Anda di halaman 1dari 87

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Secara umum, gambaran umum kondisi Kabupaten Cianjur dapat


dilihat dari aspek geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


Penjelasan mengenai aspek geografis mencakup letak, luas, batas
wilayah, topografi, hidrologi, klimatologi, penggunaan lahan, potensi
pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana.
2.1.1 Aspek Geografi
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas Kabupaten Cianjur adalah 361.434,98 Ha atau 3.614,34 Km²,
dengan jarak sekitar 65 Km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung)
dan 120 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta). Secara administrasi
pemerintahan, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan yang ada di
Kabupaten Cianjur tercatat sebanyak 32 Kecamatan, 354 Desa dan 6
Kelurahan, serta mencakup 2.751 Rukun Warga dan 10.402 Rukun
Tetangga.
Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah adminitrasi Kabupaten
Cianjur berdasarkan kecamatan sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1

Tabel 2. 1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Cianjur Tahun 2017
No Kecamatan Luas wilayah (Ha)
1 Cianjur 2.614,70
2 Ciranjang 3.481,31
3 Pacet 4.166,45
4 Warungkondang 4.515,75
5 Haurwangi 4.617,83
6 Sukaluyu 4.802,38
7 Karangtengah 4.852,51
8 Cijati 4.902,15
9 Gekbrong 5.076,88
10 Cilaku 5.252,96
11 Tanggeung 5.980,15
12 Cipanas 6.727,65
13 Campakamulya 7.426,56
14 Cugenang 7.615,39
15 Bojongpicung 8.833,94
16 Sukaresmi 9.215,34
17 Mande 9.879,47
18 Kadupandak 10.440,78
19 Leles 11.432,03
20 Pasir Kuda 11.514,95
21 Cibeber 12.472,97
22 Takokak 14.216,47

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


14
Pemerintah Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Luas wilayah (Ha)


23 Campaka 14.374,76
24 Cikalongkulon 14.402,25
25 Sindangbarang 15.907,56
26 Sukanagara 17.404,94
27 Cikadu 18.866,44
28 Agrabinta 19.265,32
29 Pagelaran 19.943,66
30 Cibinong 23.547,77
31 Naringgul 28.132,43
32 Cidaun 29.551,23
Total 361.434,98
Sumber: RTRW Kab. Cianjur 2012-2031

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis


Kabupaten Cianjur secara geografis terletak diantara 6° 21’ - 7° 25’
Lintang Selatan dan 106° 42’ - 107° 25’ Bujur Timur, dengan batas-batas
wilayah adminitrasi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Purwakarta
b. Sebelah Barat : berbatasan dengan dengan Wilayah Kabupaten
Sukabumi
c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut
d. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Peta orientasi dan administrasi Kabupaten Cianjur secara lebih rinci
ditunjukkan pada gambar 2.1 dan 2.2

Gambar 2.1
Peta Orientasi wilayah Kabupaten Cianjur
Sumber : RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031, Bappeda

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


15
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Gambar 2.2
Peta Batas Administrasi Kabupaten Cianjur
Sumber : RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031, Bappeda

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


16
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.1.1.3 Topografi
Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan
kontur wilayah Kabupaten Cianjur. Adapun karakteristik topografi yang
terdapat di Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut:
1. Dataran : Merupakan daerah dengan kemiringan lereng yang berkisar
antara 0 - 8 % yang menempati daerah pantai, daerah alluvial sungai
dan dataran lahar. Daerah yang termasuk satuan morfologi ini
mempunyai tingkat erosi yang rendah yang terdistribusi pada daerah
Sukaresmi, Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Bojong Picung, sebelah
Utara Cibeber, Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak, dan sepanjang
Pantai Selatan mulai dari Agrabinta sampai Cidaun.
2. Perbukitan Berelief Halus: Satuan morfologi ini mempunyai bentuk
permukaan bergelombang halus dengan kemiringan lereng 8 - 15% yang
terdapat pada daerah Utara Pacet, Warungkondang, Takokak sebelah
Barat, Cidaun, dan sebelah Timur Sindangbarang.
3. Perbukitan Berelief Sedang: Satuan morfologi ini mempunyai bentuk
permukaan bergelombang sedang dengan kemiringan lereng 15 - 25%
yang tersebar pada daerah Utara Mande, sebelah Selatan Kadupandak,
dan sebelah Selatan Cibeber.
4. Perbukitan Berelief Agak Kasar: Satuan morfologi ini mempunyai bentuk
permukaan bergelombang agak kasar dengan kemiringan lereng 24 –
40% yang tersebar pada daerah Takokak, bagian Utara dan Selatan
Kadupandak, bagian Utara Sukanagara, Agrabinta, sebelah Utara
Cidaun, sebelah Selatan Pagelaran, dan sebelah Barat Tanggeung.
5. Perbukitan Berelief Kasar: Bentuk permukaan pada bagian ini adalah
bergelombang kasar -- sangat kasar dengan kemiringan lereng > 40 %
yang terdistribusi pada daerah Selatan Sukaresmi, sebelah Selatan
Bojong Picung, Sukanagara, Gunung Buleud, sebelah Timur Takokak
dan Gunung Sambul. Timur Pagelaran, bagian Selatan dan Utara
Kadupandak serta Karangtengah yang membentuk gawir gerakan tanah
yang hampir tegak lurus. Daerah lain yang memiliki bentuk permukaan
seperti ini adalah daerah Gunung Pangrango, Pasir Beser, Pasir Taman
sampai Pasir Gambir, Pasir Negrog, Gunung Pondokcabang, Gunung
Berenuk, dan Pasir Gook.
Letak Ketinggian Wilayah Kabupaten Cianjur yaitu 7 – 2.962 mdpl,
wilayah yang memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan Cipanas dan
Pacet yaitu 1.080 – 2.962 mdpl. Ketinggian Wilayah dan Kemiringan Tanah
di Kabupaten Cianjur dapat dilihat dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2
Ketinggian Wilayah dan Kemiringan Tanah Setiap Kecamatan
di Kabupaten Cianjur
No Kecamatan DPL (m) Kemiringan (%)
1 Agrabinta 7 – 600 0 – 40
2 Leles 7 – 600 0 – 25
3 Sindangbarang 7 – 500 0 – 40
4 Cidaun 7 – 500 0 – 40
5 Naringgul 800 – 2.300 15 – 40
6 Cibinong 141 – 800 3 – 40
7 Cikadu 141 – 950 15– 40
8 Tanggeung 350 – 1.200 3 – 40
9 Pasirkuda 350 – 1.200 3 – 40
10 Kadupandak 350 – 1.200 0 – 25
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
17
Pemerintah Kabupaten Cianjur

No Kecamatan DPL (m) Kemiringan (%)


11 Cijati 350 – 1.200 0 – 25
12 Takokak 800 – 1.200 15 – 40
13 Sukanagara 700 – 1.010 15 – 40
14 Pagelaran 350 – 1.200 15 – 40
15 Campaka 475 – 700 15 – 40
16 Campakamulya 475 – 700 15 – 40
17 Cibeber 200 – 1.250 0 – 40
18 Warungkondang 300 – 900 0 – 40
19 Gekbrong 300 -900 0 – 30
20 Cilaku 436 – 675 0 – 30
21 Sukaluyu 200 – 316 0 – 30
22 Bojongpicung 200 – 450 0 – 40
23 Haurwangi 200 – 450 0 – 40
24 Ciranjang 200 – 316 0 – 40
25 Mande 250 – 500 0 – 40
26 Karangtengah 350 – 375 0 – 30
27 Cianjur 436 – 675 0 – 25
28 Cugenang 300 – 1.035 0 – 40
29 Pacet 1.080 – 2.962 3 – 40
30 Cipanas 1.080 – 2.962 3 – 40
31 Sukaresmi 1.080 – 1.450 3 – 40
32 Cikalongkulon 225 – 500 0 – 40
Kabupaten Cianjur 7 – 2.962 0 – 40
Sumber : Kab.Cianjur Dalam Angka Tahun 2018

2.1.1.4 Hidrologi
Resapan air di Kabupaten Cianjur terbagi menjadi 3 (tiga) jenis
resapan yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu resapan air rendah,
resapan air sedang, resapan air tinggi.
Sumberdaya air yang terdapat di Kabupaten Cianjur meliputi air
permukaan (sungai-sungai), mata air, dan air tanah. Sumberdaya air
tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, dan
lain-lain.
1. Air Baku
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri
air minum. Air baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses
dalam penyediaan dan pengeolahan air bersih. Berdasarkan SNI
6773:2008 tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air dan
SNI 6774:2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi
pengolahan air pada bagian istilah dan definisi yang disebut dengan air
baku adalah : “Air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.”
Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam,
mata air dan bisa juga dibuat dengan cara membendung air buangan
atau air laut. Evaluasi dan pemilihan sumber air yang layak harus
berdasar dari ketentuan berikut :
a. Kualitas dan kuantitas air yang diperlukan;
b. Kondisi iklim;
c. Tingkat kesulitan pada pembangunan intake;
d. Tingkat keselamatan operator;
e. Ketersediaan biaya minimum operasional dan pemeliharaan untuk
IPA;
f. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air pada masa yang akan
datang;
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
18
Pemerintah Kabupaten Cianjur

g. Kemungkinan untuk memperbesar intake pada masa yang akan


datang.
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang
dikumpulkan dengan cara rembesan, bisa dipertimbangkan sebagai
sebuah sumber air. Kualitas air bawah tanah secara umum sangat baik
bagi air permukaan dan dibeberapa tempat yang memiliki musim dingin
bisa memanfaatkan salju sebagai sumber air. Hal ini bisa menghemat
biaya operasional dan pemeliharaan karena secara umum kualitas air
bawah tanah sangat baik sebagai air baku. Khusus untuk air bawah
tanah yang diambil dengan cara pengeboran tentunya melalui perijinan.
Hal ini untuk mencegah terjadinya eksploitasi secara besar-besaran.
Disebutkan diatas bahwa tidak semua air baku bisa diolah, oleh karena
itu dibuatlah ketentuan sebagai standar kualitas air baku yang bisa
diolah. Dalam SNI 6773:2008 bagian Persyaratan Teknis kualitas air
baku yang bisa diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) adalah :
a. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbidity unit) atau
400 mg/l SiO₂;
b. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt
Co dan warna sementara mengikuti kekeruhan air baku;
c. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku seusai PP No.
82 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air;
d. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna,
besi dan/atau bahan organik melebihi syarat tersebut diatas tetapi
kekeruhan rendah (<50 NTU) maka digunakan IPA system DAF
(Dissolved Air Flotation) atau system lainnya yang dapat
dipertanggunggjawabkan.
Penyediaan air bersih selain kuantitasnya, kualitasnya pun harus
memenuhi standar yang berlaku. Dalam hal air bersih, sudah
merupakan praktek umum bahwa dalam menetapkan kualitas dan
karakteristik dikaitkan dengan suatu baku mutu air tertentu (standar
kualitas air). Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang
karakteristik air baku, seringkali diperlukan pengukuran sifat-sifat air
atau biasa disebut parameter kualitas air, yang beraneka ragam.
Formulasi-formulasi yang dikemukakan dalam angka-angka standar
tentu saja memerlukan penilaian yang kritis dalam menetapkan sifat-
sifat dari tiap parameter kualitas air.
Standar kualitas air adalah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan
sifat-sifat fisik, kimia, radioaktif maupun bakterilogis yang menunjukan
persyaratan kualitas air tersebut. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, air menurut kegunaannya digolongkan
menjadi:
Kelas I : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku,
air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas II : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


19
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Kelas III : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2. Air Permukaan
Sungai Citarum merupakan sungai utama yang mengalir ke bagian utara
dengan beberapa anak sungainya di Kabupaten Cianjur antara lain
Sungai Cibeet, Sungai Cikundul, Sungai Cibalagung, dan Sungai
Cisokan. Sungai-sungai tersebut membentuk sub-DAS yang merupakan
bagian dari DAS Citarum yang bermuara di Laut Jawa. Di bagian selatan
terdapat Sungai Cibuni, Sungai Cisokan, Sungai Cisadea, Sungai
Ciujung, dan Sungai Cilaki yang merupakan subDAS Cibuni - Cilaki
yang bermuara di Samudera Indonesia.
Terdapat 2 (dua) buah waduk yang memanfaatkan aliran Sungai
Citarum yaitu Cirata, dan Saguling. Waduk Cirata mempunyai luas
genangan 6.400 ha,dimana 3.400 ha menggenangi wilayah Kabupaten
Cianjur. Genangan tersebut merupakan sumber air
permukaan/penampung air yang dapat dimanfaatkan sebagai pengairan
persawahan, pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas sekitar 550 MW
jam/tahun serta pengembangan budidaya perikanan darat dan
pariwisata.Selain sungai, potensi air permukaan di Kabupaten Cianjur
adalah adanya situ/rawa yang terdapat di Kecamatan Pagelaran,
Tanggeung, Cibinong dan Kadupandak. Terdapat sekitar 16 situ/rawa
mencakup luas + 33,50 Ha dengan perkiraan volume air 594.300 m3
dan mampu mengairi sawah + 1.431 Ha.
3. Mata Air
Zona mata air yang sangat vital atau berpotensi di Kabupaten Cianjur
terutama berada pada kawasan lereng bagian timur Gunung Gede. Air
yang berasal dari mata air dalam zona ini terutama ditampung oleh
sungai Cilaku,Cisarua, Cicaringin, dan Cikundul. Sumber air bersih ini
terutama dimanfaatkan untuk kepentingan domestik (rumah tangga),
pertanian, dan waduk Cirata. Zona mata air yang berada pada lereng
bukit di dataran tinggi Sukanagara-Campaka bagian utara selain untuk
kepentingan domestik dan pertanian juga dimanfaatkan untuk waduk
Cirata yang disalurkan melalui Sungai Cikondang dan Cisokan.
4. Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Cianjur meliputi air tanah bebas
dangkal, air tanah bebas dalam, dan air tanah pantai. Air tanah bebas
dangkal umumnya merupakan daerah pedataran lembah dan pantai
serta daerah depresi (Depresi Cianjur, Depresi Pagelaran, Depresi
Kadupandak, dan lain-lain).Air tanah bebas dangkal tersebut terdapat
hampir di semua pedataran dan sudah banyak dimanfaatkan untuk
kebutuhan domestik. Air tanah bebas dalam (TMA lebih dari 10 meter)
terutama pada daerah perbukitan yang berada diantara wilayah mata
air.Air tanah dangkal pantai meliputi pedataran sekitar pantai laut
Samudera Indonesia dan Waduk Cirata.
Pada zona ini bermuara sejumlah sungai yang senantiasa
mengendapkan partikel-partikel hasil erosi dalam berbagai ukuran dan
mengandung air. Air dangkal pantai ini tersebar di sepanjang pantai
selatan Cianjur.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


20
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.1.1.5 Klimatologi
Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu
udara minimum 18 derajat yang biasanya terjadi pada bulan Maret – April,
sedangkan suhu maksimal adalah 24 derajat yang biasanya terjadi pada
bulan Oktober – November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80-
90%. Pada bulan November – Maret angin bertiup ke arah tenggara yang
biasanya berkaitan dengan musim kemarau . Adapun puncak musim
kemarau terjadi pada bulan Agustus sedangkan puncak musim hujan
terjadi pada bulan Desember- Januari. Kondisi curah hujan di Kabupaten
Cianjur sangat bervariasi. Curah hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar
antara 1.120,4 mm/tahun sampai dengan 3.543 mm/tahun. Namun
demikian, beberapa wilayah di sebelah barat Kecamatan Sindangbarang
memiliki curah hujan lebih tinggi, yakni berkisar antara 3.000 mm/tahun
sampai 4.000 mm/tahun.

2.1.1.6 Penggunaan Lahan


Luas wilayah Kabupaten Cianjur terdiri atas daratan (lahan) dan
perairan. Total luas wilayah keseluruhan adalah 361.434,98 Ha, sedangkan
luas lahan yang digunakan sebesar 350.148 Ha. Perkembangan
penggunaan lahan mengalami pergeseran dari luas lahan sawah ke lahan
bukan sawah seiring dengan pembangunan daerah seperti terlihat dalam
tabel 2.3.

Tabel 2. 3
Jumlah Luas Penggunaan Lahan Kab. Cianjur Tahun 2013-2017
Luas Lahan Luas Lahan
Luas Lahan
No Tahun Bukan Sawah Bukan Jumlah
Sawah (Ha)
(Ha) Pertanian
1 2013 66.283 181.298 102.567 350.148
2 2014 65.909 199.250 84.985 350.148
3 2015 65782 200.027 84.339 350.148
4 2016 65.716 202.512 81.920 350.148
5 2017 66.934 261.616 33.388 361.938
Sumber : Cianjur Dalam Angka Tahun 2016, 2017, 2018

Grafik 2. 1
Jumlah Luas Penggunaan Lahan Kab. Cianjur Tahun 2013-2017

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


21
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.1.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2011-
2031, Kabupaten Cianjur telah menetapkan Kawasan strategis wilayah
kabupaten berdasarkan (1) Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten; (2) Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas,
dan efisiensi penanganan kawasan; (3) Kesepakatan para pemangku
kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat kestrategisan
nilai ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada kawasan yang akan
ditetapkan; (4)Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan
Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka pengembangan potensi wilayah telah ditetapkan
kawasan strategis Kabupaten Cianjur yang mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi, kelestarian budaya dan kehidupan sosial,
serta kelestarian lingkungan. Kawasan Strategis yang ditetapkan adalah:
1. Penetapan Kawasan Strategis Ekonomi
a. Kawasan Lahan Pertanian Tanaman Padi PANDANWANGI
Padi Pandan Wangi adalah varietas padi khas Cianjur yang telah
cukup lama dikenal secara regional, nasional, bahkan di manca
negara. Konsumen beras Pandan Wangi umumnya adalah masyarakat
kelas menengah ke atas, karena harga beras ini cukup mahal. Dalam
rangka melestarikan sentra komoditas unggulan, maka pada tanggal
17 April 2004 telah diterbitkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
163/Kpts/LB.240/3/2004 tentang Pelepasan galur padi sawah lokal
Pandan Wangi Cianjur sebagai Varietas Unggulan dengan nama
Pandan Wangi. Lokasi pengembangan kawasan lahan pertanian
tanaman padi Pandan Wangi terletak di Kecamatan Warungkondang,
Cibeber, Cugenang, Cilaku, Cianjur, Sukaresmi, Gekbrong, dan
Kecamatan Cempaka.
b. Kawasan Agropolitan
Keberadan kawasan agropolitan di Kecamatan Pacet dan Cipanas yang
telah dikembangkan sejak tahun 2002 dan diprakasai oleh Pemerintah
Pusat melalui Departemen PU Ditjen Cipta Karya harus tetap
dipertahankan dan bahkan harus dikembangkan lebih jauh untuk
mewujudkan kawasan agropolitan yang lebih mapan. Kawasan
agropolitan ini terbukti telah menjadi suatu alternatif peningkatan
kesejahteraan masyarakat petani di kawasan tersebut memanfaatkan
konsep pengembangan wilayah dengan pendekatan hubungan desa-
kota sebagai sistem pengelolaan pertanian. Lokasi kawasan
agropolitan terletak di Kecamatan Pacet dan Cipanas dengan inti di
Desa Sindangjaya dan Desa Sukatani Kecamatan Cipanas.
c. Koridor Jalur Jalan Cianjur – Sindangbarang
Saat ini, satu-satunya jalan yang menghubungkan antara WP Utara
dengan WP Tengah dan WP Selatan Cianjur dengan sifat terbuka
sepanjang tahun, adalah ruas jalan yang berada dalam pembinaan
pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu ruas Cianjur (Sp.Perintis
Kemerdekaan) – Cibeber – Sukanagara – Sindangbarang.
Kawasan perkotaan Cianjur yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan
distribusi di Kabupaten Cianjur dihubungkan ke wilayah-wilayah
hinterland-nya melalui ruas jalan utama ini. Pergerakan kegiatan
perekonomian yang berada pada jalur jalan ini merupakan arus
utama antara Wilayah Utara, Tengah, dan Selatan.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
22
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Oleh karena itu, jika terjadi gangguan seperti bencana alam pada ruas
ini yang menyebabkan terputusnya jalan, maka hampir dapat
dipastikan kegiatan perekonomian terhambat. Jalan ini merupakan
jalan provinsi dengan fungsi Kolektor Primer yang menghubungkan
ibu kota Kabupaten Cianjur serta melalui Kecamatan Cilaku, Cibeber,
Campaka, Sukanagara, Pagelaran, Tanggeung, Cibinong, hingga
Kecamatan Sindangbarang. Mengingat pentingnya ruas jalan ini bagi
kepentingan ekonomi Kabupaten Cianjur, maka keberadaan jalan
dengan sifatnya yang terbuka sepanjang tahun harus benar-benar
dipertahankan.
d. Koridor Jalur Jalan Jawa Barat Selatan
Ruas jalan yang menghubungkan Tegalbuleud (Sukabumi) – Agrabinta
– Sindangbarang – Cidaun – Rancabuaya (Garut) merupakan bagian
dari jaringan jalan Jawa Barat selatan.
Dalam lingkup regional Jawa ditemukan persoalan bahwa
keterbatasan infrastruktur jalan di kawasan selatan Jawa ini telah
mengakibatkan perkembangan wilayah dan tingkat kesejahteraan
masyarakat masih rendah bahkan banyak ditemui daerah-daerah
terisolir.
Padahal, wilayah Jawa bagian selatan mempunyai potensi
sumberdaya alam yang besar, selain memiliki tanah yang subur,
sumber-sumber tambang, potensi pariwisata, juga kaya akan
sumberdaya laut.
e. Kawasan Pesisir Pantai Cianjur Selatan
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Cianjur memiliki potensi habitat
yang beragam seperti sumberdaya ikan dan ekosistem hutan
mangrove yang kaya dengan keanekaragaman hayati, serta
mempunyai peran dan fungsi sosio-ekologi yang sangat penting bagi
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Kawasan pesisir pantai
Cianjur Selatan meliputi Kecamatan Cidaun, Kecamatan
Sindangbarang, dan Kecamatan Agrabinta.
Selain itu, kawasan pesisir di Kabupaten Cianjur memiliki potensi
kegiatan ekonomi yang beragam, seperti perikanan tangkap maupun
budidaya (tambak), pertanian, permukiman, pariwisata, perdagangan,
pertambangan, serta konservasi alam. Berbagai potensi tersebut
sangat memungkinkan untuk berintegrasi guna mewujudkan kegiatan
perekonomian yang saling mendukung untuk pertumbuhan
perekonomian ke arah positif.
f. Kawasan Industri
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan
dari setiap sentra-sentra produksi yang tersebar di seluruh
kecamatan, maka kedepan akan disiapkan satu zona industri yang
bersifat footloose, non polutan dan berorientasi pada bahan baku
lokal. Diharapkan pengembangan zona industri ini akan menjadi
sentra utama dalam memproduksi khususnya produk-produk
pertanian sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur.
Pemilihan lokasi untuk zona industri ini diarahkan untuk berada
disekitar Kecamatan Sukaluyu dan/atau Kecamatan Ciranjang,
dengan pertimbangan kemudahan aksesibilitas.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


23
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Penetapan Kawasan Strategis Sosial–Budaya


a. Kawasan Zona Penyangga Situs Megalitik Gunung Padang
Situs Megalitik Gunung Padang berada di Desa Karyamukti,
Kecamatan Campaka dengan luas areal zona inti sekitar 1 Ha. Situs
ini diperkirakan merupakan peninggalan masa megalitikum yang
menurut para ahli arkeologi terjadi di Indonesia berkisar antara 2.500
- 1.500 SM.
b. Kawasan Zona Penyangga Istana Cipanas
Kawasan Istana Kepresidenan Cipanas merupakan pusat dari kota
Cipanas yang juga merupakan pusat pelayanan bagi kawasan
sekitarnya yang berfungsi sebagai kawasan permukiman,
perdagangan, jasa, dan pariwisata. Sementara itu, secara umum dapat
digambarkan bahwa Kota Cipanas merupakan pusat pelayanan
koleksi dan distribusi dengan adanya pasar sebagai pusat
perdagangan dan sebuah terminal sebagai pusat pergerakan Kota
Cipanas.
3. Penetapan Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
Kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup di Kabupaten Cianjur
adalah Kawasan Wisata Alam Naringgul–Cidaun. Kabupaten Cianjur
merupakan wilayah yang memiliki keindahan alam yang dapat dikelola
sebagai kawasan pariwisata unggulan, mulai dari kawasan utara puncak
hingga wilayah pesisir selatan. Namun dalam perkembangannya,
kawasan pariwisata tersebut masih belum dikelola secara maksimal. Hal
ini terlihat dari beberapa objek wisata yang menjadi objek unggulan
namun belum dikembangkan secara optimal.
Untuk lebih jelasnya kawasan strategis di Kabupaten Cianjur
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.3.

Sumber: RTRW Kabupaten Cianjur

Gambar 2. 3
Kawasan Strategis Kabupaten Cianjur

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


24
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.1.1.8 Wilayah Rawan Bencana


Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang memiliki
kerentanan terhadap bencana alam. Daerah rawan bencana terbagi atas tiga
kategori, yaitu daerah rawan longsor, daerah rawan banjir, dan daerah
rawan tsunami dan gelombang pasang. Daerah rawan longsor yang meliputi
Kecamatan Agrabinta, Bojongpicung, Campaka, Campakamulya, Cianjur,
Cibeber, Cibinong, Cidaun, Cijati, Cikadu, Cikalongkulon, Cilaku, Cipanas,
Ciranjang, Cugenang, Gekbrong, Haurwangi, Kadupandak, Karangtengah,
Leles, Mande, Naringgul, Pacet, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang,
Sukaluyu, Sukanagara, Sukaresmi, Takokak, Tanggeung, dan
Warungkondang. Daerah rawan banjir meliputi Kecamatan Ciranjang,
Sukaluyu, Haurwangi, Cilaku, Cibeber, Kadupandak, Cijati, Agrabinta,
Sindangbarang, dan Cidaun. Dan yang termasuk daerah rawan tsunami dan
gelombang pasang meliputi kecamatan Kecamatan Agrabinta,
Sindangbarang, dan Kecamatan Cidaun.

2.1.2 Aspek Demografi


Kepadatan penduduk Kabupaten Cianjur cenderung mengalami
peningkatan selama periode tahun 2013 hingga 2017. Menurut Badan Pusat
Statistik Kabupaten Cianjur, penduduk Kabupaten Cianjur Tahun 2017
berjumlah 2.256.589 Jiwa atau naik 2,5 % dibanding tahun 2011 dengan
laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Cianjur pada tahun 2017
mencapai 0,12 persen. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk
(2.256.589) dengan luas Kabupaten Cianjur (3.614,35 km²), maka
kepadatan penduduk per km² pada tahun 2017 mencapai 624 jiwa. Dilihat
dari sebarannya, terdapat 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Cianjur yang
memiliki kepadatan tinggi dengan kepadatan penduduk di atas 1.500 jiwa
per km² yaitu kecamatan-kecamatan di wilayah utara. Kepadatan penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Cianjur sebanyak 6.291 jiwa per km² dan
kepadatan penduduk terkecil ada di Kecamatan Naringgul yaitu sebesar 161
jiwa per km².
Perkembangan jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Cianjur
tahun 2013 hingga tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2. 4
Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
Jumlah Penduduk (jiwa) Rasio Kepadatan
No Tahun Jenis Penduduk
Laki-laki Perempuan Total Kelamin Per Km²
1 2013 1.146.669 1.078.644 2.225.316 n
106,31 616
2 2014 1.151.352 1.084.036 2.235.418 106,21 618
3 2015 1.155.177 1.088.727 2.243.904 106,10 621
4 2016 1.159.421 1.094.363 2.253.784 105.94 624
5 2017 1.160.520 1.096.069 2.256.589 105,88 624
Sumber: BPS Kabupaten Cianjur 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


25
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Grafik 2. 2
Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017

Berdasarkan struktur usia penduduk, pada tahun 2013 sampai tahun


2017 mengalami pergeseran. Tahun 2013 kelompok non produktif 0-14
tahun didominasi kelompok usia 10 -14 tahun sebanyak 225.394 jiwa,
kelompok usia produktif 15-64 tahun di dominasi oleh kelompok usia 15-19
tahun sebanyak 205.190 jiwa, sedangkan tahun 2017 kelompok usia non
produktif 0-14 tahun didominasi oleh kelompok usia 10 -14 tahun sebanyak
216.453 jiwa, kelompok usia produktif 15-64 tahun di dominasi oleh
kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 197.418 jiwa.
Perkembangan jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2014 sebagaimana tercantum
dalam tabel 2.5.

Tabel 2. 5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Golongan
2013 2014 2015 2016 2017
Umur
1 0-4 220.413 211.360 217.238 218.197 210.750
2 5-9 217.765 228.646 215.579 216.528 214.838
3 10-14 225.394 270.367 220.772 22.745 216.453
4 15-19 205.190 162.211 202.040 202.926 197.418
5 20-24 182.233 171.465 180.729 181.522 179.677
6 25-29 165.717 177.714 163.972 164.692 162.218
7 30-34 162.209 152.096 158.508 159.207 154.995
8 35-39 167.807 179.148 168.311 169.053 166.358
9 40-44 152.782 162.946 156.157 156.845 158.473
10 45-49 140.526 131.749 146.901 147.546 152.431
11 50-54 115.779 118.489 122.467 123.006 128.681
12 55-59 89.755 88.227 96.862 98.287 103.632
13 60-64 63.818 71.043 70.343 70.653 77.240
14 65+ 115.928 109.957 124.025 124.577 133.425
Jumlah 2.225.316 2.235.418 2.243.904 2.253.784 2.256.589
Sumber: Cianjur Dalam Angka 2011-2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


26
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Selain mengetahui jumlah penduduk menurut kelompok umur dan


jenis kelamin, dari aspek domografi juga dibahas tingkat kepadatan
penduduk. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk pada tahun 2017
sebesar 2.256.589 jiwa dengan luas Kabupaten Cianjur 3.614,35 km², maka
kepadatan penduduk per km² pada tahun 2017 mencapai 624 jiwa. Dilihat
dari sebarannya, terdapat 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Cianjur yang
memiliki kepadatan tinggi dengan kepadatan penduduk di atas 1.500 jiwa
per km² yaitu kecamatan-kecamatan di wilayah utara. Kepadatan penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Cianjur sebanyak 6.291 jiwa per km² dan
kepadatan penduduk terkecil ada di Kecamatan Naringgul yaitu sebesar 161
jiwa per km².
Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan menurut kecamatan
dapat dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2. 6
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk,dan Kepadatan Menurut Kecamatan
Tahun 2017
Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah Penduduk
No Kecamatan Penduduk
(Km²) (jiwa)
(Km²)
1 Agrabinta 192,65 37.044 192
2 Leles 114,32 30.653 268
3 Sindangbarang 159,08 54.246 341
4 Cidaun 295,51 67.600 229
5 Naringgul 281,32 45.283 161
6 Cibinong 235,48 58.840 250
7 Cikadu 188,66 35.547 188
8 Tanggeung 59,80 44.175 739
9 Pasir Kuda 115,15 34.251 297
10 Kadupandak 104,41 49.656 476
11 Cijati 49,02 32.448 662
12 Takokak 143,75 51.486 358
13 Sukanagara 174,05 50.769 292
14 Pagelaran 199,44 67.963 341
15 Campaka 143,75 63.404 441
16 Campakamulya 74,27 22.956 309
17 Cibeber 124,73 118.439 950
18 Warungkondang 45,16 67.238 1.489
19 Gekbrong 50,77 54.758 1.079
20 Cilaku 52,53 105.503 2.008
21 Sukaluyu 48,02 73.528 1.531
22 Bojongpicung 88,34 73.562 833
23 Haurwangi 46,18 57.214 1.239
24 Ciranjang 34,81 79.779 2.292
25 Mande 98,79 74.417 753
26 Karangtengah 48,53 137.788 2.839
27 Cianjur 26,15 164.511 6.291
28 Cugenang 76,15 105.529 1.386
29 Pacet 41,66 103.570 2.486
30 Cipanas 67,28 111.493 1.657
31 Sukaresmi 92,15 83.626 907
32 Cikalongkulon 144,02 99.313 690
Jumlah 3.614,34 2.256.589 624
Sumber : BPS Kab Cianjur 2017* ( Angka Sementara Proyeksi Penduduk)

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


27
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Cianjur selama periode
waktu tahun 2014-2018 tumbuh rata-rata sebesar 4,09 persen. Pada tahun
2014 LPE Cianjur mencapai 5,06 persen dan lebih rendah dengan LPE Jawa
Barat. Namun untuk tahun berikutnya, yaitu di tahun 2015 sampai dengan
tahun 2016 mancapai diatas laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.
Pertumbuhan yang sangat besar terjadi pada tahun 2016 yang mencapai
6,43 persen. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan dengan
capaian sebesar 5,72 persen atau menurun sebesar 0,71 persen. Akan tetapi,
pada tahun 2018 diprediksi mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dengan
capaian Laju pertumbuhan sebesar 5,94 persen.Untuk lebih jelasnya Laju
Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat pada grafik 2.3 dan tabel 2.7.

Grafik 2. 3
LPE Tahun 2013-2018

Tabel 2. 7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tahun 2013-2017
No TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018
1 LPE CIANJUR 5,06 5,45 6,43 5,72 5,94
2 LPE JAWA BARAT 5,09 5,04 5,67 5,29 5,50
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat, 2019

Melihat hasil capaian LPE Jabar pada Tahun 2017 sebesar 5,29%
yang cenderung menurun dibanding tahun 2016, maka capaian LPE
Kabupaten Cianjur pada tahun 2018 dperkirakan mengalami pada kisaran
5,94% atau peningkatan 0,22 persen. Akan tetapi capaian setiap tahun
masih dalam posisi capaian lebih besar dari LPE Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan PDRB dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur tahun 2018
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu, yaitu
mencapai sebesar Rp. 42,71 triliun atau meningkat sebesar Rp.3,62 triliun
dari tahun 2017. Sedangkan atas dasar harga konstan pada tahun 2018
mencapai sebesar Rp. 30,22 triliun atau meningkat sebesar Rp. 1,67 triliun
dari tahun 2017.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


28
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sebagai gambaran kemakmuran masyarakat, antara lain dapat


dilihat dari perkembangan PDRB per kapita. Pada tahun 2018, PDRB per
kapita Kabupaten Cianjur adalah sebesar Rp. 17,19 juta mengalami
peningkatan sebesar Rp. 1,47 juta dari tahun 2016. Adapun Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dalam tahun 2017 mencapai 5,72 persen.
Gambaran lebih lengkap perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur
sebagaimana pada tabel 2.8.

Tabel 2. 8
Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur
Tahun 2016-2017
Tahun
No Uraian
2016 2017 2018*
1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 35,38 38,55 42,71
2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (triliun rupiah) 26,98 28,52 30,29
3 PDRB Perkapita (juta rupiah) 15,71 17,08 18,70
Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur dan BPS Cianjur, 2018

Gambaran lengkap terhadap nilai PDRB maupun kontribusinya dapat


dilihat dalam tabel 2.9.
Tabel 2. 9
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Seri 2010 Per Sektor
Tahun 2014-2018 (juta rupiah)
Kat. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*

Pertanian,
A Kehutanan, dan 7.905.678,90 8.070.824,2 8.442.201,0 8.518.845,7 8.899.097,8
Perikanan
Pertambangan
B 73.691,90 77.573,5 77.465,4 78.147,5 78.147,5
dan Penggalian
Industri
C 1.380.001,70 1.444.296,8 1.546.955,0 1.795.350,6 1.936.689,5
Pengolahan
Pengadaan
D 22.712,60 22.642,7 24.033,1 24.707,0 26.974,1
Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
E Sampah, 7.679,90 8.105,3 8.622,6 9.279,8 9.745,8
Limbah dan
Daur Ulang
F Konstruksi 2.047.572,30 2.166.491,9 2.328.203,9 2.522.784,6 2.721.254,7
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
G 4.453.849,80 4.736.071,4 4.956.812,1 5.177.868,1 5.397.610,3
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor
Transportasi
H dan 1.967.303,50 2.144.803,2 2.329.594,2 2.534.622,8 2.760.880,5
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 1.389.456,00 1.491.615,3 1.636.881,4 1.781.799,7 1.938.359,5
Makan Minum
Informasi dan
J 822.463,80 919.583,5 1.035.572,4 1.166.931,0 1.280.857,3
Komunikasi
Jasa Keuangan
K 537.182,20 575.016,3 643.987,8 662.441,8 696.616,4
dan Asuransi
L Real Estate 508.209,70 540.014,2 568.262,8 621.068,1 682.662,3
Jasa
M,N 160.116,60 170.385,3 184.470,7 201.191,0 219.465,5
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan dan 657.943,50 694.345,0 719.014,4 728.147,6 739.602,9
Jaminan Sosial
Wajib

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


29
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Kat. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*

P Jasa Pendidikan 1.034.288,50 1.116.691,4 1.196.366,4 1.299.349,6 1.396.414,2


Jasa Kesehatan
Q dan Kegiatan 176.324,00 202.013,5 221.633,3 243.253,7 263.728,9
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 897.516,50 971.656,5 1.056.291,1 1.158.642,0 1.250.122,5
PDRB TANPA MIGAS 24.041.991,40 25.352.130,2 26.976.367,7 28.524.430,7 30.298.229,7
Sumber: BPS Kabupaten Cianjur tahun 2018

Kontribusi setiap sektor bisa menunjukkan struktur ekonomi dari


sebuah wilayah perekonomian. Untuk melihat komponen ekonomi yang
menopang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Cianjur bisa dilihat dari
kontribusi. Perekonomian Kabupaten Cianjur tampak sangat dominan
dipengaruhi oleh aktivitas pengeluaran dari Konsumsi Rumah Tangga yang
lebih dari 80%. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan skala
nasional yang berkisar pada 50%. Komponen Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto masih menunjukkan peran kedua terbesar dan hal ini
memerlukan dorongan untuk dapat bertambah besar dan memberikan
stimulus untuk peningkatan aktivitas ekonomi lainnya.
Untuk lebih jelasnya Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga
Konstan sebagaimana pada tabel 2.10.
Tabel 2. 10
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan Seri 2010
per Sektor Tahun 2014-2018
Kategori Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*
A Pertanian, Kehutanan, dan 32,88 34,11 33,77 32,20 29,37
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0,31 0,28 0,26 0,24 0,26
C Industri Pengolahan 5,74 5,88 6,01 6,57 6,39
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,08 0,08 0,09 0,09
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,03 0,03 0,03 0,04 0,03
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 8,52 8,11 8,16 8,29 8,98
G Perdagangan Besar dan 18,53 18,41 17,92 17,75 17,81
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 8,18 8,99 9,18 9,46 9,11
I Penyediaan Akomodasi dan 5,78 5,60 5,81 6,03 6,40
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 3,42 2,80 2,89 3,07 4,23
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,23 2,26 2,37 2,34 2,30
L Real Estate 2,11 1,85 1,82 1,86 2,25
M,N Jasa Perusahaan 0,67 0,65 0,65 0,66 0,72
O Administrasi Pemerintahan, 2,74 2,80 2,70 2,61 2,44
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,30 3,85 3,86 4,11 4,61
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0,73 0,76 0,78 0,82 0,87
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 3,73 3,55 3,69 3,86 4,13
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
TANPA MIGAS
Sumber : BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2019

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


30
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2.1.2 Inflasi
Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk bahan analisis
ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa secara
umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan adanya
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Inflasi atau Indeks Harga
Konsumen (IHK) Kabupaten Cianjur secara khusus tidak pernah dipantau
oleh BPS. Di Provinsi Jawa Barat, BPS hanya memunculkan data IHK
meliputi 7 kota yaitu Kota Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Bogor,
Sukabumi dan Depok. Laju Inflasi yang digunakan sebagai asumsi adalah
laju inflasi Provinsi Jawa Barat. Dari data bulan Desember 2017, pantauan
IHK di tujuh kota Jawa Barat tersebut, seluruhnya mengalami inflasi yaitu
Kota Bogor sebesar 0,43 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,58 persen, Kota
Bandung sebesar 0,73 persen, Kota Cirebon sebesar 0,56 persen, Kota
Bekasi sebesar 0,42 persen, Kota Depok sebesar 0,61 persen, dan Kota
Tasikmalaya sebesar 0,51 persen.
Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK
Gabungan di Jawa Barat, bahwa pada Desember 2017 atau terjadi kenaikan
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,16 pada November 2017 menjadi
128,88 pada Desember 2017, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,56
persen. Laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari - Desember 2017)
sebesar 3,69 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year”
(Desember 2017 terhadap Desember 2016) tercatat sebesar 3,63 persen. IHK
dari 128,16 di November 2017 menjadi 128,88 di Desember 2017.
Nilai inflasi rata-rata Tahun 2013-2017 Provinsi Jawa Barat
sebagaimana pada tabel 2.11.
Tabel 2. 11
Nilai inflasi rata-rata Tahun 2013-2017 Provinsi Jawa Barat
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Inflasi (persen) 9,15 7,60 2,73 2,75 3,69
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2018

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2018


Grafik 2. 4
Nilai inflasi rata-rata Tahun 2013-2017 Provinsi Jawa Barat
Memasuki bulan Januari 2018 IHK Gabungan Jawa Barat yang
meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota
Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya, seluruhnya
mengalami kenaikan indeks inflasi. Yaitu Kota Bogor sebesar 0,67 persen,
Kota Sukabumi sebesar 0,79 persen, Kota Bandung sebesar 0,83 persen,
Kota Cirebon sebesar 1,01 persen, Kota Bekasi sebesar 0,94 persen, Kota
Depok sebesar 0,68 persen, dan Kota Tasikmalaya sebesar 1,00 persen.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
31
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK
Gabungan di Jawa Barat tercatat bahwa pada Januari mengalami inflasi
sebesar 0,83 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dari 128,88 pada Desember 2017 menjadi 129,94 pada Januari 2018.
Dengan demikian laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari 2018)
sebesar 0,83 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year”
(Januari 2018 terhadap Januari 2017) tercatat sebesar 3,69 persen.
2.2.1.3 PDRB Per kapita
Pendapatan regional perkapita merupakan salah satu indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan/kemakmuran masyarakat dari aspek
pendapatan. Pendapatan regional per kapita yang meningkat secara
bertahap dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai ukuran untuk
melihat perkembangan pend apatan penduduk. Laju pertumbuhan PDRB
per kapita dipengaruhi dua faktor yaitu pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan jumlah penduduk. Apabila pertumbuhan ekonomi lebih besar
dari pertumbuhan penduduk maka pertumbuhan PDRB per kapita akan
tinggi, demikian pula sebaliknya.
Pada tahun 2013, PDRB per kapita Kabupaten Cianjur atas dasar
harga konstan mencapai 10,28 juta rupiah naik menjadi sebesar 12,64
juta rupiah pada tahun 2017 atau mengalami peningkatan sebesar 22,92 %
atau 2,36 juta rupiah.

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Grafik 2. 5
Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017

2.2.1.4 Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan


Garis kemiskinan menunjukkan berapa pendapatan per kapita per
bulan yang dianggap sebagai batas kemiskinan. Semakin besar garis
kemiskinan, maka semakin besar batas kesejahteraan orang miskin. Hal ini
tentunya menunjukkan sesuatu yang baik, artinya orang miskin
mempunyai standar hidup yang lebih baik, meskipun pada batasan orang
miskin. Bila kita bandingkan dengan inflasi, maka peningkatan garis
kemiskinan masih lebih besar dibandingkan dengan inflasi pada tahun
yang sama. Artinya secara riil kesejahteraan orang miskin mengalami
peningkatan.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


32
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Cianjur akan dilihat pada tiga


kriteria, yaitu berdasarkan garis kemiskinan, jumlah orang miskin dan
persentase kemiskinannya. Tabel 2.12 menunjukkan garis kemiskinan di
Kabupaten Cianjur selalu lebih rendah dibandingkan dengan garis
kemiskinan di tingkat Provinsi Jawa Barat, tetapi yang pasti selalu
mengalami kenaikan. Untuk lebih jelas mengenai Garis Kemiskinan
Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat pada tabael 2.12.
Tabel 2. 12
Garis Kemiskinan Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat
(Rupiah/kapita/bulan)
No Tahun Kab.Cianjur Prov. Jabar
1 2005 130.521 133.701
2 2006 141.603 149.673
3 2007 152.748 165.734
4 2008 162.645 190.788
5 2009 192.176 220.068
6 2010 202.438 201.138
7 2011 235.202 226.097
8 2012 250.032 242.104
9 2013 264.580 276.825
10 2014 273.506 291.474
11 2015 287.939 306.876
12 2016 304.255 324.992
13 2017 320.390 344.427
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2018

Berdasarkan batas kemiskinan melalui garis kemiskinan di atas,


maka jumlah penduduk miskin di Kabupaten Cianjur ternyata
menunjukkan penurunan.

Hal ini sama dengan tren di Jawa Barat yang menunjukkan fenomena
yang sama. Terdapat penurunan penduduk miskin sebesar 111.190 jiwa
dari tahun 2002 ke tahun 2017. Artinya sejumlah 111.190 jiwa telah
mempunyai pendapatan melebihi garis kemiskinan dan ini menunjukkan
14,4 persen dari penduduk Jawa Barat yang telah keluar dari penduduk
miskin.

Tabel 2. 13
Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)
No Tahun Kab.Cianjur Prov.Jabar
1 2002 368,60 4.938,30
2 2003 388,80 4.898,70
3 2004 357,90 4.654,40
4 2005 369,40 5.137,60
5 2006 415,70 5.712,50
6 2007 394,60 5.457,90
7 2008 334,30 5.249,50
8 2009 311,10 4.852,60
9 2010 311,00 4.716,80
10 2011 306,60 4.650,90
11 2012 292,20 4.430,20
12 2013 267,90 4.375,20
13 2014 256,60 4.239,00
14 2015 273,90 4.435,70
15 2016 261,39 4.224,32
16 2017 257,41 4,168.44
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


33
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Berdasarkan kriteria ke tiga, kemiskinan dilihat dari persentase


penduduk miskinnya. Walaupun pendekatan jumlah penduduk miskin
lebih baik, karena menunjukkan riil orang miskin, pendekatan relatif tetap
penting untuk menunjukkan perkembangan penduduk miskin di suatu
wilayah perekonomian. Grafik 2.7 menunjukkan persentase penduduk
miskin di Kabupaten Cianjur yang terus menunjukkan tren turun dari
tahun 2002 ke tahun 2017. Sama dialami oleh Provinsi Jawa Barat yang
mengalami penurunan persentase penduduk miskin. Hal ini menunjukkan
penguatan keberhasilan penurunan tingkat kemiskinan baik di Kabupaten
Cianjur maupun di Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengingat pendekatan
absolut dan relatif menunjukkan tren yang sama, yaitu penurunan
kemiskinan baik di Kabupaten Cianjur maupun di Provinsi Jawa Barat.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2018


Grafik 2. 6
Persentase Penduduk Miskin (%)

Tabel 2. 14
Persentase Penduduk Miskin (%)
No Tahun Kab. Cianjur Prov. Jabar
1 2002 18,49 13,40
2 2003 19,05 12,90
3 2004 17,36 12,10
4 2005 17,57 13,06
5 2006 19,81 14,49
6 2007 18,49 13,55
7 2008 15,38 12,74
8 2009 14,14 11,58
9 2010 14,32 11,27
10 2011 13,82 10,57
11 2012 13,18 9,88
12 2013 12,02 9,61
13 2014 11,47 9,18
14 2015 12,21 9,53
15 2016 11,62 8,95
16 2017 11,41 8,71
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


34
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2.1.5 Indeks Gini


Hasil dari pembangunan ekonomi ditunjukkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kabupaten Cianjur telah menunjukkan
kinerja perekonomian yang cukup baik bila dilihat dari Laju pertumbuhan
ekonominya. Laju inflasi juga menunjukkan angka yang baik, sehingga tidak
menggerus banyak daya beli pendapatan masyarakat Kabupaten Cianjur
dari tahun ke tahun. Pertanyaannya adalah, apakah perekonomian yang
tumbuh positif ini terdistribusi merata atau tidak terhadap seluruh
masyarakat Kabupaten Cianjur. Selama kurun waktu tahun 2013-2015,
perkembangan indeks Gini di Kabupaten Cianjur menunjukan angka yang
konstan, namun pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,08
persen, hal ini menunjukan ada peningkatan dan ada ketimpangan. Namu
pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,013 persen, dengan
menurunya gini ratio, ini dapat diartikan bahwa distribusi pendapatan
penduduk Kabupaten Cianjur semakin ada peningkataan pemerataan.
Untuk melihat distribusi pendapatan atau melihat ketimpangan
pendapatan yang terjadi di suatu wilayah, maka dapat dilihat Gini Rasionya.
Grafik 2.8 menunjukkan Gini Rasio Kabupaten Cianjur dari tahun 2013
sampai dengam tahun 2017.

Sumber : BPS Cianjur 2018

Grafik 2. 7
Gini Rasio Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017

2.2.1.6 Indeks Pembangunan Manusia


Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan
melalui indikator indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan
capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurut
UNDP, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar
pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Dari
definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus pembangunan suatu
negara adalah penduduk, karena penduduk adalah kekayaan nyata suatu
negara. Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada
dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Definisi ini
lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menekankan pada
pertumbuhan ekonomi.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


35
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2018, nilai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur terus mengalami
peningkatan. Peningkatan nilai IPM tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia di Kabupaten Cianjur dalam segala
aspek kehidupan baik aspek pendidikan, kesehatan maupun ekonomi.
Perkembangan IPM Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2018 disajikan dalam
tabel 2.15 dan Perbandingan IPM Kabupaten Cianjur di Provinsi Jawa Barat
sebagaimana pada grafik 2.9.

Grafik 2. 8
Perbandingan IPM Kabupaten Cianjur dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2018

Tabel 2. 15
IPM Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2018
IPM dengan Metode Baru Pertumbuhan (%)
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2017 2018
Indeks Pendidikan 0,5081 0,5373 0,5463 0,5503 0,5609 0,5729 - -
Indeks Kesehatan 0,753 0,754 0,7566 0,7598 0,7603 0,7627 - -
Indeks Daya Beli 0,5722 0,5787 0,5874 0,5956 0,6054 0,6107 - -
IPM 60,3 61,7 62,4 62,92 63,70 64,62 1,24 1,44
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (Berita Resmi Statistik) 2019

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


36
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Pada tahun 2013, IPM Kabupaten Cianjur mencapai sebesar 60,3


poin meningkat menjadi 64,62 poin di tahun 2018, dengan kenaikan
sebesar 0,92 poin dari tahun 2017. Berdasarkan dari pertumbuhannya,
pada tahun 2017 sebesar 1,24 persen dan meningkat sebesar 1,44 persen
pada tahun 2018. Walaupun berada diposisi terkahir pada tahun 2017,
namun pertumbuhan IPM mengalami peningkatan dan berada di urutan
ketiga setelah Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut, hal ini terus
ditunjang dengan program dan kegiatan dengan fokus pada peningkatan
IPM.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


Beberapa indikator yang bisa digunakan dalam mengukur
kesejahteraan sosial antara lain meliputi Angka Partisipasi Murni, Angka
Partisipasi Kasar, Angka Harapan Hidup, Rata-rata Lama Sekolah dan Rasio
penduduk yang bekerja. Indikator ini mengalami perubahan pada setiap
tahunnya, yang dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah
kebijakan pemerintah.
2.2.2.1 Pendidikan
1. Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Indeks pendidikan terbentuk dari komponen Angka Harapan Lama
Sekolah (AHLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). AHLS Kabupaten
Cianjur tahun 2012 sebesar 10,62 tahun meningkat menjadi 11,89 tahun
pada tahun 2017 atau mengalami peningkatan sebesar 1,27 tahun selama
tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) juga mengalami peningkatan, dari 6,50
tahun pada tahun 2013 menjadi 6,92 pada tahun 2017 atau mengalami
peningkatan sebesar 0,4. Hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2017, rata-
rata lama sekolah yang menyelesaikan pendidikan kelas VI SD semester 2
bagi siswa di Kabupaten Cianjur.
Perkembangan komponen Indeks Pendidikan Kabupaten Cianjur
Tahun 2013-2017 secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2. 16
Indeks Pendidikan Kabupaten Cianjur Per Komponen Tahun 2012-2017
No Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Pendidikan 0,5081 0,5373 0,5463 0,550 0,489
3 2
1 Angka Harapan Lama Sekolah 11,54 11,82 11,83 11,88 11,89

2 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 6,50 6,52 6,53 6,61 6,92


Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat (Berita Resmi Statistik) 2018

2. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)


APK dan APM di tingkat SD/MI dan tingkat SMP/Mts masuk
peringkat lima besardi Provinsi Jawa Barat. Sedangkan APK dan
APMKabupaten Cianjur pada tingkat SMA/MA/SMK masih sangat rendah.
Bahkan peringkat APK dan APM tingkat SMA/MA/SMK di Kabupaten
Cianjur berada paling bawah dari semua kota/kabupaten di Jawa Barat.
Rendahnya APK dan APM secara umum lebih dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan rendahnya kesadaran masyarakat.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


37
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Untuk lebih jelasnya capaian APK dan APM di Kabupaten Cianjur


Tahun 2013-2017 sebagaimana pada tabel 2.17.
Tabel 2. 17
APK dan APM di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No APK dan APM 2013 2014 2015 2016 2017
1 APK SD/MI 112,72 112,88 118,9 119.07 120.69
2 APK SMP/MTs 97,82 97,85 97,92 98.02 99.36
3 APK SMA/MA/SMK 56,13 58,26 58,42 59.79 62,80
4 APM SD/MI 93,03 98,92 98,96 99.01 99.04
5 APM SMP/MTs 90,41 96,08 96,72 96.81 97.81
6 APM SMA/MA/SMK 50,63 53,62 53,81 55.29 57,32
Sumber: Dinas Pendidikan Kab.Cianjur Tahun 2018

2.2.2.2 Kesehatan
1. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan gambaran pencapaian
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Pada tahun 2013 Angka
Harapan Hidup di Kabupaten Cianjur sebesar 69,04 tahun meningkat
menjadi 69,49 tahun di tahun 2017 atau mengalami kenaikan sebesar 0,45
tahun selama kurun waktu tersebut. Perkembangan Angka Harapan Hidup
selama tahun 2013-2017 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2. 18
Komponen Indeks Kesehatan (Angka Harapan Hidup) Kabupaten Cianjur
Tahun 2012-2017
No Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Indeks Kesehatan 0,753 0,754 0,7566 0,7598 0,752
2 Angka Harapan Hidup 69,04 69,08 69,28 69,39 69,49
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat (Berita Resmi Statistik) 2018

Gambaran hasil program kesehatan lainnya dapat dilihat dari jumlah


kematian bayi dan ibu di Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2017 jumlah
kasus kematian bayi tercatat sebanyak 160 kasus atau menurun 10 kasus
dari tahun 2016. Adapun jumlah kasus kematian ibu sebanyak 26 kasus
atau menurun 8 kasus dari tahun 2016.
Mengenai jumlah kematian bayi dan ibu di Kabupaten Cianjur periode
2012-2017, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.19

Tabel 2. 19
Jumlah Kematian Bayi dan Ibu di Kabupaten Cianjur
Periode 2012 – 2017
No Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah Kasus Kematian Bayi
242 234 172 170 160
(kasus)
2 Jumlah Kasus Kematian Ibu
48 42 49 34 26
(kasus)
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Cianjur 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


38
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2.2.3 Ketenagakerjaan
Berdasarkan data BPS, penduduk usia 15 tahun keatas yang
merupakan angkatan kerja sebanyak 941.358 jiwa yang terbagi dalam dua
katagori yaitu yang bekerja sebanyak 846.258 jiwa dan yang berstatus
pengangguran terbuka yaitu sebanyak 95.100 jiwa. Angkatan kerja
terbanyak bekerja di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan
hotel sebanyak 28,25 persen diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan,
perkebunan, dan perikanan mencapai 26,08 persen. Dengan demikian
sektor perdagangan mendominasi penyerapan tenaga kerja terbesar dan
disusul oleh sektor pertanian.
Jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja
menurut jenis kelamin, serta yang bekerja pada sektor informal menurut
lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin pada tahun 2017, secara rinci
dapat dilihat dalam tabel 2.20 dan 2.21.
Tabel 2. 20
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Selama Seminggu
Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun 2017 (jiwa)
Jenis Kelamin
No Kegiatan Utama Jumlah
Laki - Laki Perempuan
A Angkatan Kerja 674.733 266.625 941.358
1 Bekerja 604.157 242.101 846.258
2 Pengangguran Terbuka 70.576 24.524 95.100
- Pernah Bekerja 26.069 6.825 32.894
- Tidak Pernah Bekerja 44.507 17.699 62.206
B Bukan Angkatan Kerja 162.258 511.486 673.744
1 Sekolah 61.072 62.943 124.015
2 Mengurus rumahtangga 42.930 407.833 450.763
3 Lainnya 58.256 40.710 98.966
Jumlah 836.991 778.111 1.615.102
Sumber: BPS (Proyeksi Penduduk tahun 2017)

Tabel 2. 21
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang
Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017
Laki - Laki Perempuan Jumlah
No Lapangan Pekerjaan Utama
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan
1 157.613 63.124 220.737
dan Perikanan
2 Industri Pengolahan 90.540 42.730 133.270
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
3 152.024 87.051 239.075
Makan, dan Hotel
4 Jasa Kemasyarakatan 84.662 46.816 131.478
Lainnya (Pertambangan dan
Penggalian, Listrik, Gas dan Air,
Bangunan Angkutan, Pergudangan
5 dan Komunikasi, Keuangan, 119.318 2.380 121.698
Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan, Tanah dan Jasa
Perusahaan)
Jumlah 604.157 242.101 846.258
Sumber: BPS Kabupaten Cianjur, 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


39
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tenaga kerja berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan


Pemerintah Kabupaten Cianjur pada tahun 2017 sebanyak 13.013 orang,
tersebar diberbagai dinas, badan, lembaga teknis, kecamatan, kelurahan
dan desa yang terbagi kedalam berbagai golongan sesuai latar belakang
pendidikan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Cianjur
(2.265.291 jiwa), jumlah PNS mencapai 0,57 persen dari jumlah penduduk
Kabupaten Cianjur. Secara rinci jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cianjur berdasarkan gol/ruang tahun 2017, dapat
dilihat pada tabel 2.22.

Tabel 2. 22
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kab. Cianjur
Berdasarkan Gol/Ruang Tahun 2017
No Golongan Ruang Jumlah (orang) %
1 Ia - -
2 Ib 5 0.041
3 Ic 47 0.382
4 Id 41 0.333
5 II a 165 1.340
6 II b 330 2.680
7 II c 707 5.741
8 II d 340 2.761
9 III a 1.106 8.981
10 III b 1.665 13.520
11 III c 1.802 14.632
12 III d 1.254 10.183
13 IV a 2.220 18.027
14 IV b 2.580 20.950
15 IV c 49 0.398
16 IV d 4 0.032
Jumlah 13.013 100
Sumber: BKPPD Kab. Cianjur Tahun 2018

Perekonomian Kabupaten Cianjur yang tumbuh pada kisaran


4,89-6,01 persen menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cukup baik
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang bagus idealnya diperlihatkan oleh tingkat
penyerapan tenaga kerja yang baik juga. Hal ini tidak sejalan dengan
penyerapan tenaga kerja yang masih di bawah 90 persen. Untuk lebih
jelasnya mengenai pengangguran terbuka di Kabupaten Cianjur dapat
dilihat pada grafik 2.9.

Grafik 2. 9
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Cianjur

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


40
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Berdasarkan grafik 2.9, menunjukkan tingkat pengangguran terbuka


atau persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja yang
di atas 10 persen dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang
memuncak pada angka hampir 15 persen. Peningkatan pengangguran ini,
banyak disebabkan oleh masuknya angkatan kerja baru, tetapi pada tahun
2015 turun 5% menjadi 10,06 persen dan pada tahun 2017 naik sedikit
menjadi 10,1 persen. Pada tahun 2016 tidak ada data pengangguran yang
tersedia.

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Pembangunan bidang seni, budaya, dan olahraga terkait erat dengan
kualitas hidup manusia dan masyarakat. Tercatat sampai saat ini terdapat
kurang lebih 774 grup/sanggar kesenian dan 9 buah situs bersejarah.
Setiap tahun, festival seni dan budaya selalu diselenggarakan. Jumlah
lapangan olahraga di Kabupaten Cianjur cukup banyak, yaitu berjumlah
872 lapangan olahraga, sedangkan jumlah gelanggang/balai remaja masih
sedikit.

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan
Dasar
2.3.1.1 Pendidikan
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah merupakan daya serap lembaga pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah merupakan
indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada
fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Selama tahun
2013-2017, Angka Partisipasi Sekolah di setiap jenjang usia sekolah terus
mengalami peningkatan.
Pada tahun 2013, usia 7-12 tahun Angka Partisipasi Sekolah sebesar
98,19 persen, hal ini berarti masih ada 1,81 persen penduduk berusia 7-12
tahun yang tidak bersekolah. Akan tetapi, pada tahun 2013 sampai tahun
2017 mengalami peningkatan, peningkatan tersebut sebesar 31, 25 persen
atau tercapai sebesar 129,44 persen, sehingga penduduk berusia 7-12
tahun yang berpartisipasi telah melebihi target.
Adapun usia 13-15 tahun, pada tahun 2013 Angka Partisipasi
Sekolah sebesar 87,57 persen dan meningkat menjadi 102,60 persen pada
tahun 2017, sehingga usia 13-15 tahun Angka Partisipasi Sekolah melebihi
target dan tidak ada penduduk yang tidak bersekolah. Walaupun demikian
peningkatan jumlah penduduk usia sekolah setiap tahunnya mesti
diimbangi oleh penyediaan layanan pendidikan. Untuk gambaran Angka
Partisipasi Sekolah Kabupaten Cianjur dapat dilihat dalam tabel 2.23.

Tabel 2. 23
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017
No Usia 2013 2014 2015 2016 2017
1 7-12 98,19 99,13 110,49 110,74 129,44
2 13-15 87,57 90,96 98,06 98,20 102,60
3 16-18 53,64 61,36 Kewenangan Provinsi Jawa Barat
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Cianjur Tahun 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


41
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Jumlah Murid, guru dan Sarana Pendidikan Anak Usia Dini


Di Kabupaten Cianjur, jumlah murid di jenjang Taman Kanak-Kanak
(TK) terus meningkat yang diikuti dengan penambahan sarana gedung
sekolah TK dan tenaga pedidik. Pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah TK di
Kabupaten Cianjur sebanyak 188 buah dengan jumlah guru 693 orang dan
murid 5.733, dan pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah sekolah tetap
namun bertambah jumlah guru sebanyak 793 orang dan siswa sebesar
5.371 siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah murid, guru dan sarana
pendidikan anak usia dini di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2015
sebagaimana dalam tabel 2.24.

Tabel 2. 24
Jumlah Murid, guru dan Sarana Pendidikan Anak Usia Dini
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2015
Tingkat Pendidikan TK/Usia Dini
No Tahun
Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid
1 2013 188 693 5.733
2 2014 188 793 5.371
3 2015 241 810 5.573
Sumber:Dinas Pendidikan Kab. Cianjur tahun 2018

Grafik 2. 10
Jumlah Murid, guru dan Sarana Tingkat TK/Usia Dini di Kabupaten Cianjur

3. Jumlah Murid, Guru dan Sarana Sekolah Dasar (SD)


Partisipasi penduduk Kabupaten Cianjur yang bersekolah di jenjang
Sekolah Dasar (SD) mengalami peningkatan terus-menerus. Peningkatan
jumlah murid diikuti juga dengan peningkatan jumlah tenaga pendidik yang
mengajar di jenjang SD. Jumlah fasilitas pendidikan SD di Kabupaten
Cianjur dari tahun ajaran 2013/2014 hingga 2017/2018 bertambah 21
buah, Jumlah guru tahun ajaran 2013/2014 hingga 2017/2018 bertambah.
Untuk lebih jelasnya jumlah murid, guru dan sarana Sekolah Dasar
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017 sebagaimana pada tabel 2.25.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


42
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 25
Jumlah Murid, guru dan Sarana Sekolah Dasar di Kabupaten Cianjur
Tahun 2013-2017
Tingkat Pendidikan SD
No Tahun
Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid
1 2013 1.233 11.945 269.781
2 2014 1.251 13.154 272.230
3 2015 1.252 13.274 225.646
4 2016 1.254 11.358 240.936
5 2017 1.254 11.358 111.644
Sumber:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur tahun 2018

Grafik 2. 11
Jumlah Murid, guru dan Sarana Sekolah Dasar di Kabupaten Cianjur

4. Jumlah Murid dan Sarana Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Jumlah Murid di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) pada tahun ajaran 2014/2015 mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat partisipasi penduduk Kabupaten Cianjur dalam mesukseskan
program dasar 9 tahun meningkat. Dari segi prasarana, pada tahun 2013
jumlah fasilitas pendidikan SMP di kabupaten Cianjur ada 208 unit dan
meningkat menjadi 301 unit sekolah atau meningkat 93 unit sekolah.
Adapun jumlah guru dari tahun 2013 sebesar 3.132 orang meningkat 4.261
orang atau meningkat 1.129.
Untuk lebih jelasnya jumlah murid, guru dan sarana Sekolah
Menengah Pertama di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017 sebagaimana
pada tabel 2.26.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


43
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 26
Jumlah Murid, guru dan Sarana Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
Tingkat Pendidikan SMP
No Tahun Jumlah
Jumlah Sekolah Jumlah Guru
Murid
1 2013 208 3.132 140.070
2 2014 239 3.859 143.910
3 2015 239 4.169 119.019
4 2016 289 4.261 95.700
5 2017 301 4.261 95.823
Sumber:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur tahun 2018

Grafik 2. 12
Jumlah Murid, guru dan Sarana SMP di Kabupaten Cianjur

5. Rasio Murid dengan Guru, Rasio Murid dengan Sekolah


Sebagaimana dinyatakan dalam indikator rasio murid perguru dapat
ditunjukkan keefektifan seorang guru dibanding dengan jumlah siswa yang
dilayani. Kecukupan guru untuk pendidikan anak usia dini dari tahun 2013
hingga tahun 2017 relatif kurang dari seharusnya standar jenjang
pendidikan usia dini 1:15. Untuk jenjang Pendidikan Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama dari Tahun 2013 hingga tahun 2017 sudah
memenuhi standar dengan perbandingan 1:20.
Rasio Murid dengan Guru, Rasio Murid dengan Sekolah, di Kabupaten
Cianjur pada Tahun 2013– 2017 disajikan pada tabel 2.27 dan tabel 2.28.
Tabel 2. 27
Rasio Murid dengan Guru dan Rasio Murid dengan Sekolah
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1. Rasio murid : Guru
(Negeri dan swasta)
1.1 TK/RA 1:4 1:80 1:70 1:60 1:50
1.2 SD/MI 1:61 1:18 1:41 1:41 1:21
1.3 SMP/MTs 1:32 1:25 1:57 1:55 1:21

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


44
Pemerintah Kabupaten Cianjur

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


2. Rasio murid : Sekolah
(Negeri dan swasta)
2.1 TK/RA 1:17 1:124 1:125 1:127 1:129
2.2 SD/MI 1:350 1:246 1:247 1:200 1:192
2.3 SMP/MTs 1:353 1:558 1:500 1:402 1:307
Sumber:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur Tahun 2015

Selain data dan informasi terkait pendidikan yang telah diuraikan


diatas, berikut ini disajikan juga data terkait pendidikan keagamaan.
Pemerintah Kabupaten Cianjur memandang hal ini penting untuk disajikan
sebab terkait visi dan misi pembangunan selama beberapa tahun terakhir.

Tabel 2. 28
Pendidikan Keagamaan Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2014
No Pendidikan Keagamaan 2013 2014
1 Sekolah
a. Raudatul Athfal (RA) 147 147
b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 220 220
Negeri 2 2
Swasta 218 218
c. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 119 119
Negeri 7 7
Swasta 112 112
d. Madrasah Aliyah (MA) 50 50
Negeri 3 3
Swasta 47 47
e. P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) 1 1
Negeri 0 0
Swasta 1 1
2 Siswa/Mahasiswa
a. Raudatul Athfal (RA) 2.484 2.484
Negeri
Swasta
b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31.602 31.602
c. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 29.611 29.611
d. Madrasah Aliyah (MA) 11.802 11.802
3 Guru/Dosen
a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2.097 2.097
b. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1.725 1.725
c. Madrasah Aliyah(MA) 439 439
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kemenag Kab. Cianjur 2014

6. Capaian Indikator kinerja penyelenggaraan bidang pendidikan


Tabel 2. 29
Capaian Indikator kinerja penyelenggaraan bidang pendidikan
Tahun 2016-2017
Tahun
No. Indikator Kinerja Sasaran
2016 2017
Presentase Angka Partisipasi Murni (APM)
1 49,88% 51%
PAUD
2 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SD 98,96% 99,16%
3 Jumlah Kepemilikan Ijazah Kesetaraan 100% 100%

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


45
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tahun
No. Indikator Kinerja Sasaran
2016 2017
4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP 96,72% 96,97%
Persentase Guru yang memiliki sertifikat
5 87,71% 89%
pendidik
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun 2018

2.3.1.2 Kesehatan
Di Kabupaten Cianjur, fasilitas kesehatan yang tersedia beragam,
antara lain rumah sakit, puskesmas, poskesdes, posyandu, maupun
klinik/praktek dokter/pustu sebagaimana dalam tabel 2.29, 2.30 dan 2.31.

Tabel 2. 30
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Cianjur tahun 2012 - 2017
Rumah Praktek
No Tahun Puskesmas Poskesdes Posyandu Pustu
Sakit Dokter
1 2012 2 45 90 2.748 - 115
2 2013 2 45 90 2.748 - 116
3 2014 2 45 90 2.846 - 116
4 2015 3 45 90 2.846 366 116
5 2016 4 45 90 2.857 366 116
6 2017 4 45 90 2.898 363 116
Sumber:Dinas Kesehatan Kab.Cianjur Tahun 2015

Tabel 2. 31
Indikator Kesehatan di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Cakupan 54.12 81.55 96.60 86.03 97.25


Komplikasi
Kebidanan
yang
ditangani
2 Cakupan 89.85 84.27 92.3 82.82 89.50
Pertolongan
Persalinan
oleh Nakes
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
3 Cakupan 92.58 92.29 97.53 80 98.52
Kunjungan
Bayi
4 Cakupan 90 92.29 74.70 88.10 87.00
Desa UCI
5 Cakupan 100 100 100 100 100
balita gizi
buruk
mendapat
perawatan
6 Prevalensi 1.44 0.70 0.10 100 100
gizi buruk
7 Cakupan 69.24 58.32 76.10 71.02 62.50
penemuan
dan
penanganan
penderita
penyakit TB
Paru BTA (+)

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


46
Pemerintah Kabupaten Cianjur

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

8 Cakupan 100 100 100 100 100


penemuan
dan
penanganan
penderita dg
DBD yg
ditangani
9 Cakupan 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat
miskin
10 Cakupan 185.855 243.621 - 100 100
pelayanan
kesehatan
rujukan
pasien
masyarakat
miskin
11 Rasio Rumah 1:1.125.150 1:1.125.209 3:2.383.973 3:2.250.977 3:2.256.589
Sakit Per
Satuan
Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Tabel 2. 32
Tenaga Kesehatan di Kabupaten Cianjur Tahun 2017
No Tenaga Kesehatan Tahun 2017
1 Dokter Umum 109
2 Dokter Spesialis 44
3 Dokter Gigi 28
4 Perawat 901
5 Bidan 874
6 Ahli Kesehatan Masyarakat 17
7 Apoteker 19
8 Ahli Gizi 33
9 Sanitarian 30
10 Keterapian Fisik 6
11 Keteknisian Medis 7
Sumber:Dinas Kesehatan Kab.Cianjur 2018

2.3.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


1. Jaringan Jalan di Wilayah Kabupaten Cianjur
Jaringan jalan sangat bermanfaat untuk memperlancar kegiatan
ekonomi maupun non ekonomi masyarakat. Dengan adanya jaringan jalan
tersebut, akses masyarakat kepada fasilitas publik ataupun mobilitas
perekonomian akan semakin mudah dan efisien yang pada gilirannya akan
mendorong tingkat perekonomian daerah itu sendiri.
Jaringan Jalan yang terdapat di wilayah Kab.Cianjur menurut status
terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi , jalan kabupaten dan jalan desa.
Pada tahun 2017, Panjang jalan Nasional sepanjang 212,45 km, Provinsi
137,85 km, sedangkan Jalan Kabupaten semula 1.301,697 Km, pada tahun
2017 menjadi 1.280 km, hal ini dikarenakan ada ruas jalan kabupaten yang
menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat. Kondis status jalan mantap
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.33.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


47
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 33
Status Jalan di Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2017
Kondisi Jalan (%)
No Status Jalan Panjang (Km) Tidak
Mantap
Mantap
1 Jalan Nasional 212,45 100 0.00
2 Jalan Provinsi 137,85 96.74 3,26
3 Jalan Kabupaten 1.280 43,17 56,83
4 Jalan Desa 6.056,006 28,42 71,58
Sumber:Dinas PUPR Kab.Cianjur Tahun 2018
Jalan di Kabupaten Cianjur terdiri dari beberapa kondisi, yaitu kondisi
baik, sedang, rusak, rusak berat, dan kondisi mantap. Persentase kondisi
mantap jalan kabupaten merupakan kondisi baik dan sedang. Data pada
tahun 2013 menunjukkan jalan dalam kondisi mantap mencapai 40,57
persen kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 35,57 persen. Lalu pada
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 kondisi mantap naik menjadi 43,17
persen. Kondisi jalan kabupaten dapat dilihat pada tabel 2.34.

Tabel 2. 34
Kondisi Jalan Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017
No Jenis Jalan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Baik (km) 212.303 196.276 244.971 324.763 328.266
2 Sedang (km) 315.807 266.677 222.203 168.168 233.677
3 Rusak (km) 389.612 423.149 439.402 410.039 377.920
4 Rusak Berat (km) 383.975 415.595 395.121 398.727 361.834
Kondisi Mantap (%) 40,57 35,57 35,89 37,87 43,17
Sumber:Dinas PUPR Kab.Cianjur Tahun 2018

2. Jalan Setapak/Jalan lingkungan


Persentase jalan setapak/jalan lingkungan dalam kondisi baik pada
tahun 2017 tercapai sebesar 0,31 persen, sehingga akumulasi capaian dari
tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 sebesar 39,47 persen dari target
akhir RPJMD sebesar 43,39 persen.
3. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi merupakan bagian infrastruktur penting untuk
mendukung peningkatan produksi pertanian yang merupakan sektor
dominan dalam perekonomian di Kabupaten Cianjur. Daerah Irigasi (D.I)
yang ada di Kabupaten Cianjur terbagi dalam kewenangan pusat, provinsi
dan kabupaten berdasarkan Permen PUPR No 14 Tahun 2015.
Dengan jumlah daerah irigasi kewenangan pusat sebanyak 1 daerah
irigasi dengan luasan sebesar 5.484 hektar dan kewenangan provinsi
sebanyak 7 daerah irigasi dengan luasan sebesar 9.176 hektar sedangkan
kewenangan Kabupaten sebanyak 161 daerah irigasi dengan luasan 31.798
hektar. Pada tahun 2017, areal kondisi baik jaringan irigasi seluas 16.028
Ha, kondisi rusak ringan seluas 5.078 Ha, kondisi rusak sedang seluas
4.890 Ha dan rusak berat seluas 5.802 Ha.

4. Rumah Layak Huni


Rasio rumah layak huni adalah perbandingan jumlah rumah layak
huni dengan jumlah penduduk. Adapun persentase rumah layak huni di
Kabupaten Cianjur sampai tahun 2017 adalah sebesar 83,65%.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


48
Pemerintah Kabupaten Cianjur

5. Penataan Ruang
Upaya peningkatan kualitas lingkungan dan ruang publik dapat
ditunjukkan dengan keberadaan ruang terbuka hijau dan jumlah bangunan
yang telah mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Kawasan RTH di
Kabupaten Cianjur belum mencapai target karena kurangmya lahan yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Cianjur, di areal perkotaan. Padahal, RTH
yang ditargetkan harus 30% dari wilayah kabupaten.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031 luas
eksisting RTH di kawasan perkotaan seluas 3.876,3 ha dari total luas
kawasan perkotaan seluas 26.248 ha yang meliputi Kecamatan Cianjur
(ditambah beberapa desa di Kecamatan Karangtengah dan Cilaku),
Warungkondang, Ciranjang, Pagelaran, Sindangbarang, Sukanagara, Pacet,
Cipanas dan Cidaun. Pemenuhan target standar pelayanan minimal bidang
penataan ruang, sebagaimana Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang diantaranya tersedianya luasan RTH publik
sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan.

6. Tempat Pemakaman Umum


Luas lokasi areal pemakaman yang dikelola oleh Dinas Perumahan
Kawasan permukiman dan Pertanahan pada tahun 2017 seluas 189.495 m2.
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan luas areal pemakaman
sebagaimana pada tabel 2.35.
Tabel 2. 35
Luas Areal dan Lokasi Pemakaman di Kabupaten Cianjur
Lokasi Luas
No Nama pemakaman
Kel/des. Kec. Makam/Lokasi
1 TPU Nona Manis Sirnagalih Cilaku 408 M2
2 TPU Pasir Sereh Sirnagalih Cilaku 11.075,00 M2
3 TPU Pasir Sarongge Sirnagalih Cilaku 372 M2
4 TPU Pasir Langkap Sirnagalih Cilaku 43.447,00 M2
5 TPU Pasir Gombong Sirnagalih Cilaku 40.378,00 M2
6 TPU Sinalaya 2 Nagrak Cianjur 4.188,00 M2
7 Taman Makam Pahlawan Nagrak Cianjur 4.955,00 M2
8 TPU Sinalaya 1 Sawah Gede Cianjur 29.430 M2
9 TPU Pasarean Agung Pamoyanan Cianjur 7.525 M2
10 TPU Paragajen Palasari Cipanas 9.817 M2
11 TPU Cikareo Sukaresmi Sukaresmi 28.800 M2
12 TPU Cunanggala Nanggala Ciranjang 9.100 M2
Sumber: Dinas Perumahan Kawasan permukiman dan Pertanahan Tahun 2018

2.3.1.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Dalam rangka mewujudkan pembangunan dan pengembangan
permukiman penduduk yang lebih baik dilakukan melalui penataan
lingkungan permukiman khususnya pembangunan Jalan lingkungan, jalan
setapak dan jembatan gantung.
1. Jalan Lingkungan, Setapak dan Jembatan Gantung
Dari total jalan lingkungan/jalan setapak di Kabupaten Cianjur
sepanjang 4.757,22 km, sampai dengan tahun 2017 telah dibangun
sepanjang 1.931,27 km atau mencapai 40,60 persen.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


49
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Rumah Tangga Bersanitasi


Rumah Tangga bersanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses
untuk memperoleh layanan sanitasi berupa fasilitas air bersih, air limbah
domestik, drainase, dan persampahan. Jumlah rumah tangga bersanitasi
semakin meningkat sampai dengan tahun 2017 dari total 759,220 rumah
tangga yang ada, sebanyak 490,873 (64,65%) rumah tangga telah memiliki
sarana sanitasi. Adapun rincian jumlah rumah tangga bersanitasi sampai
dengan tahun 2017 sebagaimana dalam tabel 2.36.
Tabel 2. 36
Rumah Tangga bersanitasi Tahun 2013-2017
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Rumah 55,91 56,70 58,58 58,76 64,65
Tangga berakses
Sanitasi (%)
Sumber: Dinas Perumahan Kawasan permukiman dan Pertanahan Tahun 2018

Grafik 2. 13
Rumah Tangga Bersanitasi Tahun 2013-2017

3. Air Bersih
Kebutuhan air bersih sesuai standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
60 liter/orang/hari atau 0,06 m3/orang/hari dan dalam setahun
dibutuhkan sebanyak 21,9 m3/orang/tahun. Jumlah rumah tangga yang
mendapatkan akses air minum / air bersih sampai dengan tahun 2017
sebanyak 501.700 atau 66,08 % dari jumlah total rumah tangga di
Kabupaten Cianjur yaitu 759.200.
Adapun rincian jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses air
bersih dari tahun ke tahun sebagaimana dalam tabel 2.37.

Tabel 2. 37
jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses air minum
Tahun 2013-2017
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Rumah 58 60,30 64,51 59,46 66,08
Tangga yang
mendapatkan Akses Air
Minum
Sumber: Dinas Perumahan Kawasan permukiman dan Pertanahan Tahun 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


50
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sumber: Dinas Perumahan Kawasan permukiman dan Pertanahan Tahun 2018

Grafik 2. 14
Jumlah Rumah Tangga Yang Mendapatkan Akses Air Minum
Tahun 2013-2017

4. Kawasan Kumuh Perkotaan


Kawasan kumuh perkotaan berdasarkan Keputusan Bupati Cianjur
Nomor: 648/Kep.196-Tarkim/2014 seluas 34,40 Ha yang tersebar di wilayah
perkotaan Kecamatan Cianjur dan Kecamatan Cipanas (di 3 kelurahan dan
2 desa). Untuk lebih jelasnya luasan kawasan kumuh adalah sebagai
berikut:
- Kelurahan Muka Kecamatan Cianjur = 3.2 Ha
- Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur = 16.3 Ha
- Kelurahan Pamoyanan Kecamatan Cianjur = 5.0 Ha
- Desa Babakan Karet Kecamatan Cianjur = 4.40 Ha
- Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas = 2.50 Ha

Pada Tahun 2017, Persentase penanganan luasan pemukiman kumuh


di kawasan perkotaan mencapai 37,68 persen atau mengalami peningkatan ,
mengalami peningkatan 70,49 persen dari kondisi awal tahun 2016.

2.3.1.5 Ketentaraman dan Ketertiban Umum Serta Perlindungan


Masyarakat
Kondisi stabilitas keamanan daerah terutama yang menyangkut
ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Cianjur relatif cukup
aman dan terkendali, sehingga apa yang dikhawatirkan misalnya konflik-
konflik yang berbasis isu SARA, anarkisme, separatisme atau konflik-konflik
horizontal lainnya tidak terjadi. Hal ini merupakan keberhasilan dari para
aparatur Pemerintah Kabupaten Cianjur terutama yang menangani masalah
keamanan, ketentraman dan ketertiban umum disamping itu juga peran
serta kesadaran masyarakat yang cukup tinggi untuk selalu menjaga
stabilitas daerahnya. Penanggulangan ketentraman dan ketertiban pada
dasarnya merupakan tanggungjawab bersama, baik aparatur pemerintah
maupun masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional baik
dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan
Perda, Badan Satuan POL PP selalu mengadakan koordinasi dengan
instansi/aparat terkait baik secara formal, non formal, rapat koordinasi
maupun mediasi tim-tim dalam unsur Forkompimda.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
51
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sementara dalam bidang kebencanaan Kabupaten Cianjur yang


memiliki indeks kerawanan bencana tinggi belum mampu secara optimal
melaksanakan upaya-upaya pencegahan, pengurangan resiko bencana serta
penanganan pasca bencana secara terpadu sehingga masih perlu menjadi
perhatian dari semua pihak terkait tidak hanya menjadi tanggung jawab
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Untuk lebih jelasnya mengenai Capaian Bidang Ketentraman dan
Ketertiban Umum Serta Perlindungan Masyarakat Tahun 2017
sebagaimana dalam tabel 2.38.
Tabel 2. 38
Capaian Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum
Serta Perlindungan Masyarakat Tahun 2017
No. Indikator layanan Tahun 2017

1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1,78/10.000


2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 16/10.000
3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 29/desa/kel
4. Penegakan PERDA 124 kasus
5. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 kali per hari
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
6. 90 kasus
ketentraman, keindahan) di Kabupaten
Cakupan rasio Petugas Perlindungan Masyarakat
7. 0,16%
(Linmas)
Cakupan pelayanan penanggulangan kebakaran sesuai
8. 71,25
dengan SPM
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah
9. 15 menit/7,5 km
layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
Cakupan Pendidikan Pengurangan risiko bencana di
10. 0
tingkat sekolah
11. Persentase daerah rawan bencana yang dibina 20%
12. Cakupan Penanggulangan Bencana Alam 92,85%
13. Cakupan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana 25%
Sumber: POL PP dan Pemadam Kebakaran, Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas, BPBD

2.3.1.6 Sosial
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)cukup
signifikan sehingga menjadi persoalan sosial utama di Kabupaten Cianjur.
Upaya penyelesaian masalah tersebut menjadi salah satu perhatian utama
pemerintahan Kabupaten Cianjur dengan layanan yang telah dicapai dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. 39
Capaian Layanan urusan wajib Bidang Sosial
No. Indikator layanan Tahun 2017

1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti


24
rehabilitasi
2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial 20
3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 10
4 Prosentase potensi permasalahan kesejahteraan sosial
37,5
(PSKS)
Sumber: Dinas Sosial Kab.Cianjur

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


52
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan


Pelayanan Dasar
2.3.2.1 Tenaga Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menunjukkan persentase
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Persentase Penduduk
Bekerja terhadap Angkatan Kerja dari tahun 2016 sampai tahun 2017
mengalami penurunan dari 88,94 menjadi 90,90 atau mengalami
penurunan sebesar 0,04 persen, akan tetapi dilihat dari tingkat
pengangguran terbuka mengalami penurunan 0,10 persen. Data mengenai
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di
Kabupaten Cianjur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2. 40
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2017
Tahun
No TPAK/TPT
2016 2017
1 Persentase Penduduk Bekerja terhadap Angkatan Kerja 89,94 89,90
2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 10,20 10,10
3 Persentase Angkatan Kerja terhadap Penduduk Usia Kerja 60,30 58,28
Sumber: BPS Kab. Cianjur Tahun 2018 dan Tahun 2017

2.3.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak


Eksistensi kaum perempuan dalam pembangunan sangatlah
diperlukan, begitu juga anak sebagai generasi penerus pembangunan.
Selain argumentasi normavice yang memperlihatkan bahwa kaum
perempuan dan anak memiliki hak dan kesempatan yang sama, terdapat
suatu kenyataan bahwa beban yang kini dihadapi oleh kaum perempuan
dan anak cukup berat. Seperti khusus yang menimpa pada perempuan dan
anak diantaranya: Trafficking, KDRT, Pelecehan Seksual/Pencabulan,
Persetubuhan, Sodomi, Aborsi yang terjadi dilingkungan rumah tangga
maupun diluar rumah. Untuk itu peran aktif perempuan dapat diukur dari
partisipasi perempuan dilembaga pemerintah maupun swasta, hal tersebut
masih harus ditingkatkan karena dari data yang ada tercatat bahwa pada
tahun 2017 terdapat 29,56% sedangkan partisipasi perempuan di lembaga
swasta tercatat 42,73%.
Hal ini menunjukan perempuan mempunyai kesempatan yang sama
dengan laki-laki untuk berpartisipasi dalam pembangunan, sedangkan
untuk penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun
2014-2017 dapat ditangani seluruhnya sesuai data kasus yang ada dari
jumlah korban yang melapor. Berikut ini data kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang tersaji pada tabel 2.41.

Tabel 2. 41
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2014-2017
Tahun
No Jenis Kasus
2014 2015 2016 2017
1 Trafficking 18 8 11 31
2 KDRT 21 7 9 7
3 Perkosaan/Persetubuhan 82 112 55 30
4 Pencabulan/Sodomi 61 13 26 2
5 Buruh Migran 2 2 3 1
6 Lain-Lain 4 12 9 13
Jumlah 185 154 113 84
Sumber: DPPKBP3A Tahun 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


53
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sumber: DPPKBP3A Tahun 2018

Grafik 2. 15
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2014-2017

2.3.2.3 Pangan
Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas,
keragaman dan keamanannya. Pada Tahun 2017 skor Pola pangan harapan
sebesar 68,7, meningkat dari tahun 2016 sebesar 67,2. Hal ini
menunjukkan adanya situasi pangan cukup beragam serta cukup baik
dalam hal komposisi dan mutu gizinya. Untuk lebih jelasnya skor pola
pangan harapan sebagaimana pada tabel 2.42.
Tabel 2. 42
Capaian Bidang Pangan
No. Indikator layanan Tahun 2016 Tahun 2017

1 Skor pola pangan harapan 67,2 68,7


Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan ,Pangan dan Hortikultura Kab.Cianjur

Grafik 2. 16
Skor Pola Pangan

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


54
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.2.4 Pertanahan
Luas Lahan bersertifikat di Kabupaten Cianjur baru mencapai
10,52%. Lahan yang bersertifikat sebesar 1,052,472.00 m² dari luas lahan
yang seharusnya bersertifikat sebesar 10,008,068.00 m² di tahun 2017.
Tabel 2. 43
Capaian Bidang Pertanahan
No. Indikator layanan Tahun 2017

1 Persentase luas lahan bersertifikat (persen) 10,52


2 Penyelesaian kasus tanah Negara (kasus) 5 kasus
3 Penyelesaian izin lokasi (persen) 30
Sumber: Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan

2.3.2.5 Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan tujuan SDGs, sebagai tempat
kelangsungan hidup makhluk hidup yang didalamnya terdapat air, tanah
dan udara yang harus bersih dan berada pada ambang batas minimal
pengaruh pencemaran sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan
dan aktivitas masyarakat. Pada tahun 2017, persentase penanganan
sampah mencapai 23,41 persen yang meliputi cakupan wilayah
penanganan sampah di 11 kecamatan yaitu Haurwangi, Ciranjang,
Karangtengah, Sukaluyu, Cugenang, Pacet, Gekbrong, Cilaku,
Warungkondang, Cianjur dan Cipanas. Rata-rata volume sampah yang
terangkut ke TPA sebanyak 152.040 kg/hari.
Tabel 2. 44
Persentase Penanganan Sampah dan penegakan hukuman lingkungan
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Penanganan
5 5 5 6,17 23,41
Sampah
2 Terpantaunya Kualitas Air
Sungai di Kabupaten 20 titik 20 titik 20 titik 20 titik 20 titik
Cianjur
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Dalam rangka mewujudkan Cianjur Bersih dan Lestari, Pemerintah


Kabupaten Cianjur meluncurkan Program Zero Waste (ZW) 09 bersih
sampah jam 09.00 WIB di wilayah pelayanan pada jalan protocol. Upaya
penanganan sampah di Kabupaten Cianjur dilayani dengan fasilitas 17
(tujuh belas) unit dumptruck, 4 (empat) unit armroll dengan 30 (tiga puluh)
container, 3 (tiga) unit mobil patrol sampah, 14 (empat belas) unit motor
sampah dan 62 (enam puluh dua) orang penyapu dengan menghasilkan
timbulan sampah yang terangkut ke TPA sekitar 135 ton berbanding
dengan 279 m3 /hari.
1. Baku Mutu Air
Kondisi eksisting terkait pencemaran air maupun udara saat ini
belum terlalu menghawatirkan, akan tetapi walaupun begitu perlu adanya
perhatian secara khusus melalui program dan kegiatan karena dari
parameter yang ada beberapa indikator yang menunjukkan tingkat
pencemaran baik air maupun udara berada diatas baku mutu sehingga
kalau dibiarkan akan berdampak terhadap lingkungan.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


55
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Pencemaran air akan menurunkan kualitas air permukaan atau air


sungai akibat dari adanya air limbah yang bersumber dari limbah
perusahaan maupun limbah rumah tangga yang tidak melalui pengolahan
air limbah (IPAL)
Dalam pencemaran air, dari parameter Biologycal Oxygen Demand
(BOD) menunjukkan bahwa hasil labolatorium dari sampel yang diambil di
20 titik lokasi sungai yang tersebar di Kabupaten Cianjur menunjukan
sebagian besar terdapat pencemaran air yang melebihi ambang batas baku
mutu. Berdasarkan hasil analisis, pencemaran air disebabkan oleh 2 dua
faktor yaitu dari limbah industri dan limbah Domestik. Saat ini limbah
domestik masih sangat dominan (sekitar 90%) dan sangat sulit untuk
penanganannya karena melibatkan tingkat kesadaran masyarakat dalam
merubah prilaku.
Salah satu sampel Pencemaran air berdasarkan hasil pengujian yang
telah dilaksanakan tahun 2017, sebagaimana dalam tabel 2.44.
Tabel 2. 45
Hasil Pengujian Kualitas Air pada Sungai Cianjur Kecamatan Cianjur
Tahun 2013-2017
TAHUN
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017
Hasil Pengujian Kualitas Air
1 pada Sungai di Kabupaten 84.68*
Cianjur
Sungai Cianjur (Kec. Cianjur)
TSS (mg/L) 12 24 13 7 7
pH 7.73 7.18 8.14 7.79 6.6
a
DO (mg/L) 1.7
COD (mg/L) 5 11.31 13.0775 2.1626 24.6795
BOD (mg/L) 2 5 4.8 0.66 7.96
Sungai Cipandak (Kec.
Naringgul)
TSS (mg/L) 84 22 8 8 18
pH 7.14 7.4 7.01 6.34
b
DO (mg/L) 3.2 2
COD (mg/L) 224.32 8.44 17.6789 1.5677 55.5662
BOD (mg/L) 87 2.8 5.8 0.65 19.73
Sungai Cidamar (Kec.
Cidaun)
TSS (mg/L) 27 21 16 15 9
pH 7.28 7.55 7.31 7.51
c
DO (mg/L) 3 1.7
COD (mg/L) 5 1.35 19.1321 2.133 18.547
BOD (mg/L) 2 0.5 6.5 0.95 5.9
Sungai Cikadu (Kec.
Cibinong)
TSS (mg/L) 73 3 32 8 6
pH 5.08 6.75 7.14 6.86
d
DO (mg/L) 3.2 1.6
COD (mg/L) 5 13.39 28.8468 1.337 47.7885
BOD (mg/L) 2 4.5 9.8 0.55 16.58
Sungai Cisokan (Kec. Leles)
e TSS (mg/L) 44 16 10 7 15
pH 7.14 7.84 7.06 6.77

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


56
Pemerintah Kabupaten Cianjur

TAHUN
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017
DO (mg/L) 3.8 1.5
COD (mg/L) 5 10.55 15.0213 1.098 45.6197
BOD (mg/L) 2 3.8 5.2 0.36 15.74
Sungai Cisadea (Kec. Sindang
Barang)
TSS (mg/L) 40 4 3 10 10
pH 7.16 6.75 7.52 6.6
f
DO (mg/L) 3.8 1.7
COD (mg/L) 7.28 3.55 11.6471 6.198 59.2308
BOD (mg/L) 3 1.5 3.8 2.08 22.14
Sungai Cibuni Hilir (Kec.
Cijati)
TSS (mg/L) 73 4.5 1.06 14 8
pH 7.38 8.38 7.51 6.86
g
DO (mg/L) 3.6 1.6
COD (mg/L) 5.51 5.97 20.2868 1.036 42.8526
BOD (mg/L) 2.5 1.8 6.8 0.32 15.36
Sungai Cibuni Hulu (Kec.
Tanggeung)
TSS (mg/L) 31 3 5 12 17
pH 7.84 8.32 7.37 7.04
h
DO (mg/L) 3.5 1.8
COD (mg/L) 5 0.46 0.3011 1.5812 47.4983
BOD (mg/L) 1.8 0.26 2.5 0.48 16.48
Sungai Cilumut (Kec. Pasir
Kuda)
TSS (mg/L) 17 30 7 8 19
pH 7.8 7.46 7.38 6.81
i
DO (mg/L) 3.5 1.7
COD (mg/L) 5 4.85 21.1229 3.12 58.4829
BOD (mg/L) 1.8 1.85 7.2 1.23 20.94
Sungai Cijampang (Kec.
Pagelaran)
TSS (mg/L) 89 1.06 3 6 16
pH 7.8 7.07 7.26 6.82
j
DO (mg/L) 3.8 2
COD (mg/L) 5 0.46 14.6331 4.898 49.8248
BOD (mg/L) 2 0.02 4.2 1.82 17.13
Sungai Cibalapulang (Kec.
Sukanagara)
TSS (mg/L) 41 11 16 9 51
pH 7.92 6.68 6.48 5.96
k
DO (mg/L) 3.5 1.8
COD (mg/L) 5 3.59 15.5091 7.713 43.6752
BOD (mg/L) 1.8 1.5 5.6 2.59 14.98
Sungai Cisokan (Kec.
Ciranjang)
TSS (mg/L) 73 120 2.4 8 5
pH 7.38 7.55 7.99 8.69 7.24
l
DO (mg/L) 1.8
COD (mg/L) 38 47.2 8.8485 8.47 21.6132
BOD (mg/L) 12 20 3.2 4.1 6.94

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


57
Pemerintah Kabupaten Cianjur

TAHUN
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017
Sungai Cirata (Kec.Cikalong)
TSS (mg/L) 46 25 2 7 13
pH 7.59 7.48 7.83 7.14 6.93
m
DO (mg/L) 1.3
COD (mg/L) 42.8 19.27 17.8784 7.802 36.4209
BOD (mg/L) 15 6.2 2.6 3.56 12.24
Sungai Cikundul Hulu (Kec.
Cikalong)
TSS (mg/L) 31 26 3 5 6
pH 7.16 7.81 7.8 7.47 6.57
n
DO (mg/L) 1.6
COD (mg/L) 5.64 16.62 5.2546 2.427 14.8825
BOD (mg/L) 2 5.5 2.5 0.96 4.67
Sungai Cikundul Hilir (Kec.
Cipanas)
TSS (mg/L) 42 17 13 5 18
pH 6.84 7.46 7.93 7.31 7.35
o
DO (mg/L) 1.3
COD (mg/L) 6.54 4.08 15.722 2.9964 27.2222
BOD (mg/L) 2 2.5 6.5 1.12 8.48
Sungai Cijedil (Cugenang)
TSS (mg/L) 20 23 3.8 6 7
pH 7.87 7.84 8.54 7.9 7.14
p
DO (mg/L) 1.4
COD (mg/L) 5 12.13 10.9151 1.7347 11.2179
BOD (mg/L) 2 5.2 3.8 0.63 3.49
Sungai Cijoho (Kec.Cibeber)
TSS (mg/L) 61 94 52 5 15
pH 7.86 7.42 7.55 7.54 6.93
q
DO (mg/L) 1.5
COD (mg/L) 5 68.3 17.5639 1.5777 45.4831
BOD (mg/L) 2 24 5.8 0.56 15.62
Sungai Cikondang
(Kec.Cibeber)
TSS (mg/L) 252 44 3.3 28 5
pH 7.84 7.35 7.76 7.71 6.73
r
DO (mg/L) 1
COD (mg/L) 5 16.93 11.9034 31.6422 34.7009
BOD (mg/L) 2 6.6 4.2 13.54 11.59
Sungai Cibinong (kec. Cilaku)
TSS (mg/L) 156 56 13 6 7
pH 7.82 7.11 7.26 7.21 6.81
s
DO (mg/L) 1
COD (mg/L) 5 24.26 11.1397 2.2268 28.5684
BOD (mg/L) 2 8.5 3.8 0.8 9.37
Sungai Cisarua Gede (Kec.
Cilaku)
TSS (mg/L) 26 63 40 8 152
t
pH 7.75 7.15 7.84 7.41 7.13
DO (mg/L) 1.1

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


58
Pemerintah Kabupaten Cianjur

TAHUN
No URAIAN
2013 2014 2015 2016 2017
COD (mg/L) 18.42 16.4 55.4353 2.5693 143.254
BOD (mg/L) 7 8 16.8 0.79 55.37
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup

2. Baku Mutu Udara


Jenis Contoh Uji yang dilakukan untuk menganalisis tingkat
pencemaran udara yaitu udara ambien dan udara indoor serta udara emisi.
Dari indikator tersebut yang menunjukkan tingkat pencemaran diatas
ambang baku mutu adalah indikator emisi dengan parameter tingkat
kebisingan. Untuk Hal ini perlu mendapat perhatian khusus karena seiring
dengan perkembangan waktu saat ini semakin banyak kendaraan baik roda
dua maupun roda empat yang menjadi sumber pencemar di Kabupaten
Cianjur. Pengukuran kualitas udara dilakukan untuk memantau kondisi
udara di lokasi titik sampel sehingga apabila terjadi pencemaran udara dari
suatu kegiatan, dikemudian hari dapat dibandingkan dengan data awalnya.
Pengambilan titik sampel kualitas udara ambient dan tingkat kebisingan
dilakukan pada satu titik dilokasi titik sampel, dengan parameter (1)
Pencemar udara adalah kimia dan fisika, (2) Kebauan dan (3) kebisingan.
Salah satu sampel Pencemaran udara berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilaksanakan tahun 2016, dapat dilihat dari tabel 2.46.
Tabel 2. 46
Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien di beberapa titik di Kabupaten
Cianjur Tahun 2013-2016 Berdasarkan Parameter Pencemar Udara
No Uraian 2013 2014 2015 2016
Peremparatan Jebrod
a SO2 17.15 20.23 17.15 17.15
NO2 17.22 16.88 10 10
TPA Pasir Sembung Kec.Cilaku
b SO2 17.15 17.15 17.15 17.15
NO2 30.8 10 10 14.46
Simpang Hypermart
SO2 17.15 17.15 17.15 23.3
c
NO2
14.17 10 10 10
Halaman PEMDA Cianjur
d SO2 17.15 17.15 17.15 36.96
NO2 31.61 10 10 10
Taman Ramayana
e SO2 17.15 17.15 17.15
NO2 10 10 10
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup

3. Cagar Biosfer
Cagar Biosfer (Biosfere Reserve) erat kaitannya dengan Program MAB
(Man And the Biosphere) di UNESCO, maksud dasar pembentukannya
adalah untuk menyeimbangkan tujuan yang tampaknya bertentangan
antara pelestarian keanekaragaman hayati, peningkatan pembangunan
sosial dan ekonomi serta pemeliharaan nilai-nilai yang terkait dengan
budayanya. Secara singkat misi Program MAB yang dilahirkan pada tahun
1968 ini adalah mempromosikan dan mendemontrasikan keseimbangan
hubungan antara manusia dan alam dengan pendekatan
ekosistem/bioregional.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


59
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Kawasan Cibodas dengan area inti (core area) Taman Nasional


Gunung Gede Pangrango telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar
Biosfer Cibodas sejak tahun 1977, mencakup kawasan konservasi,
lansekap alami, dan kawasan budidaya, yang perlu dikelola secara
terintegrasi, terkoordinasi dan bersinergi antara berbagai Instansi yang
berwenang, melalui peran dan tanggungjawab agar dapat memberi manfaat
dalam mendukung dan menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati,
pembangunan berkelanjutan, penelitian dan pendidikan. Cagar Biosfer
sebagai situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasaa program
MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati
serta pembangunan bekelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat
lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.
Cagar Biosfer mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
a. Pelestarian keanekaragaman biologi dan budaya;
b. Penyediaan model pengelolaan lahan dan lokasi eksperimen untuk
pembangunan berkelanjutan;
c. Penyediaan tempat untuk riset, pemantauan lingkungan, pendidikan
dan pelatihan.
Sebuah Cagar Biosfer didefinisikan sebagai suatu kawasan
konservasi ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi, lebih dari
satu tupe ekosistem yang secara internasional diakui keberadaannya
sebagai bagian dari Program MAB-UNESCO untuk mempromosikan
keseimbangan hubungan antara manusia dan alam. Cagar Biosfer melayani
perpaduan tiga fungsi yaitu :
a. Kontribusi konservasi lansekap, ekosistem, jenis, dan plasma nutfah;
b. Menyuburkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan baik secara
ekologi maupun budaya;
c. Mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan
pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan
berkelanjutan ditingkat lokal, regional, nasional, maupun global.
Untuk mengintegrasikan berbagai fungsi tersebut, kegiatannya diatur
menurut sistem pembagian wilayan (Zonation), yang meliputi area inti (core
area) untuk pelestarian, zona penyangga (buffer zone), dan kawasan terluar
yang merupakan area transisi (transition area) atau kawasan untuk
kerjasama dengan masyarakat lokal.
Adapun pembagian Zonasi tersebut mempunyai fungsi masing-
masing yang satu sama lain berhubungan yaitu :
a. Zona Inti (Core Area)
Areal ini merupakan kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan
luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang,
untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
b. Zona Penyangga (Buffer Zone)
Adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti
dan terindentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak negatif
kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan
tujuan konservasi yang dapat dilakukan.
c. Zona Transisi (Transition Zone)
Adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan
dengan zona penyangga.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


60
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Gabungan zona penyangga dan area transisi dapat menjadi koridor


dan dapat menjamin keberfungsian ekologi area inti. Disamping
melestariakan keanekaragaman hayati alami di area inti, praktek-praktek
pengelolaan Cagar Biosfer harus memperhatikan juga keanekaragaman
hayati dalam zona penyangga dan area transisi. Untuk keperluan efektifitas
pengelolaan, wilayah Cagar Biosfer harus mempunyai “batas” yang jelas,
bukan pal batas. Kepastian tentang batas kawasan Cagar Biosper
diperlukan dalam implementasi pedoman pengelolaan Cagari Biosper dan
identifikasi para pemangku kepentingan, guna menghindari terjadinya
konflik kepentingan di kemudian hari.

2.3.2.6 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil wajib
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan ketertiban
adminstrasinya melalui berbagai inovasi untuk mempermudah masyarakat
yang membutuhkan pelayananan kependudukan dan catatan sipil.
Realisasi sampai tahun 2017 untu layanan adminstrasi kependudukan dan
catatan sipil dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. 47
Capaian Realisasi Pelayanan Dasar Bidang Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Tahun 2017
Tahun 2017 (%)
No. Indikator layanan
Target Realisasi
1 Kepemilikan Akta Kelahiran 40 61,23
2 Kepemilikan Akta Kematian 30 23
3 Kepemilikan KTP 92 88,90
4 Kepemilikan KK 90 89,27
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kabupaten Cianjur

2.3.2.7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Keberhasilan dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan desa
dicapai melalui sasaran strategisnya, yaitu meningkatnya keberdayaan
masyarakat dan kapasitas pemerintah desa dalam pembangunan melalui
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan serta Program
Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pencapaian tersebut
pada tahun 2017 diantaranya ditunjukkan oleh lembaga/kelompok
masyarakat yang berperan aktif dalam pengelolaan sumber daya alam,
teknologi tepat guna dan ekonomi perdesaan.
Sampai dengan tahun 2017 terdapat 123 unit Badan Usaha Milik
Desa (BUMDesa) yang masih terus dibina dan ditumbuhkembangkan,
sehingga dapat menjadi BUMDesa sehat di Kabupaten Cianjur dengan
produk-produk unggulan dan inovasi desanya.
Begitu pula dengan kelembagaan pemerintahan desa dan lembaga
kemasyarakatan yang menyelenggarakan kelembagaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sehingga desa-desa dapat melaksanakan
pemerintahan yang baik dan tertib administrasi. Terdapat PKK yang aktif
sebanyak 393 Tim Penggerak PKK dan posyandu aktif sebesar 2.855
posyandu yang tersebar di 32 kecamatan yang ada. Realisasi layanan
urusan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


61
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 48
Capaian Realisasi Pelayanan Dasar Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Tahun 2017
Target
Sasaran Indikator Sasaran Realisasi (%)
(%)

1. Meningkatnya 1.1 Persentase partisipasi dan swadaya


0,05 0,05
keberdayaan masyarakat & desa
masyarakat 1.2 Persentase Pemerintahan desa &
dan kapasitas lembaga/kelompok masyarakat yang
pemerintah berperan Aktif dalam pengelolaan sumber 20,00 20,00
desa dalam daya alam, teknologi tepat guna & ekonomi
pembangunan perdesaan
1.3 Persentase penyelenggaraan pemerintahan
14,12 14,12
desa yang baik
1.4 Persentase desa yang berprestasi 0,85 0,85
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cianjur

2.3.2.8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Keluarga berencana merupakan bagian integral dari program
pembangunan nasional dalam mengendalikan populasi jumlah penduduk
yang mana dari tahun ke tahun terus meningkat. Pencapaian Peserta KB
aktif yang ada di Kabupaten Cianjur pada tahun 2017 berjumlah 404.110
akseptor atau 67,01% dari Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada sebanyak
603.102, dengan rata-rata jumlah anak per keluarga sebesar 2,52 artinya
bahwa setiap keluarga yang ada di Kabupaten Cianjur memiliki jumlah anak
sebanyak 2 sampai 3. Berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi, peserta KB
di Kabupaten Cianjur masih didominasi oleh alat kontrasepsi hormal yaitu
suntik 189.001 (46,76%) dan pil 137.476 (34,01%), sedangkan alat
kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB adalah MOP (metode
operasi pria) sebanyak 1.814 (0,44%) dan MOW (metode operasi wanita)
sebanyak 3.738 (0,92%).

Sumber: DPPKBP3A Tahun 2018

Grafik 2. 17
Pemakaian Alat KB di Kabupaten Cianjur Tahun 2017

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


62
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.2.9 Perhubungan
1. Prasarana Perhubungan
Prasarana perhubungan meliputi shelter/pangkalan/halte dan
terminal angkutan penumpang. Kabupaten Cianjur sampai saat ini baru
memiliki 4 tempat terminal yaitu Terminal Rawabango (type B), Terminal
Pasirhayam (type B), Terminal Cipanas (type C), dan Terminal Ciranjang
(type C) serta 18 halte/shelter/pangkalan.

Tabel 2. 49
Jumlah Prasarana Perhubungan di Wilayah Kabupaten Cianjur
Tahun 2013-2017
No Prasarana Perhubungan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Terminal 4 4 4 4 4
2 Halte/Shelter/Pangkalan 18 18 18 18 18
Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur

2. Jumlah Angkutan Darat


Jumlah Angkutan Darat di Kabupaten Cianjur sebanyak 4.887 unit
yang melayani penumpang umum sebanyak 44.152.527 orang di tahun
2015. Adapun angkutan umum dibagi menjadi dua kategori yaitu Angkutan
Umum Dalam Trayek dan Angkutan Perintis dengan rincian jumlah
angkutan sebagaimana dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2. 50
Jumlah Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek dan Perintis Kabupaten
Cianjur Tahun 2013 - 2017
No Jenis Angkutan 2013 2014 2015 2016 2017
1. Angkutan Umum 4.181 4.181 4.248 4.326 4.270
Dalam Trayek
2. Angkutan Perintis 0 67 0 0 0
JUMLAH 4.181 4.248 4.248 4.326 4.270
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur

Grafik 2. 18
Jumlah Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek dan Perintis
Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


63
Pemerintah Kabupaten Cianjur

3. Jumlah Trayek Angkutan Penumpang Umum


Menurut Keputusan Bupati Cianjur Nomor 551.21/Kep.320-
Dishubkominfo/2014 tentang Perubahan Atas keputusan bupati Cianjur
Nomor: 551.21/kep.154-Pe/2009 tentang Jaringan Trayek Dan Alokasi
Angkutan Penumpang Umum terdapat 109 Trayek Angkutan Penumpang
Umum, sebagai mana tabel berikut.
Tabel 2. 51
Jumlah Jaringan Trayek Angkutan Penumpang Umum
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017
No Trayek Angkutan Umum 2013 2014 2015 2016 2017

Jaringan Trayek
1 73 83 99 99 99
Angkutan Tetap
Jaringan Trayek
2 17 7 10 10 7
Angkutan Perintis
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur

Grafik 2. 19
Jumlah Jaringan Trayek Angkutan Penumpang Umum
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017

4. Fasilitas Perlengkapan Jalan


Ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan meliputi ketersedian rambu,
marka, pagar pengamanan, paku jalan, dan PJU. Berikut ini data fasilitas
perlengkapan jalan:
Tabel 2. 52
Fasilitas Perlengkapan Jalan di Kabupaten Cianjur
Tahun 2013 - 2017
Fasilitas Pengembangan
No 2013 2014 2015 2016 2017
Jalan
1 Rambu (buah) 1.756 2.292 3.298 3475 3827
2 Marka (m’) 92.773 104.637 109.837 118.394 148.809
3 Pagar Pengaman Jalan (m’) 453 453 453 453 453
4 Paku Jalan (buah) - - 790 1877 1877
5 PJU (buah) 682 702 722 2459 2543
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


64
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Grafik 2. 20
Fasilitas Perlengkapan Jalan di Kabupaten Cianjur
Tahun 2013 - 2017

2.3.2.10 Komunikasi dan Informatika


Pemerintah saat ini telah menerapkan sistem komunikasi dan
informasi berbasis internet ditandai dengan adanya website milik
pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan penyebarluasan informasi
penyelenggaraan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah
kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah telah melaksanakan beberapa
pameran/expo dan memanfaatkan stasiun radio untuk menginformasikan
program-program pembangunan maupun hasil pembangunan.
Selain itu, dibidang urusan komunikasi dan informatika sampai
dengan tahun 2017, capaian sasarannya adalah tersedianya media
distribusi informasi yang mendukung keterbukaan infomasi publik sebesar
60 persen.

2.3.2.11 Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Jumlah koperasi aktif dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dengan data pada tahun 2017 yang menunjukkan 490
unit koperasi aktif. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang
berjumlah 410 unit. Sedangkan jumlah UMKM cenderung lebih stabil dan
tidak mengalami perubahan yaitu 67.000.
Adapun capaian tahun 2017 berdasarkan data bahwa persentase
UMKM yang tumbuh mencapai 95,3 persen dan persentase koperasi aktif
sebesar 65,4 persen, capaian tersebut diharapkan pada tahun 2018
semakin meningkat dengan adanya kebijakan dalam
menumbuhkembangkan UMKM di Kabupaten Cianjur.
Untuk lebih jelasnya Perkembangan Koperasi dan UMKM Di
Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017 sebagaimana dalam tabel 2.53.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


65
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 53
Perkembangan Koperasi dan UMKM Di Kabupaten Cianjur
Tahun 2013-2017
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah koperasi 1.387 1.417 1.427 1.436 1.456
(unit)
Anggota koperasi
2 75.800 76.400 76.600 76.780 77.180
(orang)
Jumlah Koperasi
3 410 440 470 480 490
aktif (unit)
4 Jumlah UMKM 67.000 67.000 67.000 67.000 67.000
Jumlah tenaga
5 kerja yang 134.000 134.000 134.000 134.000 134.000
terserap (orang)
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM dan Lakip Tahun 2018

2.3.2.12 Penanaman Modal


Nilai investasi di Kabupaten Cianjur menunjukkan peningkatan
selama beberapa tahun terakhir dengan nilai investasi tahun 2017 sebesar
0,72 triliyun rupiah. Data investasi PMA dan PMDN disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel 2. 54
Perkembangan Nilai Investasi Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Perkembangan nilai 1,149 1,035 1,035 1,43 0,72
Investasi
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,2018

2.3.2.13 Kepemudaan dan Olahraga


Pembangunan di bidang kepemudaan dan olahraga ditunjukkan oleh
ketersediaan sarana olahraga yang memadai. Gelanggang remaja berjumlah
sebanyak 220 buah, sedangkan jumlah lapangan olahraga sebanyak 580
buah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur. Selain itu, untuk
indikator persentase atlit pelajar dan ASN yang mendapatkan medali pada
tahun 2017 tercapai 39,13 persen dan persentase organisasi kepemudaan
yang aktif tercapai 47 persen.

2.3.2.14 Statistik
Indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan urusan
statistik daerah adalah ketersediaan dokumen perencanaan seperti: Buku
“Kabupaten Dalam Angka” dan Buku “PDRB Kabupaten”. Penyusunan
kedua buku tersebut penting kaitannya dengan keberadaan data yang
digunakan sebagai rujukan dalam merancang kebijakan, dan penyusunan
program kegiatan. Buku Kabupaten Dalam Angka Merupakan buku
informasi yang menyajikan data terkini terkait dengan kondisi Kabupaten
Cianjur terdiri dari kondisi geografis, jumlah penduduk, pekerjaan,
pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana umum daerah, dll. Sedangkan
Buku PDRB Kabupaten Untuk mengetahui sejauhmana hasil pencapaian
pembangunan perekonomian Kabupaten Cianjur.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


66
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.2.15 Persandian
Pada urusan bidang persandian, target yang ingin dicapai adalah
indeks keamanan informasi dengan tingkat kematangan N I dan indeks
sistem pemerintahan berbasis elektronik.

2.3.2.16 Kebudayaan
Kabupaten Cianjur mempunyai kekayaan budaya yang perlu
dilestarikan. Untuk mewujudkan pelestarian budaya yang ada Pemerintah
telah melaksanakan penyelenggaraan festival seni budaya yang rutin setiap
tahunnya, dimana pada tahun 2017 telah dilaksanakan sebanyak 15 kali
event. Selain itu, terdapat sekitar 38 buah benda, situs dan kawasan cagar
budaya turut serta dilestarikan.
2.3.2.17 Perpustakaan
Untuk mendorong minat baca masyarakat, Pemerintah telah
mendorong peningkatan jumlah perpustakaan yang dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya
perpustakaan daerah sebanyak 1 buah dengan koleksi buku sejumlah
15.210 eksemplar, kendaraan perpustakaan keliling sebanyak 2 unit, dan
perpustakaan desa sebanyak 47 buah. Adapun jumlah pemustaka pada
tahun 2017 di Kabupaten Cianjur sebanyak 60.000 pengunjung. Selain itu,
minat baca masyarakat juga pada tahun 2017 sebanyak 67.206 orang.
Untuk sarana perpustakaan, pada tahun 2017 adalah tersedianya 800
eksemplar bahan pustaka, terbentuknya 2 perpustakaan desa dan 1
perpustakaan mesjid besar serta terlayaninya pengguna perpustakaan di 16
kecamatan melalui 100 kali kunjungan perpustakaan keliling.
2.3.2.18 Kearsipan
Pengelolaan Arsip secara baku telah diterapkan hampir di seluruh
unit organisasi pemerintahan Kabupaten Cianjur dengan tingat capaian
sebesar 91,78%. Sehingga dapat meningkatkan tertib administrasi kearsipan
di Bidang Pemerintahan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip
tersebut telah dilaksanakan kegiatan peningkatan sumber daya manusia
kepada 107 pengelolaan kearsipan di berbagai unit organisasi yang ada.
2.3.3 Pelayanan Urusan Pilihan
Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah di Kabupaten Cianjur.
Urusan pilihan meliputi pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya
mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan.
2.3.3.1 Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Cianjur selalu mengalami
peningkatan dari 107.709 ton pada tahun 2013 menjadi 121.087 ton pada
tahun 2017. Produksi perikanan ini berasal dari perikanan air tawar yang
sebagian besar ada di wilayah Kecamatan Mande, Kecamatan Ciranjang dan
Kecamatan Cikalongkulon karena di wilayah tersebut berada di kawasan
danau Cirata dan perikanan tangkap yang terdapat di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang dan Cidaun.
Tabel 2. 55
Produksi Ikan di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Produksi Ikan (ton) 107.709 129.062 132.339 115.445 121.087
Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan dan Perternakan Tahun 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


67
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.3.2 Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2017 mengalami
peningkatan 3,901,873 orang, peningkatan jumlah wisatawan yang cukup
tinggi merupakan akumulasi dari data yang diperoleh dari jumlah
wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Cianjur maupun yang mengunjungi kawasan wisata yang
dikelola olah pihak swasta. Data jumlah objek wisata dan jarak dari kota
cianjur serta jumlah kunjungan wisata dapat dilihat pada tabel dan gambar
di bawah ini.
Tabel 2. 56
Daftar Objek Wisata di Kabupaten Cianjur Tahun 2017
Jarak dari
No Nama Daya Tarik Wisata Lokasi
Kota Cianjur
1 Taman Nasional GunungGede Pangrango Kec. Cipanas 17
2 Kebun Raya Cibodas Kec. Cipanas 17
3 Taman Bunga Nusantara Kec. Sukaresmi 20
4 Kota Bunga Kec. Cipanas
6 Makam Dalem Cikundul Kec. Cikalongkulon 20
7 Waduk Cirata Kec. Cikalongkulon,
Mande, Ciranjang
8 Situs Megalith Gunung Padang Kec. Campaka 40
9 Curug Citambur Kec. Pagelaran 85
10 Pantai Apra Kec. Sindangbarang 100
11 Pantai Jayanti Kec. Ciadun 130
12 Bumi Perkemahan Mandala Kitri Kec. Cipanas 17
13 Wana Wisata Mandalawangi Kec. Cipanas 17
14 Istana Cipanas Kec. Cipanas 12
15 Wisata Tirta Jangari Kec. Mande 20
16 Wisata Tirta Calingcing Kec. Ciranjang 20
17 Sumber Air Panas Sukasirna Kec. Agrabinta 135
18 Agrowisata Perkebunan Teh Gedeh Kec. Pacet 20
19 The Jhons Aquatic Resort Kec. Cianjur 3
20 Arung Jeram Bantar Caringin Kec. Haurwangi 20
21 Wisata Sejarah Dalem Pasir Kec. Haurwangi 20
Sumber : Profil Kab. Cianjur Tahun 2014

6.000.00 0
5.207.207
4.932.957
5.000.00 0

4.000.00 0

3.000.00 0
2.110.958
1.906.025
2.000.00 0
1.061.424
1.000.00 0

0
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Kunjungan
1.061.42 4 1.906.02 5 2.110.95 8 4.932.95 7 5.207.20 7
Wisatawan

Sumber:Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2018

Grafik 2. 21
Kunjungan wisata di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
68
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.3.3 Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam
perekonomian Kabupaten Cianjur. Sektor ini memberi kontribusi terbesar
bagi perekonomian Kabupaten Cianjur dibandingkan sektor-sektor lain.
Produksi pertanian yang diwakili oleh produksi padi sangat dipengaruhi oleh
faktor alam, sehingga mengalami fluktuasi produksi. Pada tahun 2017 nilai
produksi mencapai 935.277 ton, secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.57.
Tabel 2. 57
Indikator kinerja Bidang Pertanian
di Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017
Indikator kinerja Capaian Setiap Tahun
No.
Bidang Pertanian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Nilai produk dan 925.966 913.793 864.358 1.035.545 935.277
produktivitas per
jenis produk
pertanian per tahun:
Padi (ton)
2 Nilai produk dan 40.277,62 44.433,12 44.499,11 45.611 46.500
produktivitas per
jenis produk per
tahun produk
perkebunan (ton)
3 Peningkatan Produksi 62.555 68.424 71.002 77.078 81.565
Peternakan (ton)
Sumber: Dinas Pertanian,Perkebunan ,Pangan dan Hortikultura Kab. Cianjur Tahun 2018

Luas tanam padi sawah di Kabupaten Cianjur mencapai 154.317 ha,


luas tanam terbanyak berada di Kecamatan Pagelaran mencapai 11.315 ha,
kemudian di Kecamatan Kadupandak mencapai 10.119 Sementara itu luas
panen padi sawah terbesar berada di Kecamatan Pagelaran mencapai 29.154
ha kemudian si Kecamatan Kadupandak mencapai 8.526.
Luas areal perkebunan di Kabupaten Cianjur mencapai 50 ribu ha
lebih, yang terdiri dari perkebunan besar negara seluas 5.164,67 ha,
perkebunan besar swasta seluas 9.363,69 ha dan perkebunan rakyat
mencapai 37.492,55 ha. Apabila diurutkan 3 terbesar tanaman perkebunan
terluas yaitu seluas 24.007,68 ha, kelapa 8.514,75 ha dan karet 5.837,98
ha. Pada tahun 2017 populasi ternak besar yaitu sapi potong sebanyak
34.374 ekor, sapi perah berjumlah 2.438 ekor dan populasi kerbau
mencapai 8.018 ekor., secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.

Tabel 2. 58
Populasi Ternak Kab. Cianjur Tahun 2013-2017
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sapi potong 33.833 34.347 35.763 37.573 38.374
2 Sapi Perah 2.209 2.362 2.397 2.436 2.438
3 Kerbau 8.941 8.997 8.571 8.321 8.018
4 Kuda 1.470 854 783 752 774
5 Kambing 99.996 101.848 102.794 104.972 107.891
6 Domba 403.139 420.082 447.824 469.006 482.716
Sumber: Dinas Pertanian Kab. Cianjur Tahun 2018

2.3.3.4 Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB cukup signifikan
terhadap total PDRB dimana pada tahun 2017 mencapai 18,37%. Sektor
perdagangan ini ditunjang oleh adanya peningkatan produksi di sektor riil
dan juga peningkatan konsumsi masyarakat. Sektor ini menjadi salah satu
barometer bergeraknya roda perekonomian.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
69
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.3.3.5 Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB cukup signifikan terhadap
total PDRB dimana pada tahun 2017 mencapai 5,73%. Sektor ini didukung
oleh adanya pembinaan UKM disektor industri dengan meningkatkan
kemampuan SDM dan pangsa pasar dan meningkatnya permintaan
konsumen dengan cakupan bina kelompok pengrajin.

2.3.3.6 Transmigrasi
Transmigrasi merupakan upaya pemindahan penduduk miskin dari
Kabupaten Cianjur ke luar Provinsi Jawa Barat. Pada Tahun 2013-2017
jumlah transmigran umum asal Kabupaten Cianjur sebanyak 76 KK.
Tabel 2. 59
Jumlah Keluarga yang mengikuti program Transmigrasi di Kabupaten
Cianjur Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Keluarga yang
mengikuti program 44 kk 7 kk 5 kk 15 kk 5 kk
Transmigrasi
Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja Tahun 2015

2.3.4 Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan


2.3.4.1 Perencanaan
Pencapaian urusan bidang perencanaan pada tahun 2017, yaitu
tingkat kesesuaian prioritas Pembangunan RKPD dengan prioritas
Pembangunan RPJMD sebesar 100 persen, tingkat kesesuaian target
Program Renstra PD terhadap target Program RPJMD sebesar 100 persen,
tingkat kesesuaian target kegiatan Renja PD terhadap target prioritas
Pembangunan RKPD sebesar 100 persen dan persentase usulan
musrenbang yang di akomodir dalam RKPD sebesar 100 persen.
Selain itu, pada tahun 2017 Dokumen perencanaan daerah
Kabupaten Cianjur yang telah disusun terdiri dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025, Rencana Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2006-2011, dan RPJMD 2011–2016 yang berisi visi dan
misi kepala daerah terpilih yang nanti akan dijabarkan dalam program kerja
dan perencanaan pembangunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD). RPJMD akan
dijabarkan dengan rencana tahunan/Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD).
2.3.4.2 Keuangan Daerah
Kinerja keuangan daerah Pemerintahan Kabupaten Cianjur terus
mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan oleh berbagai keberhasilan
diantaranya ketepatan waktu dalam penetapan APBD maupun
pertanggungjawabannya, peningkatan opini BPK dari yang sebelumnya
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
pada tahun 2015 dan 2016. Selain itu, rasio belanja langsung terhadap total
APBD terus mengalami peningkatan, dari 34,8% menjadi 40,45% pada
tahun 2015 yang menunjukkan adanya peningkatan pembangunan yang
bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Namun dari sisi pengelolaan
aset daerah masih perlu ditingkatkan, sampai pada tahun 2015 baru
tercapai 60,50% aset yang telah terinventarisasi.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


70
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 60
Capaian Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2013-2017
No Capaian Setiap Tahun
Indikator kinerja OPD
2013 2014 2015 2016 2017
1 Perda APBD tepat waktu 27-Des 27-Des 27-Des 30-Des 24-Des
2 Perda Pertanggungjawaban
15-Juli 15-Juli 02-Juli
APBD tepat waktu 24-Juli 24-Juli
3 Opini BPK WDP WDP WTP WTP WTP
4 Inventarisasi Aset Daerah 60.00% 60.50% 60.50% - -
5 Persentase tertib administrasi - - - 100% 100%

6 Persentase tertib administrasi 100% 100%


penatausahaan keuangan - - -
daerah
Sumber: BPKAD Kabupaten Cianjur Tahun 2018

2.3.4.3 Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Tenaga kerja berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cianjur sampai tahun 2017 berjumlah 12.315 orang
yang terbagi kedalam berbagai golongan kepangkatan dan tersebar
diberbagai dinas, badan, lembaga teknis, kecamatan, kelurahan dan desa.
Berdasarkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah,
berikut ini capaian kinerja bidang Kepegawaian serta Pendidikan dan
Pelatihan: Persentase Pegawai ASN yang memperoleh Pelayanan
Administrasi Kepegawaian dan Pengembangan Karir sebesar 100 persen,
Persentase ASN yang mendapatkan Pembinaan dan Kesejahteraan sebesar
100 persen dan Persentase ASN yang lulus dalam Peningkatan Kompetensi
melalui Diklat maupun Pendidikan Formal dengan Nilai Bai 100 persen.
2.3.4.4 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan memiliki peranan yang penting untuk
mendukung pembangunan suatu daerah. Capaian kegiatan yang telah
dilaksanakan terakait Indikator persentase jumlah PD yang melaksanakan
kelitbangan adalah 32 persen pada tahun 2017. Hal-hal yang menyangkut
penelitian dan pengembangan perlu terus ditingkatkan dalam rangka
peningkatan daya saing daerah.
2.3.4.5 Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan untuk menjaga kinerja pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan regulasi, kebijakan dan peraturan yang
berlaku. Pelaksanaan. Pelaksanaan pengawasan difokuskan pada
pengawasan internal secara berkala pada beberapa objek pemeriksaan
meliputi seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Cianjur. Untuk mengetahui capaian kinerja pada fungsi penunjang
pengawasan sebagaimana dalam tabel 2.61.

Tabel 2. 61
Capaian Indikator sasaran Pada Sekretariat Daerah
Tahun 2016-2017
No Indikator sasaran Tahun 2017
1 Pemenuhan 5 Unsur SPIP setiap Perangkat Daerah yang dibina
1,3 Poin
(Dinas/Badan/ Satuan/RSUD)
2 Nilai Maturitas Kapabilitas APIP 2 Poin
3 Persentase Pengaduan Masyarakat dan Instansi yang ditangani 85%

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


71
Pemerintah Kabupaten Cianjur

No Indikator sasaran Tahun 2017


4 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan/ Rekomendasi Hasil
50%
Pemeriksaan BPK
5 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan/ Rekomendasi Hasil
50%
Pemeriksaan BPKP
6 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan/ Rekomendasi Hasil
50%
Pemeriksaan APIP Kementerian, Provinsi dan Kabupaten
7 Persentase Temuan BPK tentang Kepatuhan Auditi terhadap Peraturan
45%
Perundang-Undangan
Sumber: Inspektorat Kabupaten Cianjur Tahun 2018

2.3.4.6 Administrasi Pemerintahan


Pada administrasi pemerintahan, capaian kinerja yang menjadi alat
ukur diantaranya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
SAKIP merupakan bentuk rangkaian upaya untuk mewujudkan
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi antara lain sebagai alat
penilaian kinerja. Untuk mengetahui capaian kinerja pada fungsi
penunjang administrasi pemerintahan sebagaimana dalam tabel 2.62.

Tabel 2. 62
Capain Indikator sasaran Pada Sekretariat Daerah
Tahun 2016-2017
Kondisi Kinerja
Tahun
No Indikator Sasaran Awal
2016 2017
1. Persentase penerimaan zakat infaq 68,97 % 76,82 %
sodakoh
2. Nilai indek kepuasan masyarakat N/A 74,42
terhadap pelayanan publik
3. Nilai LPPD 3.0256 3,028
4. Nilai Evaluasi SAKIP 58,85 60,99
Sumber: LKJIP Sekretariat Daerah Tahun 2017

Selain SAKIP, kinerja penyelenggaraan pada urusan fungsi penunjang


adalah Laporan Penyelengaraaan Pemerintahan Daerah (LPPD) merupakan
kewajiban Kepala Daerah (KDH) yang dilaporkan kepada Pemerintah setiap
tahun berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 2007 dan dilakukan evaluasi sejak
tahun 2009 sesuai amanat PP Nomor 6 Tahun 2008. Penetapan peringkat
dan skor LPPD merupakan hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (EKPPD) terhadap LPPD, yang dilakukan secara
terukur oleh Kementerian Dalam Negeri dengan melibatkan beberapa
Kementerian/LPNK (Kementerian PANRB, Kemenkeu, Kemenkumham,
Kemensetneg, BAPPENAS, BKN, BPKP, BPS, dan LAN) untuk memotret
kinerja penyelenggaraan Pemda terutama dari aspek manajemen
pemerintahan. Pada Tahun 2016 nilai LPPD sebesar 3,0256 dan pada tahun
2017 tercapai 3,028 dengan statu sangat tinggi.

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi lainnya yang
berdekatan, domestik dan internasional. Aspek daya saing daerah terdiri
dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah dan infrastruktur, iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator daya saing daerah adalah
sebagai berikut:
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
72
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan
terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita,
pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah,
dan nilai tukar petani.
1. Pengeluaran Per Kapita
Salah satu indikator untuk mengukur kemampuan ekonomi suatu
daerah adalah pengeluaran konsumsi per kapita yang disesuaikan. Indikator
ini menunjukkan derajat daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa.
Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama sehingga
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin
meningkat.Untuk lebih jelasnya pengeluaran perkapita Kabupaten Cianjur
sebagaimana dalam grafik 2.22.

Sumber: BPS Jabar 2018

Grafik 2. 22
Pengeluaran Per Kapita Kabupaten Cianjur Tahun 2013-2017

Rata-rata pengeluaran perkapita penduduk Kabupaten Cianjur pada


tahun 2013 sebesar Rp 6,69 juta rupiah. Ini semakin meningkat pada
tahun 2014-2017. Bila pada tahun 2014 pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita sebesar 6,73 juta rupiah maka tahun 2017 meningkat
menjadi sebesar 7,30 juta rupiah. Apabila dibandingkan dengan provinsi
Jawa Barat, pengeluaran per kapita Kabupaten Cianjur masih dibawah
Provinsi Jawa Barat yang mencapai 10,28 Juta rupiah pada tahun 2017.
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing
daerah dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) dalam
mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan
antar-wilayah.
a. Kondisi Jalan
Jalan di Kabupaten Cianjur terdiri dari beberapa kondisi, yaitu kondisi
baik, sedang, rusak, rusak berat, dan kondisi mantap. Persentase kondisi
mantap jalan kabupaten merupakan kondisi baik dan sedang. Data pada
tahun 2013 menunjukkan jalan dalam kondisi mantap mencapai 40,57
persen kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 35,57 persen. Lalu pada
tahun 2017 kondisi mantap naik menjadi 43,17 persen. Kondisi jalan
kabupaten dapat dilihat pada tabel 2.63.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
73
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 63
Kondisi Jalan Kabupaten Cianjur Tahun 2013 – 2017
No
Jenis Jalan 2013 2014 2015 2016 2017

1 Baik (km) 212.303 196.276 244.971 324.763 328.266


2 Sedang (km) 315.807 266.677 222.203 168.168 233.677
3 Rusak (km) 389.612 423.149 439.402 410.039 377.920
4 Rusak Berat (km) 383.975 415.595 395.121 398.727 361.834
Kondisi Mantap (%) 40,57 35,57 35,89 37,87 43,17
Sumber:Dinas PUPR Kab.Cianjur Tahun 2019

b. Air Bersih
Kebutuhan air bersih sesuai standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah 60
liter/orang/hari atau 0,06 m3/orang/hari dan dalam setahun dibutuhkan
sebanyak 21,9 m3/orang/tahun. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses
air minum / air bersih sampai dengan tahun 2017 sebanyak 501.700 atau 66,08 %
dari jumlah total rumah tangga di Kabupaten Cianjur yaitu 759.200. Adapun
rincian jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih dari tahun ke
tahun sebagaimana dalam tabel 2.29.

Tabel 2. 64
jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses air minum
Tahun 2014-2017
No Indikator 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Rumah Tangga yang
60,30 64,51 59,46 66,08
mendapatkan Akses Air Minum

Sumber: Dinas Perumahan Kawasan permukiman dan Pertanahan Tahun 2018

c. Jumlah pelanggan, Produksi dan Distribusi listrik

Tabel 2. 65
Jumlah pelanggan, Produksi dan Distribusi listrik
Tahun 2017
Golongan Tarif Jumlah pelanggan Daya terpasang Pemakaian (Jan-Des
2017)
Sosial 17.881 20.156.100 25.841.887
Rumah Tangga 563.170 398.962.600 563.380.403
Bisnis 20.870 86.275.650 110.815.733
Industri 304 68.048.950 115.272.718
P 1.526 6.687.694 9.812.268
T 49 177.100 220.996
603.800 580.308.094 825.344.005
Sumber: BPS, Cianjur Dalam Angka 2018

d. Jumlah Rumah Makan/Restoran Tahun 2014-2017


Tabel 2. 66
Jumlah Rumah Makan / Restoran Tahun 2014-2017
Uraian 2014 2015 2016 2017

Jumlah Rumah Makan/Restoran 193 193 193 218


Sumber: BPS, Cianjur Dalam Angka 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


74
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi


1. Kemudahan Perijinan
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah berkaitan dengan daya
saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan
daya saing investasi, berlangsung secara terus menerus dari waktu ke
waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan
perijinan. Kemudahan perijinanadalah proses pengurusan perijinan yang
terkait dengan persoalan investasi relatif sangat mudah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri
dan Penanaman Modal Asing untuk Kabupaten Cianjur pada Tahun 2017
sebanyak 0,72 trilyun, dengan rata-rata lama proses perijinan yang telah
dilaksanakan yaitu selama 15 hari.
2. Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha
Peraturan Daerah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah
yang sifatnya formal, melalui perda inilah dapat diindikasikan adanya
insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas
perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha dibatasi yaitu perda
terkait dengan perijizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa,
serta perda terkait dengan ketenagakerjaan. Jumlah regulasi yang
mendukung iklim usaha isebanyak 4 (empat) buah.

3. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi


Daerah)
Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan
jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang mendukung
iklim investasi. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku). Retribusi
daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pajak
daerah dan retribusi daerah dihasilkan dari wajib pajak hotel dan
penginapan serta Restoran (rumah makan/warung makan) yang ada di
Kabupaten Cianjur. Selain itu pajak dihasilkan dari Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB-P2) dan BPHTB. Sedang wajib retribusi dihasilkan dari
Retribusi jasa usaha seperti pasar, parkir, ijin trayek dan retribusi lain yang
sifatnya hasilnya sewaktu-waktu atau tidak menetap. Adapun hasil pajak
daerah tahun 2017 di Kabupaten Cianjur yaitu sebesar Rp. 170.746.334,32,
sedangkan untuk persentase retribusi daerah tahun 2017 sebesar 78,49
persen.
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
2.4.4.1 Ketenagakerjaan
1. Ratio Ketergantungan
Ratio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong
negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya
persentase ratio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


75
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sedangkan semakin rendahnya persentase ratio ketergantungan


menunjukkan semakin rendahnya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten
Cianjur yang berusia 0-14 tahun yaitu sebanyak 635.977 orang dan jumlah
penduduk yang berusia diatas 65 tahun yaitu sebanyak 138.665 orang,
sedangkan jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun (usia produktif)
sebanyak 1.485.978. Ini berarti ratio ketergantungan pada tahun 2017
sebesar 52 persen yang artinya setiap 100 orang berusia produktif (15-64
tahun) mempunyai tanggungan beban sebanyak 52 orang yang belum
produktif (0-14 tahun) dan yang tidak produktif lagi (65+ tahun).

2.5 Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)


Data pencapaian TPB Kabupaten Cianjur yang ada kemudian
dikelompokkan menjadi 4 pilar yaitu pilar pembangunan sosial, pilar
pembangunan ekonomi, pilar pembangunan lingkungan, dan pilar
pembangunan Hukum dan Tata kelola sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
2.5.1 Pilar Pembangunan Sosial
Pilar pembangunan sosial berdasarkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan memiliki 5 tujuan (tujuan 1, 2, 3, 4, dan 5), yang mencakup
71 indikator yang termuat Metadata Indikator TPB dari Bappenas dengan
target indikator termuat dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Pengukuran
ketercapaian Kabupaten Cianjur dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
mengggunakan data dasar tahun 2015.

Tabel 2. 67
Kondisi Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Cianjur (2015) Dimensi Sosial
BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

1. TANPA KEMISKINAN [MENGAKHIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA BENTUK DIMANAPUN]


Target 1.2 Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari
semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan definisi nasional
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis
1.1.1* kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok Persentase 9,57
umur.
Target 1.3 Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk
kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang
* 1.3.1.(a) Persentase 62,12
Kesehatan.
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang 37.64
* 1.3.1.(b) Persentase
Ketenagakerjaan. (2016)
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai
1.3.1.(d) Orang 599,696
bersyarat/ Program Keluarga Harapan.
Target 1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan
rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan
dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun
* 1.4.1.(a) Persentase 79,57
yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima
* 1.4.1.(b) imunisasi dasar lengkap. Persentase 93.4 (2016)

Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua


* 1.4.1.(c) cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun Persentase 74,56
yang berstatus kawin.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
1.4.1.(d) Persentase 67.20
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
1.4.1.(e) Persentase 59.43
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
1.4.1.(f) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. Persentase 13,73
* 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. Persentase 95.04

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


76
Pemerintah Kabupaten Cianjur

BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

* 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. Persentase 82.13


* 1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat. Persentase 45.89
Persentase penduduk umur 0-17 tahundengan kepemilikan
* 1.4.1.(j) Persentase 78,06
akta kelahiran.
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber
* 1.4.1.(k) Persentase 99,73
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.
Target 1.5 Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana
Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana
1.5.1.(a) NA NA
daerah.
1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. NA NA
1.5.1.(c) Pendampingan psikososial korban bencana sosial. NA NA
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang
1.5.1.(e) NA NA
berisiko tinggi.
1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. NA NA
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB)
1.5.3* NA NA
tingkat nasional dan daerah.
2. TANPA KELAPARAN
Target 2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang
miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan
cukup sepanjang tahun.
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of
* 2.1.1* NA NA
Undernourishment).
* 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Persentase 11,3
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang
2.1.2* atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Presentase desa 29,23
Kerawanan Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di
* 2.1.2.(a) Persentase 11,08
bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Target 2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai
target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi
kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak
2.2.1* Persentase 34.58 (2016)
di bawah lima tahun/balita.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak
2.2.1.(a) Persentase 11.91 (2016)
di bawah dua tahun/baduta.
Prevalensi malnutrisi (berat badan/ tinggi badan) anak
* 2.2.2* Persentase 25,56
pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
* 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. Persentase 37,1
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang
* 2.2.2.(b) Persentase 59,82
mendapatkan ASI eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor
2.2.2.(c) Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat Persentase 81
konsumsi ikan.
Target 2.3 Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil,
khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui
akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan,
pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non-pertanian.
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor juta rupiah per
* 2.3.1* 42802,73
pertanian (rupiah per tenaga kerja). tenaga kerja
Target 2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktek
pertanian tangguh yang me-ningkatkan produksi dan produktivitas, membantu menjaga ekosistem, memperkuat
kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara
progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan.
2.4.1 Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan. komoditas ternak 20
Target 2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih tanaman budidaya dan hewan ternak dan
peliharaan dan spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan tanaman yang dikelola dan dianeka-ragamkan
dengan baik di tingkat nasional, regional dan internasional, serta meningkatkan akses terhadap pembagian
keuntungan yang adil dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pertanian
Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan
2.5.1* Persentase 5
yang dilepas.
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan
2.5.2* menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, Persentase 9
dan risiko yang tidak diketahui.
3. KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA
Target 3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran
hidup.
100.000/kelahiran
* 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). 83,47
hidup
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang
* 3.1.2* proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga Persentase 89,18
kesehatan terlatih.
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun
* 3.1.2.(a) Persentase 79,57
yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


77
Pemerintah Kabupaten Cianjur

BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

Target 3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh
negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan
Angka Kematian Balita 25 per 1000.
3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. Persentase 38
1000/ kelahiran
3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. 3,37
hidup
1000/ kelahiran
* 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. 4,09
hidup
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi
3.2.2.(b) Persentase 93.4 (2016)
dasar lengkap pada bayi.
Target 3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan,
dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya.
* 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 orang. Persentase 1,44
3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota yangmencapai eliminasi malaria Kabupaten / Kota 25
Target 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular,
melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18tahun. Persentase 7.2 (2013)
3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah tinggi. Persentase 31,56
3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Persentase 8,83
Target 3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.
Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR)
3.7.1.(a) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 Persentase 74,56
tahun yang berstatus kawin.
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). Persentase 2,5 (2012)
Target 3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau
3.8.2* Juta Penduduk 2.4 (2017)
sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.
3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Persentase 62,12
Target 3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai
langkah yang tepat.
3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. Persentase 43,98
Target 3.b Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular dan tidak menular yang
terutama berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses terhadap obat dan vaksin dasar yang
terjangkau, sesuai the Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak
negara berkembang untuk menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan
dari Hak Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan khususnya,
menyediakan akses obat bagi semua.
3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. Persentase 75.5 (2014)
4. PENDIDIKAN BERKUALITAS
Target 4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar
dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan
dan efektif.
4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ sederajat. Persentase 109,83
4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/sederajat. Persentase 98,91
4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/sederajat. Persentase 62,11
4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Persentase 8,42
Target 4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap
perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga
mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini
4.2.2.(a) Persentase 64,11
(PAUD).
Target 4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama
untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat,
masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki
97,68
di (1) SD/MI/ sederajat;
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki
79,55
di (2) SMP/MTs/sederajat;
4.5.1* Persentase
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki
56,73
di (3) SMA/SMK/MA/sederajat;
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki
17,47
di (4) Perguruan Tinggi.
Target 4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki
maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Persentase 98,01
5. KESETARAAN GENDER
Target 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun.
Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung
5.1.1* dokumen 4
pemberdayaan perempuan.
Target 5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk
perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.
5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. Persentase 0,01%
5.2.2* Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


78
Pemerintah Kabupaten Cianjur

BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain


selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.
Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang
5.2.2.(a) Persentase
mendapat layanan komprehensif. 95,61
Target 5.3 Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.
5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat. Persentase 67,56
Target 5.5 Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di
semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.
Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen
5.5.1* Persentase 19,32
tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.
5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial. Persentase 40,26
Target 5.6 Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang
telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International Conference on Population and Development
and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut.
Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang
5.6.1.(a) Persentase 11 (2012)
tidak terpenuhi).
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
Target 6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau
bagi semua
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
6.1.1.(a) Persentase 67,13
layanan sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah
1 Juta
6.1.1.(b) tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku
Kubik
untuk pulau-pulau.
Target 6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua,
dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
6.2.1.(b) Persentase 65 -67%
layanan sanitasi layak.
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total
* 6.2.1.(c) desa/kelurahan 3532
Berbasis Masyarakat (STBM).
Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/
6.2.1.(d) desa/kelurahan 704
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air
6.2.1.(e) limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan
komunal.
Proporsi rumah tangga (RT) yang terlayani sistem
6.2.1.(f)
pengelolaan air limbah terpusat.
Target 6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas
6.3.1.(a) pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan Kabupaten / Kota 5
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan
lumpur tinja.
Target 6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin
penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan
mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air Titik Pengambilan Air
6.4.1.(a)
tanah. tanah 338
Target 6.5 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui
kerjasama lintas batas yang tepat.
6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Tdk ada
Terpadu (RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana
data
Tata Ruang Wilayah (RTRW).
6.5.1.(b) Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan Tdk ada
updating dan revitalisasi. data
Luas pengembangan hutan serta peningkatan hasil hutan Tdk ada
6.5.1.(e)
bukan kayu (HHBK) untuk pemulihan kawasan DAS. data
6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi
Tdk ada
masyarakat dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai
data
dan danau.
Tdk ada
6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air.
data
Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya
Tdk ada
6.5.1.(i) melalui pembangunan embung, dam pengendali, dam
data
penahan skala kecil dan menengah.
Target 6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber daya air, termasuk pegunungan,
hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan danau.
Tdk ada
6.6.1.(d) Luas lahan kritis dalam KPH yang direhabilitasi. data

Sumber: Analisis Bappeda Cianjur 2018

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


79
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.5.2 Pilar Pembangunan Ekonomi

Dimensi ekonomi berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


memiliki 5 tujuan (tujuan 7, 8, 9, 10, dan 17), 54 target dan 135 indikator
yang termuat dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Seperti halnya pencapaian TPB
pilar pembangunan sosial, pencapaian pilar pembangunan ekonomi
menggunakan data tahun 2015 dan beberapa menggunakan data tahun
2016 dengan berpedoman pada Metadata indikator TPB dari Bappenas.

Tabel 2. 68
Kondisi Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Cianjur (2015) Dimensi Ekonomi
BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

7. Energi Bersih dan Terjangkau


Target 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern.
7.1.1* Rasio elektrifikasi. % 93,71
7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. kWh 1.120
7.1.2.(a) Jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah tangga. Sambungan 24.577
7.1.2.(b) Rasio penggunaan gas rumah tangga. % 81,45
Target 7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi
global.
7.2.1* Bauran energi terbarukan. % 15,77
Target 7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua kali lipat.
7.3.1* Intensitas energi primer. TOE/Milyar
23,2
Rp
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Target 8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya,
setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara kurang berkembang.
* 8.1.1* Laju pertumbuhan PDRB per kapita. (ADHK) Persentase 5,04
* 8.1.1.(a) PDRB per kapita. (ADHB) Juta Rupiah 32,65
Target 8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha
mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian,
8.3.1* Persentase 8,57
berdasarkan jenis kelamin.
8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. Persentase 49,61
8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. Persentase 2,80
8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Orang 8,365
ke layanan keuangan
Target 8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah yang sama untuk
pekerjaan yang sama nilainya.
8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja. Rupiah
13,483
Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin
8.5.2* Persentase 8,72
dan kelompok umur.
8.5.2.(a) Persentase setengah pengangguran. Persentase 8,31
Target 8.6 Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak
menempuh pendidikan atau pelatihan.
Persentase usia muda (15-24) yang sedang tidak sekolah,
8.6.1* Persentase 5,33
bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET).
Target 8.8 Melindungi hak-hak tenaga kerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan terjamin
bagi semua pekerja, termasuk pekerja migran, khususnya pekerja migran perempuan, dan mereka yang bekerja
dalam pekerjaan berbahaya.
8.8.1.(a) Jumlah perusahaan yang menerapkan norma K3. Perusahaan

Target 8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata
berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
8.9.1.* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDRB (2016) persen 5,81
orang per
8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara.
tahun 287.190
orang per
8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara.
tahun 3.614.683
8.9.2* Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi
terhadap total pekerja
Target 8.10 Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan memperluas akses
terhadap perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
** 8.10.1* Jumlah kantor bank unit 4843
8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit 29.90
persen
(2012)

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


80
Pemerintah Kabupaten Cianjur

BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur


Target 9.1 Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk
infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia,
dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.
* 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. unit 3 (2015)
* 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. lokasi 10
Target 9.2 Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan
meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi
nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.
Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap
* 9.2.1* Persentase 4,25
PDB dan perkapita.
* 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Persentase 31,09
9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. Persentase 31,09
Target 9.4 Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan,
dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi dan proses
industri bersih dan ramah lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing.
Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai
9.4.1*
tambah sektor industri.
9.4.1(a) Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.
Target 9.c Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan
mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau Internet di negara-negara kurang berkembang pada
tahun 2020.
9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. Persentase 59,5
* 9.c.1.(a) Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon genggam. Persentase 24,45
9.c.1.(b) Proporsi individu yang menggunakan Internet. Persentase 0,41
10. Berkurangnya Kesenjangan
Target 10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan
penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
10.1.1* Koefisien Gini. Persentase 0,426
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
10.1.1.(a) Persentase 9,57
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
* 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Kabupaten
10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Desa 1355
* 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri Persentase 6,52
Target 10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus
hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang
tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. pengaduan 634 (2016)
Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi
10.3.1.(b)
Manusia (HAM).
Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi
10.3.1.(c) Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap
perempuan.
Target 10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta secara
progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang 37.64
10.4.1.(b) Persentase
Ketenagakerjaan. (2016)
Target 10.7. Memfasilitasi migrasi dan mobilitas manusia yang teratur, aman, berkala dan bertanggung jawab,
termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi yang terencana dan terkelola dengan baik.
10.7.2.(b) Jumlah fasilitasi pelayanan penempatan
Orang 63,064
TKLN berdasarkan okupasi.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Target 17.1 Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui dukungan internasional kepada
negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya.
17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Persentase 11,50%
Target 17.6 Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama triangular secara regional
dan internasional terkait dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan meningkatkan berbagi
pengetahuan berdasar kesepakatan timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara mekanisme
yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di
17.6.2.(b)
Perkotaan dan di Perdesaan.
17.6.2.(c) Proporsi penduduk terlayani mobile broadband.
Target 17.8 Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan sains, mekanisme pembangunan
kapasitas teknologi dan inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan meningkatkan
penggunaan teknologi yang memampukan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
17.8.1* Proporsi individu yang menggunakan internet.
17.8.1.(a) Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses
telekomunikasi universal dan internet.
Target 17.19 Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk mengembangkan pengukuran atas
kemajuan pembangunan berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan mendukung pengembangan
kapasitas statistik di negara berkembang.
Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan 73,65
17.19.2.(c) Persentase
informasi statistik melalui website (2015)

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


81
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.5.3 Pilar Pembangunan Lingkungan


Dimensi Lingkungan berdasarkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan memiliki 1 tujuan (tujuan 16) dengan 34 indikator yang
termuat dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan berdasarkan Metadata
Indikator TPB Indonesia dari Bappenas sebanyak 21 indikator. Pengukuran
ketercapaian Kabupaten Cianjur dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) menggunakan data tahun 2015 dan sebagian data
tahun 2016.
Tabel 2. 69
Kondisi Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Cianjur (2015) Dimensi
Lingkungan
BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
(2015)

6. Air Bersih dan Sanitasi Layak


Target 6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan
terjangkau bagi semua
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
6.1.1.(a) Persentase 67,13
layanan sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah
1 Juta
6.1.1.(b) tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku Tdk ada data
Kubik
untuk pulau-pulau.
Target 6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi
semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
6.2.1.(b) Persentase 65 -67%
layanan sanitasi layak.
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total desa/kelur
* 6.2.1.(c) Tdk ada data
Berbasis Masyarakat (STBM). ahan
Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ desa/kelur
6.2.1.(d) Tdk ada data
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). ahan
Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air
6.2.1.(e) limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan Tdk ada data
komunal.
Proporsi rumah tangga (RT) yang terlayani sistem
6.2.1.(f) Tdk ada data
pengelolaan air limbah terpusat.
Target 6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan,
dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah
yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang
yang aman secara global.
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas
Kabupaten
6.3.1.(a) pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan Tdk ada data
/ Kota
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan
Tdk ada data
lumpur tinja.
Target 6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan
menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara
signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
Titik
Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air
6.4.1.(a) Pengambila
tanah.
n Air tanah 338
Target 6.5 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk
melalui kerjasama lintas batas yang tepat.
6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Terpadu (RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tdk ada data
Tata Ruang Wilayah (RTRW).
6.5.1.(b) Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan
Tdk ada data
updating dan revitalisasi.
Luas pengembangan hutan serta peningkatan hasil hutan
6.5.1.(e) Tdk ada data
bukan kayu (HHBK) untuk pemulihan kawasan DAS.
6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai Tdk ada data
dan danau.
6.5.1.(g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. Tdk ada data
Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya
6.5.1.(i) melalui pembangunan embung, dam pengendali, dam Tdk ada data
penahan skala kecil dan menengah.
Target 6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber daya air, termasuk
pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan danau.
6.6.1.(d) Luas lahan kritis dalam KPH yang direhabilitasi. Tdk ada data

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


82
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.5.4 Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola

Dimensi kelembagaan berdasarkan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan memiliki 1 tujuan yakni tujuan 16 yang memuat 21
indikator yang termuat dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Pengukuran
ketercapaian Kabupaten Cianjur sebagai berikut:

Tabel 2.70
Kondisi Pencapaian Indikator TPB Kabupaten Cianjur (2015) Pilar
Pembangunan Hukum dan Tata Kelola Pemerintahan

capaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
tahun 2015

16. PERDAMAIAN KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH


Target 16.2 Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan
penyiksaan terhadap anak.
16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24
tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum Tdk ada data
umur 18 tahun.
Target 16.3 Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses
yang sama terhadap keadilan bagi semua.
Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang
16.3.1.(b) Orang Tdk ada data
memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi.
Target 16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
16.6.1.(a) WTP Tdk ada data
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Nilai
16.6.1.(b) Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan 70.06(BB)
(Predikat)
Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai
Nilai
16.6.1.(d) Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga 50,41(CC)
(Kategori)
dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/ Kota).
Target 16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif dan representatif di setiap
tingkatan.
Persentase keterwakilan perempuan di Dewan
16.7.1.(a) Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Persentase 20
Daerah (DPRD).
Persentase keterwakilan perempuan sebagai
16.7.1.(b) pengambilan keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I Persentase Tdk ada data
dan II).
16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. indeks 51,37
16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil. indeks 79,10
16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. 81,89
Target 16.9 Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang
16.9.1* kelahirannya dicatat oleh lembaga pencatatan sipil, Tdk ada data
menurut umur.
16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki akta kelahiran. Persentase 72
Target 16.10 Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan mendasar, sesuai dengan
peraturan nasional dan kesepakatan internasional.
Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur
16.10.2(c) kualitas PPID dalam menjalankan tugas dan fungsi Tdk ada data
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


83
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.5.5 ANALISIS PERMASALAHAN TUJUAN PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN DI KABUPATEN CIANJUR

Berdasarkan kondisi pencapaian indikator TPB untuk keempat pilar


pembangunan dengan target dari Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dari hasil
capaian tersebut kemudian dianalisis target indikator yang sudah tercapai,
belum tercapai beserta selisihnya dari target nasional atau global untuk
melihat tingkat permasalahan yang dihadapi dan target yang tidak ada
data. Untuk indikator yang belum tercapai, akan dilihat besaran selisih
target dan nantinya diberikan peringkat dari selisih terbesar hingga yang
paling kecil untuk menakar tingkat permasalahan yang timbul. Selisih
target indikator 1 hingga 5 persen dianggap bukan permasalahan utama.
Hasil capaian target indikator Pilar Pembangunan Sosial diperoleh
hasil sebagai berikut :

Tabel 2.71
Pencapaian Target Indikator TPB Pilar Pembangunan Sosial di Kabupaten
Cianjur
Jumlah Jumlah
TARGET PEMBANGUNAN jumlah jumlah indikator
indikator indikator tdk
BERKELANJUTAN indikator tdk ada data
tercapai tercapai
TPB 1. MENGAKHIRI KEMISKINAN
DALAM SEGALA BENTUK 21 8 7 6
DIMANAPUN
TPB 2. MENGHILANGKAN
KELAPARAN,MENCAPAI
KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
14 3 8 3
YANG BAIK,SERTA
MENINGKATKAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
TPB 3. MENJAMIN KEHIDUPAN
YANG SEHAT DAN
MIENINGKATKAN 18 4 8 6
KESEJAHTERAAN SELURUH
PENDUDUK SEMUA USIA
TPB 4. MENJAMIN KUALITAS
PENDIDIKAN YANG INKLUSIF
DAN MERATA SERTA
10 1 9 0
MENINGKATKAN KESEMPATAN
BELAJAR SEPANJANG HAYAT
UNTUK SEMUA
TPB 5. MENCAPAI KESETARAAN
GENDER DAN MEMBERDAYAKAN 8 4 3 1
PEREMPUAN
Total 71 19 34 18

Sumber : KLHS Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021

Pencapaian TPB pilar pembangunan Sosial, Kabupaten Cianjur telah


melaksanakan TPB 1 yaitu mengakhiri kemiskinan dengan segala bentuk
dimanapun dengan tingkat capaian target 11 indikator tercapai, 4
indikator tidak tercapai dan 6 indikator tidak ada data pendukung.
Sedangkan untuk tujuan 2, 7 indikator mencapai target, 6 indikator
belum mencapai target, dan 1 indikator tidak ada data. Tingkat
ketercapaian paling tinggi terdapat di tujuan 3 yaitu menjamin
kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh
penduduk semua usia sebanyak 12 indikator dari 18 indikator yang
terdaftar. Sementara indikator yang tidak tercapai sebanyak 6 indikator.
Untuk TPB 4 hanya mampu mencapai target dan tidak masing masing
sebanyak 5 indikator. Terakhir, TPB 5 tentang kesetaraan gender,
mampu mencapai target sebanyak 6 indikator, tidak mencapaitarget 1
indikator dan tidak ada data sebanyak 1 indikator dari 8 indikator yang
teridentifikasi.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


84
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Pencapaian TPB pilar pembangunan Sosial, Kabupaten Cianjur telah


melaksanakan tujuan 1 yaitu mengakhiri kemiskinan dengan segala
bentuk dimanapun dengan tingkat capaian target 8 indikator tercapai, 7
indikator tidak tercapai dan 6 indikator tidak ada data pendukung.
Sedangkan untuk tujuan 2, 3 indikator mencapai target, 8 indikator
belum mencapai target, dan 3 indikator tidak ada data. Sedangkan di
tujuan 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh penduduk semua usia sebanyak 4 indikator
tercapai dari 18 indikator yang terdaftar. Sementara indikator yang tidak
tercapai sebanyak 8 indikator. Dan tidak ada data 6 indikator. Untuk
TPB 4 hanya mampu mencapai target sebanyak 1 indikator dan tidak
mencapai target 9 indikator. Terakhir, TPB 5 tentang kesetaraan gender,
mampu mencapai target sebanyak 4 indikator, tidak mencapai target 3
indikator dan tidak ada data sebanyak 1 indikator dari 8 indikator yang
teridentifikasi. Secara umum, gambaran pencapaian pilar pembangunan
sosial dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2. 4
Pilar Sosial

Dengan tingkat ketercapaian target indikator hanya 27 persen dan


target indikator tidak tercapai sebanyak 48 persen, menggambarkan
pemerintah daerah masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang sosial.
Kekurangan pencapaian target indikator pilar Pembangunan Sosial
di Kabupaten Cianjur terletak pada TPB 2 dan TPB 4 dengan tingkat
capaian sebesar 3 indikator dari 14 indikator (22 persen) dan 1 indikator
dari 10 indikator (10 persen). Selisih target indikator Pilar Pembangunan
Sosial yang belum tercapai dapat dilihat pada tabel berikut.:

Tabel 2.72
Indikator TPB Pilar Pembangunan Sosial yang belum tercapai dan selisih
persentase capaiannya terhadap target nasional/ global
selisih capaian
terhadap target
Kode Indikator
nasional atau global
(persen)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis 1,81
1.2.1* kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan
kelompok umur. (2018)
Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang 32,88
1.3.1.(a)
Kesehatan.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


85
Pemerintah Kabupaten Cianjur

selisih capaian
terhadap target
Kode Indikator
nasional atau global
(persen)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
1.4.1.(d)
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. 32,80
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap 40,57
1.4.1.(e)
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
1.4.1.(f) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. 26,67
1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat. 47
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak 5,70
2.1.1.(a)
balita.
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang 20,73
2.1.2* atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman
Kerawanan Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di 2,50
2.1.2.(a)
bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada 1,68
2.2.1*
anak di bawah lima tahun/balita.
Prevalensi malnutrisi (berat badan/ tinggi badan) anak 16,30
2.2.2*
pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. 9,10
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di 2,50
2.1.2.(a)
bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada 9,10
2.2.1*
anak di bawah lima tahun/balita.
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun 5,43
3.1.2.(a) yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. 14
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% 1,6
3.2.2.(b)
imunisasi dasar lengkap pada bayi.
3.4.1.(a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18tahun. 1,8
3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah tinggi. 7,26
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). 0,22
3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 32,88
3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. 38,58
4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ sederajat. (2017) 4,26
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/sederajat. 8,22
4.1.1.(e)
(2017)
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ 29,48
4.1.1.(f)
SMK/MA/sederajat.(2017)
4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun (2017) 1,33
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini 9,84
4.2.2.(a)
(PAUD). (2017)
Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung
5.1.1* 8
pemberdayaan perempuan.
5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat. 29,48
Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang 1,10
5.6.1.(a)
tidak terpenuhi).

Berdasarkan tabel di atas, terlihat permasalahan utama dalam


pencapaian Pilar Pembangunan Sosial di Kabupaten Cianjur antara
lain:
1. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat
2. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak dan berkelanjutan.
3. Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun.
4. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
5. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak dan berkelanjutan.
6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/sederajat.(2017)
7. Persentase rumah tangga kumuh perkotaan
8. Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat,
berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Pangan

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


86
Pemerintah Kabupaten Cianjur

9. Prevalensi malnutrisi (berat badan/ tinggi badan) anak pada usia


kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe
10. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
(2017)
11. Prevalensi anemia pada ibu hamil.
12. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah
lima tahun/balita.
13. Prevalensi tekanan darah tinggi.

Pencapaian indikator TPB Pilar Pembangunan lingkungan di


Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.73
Pencapaian Indikator TPB Pilar Pembangunan Lingkungan di Kabupaten
Cianjur
TARGET PEMBANGUNAN jumlah Jumlah Jumlah jumlah
BERKELANJUTAN indikator indikator indikator indikator
cianjur tercapai tdk tercapai tdk ada data
TPB 6. MENJAMIN 17 0 2 15
KETERSEDIAAN SERTA
PENGELOLAAN AIR
BERSIH DAN SANITASI
YANG BERKELANJUTAN
UNTUK SEMUA
TPB 11. MENJADIKAN 11 0 1 10
KOTA DAN PEMUKIMAN
YANG
INKLUSIF,AMAN,TANGGUH
DAN BERKELANJUTAN
TPB 12 .MENJAMIN POLA 7 0 0 7
PRODUKSI DAN
KONSUMSI YANG
BERKELANJUTAN
TPB 13. MENGAMBIL 5 0 0 5
TINDAKAN CEPAT UNTUK
MENGATASI PERUBAHAN
IKLIM DAN DAMPAKNYA
TPB 14. MELESTARIKAN 4 0 0 4
DAN MEMAMFAATKAN
SECARA BERKELANJUTAN
SUMBER DAYA KELAUTAN
DAN SAMUDERA UNTUK
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
TPB 15. MELINDUNGI, 9 2 1 6
MERESTORASI DAN
MENINGKATKAN
PEMAMFAATAN
BERKELANJUTAN
EKOSISTEM DARATAN,
PENGGURUNAN,
PEMULIHAN DEGRADASI
LAHAN, SERTA
MENGHENTIKAN
KEHILANGAN KEANEKA
RAGAMAN HAYATI
Total 53 2 4 47

Analisis terhadap ketercapaian TPB di pilar Pembangunan


Lingkungan menunjukkan hanya 53 yang diidentifikasi telah
dilaksanakan di Cianjur dari 83 indikator yang ada di Metadata Indikator
TPB dari Bappenas. Dari 6 TPB komponen pilar pembangunan
lingkungan, tingkat ketercapaian hanya sebanyak 2 indikator, 4indikator
tidak tercapai dan 47 indikator tidak ada data.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


87
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dengan tingkat capaian yang rendah di aspek pilar pembangunan


lingkungan menunjukkan masih banyak kekurangan dalam penanganan
masalah lingkungan di Cianjur meskipun sudah ada upaya dari
pemerintah dilihat dari jumlah indikator yang tidak tercapai sebanyak 4
indikator.
Secara langsung atau tidak langsung, pilar pembangunan
lingkungan akan berhubungan dengan tingkat kesehatan masyarakat
dan berpengaruh dengan indeks kesehatan. Berkaitan dengan hal
tersebut, bisa dipahami mengapa tingkat capaian IPM Cianjur paling
rendah se-Jawa Barat yang salah satunya disebabkan pelaksanaan TPB
yang berhubungan dengan aspek pilar pembangunan lingkungan belum
menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Secara umum, tingkat
pencapaian target indikator dari 6 TPB penyusun pilar pembangunan
sosial di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2. 5
Pilar Lingkungan

Selisih target indikator TPB dengan target nasional dapat dilihat


pada tabel berikut.

Tabel 2.74
Indikator TPB Pilar Pembangunan Lingkungan yang belum tercapai dan
selisih persentase capaiannya terhadap target nasional/ global
Kode Indikator selisih capaian terhadap target
nasional atau global (persen)
Persentase rumah tangga yang memiliki
6.1.1.(a) akses terhadap layanan sumber air 32,87
minum layak.
Persentase rumah tangga yang memiliki
6.2.1.(b) 33
akses terhadap layanan sanitasi layak.
Persentase sampah perkotaan yang
11.6.1.(a) 14,35
tertangani.
Proporsi tutupan hutan terhadap luas
15.1.1.(a) 17,98
lahan keseluruhan.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat permasalahan utama dalam


pencapaian Pilar Pembangunan Lingkungan di Kabupaten Cianjur
antara lain:
1. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
88
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sanitasi layak.
3. Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan
4. Persentase sampah perkotaan yang tertangani
Keempat permasalahan tersebut nantinya akan dianalisis kembali
menjadi isu strategis di bab selanjutnya.
Pencapaian indikator TPB Pilar Pembangunan Ekonomi di
Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.75
Pencapaian Indikator TPB Pilar Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Cianjur
TARGET PEMBANGUNAN jumlah Jumlah Jumlah jumlah
BERKELANJUTAN indikator indikator indikator indikator tdk
cianjur tercapai tdk tercapai ada data
TPB 7. MENJAMIN AKSES 6 0 2 4
ENERGI YANG TERJANGKAU.
ANDAL, BERKELANJUTAN DAN
MODERN UNTUK SEMUA
TPB 8. MENINGKATKAN 17 5 5 7
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG
INKLUSIF YANG
BERKELANJUTAN,KESEMPATAN
KERJA YANG PRODUKTIF DAN
MENYELURUH,SERTA
PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK
SEMUA
TPB 9. MEMBANGUN 10 5 2 3
INFRASTRUKTUR YANG
TANGGUH,MENINGKATKAN
INDUSTRI INKLUSIF DA
BERKELANJUTAN,SERTA
MENDORONG INOVASI
TPB 10. MENGURANGI 11 7 1 3
KESENJANGAN INTRA -DAN
ANTARNEGARA
TPB 17. MENGUATKAN SARANA 6 1 4 1
PELAKSANAAN DAN
MEREVITALISASI KEMITRAAN
GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Total 50 22 14 14

Pencapaian TPB dalam pilar pembangunan ekonomi menunjukkan


dari 50 indikator yang teridentifikasi, 22 indikator tercapai, 14 indikator
tidak tercapai dan 14 indikator tidak ada data. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa pemerintah daerah sudah melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencapaian TPB pilar pembangunan ekonomi yaitu
sebanyak 50 indikator. Sedangkan 14 indikator yang belum mempunyai
data diasumsikan belum dilaksanakan oleh pemerintah daerah perlu
mendapat perhatian serius diantaranya TPB 7 yaitu menjamin akses
energi yang terjangkau. andal, berkelanjutan dan modern untuk semua ,
dengan tidak adanya indikator yang tercapai, menjadikannya TPB yang
paling rendah tingkat pencapaiannya di pilar pembangunan ekonomi.
Jika diperinci menurut pencapaian per--TPB, TPB 7 dari 6 indikator
yang teridentifikasi, 2 indikator tidak tercapai dan 4 indikator tidak ada
data. Ketidaktersediaan data tersebut dikarenakan data yang digunakan
merupakan data kementerian ESDM. Secara umum, ketercapaian target
indikator TPB 7 tersebut berhubungan dengan kewenangan dari
pemerintah pusat seperti sambungan jaringan gas dan listrik, bauran
energi terbarukan yang notabene tidak bisa dilakukan oleh daerah secara
mandiri.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


89
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Pemerintah daerah hanya bisa memfasilitasi dalam hal penyediaan


lahan untuk infrastruktur jaringan saja. Dari informasi di atas dapat
disimpulkan bahwa pencapaian TPB 7 memerlukan peningkatan.
Pencapaian TPB 8 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonmi yang
inklusif yang berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan
menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua, menunjukkan 5
indikator tercapai, 5 indikator tidak tercapai dan 7 indikator tidak
memiliki data. Ada beberapa target indikator yang tidak tercantum dalam
lampiran perpres ataupun RPJMN sehingga menyulitkan dalam penilaian
tingkat pencapaian.
Pencapaian TPB 9 yaitu membangun infrastruktur yang
tangguh,meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan,serta
mendorong inovasi, dari 10 indikator yang teridentifikasi, 5 indikator
mencapai target, 2 indikator tidak mencapai target dan 3 indikator tidak
tersedia datanya. Untuk pencapaian TPB 10 yaitu mengurangi
kesenjangan intra dan antarnegara, dari 11 indikator sebanyak 7
indikator mencapai target, 1 indikator tidak tercapai dan 3 indikator
tidak memiliki data. Indikator yang tidak tercapai dan tidak memiliki data
yaitu :
1. Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional,
menurut jenis kelamin dan kelompok umur (2018)
2. Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan.
3. Indeks Kebebasan Sipil.
4. Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap perempuan.
Untuk indikator daerah tertinggal yang terentaskan merupakan
target dari pemerintah provinsi dan pusat sehingga tidak bisa di ukur di
tingkat daerah. Sedangkan untuk yang tidak memiliki data, pemerintah
daerah belum melaksanakan kegiatan tersebut. Secara umum,
pencapaian target indikator TPB 10 masih butuh peningkatan kembali.
Pencapaian TPB 17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
dengan indikator sebanyak 6 indikator, 1 indikator tercapai, 4 indikator
tidak tercapai dan 1 indikator tidak ada data.
Gambaran pencapaian target indikator Pilar Pembangunan Ekonomi
dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 2. 6
Pilar Ekonomi

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


90
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dalam buku Seri Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/Kota di


Provinsi Jawa Barat (2018) menyebutkan bahwa tujuan ke-14 yaitu
Ekosistem Lautan dan tujuan ke-17 yaitu Kemitraan Global untuk
mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tidak relevan dalam
analisis di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Adapun untuk
tujuan ke-14 mengenai Ekosistem Lautan dianggap tidak relevan karena
tidak semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki wilayah
laut. Sedangkan tujuan ke-17 tersebut berlaku bagi hubungan antar-
negara, atau daerah yang secara langsung melakukan hubungan bilateral
dengan sebuah negara. Jika menggunakan telaahan kajian di atas, maka
pencapaian indikator di TPB 17 bisa diabaikan sehingga untuk pilar
pembangunan ekonomi hanya mempunyai 4 TPB yaitu TPB 7,8,9 dan 10
dan jumlah indikator berkurang menjadi 43 indikator.
Lebih rinci, indikator yang tidak tercapai dalam Pilar Pembangunan
Ekonomi dan selisih target dengan target nasional atau global dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.76
Indikator TPB Pilar Pembangunan Lingkungan yang belum tercapai dan selisih
persentase capaiannya terhadap target nasional/ global
Kode Indikator selisih capaian terhadap
target nasional atau
global (persen)
7.1.1* Rasio elektrifikasi. 2,89
7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. 6,70
8.1.1.(a) PDRB per kapita. (ADHB) 68,6
8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. 1,39
8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan 16,63
Menengah) ke layanan keuangan
Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin 3,19
8.5.2*
dan kelompok umur.
8.9.1.* Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDRB 2,19
9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. 0,05
9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. 19,91
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis 1,81
kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan
10.1.1.(a)
kelompok umur (2018_
0,5
Rasio penerimaan pajak terhadap PDB.
17.1.1.(a)

Berdasarkan tabel di atas, permasalahan utama yang muncul


dalam pencapaian Pilar Pembangunan Ekonomi antara lain:
1. PDRB per kapita. (ADHB)
2. Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur.
3. Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke
layanan keuangan.

Selanjutnya ketiga permasalahan tersebut akan dianalisis pada


bab selanjutnya untuk diangkat menjadi isu strategis. Pilar
Pembangunan hukum dan tata kelola hanya mempunyai 1 TPB yaitu TPB
16. Pencapaian indikator TPB 16 tercatat sebanyak 6 indikator tercapai,
3 indikator tidak tercapai dan 4 indikator tidak ada data dari total 13
indikator yang teridentifikasi. Dilihat dari pencapaian tersebut
menunjukkan bahwa sudah ada upaya dari pemerintah Cianjur dalam
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan TPB 16 yaitu 9
indikator meski ada yang belum tercapai.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


91
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2.77
Pencapaian Indikator TPB Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola
di Kabupaten Cianjur
jumlah Jumlah Jumlah jumlah
TARGET PEMBANGUNAN
indikator indikator indikator tdk indikator tdk
BERKELANJUTAN
cianjur tercapai tercapai ada data
TPB 16. 13 6 3 4
PERDAMAIAN,KEADILAN DAN
KELEMBAGAAN YANG
TANGGUH
Total 13 6 3 4

Jika dilihat untuk 4 indikator yang tidak tersedia datanya, khusus


TPB 16, tidak dapat diasumsikan bahwa pemerintah belum
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan TPB tersebut.
Ketidaktersediaan data tersebut hanya bersifat teknis administratif
pendataan seperti pendataan anak di bawah usaia 5 tahun yang
kelahirannya tercatat di lembaga pencatatan sipil dan penghitungan
indeks. Lebih rinci, indikator yang tidak tercapai dalam Pilar
Pembangunan Hukum dan Tata Kelola dan selisih target dengan target
nasional atau global dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.78
Indikator TPB Pilar Pembangunan Lingkungan yang belum tercapai dan selisih
persentase capaiannya terhadap target nasional/ global
Kode Indikator selisih capaian terhadap target
nasional atau global (persen)
6.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. 19,63
6.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil. 7,9
Persentase anak yang memiliki akta 13
16.9.1.(b)
kelahiran.

Berdasarkan tabel di atas, permasalahan utama dalam pencapaian


Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola antara lain:
1. Indeks Lembaga Demokrasi.
2. Persentase anak yang memiliki akta kelahiran
3. Indeks Kebebasan Sipil.
Ketiga permasalahan di atas akan dianalisis lebih lanjut pada bab
selanjutnya untuk diolah menjadi isu strategis. Secara garis besar
pelaksanaan pencapaian keempat TPB di kota Cianjur dapat dilihat pada
grafik berikut:

Gambar 2. 7
Rincian Total Capaian TPB

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


92
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dengan tingkat capaian hanya 24 persen dari 187 indikator, hasil


kajian yang disusun oleh Unpad dalam buku “Seri Menyongsong SDGs:
Kesiapan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat (2018)”; memiliki hasil
yang mirip dengan analisis pencapaian TPB di atas. Dikutip dari sumber
yang sama, Kabupaten Cianjur secara rata-rata mendapatkan nilai 1.82
atau sama dengan skor D, yang berarti Kabupaten Cianjur termasuk
katergori masih relatif tertinggal dalam pencapaian SDGs dengan hasil
menunjukkan masih di bawah rata-rata kabupaten/kota di Jawa Barat.
Hasil lengkap analisis yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Barat
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.79
Scorecard Pencapaian Indikator SDGs Kabupaten Cianjur
Target Indikator Skor Nilai Keterangan
2.2 Balita dengan berat badan kurus dan 4 A
sangat kurus (%)
3.2 Angka kematian dibawah 5 tahun (per 4 A
1.000 kelahiran hidup)
3.2 Angka kematian neonatal (per 1.000 4 A
kelahiran hidup)
4.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) 4 A
Perguruan Tinggi (%)
4.6 Angka melek huruf usia 15-24 (%) 4 A
7.1 Rumah tangga dengan akses listrik (%) 4 A
8.7 Penduduk usia 5-14 tahun yang termasuk 4 A Mencapai/
kedalam kategori pekerja anak (%) hampir
10.1 Rasio Gini 4 A mencapai
10.1 Rasio Palma 4 A target SDGs
13 Emisi CO2 BBM + LISTRIK Rumah 4 A
Tangga (tCO2/kapita)
16.9 Anak di bawah 5 tahun yang sudah 4 A
memiliki akte kelahiran (%)
1.1 Penduduk miskin dengan garis 3 B
kemiskinan $1.90 per hari (%)
1.2 Penduduk miskin dengan garis 3 B
kemiskinan nasional (%)
3.4 Angka harapan hidup saat lahir (tahun) 3 B
Angka Partisipasi Murni Tingkat
4.1 Sekolah Dasar (%) 3 B
4.5 Gender Gap Penduduk usia 25-64 tahun 3 B
SMA (%)
4.5 Gender Gap usia 25-64 tahun dengan 3 B
pendidikan tersier (%)
5.3 Tingkat kesuburan wanita (kelahiran per 3 B Mendekati
1.000 wanita usia 15-19 tahun) target SDGs
2.2 Balita dengan tinggi badan pendek dan 2 C Masih
sangat pendek (%) seperempat
2.3 Produktivitas Tanaman Pangan (t/ha) 2 C jalan lagi
4.5 Gap T10B40 partisipasi murni SMA (%) 2 C menuju
target
10.1 Persentase Pengeluaran Kelompok 2 C SDGs
Penduduk 40 Persen Terbawah
3.a Penduduk dengan kebiasaan merokok 1 D
tiap hari di atas usia 15 tahun (%)
4.1 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 1 D
4.5 Gap T10B40 Penduduk usia 25-64 1 D
tahun dengan pendidikan tersier (%)
4.5 Gap T10B40 Penduduk usia 25-64 1 D
tahun SMA (%) Baru
8.1 PDRB Per Kapita (Harga Konstan 2016) 1 D setengah
(juta rupiah) jalan menuju
8.6 Penduduk usia muda yang tidak bekerja, 1 D targt SDGs
tidak sekolah dan tidak pelatihan (%)

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


93
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Target Indikator Skor Nilai Keterangan


11.1 Rumah tangga kota dengan jaringan air 1 D
ledeng (%)
15.1 Proporsi luas area hutan terhadap luas 1 D
Baru
daratan (%)
setengah
15.1 Area konservasi yang dilindungi (% 1 D jalan menuju
luas wilayah) targt SDGs
3.6 Jumlah korban akibat kecelakaan lalu 0 E
lintas (per 100.000 penduduk)
4.1 Penduduk usia 25-64 tahun dengan 0 E
pendidikan menengah atas (%)
5.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 0 E
Wanita (%)
5.5 Proporsi Perempuan dalam parlemen (%) 0 E
6.1 Rumah tangga dengan air minum layak(%) 0 E
6.2 Rumah tangga dengan sanitasi layak (%) 0 E
8.5 Tingkat pengangguran dengan kriteria
jam kerja <35 (%) 0 E
9.1 Kondisi Jalan dengan kualitas baik dan
sedang (% dari total panjang jalan) 0 E
9.c Rumah Tangga yang Pernah Mengakses 0 E
Internet dalam 3 Bulan Terakhir (%)
11.1 Rumah tangga yang memenuhi 0 E Masih cukup
spesifikasi Rumah Sederhana Sehat (%) jauh
12.5 Rumah tangga dengan perilaku memilah 0 E mencapai
sampah (%) target SDGs
15.1 Persentase Lahan Kritis (kritis+sangat 0 E
kritis) terhadap Luas wilayah (%)
16.1 Kejadian Pembunuhan (per 100.000 0 E
penduduk)
16 Risiko Penduduk Terkena Tindak Pidana 0 E
/ Crime rate (Per 100.000 Penduduk)
Rata-rata 1.82
Sumber : Buku “Seri Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat (2018)

Di dalam kajian tersebut juga disebutkan bahwa tantangan terbesar


yang dihadapi Kabupaten Cianjur adalah pencapaian tujuan SDGs ke-6
tentang akses air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation). Pada
tahun 2030, hanya 47,77% rumah tangga yang mendapatkan akses air
minum layak (skor E), kurang dari setengah target SDGs sebesar 100%.
Selanjutnya, indikator sanitasi yang layak diproyeksikan hanya akan
mencapai 39,70% (skor E). Selain itu Kabupaten Cianjur juga menghadapi
tantangan yang cukup berat dalam pencapaian tujuan ke-9 (industry
innovation and infrastructure). Hal ini tercermin dari persentase rumah
tangga yang pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir yang hanya
mencapai 46.12% (skor E) dan kondisi jalan dengan kualitas baik dan
sedang yang diproyeksikan terus menurun dan mencapai 5.43% (skor E).
Disisi lain, tujuan SDGs yang tingkat kesiapannya cukup baik adalah
penurunan ketimpangan (SDGs ke-10, reduced inequalities). Tingkat
ketimpangan yang diukur dengan indikator gini dan palma di Kabupaten
Cianjur pada tahun 2030 diproyeksikan akan berada dibawah target SDGs
dan akan mendapatkan nilai A. Namun demikian, Kabupaten Cianjur perlu
hati-hati karena indeks gini dan palma diproyeksikan akan terus meningkat,
meskipun pada tahun 2030 masih berada dibawah target SDGs.
Selanjutnya, indikator emisi CO2 yang merupakan bagian dari tujuan SDGs
ke-13 (climate action) diproyeksikan akan terus menurun dan pada tahun
2030 mencapai 0.14 ton/ kapita.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


94
Pemerintah Kabupaten Cianjur

Ditinjau dari aspek sumber daya manusia dalam SDGs, khususnya


kesehatan (SDGs ke-3) dan pendidikan (SDGs ke-4), Kabupaten Cianjur
dapat dikatakan belum memiliki kesiapan yang baik. Hal ini terlihat pada
dua dari lima indikator kesehatan dan lima dari sepuluh indikator
pendidikan yang memiliki nilai dibawah B. Indikator-indikator tersebut
adalah jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas (skor E), penduduk
dengan kebiasaan merokok tiap hari di atas usia 15 tahun (skor D), rata-
rata lama sekolah (skor D), penduduk usia 25-64 tahun dengan pendidikan
menengah atas (skor E), gap T10B40 penduduk usia 25-64 tahun dengan
pendidikan tersier (skor D), gap T10B40 partisipasi murni SMA (skor C), dan
gap T10B40 penduduk usia 25-64 tahun SMA (skor D). Rata-rata skor dari
tujuan kesehatan dan pendidikan Kabupaten Cianjur adalah 2.27 lebih
rendah dari skor rata-rata kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang
bernilai 2.52 (Yusuf, et.all, 2018).

2.6 KINERJA BUMD DI KABUPATEN CIANJUR


Berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, bahwa setiap
pemerintah daerah baik pemerintah daerah propinsi maupun pemerintah
daerah kota/kabupaten harus mampu membiayai pembangunan
daerahnya. Untuk membiayai pembangunan itu maka setiap daerah
mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimilikinya baik sumberdaya
manusia maupun sumberdaya alam. Kemampuan untuk menganalisis
potensi daerah dan mengoptimalkan secara tepat akan menjadi sumber
kekuatan daerah untuk terus melakasanakan dan melanjutkan roda
pembangunan (sustainability Development).
Dalam upaya untuk menggali potensi daerah, pemerintah Kabupaten
Cianjur telah memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kabupaten Cianjur, PT. Lembaga
Keuangan Mikro Akhlakul Karimah dan PT.BPR Cianjur Jabar, dengan
tujuan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat serta memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Perkembangan Badan usaha milik daerah di Kabupaten Cianjur perlu
perlu didukung oleh penyertaan modal daerah yang bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah. Akan tetapi, investasi
yang akan direncanakan oleh suatu pemerintah daerah pada Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) harus melihat kemampuan keuangan yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Undang undang 23 Tahun 2014, tentang
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah yang berencana akan
melakukan investasi daerah, baik investasi awal maupun penambahan
investasi daerah pada tentang BUMD, terlebih dahulu perlu dilakukan
kajian terhadap kemampuan keuangan daerah tersebut. Kajian ini akan
dilakukan terhadap APBD Kabupaten Cianjur beserta hal-hal yang terkait.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016-
2021, pengeluran pembiayaan daerah yang akan direncanakan selama lima
tahun sebesar Rp. 50.000.000.000,00, dan terealisasi dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2018 berdasarkan kemampuan keuangan daerah
sebesar Rp 9.000.000.000,00 dari target sebesar Rp.20.000.000.000,00.
Penyertaan modal daerah tersebut perlu ditunjang dengan peningkatan
kinerja Badan Usaha Milik Daerah. Untuk mengetahui perkembangan
kinerja Badan Usaha Milik Daerah sebagai berikut:

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


95
Pemerintah Kabupaten Cianjur

1. Laporan Kinerja Perumdam Tirta Mukti


 Hasil Penilaian BPPSPAM (Badan Peningkatan Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum) dan BPKP telak melaksanakan
penilaian kinerja PDAM Tahun 2018 terhadap 374 PDAM dari 391
PDAM se Indonesia.
 Penilaian tersebut meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasi, Aspek
Pelayanan dan Aspek SDM dengan 18 Indikator.
 Berdasarkan hasil kinerja tersebut, PDAM Kab. Cianjur masuk dalam
kategori “Sehat” dengan nilai kinerja 3,37.
2. Laporan Kinerja PT. LKM Akhlakul Karimah:
 Tingkat kesehatan LKM
- Rasio Likuiditas
- Rasio Solvabilitas
 Jadi secara keseluruhan tingkat kesehatan LKM untuk PT. LKM
Akhlakul Karimah adalah Tidak Sehat.
 Solusinya adalah evaluasi manajemen dan menambah modal untuk
dapat mengembalikan usaha secara benar.
3. Laporan Kinerja PT. BPR Cianjur Jabar:
 Tingkat kesehatan Bank
 CAR (Modal) menurut rasio keuangan minikal 8%, hasil penilaian
22,82& Sehat.
 KAP menurut rasio keuangan maksimal 10,35%, hasil penilaian
14,21% kurang sehat.
 NPL (tingkat kredit macet) menurut rasio keuangan minimal 4%, hasil
penilaian 3,75% sehat.
 BOPO menurut rasio keuangan minimal 93,52%, hasil Penilaian
92,13% sehat.
 ROA , CR dan LDR rasio penilaian sehat.
 Jadi secara keseluruhan tingkat kesehatan Bank untuk PT.BPR
Cianjur Jabar adalah Sehat.

2.7 KERJASAMA DAERAH


Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah telah diubah beberapakali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
jo. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerja Sama Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah yang
berisi pedoman bagi daerah yang melakukan kerjasama baik dengan daerah
lain, pihak ketiga, atau lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan hubungan
keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain, keserasian program
pembangunan, sinergitas pengelolaan potensi daerah, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan antar daerah dan memperkuat persatuan dan
kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kabupaten Cianjur berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten
lain, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung Barat, Bandung, Garut
dan Purwakarta. Berkaitan dengan itu, kerjasama antar daerah dipandang
penting dalam rangka mewujudkan sinergi pembangunan, khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus dibatasi oleh sekat
batas wilayah administratif.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


96
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.7.1 Kerja Sama Antar Daerah


Dalam tahun 2018 pemerintah Kabupaten Cianjur terus berupaya
melaksanakan hubungan dan kerjasama antar daerah dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel serta
penyelenggaraan tata kelola pemerintah yang baik sesuai misi dan tujuan
RPJMD Kabupaten Cianjur melalui berbagai program dan kegiatan yang
bersifat teknis operasional maupun nonteknis, diantaranya adalah:
a. Kesepakatan bersama antar pemerintah Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat dengan pemerintah Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah
nomor 188/20IHuk/ 2017 dan nomor 019.5/1463/2017 tanggal 18
September 2017 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka penerapan sistem informasi e-
govement berupa e-Planning, e-Budgeting dan Sistem pengendalian
pembangunan di lingkungan pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah
di implementasikan oleh pemerintah Kabupaten Batang.
b. Kesepakatan bersama antar pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
pemerintah Kota Bogor Nomor 900/2/Huk/2018 dan Nomor 060/KK.1-
Bag.Kerjasama/2018 tentang kerjasama antar daerah dalam pelayanan
publik. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka penyelarasan program
dan kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan di kedua daerah dalam penyediaan pelayanan publik.
c. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
dengan pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 119/470-Bapenda
dan Nomor 900/13/HUK/2018 tentang Peningkatan Layanan Samsat
dan Kepatuhan Masyarakat dalam Melaksanakan Kewajiban Membayar
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di wilayah Kabupaten Cianjur.
d. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan layanan publik
dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
e. Perjanjian Kerjasama Antara Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bogor dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cianjur Nomor
119/64/PKS/KS/III/2018 dan Nomor 300/128/satpol-pp dan damkar/
2018 tentang Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Penyelenggaraan
Perlindungan Masyarakat di wilayah Perbatasan.
f. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka mensinergikan pelaksanaan
tugas Satuan Polisi Pamongpraja Kabupaten Bogor dan Satuan Polisi
Pamongpraja Kabupaten Cianjur, khususnya dalam bidang penegakan
peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta penyelenggaraan perlindungan masyarakat diwilayah
perbatasan.
g. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan
Pemerintah Kabupaten Cianjur Nomor 100/Pj.28-Hukham/2018 dan
Nomor 900/19/Huk/2018 tentang Kerjasama Antar Daerah Dalam
Pelayanan Publik.
h. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka mengoptimalisasikan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah dalam rangka pelayanan publik
yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat di kedua daerah.
i. Kesepakatan bersama antar pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
Pemerintah Kabupaten Bogor Nomor 900/12/Huk/2018 dan nomor
119//40/KB/KS/II/2018 tentang Kerjasama Antar Daerah Dalam
Pelayanan Publik.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


97
Pemerintah Kabupaten Cianjur

j. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka menselaraskan program dan


kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam pelaksanaan
pembangunan di kedua daerah dalam hal penyediaan pelayanan publik.
k. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Banggal Laut
Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat Nomor : 595/27 A/HUK / 2018 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Pembangunan Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Serta
Pengembangan Satuan Permukiman Dungkean di Kawasan Transmigrasi
Banggai Laut Desa Dungkean Kecamatan Bangkurung Kabupaten
Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah.
l. Kerjasama antar daerah ini dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan
program transmigrasi yang menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten
Cianjur dalam memberangkatkan calon transmigran dari Kabupaten
Cianjur di lokasi transmigrasi yang terletak di Desa Dungkean
Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi
Tengah.
m. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Daerah Provinsi Banten, Pemerintah Daerah Kabupaten
Bogor, Pemerintah Daerah Kota Bogor, Pemerintah Daerah Kota Depok,
Pemerintah Daerah Kota Bekasi, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi,
Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur Pemerintah Daerah Kota
Tangerang, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah
Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2018, nomor
640/16.1/Pemksm/2018, nomor 120.23/MOU.01-Huk/2018, nomor
650/234/Kab.Bgr, nomor 119/KK.2-Bappeda/2018, nomor
050/1/KB/Pem/Huk/2018, nomor 650/236/Kota Bekasi, nomor
3/KB.134.4/Bappeda/I/2018, nomor 650/0161/CJR,
n. nomor 650/05-Kesarnomi/2018, nomor 415.4/053-KSD/2018, nomor
134.43/54-Pem/2018 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Bidang Transportasi dan Perhubungan, Sumber Daya Air, Lingkungan
Hidup, Energi, Pariwisata, Ketahanan Pangan, Investasi, Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil, serta Penataan Ruang di
Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat dan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten.

2.7.2 Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga


Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan berpegang pada prinsip-prinsip efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik, sinergisme dan saling menguntungkan,
khususnya dalam penyediaan pelayanan publik dapat mengadakan
kerjasama dengan pihak ketiga yang merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan otonomi daerah. Perwujudannya diantaranya melalui
kerjasama antara pemerintah daerah dengan masyarakat atau pihak ketiga.
Kebijakan kerjasama dengan pihak ketiga diarahkan pada upaya
pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi secara langsung oleh
pemerintah daerah karena berbagai keterbatasan yang dimiliki. Kebijakan
tersebut dimaksudkan untuk menstimulasi tumbuhnya partisipasi
masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan.
Kegiatan kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak ketiga yang
masih berlaku dan kerjasama pada tahun 2018 meliputi:

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


98
Pemerintah Kabupaten Cianjur

a. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I, BPJS
Kesehatan Cabang Sukabumi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institusi
Manajemen Koperasi Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya, Fakultas
Hukum Universitas Surya Kancana Cianjur, PT. Jabar Telematika dan
PT. EXOTICA.
Realisasi pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan pihak ketiga antara
lain :
a. Kerjasama dengan PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Pembangunan Jawa
Bagian Tengah I dengan Nomor MoU 671/4/Huk/2018 dan Nomor:
0111.Pj/HKM.00.01/UIPJBTI/2018 tentang Pembangunan di wilayah
Kabupaten Cianjur Sebagai Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air Upper Cisokan Pumped Storage 1040 WM.
Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka mendorong pembangunan di
wilayah Kabupaten Cianjur terhadap peningkatan fasilitas umum dan
fasilitas sosial sebagai dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Air Upper Cisokan Pumped Storage.
b. Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Sukabumi
Nomor 440/49/Huk/2018 dan Nomor 395/KTR/V-02/1218 tentang
Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Penduduk yang
didaftarkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur.
c. Nota Kesepahaman Antara Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
Institut Teknologi Bandung Nomor 420/16/Huk/2018 dan Nomor
019/11.A/DN/2018 tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat di Kabupaten Cianjur.
d. Kesepahaman Bersama antara Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
Institut Manajemen Koperasi Indonesia Nomor 420/17/Huk/2018 dan
Nomor 009/MOU-IKOPIN/IV/2018 tentang Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat di Kabupaten Cianjur.
e. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan
Universitas Prasetiya Mulya nomor 420/43/Huk/2018 dan Nomor
1/2/02.04-03/026/12/2018 tentang Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat di Kabupaten Cianjur.
f. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur
dengan Fakultas Hukum Universitas Surya Kancana Cianjur Nomor
188/5/Huk/2018 dan Nomor 39/FH.UNSUR/MoU/IV/2018 tentang
Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Cianjur tahun anggaran 2018.
g. Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur
dengan PT. Jabar Telematika Nomor 119/4315/Kominfo/VII/2018 dan
Nomor 10.00/PKS/JABARTEL-PEMKAB CIANJUR/Hk.01-Jt/VIII/2018
tentang relokasi kabel udara kebawah tanah melalui saluran serat optik
bersama dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung program Smart City di Wilayah Kabupaten Cianjur.
h. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan PT.
EXOTICA Nomor 556/15/Huk/2018 dan Nomor
533/PKM/M3/EX/IV/2018 tentang Pengembangan, Penataan dan
Pengelolaan Taman Prawatasari, Cianjur dengan cara Bangun Guna
Serah.
i. Objek perjanjian ini adalah Taman Prawatasari milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur dengan luas kurang lebih 27.533 m2 yang terletak di
Jalan Pangeran Hidayatullah Kel. Sawah Gede Kec. Cianjur, menjadi
salah satu sumber pendapatan daerah yang baru untuk pendapatan asli
daerah. Jangka waktu perjanjian adalah 30 (tiga puluh) tahun terhitung
tanggal 5 April 2018 sampai dengan tanggal 5 April 2048.
BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021
99
Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.8 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH SAMPAI DENGAN


TAHUN 2018

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun
2016-2021 menajdi dasar dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Namun dalam pelaksanaan
APBD sampai dengan tahun 2018, ada beberapa permasalahn yang mesti
diselesaikan dalam rangka meningkatkan capaian target indikator sasaran
RPJMD Tahun 2016-2021. Berikut ini pokok-pokok permasalahan sampai
tahun 2018 sebagai berikut:
1. Belum optimalnya upaya terobosan untuk menyelesaikan persoalan
rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat yang berdampak pada
rendahnya angka melanjutlan dari SD/MI atau yang sederajat ke
SMP/mts atau yang sederajat dalam upaya penuntasan pendidikan
dasar 9 tahun;
2. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah serta peningkatan kuantitas
dan kualitas guru disetiap jenjang pendidikan, serta pemerataan
penyebarannya;
3. Masih tingginya angka putus sekolah (Drop out/DO) di jenjang sekolah
Dasar dan Menengah;
4. Masih rendahnya Angka Harapan Hidup (AHH);
5. Belum terwujudnya upaya peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan
yang dapat menjangkau ke wilayah-wilayah pelosok dan terpencil serta
mengurangi kesenjangan layanan kesehatan lainnya;
6. Masih lemahnya kelembagaan/pranata pendayagunaan tenaga kesehatan
yang meliputi penyebaran, kompetensi, sistem pengembangan karir,
standar profesi, serta sistem penghargaan dan sanksi;
7. Masih kurangnya tenaga paramedis dan medis;
8. Masih rendahnya aksebilitas sanitasi;
9. Masih kurangnya cakupan pelayanan Air minum, drainase,air limbah
dan persampahan;
10. Masih kurangnya penanganan jalan lingkungan kumuh perkotaan;
11. Masih kurangnya penanganan jalan strategis kabupaten;
12. Daya saing produk dan produktifitas UMKM masih rendah;
13. Masih kurangnya inovasi dalam produk UMKM;
14. Masih kurangnya daya dukung, ketersediaan dan askesbilitas sarana dan
prasarana perekonomian;
15. Masih rendahnya kualitas layanan publik yang transparan, akuntabel
dan terjangkau; dan
16. Masih belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan profesionalisme
aparatur pemerintah daerah dan desa.

BAB 2 – Ranhir Perubahan RPJMD Kab.Cianjur Tahun 2016-2021


100

Anda mungkin juga menyukai