Anda di halaman 1dari 99

PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA

LAPORAN AKHIR

2.1 KARAKTERISTIK FISIK DAERAH

2.1.1 Letak geografis dan luas wilayah

Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda secara
astronomis terletak pada posisi antara 117°03'00" - 117°18'14" Bujur Timur dan
00°19'02" - 00°42'34" Lintang Selatan, dengan ketinggian 10,2 m diatas
permukaan laut dan suhu udara kota antara 23,7 – 32,8° C dengan curah hujan
mencapai 2.345 mm pertahun dengan kelembaban udara rata-rata 82,8 %.

Secara administrasi pemerintahan Kota Samarinda dipimpin oleh Walikota yang juga
membawahi koordinasi atas wilayah administrasi Kecamatan yang dipimpin oleh
Camat. Jumlah Kecamatan yang ada di Kota Samarinda berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Samarinda Nomor 02 tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan
Sambutan, Samarinda Kota, Sungai Pinang dan Kecamatan Loa Janan Ilir, maka
Kota Samarinda menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan dan sementara tetap 53 (lima
puluh tiga) Kelurahan.

Luas Wilayah Kota Samarinda adalah 71.800 Ha yang terbagi menjadi 10


(sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Kota,
Sambutan, Samarinda Ulu, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir, Samarinda
Utara, Sungai Pinang dan Kecamatan Sungai Kunjang.

Batas administrasi Kota Samarinda adalah :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Muara Badak (Kabupaten Kutai


Kartanegara)

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga


(Kab. Kutai Kartanegara)

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec Loa Janan Kab. Kutai Kartanegara

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-1


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Muara Badak, Tenggarong Seberang


(Kab. Kutai Kartanegara)

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-2


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.1.
Luas Wilayah Administrasi Kota Samarinda, 2013

Luas Daratan Luas Hasil Digitasi


No Kecamatan Desa/ Kelurahan
sumber BPS (Km2) Peta (Km2)
1 Palaran 1 Handil Bhakti 72,00 51,42
2 Simpang Pasir 65,00 27,44
3 Rawa Makmur 11,89 11,25
4 Bukuan 28,40 28,05
5 Bantuas 44,00 78,65
Luas Wilayah 221,29 196,81
2 Samarinda Ilir 1 Selili 1,49 2,17
2 Sungai Dama 2,50 0,64
3 Sidodamai 2,87 0,81
4 Sidomulyo 1,40 0,87
5 Pelita 8,92 0,62
Luas Wilayah 17,18 5,12
3 Samarinda Kota 1 Bugis 0,58 0,79
2 Pasar Pagi 0,48 0,50
3 Pelabuhan 0,72 0,45
4 Sungai Pinang Luar 8,85 1,25
5 Karang mumus 0,49 0,57
Luas Wilayah 11,12 3,56
4 Sambutan 1 Pulau Atas 29,59 17,57
2 Sindang Sari 1,70 11,73
3 Makroman 20,96 24,24
4 Sambutan 31,00 28,45
5 Sungai Kapih 17,70 7,70
Luas Wilayah 100,95 89,69
5 Samarinda 1 Mesjid 2,53 3,07
Seberang 2 Baqa 2,31 1,40
3 Sungai Keledang 7,65 5,89
Luas Wilayah 12,49 10,36
6 Loa Janan Ilir 1 Sengkotek 4,95 3,00
2 Simpang Tiga 4,21 4,31
3 Tani Aman 3,92 5,33
4 Harapan Baru 6,33 9,49
5 Rapak Dalam 6,72 8,27
Luas Wilayah 26,13 30,40
7 Sungai Kunjang 1 Loa Buah 16,90 13,12
2 Loa Bakung 16,59 18,81

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-3


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Luas Daratan Luas Hasil Digitasi


No Kecamatan Desa/ Kelurahan
sumber BPS (Km2) Peta (Km2)
3 Teluk Lerong Ulu 1,20 1,39
4 Lok Bahu 3,42 28,06
5 Karang Asam Ulu 2,25 4,15
6 Karang Asam Ilir 1,29 4,41
7 Karang Anyar 1,39 1,94
Luas Wilayah 43,04 71,88
8 Samarinda Ulu 1 Teluk Lerong Ilir 0,69 1,29
2 Jawa 7,68 0,70
3 Dadi Mulya 2,89 1,03
4 Sidodadi 1,37 2,07
5 Gunung Kelua 1,19 2,92
6 Air Hitam 2,65 23,22
7 Air putih 2,16 4,65
8 Bukit Pinang 3,49 14,48
Luas Wilayah 22,12 50,36
9 Samarinda Utara 1 Lempake 32,83 37,33
2 Sempaja Selatan 40,34 23,30
3 Sungai Siring 75,83 102,32
4 Tanah Merah 22,16 19,27
5 Sempaja Utara 58,36 42,01
Luas Wilayah 229,52 224,23
10 Sungai Pinang 1 Temindung Permai 1,30 1,84
2 Bandara 8,59 0,72
3 Sungai Pinang 8,97 12,55
Dalam
4 Mugirejo 10,94 15,03
5 Gunung Lingai 4,36 4,74
Luas Wilayah 34,16 34,87
Luas Total 718,00 717,29
Sumber : - Samarinda Dalam Angka 2014
- Kecamatan-Kecamatan Dalam Angka 2014
- Peta Rencana Pola Ruang Kota Samarinda Tahun 2013

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-4


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-5


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.1 Peta Batas Administrasi Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-6


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.1.2 Kondisi Topografi Wilayah

Berdasarkan topografinya , maka wilayah Kota Samarinda berada di ketinggian


antara 0 - 200 dpl dan hampir 24,17 % berada di ketinggian 0 - 7 dpl, umumnya
terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10% berada dalam ketinggian 7 - 25
dpl dan 32,48 % berada di ketinggian 25 - 100 dpl. Jika mengacu pada gambar di
atas, orientasi pengembangan wilayah berada pada kemiringan lereng < 15 % dan
kemiringan lereng 15 – 40 %.

Tabel 2.2
Kondisi Ketinggian Tanah di Kota Samarinda
No Kelas Ketinggian ( dpl ) Luas (ha) %tase (%)
1 0-7 173,40 24,17
2 7-25 294,86 41,10
3 25 – 100 233,02 32,48
4 100 – 500 15,14 2,11
5 > 200 1,58 0,14
Total 71.800 100
Sumber: Samarinda Dalam Angka, Tahun 2014

Tabel 2.3
Kemiringan Lereng di Kota Samarinda
No Kemiringan Lereng Luas (ha)
1 0-2% 173,40
2 2–8% 294,86
3 8 – 25 % 233,02
4 26 – 40 % 15,14
5 > 40 % 1,58
Total 71.800
Sumber: Peta Kemiringan Lereng Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.2 kriteria Pemanfaatan Lahan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-7


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

(The Urban and Rular Regional Planning Field)

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-8


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2-9


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.3 Peta Kelerengan Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 10


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.1.3 Kondisi Geologi

Struktur geologi di wilayah Kota Samarinda diketahui berdasarkan hasil survey


dan atau pemetaan geologi yang dimuat dalam buku "Geology of Indonesia,
Volume IA". Oleh R.W. Van Bemmelen, 1949, pada umumnya berumur Praktertier
hingga Kwarter. Beberapa formasi geologi yang terdapat diwilayah Kota
Samarinda diantaranya adalah :

 Kampung Baru Beds;

 Balikpapan Beds;

 Pulau Balang Beds;

 Pemaluan Beds;

Beberapa Wilayah geologi telah mengalami perubahan yang ditandai dengan


adanya patahan. Formasi ini terdiri dari Grewake, batu pasir kwarsa, batu
gamping, batu lempeng dan tufa dasitik dengan sisipan batu bara.

Untuk lebih jelas mengenai data geologi Kota Samarinda dapat dilihat pada tabel
2.4, gambar 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4
Luas Masing-masing Formasi Geologi Kota Samarinda

NO FORMASI LUAS (HA) %


1 Kampung Baru Beds 11.314 11,34
2 Balikpapan Beds 33.953 53,29
3 Pulau Balang Beds 16.977 26,65
4 Pemaluan Beds 9.556 8,72
Jumlah 71.800 100

Sumber: Samarinda Dalam Angka Tahun 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 11


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 12


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.4 Peta Geologi Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 13


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.1.4 Jenis Tanah

Kondisi jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda tergolong ke dalam tanah
yang bereaksi masam. Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda
tergolong kedalam jenis tanah: Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptiols dan Mollisol
atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah, terdiri dari jenis tanah: Podsolik,
Alluvial, Organosol. Ciri dan sifat tanah-tanah Podsolik (Ultisol) biasanya ditandai
dengan:

 Pencucian yang intensif terhadap basa-basa, sehingga tanah bereaksi masam


dan dengan kejenuhan basa yang rendah.

 Karena suhu yang cukup tinggi dan pencucian yang berlangsung terus
menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan oksida-
oksidanya.

 Terjadi pencucian liat di lapisan atas (eluviasi) dan penimbunan liat di lapisan
bawahnya (illuviasi).

Tanah Podsolik (Ultisol) merupakan jenis tanah yang arealnya terluas di Kota
Samarinda dan masih tersedia untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian.
Persediaan air di daerah ini umumnya cukup tersedia dari curah hujan yang tinggi.
Penggunaan tanah dari jenis tanah ini sebagai daerah pertanian, biasanya
memungkinkan produksi yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-
unsur hara dipermukaan belum habis melalui proses biocycle.

Pada dasarnya jenis-jenis tanah di Kota Samarinda (menurut Lembaga Penelitian


Tanah dan Padanannya menurut soil Taxanomy), terdiri dari :

 Podsolik (Ultisol)

 Alluvial (Entisol)

 Gleisol (Entisol)

 Organosol (Histosol)

 Lithosol (Entisol)

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 14


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 15


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Luas jenis tanah dan penyebarannya di Kota Samarinda seperti disajikan pada
tabel berikut ini:

Tabel 2.5 Luas Masing Jenis Tanah di Kota Samarinda


LUAS PROSENTASE
NO JENIS TANAH
(HA) (%)
1 Alluvial 3.453 4,81
2 Gambut 16.294 22,69
3 Asosiasi Podsolik/Listeset 8.266 11,51
4 Podsolik 30.010 41,80
5 Lain-Lain 13.777 12,12
Jumlah 71.800 100

Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka Tahun 2009

Dari tabel diatas ternyata bahwa jenis tanah Podsolik mempunyai luasan yang
tertinggi di wilayah Kota Samarinda dengan 30.010 Ha atau 41,80%, sedangkan
jenis tanah Alluvial tidak bergambut mencapai luas 3.453 Ha atau 4,81% dari luas
Kota Samarinda.

2.1.5 Kondisi hidrologi dan Klimatologi

Berdasarkan kondisi hidrologinya Kota Samarinda dipengaruhi oleh sekitar 20


Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai Mahakam adalah sungai utama yang
membelah Kota Samarinda dengan lebar antara 300-500 meter, sungai - sungai
lainnya adalah anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Mahakam yang
meliputi:

 Sungai Karang Mumus dengan luas DAS sekitar 218,60 Km;

 Sungai Palaran dengan luas DAS 67,68 Km;

 Anak sungai lainnya antara lain , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur,
Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa
Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan,
Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, dan Sungai Bantuas.

Pemanfaatan air sungai yang terbesar di Kota Samarinda adalah untuk bahan
baku air minum dan mengairi lahan pertanian serta perikanan dan sebagian besar
penduduk Kota Samarinda menggunakan air sungai untuk kegiatan MCK.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 16


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.6
Inventarisasi Sungai Kota Samarinda Tahun 2009

No Nama Sungai Panjang (km)

1 Sungai Mahakam 917,000


2 Sungai Karangmumus 34,000
3 Sungai Karang Asam Besar 18,800
4 Sungai Atas 4,400
5 Sungai Sambutan 15,000
6 Sungai Lais 5,000
7 Sungai Tunggul 5,000
8 Sungai Ampera 6,000
9 Sungai Kerbau 1,200
10 Sungai Karang Asam Kecil 3,000
11 Sungai Manggis 6,200
12 Sungai Segiri 2,200
13 Sungai Teluk Lerong 2,600
14 Sungai Tawar 6,000
15 Sungai Loa Buah 4,400
16 Sungai La ngsat 7,000
17 Sungai Loa Bakung 6,800
18 Sungai Lempake 6,200
19 Sungai Siring 4,400
20 Sungai Tanah Merah 5,000
21 Sungai Binangat 4,800
22 Sungai Bayur 4,800
23 Sungai Lantung 2,000
24 Sungai Muang 6,800
25 Sungai Selindung 7,200
26 Sungai Pampa ng Kanan 4,800
27 Sungai Lubuk Sawah 4,400
28 Sungai Saliang 2,600
29 Sungai Pa mpa ng 2,800
30 Sungai Bengkuring 6,000
31 Sungai Lingai 1,600
32 Sungai Mangkujenang 3,200
33 Sungai Simpang Pasir 5,600
34 Sungai Air Putih 12,000
35 Sungai Bentuas 6,400
36 Sungai Putan 4,000
37 Sungai Mahang 7,600
38 Sungai Payau 4,800
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, 2010

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 17


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Iklim merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas,
kelembaban dan gerakan udara. Kota Samarinda yang beriklim tropis mempunyai
musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu
adanya musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, karena letaknya di
daerah khatulistiwa maka iklim di Kota Samarinda juga dipengaruhi oleh angin
Muson, yaitu angin Muson Barat November-April dan angin Muson Timur Mei-
Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak
menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya
tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya
musim kemarau bahkan terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Kota Samarinda


pada tahun 2013, Samarinda mengalami iklim panas dengan suhu udara rata-rata
27,40C. Suhu udara terendah 23,90C terjadi pada bulan Januari dan tertinggi
32,70C pada bulan Januari. Kota Samarinda mempunyai kelembaban udara dan
curah hujan yang relatif tinggi. Pada tahun 2013 kelembaban udara berkisar
antara 82% sampai dengan 84%. Sedangkan rata-rata curah hujan mencapai
237,8 mm, dengan curah hujan tertinggi 363,1 mm pada bulan November dan
terendah 90,2 mm pada bulan Agustus. Persentase penyinaran matahari di Kota
Samarinda rata-rata 42%, dan jumlah hari hujan rata-rata tahun 2013 adalah 22
HH.

Tabel 2.7
Kondisi Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Samarinda
Suhu Udara (0C) Kelembaban
Bulan
Min Max Rata-Rata (%)
Januari 23,9 32,7 27,7 82
Februari 24,3 31,7 27,2 82
Maret 24,6 32,6 27,6 82
April 24,3 32,3 27,6 83
Mei 24,8 32,0 27,5 84
Juni 24,5 32,5 27,7 84
Juli 24,5 31,5 27,1 83
Agustus 24,6 31,8 27,2 82
September 24,9 32,1 27,2 82
Oktober 24,8 32,5 27,5 83
November 24,9 32,6 27,6 84
Desember 24,9 31,9 27,3 83
2013 24,6 32,2 27,4 83
Sumber: Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 18


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.8
Rata-rata Curah Hujan, Penyinaran Matahari dan Hari Hujan
Kota Samarinda Tahun 2013

Curah Penyinaran Hari Hujan


Bulan
Hujan (mm) Matahari (HH)
-1 -2 -3 -4
Januari 175,7 47 21
Februari 309,1 38 23
Maret 284,3 42 20
April 337,2 41 24
Mei 233,5 41 27
Juni 161 48 19
Juli 145,2 39 18
Agustus 90,2 45 19
September 256 47 20
Oktober 223,1 44 20
Nopember 363,1 38 23
Desember 275,7 34 25
Rata-Rata 2013 237,8 42 22
Average 2012 201,7 42 19
2011 249,2 39 20
2010 203,7 42 22
2009 162,7 39 16
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.2 KONDISI SARANA DAN PRASARAN

2.2.1 Air Limbah

Pengelolaan limbah cair di Kota Samarinda saat ini masih jauh dari memadai
dan sepenuhnya ditangani oleh DKP Kota Samarinda. Permasalahan utama
dalam pengelolaan air limbah di Kota Samarinda yang ada saat ini adalah
karena:

1). Masih minimnya sarana sanitasi individual dikawasan pinggiran Sungai


Mahakam, Sungai Karang Mumus dan sungai-sungai lain nya,

2). Belum adanya IPAL terpusat untuk melayani seluruh wilayah Kota Samarinda,

3). IPLT baru saat ini sudah dibangun di TPA Bukit Pinang, tapi belum operasi.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 19


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

4). Kinerja IPAL Jelawat belum optimal cakupannya hanya 285 SR.

5). Minimnya sarana pengangkut lumpur tinja, dan

6). Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang “lingkungan sehat”, terutama


masyarakat yang hidup di sekitar sungai.

Produksi air limbah sebesar 80% dari kebutuhan konsumsi air bersih. masyarakat
masih menggunakan metode sanitasi kurang sehat, dari MCK banyak yang
langsung dibuang ke sungai. Kebiasaan ini jelas tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip sanitasi yang baik. Cakupan pelayanan Air limbah on-site di Kota
Samarinda saat ini hanya di lakukan di IPLT TPA Bukit Pinang yang lama dengan
rata pengolahan lumpur tinja hanya 14 m3/hari.

Fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kota Samarinda perlu ada peningkatan
kinerja IPAL Jelawat. Saat ini jumlah rumah tangga yang terhubung dengan
Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) sebanyak 285 SR pada IPAL Jelawat.
Berbagai macam kendala atau masalah terkait dengan adanya IPAL Jelawat yaitu
instalasi RBC nya yang kurang terawat.

Sungai Karang Mumus merupakan sumber daya alam yang berperan besar dalam
kehidupan masyarakat sejak dulu hingga sekarang sebagai sumber pengendali
banjir, jalur transportasi dan lain-lain. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, pesatnya perkembangan kota dan aktivitas manusianya maka
terjadilah pencemaran yang cukup parah di sungai Karang Mumus. Secara fisik
warna air sungai sudah coklat kehitaman, berbau serta terjadinya pendangkalan
dan penyempitan badan sungai sehingga daya tamping dan alirannya terganggu.

2.2.2 Sampah

Produksi sampah Kota Samarinda mencapai 1.900 m3/hari atau sekitar


549.430,85 m3/tahun. Kemampuan pengangkutan 438.730 m3/tahun atau ± 1500
m3/hari, sehingga sampah yang tidak terangkut 110.700,85 m3/tahun atau ± 400
m3/hari.

Kota Samarinda memiliki beberapa TPA, yaitu di : 1) Kelurahan Bukit Pinang,


Kecamatan Samarinda Ulu luas 9,5 Ha, 2) Palaran, luas 7 Ha (berupa jurang
berkedalaman ± 15 m) dan Sambutan, luas 30 Ha (belum beroperasi). Selain TPA
Kota Samarinda memiliki beberapa TPS dengan berbagai konstruksi, yaitu:
Beton (195 buah), Kayu (98 buah), dan Bayangan (95 buah).

Pengelolaan persampahan dilakukan dengan mengembangkan sistem


pengelolaan setempat dan sistem terpusat; perbaikan pola operasional pelayanan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 20


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan


pembuangan akhir.

1. Pewadahan

Wadah yang digunakan oleh penghasil sampah adalah bak sampah, tong
sampah, kardus bekas, dll.

2. Pengumpulan

a. Pelaksanaan pengumpulan sampah TPS dilaksanakan oleh DKP

b. Untuk daerah permukiman yang belum dilalui oleh truk pengangkut, sampah
dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai masyarakat/Pokmas) dan dibawa
ke pinggir jalan yang dipindahkan ke dalam truk.

c. Untuk daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari


Pemerintah, masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat
terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar.

3. Pemindahan

TPS yang digunakan saat ini ada 3 (tiga) jenis, yaitu:

a. Bak sampah yang terbuat dari pasangan bata, kapasitas tampung 4 m3.
b. Bak sampah jenis kontainer dengan kapasitas tampung 4 m3.
c. Pelataran di tempat terbuka yang dijadikan sebagai tempat penampungan
sampah sementara.

4. Pengangkutan

Jumlah sampah terangkut yang dibuang ke TPA ± 1500 m³/hari dengan waktu
pembuangan yang diatur oleh Pemerintah Kota adalah pukul 18.00 s/d 06.00
WITA

5. Pengomposan

Dilaksanakan oleh Pokmas atau perorangan, sudah dilaksanakan di beberapa


kelurahan dan transfer depo limbah yang dikelola oleh BLH.

6. Penyapuan Jalan dan Pasar

Dilaksanakan DKP, setiap hari dari jam 5 – 8 WITA , dan 12 – 16 WITA

7. Peralatan
Peralatan yang digunakan a.l sapu, garu, sekop, keranjang, gerobak dump
truck & arm roll truck .

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 21


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.9
Banyaknya Produksi Sampah di Kota Samarinda,2009 – 2013

Tahun
Indikator (M3)
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Volume Sampah 549.430 662.678 745.653 995.449 798.918
Volume Sampah 478.004 584.215 411.506 643.754 703.647
Terangkut
Volume Sampah 71.426 78.463 334.147 351.695 95.276
Tak Terangkut
Volume Sampah 45.785 55.223 61.811 82.958 65.664
Setiap Bulan
Volume Sampah 1.505 1.816 2.042 2.719 2.188
Harian
Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

Tabel 2.10
Banyaknya Armada Pengangkut Sampah Yang Tersedia Dirinci Menurut Jenis
Kendaraan Kota Samarinda, 2010 – 2013

Jenis Kendaraan Kondisi Fisik 2010 2011 2012 2013


-1 -2 -3 -4 -5 -6
Dum Truk Baik / Good 31 25 36 52
Rusak / Damaged 4 4 6 -
Truk Tangki Baik / Good 7 9 8 8
Rusak / Damaged 2 - 2 1
Truk Bak Kayu Baik / Good 2 2 2 6
Rusak / Damaged - - - 1
Truk Mini Baik / Good 3 3 3 2
Rusak / Damaged 2 - 2 1
Station Wagon Baik / Good 5 4 6 9
Rusak / Damaged - - - -
Pick Up Baik / Good 14 14 12 16
Rusak / Damaged - - 2 1
Compector Baik / Good - - - -
Rusak / Damaged - - - -
Arm Roll Baik / Good 14 12 15 21
Rusak / Damaged 2 2 5 -
Mobil Tangga Baik / Good - - - 1
Rusak / Damaged - - - -
Street Sweeper Baik / Good - - - 1
Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 22


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.2.3 Drainase

Sistem drainase Kota Samarinda pada saat ini kondisinya belum baik hal ini
ditunjukkan masih banyaknya genangan utamanya pada saat musim hujan
dibeberapa dikawasan perkotaan atau didaerah bertopografi relatif datar. Dalam
operasionannya Belum ada pemisahan antara drainase untuk air hujan dan air
limbah.

Panjang saluran drainase Kota samarinda yang ada saat ini sekitar 1.079.586 km,
yaitu untuk melayani sekitar 53 kelurahan, yang terdiri dari 1) Saluran Primer
(117.140 km), 2) Saluran sekunder (558.740 km) dan Saluran Tersier (403.706
km).

2.2.4 Air Minum

Dalam hal sistem penyediaan air bersih bagi Kota Samarinda, PDAM merupakan
satu-satunya lembaga pemerintah yang memegang peranan utama baik dalam
hal penyediaan dan pendistribusian air bersih. Dengan cakupan pelayanan yang
luas, sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah (kelurahan) yang masih
belum terlayani secara maksimal melalui sistem perpipaan. Untuk itu, penduduk
yang ada di pinggiran Kota Samarinda serta daerah-daerah yang belum/sulit
terjangkau oleh jaringan pipa PDAM, umumnya dilayani melalui sistem non
perpipaan misalnya dengan pengadaan mobil tanki, sumur bor pompa dan masih
ada yang memanfaat kan air hujan.

Jika dilihat dari karakteristik penggunaan sumber air minum berdasarkan data
BPS Kota Samarinda Tahun 2013, diketahui 18,58 % menggunakan sumber air
minum dari sumur atau mata air, dari PDAM atau air kemasan 73,19 %, dari
sumber lainnya 8,23 %. Berdasarkan administrasi wilayah, dengan jumlah
penduduk tahun 2013 sebesar 805.687 jiwa diketahui pelayanan PDAM Tirta
Kencana telah melayani seluruh Wilayah Kota Samarinda, dan telah mampu
melayani 70,16 % dari jumlah penduduk, lihat tabel 2.11. Pencapaian pelayanan
tersebut, masuk pada cluster pelayanan sangat baik, yaitu > 70 %.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 23


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.11
Pelayanan Air Bersih di Wilayah Kota Samarinda Tahun 2013
JUMLAH JUMLAH CAKUPAN CLUSTER
No KECAMATAN PENDUDUK TERLAYANI PELAYANAN PELAYANAN
( Jiwa ) ( Jiwa ) (%)
1 Samarinda Kota 36.604 36.604 100,00 Sangat Baik
2 Samarinda Ulu 134.659 104.293 77,45 Sangat Baik
3 Samarinda Ilir 73.383 73.383 100,00 Sangat Baik
4 Samarinda Seberang 63.715 63.715 100,00 Sangat Baik
5 Loa Janan Ilir 62.740 4.147 6,61 Sangat Buruk
6 Sungai Kunjang 126.302 113.647 89,98 Sangat Baik
7 Palaran 54.353 13.974 25,71 Sangat Buruk
8 Samarinda Utara 99.894 86.888 86,98 Sangat Baik
9 Sungai Pinang 105.695 34.182 32,34 Buruk
10 Sambutan 48.342 34.173 70,69 Sangat Baik
Kota Samarinda 805.687 565.006 32,34 Sangat Baik
Sumber : RKAP PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA, 2014

Perusahaan air minum di Kota Samarinda berstatus sebagai perusahaan milik


pemerintah daerah yaitu PDAM.

Banyaknya air minum yang disalurkan PDAM pada tahun 2013 adalah
sebesar 0,968 juta meter kubik air, dengan jumlah pelanggan mencapai
120.833, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 113.626
pelanggan

Tabel 2.12
Banyaknya Pelanggan Air Minum PDAM Kota
Samarinda Menurut Jenis Konsumen, 2011 – 2013
TAHUN RATA RATA
JENIS PELANGGAN
NO. 2011 2012 2013 PERKEMBANGAN
(Satuan Sambuangan) (%)
1. Tempat Tinggal 98.383 104.178 110.902 9,40
2. Hotel/Obyek Wisata 38 38 38 0,00
3. Badan Sosial, Tempat
Ibadah, dan Rumah 1016 1056 1119 7,93
Sakit
4. Umum/MCK 11 11 38 28,95
5. Pertokoan/Industri 7.821 8.227 8.620 7,37
6. Instansi Pemerintah 111 111 111 0,00
7. Pelabuhan 5 5 5 0,00
JUMLAH 107.385 113.626 120.833 9,25
Sumber : BPS Kota Samarinda, 2014.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 24


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.13
Volume Air Minum Yang Disalurkan PDAM Kota Samarinda
Menurut Jenis Konsumen 2011 – 2013

JENIS TAHUN RATA RATA


NO.
PELANGGAN 2011 2012 2013 PERKEMBANGAN
( M3 ) (%)
1. Tempat Tinggal 30.244.830 32.074.741 35.278.922 13,01
2. Hotel/Obyek
226.729 309.634 369.004 37,46
Wisata
3. Badan Sosial,
Tempat Ibadah, 794.834 905.991 1.033.959 21,12
dan Rumah Sakit
4. Umum/MCK 7.115 7.357 6.034 -16,28
5. Pertokoan/Industri 2.873.607 3.220.436 3.645.595 19,24
6. Instansi
425.836 522.317 544.510 15,58
Pemerintah
7. Pelabuhan 27.713 8.608 3.151 -97,86
8 Tangki Air 91.686 95.248 88.965 -4,65
JUMLAH 60.273 61.022 69.559 14,61
Sumber : BPS Kota Samarinda, 2014

2.2.5 Irigasi
Sistem jaringan irigasi dilayani oleh Daerah Irigasi (DI) seluas 3.212,07 hektar,
yang meliputi :
a. Kecamatan Samarinda Utara seluas 1.027,95 hektar:
- DI Lempake;
- DI Lempake Jaya;
- DI Tanah Merah;
- DI Sungai Siring;
- DI Pampang;
- DI Muang Dalam;
- DI Muang Datu;
- DI Bayur.

b. Kecamatan Sambutan seluas 736,3 hektar:


- DI Makroman;
- DI Sambutan;
- DI Sindang Sari;
- DI Pulau Atas.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 25


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

c. DI Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang seluas 78,07 hektar;


d. DI Belimau Kecamatan Samarinda Ulu 55,5 hektar;
e. Kecamatan Loa Janan Ilir seluas 228,5 hektar:
- DI Loa Hui;
- DI Tani Aman.

f. Kecamatan Palaran seluas 1.085,75 hektar:


- DI Handil Bakti;
- DI Simpang Arang;
- DI Rawa Makmur;
- DI Bukuan;
- DI Simpang Pasir;
- DI Bentuas Dalam;
- DI Bentuas Luar Kanan;
- DI Bentuas Luar Kiri.

2.2.6 Sarana Perekonomian


Sarana perekonomian yang ada di Kota Samarinda antara lain:

 Hotel

Berbagai jenis hotel yang ada di Kota Samarinda dari yang berbintang dua
sampai dengan yang berbintang lima. Jumlah Hotel yang ada di Samarinda
berjumlah 6 buah hotel.

 Pusat Pertokoan yang ada di Kota Samarinda antara lain:

 Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di
kota Samarinda, Citra Niaga memenangkan Aga Khan Award karena
desainnya yang seperti jaring laba-laba, membuat setiap sisinya tidak ada
yang mengalami zona mati.

 Mahakam Square

 Pasar
Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda
hingga saat ini, diantaranya adalah:

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 26


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

 Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya
dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan
kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi
sungai dibuat jalan.

 Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar


Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sudah dibangun kembali
dengan konsep pasar tradisional yang modern.

 Pasar Rahmat, terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Pelita.


 Pasar Kedondong, terletak di Jl. Ulin, Karang Asam Ilir.
 Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
 Pasar Sei Dama, terletak di Jl. Otto Iskandardinata.
 Pasar Harapan Baru, terletak di Jl. Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini
pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian
rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian
dan Jl. Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran
lagi yang meluas karena sebelumnya Jl. Kurnia Makmur terbilang sempit
sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke
bagian pasar sebelah kanan.

 Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di


Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010

 Bank

Ada beberapa jumlah bank yang ada di Kota Samarinda, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.14
Jumlah Bank di kantor Samarinda Tahun 2013
Tahun
No Jenis Bank
2009 2010 2011 2012 2013
1 Bank Umum 22 22 22 24 25
2 Bank Syariah 4 5 6 6 6
Unit Usaha
3 1 1 1 3 3
Syariah
Bank
4 Perkreditan 6 6 6 7 7
Rakyat
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.2.7 Sarana Sosial dan Kesehatan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 27


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Dalam bidang pendidikan, Kota Samarinda memiliki sarana dan prasarana


pendidikan baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Sarana dan prasarana
ini seperti gedung sekolah. Secara umum, jumlah gedung sekolah tidak
bertambah bila dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya. Pada tahun
2013/2014 Jumlah gedung sekolah negeri maupun swasta mulai dari TK
sebanyak 227 buah, SD sebanyak 248 buah, SLTP sebanyak 113 buah, SLTA 103
buah dan perguruan tinggi 29 buah..

Tabel 2.15
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status Kota
Samarinda, 2008/2009 – 2013/2014

SLTP/ Perguruan
Tahun TK SD SLTA/MA
MTs Tinggi
2008/2009 167 240 107 97 39
2009/2010 185 239 111 104 39
2010/2011 182 243 113 105 39
2011/2012 197 244 114 104 31
2012/2013 201 242 113 102 29
2013/2014 227 248 113 103 29
Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

Jumlah fasilitas penunjang kesehatan yang ada di Kota Samarinda pada tahun
2011 banyak mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti
jumlah praktek dokter pada tahun 2009 sebanyak 198 orang menurun pada tahun
2010 sebayak 143 orang. Sedangkan dari tahun 2010 Hingga tahun 2013
mengalami peningkatan, pemerintah Kota Samarinda telah membangun 23 unit
puskesmas dan 43 unit puskesmas pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.16
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya 2009-2013

Klinik/ Rumah Rumah Rumah


Puskesmas Dokter
Tahun Balai Puskesmas Sakit Sakit Sakit Apotek
Pembantu Praktek
Pengobatan Umum Bersalin Jiwa
2009 19 21 41 7 5 1 198 26
2010 19 21 43 7 5 1 143 66
2011 41 21 43 7 4 1 182 -
2012 41 21 43 7 5 1 535 136
2013 42 23 43 9 6 1 546 158

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 28


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain


dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan
kesehatan agar masyarakat dapat berprilaku hidup sehat. Diharapkan dengan
penyuluhan ini penularan penyakit sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang
buruk dan kebiasan hidup yang tidak sehat, seperti diphteria, muntaber, kolera,
dan demam berdarah, dapat dicegah.

2.2.8 Sarana Peribadatan

Situasi dan kehidupan umat beragama di Kota Samarinda pada dasarnya telah
berjalan dengan baik dan dinamis, yang semenjak awal telah diantisipasi oleh
tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah. Semakin meningkatnya
kesadaran beragama dapat diketahui dengan indikator bertambahnya tempat
ibadah, lembaga pendidikan agama dan penyuluhan agama.

Sebagian besar penduduk Kota Samarinda beragama Islam hal ini dapat dilihat
dari pembangunan Islamic Center dan banyaknya tempat ibadah (masjid atau
mushola). Pada tahun 2013 jumlah tempat ibadah tertinggi yaitu Langgar
sebanyak 578 buah sedangkan jumlah tempat ibadah terendah yaitu Kelenteng
sebanyak 1 buah.

Tabel 2.17
Banyaknya Rumah Ibadah Agama Islam Menurut Jenis
dan Kecamatan di Kota Samarinda, 2013
Gereja Gereja
Langga Pur Vihar Klen-
Kecamatan Mesjid Mushola Protesta Katholi
r a a teng
s k
Palaran 28 7 81 14 2 - - -
Samarinda Ilir 17 1 24 24 - - - 1
Sambutan 34 36 84 4 1 1 - -
Samarinda 2
15 2 56 8 - - -
Kota
Samarinda 1
14 25 106 11 - - -
Seberang
Loa Janan Ilir 25 26 57 14 - 2 - -
Suangi -
39 3 49 7 - 1 -
Kunjang
Samarinda Ulu 53 3 40 18 3 - 2 -
Sungai Pinang 33 5 39 10 - - - -
Samarinda -
63 19 42 17 - - -
Utara
Jumlah 127 127 578 127 14 3 3 1

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 29


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.2.9 Sarana Transportasi


A. Transportasi Darat

 Jaringan Jalan
Perkembangan kondisi jalan yang ada di Kota Samarinda tahun 2013,
yaitu jalan dengan kondisi baik sepanjang 351,89 Km, kondisi sedang
sebanyak 444,79 Km dan rusak sepanjang 74,55 Km.

Tabel 2.18
Panjang Jalan di Kota Samarinda Menurut Jenis Permukaan,
Kondisi dan Kelas Jalan 2011-2013

No Rincian Kondisi Ket 2011 2012 2013


1 Luas daerah irigasi (Ha) Ha 8,56 8,50 8,50
2 Saluran Drainase
- Primer Km 117 117 117
- Sekunder Km 558,7 558,7 558,7
- Tersier Km 403,8
3 Panjang Jalan (N+P+K) Km 880,6 883,99 871,23
4 Pembangunan jalan K Km 3,55 2,4 17,69
- Beton Km 0 1,4 17,69
- Hotmix Km 3,55 0 17,69
- Lapen 0 0 0
- Agregat Km 0 1 0
- Tanah 0 0 0
5 Peningkatan jalan K Km 6,28 6.5 16,90
- Beton 5,90 6.5 16,90
- Hotmix 0 0 0
- Lapen Km 0 0 0
- Agregat m 0,38 0 0
- Tanah 0 0 0
6 Pemeliharaan jalan K Km 0 6.06 2,46
- Beton 0 0 2,46
- Hotmix 0 2.05 0
- Lapen 0 4.01 0
- Agregat 0 0 0
- Tanah 0 0 0
7 Status jalan (N+P+K) N Km 52,38 53.36 43,00
P Km 114,73 114.73 114,73
K Km 713,50 715.90 713,50
8 Perkembangan kondisi jalan B Km 430,00 450.50 351,89
S Km 102,90 249.34 444,79
R Km 180,60 184.15 74,55
9 Jembatan (buah)
- Jembatan (ulin) R Buah 82 82 75
B Buah 44 48 71
- Jembatan beton/baja R Buah 1 1 -

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 30


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

No Rincian Kondisi Ket 2011 2012 2013


B Buah 28 32 40
- Jembatan kabel stayet B Buah 1 1 1
- Box culvert B Buah 22 18 26

Sumber Data : Samarinda Dalam Angka, 2014

B. Transportasi Sungai dan Penyebrangan

Provinsi Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda merupakan Kota yang


dilintasi oleh salah satu sungai terbesar di Indonesia yaitu Sungai Mahakam.
Oleh karena itu, kegiatan transportasi air atau pelayaran merupakan sektor
yang berperan cukup penting bagi kehidupan masyarakat.

Kota Samarinda memiliki Pelabuhan Utama yang bernama Pelabuhan


Samarinda. Oleh karena itu, peranan angkutan sungai masih sangat penting,
mengingat jaringan jalan yang ada masih sangat terbatas di daerah
pedalaman, dan belum adanya angkutan umum (penumpang/barang) di daerah
pedalaman, menjadikan angkutan sungai menjadi sangat dominan, tidak saja di
daerah hulu sungai tetapi juga pada daerah muara.

Di Kota Samarinda sendiri memiliki prasarana angkutan sungai yang telah


dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh dermaga/pelabuhan,
dapat dilihat pada tabel 2.19.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 31


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.19
Prasarana Angkutan Sungai Di Kota Samarinda
Kab/Kota Jumlah Dermaga Fasilitas Dermaga
N Nama Nama Terminal Kanto
o Panjang Lebar Luas Tahun Lap. Parkir
Dermaga Sungai Konstruksi R. Tunggu r Fas.Umum (m2) Kondisi
(m) (m) (m2) Pembuatan (m2)
(m2) (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Mahakam Mahakam Samarinda 2 160,5 28 4.494 Besi/Kayu 1993 150 419 44,27 4,65 60%
Hilir
1 1975
1 1992
2 1996 150
6
2 Mahakam Mahakam Samarinda 7 399,3 22 8.785 Besi/Kayu 1993 196 705 106 - 60%
Hulu
1 Kayu 1993 60%
1 Besi 1976 33 75%
1 Besi/Kayu 1976 50%
1 Kayu 1987 40%
1 Kayu 1976 20%
3 Harapan Mahakam Samarinda 1 227 12,3 709,5 Besi/Kayu 1976 - 1,365 48 - 50%
Baru
1 Besi/Kayu 1976 50%
1 Kayu 1997 70%
4 Samarinda Mahakam Samarinda 1 50,75 7,1 178,3 Besi/Kayu 1995 72 - 12 - 60%
Seberang 1 Kayu 1976 50%
5 Loa Janan Mahakam Samarinda 1 23 3.7 168 Kayu 1995 36 138 13,34 - 80%

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 32


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber : Profile Perhubungan Kalimantan Timur, 2004

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 33


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

C. Transportasi Udara

Kota Samarinda pada saat ini memiliki bandara udara Temindung, terletak di
tengah Kota Samarinda dengan kapasitas bandar udara kelas IIIA dengan
lingkup pelayanan daerah pedalaman dan perkotaan di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Saat ini sedang dibangun bandara udara samarinda baru di
Kecamatan Samarinda Utara

2.2.10 Pariwisata

Kota Samarinda memiliki beragam obyek dan daya tarik wisata, meliputi obyek:

A. Wisata Alam terdiri dari:

 Air Terjun Tanah Merah;


 Air Terjun Tagur Tinggi;
 Air Terjun Pampang;
 Air Terjun Pinang Seribu Sempaja;
 Goa Tujuh Lubang Barabai Sempaja;
 Waduk Jalatunda Desa Joyomulyo.
B. Wisata Sejarah yang meliputi:
 Makam Daeng Mangkona;
 Tugu Kuburan Tentara Jepang;
 Gudang Musium Tentara Belanda;
 Makam Keramat Sungai Kerbau.
C. Wisata Budaya, yang meliputi:
 Pampang (Suku Dayak Kenyah) Sei Siring;
 Benoa Baru (Suku Dayak Benoa) Desa Lempake.
D. Wisata Buatan, meliputi:
 Telaga Permai, Batu Besaung Kelurahan Sempaja;
 Pagar Alam Desa Lempake;
 Lembah Hijau Desa Lempake;
 Arena Pemancingan Desa Lempake;
 Telaga Biru Bekas Tmabang Batubara Desa Loa Buah;
 Kebun Raya Samarinda Desa Rimbawan;
 Masjid Raya Darussalam Kota Samarinda (sebagai Landmark
Kota Samarinda).

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 34


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

E. Wisata Air, meliputi :

 Sungai Mahakam dan tepian Mahakam, dimana sungai tersebut


dapat dikembangkan berbagai atraksi wisata, demikian juga tepian
sungainya. merupakan obyek dan daya tarik wisata yang menampilkan
seluruh aktivitas sosial budaya masayarakat Samarinda yang berada di
tepian sungai, seperti pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi
dan untuk mendukung kehidupan sosial sehari-hari.

2.2.11 Pertambangan

Bahan galian yang terdapat di Wilayah Kota Samarinda cukup berlimpah dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Sesuai kondisi geologi Kota Samarinda
yang stratigrafinya berupa endapan-endapan sedimenter, potensi bahan galian
adalah yang berasosiasi dengan batuan sedimen.

Bahan galian yang terdapat, baik masih berupa indikasi, sumber, daya ataupun
cadangan yang sudah dipastikan adalah:

 Golongan bahan galian yang strategis (golongan A);

 Golongan bahan galian yang vital (golongan B);

 Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b (golongan C),
meliputi : batu gamping (batu gunung), batu pasir (batu padas), pasir kuarsa,
lempung, sirtu (kerikil/pasir) dan tanah urug (tanah permukaan dan batuan
yang tak terkonsolidasi).

Penyebaran bahan–bahan galian tersebut cukup merata di Kota Samarinda,


kecuali minyak dan gas bumi yang terdapat pada daerah tertentu dan masih
merupakan indikasi secara geologi. Kualitas dan kuantitas beragam, berbeda satu
lokasi dengan lainnya, dipengaruhi oleh kondisi stratigrafi dan struktur geologi
yang berkembang pada lokasi tersebut.

Penentuan kuatitas bahan galian, dilakukan perhitungan mengacu pada Standar


Nasional Indonesia (SNI) Nomor 13-4726-1998 dari Badan Standarisasi Nasional
(BSN) yang mencakup sumber daya dan cadangan bahan galian, dengan
pengertian sebagai berikut:

 Sumber Daya Mineral (Mineral Resources) adalah endapan mineral/bahan


galian yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

 Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,


bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya serta secara ekonomis, teknis,

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 35


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

hukum, lingkungan dan sosial, endapan mineral/bahan galian ini dapat


ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

A. Minyak dan Gas Bumi

Perangkap minyak dan gas bumi terdapat dalam struktur perlipatan yang
terarah relatif utara–selatan, dan membentuk suatu antiklinorium ketat.
Bertindak sebagai perangkap (reservoir) minyak dan gas bumi adalah batupasir
dalam formasi Pulai Balang, Balikpapan dan Kampungmangu

Indikasi keterdapatan minyak dan gas bumi di Wilayah Kota Samarinda,


dengan terdapatnya beberapa bekas sumur bor tua (peninggalan Belanda) di
sekitar Tanah Merah, Sungai Lantung hingga Karangmumus serta adanya
rembesan minyak dan gas bumi di beberapa tempat seperti Palaran,
Samarinda Seberang hingga Sungai Lantung. Kesemuanya terletak pada
struktur perlipatan Antiklin Sungai Lantung dan Palaran.

Hingga saat ini belum didapatkan data pasti dan kuantitas, khusus untuk kajian
dan eksplorasi keberadaan minyak dan gas bumi di Wilayah Kota Samarinda.
Kegiatan Eksplorasi yang ada pada saat ini adalah pencarian minyak dan gas
bumi oleh PT. Semco di sepanjang Antiklin Sungai Lantung, dengan rencana
titik pemboran di sekitar Sungai Lantung hingga Sambutan.

B. Batubara

Bahan galian batubara merupakan salah satu kekayaan alam yang


berpengaruh dalam perekonomian nasional. Dapat dikatakan bahwa batubara
merupakan primadona atau bahan galian utama yang ada di Wilayah Kota
Samarinda.

Hingga saat ini terdapat 9 (sembilan) perusahaan dan 2 (dua) koperasi, yang
telah mempunyai hak pengusahaan bahan galian batubara dalam bentuk
PKP2B, dan SIPUD dan wilayah pengusahaannya termasuk dalam wilayah
Kota Samarinda. Keseluruhan hak pengusahaan tersebut, dalam berbagai
status tahap kegiatan usaha pertambangan mulai dari penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi bahkan sudah ada yang rutin dalam tahap
pengangkutan dan penjualan.

Penyebaran Secara umum penyebaran endapan batubara di Wilayah Kota


Samarinda cukup merata pada seluruh wilayah, berarah N 345o E hingga N 30o
E dan N 165o E hingga N 210o E, kemiringan lapisan batubara antara < 10 o
hingga 80o, variasi ketebalan berkisar dari > 0,50 meter hingga < 7,00 meter
dan bersifat banyak lapisan (multi seam).

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 36


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Jumlah lapisan batubara pada Formasi Puloau Balang terdapat kurang lebih 25
(dua puluh lima) lapisan (seam) batubara, pada Formasi Balikpapan terdapat
kurang lebih 35 (tiga puluh lima) lapisan (seam) batubara dan pada Formasi
Kampungbaru terdapat kurang lebih 15 (lima belas) lapisan (seam) batubara.
(korelasi data eksplorasi PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Lanna Harita
Indonesia, PT, Nusa Minera Utama, PT. Insani Bara Perkasa, PT. Mahakam
Sumber Daya, PT. Anegerah Bumi Etam, PT. Anataka Barakah Cemerlang,
Koptam Bara Sumber Makmur dan KUD Kopta).

Kenampakan batubara secara visual di lapangan menunjukkan adanya


perbedaan sifat fisik, yaitu:

 Batubara Formasi Pulau Balang : warna hitam, mengkilap (kilap kaca),


pecahan brittle (butiran), agak keras, belahan baik 3 arah, termasuk dalam
klasifikasi sub – bituminous hingga bituminous (klasifikasi USGS).

 Batubara Formasi Balikpapan: warna kecoklatan–hitam, agak kusam–


mengkilap (kilap kaca), pecahan kokoidal (pecah botol)–brittle (butiran),
agak keras–keras, belahan 1–3 arah, termasuk dalam kalsifikasi sub–
bitominous (klasifikasi USGS). Secara kumulatif potensi bahan galian
batubara yang terdata dan termasuk Wilayah Kota Samarinda untuk
kategori sumber daya adalah sebesar 571.000.000 Ton dan kategori
cadangan adalah sebesar 165.290.000 Ton. Pengusahaan pertambangan
batubara yang telah berproduksi yaitu PT. Bukit Baiduri Enterprise dan PT.
Lanna Harita Indonesia. Keduanya adalah pengusahaan yang bersifat lintas
Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kota Samarida.

 PT. Bukit Baiduri Enterprise dan telah berproduksi sejak Tahun 1989. untuk
tahun 2000, produksi batubara oleh PT. Bukit Baiduri Enterprise sejumlah
1.993.773.262 Ton dan penjualan sejumlah 1.888.263,782 Ton dengan
tujuan pasar domestik dan luar negeri. Keseluruhan produksi batubara pada
tahun 2000 tersebut adalah dari wilayah Kota Samarinda. Produksi tahun
2001 dan tahun 2002 ini, mencakup penambangan batubara dari Wilayah
Kabupaten Kutai Kertanegara (+ 40%), dengan tingkat produksi dan
penjualan tidak jauh berbeda dengan tahun 2000.

 PT. Lanna Harita Indonesia, mulai berproduksi pada triwulan akhir tahun
2001. untuk tahun 2002, direncanakan produksi batubara mencapai lebih
dari 1 (satu) juta ton, dengan tujuan pasar luar negeri dan domestik.
Keseluruhan produksi batubara adalah dari Wilayah Kota Samarinda.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 37


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.20
Statistik Pertambangan

No Uraian 2011 2012 2013

1 Minyak Bumi (Ribu Barrel) 193,610 177,250 144,103

2 Gas Bumi (Ribu MMBTU) 3.768,00 2.700,00 2.700,00

3 Batu Bara (MT) 16.362.968 13.803.480 8.833.366

Sumber: Statistik Kota Samarinda 2014.

Berdasarkan hasil lifting minyak bumi dan produksi batu bara yang terus
mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir, hal ini menunjukkan bahwa
sektor ini bukanlah komoditi yang menjanjikan di masa depan, mengingat sumber
daya tambang yang tidak terbarukan dan areal tambang yang terbatas. Pada
tahun 2013, produksi tambang batubara di Kota Samarinda menurun setelah pada
tahun sebelumnya juga menurun, dari 16,36 juta metric ton pada tahun 2011,
menjadi 13,8 juta metric ton di tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 menurun
kembali menjadi 8,83 juta metric ton.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 38


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 39


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.6 Peta Pertambangan


2.2.12 Listrik

Listrik adalah komoditas penting bagi keberlangsungan sendi-sendi kehidupan


manusia saat ini. Tanpa pasokan energi listrik, hampir dipastikan banyak
dunia usaha, rumah tangga maupun sektor yang akanlumpuh karenanya.
Sebagian besar sumber energi listrik di Kota Samarinda masih dipasok oleh
Perusahaan Umum Listrik Negara.

Selama tahun 2013, tenaga listrik yang diproduksi sebesar 1,273 milyar kwh,
yang terjual sebesar 1,109 milyar kwh dan susut sebesar 148,83 juta kwh.

Tabel 2.201
Produksi, Kesusutan,Listrik Terjual dan PelangganListrik PLN Wilayah VI
Cabang Samarinda Menurut Bulan, 2013

Produksi Kesusutan Persentase Terjual


Bulan Pelanggan
(Kwh) (Kwh) (%) (Kwh)
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Januari 107.108.038 24.045.899 22,45 81.076.177 279.360
Februari 95.311.934 9.852.560 10,34 93.389.888 280.469
Maret 106.207.116 15.502.430 14,60 88.267.986 282.865
April 104.109.510 9.693.681 9,31 91.839.262 286.669
Mei 107.763.787 12.382.761 11,49 92.447.802 288.580
Juni 101.233.282 9.627.625 9,51 89.114.736 289.730
Juli 107.959.163 14.882.515 13,79 91.589.996 292.732
Agustus 105.480.632 11.519.985 10,92 92.395.879 295.593
September 105.632.576 11.098.083 10,51 92.669.284 301.812
Oktober 110.290.714 10.946.064 9,92 97.487.920 305.986
November 109.648.151 10.416.980 9,50 97.418.754 310.457
Desember 112.804.508 8.858.154 7,85 102.192.258 313.939
Jumlah
Total
2013 1.273.549.411 148.826.737 11,69 1.109.889.942 294.016
2012 1.165.712.974 136.843.510 12,10 1.028.869.464 275.559
2011 1.049.161.804 115.477.727 11,01 933.684.077 246.322
2010 - - - 860.646.030 222.407
2009 835.718.951 77.731.909 9,30 757.987.041 211.198

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 40


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.22
Perkembangan Kwh Terjual di PLN Wilayah VI Cabang Samarinda Menurut
Jenis Pelanggan(Ribuan/000 Kwh), 2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 486.385 515.057 593.572 655.687 748.617
Komersih / Usaha 129.400 171.427 173.714 177.732 207.112
Umum 49.701 54.206 58.909 67.319 71.020
Industri 68.305 77.442 73.798 79.919 73.139
JumlahTotal 757.987 818.132 903.910 975.657 1.099.889

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

Tabel 2.23
Perkembangan KVA Tersambung di PLN Wilayah VICabang Samarinda
Menurut JenisPelanggan,2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 184.292 183.239 211.629 251.610 331.170
Komersih / Usaha 76.959 81.949 80.225 83.215 110.252
Umum 33.278 34.653 35.692 40.467 43.182
Industri 32.205 32.223 33.017 33.456 34.785
JumlahTotal 326.734 332.064 360.562 408.748 519.389

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014

Tabel 2.24
Perkembangan Jumlah Pelanggan (Konsumen) Di PLN
Wilayah VI Cabang Samarinda Menurut Jenis
Pelanggan, 2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 197.076 203.711 205.284 254.406 301.055
Komersih / Usaha 11.752 11.736 11.362 13.136 15.597
Umum 2.270 2.332 2.359 2.496 2.664

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 41


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Industri 100 100 104 102 107


JumlahTotal 211.198 217.879 219.109 270.140 319.423

Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014


2.2.13 Telepon

Pemenuhan kebutuhan prasarana telekomunikasi khusus di pusat Kota


Samarinda telah disediakan oleh pengelola jasa telekomunikasi baik dari Telkom
maupun pengelola jasa telekomunikasi lainnya, hal ini sangat memudahkan
masyarakat maupun pelaku ekonomi dalam melakukan komunikasi. Dalam jangka
panjang pengembangan komunikasi di arahkan ke wilayah pinggiran yang sampai
saat ini masih relatif terbatas.

Jaringan telekomunikasi di Wilayah Kota Samarinda, meliputi: Sistem Jaringan


Kabel; dan Sistem Nirkabel.

Sistem Jaringan Telekomunikasi Kabel, berupa:


a. Peningkatan kapasitas terpasang Stasiun Telepon Otomat (STO) secara
bertahap;
b. Penambahan rumah kabel di Kecamatan Palaran, Kecamatan Samarinda
Utara, Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan Samarinda Ilir.

2.2.14 Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Ekonomi


Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang ditetapkan di Wilayah
Kota Samarinda, meliputi :

1. Kawasan ekonomi cepat tumbuh, terdiri dari:

- Kawasan Industri dan Pelabuhan Palaran;

Pengembangan Kawasan Pelabuhan dan Industri di Kecamatan Palaran,


merupakan upaya untuk menanggulangi perkembangan kebutuhan
pelayanan pelabuhan, dari Pelabuhan Umum Samarinda yang kondisinya
sudah sangat padat dan kekurangan lahan pengembangan, sehingga perlu
lokasi untuk dapat menampung kegiatan bongkar muat barang yang terus
meningkat dari tahun ke tahun, khususnya terminal peti kemas. Kendala
lainnya, untuk mengembangkan pelabuhan yang ada sekarang, yaitu
Pelabuhan Samarinda, adalah adanya pembangunan Jembatan Mahkota
II, dengan ketinggian bebas hanya 25 meter diatas HWS, yang menjadikan
kendala untuk lalu-lintas kapal berukuran besar.

Pemerintah Kota Samarinda membuat kebijakan dengan menyediakan


lahan seluas ± 46 Ha di Kecamatan Palaran, untuk pembangunan
kawasan industri dan pelabuhan, yang diperkirakan dapat menampung

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 42


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

pengadaan fasilitas terminal peti kemas yang sudah mendesak


kebutuhannya dan selain itu dapat menampung pengembangan terminal
barang umum/general cargo dan terminal penumpang. Lokasi tersebut
berada pada jarak ± 4 mil laut ke arah muara di seberang sungai dari
Pelabuhan Samarinda yang ada saat ini.

- Kawasan Perdagangan Citra Niaga di Kecamatan Samarinda Kota;

Kawasan Perdagangan Citra Niaga di Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan


Samarinda Kota, diarahkan untuk pengembangan kegiatan sektor informal,
dalam lingkup kawasan CBD Kota Samarinda.

Kegiatan sektor informal yang diarahkan pengembangannya pada


Kawasan Citra Niaga, adalah kegitan ekonomi kerakyatan untuk
mendukung potensi perdagangan Cindera Mata Khas Kalimantan Timur,
yang secara spasial berupa sentra kegiatan perdagangan hasil kegiatan
usaha industri kecil.

- Kawasan Perdagangan dan Jasa skala kota

A. Kawasan Kota Mandiri Samarinda Seberang

Pengembangan Kecamatan Samarinda Seberang sebagai kota


mandiri merupakan suatu kebutuhan dalam mengantisipasi
perkembangan Kota Samarinda di masa depan. Hal ini didukung oleh
political-will Pemerintah Kota Samarinda, dengan ditetapkannya
Kecamatan Samarinda Seberang sebagai kota mandiri sebagaimana
tertuang di dalam kebijakan Rencana Tata Ruang Kota Samarinda.

Kota mandiri dalam konteks kebijakan rencana tata ruang Kota


Samarinda diartikan sebagai upaya pengembangan suatu kawasan
perkotaan yang baru menjadi suatu pusat pertumbuhan baru yang
mandiri dengan fasilitas perkotaan yang lengkap. Hal ini berarti konsep
kota mandiri yang dimaksud adalah mandiri secara sosial.

Kecamatan Samarinda Seberang diarahkan pengembangannya untuk


mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup masyarakatnya
melalui kelengkapan fasilitas perkotaannya. Dengan fasilitas yang
lengkap, maka ketergantungan wilayah Kecamatan Samarinda
Seberang terhadap pusat kota atau wilayah-wilayah lainnya dapat
diminimalisir. Pengembangan kota mandiri tersebut diarahkan
sedemikian rupa agar terjadi suatu pola pengembangan dan
pembangunan wilayah Kota Samarinda secara merata dan sistematis.
Pengembangan wilayah kota mandiri tersebut tetap di dalam konteks

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 43


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

sistem perkotaan Kota Samarinda dan sinergis dengan perkembangan


pembangunan fisik yang ada saat ini.

Berdasarkan seluruh hasil kajian yang telah dilakukan, baik ditinjau


berdasarkan analisis kebijakan pemerintah, analisis kondisi eksisting
maupun analisis pengembangan kota mandiri dapat disimpulkan
bahwa KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG LAYAK
DIKEMBANGKAN SEBAGAI KOTA MANDIRI.

B. Kawasan Perdagangan dan Jasa di Lokasi Bekas Bandara


Temindung

Rencana pengembangan kota dari bekas Bandara Temindung sebagai


salah satu upaya untuk memanfaatkan bekas bandara seiring
perpindahan bandara ke Sei Siring. Konsep pengembangan secara
mandiri artinya pengembangan kawasan tersebut sebagai tempat
tinggal, tempat bekerja, tempat belanja, rekreasi, pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Konsep ini
meminimalkan pergerakan ke wilayah lain karena diusahakan semua
kebutuhan telah disediakan, sehingga dalam jangka panjang mampu
mengurangi permasalahan transportasi di Kota Samarinda.

Fasilitas yang dapat dikembangkan di kawasan kota baru bekas


Bandara Temindung adalah: Central bussiness district (CBD), yang
didalamnya terdapat:

 Pusat perbelanjaan dan perkantoran;


 Hotel;
 Apartemen;
 Perumahan;
 Rekreasi.
- Kawasan Tepian Sungai Mahakam (Kawasan River Front City).

Konsep pengembangan Kawasan Tepian Sungai Mahakam, diarahkan sebagai


kawasan Riverfront City. Riverfront City atau Waterfront Development juga
dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang memiliki kontak
visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah
perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk
pengembangan pembangunan wajah kota yang terjadi berorientasi ke arah
perairan.

Kawasan tepi air merupakan lahan atau area yang terletak berbatasan dengan
air seperti kota yang menghadap ke laut, sungai, danau atau sejenisnya. Bila

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 44


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

dihubungkan dengan pembangunan kota, kawasan tepi air adalah area yang
dibatasi oleh air dari komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu
memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai alami.
Berikut alur pikir perumusan prinsip perancangan kawasan tepi air (waterfront
city).

Penerapan konsep pembangunan riverfront city terhadap kawasan tepian


Sungai Mahakam, merupakan upaya untuk dapat mengurangi beberapa
permasalahan seperti: pencemaran, kesemerawutan lingkungan, dan sampah.
Kekumuhan lingkungan tersebut juga dapat menimbulkan masalah kriminalitas
didaerah tersebut.

Potensi saat ini yang dapat dikembangan pada kawasan tepian Sungai
Mahakam, diantaranya, adalah:

 Pengembangan Kawasan Kota Lama, sebagai bagian dari sejarah


perkembangan Kota Samarinda;
 Sektor Wisata, dan budaya;
 Perdagangan dan Jasa;
 Jasa transportasi;
 Pusat Bisnis;
 Perumahan;
 Hankam.
Sesuai dengan konsep fungsi pembangunan kawasan waterfront city, tujuan lain
dari penerapan pembangunan riverfront city Mahakam, adalah untuk menjadikan
kawasan Tepian Mahakam sebagai daya tarik investasi kegiatan bisnis (ekonomi
dan wisata), pelayanan umum, dan sosial. Sebagai ilustrasi dari pencapaian
tujuan tersebut, dapat dilihat pada gambar 2.7.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 45


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.7 Peta Orientasi Kawasan Tepian Sungai Mahakan Kota Samarinda

2. Kawasan Bandara Samarinda Baru dan Aerocity Sungai Siring.

Pembangunan Bandara Samarinda Baru ini terletak tidak jauh dari jalan lintas
Samarinda - Bontang tepat di sekitar batas Desa Tanah Datar Kecamatan
Muara Badak Kabupaten Kutai Kertanegara. Sungai Siring Kecamatan
Samarinda Utara dipilih karena berdasarkan hasil studi kelayakan teknis
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, kawasan ini
merupakan potensi yang sangat potensial untuk pengembangan satu
Bandara baru di Samarinda. Studi yang dilakukan, meliputi stabilitas (tingkat
kemudahan: jarak tempuh/waktu), kemiringan lahan/obstacle, penggunaan
lahan dan status lahan, relokasi penduduk dan tingkat luasan lahan. Awalnya
ada 4 alternatif lokasi yang ditawarkan yakni disekitar Kelurahan Bayur,
Makroman, Palaran dan Karang Mumus (Sungai Siring), dan akhirnya Sungai
Siring yang dinilai sangat layak, dari ke 4 lokasi tersebut, Sungai Siring
memiliki faktor kelebihan dan memenuhi persyaratan teknis keselamatan
penerbangan.

Pembangunan BSB akan menempati lahan seluas 300 ha, direncanakan


dapat selesai sekitar tahun 2015. Akses menuju Bandara internasional
Samarinda Baru, dari dan menuju kawasan pusat Kota Samarinda, dapat
ditempuh melalui ruas Jalan PM Noor – Jl. DI. Panjaitan – Jl Poros Samarinda
– Bontang, atau dari Jl. Jend. Ahmadyani dan Jl. Sentosa – Jl. DI. Panjaitan –
Jl Poros Samarinda – Bontang.

Bandara Samarinda Baru dibangun untuk menggantikan Bandara Temindung


yang letaknya berada di tengah Kota Samarinda jauh dari kata layak untuk
sebuah keselamatan penerbangan. Bandara Samarinda Baru merupakan
bandara yang sangat ditunggu tunggu oleh warga Kaltim khusunya
Samarinda, karena apabila bandara ini rampung maka akan meng-cover
warga daerah satelitnya Samarinda diantaranya Kota bontang, Kab. Kutai
Timur, Kab. Kutai Kertanegara dan Kab. Kutai Barat karena letaknya yang
sangat strategis membuat bandara ini nantinya diprediksi sangat ramai dalam
hal estimasi waktu ketimbang untuk menuju bandara yang telah lama eksis di
Kaltim yaitu Sepinggan Balikpapan dan kini pembangunannya sudah
mencapai 70 % untuk sisi darat. Bandara Samarinda Baru nantinya memiliki
landasan pacu dengan panjang 2500 meter dan lebar 60 meter, dengan ini
Bandara Samarinda Baru dapat digunakan pesawat berbadan lebar.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 46


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

3. Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung


Lingkungan Hidup

Kawasan strategis dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan hidup yang
ditetapakan di Wilayah Kota Samarinda, meliputi: kawasan kumuh, kawasan
rawan banjir dan tanah longsor, serta kawasan wisata alam.

Kawasan Kumuh di Sepanjang Tepian Sungai Kota Samarinda

Kawasan pemukiman kumuh yang ditetapkan di Wilayah Kota Samarinda,


meliputi kawasan pemukiman kumuh sebagai berikut:

o Kawasan tepi Mahakam di Loa Janan Ilir, Sungai Keledang, Loa Buah,
Karang Asam;

o Kawasan Bantaran Sungai Karang Mumus di Karang Mumus, Selili,


Sidomulyo, Sungai Dama, Sidodamai;

o Kawasan di Sungai Pinang Luar, Sungai Pinang Dalam dan Sidodadi;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 47


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Dalam hal penangan pemukiman kumuh, dibutuhkan adanya pelibatan


masyarakat dan campur tangan pemerintah.

 Pemerintah perlu
melibatkan masyarakat
dalam setiap program
yang menyentuh
masyarakat sebagai
objeknya baik pada
tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan
pemeliharaan.

 Dalam pelibatan
masyarakat, pemerintah
perlu memperhatikan
karakteristik masyarakat,
agar program yang dilaksanakan dirasakan merata oleh seluruh masyarakat.

 Terdapat beberapa hal yang menjadi tanggungjawab pihak pemerintah dalam


penataan lingkungan permukiman kumuh, yaitu:

 Memfasilitasi pelaksanaan program denganmemberikan pendanaan dan


bantuan teknis untuk membantu masyarakat dalam hal teknis
pembangunan.

 Melakukan pengontrolan secara rutin dan berkelanjutan terhadap fungsi dan


kinerja BKM yang sudah dibuat di masing-masing kelurahan.

 Memberikan sosialisasi tentang program yang dilaksanakan dan penyuluhan


tentang lingkungan yang sehat.

 Dan pentingnya partisipasi kepada masyarakat secara berkesinambungan


agar masyarakat mau bekerja sama.

 Dalam membentuk lingkungan yang sehat dipermukimannya.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 48


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber : RTRW Kota Samarinda, 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 49


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.8 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Samarinda

2.3 SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

2.3.1 Migrasi

Kota Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kaltim tentu memiliki infrastruktur yang
memadai, seperti infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perdagangan/jasa.
Kelengkapan infrastruktur ini mendorong arus migrasi yang sangat cepat,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan.
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Samarinda mencapai 805.686 jiwa
dengan kepadatan rata-rata 1.122 jiwa/km2

Dampak dari migrasi penduduk yakni menurunnya tingkat kesejahteraan dan


daya beli masyarakat, meningkatnya beban pemerintah terhadap penyediaan
fasilitas kesehatan, pendidikan dan infrastruktur pembangunan

2.3.2 PDRB

Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah atau


jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha pada
suatu daerah dalam satu tahun. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada tahun tersebut, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
tertentu sebagai dasar (tahun 2000). PDRB atas dasar harga berlaku terutama
digunakan untuk melihat pergeseran stuktur ekonomi, sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun. Struktur ekonomi Kota Samarinda di tahun 2013 baik dengan
migas maupun tanpa migas tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,
hanya mengalami fluktuasi yang sangat kecil. Pada Tahun 2013 kegiatan
perekonomian di Kota Samarinda tetap bertumbuh. Pada tahun 2013
pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda sebesar 5,59 %, angka pertumbuhan ini
tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi rata-rata Kota
Samarinda selama periode tahun 2002-2013 mencapai 7,13 % per tahun,
diharapkan pertumbuhan ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Kota Samarinda.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 50


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.9 Distribusi Persentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (%)

Gambar 2.10 PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(Juta Rp)

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 51


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2. 25
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Samarinda (Juta Rupiah), 2011 – 2013

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013


1 Pertanian 502.584,72 518.473,84 644.560,99
2 Pertambangan & Penggalian 6.960.730,63 5.287.722,21 5.016.924,12
3 Industri Pengolahan 4.859.418,77 5.111.545,97 5.796.137,91
4 Listrik, Gas dan Air Minum 306.709,63 355.527,90 386.500,97
5 Bangunan dan Konstruksi 1.347.661,45 1.535.525,46 1.839.089,74
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 10.241.708,90 12.782.867,99 15.928.660,50
7 Pengangkutan & Komunikasi 2.479.356,92 2.573.441,03 2.984.912,63
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 3.438.977,01 4.135.627,24 4.841.167,34
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 3.130.546,01 3.518.484,88 4.124.590,93
PDRB Dengan Migas 33.267.694,05 35.819.216,53 41.562.545,13
PDRB Tanpa Migas 33.215.387,20 35.768.351,25 41.521.072,51

Sumber : Samarinda Dalam Angka Tahun 2014

Distribusi Presentasi Produk Domestik regional Bruto Kota Samarinda dari tahun
ke tahun sebagian lapangan usaha mengalami mengalami penurunan dan usaha
lainnya mengalami peningkatan. Peningkatan distribusi presentasi Produk
Domestik Regional Bruto pada tahun 2013 terdapat di lapangan usaha
perdagangan, restoran dan hotel yaitu sebesar 38,32 % sedangkan distribusi
Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2011 terendahi terdapat di lapangan
usaha pertanian yaitu sebesar 1,55 %

Tabel 2. 26
Distribusi Presentasi Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku (%) 2011-2013
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013
1 Pertanian 1,51 1,45 1,55
2 Pertambangan & Penggalian 20,92 14,76 12,07
3 Industri Pengolahan 14,61 14,27 13,95
4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,92 0,99 0,93
5 Bangunan dan Konstruksi 4,05 4,29 4,42
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 30,79 35,69 38,32
7 Pengangkutan & Komunikasi 7,45 7,18 7,18
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,34 11,55 11,65
9 Jasa-Jasa 9,41 9,82 9,92
PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber : Samarinda Dalam Angka Tahun 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 52


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Selain itu PDRB atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan
mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2011 PDRB atas
dasar harga konstan dengan migas sebesar 13.547.935,43 mengalami
peningkatan pada tahun 2013 sebesar 14.801.018,09. Selain itu pada tahun 2011
PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas sebesar 13.511.502,10 mengalami
peningkatan pada tahun 2013 sebesar 14.773.901,47.

Tabel 2. 27
Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp) 2011-2013
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013
1 Pertanian 244.845,13 236.638,64 266.135,37
2 Pertambangan & Penggalian 1.799.976,77 1.416.589,49 1.249.946,57
3 Industri Pengolahan 2.621.996,18 2.710.084,93 2.829.287,29
4 Listrik, Gas dan Air Minum 147.870,08 166.471,91 178.326,29
5 Bangunan dan Konstruksi 711.636,41 769.014,62 860.780,43
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 3.477.318,30 3.820.205,81 4.188.856,89
7 Pengangkutan & Komunikasi 1.444.536,97 1.477.492,94 1.531.217,41
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 1.509.368,62 1.688.682,69 1.859.344,69
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.590.386,96 1.732.822,36 1.837.123,14
PDRB Dengan Migas 13.547.935,43 14.018.003,39 14.801.018,09
PDRB Tanpa Migas 13.511.502,10 13.984.652,78 14.773.901,47

Sumber : Samarinda Dalam Angka Tahun 2014

PDRB ini dikurangi penyusutan dan PDRB netto kemudian dibagi dengan jumlah
pendudukper tengah tahunan,maka akan menggambarkan tinngkat pendapatan
per kapita penduduk. Untuk Kota Samarindagambaran pendapatan per kapita
penduduk adalah sebagai berikut :
Tabel 2.28
Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita
Kota Samarinda tahun 2011 – 2013 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 (X Rp. 1000.000)
Naik/ Naik/
No Uraian 2011 2012 2013
Turun Turun
1 PDRB 13,547,935.43 14,018,003.39 470,067.96 14,801,018.09 783,014.70
2 Penyusutan 460,731.98 476,717.84 15,985.86 503,346.25 26,628.41
3 PDRB Neto Atas 13,087,203.44 13,541,285.55 454,082.11 14,297,671.85 756,386.30
Dasar Harga Pasar
4 Pajak Tidak Langsung 365,580.61 378,265.04 12,684.43 399,394.09 21,129.05
5 PDRB Netto Atas 12,721,622.83 13,163,020.52 441,397.69 13,898,277.76 735,257.24
Dasar Faktor Produksi
6 Jumlah Penduduk 756,687.00 781,313.00 24,626.00 805,688.00 24,375.00
Pertengahan Tahun

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 53


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

7 PDRB Perkapita 17,904,279.00 17,941,597.00 37,318.00 18,370,657.00 429,060.00


8 PDRB Netto Perkapita 16,812,265.00 16,847,307.00 35,042.00 17,250,198.00 402,891.00

Sumber : Samarinda Dalam Angka Tahun 2014


Tabel 2. 29
Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan
Perkapita Kota Samarinda, 2011 – 2013 Atas Dasar Harga Berlaku (X Rp.1.000.000)
Naik/ Naik/
No Uraian 2011 2012 2013
Turun Turun
1 PDRB 33,267,694.05 35,819,261.53 2,551,567.48 41,562,545.13 5,743,283.60
2 Penyusutan 753,317.81 777,437.39 24,119.58 902,093.34 124,655.95
3 PDRB Neto Atas 35,514,376.24 35,041,779.14 -472,597.10 40,660,451.79 5,618,672.65
Dasar Harga
Pasar
4 Pajak Tidak 635,663.17 642,793.13 7,129.96 745,859.93 103,066.80
Langsung
5 PDRB Netto Atas 31,878,713.07 34,398,986.01 2,520,272.94 39,914,591.86 5,515,605.85
Dasar Faktor
Produksi
6 Jumlah Penduduk 756,687.00 781,313.00 24,626.00 805,688.00 24,375.00
Pertengahan
Tahun
7 PDRB Perkapita 43,964,934.00 45,844,900.00 1,879,966.00 51,586,402.00 5,741,502.00
8 PDRB Netto 42,129,325.00 44,027,151.00 1,897,826.00 49,541,003.00 5,513,852.00
Perkapita
Sumber : Samarinda Dalam Angka Tahun 2014

2.3.3 Mata Pencaharian Penduduk

2.3.3.1 Perkebunan

Pada tahun 2013, kelapa sawit merupakan tanaman dengan produksi terbanyak,
tanaman ini juga terus mengalami peningkatan mulai dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013. Produksi tahun 2013 meningkat hingga 122 %. Produksi
tanaman ini mencapai 2.911 ton pada tahun 2013 ini.

Tabel 2.30
Jumlah Kepala Keluarga Yang Berusaha Sektor Perkebunan
Kota Samarinda 2009-2013

Jenis Tahun
No
Tanaman
2009 2010 2011 2012 2013
1 Karet 781 780 545 509 514
2 Kelapa 5.512 4.789 3.850 3.742 3.638
3 Kelapa Sawit - - 606 691 758
4 Coklat 655 627 141 135 88

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 54


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

5 Kopi 2.064 2.001 1.813 1.811 1.311


6 Lada 401 401 310 163 172
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.3.3.2 Perikanan

Perikanan merupakan sektor unggulan dalam hal pemenuhan protein bagi


masyarakat. Tidak terkecuali bagi masyarakat Kota Samarinda. Sektor perikanan
laut dan perikanan darat di Kota Samarinda memiliki potensi dan prospek yang
cukup menjanjikan. Perikanan darat mengalami kecenderungan yang terus
meningkat.

Gambar 2.11 Grafik Produksi Perikanan Kota Samarinda Tahun 2011- 2013

Pada tahun 2013, produksi perikanan darat mencapai 5.441 ton. Berbeda halnya
dengan perikanan laut yang justru terus turun produksinya dari 8.267 ton pada
tahun 2011, tahun 2012 produksinya 8.168 ton dan tahun 2013 menjadi 7.779 ton.

Tujuan pembangunan sektor perikanan berdasarkan pada pendekatan terpadu,


pemanfaatan optimal, keunggulan yang dikembangkan dalam wawasan bisnis dan
industri (industri perikanan). Terbatasnya sarana dan prasarana dalam bidang
perikanan antara lain tempat pelelangan ikan, pelabuhan dan Cold Storage.

Tabel 2.31
Banyaknya Petani Yang Berusaha di Sektor Perikanan
Jumlah
No Kegiatan Obyek Pelayanan/ Alat Operasional
Pelaku
1 Budi daya ikan air Kolam, 160 -
tawar keramba
2 Penangkapan di Rawa, waduk, 454 Tradisional
perairan umum sungai
(sungai)

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 55


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Jumlah
No Kegiatan Obyek Pelayanan/ Alat Operasional
Pelaku
3 Penangkapan di Laut, selat, 2.898 794 alat tangkap
perairan laut muara 53 motor tempel
711 kapal motor
4 Pemasaran hasil- TPI Selili 1.324 1.052 orang, diantaranya
hasil perikanan 17 agen ikan sungai, 23
agen ikan laut dan 1.012
pengecer ikan
5 Pengelola hasil Pabrik 1. Perusahaan Ekspor
perikanan amplang, 2. Perusahaan tujuan antara pulau
pengelolaan 3. Perusahaan tujuan antar pulau dan lokal
ikan asin 4. Kopersi tujuan antar pulau dan ekspor
5. Kopersi tujuan ekspor
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.3.3.3 Industri

Keadaan industri Kota Samarinda pada tahun 2013 mengalami peningkatan


dibanding tahun sebelumnya. Jumlah industri hasil hutan, kimia, pulp dan kertas
sebanyak 501 buah, dengan tenaga kerja sebanyak 4.276 dan investasi mencapai
112,89 milyar rupiah. Banyaknya industri logam, mesin perekayasaan dan
elektronika ada 472.

Tabel 2.32
Keadaan Industri di Kota Samarinda, 2013
No Uraian Unit Usaha Tenaga Kerja
Industri Hasil Hutan,
1 501 4.276
Kimia, Pulp dan Kertas
Industri Logam, Mesin,
2 Perekayasaan dan 472 4.393
Elektronika
3 Agro Industri dan Aneka 249 2.090
2013 1.222 10.759
2012 1.175 10.168
Jumlah 2011 1.123 9.522
2010 1.086 9.145
2009 1.033 8.876
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.3.4 Kesehatan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan


Sebagian penduduk di perkotaan bertempat tinggal di kawasan pemukiman padat
yang cenderung memiliki lingkungan yang kurang terpelihara dan penyediaan
prasarana dasar yang terbatas. Pemecahan masalah ketersediaan prasarana

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 56


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

dasar pemukiman perkotaan yang padat adalah meningkatkan partisipasi


masyarakat, sehingga tumbuh kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kualitas
lingkungan. Upaya penyediaan prasarana air bersih dan sanitasi yang sesuai
kebutuhan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah pencemaran
lingkungan. Arahan pengembangan prasarana dasar di Kota Samarinda salah
satunya adalah meningkatkan cakupan pelayanan air bersih PDAM.

2.3.5 Adat Istiadat, Sejarah dan Budaya

Wilayah Samarinda termasuk pula ke dalam wilayah kerajaan Kutai Kartanegara.


Akan tetapi saat itu belum ada sebuah desa pun berdiri. Berdirinya Kota
Samarinda tidak terlepas dari hijrah orang-orang Bugis Wajo, Sulawesi
Selatan.Merkalah yang membangun Samarinda.

Suku Dayak yang bermukim di pedalaman Pulau Kalimantan memang memiliki


banyak budaya yang unik dan sangat berbeda dengan suku-suku lainnya di
Indonesia.

Diantara banyaknya suku yang ada di wilayah Kaltim salah satunya yang
diresmikan sebagai desa budaya adalah Desa Pampang, pemerintah merasa
antusias bahwa desa ini memiliki kegiatan positif yang bisa menjadi aset wisata
unggulan. Melalui desa ini pemerintah berharap desa ini bisa terus melestarikan
adat istiadat dan budaya masyarakat Dayak. Untuk kategori ini, Budaya Pampang
merupakan objek wisata yang lebih terkenal di banding objek yang lain.
Kebudayaan dan gaya hidup penduduk sekitar yang merupakan suku dayak
menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang dari dalam maupun luar negeri.
Selain Budaya Pampang, Pelas Tahun, Masjid Tua dan Masjid Raya Darussalam
termasuk daya tarik wisata dalam kategori adat istiadat, sejarah dan budaya.

2.4 SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN

2.4.1 Sarana Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan


manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara
langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Hingga tahun 2013, pemerintah Kota Samarinda telah membangun 23 unit


puskesmas dan 43 unit puskesmas pembantu.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 57


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber data : Samarinda Dalam Angka 2014


Gambar 2.12 Banyaknya Fasilitas Kesehatan

Tabel 2.33
Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya Kota Samarinda 2009 - 2013
Fasilitas Kesehatan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Klinik/Balai Pengobatan 19 19 41 41 42
BKIA - - - - -
Puskesmas Pembantu 41 43 43 43 43
Rumah Sakit Umum 7 7 7 7 9
Rumah Sakit Bersalin 5 5 4 5 6
Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1 1
Rumah Sakit Bedah - - - - -
Dokter Praktek 198 143 182 535 546
Apotek 26 66 - 136 158
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Samarinda

Tabel 2.34
Banyaknya Kelahiran, Kematian dan Kematian Bayi Menurut Status
Rumah Sakit Kota Samarinda, 2013

Rumah Sakit Kelahiran Kematian Kematian Bayi


Rumah Sakit Umum 3.277 1.708 97
Pemerintah
Rumah Sakit Swasta 5.201 679 100
Rumah Sakit Bersalin 17 0 13
Rumah Sakit Jiwa 0 0 0
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 58


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.4.2 Data Penyakit

Dari data 9 penyakit terbesar menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap


tahun. Artinya, sebab penyakit sangat terkait dengan kondisi lingkungan.
Penyembuhan medis semata-mata tidak mencukup kalau tidak membenahi
lingkungan, dalam hal ini debu, asap, dan lain-lain yang diakibatkan oleh tambang
batubara. Dalam hal kondisi demikian, penting diarahkan untuk menangani 9
(sembilan) penyakit terbesar, baik secara medis maupun non medis denga
membenahi lingkungan sosial yang menjadi penyebabnya.

Tabel 2.35
9 Penyakit Terbesar di Kota Samarinda
Tahun
Jenis Penyakit
2013
ISPA 181.149
Gastritis / disperia 77.216
Myalgia / rhematoid 68.125
HipertensiPrimer 74.593
Pharingitis 39.664
Dermatitis Alergica 32.737
Dermatitis Infectif 17.702
Penyakit Regeneratif 26.610
lainnya
Penyakit infektif lainnya 16.833
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Samarinda 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Samarinda 2014


Gambar 2.13 Diagram 9 Penyakit Terbesar di Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 59


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.5 RUANG DAN LAHAN


2.5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Bentuk struktur ruang Kota Samarinda ditinjau kondisi eksisting perkembangan
kota dan rencana pengembangan sistem pusat pelayanannya, menuju pada
bentuk Polycentric city.

Perkembangan Kota Samarinda yang pada awalnya terkonsentrasi di Wilayah


Kecamatan Samarinda Kota, mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat
pelayanan tidak efisien lagi. Perkembangan Kota Samarinda membutuhkan lebih
dari satu pusat pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota
atau distribusi penduduk. Fungsi pelayanan CBD diambil alih oleh pusat
pelayanan baru yang dinamakan sub pusat kota (regional centre) atau pusat
bagian wilayah kota. Sementara itu, CBD secara berangsur-angsur berubah dari
pusat pelayanan retail (eceran) menjadi kompleks kegiatan perkantoran komersial
yang daya jangkauan pelayanannya dapat mencakup bukan wilayah kota saja,
tetapi wilayah sekeliling kota yang disebut juga wilayah pengaruh kota.

CBD dan beberapa sub pusat kota atau pusat bagian wilayah kota (regional
centre) akan membentuk kota menjadi polycentric city atau cenderung seperti
multiple nuclei city, yang terdiri dari:

a. CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran;
b. Inner sub urban (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang tadinya
dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah berkembang
sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi dilayani oleh sub pusat
kota;

c. Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai
perkembangan kota;

d. Outer sub urban (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan
wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota;

e. Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang secara
berangsur-angsur tidak menunjukkan bentuk kota lagi, melainkan mengarah
ke bentuk pedesaan (rural area).

2.5.2 Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di Kota Samarinda saat ini meliputi penggunaan untuk


kawasan lindung dan penggunaan lahan untuk kawasan budidaya. Penggunaan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 60


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

lahan untuk kegiatan lindung meliputi sempadan pantai, danau/situ, dan


sempadan sungai. Sedangkan penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya
meliputi permukiman, Peraturan Daerahgangan dan jasa, industri, pertanian lahan
basah, pertanian lahan kering, perkebunan, pertambangan, hutan, dan lain-lain.
Penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
penggunaan untuk kegiatan terbangun dan penggunaan untuk kegiatan tidak
terbangun.

Lahan di Kota Samarinda dengan luas mencapai 718,00 Km2 sebagian besar
berupa Semak Belukar seluas 23.421,08 Ha dan Hutan seluas 20.360,83 Ha.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.36
Penggunaan Lahan di Kota Samarinda

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%)

1 Danau/Waduk 433,05 0,60

2 Hutan 20.360,83 28,38

3 Industri 456,22 0,63

4 Lapangan Golf 95,62 0,13

5 Peraturan Daerahgangan dan Jasa 547,10 0,76

6 Perkebunan 5,67 0,008

7 Permukiman 12.383,94 17,26

8 Pertanian Lahan Basah 2.788,07 3,88

9 Pertanian Lahan Kering 427,37 0,59

10 Semak Belukar 23.421,08 32,65

11 Sungai 2.659,96 3,70

12 Tambang 3.867,77 5,39

13 Tanah Kosong 1.052,35 1,46

14 Tegalan 3.227,60 4,50

Luas Total 71.726,64 100


Sumber: - Hasil Digitasi Peta Citra Kota Samarinda, 2014
-Penggunaan Lahan Kota Samarinda, 2011

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 61


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.14 Peta Penggunaan Lahan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 62


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.5.3 Rumusan Kebijakan Pengembangan Sistem Pusat-pusat Pelayanan Kota

Muatan pokok Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


diantaranya menjelaskan bahwa:

 Produk perencanaan tata ruang tidak hanya bersifat Administratif akan tetapi
juga mengatur perencanaan tata ruang yang bersifat fungsional dan di
klasifikasikan ke dalam Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang.

 Penataan Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dilakukan


secara berjenjang dan komplementer sehingga saling melengkapi satu dengan
yang lain, bersinergi, dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dalam
penyelenggaraannya.

Mengacu pada muatan pokok Undang – Undang Penataan Ruang tersebut diatas,
maka dalam proses pengambilan keputusan penyusunan RTRW Kota Samarinda,
tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang telah telah ditetapkan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur. Rumusan kebijakan dalam RTRW Kalimantan Timur yang
terkait dengan peranan Kota Samarinda, adalah:

1) Kedudukan Kota Samarinda dalam Sistem Perkotaan KALTIM, adalah


sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);

2) Kedudukan Kota Samarinda dalam Kawasan Strategis Nasional, menurut


Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, adalah:
sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-
Sanga, Muara Jawa, Balikpapan (KAPET SASAMBA);

3) Kedudukan Kota Samarinda dalam Kawasan Andalan Bontang – Samarinda -


Tenggarong, Balikpapan – Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam) adalah:
sebagai kawasan pengembangan sektor unggulan industri, perkebunan,
pertambangan, kehutanan, perikanan dan pariwisata.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 63


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.37
Rencana sistem Pusat-Pusat Pelayanan Kota Samarinda

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 64


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 65


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.15 Peta Rencana Struktur Ruang

2.5.3.1 Rencana Pusat Pelayanan Kota (PPK)

Pusat kota merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi. Jika dilihat dari fungsinya, pusat kota merupakan
tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di
belakangnya, mensuplainya dengan barang-barang dan jasa-jasa pelayanan,
jasa-jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik dan menurun tergantung pada
ambang batas barang permintaan.

Rencana Pusat Pelayanan Kota (PPK) Samarinda, diarahkan di Wilayah


Kecamatan Samarinda Kota, yaitu di Kelurahan Bugis, dan Kecamatan Samarinda
Ulu, yaitu di Kelurahan Sidodadi, dengan arahan fungsi utama pelayanan sebagai:

1. Pusat Pemerintahan Kota Samarinda;

2. Pusat Perdagangan dan Jasa skala pelayanan regional;

3. Pusat Pelayanan Umum untuk skala pelayanan Kota Samarinda;

4. Pusat Pelayanan Transportasi Darat skala pelayanan Kota Samarinda (terminal


type B).

Terkait dengan eksisting fungsi pelayanan PPK (CBD) yang relatif padat di
Wilayah Kecamatan Samarinda Kota, maka ditetapkan beberapa kebijakan
pengurangan fungsi kawasan PPK, yang berskala pelayanan regional dan
nasional, diantaranya adalah:

1. Alternatif pengembangan Kawasan Makroman sebagai Kawasan Pusat


Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur;

2. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Nasional, dan pergudangan di Wilayah


Kecamatan Palaran;

3. Pembangunan Stadion Olah Raga di Kecamatan Palaran;

4. Pembangunan terminal type A;

5. Pengembangan kegiatan perdagangan di Kecamatan Sungai Pinang;

6. Pembangunan Bandara Internasional Samarinda di Kecamatan Samarinda


Utara;

7. Larangan Pemberian izin Pembangunan Perumahan baru di Wilayah


Kecamatan Samarinda Kota, dan lainnya.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 66


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.5.3.2 Rencana sub-Pusat Pelayanan Kota (SPPK)

Sub-pusat pelayanan kota adalah suatu pusat yang memberikan pelayanan


kepada penduduk dan aktivitas sebagian wilayah kota, dimana ia memiliki hirarki,
fungsi, skala, serta wilayah pelayanan yang lebih rendah dari pusat kota, tetapi
lebih tinggi dari pusat lingkungan.

Kawasan SPPK, dicirikan dengan adanya jenis-jenis kegiatan yang memiliki skala
pelayanan kota, regional, dan nasional untuk sektor-sektor kegiatan tertentu yang
berifat tidak dominan pada kawasan yang bersangkutan. Pengembangan dan
peningkatan status pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan di Wilayah Kota
Samarinda, perlu dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

1. Padatnya intensitas pemanfaatan ruang pada kawasan PKK (Wilayah


Kecamatan Samarinda Kota), untuk skala pelayanan regional dan nasional;

2. Dalam rangka penyebaran pengembangan wilayah, dan pengembangan


potensi wilayah.

Atas dasar eksisting perkembangan pembangunan pada kawasan PPK, dan


perkembangan pembangunan di luar kawasan PPK, maka rencana
pengembangan kawasan SPPK di Wilayah Kota Samarinda, meliputi:

1. Sub Pusat Pelayanan Kota I berfungsi sebagai perdagangan dan jasa skala
kota di Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Seberang, Kelurahan
Rawa Makmur Kecamatan Palaran dan Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan
Loajanan Ilir untuk fungsi; dan

2. Sub Pusat Pelayanan Kota II berfungsi sebagai pusat pemerintahan,


pelayanan kesehatan skala kecamatan, pelayanan pendidikan, di Kecamatan
Palaran, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Loa Janan Ilir,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan
Samarinda Ilir, Kecamatan Sambutan, Kecamatan Sungai Kunjang,
Kecamatan Sungai Pinang dan Kecamatan Samarinda Utara.

Rencana pengembangan fungsi-fungsi pelayanan dari setiap SPPK seiring


dengan perkembangan pembangunan saat ini dan kecenderungan perkembangan
di masa mendatang, adalah:

1. Kecamatan Palaran, dengan fungsi utama sebagai kawasan pengembangan


Pelabuhan, pergudangan, dan transportasi regional.

2. Kecamatan Samarinda Seberang, dengan fungsi utama untuk pengembangan


kegiatan industri, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 67


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

3. Kecamatan Samarinda Ulu, dengan fungsi utama untuk pengembangan


kegiatan industri, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional;

4. Kecamatan Sungai Pinang, 61dengan fungsi utama sebagai kawasan


pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa, industri skala pelayanan
regional;

5. Kecamatan Samarinda Utara, dengan fungsi utama sebagai kawasan


Pelayanan transportasi udara, dan pelayanan Stasiun KA.

2.5.3.3 Rencana Pusat Lingkungan (PL)

Mempunyai skala pelayanan yang lebih kecil dari kedua pusat pelayanan di atas.
Pusat Lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi
lingkungan kota. Ciri utama pada kawasan Pusat Lingkungan (PL), adalah skala
pelayanan jenis kegiatan yang ada pada kawasan Pusat Lingkungan,
diperuntukan untuk skala pelayanan kegiatan lingkup pemukiman setingkat
kecamatan, kelurahan, dan RW.

Wilayah kecamatan di Kota Samarinda, yang diarahkan sebagai pusat-pusat


pelayanan lingkungan (PL), adalah:

1. Pusat Lingkungan I di Kelurahan Sempaja Utara dan sebagian Kelurahan


Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara;

2. Pusat Lingkungan II di Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Bandara dan


sebagian Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kecamatan Sungai Pinang;

3. Pusat Lingkungan III di Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Gunung Kelua,


Kelurahan Air Hitam, Kelurahan Air Putih, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, dan
sebagian Kelurahan Jawa Kecamatan Samarinda Ulu;

4. Pusat Lingkungan IV di Kelurahan Karang Mumus, Kelurahan Pelabuhan,


Kelurahan Pasar Pagi, Kelurahan Bugis, Kelurahan Sungai Pinang Luar
Kecamatan Samarinda Kota;

5. Pusat Lingkungan V di Kelurahan Pelita, Kelurahan Sungai Dama, dan


sebagian Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir;

6. Pusat Lingkungan VI di Kelurahan Sambutan dan sebagian Kelurahan


Makroman Kecamatan Sambutan;

7. Pusat Lingkungan VII di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kelurahan Karang Asam
Ulu, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kelurahan Loa Bakung dan sebagian
Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 68


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

8. Pusat Lingkungan VIII di Kelurahan Sengkotek dan sebagian Kelurahan


Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan Ilir;

9. Pusat Lingkungan IX di Kelurahan Mesjid, Kelurahan Sungai Keledang,


Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang;

10. Pusat Lingkungan X di Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Bukuan, dan


sebagian Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran.

2.5.3.4 Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kota

1. Rencana sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki, sebagaimana dijelaskan pada gambar 2.17 dan
gambar 2.18.

Sumber : RTRW Kota Samarinda 2014-2034

Gambar 2.16 Hubungan Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam
Sistem Jaringan Jalan Primer

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 69


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber : RTRW Kota Samarinda, 2014-2034

Gambar 2.17 Hubungan Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam
Sistem Jaringan Jalan Sekunder

2. Rencana Jaringan Transportasi air

Pelayanan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, terdiri dari:


pelabuhan dan alur pelayaran angkutan sungai dan danau; pelabuhan dan alur
pelayaran lintas penyeberangan.

 Pelabuhan dan Alur Pelayaran Angkutan Sungai dan Danau

 Pelabuhan dan Alur Pelayaran Lintas Penyeberangan

2.5.3.5 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Potensi dan pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Wilayah Kota
Samarinda, meliputi:

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 70


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

a. Wilayah sungai;
b. Jaringan air baku;
c. Sistem jaringan irigasi; dan
d. Sistem pengendalian banjir.
(1) Jaringan SDA Wilayah Sungai, meliputi:

 Sungai Mahakam yang melintasi Kecamatan Palaran, Samarinda


Seberang, Loa Janan Ilir, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda
Kota, Samarinda Ilir dan Sambutan;

 Sungai Karang Mumus yang melintasi Kecamatan Samarinda Ilir,


Samarinda Kota, Samarinda Ulu, Sungai Pinang, dan Samarinda
Utara;

 Sungai Karang Asam Besar yang melintasi Kecamatan Sungai


Kunjang; dan

 Sungai Karang Asam Kecil yang melintasi Kecamatan Sungai


Kunjang.

(2) Jaringan dan prasarana air baku, terdiri atas:

 Sungai-sungai yang melintasi kota yang melalui Kelurahan Karang


Mumus, Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Pelita, Kelurahan
Bandara, dan Kelurahan Gunung Lingai;

 Waduk yaitu Waduk Benanga yang terletak di Kelurahan Lempake


Kecamatan Samarinda Utara; dan

 Embung yang terletak di Kelurahan Lempake, Kelurahan Tanah Merah


dan Kelurahan Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara.

(3) Sistem jaringan irigasi dilayani oleh Daerah Irigasi (DI) seluas 3.212,07
hektar meliputi:

g. Kecamatan Samarinda Utara seluas 1.027,95 hektar:

- DI Lempake;
- DI Lempake Jaya;
- DI Tanah Merah;
- DI Sungai Siring;
- DI Pampang;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 71


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

- DI Muang Dalam;
- DI Muang Datu;
- DI Bayur.

h. Kecamatan Sambutan seluas 736,3 hektar:


- DI Makroman;
- DI Sambutan;
- DI Sindang Sari;
- DI Pulau Atas.
i. DI Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang seluas 78,07 hektar;
j. DI Belimau Kecamatan Samarinda Ulu 55,5 hektar;
k. Kecamatan Loa Janan Ilir seluas 228,5 hektar:
- DI Loa Hui;
- DI Tani Aman.
l. Kecamatan Palaran seluas 1.085,75 hektar:
- DI Handil Bakti;
- DI Simpang Arang;
- DI Rawa Makmur;
- DI Bukuan;
- DI Simpang Pasir;
- DI Bentuas Dalam;
- DI Bentuas Luar Kanan;
- DI Bentuas Luar Kiri.

(4) Sistem pengendalian banjir di Kota Samarinda diarahkan dengan cara


pembuatan kolam retensi dan kolam detensi untuk menampung luapan
air yang terletak di Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ulu, dan
Sungai Pinang.

2.5.3.6 Rencana Pengembangan Infrastruktur

1. Sistem Penyediaan Air Minum

Dalam hal sistem penyediaan air bersih bagi Kota Samarinda, PDAM
merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang memegang peranan utama
baik dalam hal penyediaan dan pendistribusian air bersih. Dengan cakupan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 72


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

pelayanan yang luas, sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah
(kelurahan) yang masih belum terlayani secara maksimal melalui sistem
perpipaan. Untuk itu, penduduk yang ada di pinggiran Kota Samarinda serta
daerah-daerah yang belum/sulit terjangkau oleh jaringan pipa PDAM, umumnya
dilayani melalui sistem non perpipaan misalnya dengan pengadaan mobil tanki,
sumur bor dan juga terminal air.

Sistem penyediaan air minum mencakup sistem jaringan perpipaan dan/atau


bukan jaringan perpipaan, dengan rencana pengembangan meliputi:

a. Mengembangkan rencana sistem penyediaan air minum dengan perpipaan


untuk seluruh wilayah kota;

b. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distribusi air minum untuk seluruh


wilayah kota;

c. Memperbaiki jaringan pipa air bersih secara bertahap, meningkatkan


manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air minum;

d. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam


penyelenggaraan pengembangan sistem air bersih untuk air minum; dan

e. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan air bersih.

Potensi pelayanan sistem penyediaan air minum perpipaan di wilayah Kota


Samarinda, terdiri atas:

1. IPA Unit Bengkuring II di Kelurahan Sempaja Selatan dengan kapasitas 60


lt/det;

2. IPA Unit Pulau Atas di Kelurahan Pulau Atas dengan kapasitas 20 lt/det;

3. IPA Unit I Cendana di Kelurahan Teluk Lerong Ulu dengan kapasitas 300
lt/det;

4. IPA Unit II Tirta Kencana di Kelurahan Bugis dengan kapasitas 50 lt/det;

5. IPA Unit II Samarinda Seberang di Kelurahan Baqa dengan kapasitas 25


lt/det;

6. IPA Unit II Palaran di Kelurahan Simpang Pasir dengan kapasitas 15 lt/det

7. IPA Unit Lempake di Kelurahan Lempake dengan kapasitas 6 lt/det;

8. IPA Unit Selili di Kelurahan Selili dengan kapasitas 125 lt/det;

9. IPA Unit Bendang I di Kelurahan Loa Buah dengan kapasitas 400 lt/det

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 73


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

10. IPA Unit Gunung Lipan di Kelurahan Harapan Baru dengan kapasitas 200
lt/det;

11. IPA Unit Sungai Kapih di Kelurahan Sungai Kapih dengan kapasitas 250
lt/det;

12. Ranting IPA Unit Cendana 600 ltr/detik.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 74


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014-2034

Gambar 2.18 Peta Rencana Jaringan air Minum

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 75


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2. Sistem Pengelolaan Limbah

 Rencana sistem pembuangan air limbah rumah tangga baik individual


maupun komunal meliputi:

a. Pemakaian sistem pengolahan sanitasi terpusat (off site sanitation) untuk


daerah kepadatan tinggi atau sangat tinggi di Kecamatan Samarinda Ulu;
dan

b. Pemakaian sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual


diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan rendah di Kecamatan
Palaran, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kecamatan Sambutan, dan
Kecamatan Samarinda Utara.

 Peningkatan layanan pengelolaan limbah, meliputi instalasi pengolahan


limbah (IPAL) Jelawat di Kelurahan Karang Mumus Kecamatan Samarinda
Ilir dan IPAL.

 Peningkatan layanan pengelolaan limbah tinja (IPLT) yang terletak di


Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu dengan kapasitas
kurang lebih 20 M3/hari.

 Peningkatan layanan pengelolaan air limbah meliputi perencanaan dan


pengelolaan air limbah kawasan padat penduduk di Kelurahan Rawa
Makmur Kecamatan Palaran, Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Loa
Janan Ilir, Kelurahan Sindang Sari Kecamatan Sambutan, dan Kelurahan
Mesjid Kecamatan Samarinda Seberang.

3. Sistem Persampahan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis


(Pemanfaatan sampah), yaitu menciptakan industri baru atau industri kreatif,

2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi


lingkungan hidup.

Permendagri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah, mengarahkan


Pemerintah daerah dalam menangani sampah dilakukan dengan cara:

 Pemilahan, dilakukan:

- Melalui memilah sampah rumah tangga sesuai dengan jenis sampah.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 76


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

- Dengan menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan anorganik di


setiap rumah tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas
lainnya.

 Pengumpulan, dilakukan sejak pemindahan sampah dari tempat sampah


rumah tangga ke TPS/TPST sampai ke TPA dengan tetap menjamin
terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah.

 Pengangkutan, dilaksanakan dengan cara:

- Sampah rumah tangga ke TPS/TPST menjadi tanggung jawab lembaga


pengelola sampah yang dibentuk oleh RT/RW;

- Sampah dari TPS/TPST ke TPA, menjadi tanggung jawab pemerintah


daerah;

- Sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,


dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke TPS/TPST
dan/atau TPA, menjadi tanggung jawab pengelola kawasan; dan

- Sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari
sumber sampah dan/atau dari TPS/TPST sampai ke TPA, menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah.

 Pengolahan, dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan


jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST dan di TPA.Pengolahan
sampah memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan.

 Pemrosesan Akhir Sampah, dilakukan dengan pengembalian sampah


dan/atau residu hasil pengolahan ke media lingkungan secara aman.
Pemerintah Daerah berkewajiban:

- Menyediakan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan kebutuhan.

- Penyediaan TPS/TPST dan TPA memenuhi persyaratan teknis sistem


pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang terletak di


Kecamatan Sambutan, Samarinda Utara dan Loa Janan Ilir menggunakan
sistem Sanitary Landfill.

4. Sistem Drainase Kota

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 77


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalamSK Menteri
PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota
adalah: jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian
wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan
lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota. Berdasarkan fisiknya,
sistem drainase, terdiri atas: saluran primer, saluran sekunder, dan saluran
tersier.

Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan drainase, dilakukan dengan


cara:

a. Normalisasi aliran sungai-sungai utama yaitu Sungai Karang Mumus,


Sungai Karang Asam Besar, Sungai Karang Asam Kecil, dan Sungai Rapak
Dalam dengan membuat sodetan/saluran diversi dilengkapi bangunan
pelimpah samping dan pintu-pintu di bagian hilir,serta
penyaringan/penangkapan sampah;

b. Perbaikan dimensi penampang bangunan-bangunan pelengkap seperti:


jembatan dan gorong-gorong di Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan
Sidomulyo, Kelurahan Sempaja Utara, Kelurahan Gunung Lingai, Kelurahan
Lempake, Kelurahan Gunung Kelua, Kelurahan Air Hitam, Kelurahan Baqa,
Kelurahan Rapak Dalam, Kelurahan Air Putih, dan Kelurahan Sidodadi;

c. Kawasan permukiman baru yang dikelola secara pribadi maupun massal,


wajib menyiapkan sistem drainase dan sumur resapan;

d. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam


penyelenggaraan pengembangan sistem drainase; dan

e. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan drainase.

2.5.4 Rencana Kawasan Budidaya

1. Rencana Kawasan Perumahan dan Pemukiman

Peruntukan lahan untuk pengembangan kawasan perumahan dan pemukiman,


disiapkan untuk mendukung perkembangan kebutuhan rumah, yang setiap
tahunnya diproyeksikan akan mengalami peningkatan sebanyak 10.789
sampai 31.603 unit rumah, atau rata-rata antara 4,5 % sampai 8 % unit rumah
pertahun sampai akhir tahun 2033.

Dari hasil proyeksi jumlah kebutuhan rumah, dapat dihitung kebutuhan luas
lahan perumahan dan pemukiman, yang diperinci menurut tipe kaveling kecil,

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 78


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

kaveling sedang, dan kaveling besar. Proporsi pelayanan jumlah kaveling untuk
setiap type, adalah:

 60 % untuk kebutuhan type kecil, ukuran 200 m2;

 30 % untuk kebutuhan type sedang, 300 m2, dan

 10 % untuk kebutuhan type besar, ukuran 500 m2.

Dari hasil proyeksi tabel IV.5., diketahui kebutuhan pengembangan lahan untuk
perumahan dan pemukiman sampai tahun 2033, adalah: antara 251 hektar
sampai 271 hetar per tahun. Sampai tahun 2033, Wilayah Kecamatan
Samarinda Ulu, merupakan wilayah yang paling besar membutuhkan luas
lahan perumahan, yaitu: 2.384 ha, dan Kecamatan Samarida Kota merupakan
wilayah paling sedikit membutuhkan luas lahan pengembangan perumahan
dan pemukiman, yaitu: 648 ha.

Terkait dengan adanya kebutuhan pengembangan lahan perumahan dan


permukiman, RTRW Kota Samarinda mengarahkan lokasi peruntukan lahan
perumahan di beberapa wilayah kecamatan. Dalam hal mengarahkan lokasi
peruntukan lahan pengembangan perumahan, terdapat beberapa
pertimbangan yang melandasi arahan pengembangan peruntuhan lahan
perumahan, diantaranya adalah:

1. Ketersediaan luas lahan budidaya di setiap wilayah kecamatan;

2. Kepadatan jumlah penduduk eksisting, dalam kaitannya dengan


kemampuan daya dukung lahan.

Hasil analisis kebutuhan lahan untuk pengembangan fasilitas perkotaan di


Wilayah Kota Samarinda, menyimpulkan bahwa sampai akhir tahun 2033,
kebutuhan lahan pengembangan kawasan budidaya adalah: 59.839,67 hektar
atau 87,65 % dari luas wilayah Kota Samarinda.

Sedangkan jika dilihat dari tingkat kepadatan jumlah penduduk, lihat gambar
4.5., diketahui terdapat 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Kota,
Kecamatan Loa Janan Ilir, dan Kecamatan Samarinda Seberang, tingkat
kepadatan jumlah penduduknya telah mencapai tingkat kepadatan sangat
tinggi yaitu: 401 jiwa per hektar sampai 706 jiwa per hektar (dilihat berdasarkan
SNI 03-1733-2004), oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan-kebijakan untuk tidak
mengarahkan peruntukan lahan perumahan di 3 (tiga) wilayah kecamatan,
yaitu Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Loa Janan Ilir, dan Kecamatan
Samarinda Seberang.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 79


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Peluang peruntukan pengembangan lahan perumahan, yang membutuhkan


luas lahan 13.397 ha, diantaranya dapat terpenuhi seluas 9.000 ha, yaitu:

1. Kawasan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Wilayah Kecamatan


Palaran, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Loa Janan ilir,
dan Kecamatan Sambutan, dengan luas 4.000 Ha.

2. Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Wilayah


Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan
Sungai Pinang, dengan luas 3.000 Ha.

3. Kawasan perumahan kepadatan rendah diarahkan di Wilayah Kecamatan


Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda
Utara, dengan luas 2.000 Ha.

4. Kekurangan kebutuhan lahan pengembangan perumahan seluas 4.397


ha, dapat diarahkan di wilayah kecamatan lainnya, selain Kecamatan
Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda Seberang, dan Kecamatan Loa
Janan Ilir.

2. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa

Dilihat dari lingkup pelayanannya, rencana pengembangan kegiatan


perdagangan dan jasa, terdiri dari kegiatan dengan lingkup pelayanan
regional, lingkup pelayanan kawasan, dan lingkup pelayanan lingkungan.

A. Kawasan Perdagangan Dan Jasa Lingkup Pelayanan Regional

Sesuai dengan arahan rencana struktur ruang, rencana pengembangan


peruntukan lahan kegiatan perdagangan dan jasa untuk skala pelayanan
regional, diarahkan di Wilayah Kecamatan Samarinda Kota dan
Kecamatan Samarinda Ulu.

B. Kawasan Perdagangan Dan Jasa Lingkup Pelayanan Kawasan/Kota

Diarahkan di Wilayah Kelurahan Bugis, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan


Air Hitam, Kelurahan Air Putih, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kelurahan
Karang Asam Ulu, Kelurahan Teluk Lerong Ulu, dan Kelurahan Baqa.

C. Kawasan Perdagangan Dan Jasa Lingkup Pelayanan Lingkungan

Diarahkan di Wilayah di Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kelurahan


Gunung Lingai, Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Sempaja
Selatan, Kelurahan Sungai Dama, Kelurahan Karang Mumus, Kelurahan
Sidomulyo, Kelurahan Pelabuhan, Kelurahan Pasar Pagi, Kelurahan
Gunung Kelua, Kelurahan Karang Anyar, dan Kelurahan Sengkotek.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 80


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

3. Rencana Kawasan Perkantoran

Kota Samarinda, secara administratif berfungsi sebagai Ibukota Provinsi


Kalimantan Timur, dan fungsi Pusat Pelayanan Pemerintah Kota Samarinda
yang membawahi 10 (sepuluh) kecamatan, dengan 53 (lima puluh tiga)
kelurahan.

Arah pengembangan Kawasan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur


diarahkan di Makroman dan Kawasan Pemerintahan Kota Samarinda di
Samarinda Seberang

Untuk kawasan perkantoran terletak menyatu dan/atau bercampur di antara


kawasan perdagangan dan jasa yang berada di tiap-tiap sub pusat
pelayanan kota di Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Kota, Samarinda
Ilir dan Kecamatan Samarinda Seberang.

4. Rencana Kawasan Industri

Kegiatan industri merupakan suatu kegiatan ekonomi.Mengingat pengaruh


suatu kegiatan ekonomi di dalam ruang kegiatan tidak terbatas pada batas
administratif maka dalam pembangunan industri yang merupakan salah satu
kegiatan ekonomi, juga tidak mengenal batas administrasi. Dengan kata
lain, dalam mendefinisikan satuan lokasi kegiatan industri, pendekatan yang
dilakukan lebih bersifat pengamatan fungsi tertentu baik secara ekonomi
ruang maupun fisik.

Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan kegiatan industri di wilayah


Kota Samarinda dimasa mendatang diarahkan:

 Kawasan Industri di Palaran (Kelurahan Bukuan dan Kelurahan Rawa


Makmur);

 Kawasan Industri di Samarinda Ilir (Kelurahan Makroman).

5. Rencana Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

Kawasan ruang terbuka non hijau yang disyaratkan dapat terwujud di


Wilayah Kota Samarinda, meliputi:

o Ruang terbuka pada bangunan publik maupun swasta dengan fungsi


perkantoran, perdagangan dan jasa yang tersebar di seluruh wilayah
kota;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 81


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

 Ruang terbuka peruntukan area penyediaan lahan parkir, plasa dan


tempat bermain di Kelurahan Gunung Kelua, Kelurahan Bugis, Kelurahan
Pasar Pagi, Kelurahan Pelabuhan, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Air
Hitam, Kelurahan Sambutan, Kelurahan Pelita, Kelurahan Bandara dan
Kelurahan Karang Asam Ilir; dan

 Penyediaan pada permukaan kolam penampungan, bendungan, dan


kolam di kelurahan Lempake, Kelurahan Gunung Kelua, Kelurahan Air
Hitam, dan Kelurahan Air Putih.

6. Rencana Kawasan Kegiatan Sektor Informal

Kawasan peruntukan ruang pengembangan kegiatan sektor informal


diarahkan pada Kawasan Citra Niaga di Kelurahan Pelabuhan Kecamatan
Samarinda Kota. Leading sektor kegiatan sektor informal diarahkan pada
upaya pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan skala usaha mikro,
khusus jenis kegiatan usaha cinderamata.

7. Rencana Kawasan Peruntukan Lainnya

A. Kawasan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian, meliputi upaya untuk pengembangan


pertanian melalui sektor agribisnis. Pemerintah Kota Samarinda
menetapkan kawasan-kawasan agribisnis di Kota Samarinda, dengan
memperhatikan daya dukung dan ketersediaan potensi sumber daya
pada kawasan-kawasan dimaksud.

Lokasi dan jenis pengembangan kawasan pertanian yang diarahkan


dalam RTRW Kota Samarinda, meliputi:

 Kawasan Tanaman Pangan dengan luas keseluruhan kurang lebih


2091,66 hektar

 Kawasan Hortikultura dengan komoditas utama tanaman Palawija di


Kecamatan Palaran;

 Kawasan Perkebunan dengan komoditas utama tanaman kakao di


Kecamatan Samarinda Utara dan kelapa sawit di Kecamatan
Palaran;

 Kawasan Peternakan dengan komoditas utama ternak sapi terletak


di Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran dan Sambutan;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 82


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

 Kawasan Peternakan Unggas terletak di Kecamatan Samarinda


Utara (Kelurahan Tanah Merah dan Sungai Siring), Palaran
(Kelurahan Bantuas) dan Sambutan serta kawasan rumah potong
unggas (RPU) seluas 4,301 hektar terletak di Kelurahan Tanah
Merah Kecamatan Samarinda Utara dan Kelurahan Tani Aman
Kecamatan Loa Janan Ilir seluas 0,5 hektar;

 Kawasan Peternakan Babi dan Rumah Potong Hewan (RPH) babi


seluas 100 hektar di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda
Utara;

 Kawasan RPH Ruminansia seluas 7,311 hektar di Kelurahan Tanah


Merah Kecamatan Samarinda Utara;

 Kawasan Pasar Hewan seluas 10, 942 hektar terletak di Kelurahan


Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara;

 Kawasan Teaching Farm seluas 10,5 hektar di Kelurahan Tanah


Merah Kecamatan Samarinda Utara;

 Kawasan Rumah Kemasan seluas 0,087 hektar di Kelurahan Tanah


Merah Kecamatan Samarinda Utara;

B. Kawasan Minapolitan

Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai


fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan,
pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan atau kegiatan
pendukung lainnya.

Kawasan peruntukan minapolitan yang diarahkan pengembangannya di


Wilayah Kota Samarinda, meliputi:

- Kawasan perikanan tangkap

- Kawasan pembenihan ikan

- Kawasan Perikanan budidaya perikanan

- Kawasan pengolahan ikan di kecamatan sungai kunjang, palaran


dan samarinda ulu

- Kawasan Konservasi Sumber Daya Ikan di Waduk Benanga


Kecamatan Samarinda Utara, Balik Buaya Kecamatan Palaran

C. Kawasan Pertambangan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 83


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Pengembangan kawasan pertambangan disesuiakan dengan


deposit/potensi yang dimiliki, arahan pengembangan kawasan
pertambangan di wilayah Kota Samarinda, meliputi:

1. Minyak dan Gas Bumi, Kegiatan Eksplorasi yang ada pada saat ini
adalah pencarian minyak dan gas bumi oleh PT. Semco di sepanjang
Antiklin Sungai Lantung, dengan rencana titik pemboran di sekitar
Sungai Lantung hingga Sambutan.

2. Batubara, secara kumulatif potensi bahan galian batubara yang


terdata dan termasuk Wilayah Kota Samarinda untuk katagori
sumber daya adalah sebesar 571.000.000 Ton dan katagori
cadangan adalah sebesar 165.290.000 Ton. Kawasan pertambangan
batubara terdapat di Tanah Merah, Pinang, Sambutan, Karangmulyo,
Berambai, Palaran, Lubuk Sawah, Batu Cermin, Hundil Sambutan,
Guntunglai, Rimbawan, Rapak Serdang, Sentosa, Sukorejo, Rapak
Dalam, Teluk Bajau dan Mangkujenang.

Kawasan peruntukan pertambangan batubara, yaitu yang ijinnya


dikeluarkan oleh Kementerian ESDM terletak di Kecamatan
Sambutan, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Samarinda Utara,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan
Loa Janan Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Palaran
dan Kecamatan Samarinda Ilir.

3. Galian C

 Batu Gamping terdapat di daerah Gunung Batuputih, Gunung Bukit


Indah, Gunung Besaung, Gunung Batutawar dan Gunung Permasif,
Sedangkan pertambangan batu gamping terdapat di Gunung
Batucermin dan Gunung Batubiru, secara kumulatif potensi bahan
galian batugamping yang terdata dan termasuk wilayah Kota
Samarinda untuk Katagori sumber daya adalah sebesar 82.702.500
M3, dan katogori cadangan adalah sebesar 16.035.000 M3.

 Batupasir terdapat daerah Panjaitan, Sempaja, Lempake, Palaran,


Loa Bakung, Sungai Kunjang, Harapan Baru, Karangasam, Teluk
Lereng Ulu, Air Hitam, Muara Lama dan Rapakserdang. Sedangkan
pertambangan batu pasir terdapat di Suka Mulya, Handikarya,
Lubuk Sawah, diperkirakan cadangannya sebesar 1.387.250.000
M3.

 Pasir Kuarsa terdapat di Bantuas, Makroman hingga bagian Timur

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 84


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sungai Siring diperkirakan cadangan sebesar 40.858.000 M3.

 Lempung terdapat di Lampake, Rawamakmur, Mangkujenang,


Mangkupalas, dan Rapak Dalam cadangan sebesar 75.304.500 M3.

D. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum

Rencana pengembangan kawasan peruntukan pelayanan umum,


meliputi:

(1) Kawasan pendidikan, terdiri atas:

a. Kawasan pendidikan dasar lokasinya diarahkan di pusat


lingkungan di seluruh kawasan perumahan permukiman;

b. Kawasan pendidikan menengah diarahkan di pusat kecamatan;


dan

c. Kawasan pendidikan tinggi diarahkan di Kelurahan Gunung


Kelua Kecamatan Samarinda Ulu dan Kelurahan Makroman
Kecamatan Sambutan.

(2) Kawasan kesehatan, terdiri atas:

a. Kawasan kesehatan, seperti praktek dokter, apotek, klinik


diarahkan di pusat wilayah pengembangan dan menyebar
merata di seluruh kawasan kota terutama pada kawasan
perumahan permukiman;

b. Puskesmas, puskesmas pembantu, dan rumah bersalin


diarahkan di setiap pusat lingkungan;

c. Kawasan kesehatan skala regional seperti Rumah Sakit Umum


Daerah Tipe B terletak di Kecamatan Samarinda Ulu dan Rumah
Sakit Umum Daerah Tipe C skala kota terletak di Kecamatan
Samarinda Seberang.

(3) Kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh


kawasan kota/permukiman dengan jumlah yang disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan penduduk.

2.5.5 Kawasan Lindung

1. Kawasan Resapan Air

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 85


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi


untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
(akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Tujuan dan kriteria penetapan
zona resapan air, adalah:

 Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan


ruang yang cukup bagi resapan air hujan pada daerah tertentu untuk
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir,
baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.

 Kriteria Penetapan kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi,
struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang
mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.

Kawasan resapan air yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan


perlindungan terhadap kawasan bawahannya di Wilayah Kota Samarinda,
adalah kawasan resapan air yang terdapat di Kecamatan Samarinda Utara.

2. Kawasan Sempadan sungai

Garis sempadan sungai adalah garis maya dikiri dan dan kanan palung sungai
yang ditetapkan sebagai daerah pengaman sungai. Tujuan perlindungan
terhadap kawasan sempadan sungai adalah untuk melindungi sungai dari
kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.

Daerah sempadan sungai yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan


perlindungan setempat di Wilayah Kota Samarinda, adalah:

a. Kawasan sempadan Sungai Mahakam dengan lebar 15 meter dari kaki


tanggul terluar terdapat di Kecamatan Sungai Kunjang, Kecamatan
Samarinda Seberang, Kecamatan Sambutan, dan Kecamatan Palaran;

b. Kawasan sempadan Sungai Karang Mumus dengan lebar 10 meter dari


kaki tanggul terluar terdapat di Kecamatan Samarinda Kota dan Samarinda
Ilir; dan

c. Kawasan sempadan Sungai Karang Asam dengan lebar 5 meter dari kaki
tanggul terluar terdapat di Kecamatan Sungai Kunjang.

3. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 86


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Daerah sempadan danau/waduk adalah kawasan tertentu disekeliling


danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi danau/waduk.

Kawasan sempadan sekitar danau/embung ditetapkan dengan lebar 50 - 100


meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Dan kawasan sekitar
danau/embung yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan perlindungan
setempat di Wilayah Kota Samarinda, adalah:

a. Kawasan sempadan Benanga di Kelurahan Lempake Kecamatan


Samarinda Utara;

b. Kawasan sempadan Embung Karang Mumus di Kelurahan Sungai Siring


Kecamatan Samarinda Utara;

c. Kawasan sempadan Embung Pampang di Kelurahan Sungai Siring


Kecamatan Samarinda Utara;

d. Kawasan sempadan Embung Lobang Putang di Kelurahan Sempaja Utara


Kecamatan Samarinda Utara;

e. Kawasan sempadan Embung Muang di Kelurahan Lempake Kecamatan


Samarinda Utara.

4. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota

Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyatakan


bahwa perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana
penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya
sebesar 30% dari luas wilayah kota, yaitu terdiri dari:

a. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat.

 Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau
orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas,
antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

Tahapan rencana pencapaian Kawasan Ruang Terbuka Hijau Privat yang


diarahkan di Wilayah Kota Samarinda sampai tahun 2033, terdiri dari:

1. RTH bangunan rumah tinggal seluas 9.908,92 hektar;


2. RTH perdagangan dan jasa seluas 883.97 hektar;
3. RTH pariwisata seluas 915 hektar;
4. RTH industri seluas 1.570,92 hektar;

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 87


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

5. RTH pertahanan dan keamanan seluas 63,12 hektar;


6. RTH pendidikan seluas 103,39 hektar;
7. RTH perkantoran seluas 195,04 hektar
8. RTH kesehatan seluas 420,36 hektar;
9. RTH peribadatan seluas 10,35 hektar;
10. RTH lapangan olah raga seluas 31,29 hektar;
11. RTH pelabuhan dan terminal seluas 42 hektar; dan
12. RTH TPA berupa taman pada lahan kosong seluas 50,50 hektar.

Luas keseluruhan rencana RTH privat yang ditetapkan dalam RTRW


Kota Samarinda, adalah: 14.194,86 ha atau sekitar 19,77 % dari luas
Wilayah Kota Samarinda.

 Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum.

Tahapan rencana pencapaian Kawasan ruang terbuka hijau publik yang


diarahkan di Wilayah Kota Samarinda sampai tahun 2033, terdiri dari:

1. Taman pemakaman dengan luasan sekitar 42 hektar yang terletak di


Kecamatan Sambutan seluas 9 hektar, Kecamatan Samarinda Utara
30 hektar, dan Kecamatan Sungai Pinang seluas 3 hektar;

2. Kawasan perlindungan bawahan dengan luasan sekitar 7.028,75


hektar yang terletak di Kecamatan Samarinda Utara dengan luasan
sekitar 3.977,79 hektar, Kecamatan Samarinda Ulu dengan luas
kurang lebih 427,03 hektar, Kecamatan Samarinda Ilir dengan luas
kurang lebih 270,45 hektar, Kecamatan Sungai Kunjang dengan luas
kurang lebih 721,43 hektar, Kecamatan Samarinda Seberang dengan
luas kurang lebih 149,2 hektar dan Kecamatan Palaran dengan luas
kurang lebih 1.482,85 hektar;

3. Kawasan Kebun Raya yang terletak di Kecamatan Samarinda Utara


dengan luasan sekitar 287,07 hektar;

4. Kawasan hutan kota dengan luasan sekitar 580,18 hektar terletak di


Kecamatan Samarinda Utara dengan luas kurang lebih 11,75 hektar,
Kecamatan Samarinda Ulu dengan luas kurang lebih 8,98 hektar,
Kecamatan Sambutan dengan luas kurang lebih 187 hektar,
Kecamatan Samarinda Kota dengan luas kurang lebih 11,56 hektar,
Kecamatan Samarinda Ilir dengan luas kurang lebih 113,47 hektar,

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 88


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Kecamatan Sungai Kunjang dengan luas kurang lebih 71,25 hektar,


Kecamatan Loa Janan Ilir dengan luas kurang lebih 88,6 hektar,
Kecamatan Samarinda Seberang dengan luas kurang lebih 32,57
hektar;

5. Kawasan sempadan rel kereta api dengan luasan 54,6 hektar.


6. Kawasan sempadan jalan bebas hambatan dengan luasan 247,55
hektar.
7. Kawasan sempadan sungai seluas lebih kurang 254 hektar;
8. Kawasan sempadan waduk seluas lebih kurang 400 hektar;
9. Kawasan sempadan embung seluas lebih kurang 20 hektar; dan
10. Taman-taman terbuka seluas 7.180 hektar yang teralokasikan pada
10% dari luas setiap kecamatan di Kota Samarinda.
Luas keseluruhan rencana RTH publik yang ditetapkan dalam RTRW
Kota Samarinda, adalah: 16.460,33 (enam belas ribu empat ratus enam
puluh koma tiga puluh tiga) hektar atau sekitar 22,93% (dua puluh dua
koma sembilan puluh tiga) persen dari luas wilayah Kota Samarinda.

b. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30%, terdiri
dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau
privat.

c. Kedudukan penyediaan RTH dalam Rencana Tata Ruang Wilayah


Perkotaan.

5. Kawasan Cagar alam dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan Cagar Alam dan Ilmu Pengetahuan yang ditetapkan di Wilayah Kota
Samarinda, adalah kawasan “Kebun Raya Unmul Samarinda” berlokasi di
Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara, seluas 287,07 Hektar.

6. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
terjadi bencana alam. Kawasan rawan bencana yang ditetapkan sebagai
bagian dari kawasan lindung di Wilayah Kota Samarinda, adalah kawasan
yang memiliki potensi dan sering terjadi banjir dan tanah longsor. Kawasan
rawan banjir dan tanah longsor yang dimaksud adalah:

a. Kawasan rawan banjir, meliputi: Kelurahan Sempaja, Kelurahan Lempake,


Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Loa Bahu, Kelurahan Sungai

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 89


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Siring, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kelurahan Sungai Kapih,


Kelurahan Pulau Atas, Kelurahan Sindang Sari, Kelurahan Loa Janan Ilir,
Kelurahan Simpang Pasir, Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Bukuan,
Kelurahan Bentuas, Kelurahan Karang Asam, dan Kelurahan Gunung
Kelua.

b. Kawasan rawan longsor, meliputi: Kelurahan Selili di Kecamatan Sungai


Pinang, dan Kelurahan Sidodadi di Kecamatan Samarinda Ulu.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 90


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Sumber Peta : RTRW Kota Samarinda, 2014

Gambar 2.19 Peta Pola Ruang Kawasan Lindung

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 91


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

2.6 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kota Samarinda dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup
berarti. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Samarinda sebanyak 805.688
jiwa, sebagian besar berada di Kecamatan Samarinda Ulu sebanyak 134.659 jiwa
atau 16,71 % dari jumlah total penduduk Kota Samarinda.

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda pada tahun 2013 adalah sebesar
1.122 jiwa/km2. Kepadatan penduduk pada setiap kecamatan menggambarkan
pola sebaran penduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola sebaran dan luas
wilayahnya, terlihat belum merata, sehingga terlihat adanya perbedaan kepadatan
penduduk yang mencolok antar kecamatan. Jumlah penduduk di Kota Samarinda
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.38
Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Rumah Tangga Menurut
Kecamatan Kota Samarinda, 2013

Rata-rata
Luas Rumah Anggota
Kepadatan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Tangga Rumah
(Jiwa/Km2)
(Km2) (RT) Tangga
(Jiwa/RT)
1 Palaran 221,29 54.353 246 15.027 3,62
2 Samarinda Ilir 17,18 73.383 4.271 12.497 5,87
3 Sambutan 100,95 48.342 479 9.022 5,36
4 Samarinda 11,12 36.604 3.292 16.616 2,20
Kota
5 Samarinda 12,49 63.715 5.101 14.284 4,46
Seberang
6 Loa Janan Ilir 26,13 62.740 2.401 17.103 3,67
7 Sungai 43,04 126.302 2.935 33.885 3,73
Kunjang
8 Samarinda Ulu 22,12 134.659 6.088 31.585 4,26
9 Sungai Pinang 34,16 105.695 3.094 25.784 4,10
10 Samarinda 229,52 99.894 435 30.593 3,27
Utara
Jumlah Total 718,00 805.688 1.122 206.396 3,90
Tahun 2013
Tahun 2012 718,00 781.184 1.088 193.860 4,03
Tahun 2011 718,00 755.630 1.052 184.900 4,09
Tahun 2010 718,00 727.500 1.013 184.284 3,95
Tahun 2009 718,00 607.675 846 153.871 3,95
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kecamatan, terlihat


bahwa Kecamatan Samarinda Ulu memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu
6.088 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Samarinda Seberang dengan kepadatan

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 92


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

5.101 jiwa/km2. Sedangkan untuk Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan


Palaran yang mempunyai wilayah lebih luas, kepadatan penduduk Kecamatan
Samarinda Utara hanya 435 jiwa/km2, dan kepadatan penduduk Kecamatan
Palaran hanya 246 jiwa/km2.

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin, menunjukkan bahwa


jumlah penduduk laki-laki di Kota Samarinda masih lebih banyak dibanding jumlah
penduduk perempuan. Kondisi ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar
dari 100, yaitu sebesar 107,27 %.

Gambar 2.20 Grafik Piramida Penduduk Kota Samarinda

Berdasarkan grafik piramida penduduk dan tabel di atas, menunjukkan bahwa


komposisi penduduk Kota Samarinda didominasi oleh penduduk muda/dewasa.
Piramida penduduk menggambarkan kelompok umur lainnya.

Kemudian, dari data tahun 2013, rasio ketergantungan lebih kecil dibanding tahun
2012, yang sebelumnya 44,04 % menjadi 42,28 %. Angka ini menunjukkan bahwa
setiap 100 (seratus) orang yang masih produktif (umur 15-64 tahun) harus
menanggung beban hidup sekitar 42 orang yang belum dan tidak produktif.

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 93


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.39
Penyebaran Penduduk Kota Samarinda Menurut
Kecamatan, 2011 – 2013

Penyebaran Penduduk
Kecamatan Persentase
2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5
Palaran 50.633 52.085 54.353 6,75
Samarinda Ilir 66.798 67.128 73.383 9,11
Samarinda Kota 33.165 33.178 36.604 4,54
Sambutan 47.101 50.731 48.342 6
Samarinda Seberang 59.956 62.300 63.715 7,91
Loa Janan Ilir 58.780 60.821 62.740 7,79
Sungai Kunjang 118.702 123.232 126.302 15,68
Samarinda Ulu 124.609 125.533 134.659 16,71
Sungai Pinang 98.760 101.883 105.695 13,12
Samarinda Utara 97.126 104.293 99.984 12,4
Samarinda 755.630 781.184 805.688 100
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014

2.7 KONDISI KEUANGAN DAERAH


2.7.1 Pendapatan Daerah
Sumber pendanaan untuk pembangunan daerah berasal Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari ketiga
sumber pendanaan tersebut porsi pendanaan dari Dana Perimbangan masih
sangat berperan penting atau memiliki porsi yang cukup besar dibanding dengan
sumber-sumber pendanaan lainnya.
Untuk tahun 2014 total pendapatan Kota Samarinda ditargetkan sebesar Rp 2,167
Trilyun. Dari total pendapatan tersebut berasal dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumbernya berasal dari Hasil Pajak
Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan. Untuk tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp. 246.321.456.000,00,
untuk target tahun 2014 adalah sebesar Rp 262.679.703.050,00.
2. Dana Perimbangan bersumber dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana
Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan daerah Kota
Samarinda. Untuk tahun 2013, Dana Perimbangan ditargetkan sebesar

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 94


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Rp.1.348.231.188.000,00. Untuk target tahun 2014 adalah sebesar


Rp.1.247.474.524.000,00.
3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah untuk tahun 2013 ditargetkan sebesar
Rp.641.693.808.000,00. Untuk target tahun 2014 adalah sebesar
Rp.657.255.176.688,00.

Tabel 2.40
Gambaran Keuangan Daerah Di Tahun 2013 Dan Target Pada Tahun 2014

NO URAIAN APBD 2013 Plafond 2014


1 2 3 4
1. PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan Asli Daerah 246.321.456.000 262.679.703.050
1.1.1 Pajak Daerah 160.351.629.000 166.579.802.000
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 57.930.395.826 55.165.469.876
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 5.975.000.000 18.825.000.000
Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 22.064.431.174 22.109.431.174
1.2 Dana Perimbangan 1.348.231.188.000 1.247.474.524.000
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
1.2.1 Pajak 752.000.000.000 712.000.000.000
1.2.2 Dana Alokasi Umum 579.634.968.000 518.878.304.000
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 16.596.220.000 16.596.220.000
1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 641.693.808.000 657.255.176.688
1..3.1 Pendapatan Hibah - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan 261.483.608.000
Pemerintah Daerah Lainnya 277.044.976.688
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - -
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau 380.210.200.000 380.210.200.000
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan 2.236.246.452.000 2.167.409.403.738

Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka 2014

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 95


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

Dari sumber pendapatan di atas nampak bahwa pembangunan Kota Samarinda


masih banyak tergantung pada dana perimbangan yang memberikan kontribusi
sekitar ±60% dari struktur pendapatan daerah Kota Samarinda. Hal ini
menunjukkan bahwa rasio kemandirian keuangan daerah masih rendah atau rata-
rata baru mencapai ± 7,2%, dimana untuk mencapai kemandirian struktur
pendapatan Kota Samarinda harus didukung oleh minimal 20% dari PAD.
Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih sangat rendah kontribusinya
untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan
kepada publik. Oleh sebab itu arah pengelolaan Pendapatan Daerah Kota
Samarinda tahun 2013-2014 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD lebih
difokuskan pada upaya untuk peningkatan retribusi dan pajak daerah yang
proporsional dengan memperhatikan pada aspek keadilan.

2.7.2 Belanja Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 semula


berjumlah Rp.3.970.528.737.272,00 (tiga triliun sembilan ratus tujuh puluh milyar
lima ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus tujuh
puluh dua rupiah) berkurang sejumlah Rp.79.100.073.182,00 (tujuh puluh
sembilan miliar seratus juta tujuh puluh tiga ribu seratus delapan puluh dua
rupiah) sehingga menjadi Rp.3.891.428.664.090,00 (tiga triliun delapan ratus
sembilan puluh satu miliar empat ratus dua puluh delapan juta enam ratus enam
puluh empat ribu sembilan puluh rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

1. Pendapatan Daerah Rp.2.770.528.737.272,-


2. Belanja Daerah Rp.3.970.028.737.272,-
Surplus/(Defisit) Rp. (1.199.500.000.000,)
3. Pembiayaan
a. Penerimaan Rp.1.200.000.000.000,-
b. Pengeluaran Rp. 500,000,000,-
Pembiayaan Neto Rp. (1.199.500.000.000,)
Sisa lebih pembiayaan anggaran Rp. 0,-

Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah
Sejumlah Rp. 335.119.377.275,-

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 96


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

b. Dana Perimbangan
Sejumlah Rp. 1.532.867.609.997,-
c. Lain-lain pendapatan yang sah
Sejumlah Rp. 902.541.750.000,-

Pendapatan Asli Daerah


a. Pajak Daerah
Sejumlah Rp. 200.895.000.000,-
b. Retribusi Daerah
Sejumlah Rp. 58.120.875.710,-
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Sejumlah Rp. 12.875.000.000,-
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Sejumlah Rp. 63.228.501.565,-

Dana perimbangan
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak Sejumlah Rp. 897.597.516.997,-
b. Dana Alokasi Umum
Sejumlah Rp. 614.366.913.000,-
c. Dana Alokasi Khusus
Sejumlah Rp. 20.903.180.000,-

Lain-lain pendapatan yang sah :


a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
Sejumlah Rp. 288.335.680.000,-
b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
sejumlah Rp. 202.930.870.000,-
c. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
Sejumlah Rp. 411.275.200.000,-

Belanja Daerah
a. Belanja Tidak Langsung
Sejumlah Rp. 1.253.583.527.906,-

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 97


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

b. Belanja Langsung
Sejumlah Rp. 2.716.445.209.366,-

Belanja Tidak Langsung


a. Belanja Pegawai
Sejumlah Rp. 1.109.790.864.521,-
b. Belanja Bunga
Sejumlah Rp. 200.000.000,-
c. Belanja Hibah
Sejumlah Rp. 136.386.450.000,-
d. Belanja Bantuan Sosial
Sejumlah Rp. 1.217.750.000,-
e. Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Sejumlah Rp. 988.463.385,-
f. Belanja Tidak Terduga
Sejumlah Rp. 5.000.000.000,-

Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
Sejumlah Rp. 246.201.941.584,-
b. Belanja Barang dan Jasa
Sejumlah Rp. 623.656.191.322,-
b. Belanja Modal
Sejumlah Rp. 1.846.857.076.460,-

Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan
Sejumlah Rp. 1.200.000.000.000,-
b. Pengeluaran
Sejumlah Rp. 500.000.000,-

Penerimaan terdiri dari jenis pembiayaan SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya


Sejumlah Rp. 1.200.000.000.000,-

Pengeluaran terdiri dari jenis pembiayaan:

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 98


PENYUSUNAN RISPAM KOTA SAMARINDA
LAPORAN AKHIR

a. Pembayaran Pokok Utang


Sejumlah Rp. 500.000.000,-

PT. JASA TEKNIK MANDIRI 2 - 99

Anda mungkin juga menyukai