LAPORAN AKHIR
Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda secara
astronomis terletak pada posisi antara 117°03'00" - 117°18'14" Bujur Timur dan
00°19'02" - 00°42'34" Lintang Selatan, dengan ketinggian 10,2 m diatas
permukaan laut dan suhu udara kota antara 23,7 – 32,8° C dengan curah hujan
mencapai 2.345 mm pertahun dengan kelembaban udara rata-rata 82,8 %.
Secara administrasi pemerintahan Kota Samarinda dipimpin oleh Walikota yang juga
membawahi koordinasi atas wilayah administrasi Kecamatan yang dipimpin oleh
Camat. Jumlah Kecamatan yang ada di Kota Samarinda berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Samarinda Nomor 02 tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan
Sambutan, Samarinda Kota, Sungai Pinang dan Kecamatan Loa Janan Ilir, maka
Kota Samarinda menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan dan sementara tetap 53 (lima
puluh tiga) Kelurahan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec Loa Janan Kab. Kutai Kartanegara
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Administrasi Kota Samarinda, 2013
Tabel 2.2
Kondisi Ketinggian Tanah di Kota Samarinda
No Kelas Ketinggian ( dpl ) Luas (ha) %tase (%)
1 0-7 173,40 24,17
2 7-25 294,86 41,10
3 25 – 100 233,02 32,48
4 100 – 500 15,14 2,11
5 > 200 1,58 0,14
Total 71.800 100
Sumber: Samarinda Dalam Angka, Tahun 2014
Tabel 2.3
Kemiringan Lereng di Kota Samarinda
No Kemiringan Lereng Luas (ha)
1 0-2% 173,40
2 2–8% 294,86
3 8 – 25 % 233,02
4 26 – 40 % 15,14
5 > 40 % 1,58
Total 71.800
Sumber: Peta Kemiringan Lereng Kota Samarinda, 2014
Balikpapan Beds;
Pemaluan Beds;
Untuk lebih jelas mengenai data geologi Kota Samarinda dapat dilihat pada tabel
2.4, gambar 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
Luas Masing-masing Formasi Geologi Kota Samarinda
Kondisi jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda tergolong ke dalam tanah
yang bereaksi masam. Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda
tergolong kedalam jenis tanah: Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptiols dan Mollisol
atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah, terdiri dari jenis tanah: Podsolik,
Alluvial, Organosol. Ciri dan sifat tanah-tanah Podsolik (Ultisol) biasanya ditandai
dengan:
Karena suhu yang cukup tinggi dan pencucian yang berlangsung terus
menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan oksida-
oksidanya.
Terjadi pencucian liat di lapisan atas (eluviasi) dan penimbunan liat di lapisan
bawahnya (illuviasi).
Tanah Podsolik (Ultisol) merupakan jenis tanah yang arealnya terluas di Kota
Samarinda dan masih tersedia untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian.
Persediaan air di daerah ini umumnya cukup tersedia dari curah hujan yang tinggi.
Penggunaan tanah dari jenis tanah ini sebagai daerah pertanian, biasanya
memungkinkan produksi yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-
unsur hara dipermukaan belum habis melalui proses biocycle.
Podsolik (Ultisol)
Alluvial (Entisol)
Gleisol (Entisol)
Organosol (Histosol)
Lithosol (Entisol)
Luas jenis tanah dan penyebarannya di Kota Samarinda seperti disajikan pada
tabel berikut ini:
Dari tabel diatas ternyata bahwa jenis tanah Podsolik mempunyai luasan yang
tertinggi di wilayah Kota Samarinda dengan 30.010 Ha atau 41,80%, sedangkan
jenis tanah Alluvial tidak bergambut mencapai luas 3.453 Ha atau 4,81% dari luas
Kota Samarinda.
Anak sungai lainnya antara lain , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur,
Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa
Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan,
Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, dan Sungai Bantuas.
Pemanfaatan air sungai yang terbesar di Kota Samarinda adalah untuk bahan
baku air minum dan mengairi lahan pertanian serta perikanan dan sebagian besar
penduduk Kota Samarinda menggunakan air sungai untuk kegiatan MCK.
Tabel 2.6
Inventarisasi Sungai Kota Samarinda Tahun 2009
Iklim merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas,
kelembaban dan gerakan udara. Kota Samarinda yang beriklim tropis mempunyai
musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu
adanya musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, karena letaknya di
daerah khatulistiwa maka iklim di Kota Samarinda juga dipengaruhi oleh angin
Muson, yaitu angin Muson Barat November-April dan angin Muson Timur Mei-
Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak
menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya
tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya
musim kemarau bahkan terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.
Tabel 2.7
Kondisi Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Samarinda
Suhu Udara (0C) Kelembaban
Bulan
Min Max Rata-Rata (%)
Januari 23,9 32,7 27,7 82
Februari 24,3 31,7 27,2 82
Maret 24,6 32,6 27,6 82
April 24,3 32,3 27,6 83
Mei 24,8 32,0 27,5 84
Juni 24,5 32,5 27,7 84
Juli 24,5 31,5 27,1 83
Agustus 24,6 31,8 27,2 82
September 24,9 32,1 27,2 82
Oktober 24,8 32,5 27,5 83
November 24,9 32,6 27,6 84
Desember 24,9 31,9 27,3 83
2013 24,6 32,2 27,4 83
Sumber: Samarinda Dalam Angka 2014
Tabel 2.8
Rata-rata Curah Hujan, Penyinaran Matahari dan Hari Hujan
Kota Samarinda Tahun 2013
Pengelolaan limbah cair di Kota Samarinda saat ini masih jauh dari memadai
dan sepenuhnya ditangani oleh DKP Kota Samarinda. Permasalahan utama
dalam pengelolaan air limbah di Kota Samarinda yang ada saat ini adalah
karena:
2). Belum adanya IPAL terpusat untuk melayani seluruh wilayah Kota Samarinda,
3). IPLT baru saat ini sudah dibangun di TPA Bukit Pinang, tapi belum operasi.
4). Kinerja IPAL Jelawat belum optimal cakupannya hanya 285 SR.
Produksi air limbah sebesar 80% dari kebutuhan konsumsi air bersih. masyarakat
masih menggunakan metode sanitasi kurang sehat, dari MCK banyak yang
langsung dibuang ke sungai. Kebiasaan ini jelas tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip sanitasi yang baik. Cakupan pelayanan Air limbah on-site di Kota
Samarinda saat ini hanya di lakukan di IPLT TPA Bukit Pinang yang lama dengan
rata pengolahan lumpur tinja hanya 14 m3/hari.
Fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kota Samarinda perlu ada peningkatan
kinerja IPAL Jelawat. Saat ini jumlah rumah tangga yang terhubung dengan
Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) sebanyak 285 SR pada IPAL Jelawat.
Berbagai macam kendala atau masalah terkait dengan adanya IPAL Jelawat yaitu
instalasi RBC nya yang kurang terawat.
Sungai Karang Mumus merupakan sumber daya alam yang berperan besar dalam
kehidupan masyarakat sejak dulu hingga sekarang sebagai sumber pengendali
banjir, jalur transportasi dan lain-lain. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, pesatnya perkembangan kota dan aktivitas manusianya maka
terjadilah pencemaran yang cukup parah di sungai Karang Mumus. Secara fisik
warna air sungai sudah coklat kehitaman, berbau serta terjadinya pendangkalan
dan penyempitan badan sungai sehingga daya tamping dan alirannya terganggu.
2.2.2 Sampah
1. Pewadahan
Wadah yang digunakan oleh penghasil sampah adalah bak sampah, tong
sampah, kardus bekas, dll.
2. Pengumpulan
b. Untuk daerah permukiman yang belum dilalui oleh truk pengangkut, sampah
dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai masyarakat/Pokmas) dan dibawa
ke pinggir jalan yang dipindahkan ke dalam truk.
3. Pemindahan
a. Bak sampah yang terbuat dari pasangan bata, kapasitas tampung 4 m3.
b. Bak sampah jenis kontainer dengan kapasitas tampung 4 m3.
c. Pelataran di tempat terbuka yang dijadikan sebagai tempat penampungan
sampah sementara.
4. Pengangkutan
Jumlah sampah terangkut yang dibuang ke TPA ± 1500 m³/hari dengan waktu
pembuangan yang diatur oleh Pemerintah Kota adalah pukul 18.00 s/d 06.00
WITA
5. Pengomposan
7. Peralatan
Peralatan yang digunakan a.l sapu, garu, sekop, keranjang, gerobak dump
truck & arm roll truck .
Tabel 2.9
Banyaknya Produksi Sampah di Kota Samarinda,2009 – 2013
Tahun
Indikator (M3)
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Volume Sampah 549.430 662.678 745.653 995.449 798.918
Volume Sampah 478.004 584.215 411.506 643.754 703.647
Terangkut
Volume Sampah 71.426 78.463 334.147 351.695 95.276
Tak Terangkut
Volume Sampah 45.785 55.223 61.811 82.958 65.664
Setiap Bulan
Volume Sampah 1.505 1.816 2.042 2.719 2.188
Harian
Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014
Tabel 2.10
Banyaknya Armada Pengangkut Sampah Yang Tersedia Dirinci Menurut Jenis
Kendaraan Kota Samarinda, 2010 – 2013
2.2.3 Drainase
Sistem drainase Kota Samarinda pada saat ini kondisinya belum baik hal ini
ditunjukkan masih banyaknya genangan utamanya pada saat musim hujan
dibeberapa dikawasan perkotaan atau didaerah bertopografi relatif datar. Dalam
operasionannya Belum ada pemisahan antara drainase untuk air hujan dan air
limbah.
Panjang saluran drainase Kota samarinda yang ada saat ini sekitar 1.079.586 km,
yaitu untuk melayani sekitar 53 kelurahan, yang terdiri dari 1) Saluran Primer
(117.140 km), 2) Saluran sekunder (558.740 km) dan Saluran Tersier (403.706
km).
Dalam hal sistem penyediaan air bersih bagi Kota Samarinda, PDAM merupakan
satu-satunya lembaga pemerintah yang memegang peranan utama baik dalam
hal penyediaan dan pendistribusian air bersih. Dengan cakupan pelayanan yang
luas, sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah (kelurahan) yang masih
belum terlayani secara maksimal melalui sistem perpipaan. Untuk itu, penduduk
yang ada di pinggiran Kota Samarinda serta daerah-daerah yang belum/sulit
terjangkau oleh jaringan pipa PDAM, umumnya dilayani melalui sistem non
perpipaan misalnya dengan pengadaan mobil tanki, sumur bor pompa dan masih
ada yang memanfaat kan air hujan.
Jika dilihat dari karakteristik penggunaan sumber air minum berdasarkan data
BPS Kota Samarinda Tahun 2013, diketahui 18,58 % menggunakan sumber air
minum dari sumur atau mata air, dari PDAM atau air kemasan 73,19 %, dari
sumber lainnya 8,23 %. Berdasarkan administrasi wilayah, dengan jumlah
penduduk tahun 2013 sebesar 805.687 jiwa diketahui pelayanan PDAM Tirta
Kencana telah melayani seluruh Wilayah Kota Samarinda, dan telah mampu
melayani 70,16 % dari jumlah penduduk, lihat tabel 2.11. Pencapaian pelayanan
tersebut, masuk pada cluster pelayanan sangat baik, yaitu > 70 %.
Tabel 2.11
Pelayanan Air Bersih di Wilayah Kota Samarinda Tahun 2013
JUMLAH JUMLAH CAKUPAN CLUSTER
No KECAMATAN PENDUDUK TERLAYANI PELAYANAN PELAYANAN
( Jiwa ) ( Jiwa ) (%)
1 Samarinda Kota 36.604 36.604 100,00 Sangat Baik
2 Samarinda Ulu 134.659 104.293 77,45 Sangat Baik
3 Samarinda Ilir 73.383 73.383 100,00 Sangat Baik
4 Samarinda Seberang 63.715 63.715 100,00 Sangat Baik
5 Loa Janan Ilir 62.740 4.147 6,61 Sangat Buruk
6 Sungai Kunjang 126.302 113.647 89,98 Sangat Baik
7 Palaran 54.353 13.974 25,71 Sangat Buruk
8 Samarinda Utara 99.894 86.888 86,98 Sangat Baik
9 Sungai Pinang 105.695 34.182 32,34 Buruk
10 Sambutan 48.342 34.173 70,69 Sangat Baik
Kota Samarinda 805.687 565.006 32,34 Sangat Baik
Sumber : RKAP PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA, 2014
Banyaknya air minum yang disalurkan PDAM pada tahun 2013 adalah
sebesar 0,968 juta meter kubik air, dengan jumlah pelanggan mencapai
120.833, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 113.626
pelanggan
Tabel 2.12
Banyaknya Pelanggan Air Minum PDAM Kota
Samarinda Menurut Jenis Konsumen, 2011 – 2013
TAHUN RATA RATA
JENIS PELANGGAN
NO. 2011 2012 2013 PERKEMBANGAN
(Satuan Sambuangan) (%)
1. Tempat Tinggal 98.383 104.178 110.902 9,40
2. Hotel/Obyek Wisata 38 38 38 0,00
3. Badan Sosial, Tempat
Ibadah, dan Rumah 1016 1056 1119 7,93
Sakit
4. Umum/MCK 11 11 38 28,95
5. Pertokoan/Industri 7.821 8.227 8.620 7,37
6. Instansi Pemerintah 111 111 111 0,00
7. Pelabuhan 5 5 5 0,00
JUMLAH 107.385 113.626 120.833 9,25
Sumber : BPS Kota Samarinda, 2014.
Tabel 2.13
Volume Air Minum Yang Disalurkan PDAM Kota Samarinda
Menurut Jenis Konsumen 2011 – 2013
2.2.5 Irigasi
Sistem jaringan irigasi dilayani oleh Daerah Irigasi (DI) seluas 3.212,07 hektar,
yang meliputi :
a. Kecamatan Samarinda Utara seluas 1.027,95 hektar:
- DI Lempake;
- DI Lempake Jaya;
- DI Tanah Merah;
- DI Sungai Siring;
- DI Pampang;
- DI Muang Dalam;
- DI Muang Datu;
- DI Bayur.
Hotel
Berbagai jenis hotel yang ada di Kota Samarinda dari yang berbintang dua
sampai dengan yang berbintang lima. Jumlah Hotel yang ada di Samarinda
berjumlah 6 buah hotel.
Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di
kota Samarinda, Citra Niaga memenangkan Aga Khan Award karena
desainnya yang seperti jaring laba-laba, membuat setiap sisinya tidak ada
yang mengalami zona mati.
Mahakam Square
Pasar
Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda
hingga saat ini, diantaranya adalah:
Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya
dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan
kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi
sungai dibuat jalan.
Bank
Ada beberapa jumlah bank yang ada di Kota Samarinda, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2.14
Jumlah Bank di kantor Samarinda Tahun 2013
Tahun
No Jenis Bank
2009 2010 2011 2012 2013
1 Bank Umum 22 22 22 24 25
2 Bank Syariah 4 5 6 6 6
Unit Usaha
3 1 1 1 3 3
Syariah
Bank
4 Perkreditan 6 6 6 7 7
Rakyat
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014
Tabel 2.15
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat dan Status Kota
Samarinda, 2008/2009 – 2013/2014
SLTP/ Perguruan
Tahun TK SD SLTA/MA
MTs Tinggi
2008/2009 167 240 107 97 39
2009/2010 185 239 111 104 39
2010/2011 182 243 113 105 39
2011/2012 197 244 114 104 31
2012/2013 201 242 113 102 29
2013/2014 227 248 113 103 29
Sumber : Samarinda Dalam Angka 2014
Jumlah fasilitas penunjang kesehatan yang ada di Kota Samarinda pada tahun
2011 banyak mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti
jumlah praktek dokter pada tahun 2009 sebanyak 198 orang menurun pada tahun
2010 sebayak 143 orang. Sedangkan dari tahun 2010 Hingga tahun 2013
mengalami peningkatan, pemerintah Kota Samarinda telah membangun 23 unit
puskesmas dan 43 unit puskesmas pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.16.
Tabel 2.16
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya 2009-2013
Situasi dan kehidupan umat beragama di Kota Samarinda pada dasarnya telah
berjalan dengan baik dan dinamis, yang semenjak awal telah diantisipasi oleh
tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah. Semakin meningkatnya
kesadaran beragama dapat diketahui dengan indikator bertambahnya tempat
ibadah, lembaga pendidikan agama dan penyuluhan agama.
Sebagian besar penduduk Kota Samarinda beragama Islam hal ini dapat dilihat
dari pembangunan Islamic Center dan banyaknya tempat ibadah (masjid atau
mushola). Pada tahun 2013 jumlah tempat ibadah tertinggi yaitu Langgar
sebanyak 578 buah sedangkan jumlah tempat ibadah terendah yaitu Kelenteng
sebanyak 1 buah.
Tabel 2.17
Banyaknya Rumah Ibadah Agama Islam Menurut Jenis
dan Kecamatan di Kota Samarinda, 2013
Gereja Gereja
Langga Pur Vihar Klen-
Kecamatan Mesjid Mushola Protesta Katholi
r a a teng
s k
Palaran 28 7 81 14 2 - - -
Samarinda Ilir 17 1 24 24 - - - 1
Sambutan 34 36 84 4 1 1 - -
Samarinda 2
15 2 56 8 - - -
Kota
Samarinda 1
14 25 106 11 - - -
Seberang
Loa Janan Ilir 25 26 57 14 - 2 - -
Suangi -
39 3 49 7 - 1 -
Kunjang
Samarinda Ulu 53 3 40 18 3 - 2 -
Sungai Pinang 33 5 39 10 - - - -
Samarinda -
63 19 42 17 - - -
Utara
Jumlah 127 127 578 127 14 3 3 1
Jaringan Jalan
Perkembangan kondisi jalan yang ada di Kota Samarinda tahun 2013,
yaitu jalan dengan kondisi baik sepanjang 351,89 Km, kondisi sedang
sebanyak 444,79 Km dan rusak sepanjang 74,55 Km.
Tabel 2.18
Panjang Jalan di Kota Samarinda Menurut Jenis Permukaan,
Kondisi dan Kelas Jalan 2011-2013
Tabel 2.19
Prasarana Angkutan Sungai Di Kota Samarinda
Kab/Kota Jumlah Dermaga Fasilitas Dermaga
N Nama Nama Terminal Kanto
o Panjang Lebar Luas Tahun Lap. Parkir
Dermaga Sungai Konstruksi R. Tunggu r Fas.Umum (m2) Kondisi
(m) (m) (m2) Pembuatan (m2)
(m2) (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Mahakam Mahakam Samarinda 2 160,5 28 4.494 Besi/Kayu 1993 150 419 44,27 4,65 60%
Hilir
1 1975
1 1992
2 1996 150
6
2 Mahakam Mahakam Samarinda 7 399,3 22 8.785 Besi/Kayu 1993 196 705 106 - 60%
Hulu
1 Kayu 1993 60%
1 Besi 1976 33 75%
1 Besi/Kayu 1976 50%
1 Kayu 1987 40%
1 Kayu 1976 20%
3 Harapan Mahakam Samarinda 1 227 12,3 709,5 Besi/Kayu 1976 - 1,365 48 - 50%
Baru
1 Besi/Kayu 1976 50%
1 Kayu 1997 70%
4 Samarinda Mahakam Samarinda 1 50,75 7,1 178,3 Besi/Kayu 1995 72 - 12 - 60%
Seberang 1 Kayu 1976 50%
5 Loa Janan Mahakam Samarinda 1 23 3.7 168 Kayu 1995 36 138 13,34 - 80%
C. Transportasi Udara
Kota Samarinda pada saat ini memiliki bandara udara Temindung, terletak di
tengah Kota Samarinda dengan kapasitas bandar udara kelas IIIA dengan
lingkup pelayanan daerah pedalaman dan perkotaan di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Saat ini sedang dibangun bandara udara samarinda baru di
Kecamatan Samarinda Utara
2.2.10 Pariwisata
Kota Samarinda memiliki beragam obyek dan daya tarik wisata, meliputi obyek:
2.2.11 Pertambangan
Bahan galian yang terdapat di Wilayah Kota Samarinda cukup berlimpah dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Sesuai kondisi geologi Kota Samarinda
yang stratigrafinya berupa endapan-endapan sedimenter, potensi bahan galian
adalah yang berasosiasi dengan batuan sedimen.
Bahan galian yang terdapat, baik masih berupa indikasi, sumber, daya ataupun
cadangan yang sudah dipastikan adalah:
Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b (golongan C),
meliputi : batu gamping (batu gunung), batu pasir (batu padas), pasir kuarsa,
lempung, sirtu (kerikil/pasir) dan tanah urug (tanah permukaan dan batuan
yang tak terkonsolidasi).
Perangkap minyak dan gas bumi terdapat dalam struktur perlipatan yang
terarah relatif utara–selatan, dan membentuk suatu antiklinorium ketat.
Bertindak sebagai perangkap (reservoir) minyak dan gas bumi adalah batupasir
dalam formasi Pulai Balang, Balikpapan dan Kampungmangu
Hingga saat ini belum didapatkan data pasti dan kuantitas, khusus untuk kajian
dan eksplorasi keberadaan minyak dan gas bumi di Wilayah Kota Samarinda.
Kegiatan Eksplorasi yang ada pada saat ini adalah pencarian minyak dan gas
bumi oleh PT. Semco di sepanjang Antiklin Sungai Lantung, dengan rencana
titik pemboran di sekitar Sungai Lantung hingga Sambutan.
B. Batubara
Hingga saat ini terdapat 9 (sembilan) perusahaan dan 2 (dua) koperasi, yang
telah mempunyai hak pengusahaan bahan galian batubara dalam bentuk
PKP2B, dan SIPUD dan wilayah pengusahaannya termasuk dalam wilayah
Kota Samarinda. Keseluruhan hak pengusahaan tersebut, dalam berbagai
status tahap kegiatan usaha pertambangan mulai dari penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi bahkan sudah ada yang rutin dalam tahap
pengangkutan dan penjualan.
Jumlah lapisan batubara pada Formasi Puloau Balang terdapat kurang lebih 25
(dua puluh lima) lapisan (seam) batubara, pada Formasi Balikpapan terdapat
kurang lebih 35 (tiga puluh lima) lapisan (seam) batubara dan pada Formasi
Kampungbaru terdapat kurang lebih 15 (lima belas) lapisan (seam) batubara.
(korelasi data eksplorasi PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Lanna Harita
Indonesia, PT, Nusa Minera Utama, PT. Insani Bara Perkasa, PT. Mahakam
Sumber Daya, PT. Anegerah Bumi Etam, PT. Anataka Barakah Cemerlang,
Koptam Bara Sumber Makmur dan KUD Kopta).
PT. Bukit Baiduri Enterprise dan telah berproduksi sejak Tahun 1989. untuk
tahun 2000, produksi batubara oleh PT. Bukit Baiduri Enterprise sejumlah
1.993.773.262 Ton dan penjualan sejumlah 1.888.263,782 Ton dengan
tujuan pasar domestik dan luar negeri. Keseluruhan produksi batubara pada
tahun 2000 tersebut adalah dari wilayah Kota Samarinda. Produksi tahun
2001 dan tahun 2002 ini, mencakup penambangan batubara dari Wilayah
Kabupaten Kutai Kertanegara (+ 40%), dengan tingkat produksi dan
penjualan tidak jauh berbeda dengan tahun 2000.
PT. Lanna Harita Indonesia, mulai berproduksi pada triwulan akhir tahun
2001. untuk tahun 2002, direncanakan produksi batubara mencapai lebih
dari 1 (satu) juta ton, dengan tujuan pasar luar negeri dan domestik.
Keseluruhan produksi batubara adalah dari Wilayah Kota Samarinda.
Tabel 2.20
Statistik Pertambangan
Berdasarkan hasil lifting minyak bumi dan produksi batu bara yang terus
mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir, hal ini menunjukkan bahwa
sektor ini bukanlah komoditi yang menjanjikan di masa depan, mengingat sumber
daya tambang yang tidak terbarukan dan areal tambang yang terbatas. Pada
tahun 2013, produksi tambang batubara di Kota Samarinda menurun setelah pada
tahun sebelumnya juga menurun, dari 16,36 juta metric ton pada tahun 2011,
menjadi 13,8 juta metric ton di tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 menurun
kembali menjadi 8,83 juta metric ton.
Selama tahun 2013, tenaga listrik yang diproduksi sebesar 1,273 milyar kwh,
yang terjual sebesar 1,109 milyar kwh dan susut sebesar 148,83 juta kwh.
Tabel 2.201
Produksi, Kesusutan,Listrik Terjual dan PelangganListrik PLN Wilayah VI
Cabang Samarinda Menurut Bulan, 2013
Tabel 2.22
Perkembangan Kwh Terjual di PLN Wilayah VI Cabang Samarinda Menurut
Jenis Pelanggan(Ribuan/000 Kwh), 2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 486.385 515.057 593.572 655.687 748.617
Komersih / Usaha 129.400 171.427 173.714 177.732 207.112
Umum 49.701 54.206 58.909 67.319 71.020
Industri 68.305 77.442 73.798 79.919 73.139
JumlahTotal 757.987 818.132 903.910 975.657 1.099.889
Tabel 2.23
Perkembangan KVA Tersambung di PLN Wilayah VICabang Samarinda
Menurut JenisPelanggan,2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 184.292 183.239 211.629 251.610 331.170
Komersih / Usaha 76.959 81.949 80.225 83.215 110.252
Umum 33.278 34.653 35.692 40.467 43.182
Industri 32.205 32.223 33.017 33.456 34.785
JumlahTotal 326.734 332.064 360.562 408.748 519.389
Tabel 2.24
Perkembangan Jumlah Pelanggan (Konsumen) Di PLN
Wilayah VI Cabang Samarinda Menurut Jenis
Pelanggan, 2009 – 2013
Tahun
Jenis Pelanggan
2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Rumah Tangga dan Sosial 197.076 203.711 205.284 254.406 301.055
Komersih / Usaha 11.752 11.736 11.362 13.136 15.597
Umum 2.270 2.332 2.359 2.496 2.664
Kawasan tepi air merupakan lahan atau area yang terletak berbatasan dengan
air seperti kota yang menghadap ke laut, sungai, danau atau sejenisnya. Bila
dihubungkan dengan pembangunan kota, kawasan tepi air adalah area yang
dibatasi oleh air dari komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu
memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai alami.
Berikut alur pikir perumusan prinsip perancangan kawasan tepi air (waterfront
city).
Potensi saat ini yang dapat dikembangan pada kawasan tepian Sungai
Mahakam, diantaranya, adalah:
Gambar 2.7 Peta Orientasi Kawasan Tepian Sungai Mahakan Kota Samarinda
Pembangunan Bandara Samarinda Baru ini terletak tidak jauh dari jalan lintas
Samarinda - Bontang tepat di sekitar batas Desa Tanah Datar Kecamatan
Muara Badak Kabupaten Kutai Kertanegara. Sungai Siring Kecamatan
Samarinda Utara dipilih karena berdasarkan hasil studi kelayakan teknis
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, kawasan ini
merupakan potensi yang sangat potensial untuk pengembangan satu
Bandara baru di Samarinda. Studi yang dilakukan, meliputi stabilitas (tingkat
kemudahan: jarak tempuh/waktu), kemiringan lahan/obstacle, penggunaan
lahan dan status lahan, relokasi penduduk dan tingkat luasan lahan. Awalnya
ada 4 alternatif lokasi yang ditawarkan yakni disekitar Kelurahan Bayur,
Makroman, Palaran dan Karang Mumus (Sungai Siring), dan akhirnya Sungai
Siring yang dinilai sangat layak, dari ke 4 lokasi tersebut, Sungai Siring
memiliki faktor kelebihan dan memenuhi persyaratan teknis keselamatan
penerbangan.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan hidup yang
ditetapakan di Wilayah Kota Samarinda, meliputi: kawasan kumuh, kawasan
rawan banjir dan tanah longsor, serta kawasan wisata alam.
o Kawasan tepi Mahakam di Loa Janan Ilir, Sungai Keledang, Loa Buah,
Karang Asam;
Pemerintah perlu
melibatkan masyarakat
dalam setiap program
yang menyentuh
masyarakat sebagai
objeknya baik pada
tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan
pemeliharaan.
Dalam pelibatan
masyarakat, pemerintah
perlu memperhatikan
karakteristik masyarakat,
agar program yang dilaksanakan dirasakan merata oleh seluruh masyarakat.
2.3.1 Migrasi
Kota Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kaltim tentu memiliki infrastruktur yang
memadai, seperti infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perdagangan/jasa.
Kelengkapan infrastruktur ini mendorong arus migrasi yang sangat cepat,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan.
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Samarinda mencapai 805.686 jiwa
dengan kepadatan rata-rata 1.122 jiwa/km2
2.3.2 PDRB
Gambar 2.9 Distribusi Persentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (%)
Gambar 2.10 PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(Juta Rp)
Tabel 2. 25
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Samarinda (Juta Rupiah), 2011 – 2013
Distribusi Presentasi Produk Domestik regional Bruto Kota Samarinda dari tahun
ke tahun sebagian lapangan usaha mengalami mengalami penurunan dan usaha
lainnya mengalami peningkatan. Peningkatan distribusi presentasi Produk
Domestik Regional Bruto pada tahun 2013 terdapat di lapangan usaha
perdagangan, restoran dan hotel yaitu sebesar 38,32 % sedangkan distribusi
Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2011 terendahi terdapat di lapangan
usaha pertanian yaitu sebesar 1,55 %
Tabel 2. 26
Distribusi Presentasi Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku (%) 2011-2013
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013
1 Pertanian 1,51 1,45 1,55
2 Pertambangan & Penggalian 20,92 14,76 12,07
3 Industri Pengolahan 14,61 14,27 13,95
4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,92 0,99 0,93
5 Bangunan dan Konstruksi 4,05 4,29 4,42
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 30,79 35,69 38,32
7 Pengangkutan & Komunikasi 7,45 7,18 7,18
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,34 11,55 11,65
9 Jasa-Jasa 9,41 9,82 9,92
PDRB 100,00 100,00 100,00
Selain itu PDRB atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan
mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2011 PDRB atas
dasar harga konstan dengan migas sebesar 13.547.935,43 mengalami
peningkatan pada tahun 2013 sebesar 14.801.018,09. Selain itu pada tahun 2011
PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas sebesar 13.511.502,10 mengalami
peningkatan pada tahun 2013 sebesar 14.773.901,47.
Tabel 2. 27
Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp) 2011-2013
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013
1 Pertanian 244.845,13 236.638,64 266.135,37
2 Pertambangan & Penggalian 1.799.976,77 1.416.589,49 1.249.946,57
3 Industri Pengolahan 2.621.996,18 2.710.084,93 2.829.287,29
4 Listrik, Gas dan Air Minum 147.870,08 166.471,91 178.326,29
5 Bangunan dan Konstruksi 711.636,41 769.014,62 860.780,43
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 3.477.318,30 3.820.205,81 4.188.856,89
7 Pengangkutan & Komunikasi 1.444.536,97 1.477.492,94 1.531.217,41
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 1.509.368,62 1.688.682,69 1.859.344,69
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.590.386,96 1.732.822,36 1.837.123,14
PDRB Dengan Migas 13.547.935,43 14.018.003,39 14.801.018,09
PDRB Tanpa Migas 13.511.502,10 13.984.652,78 14.773.901,47
PDRB ini dikurangi penyusutan dan PDRB netto kemudian dibagi dengan jumlah
pendudukper tengah tahunan,maka akan menggambarkan tinngkat pendapatan
per kapita penduduk. Untuk Kota Samarindagambaran pendapatan per kapita
penduduk adalah sebagai berikut :
Tabel 2.28
Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita
Kota Samarinda tahun 2011 – 2013 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 (X Rp. 1000.000)
Naik/ Naik/
No Uraian 2011 2012 2013
Turun Turun
1 PDRB 13,547,935.43 14,018,003.39 470,067.96 14,801,018.09 783,014.70
2 Penyusutan 460,731.98 476,717.84 15,985.86 503,346.25 26,628.41
3 PDRB Neto Atas 13,087,203.44 13,541,285.55 454,082.11 14,297,671.85 756,386.30
Dasar Harga Pasar
4 Pajak Tidak Langsung 365,580.61 378,265.04 12,684.43 399,394.09 21,129.05
5 PDRB Netto Atas 12,721,622.83 13,163,020.52 441,397.69 13,898,277.76 735,257.24
Dasar Faktor Produksi
6 Jumlah Penduduk 756,687.00 781,313.00 24,626.00 805,688.00 24,375.00
Pertengahan Tahun
2.3.3.1 Perkebunan
Pada tahun 2013, kelapa sawit merupakan tanaman dengan produksi terbanyak,
tanaman ini juga terus mengalami peningkatan mulai dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013. Produksi tahun 2013 meningkat hingga 122 %. Produksi
tanaman ini mencapai 2.911 ton pada tahun 2013 ini.
Tabel 2.30
Jumlah Kepala Keluarga Yang Berusaha Sektor Perkebunan
Kota Samarinda 2009-2013
Jenis Tahun
No
Tanaman
2009 2010 2011 2012 2013
1 Karet 781 780 545 509 514
2 Kelapa 5.512 4.789 3.850 3.742 3.638
3 Kelapa Sawit - - 606 691 758
4 Coklat 655 627 141 135 88
2.3.3.2 Perikanan
Gambar 2.11 Grafik Produksi Perikanan Kota Samarinda Tahun 2011- 2013
Pada tahun 2013, produksi perikanan darat mencapai 5.441 ton. Berbeda halnya
dengan perikanan laut yang justru terus turun produksinya dari 8.267 ton pada
tahun 2011, tahun 2012 produksinya 8.168 ton dan tahun 2013 menjadi 7.779 ton.
Tabel 2.31
Banyaknya Petani Yang Berusaha di Sektor Perikanan
Jumlah
No Kegiatan Obyek Pelayanan/ Alat Operasional
Pelaku
1 Budi daya ikan air Kolam, 160 -
tawar keramba
2 Penangkapan di Rawa, waduk, 454 Tradisional
perairan umum sungai
(sungai)
Jumlah
No Kegiatan Obyek Pelayanan/ Alat Operasional
Pelaku
3 Penangkapan di Laut, selat, 2.898 794 alat tangkap
perairan laut muara 53 motor tempel
711 kapal motor
4 Pemasaran hasil- TPI Selili 1.324 1.052 orang, diantaranya
hasil perikanan 17 agen ikan sungai, 23
agen ikan laut dan 1.012
pengecer ikan
5 Pengelola hasil Pabrik 1. Perusahaan Ekspor
perikanan amplang, 2. Perusahaan tujuan antara pulau
pengelolaan 3. Perusahaan tujuan antar pulau dan lokal
ikan asin 4. Kopersi tujuan antar pulau dan ekspor
5. Kopersi tujuan ekspor
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014
2.3.3.3 Industri
Tabel 2.32
Keadaan Industri di Kota Samarinda, 2013
No Uraian Unit Usaha Tenaga Kerja
Industri Hasil Hutan,
1 501 4.276
Kimia, Pulp dan Kertas
Industri Logam, Mesin,
2 Perekayasaan dan 472 4.393
Elektronika
3 Agro Industri dan Aneka 249 2.090
2013 1.222 10.759
2012 1.175 10.168
Jumlah 2011 1.123 9.522
2010 1.086 9.145
2009 1.033 8.876
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014
Diantara banyaknya suku yang ada di wilayah Kaltim salah satunya yang
diresmikan sebagai desa budaya adalah Desa Pampang, pemerintah merasa
antusias bahwa desa ini memiliki kegiatan positif yang bisa menjadi aset wisata
unggulan. Melalui desa ini pemerintah berharap desa ini bisa terus melestarikan
adat istiadat dan budaya masyarakat Dayak. Untuk kategori ini, Budaya Pampang
merupakan objek wisata yang lebih terkenal di banding objek yang lain.
Kebudayaan dan gaya hidup penduduk sekitar yang merupakan suku dayak
menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang dari dalam maupun luar negeri.
Selain Budaya Pampang, Pelas Tahun, Masjid Tua dan Masjid Raya Darussalam
termasuk daya tarik wisata dalam kategori adat istiadat, sejarah dan budaya.
Tabel 2.33
Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya Kota Samarinda 2009 - 2013
Fasilitas Kesehatan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Klinik/Balai Pengobatan 19 19 41 41 42
BKIA - - - - -
Puskesmas Pembantu 41 43 43 43 43
Rumah Sakit Umum 7 7 7 7 9
Rumah Sakit Bersalin 5 5 4 5 6
Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1 1
Rumah Sakit Bedah - - - - -
Dokter Praktek 198 143 182 535 546
Apotek 26 66 - 136 158
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Samarinda
Tabel 2.34
Banyaknya Kelahiran, Kematian dan Kematian Bayi Menurut Status
Rumah Sakit Kota Samarinda, 2013
Tabel 2.35
9 Penyakit Terbesar di Kota Samarinda
Tahun
Jenis Penyakit
2013
ISPA 181.149
Gastritis / disperia 77.216
Myalgia / rhematoid 68.125
HipertensiPrimer 74.593
Pharingitis 39.664
Dermatitis Alergica 32.737
Dermatitis Infectif 17.702
Penyakit Regeneratif 26.610
lainnya
Penyakit infektif lainnya 16.833
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Samarinda 2014
CBD dan beberapa sub pusat kota atau pusat bagian wilayah kota (regional
centre) akan membentuk kota menjadi polycentric city atau cenderung seperti
multiple nuclei city, yang terdiri dari:
a. CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran;
b. Inner sub urban (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang tadinya
dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah berkembang
sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi dilayani oleh sub pusat
kota;
c. Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai
perkembangan kota;
d. Outer sub urban (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan
wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota;
e. Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang secara
berangsur-angsur tidak menunjukkan bentuk kota lagi, melainkan mengarah
ke bentuk pedesaan (rural area).
Lahan di Kota Samarinda dengan luas mencapai 718,00 Km2 sebagian besar
berupa Semak Belukar seluas 23.421,08 Ha dan Hutan seluas 20.360,83 Ha.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.36
Penggunaan Lahan di Kota Samarinda
Produk perencanaan tata ruang tidak hanya bersifat Administratif akan tetapi
juga mengatur perencanaan tata ruang yang bersifat fungsional dan di
klasifikasikan ke dalam Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang.
Mengacu pada muatan pokok Undang – Undang Penataan Ruang tersebut diatas,
maka dalam proses pengambilan keputusan penyusunan RTRW Kota Samarinda,
tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang telah telah ditetapkan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur. Rumusan kebijakan dalam RTRW Kalimantan Timur yang
terkait dengan peranan Kota Samarinda, adalah:
Tabel 2.37
Rencana sistem Pusat-Pusat Pelayanan Kota Samarinda
Pusat kota merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi. Jika dilihat dari fungsinya, pusat kota merupakan
tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di
belakangnya, mensuplainya dengan barang-barang dan jasa-jasa pelayanan,
jasa-jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik dan menurun tergantung pada
ambang batas barang permintaan.
Terkait dengan eksisting fungsi pelayanan PPK (CBD) yang relatif padat di
Wilayah Kecamatan Samarinda Kota, maka ditetapkan beberapa kebijakan
pengurangan fungsi kawasan PPK, yang berskala pelayanan regional dan
nasional, diantaranya adalah:
Kawasan SPPK, dicirikan dengan adanya jenis-jenis kegiatan yang memiliki skala
pelayanan kota, regional, dan nasional untuk sektor-sektor kegiatan tertentu yang
berifat tidak dominan pada kawasan yang bersangkutan. Pengembangan dan
peningkatan status pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan di Wilayah Kota
Samarinda, perlu dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Sub Pusat Pelayanan Kota I berfungsi sebagai perdagangan dan jasa skala
kota di Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Seberang, Kelurahan
Rawa Makmur Kecamatan Palaran dan Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan
Loajanan Ilir untuk fungsi; dan
Mempunyai skala pelayanan yang lebih kecil dari kedua pusat pelayanan di atas.
Pusat Lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi
lingkungan kota. Ciri utama pada kawasan Pusat Lingkungan (PL), adalah skala
pelayanan jenis kegiatan yang ada pada kawasan Pusat Lingkungan,
diperuntukan untuk skala pelayanan kegiatan lingkup pemukiman setingkat
kecamatan, kelurahan, dan RW.
7. Pusat Lingkungan VII di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kelurahan Karang Asam
Ulu, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kelurahan Loa Bakung dan sebagian
Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang;
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki, sebagaimana dijelaskan pada gambar 2.17 dan
gambar 2.18.
Gambar 2.16 Hubungan Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam
Sistem Jaringan Jalan Primer
Gambar 2.17 Hubungan Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam
Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Potensi dan pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Wilayah Kota
Samarinda, meliputi:
a. Wilayah sungai;
b. Jaringan air baku;
c. Sistem jaringan irigasi; dan
d. Sistem pengendalian banjir.
(1) Jaringan SDA Wilayah Sungai, meliputi:
(3) Sistem jaringan irigasi dilayani oleh Daerah Irigasi (DI) seluas 3.212,07
hektar meliputi:
- DI Lempake;
- DI Lempake Jaya;
- DI Tanah Merah;
- DI Sungai Siring;
- DI Pampang;
- DI Muang Dalam;
- DI Muang Datu;
- DI Bayur.
Dalam hal sistem penyediaan air bersih bagi Kota Samarinda, PDAM
merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang memegang peranan utama
baik dalam hal penyediaan dan pendistribusian air bersih. Dengan cakupan
pelayanan yang luas, sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah
(kelurahan) yang masih belum terlayani secara maksimal melalui sistem
perpipaan. Untuk itu, penduduk yang ada di pinggiran Kota Samarinda serta
daerah-daerah yang belum/sulit terjangkau oleh jaringan pipa PDAM, umumnya
dilayani melalui sistem non perpipaan misalnya dengan pengadaan mobil tanki,
sumur bor dan juga terminal air.
2. IPA Unit Pulau Atas di Kelurahan Pulau Atas dengan kapasitas 20 lt/det;
3. IPA Unit I Cendana di Kelurahan Teluk Lerong Ulu dengan kapasitas 300
lt/det;
9. IPA Unit Bendang I di Kelurahan Loa Buah dengan kapasitas 400 lt/det
10. IPA Unit Gunung Lipan di Kelurahan Harapan Baru dengan kapasitas 200
lt/det;
11. IPA Unit Sungai Kapih di Kelurahan Sungai Kapih dengan kapasitas 250
lt/det;
3. Sistem Persampahan
Pemilahan, dilakukan:
- Sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari
sumber sampah dan/atau dari TPS/TPST sampai ke TPA, menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah.
Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalamSK Menteri
PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota
adalah: jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian
wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan
lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota. Berdasarkan fisiknya,
sistem drainase, terdiri atas: saluran primer, saluran sekunder, dan saluran
tersier.
Dari hasil proyeksi jumlah kebutuhan rumah, dapat dihitung kebutuhan luas
lahan perumahan dan pemukiman, yang diperinci menurut tipe kaveling kecil,
kaveling sedang, dan kaveling besar. Proporsi pelayanan jumlah kaveling untuk
setiap type, adalah:
Dari hasil proyeksi tabel IV.5., diketahui kebutuhan pengembangan lahan untuk
perumahan dan pemukiman sampai tahun 2033, adalah: antara 251 hektar
sampai 271 hetar per tahun. Sampai tahun 2033, Wilayah Kecamatan
Samarinda Ulu, merupakan wilayah yang paling besar membutuhkan luas
lahan perumahan, yaitu: 2.384 ha, dan Kecamatan Samarida Kota merupakan
wilayah paling sedikit membutuhkan luas lahan pengembangan perumahan
dan pemukiman, yaitu: 648 ha.
Sedangkan jika dilihat dari tingkat kepadatan jumlah penduduk, lihat gambar
4.5., diketahui terdapat 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Kota,
Kecamatan Loa Janan Ilir, dan Kecamatan Samarinda Seberang, tingkat
kepadatan jumlah penduduknya telah mencapai tingkat kepadatan sangat
tinggi yaitu: 401 jiwa per hektar sampai 706 jiwa per hektar (dilihat berdasarkan
SNI 03-1733-2004), oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan-kebijakan untuk tidak
mengarahkan peruntukan lahan perumahan di 3 (tiga) wilayah kecamatan,
yaitu Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Loa Janan Ilir, dan Kecamatan
Samarinda Seberang.
A. Kawasan Pertanian
B. Kawasan Minapolitan
C. Kawasan Pertambangan
1. Minyak dan Gas Bumi, Kegiatan Eksplorasi yang ada pada saat ini
adalah pencarian minyak dan gas bumi oleh PT. Semco di sepanjang
Antiklin Sungai Lantung, dengan rencana titik pemboran di sekitar
Sungai Lantung hingga Sambutan.
3. Galian C
Kriteria Penetapan kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi,
struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang
mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.
Garis sempadan sungai adalah garis maya dikiri dan dan kanan palung sungai
yang ditetapkan sebagai daerah pengaman sungai. Tujuan perlindungan
terhadap kawasan sempadan sungai adalah untuk melindungi sungai dari
kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.
c. Kawasan sempadan Sungai Karang Asam dengan lebar 5 meter dari kaki
tanggul terluar terdapat di Kecamatan Sungai Kunjang.
a. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat.
Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau
orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas,
antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.
Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum.
b. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30%, terdiri
dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau
privat.
Kawasan Cagar Alam dan Ilmu Pengetahuan yang ditetapkan di Wilayah Kota
Samarinda, adalah kawasan “Kebun Raya Unmul Samarinda” berlokasi di
Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara, seluas 287,07 Hektar.
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
terjadi bencana alam. Kawasan rawan bencana yang ditetapkan sebagai
bagian dari kawasan lindung di Wilayah Kota Samarinda, adalah kawasan
yang memiliki potensi dan sering terjadi banjir dan tanah longsor. Kawasan
rawan banjir dan tanah longsor yang dimaksud adalah:
2.6 KEPENDUDUKAN
Penduduk Kota Samarinda dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup
berarti. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Samarinda sebanyak 805.688
jiwa, sebagian besar berada di Kecamatan Samarinda Ulu sebanyak 134.659 jiwa
atau 16,71 % dari jumlah total penduduk Kota Samarinda.
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda pada tahun 2013 adalah sebesar
1.122 jiwa/km2. Kepadatan penduduk pada setiap kecamatan menggambarkan
pola sebaran penduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola sebaran dan luas
wilayahnya, terlihat belum merata, sehingga terlihat adanya perbedaan kepadatan
penduduk yang mencolok antar kecamatan. Jumlah penduduk di Kota Samarinda
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.38
Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Rumah Tangga Menurut
Kecamatan Kota Samarinda, 2013
Rata-rata
Luas Rumah Anggota
Kepadatan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Tangga Rumah
(Jiwa/Km2)
(Km2) (RT) Tangga
(Jiwa/RT)
1 Palaran 221,29 54.353 246 15.027 3,62
2 Samarinda Ilir 17,18 73.383 4.271 12.497 5,87
3 Sambutan 100,95 48.342 479 9.022 5,36
4 Samarinda 11,12 36.604 3.292 16.616 2,20
Kota
5 Samarinda 12,49 63.715 5.101 14.284 4,46
Seberang
6 Loa Janan Ilir 26,13 62.740 2.401 17.103 3,67
7 Sungai 43,04 126.302 2.935 33.885 3,73
Kunjang
8 Samarinda Ulu 22,12 134.659 6.088 31.585 4,26
9 Sungai Pinang 34,16 105.695 3.094 25.784 4,10
10 Samarinda 229,52 99.894 435 30.593 3,27
Utara
Jumlah Total 718,00 805.688 1.122 206.396 3,90
Tahun 2013
Tahun 2012 718,00 781.184 1.088 193.860 4,03
Tahun 2011 718,00 755.630 1.052 184.900 4,09
Tahun 2010 718,00 727.500 1.013 184.284 3,95
Tahun 2009 718,00 607.675 846 153.871 3,95
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014
Kemudian, dari data tahun 2013, rasio ketergantungan lebih kecil dibanding tahun
2012, yang sebelumnya 44,04 % menjadi 42,28 %. Angka ini menunjukkan bahwa
setiap 100 (seratus) orang yang masih produktif (umur 15-64 tahun) harus
menanggung beban hidup sekitar 42 orang yang belum dan tidak produktif.
Tabel 2.39
Penyebaran Penduduk Kota Samarinda Menurut
Kecamatan, 2011 – 2013
Penyebaran Penduduk
Kecamatan Persentase
2011 2012 2013
-1 -2 -3 -4 -5
Palaran 50.633 52.085 54.353 6,75
Samarinda Ilir 66.798 67.128 73.383 9,11
Samarinda Kota 33.165 33.178 36.604 4,54
Sambutan 47.101 50.731 48.342 6
Samarinda Seberang 59.956 62.300 63.715 7,91
Loa Janan Ilir 58.780 60.821 62.740 7,79
Sungai Kunjang 118.702 123.232 126.302 15,68
Samarinda Ulu 124.609 125.533 134.659 16,71
Sungai Pinang 98.760 101.883 105.695 13,12
Samarinda Utara 97.126 104.293 99.984 12,4
Samarinda 755.630 781.184 805.688 100
Sumber Data : Kota Samarinda Dalam Angka, 2014
Tabel 2.40
Gambaran Keuangan Daerah Di Tahun 2013 Dan Target Pada Tahun 2014
Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah
Sejumlah Rp. 335.119.377.275,-
b. Dana Perimbangan
Sejumlah Rp. 1.532.867.609.997,-
c. Lain-lain pendapatan yang sah
Sejumlah Rp. 902.541.750.000,-
Dana perimbangan
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak Sejumlah Rp. 897.597.516.997,-
b. Dana Alokasi Umum
Sejumlah Rp. 614.366.913.000,-
c. Dana Alokasi Khusus
Sejumlah Rp. 20.903.180.000,-
Belanja Daerah
a. Belanja Tidak Langsung
Sejumlah Rp. 1.253.583.527.906,-
b. Belanja Langsung
Sejumlah Rp. 2.716.445.209.366,-
Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
Sejumlah Rp. 246.201.941.584,-
b. Belanja Barang dan Jasa
Sejumlah Rp. 623.656.191.322,-
b. Belanja Modal
Sejumlah Rp. 1.846.857.076.460,-
Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan
Sejumlah Rp. 1.200.000.000.000,-
b. Pengeluaran
Sejumlah Rp. 500.000.000,-