Secara geografis DAS Cisadane terletak pada 6°05’ – 6°46 LS dan 106°36’ –106°55’
BT. Mata air Sungai Cisadane berasal dari Gunung Kendeng (1.374 m), Gunung Salak
(2.211 m) dan Gunung Gede Pangrango (2.853 m). Batas-batas DAS Cisadane adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : DAS Cimanceuri
b. Sebelah Utara : Laut Jawa
c. Sebelah Timur : DAS Angke
d. Sebelah Selatan : DAS Cimandiri dan DAS Citarik
Luas wilayah DAS Cisadane adalah 1.375,43 km² yang meliputi wilayah 5
Kabupaten/Kota dengan sebaran seperti disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2-1 Lingkup Wilayah DAS Cisadane
Dengan daerah tangkapan seluas ±1.375,43 km², Sungai Cisadane merupakan salah
satu sungai utama di Propinsi Banten dan Jawa Barat. Fluktuasi aliran Sungai
Cisadane sangat bergantung pada curah hujan di daerah tangkapannya. Aliran yang
tinggi terjadi saat musim hujan dan menurun saat musim kemarau. Debit normal
Sungai Cisadane adalah 70 m3/detik. Antara tahun 1971 dan 1997, berdasarkan
2-1
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
pemantauan di stasiun Pengamat Serpong, aliran sungai terendah yang pernah terjadi
tercatat sebesar 2,93 m³/detik di tahun 1991 dan tertinggi 973,35 m3/detik pada tahun
1997. Berdasarkan catatan bulanan antara tahun 1981 dan 1997, aliran minimum
terjadi antara bulan Juli dan September dengan rata-rata aliran di bawah 25 m³/detik.
Batuceper 0,53
Cibodas 6,78
Cipondoh 3,01
1 KOTA TANGERANG Jati uwung 1,53
Karawaci 15,25
Neglasari 13,52
Periuk 6,58
2-2
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Pinang 3,12
Tangerang 15,05
KOTA TANGERANG Cisauk 37,97
2
SELATAN Serpong 5,25
Curug 35,79
Kosambi 0,97
Legok 21,18
3 TANGERANG Pagedangan 51,35
Pakuhaji 9,13
Sepatan 12,31
Teluknaga 14,46
Caringin 59,19
Ciawi 64,06
Cibungbulang 43,66
Cigudeg 46,65
Ciomas 14,85
Cisarua 3,25
Ciseeng 42,13
Dramaga 26,46
Gunung Sindur 42,96
Kemang 22,74
Leuwiliang 108,60
4 BOGOR
Megamendung 7,08
Nanggung 187,97
Pamijahan 89,68
Parung 20,18
Parung Panjang 0,06
Rancabungur 13,95
Rumpin 100,69
Sukajaya 0,99
Cijeruk 77,15
Ciampea 71,23
Tamansari 30,66
Kota Bogor Barat 16,61
Kota Bogor Selatan 29,52
5 KOTA BOGOR
Kota Bogor Tengah 1,23
Kota Bogor Timur 0,15
Total 1.375,43
Sumber: Analisis GIS dari Peta RBI, Bakosurtanal, 2012
Kepres No.12 Tahun 2012 ttg Wilayah Sungai
2-3
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai yang cukup penting di propinsi Jawa
Barat dan Banten. Selain untuk keperluan pengairan irigasi sawah, sungai ini juga
dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk di
Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Sungai
Cisadane bermata air dari dua gunung yang berada di Jawa Barat, yaitu Gunung Salak
dan Gunung Gede Pangrango. Kedua gunung tersebut terletak di perbatasan
Kabupaten Bogor sebelah selatan. Dari Gunung Gede Pangrango mengalir anak-anak
sungai yang kemudian bersatu menjadi sungai Cisadane Hulu, sedangkan dari Gunung
Salak mengalir anak-anak sungai kecil yang bertemu menjadi S. Cikaniki. Dua buah
sungai ini kemudian bertemu menjadi sungai Cisadane. Skema sistem sungai
Cisadane disajikan pada Gambar 2-2 berikut ini.
Gambar 2-1. Peta Pembagian SUB-DAS Cisadane
2-4
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Luas
No SUB-DAS Luas (km2) No SUB-DAS
(km2)
1 Cianten 223,79 9 Cisadane 0,30
2 Ciapus 63,26 10 Cisadane Hilir Kanan 44,03
3 Ciaruten 111,39 11 Cisadane Hilir Kiri 55,02
4 Cicayur 55,77 12 Cisadane Hulu 249,84
5 Cihowe 78,72 13 Cisadane Tengah 63,58
6 Cikaniki 199,04 14 Cisauk 24,30
7 Cipinang 22,33 15 Citempuhan 77,25
8 Cisabik 54,57 16 Jelentreng 52,23
Total 1.375,43
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Laut Jawa
S. Sabi
S. Jelentreng
S. Cisadane
S. Cijantra
S. Cipinang
S. Cihowea
S. Citempuhan
S. Cisadane
S. Cianten
S. Ciapus
S. Ciarutan
S. Cikaniki
S. Cisadane
S. Citeureup S. Cipakancilan
S. Cigamea
S. Cipinang Gading
S. Cikaratag
S. Cipurasada
S. Cibadak S. Cimanda
S. Cisadane Hulu
S. Cikuluwang
S. Cigombong
Sumber: Analisis dari Peta RBI Skala 1:25,000, Studi Water Balance, 2009
2-5
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Fluktuasi debit sungai Cisadane dapat dilihat dari debit pengamatan yang dilakukan di
beberapa tempat. Dari hasil pengumpulan data awal diketahui bahwa di DAS Cisadane
terdapat 3 tempat debit yaitu: Pos Pengamatan Legok Muncang, Batu Beulah, dan
Bendung Pasar Baru. Pos duga air Legok Muncang berupa manual, sedangkan 2 yang
lain sudah otomatis dengan menggunakan AWLR (Automatic Water Level Recorder).
Lokasi pos pengamatan debit sungai Cisadane disajikan pada Gambar 2-3.
Pengamatan debit sungai Cisadane di Pos Legok Muncang menunjukkan bahwa debit
rata-rata sungai Cisadane selama empat tahun terakhir cukup konstan pada kisaran
13-17 m³/det. Akan tetapi debit banjir mengalami peningkatan terutama kejadian
banjir pada awal tahun 2007 dan 2008. Fluktuasi debit harian sungai Cisadane pada
Pos Legok Muncang disajikan pada Gambar 2-6.
Gambar 2-3. Lokasi Pos Pengamatan Debit dan Curah Hujan di DAS Cisadane
2-6
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Sedangkan pengamatan debit harian di Pos Batu Beulah menunjukkan bahwa debit
sungai rata-rata selama empat tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan.
Begitu juga dengan debit banjir yang terjadi. Besar debit rata-rata mempunyai nilai
kisaran antara 65-75 m³/det. Gambaran fluktuasi debit sungai Cisadane di lokasi
pengamatan Batu Beulah dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut ini.
250
y = -0.0019x + 87.718
200
Debit [m3/det]
150
100
50
0
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
300
y = 0.0102x - 328.03
250
200
Debit [m3/det]
150
100
50
0
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Sedangkan debit sungai Cisadane yang diamati di kota Tangerang melalui Pos
Bendung Pasar Baru mempunyai kisaran rata-rata antara 80-90 m³/det. Debit ini lebih
tinggi karena pos pengamatan debit ini terletak di bagian paling hilir. Fluktuasi debit
harian sungai Cisadane pada Pos Pengamatan Bendung Pasar Baru disajikan pada
Gambar 2.5 berikut ini.
2-7
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
1,200.00
y = -0.0061x + 304.49
1,000.00
Debit [m3/det]
800.00
600.00
400.00
200.00
-
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Waktu
Gambar 2-6 Debit Harian Sungai Cisadane (Pos Bendung Pasar Baru)
Sungai Cisadane mempunyai panjang total kurang lebih 127.55 km dan memiliki
beberapa anak sungai yang cukup besar. Anak-anak sungai tersebut berasal dari
Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango. Terdapat kurang lebih 17 sub-DAS
penting yang terdapat pada DAS Cisadane dengan luas sub-DAS yang bervariasi
antara 14.69 km² sampai dengan 227.02 km². Selengkapnya sub-DAS dan panjang
sungai serta anak-anak sungai yang terdapat pada Sub-DAS tersebut disajikan pada
Tabel 2.2 dan Gambar 2.3.
Tabel 2.2 Pembagian dan Luas Sub-DAS
2-8
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Sumber: Analisis dari Peta RBI Skala 1:25,000, Bakosurtanal, Bogor, 2012
Daerah dengan kemiringan datar terletak di bagian hilir yang meliputi wilayah
Kabupaten Bogor bagian utara, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, Semakin
2-9
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Kondisi klimatologi dan hidrologi wilayah yang dikaji dipengaruhi oleh topografi, elevasi
dan angin musim. Sejalan dengan semakin tingginya elevasi, secara umum curah
hujan bertambah sementara sinar matahari dan suhu udara menurun. Kondisi curah
hujan DAS Cisadane dapat dilihat catatan curah hujan yang berasal dari pos-pos
2-10
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
pengamatan curah hujan yang terletak di DAS Cisadane dan sekitarnya yang
jumlahnya 6 buah, yaitu:
Nama Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Tahunan
Pos
Cihideung 359 342 250 309 286 218 181 156 229 259 373 268 3.230
Empang 359 111 60 78 232 33 34 77 68 66 144 81 1.343
Kuripan 296 402 265 200 238 197 127 143 161 270 295 297 2.978
Kracak 284 331 220 340 321 186 131 134 158 302 382 251 3.041
Pasar Jaya 325 433 399 374 246 61 107 94 218 297 387 462 3.403
Dermaga 433 378 347 390 369 280 199 158 240 335 369 271 3.768
Pasar Baru 176 237 121 134 135 90 59 49 51 60 184 165 1.461
Rata-rata 319 319 238 273 261 152 120 116 161 227 305 256 2.746
500
450
400 Cihideung
350 Empang
300 Kuripan
250 Kracak
200 Pasar Jaya
150 Dermaga
Pasar Baru
100
50
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Gambar 2-8. Grafik Curah Hujan Bulanan Pos Hujan DAS Cisadane
2-11
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Pada umumnya curah hujan tahunan DAS Cisadane cukup besar dengan nilai kisaran
1343-3768 mm, dengan fluktuasi bulanan yang tidak terlalu besar. Pengaruh angin
musim terlihat pada adanya pola curah hujan musiman yang menunjukan musim
kemarau di lokasi studi, terjadi dari bulan Juni s.d. September dan musim penghujan
pada periode Nopember s.d. Mei.
2.3.2 Iklim
Sedangkan kondisi iklim DAS Cisadane dapat dilihat dari data iklim yang diamati dari
stasiun iklim Darmaga Bogor, 1997-2010. Dari data ini dapat dilihat kondisi iklim
sepanjang tahun cukup konstan. Data kondisi iklim DAS Cisadane selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 2-4.
Tabel 2-4. Kondisi Iklim DAS Cisadane Tahun 1997 - 2010
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa fluktuasi besaran klimatologi untuk DAS
Cisadane pada umumnya tidak terlalu banyak berubah. Temperatur udara rata-rata
bulanan berkisar 20.8 -25.9°C. Kelembaban udara berkisar pada nila 82-87%.
Evaporasi berada pada kisaran 3.2 – 4.1 mm dan kecepatan angin pada kisaran 0.5-
2.4 m/det.
2-12
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-13
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-14
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-15
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-16
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Airtanah Dangkal
Sistem airtanah dangkal dijumpai sampai kedalaman sekitar 20 m bmt. Sistem
akuifernya terdiri dari beberapa lapisan pasir hingga kerakal diselingi dengan lapisan-
lapisan, lempung dengan ketebalan total lapisan mencapai 10 m.
Didasarkan pada pengamatan sumurgali yang ada di daerah penyelidikan, muka
airtanah sangat beragam. Di wilayah utara meliputi daerah Bogor, Ciawi,
Kedunghalang, Leuwiliang secara berangsur ke arah utara semakin dangkal dengan
kisaran 0,5 – 15m di atas muka laut, dengan kedalaman sumur antara 1 – 19 m di
bawah muka tanah setempat.
2-17
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
akuitar (lempung) yang mempunyai ketebalan umum sekitar 20 m dan alas dari
lapisan kuarter ini adalah lapisan tersier yang umumnya kedap air atau produktif kecil.
Didasarkan pada pengamatan sumurbor yang ada di daerah penyelidikan, muka
airtanah statis sangat beragam, di wilayah utara meliputi daerah Bogor – Tangerang.
Muka airtanah statis berkisar antara 40,5 m bmt hingga 1,3 m amt (mengalir sendiri),
kedalaman sumur antara 81 – 160 m bmt setempat dengan kedudukan akuifer antara
37 – 157 m bmt. Airtanah ini umumnya setengah tertekan sampai tertekan. Arah aliran
airtanah dalam di daerah Bogor kearah utara.
2-18
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-19
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
alluvium sungai, alluvium pantai dan kedalaman dari sumur-sumur gali di daerah
penyelidikan. Ketebalan endapan permukaan maupun kedalaman dari sumur-sumur
gali tersebut dapat mencapai sekitar 15 m.
Pada umumnya system ekuifer endapan permukaan dijumpai pada endapan-endapan
kuarter dan di beberapa bagian dijumpai di daerah pelapukan batuan Tersier. Pada
penyusunan peta hidrogeologi endapan permukaan di daerah penyelidikan, tinjauan
kedalamannya dianggap sampai 20 m. hal ini mengingat kedalaman sumur-sumur
gali yang ada di Indonesia pada umumnya kedalamannya dapat mencapai 20 m.
Untuk penyusunan peta hidrogeologi batuan dasar, telaah kedalaman akuifer diambil
lebih dari 20 m. titik-titik minatan hidrogeologi batuan dasar diambil dari pengamatan
sumurbor dan mataair. Di daerah penyelidikan kedalaman lebih besar dari 20 m
melibatkan endapan Kuarter dan Tersier.
2-20
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Akuifer batuan dasar umumnya terdiri dari beberarapa lapis ekuifer dengan ketebalan
lapisan antara 3 – 66 m. Litologi akuifer di derah ini umumnya merupakan batuan
Kuarter, terdiri dari beberapa lapis pasir dan tufa pasiran dijumpai di daerah utara
lembar peta meliputi daerah Bogor, Kedunghalang, Ciawi. Didasarkan pada diagram
pagar dari sumurbor-sumurbor terpilih disekitar Bogor, Kedunghalang, lapisan-lapisan
akuifer tersebut penyebarannya di sebagian tempat menerus dan di berbagai tempat
lainnya tidak menerus.
2-21
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Di bagian tengah yang meliputi Kota Bogor, Rumpin dan Serpong terdapat lahan
terbangun tersebar merata di bagian tengah. Kurang lebih 17,7% dari total luas DAS ini
adalah lahan terbangun. Daerah yang termasuk pemukiman ± 15,45%. Selengkapnya,
proporsi luasan tipe penutupan lahan yang lainnya disajikan pada Tabel 2.4 ini.
Tabel 2-5. Tata Guna Lahan DAS Cisadane
2-22
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
2-23
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Peta sebaran jenis tanah menunjukkan di bagian hulu DAS Cisadane, beragam jenis
tanahnya. Distropept lebih mendominasi jenis tanah di bagian hulu DAS Cisadane.
Jenis tanah Paleudult lebih mendominasi di bagian tengah DAS Cisadane dan di
bagian hilir lebih didominasi oleh jenis tanah Tropaquept.
2-24
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
b. Grup B : tanah mempunyai laju transmisi air tergolong sedang (laju infiltrasi
final antara 0,72 – 0.36 cm/jam), tektur lempung berpasir
c. Grup C : tanah mempunyai laju transmisi air tergolong lambat (laju infiltrasi final
antara 0,36-0,12 cm/jam), lempung berliat, lempung berpasir dangkal, tanah
berkadar bahan organik rendah, dan tanah –tanah berkadar liat tinggi
d. Grup D : potensi run-off tinggi, tanah mempunyai laju transmisi air tergolong
sangat rendah (laju infiltrasi final lebih kecil 0,12 cm/jam), tanah-tanah yang
mengembang secara nyata jika basah, liat berat, dan plastis.
Gambar 2-14. Sebaran Jenis Tanah dan Bentuk lahan DAS Cisadane
Dari hasil kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kelompok hidrolgi tanah DAS
Cisadane bagian hulu didominasi oleh kelompok hidrologi tanah B, kemudian daerah
tengah didominasi oleh kelompok hidrologi tanah C, dan di bagian hilirnya didominasi
2-25
Laporan Pendahuluan
Survey Identifikasi Desain Dam Parit di Das Cisadane lanjutan
Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan
No. Kabupaten/Kota Penduduk
(km²) (jiwa/km²)
(jiwa)
1 Kota Bogor 116,65 905.132 7.759
2 Kabupaten Bogor 2,663,82 4.251.838 1.596
3 Kota Tangerang 164,55 1.508.414 9.167
4 Kabupaten Tangerang 1.110,38 3.502.226 3.154
Kabupaten Tangerang
5 1.110,38 3.502.226 3.154
Selatan
Sumber: Kota Bogor Dalam Angka 2011, Kab. Bogor Dalam Angka 2011, Kota
Tangerang Dalam Angka 2011, Kabupatn Tangerang Dalam Angka 2011
2-26