Kotakusuma Sangkapura
52 Sawahmulya Sangkapura
53 Suwari Sangkapura
54 Telukjatidawang Tambak
55 Klompaggubug Tambak
56 Grejeg Tambak
57 Kepuhlegundi Tambak
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Gresik
Catatan:
*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
BAB II |PROFIL SANITASI SAAT INI
II-105
Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik (SSK) 2015
Dari tabel 2.28 area beresiko persampahan disepakati bahwa area beresiko 4
(sangat tinggi) ada 5 desa/kelurahan yang tersebar di 4 kecamatan. Sedangkan
area beresiko 3 (tinggi) ada 57 desa/ kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan
yang berbeda.
User Interface
Keterangan:
- Produksi Sampah Kabupaten Gresik per hari = 3.292 m3/hari
- Pelayanan Sampah 41,6 % per hari = 1.369 m3/hari
B. Lain-lain
Kapasitas Sarana Prasarana terbatas
Pengelolaan Kurangnya Sarana & Prasarana (tempat Pembuangan Sampah/TPS)
BAB II |PROFIL SANITASI SAAT INI
II-107
Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik (SSK) 2015
Dari gambar 2.13 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat dan tinggi tersebar
hampir semua kecamatan kecuali kecamatan Sidayu, Duduksampeyan,
Balongpanggang, Sangkapura dan Tambak.
Tabel 2.30. Area berisiko drainase lingkungan
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
1. Risiko 4
1 Cermen Lerek Kedamean
2 Morowudi Cerme
3 Lundo Benjeng
4 Segoromadu Kebomas
5 Indro Kebomas
6 Pulopancikan Gresik
7 Pekauman Gresik
8 Kroman Gresik
9 Lumpur Gresik
10 Sukomulyo Manyar
11 Banyuwangi Manyar
12 Campurejo Panceng
13 Pangkah Kulon Ujung Pangkah
14 Pangkah Wetan Ujung Pangkah
2. Risiko 3
1 Wringinanom Wringinanom
2 Pasinanlemahputih Wringinanom
3 Krikilan Driyorejo
4 Bambe Driyorejo
5 Petiken Driyorejo
6 Kesambenwetan Driyorejo
7 Randegansari Driyorejo
8 Glindah Kedamean
9 Lampah Kedamean
10 Boboh Menganti
11 Kepatihan Menganti
12 Hendrosari Menganti
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
13 Dooro Cerme
14 Lengkong Cerme
15 Dungus Cerme
16 Iker-iker Geger Cerme
17 Pandu Cerme
18 Jono Cerme
19 Tambakberas Cerme
20 Cerme Lor Cerme
21 Balongtunjung Benjeng
22 Balongmojo Benjeng
23 Bulangkulon Benjeng
24 Sedapurklagen Benjeng
25 Deliksumber Benjeng
26 Kedungrukem Benjeng
27 Munggugianti Benjeng
28 Bengkelolor Benjeng
29 Gluranploso Benjeng
30 Bulurejo Benjeng
31 Sukorejo Kebomas
32 Dahanrejo Kebomas
33 Randuagung Kebomas
34 Kebomas Kebomas
35 Sidokumpul Gresik
36 Gapurosukolilo Gresik
37 Tlogobendung Gresik
38 Kemuteran Gresik
39 Sukodono Gresik
40 Tebalo Manyar
41 Roomo Manyar
42 Pongangan Manyar
43 Sidomukti Bungah
44 Mojopurogede Bungah
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*) Desa/Kelurahan Kecamatan
45 Mojopurowetan Bungah
46 Melirang Bungah
47 Sidorejo Bungah
48 Gedung Kedo'an Dukun
49 Bangeran Dukun
50 Dukuh Kembar Dukun
51 Madumulyorejo Dukun
52 Jrebeng Dukun
53 Sekargadung Dukun
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Gresik 2015
Catatan:
*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Dari tabel area beresiko drainase lingkungan disepakati bahwa area beresiko 4
(sangat tinggi) ada 14 desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan berbeda.
Sedangkan area beresiko 3 (tinggi) ada 53 desa/kelurahan yang tersebar di 11
kecamatan yang berbeda.
Dari tabel 2.31 dapat diketahui bahwa beberapa permasalahan mendesak drainase
lingkungan di Kabupaten Gresik adalah kejadian banjir di Kabupaten Gresik terdapat
di beberapa tempat saja sehingga mayoritas dapat dikatakan tidak pernah
mengalami banjir (84,0%) (studi EHRA 2015). Kurangnya koordinasi yang baik
antar stakehoulder terkait saluran baik oleh Bina marga, cipta karya, dan perijinan.
Grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan,
Drainase tertutup trotoar (kontrol sulit bila terjadi sumbatan), Masih ada drainase
yang tidak mampu menampung kapasitas air hingga terjadi limpahan ke luar.