BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PEKERJAAN
II.1. KONDISI FISIK WILAYAH
II.1.1. Wilayah administrasi Kabupaten Lombok Barat
Lokasi pekerjaan Penyusunan Real Demand Survey PDAM Giri Menang berada di
Kabupaten Lombok Barat. Secara geografis Kabupaten Lombok Barat terletak antara
115049,12’04’’ - 116020’15,62’’ Bujur Timur dan 08024’33,82” - 08055’19” Lintang Selatan
yang membuatnya beriklim tropis layaknya wilayah lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Adapun batas wilayah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Lombok Utara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok dan KotaMataram
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 2-2. Peta Wilayah Pelayanan SPAM Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara
Narmada 21
Lingsar 15
Gunungsari 16
Batu Layar 9
Lobar Utara 61
Gambar 2-3. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara
A. Kecamatan Narmada
Kecamatan Narmada merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan
Kecamatan Lembar di sebelah Utara, Kabupaten Lombok Tengah di sebelah
Timur, lautan Indonesia di sebelah Selatan serta Selat Lombok di sebelah Barat.
Wilayah Kecamatan Narmada dengan luas 112,77 km2 terbagi dalam 21 desa,
dimana desa terluas adalah desa Suranadi dan terkecil adalah desa Mekar Sari.
Adapun luas wilayah Keacamatan Narada yang dirinci per Desa Tahun 2020
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2. Luas Wilayah Kecamatan Narmada Dirinci Per Desa Tahun 2020
B. Kecamatan Lingsar
Kecamatan Lingsar merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat.Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten
Lombok Utara di sebelah Utara, Kecamatan Narmada di sebelah Timur dan Selatan serta
Kecamatan Gunungsari sekaligus Kota Mataram di sebelah Barat
Wilayah Kecamatan Lingsar dengan luas 79,75 km2 terbagi dalam 15 desa, dimana desa
terluas adalah desa Batu Kumbung dan terkecil adalah desa Peteluan Indah. Adapun
luas wilayah Keacamatan Lingsar yang dirinci per Desa Tahun 2020 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.3. Luas Wilayah Kecamatan Lingsar Dirinci Per Desa Tahun 2020
Kecamatan Gunungsari merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten
Lombok Utara di sebelah Utara, Kecamatan Lingsar di sebelah Timur, Kota Mataram di
sebelah Selatan serta Kecamatan Batu Layar di sebelah Barat.
Wilayah Kecamatan Gunung Sari dengan luas 53,01 km2 terbagi dalam 16 desa, dimana
desa terluas adalah desa Kekait dan terkecil adalah desa Ranjok. Adapun luas wilayah
Keacamatan Gunung Sari yang dirinci per Desa Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.4. Luas Wilayah Kecamatan Gunung Sari Dirinci Per Desa Tahun 2019
Kecamatan Batulayar merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten
Lombok Utara di sebelah Utara, Kecamatan Gunungsari di sebelah Timur, Kota Mataram
di sebelah Selatan serta Selat Lombok di sebelah Barat
Wilayah Kecamatan Batu Layar dengan luas 34,11 km2 terbagi dalam 9 desa, dimana
desa terluas adalah desa Batu Layar dan terkecil adalah desa Bengkaung. Adapun luas
wilayah Keacamatan Bau Layar yang dirinci per Desa Tahun 2020 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.5. Luas Wilayah Kecamatan Batu Layar Dirinci Per Desa Tahun 2020
1. Sandik 7 20,52
2. Menintng 1,02 2,99
3. Batulayar 7,14 20,93
4. Lembah Sari 6,84 20,05
5. Senteluk 2,88 8,44
6. Senggigi 6,87 20,14
7. Batulayar Barat 1,2 3,52
8. Bengkaung 0,52 1,52
9. Pusuk Lestari 0,64 1,88
Total 34,11 100,0
Sumber : Kecamatan Batu Layar Dalam Angka, 2020
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang
lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan
pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan
Sosial).
Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi
jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut
hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani,
topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan.
Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk
pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal
yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini.
Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan
eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek
reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu
peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur
pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur
buatan manusia.
Gambar 2-4. Peta Topografi Pelayanan SPAM Kab. Lombok Barat Bagian Utara
Kemiringan lereng merupakan data yang paling penting dan paling banyak di gunakan di
berbagai bidang keilmuan spasial. Kebencanaan, Perencanaan wilayah, kehutanan sampai
pertanian memerlukan data tersebut, slama ini kita kadang kesulitan untuk mendapatkan
data tersebut bahkan mungkin harus membayar untuk mendapatkannya, padahal dengan
data DEM atau DTEM gratis seperti SRTM atau Aster GDEM kita dapat membuatnya.
Lereng adalah kenampakan permukaan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda
tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan
diperoleh besarnya kelerengan. Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan
tanah dan pelapukan. Lereng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua
bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar
pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan
dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan
hidrologi produksi pertanian dan pemukiman.
Pada Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara tingkat kemiringan lereng didominasi oleh
jenis kemiringan datar dengan proporsi 47,15%.
N
KETERANGAN AREA (Km2) PERSENTASE (%)
O
50.00%
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
0 - 8 % (Datar) 8 - 15 % 15 - 25 % 25 - 40 % > 40 %
(Landai) (Miring) (Curam) (Sangat Curam)
Gambar 2-1. Grafik Kemiringan Lereng Wilayah Pelayanan SPAM Kabupaten Lombok
Barat Bagian Utara
Gambar 2-5. Peta Lereng Pelayanan SPAM Kab. Lombok Barat Bagian Utara
Hutan bukan hanya sekumpulan individu pohon tetapi merupakan suatu masyarakat
tumbuhan yang kompleks, terdiri dari pohon juga tumbuhan bawah, jasad renik tanah, dan
hewan lainnya. Satu sama lainnya terjadi hubungan ketergantungan. Hutan merupakan
suatu ekosistem yang dibentuk atau tersusun oleh berbagai komponen yang tidak bisa
berdiri sendiri, tidak dapat dipisah-pisahkan, bahkan saling mempengaruhi dan saling
bergantung. Banyak yang memberi definisi dan pengertian tentang hutan. Pada Undang -
Undang RI No. 41 Tahun 1999 mencantumkan Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Pendapat lain mendefinisikan Hutan sebagai lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang
secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam
lingkungannya atau ekosistem (Kadri dkk., 1992).
Soerianegara dan Indrawan (1982) mengemukakan Hutan adalah masyarakat tumbuh-
tumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan
lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Sedangkan Arief (1994) menulis
bahwa Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup dalam
lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu
Gambar 2-6. Peta Kawasan Hutan Wilayah Pelayanan SPAM Kab. Lombok Barat Bagian
Utara
II.1.6. Kondisi Cekungan Air Tanah Lombok Barat Bagian Utara
Keterdapatan air tanah pada suatu daerah terutama sangat dikontrol oleh beberapa faktor
seperti; curah hujan, kelulusan batuan, dan bentuk medan.
Faktor-faktor tersebut secara berkesinambungan membentuk suatu sistem yang dinamis
dan terpadu, sehingga mempengaruhi tingkat keterdapatan air tanah di daerah tersebut. Air
tanah tersebut berasal dan bersumber dari aliran air tanah sebagai hasil peresapan air
hujan pada daerah setempat dan atau dari daerah ketinggian lainnya secara regional.
Batuan yang berbeda jenis mempunyai sikap yang berbeda pula terhadap air, disebabkan
oleh beberapa sifat dan faktor. Perbedaan sifat antara lain menyangkut tingkat kepaduan
suatu mineral batuan, tekstur menyangkut aspek geometris dari partikel-partikel yang
menyusun batuan, seperti: ukuran butir, bentuk butir, dan susunan butir yang selanjutnya
berpengaruh terhadap sifat kesarangan dan kelulusan batuan terhadap air. Perbedaan
struktur antara lain menyangkut aspek intensitas rekahan, celahan, rongga, yang terdapat
pada batuan tersebut yang kemudian sangat menentukan sikap batuan tersebut terhadap
air, apakah dapat meluluskan air atau sebaliknya.
Di daerah Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram yang telah diuraikan sebelumnya
terdiri atas beberapa variasi batuan penyusun yang berbeda, sehingga akan membentuk
sistem litologi akuifer (lapisan pengandung air tanah) yang berbeda pula. Berdasarkan
karakteristik tersebut, sistem litologi akuifer, keterdapatan air tanah, dan produktivitas
akuifer di daerah Kabupaten Lombok Barat dapat diketahui.
Aspek potensi air tanah bebas dan tertekan berdasarkan hasil penelitian Hidrogeologi
yang dituangkan dalam bentuk peta Hidrogeologi Indonesia Lembar Lombok Bagian
Barat - 1907, Skala 1:250.000, terbitan Kantor Wilayah Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun 2000.
Air tanah terdapat di bawah permukaan tanah baik berada di daratan maupun di bawah
dasar laut, mengikuti sebaran karakteristik tempat keberadaannya yaitu dalam lapisan
tanah atau batuan pada cekungan air tanah (CAT). CAT merupakan suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung (Pasal 1 angka 12 UU No.
7 Tahun 2004).
Pendayagunaan air bawah tanah merupakan kegiatan pemanfaatan air bawah tanah
secara optimal dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Keberadaan air tanah di Indonesia cukup melimpah, akan tetapi tidak disetiap tempat
terdapat air tanah (CAT) tergantung pada kondisi geologi meliputi proses pengendapan
dan struktur geologi yang berpengaruh terhadap sifat fisik tanah dan batuan serta curah
hujan. Air tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari air secara keseluruhan.
Pendayagunaan sumberdaya air didasarkan pada keterkaitan antara air hujan, air
permukaan, dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
Namun dalam hal ini kerusakan dan pencemaran terhadap air tanah akan berakibat luas
dengan berdasar bahwa air permukaan bersumber dari air tanah. Oleh karena itu
penggunaannya memerlukan proses sebagaimana dilakukan pada kegiatan pertambangan
mencakup kegiatan penggalian atau pengeboran, dengan memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan. Di Nusa Tenggara Barat air tanah dimanfaatkan sebagai sumber
air baku dan irigasi berupa sumur bor.
Terkait dengan pelestarian fungsi dari air tanah agar sesuai dengan amanat UU No. 7
Tahun 2004 pengembangan air tanah pada cekungan air tanah harus dilakukan secara
terpadu dalam pengembangan sumberdaya air pada wilayah sungai dengan upaya
pencegahan terhadap kerusakan air tanah.
Tabel 2.8. Data Cekungan Air Tanah (Hidrogeologi) Kabupaten Lombok Barat
LUAS PERSENTASE
NO URAIAN
(Km2) (%)
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Jumlah Air Tanah Bebas (Q1 Jumlah Air Tanah Tertekan Bukan Cekungan Air Tanah
= 224 : Q2 = 22) (Q1 = 662 : Q2 = 8,0)
Gambar 2-7. Grafik Cekungan Air Tanah (Hidrogeologi) Kabupaten Lombok Barat
Gambar 2-8. Peta Cekungan Air Tanah (Hidrogeologi) Kabupaten Lombok Barat
Penggunaan lahan di lokasi studi di dominasi oleh areal Semak/ Belukar seluas 33.16% dari
luas total Kabupaten Lombok Barat, dan untuk penutupan terkeci adalah wilayah
Transmigrasi seluas 0.01%. Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada uraian tabel & gambar
berikut.
Tabel 2.9. Data Tata Guna Lahan pada Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Mangrove
Tanah Terbuka
Tambak
Kering Primer
Sekunder
Pemukiman
Sawah
Hutan Lahan
Lahan Kering
Lahan Kering
Semak/Belukar
Hutan Lahan
dgn Semak
Sekunder
Hutan
Pertanian
Pertanian
Kering
Gambar 2-9. Grafik Tata Guna Lahan pada Kabupaten Lombok Barat
Gambar 2-10. Peta Tata Guna Lahan pada Kabupaten Lombok Barat Bagian utara
II.2. KEPENDUDUKAN
II.2.1. Jumlah Penduduk pada wilayah pelayanan SPAM Kab. Lombok Barat Bagian
Utara
Penduduk merupakan obyek pelaksana pembangunan, dan untuk pembangunan
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyaknya jumlah penduduk
yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai salah satu potensi yang ada
dari daerah tersebut bagi terlaksananya pembangunan.
Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah seluas 809,53 km 2 maka
setiap km2 dihuni oleh 257 jiwa, ini memperlihatkan penduduk Kabupaten Lombok
Utara cukup padat. Dilihat berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (Perpu) No. 56 tahun 1960, untuk menentukan tingkat kepadatan penduduk
dibagi dalam beberapa kriteria, yaitu:
Gunungsari
95.082
30%
Lingsar
69.878
22%
Gambar 2-11. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
FASILITAS PENDIDIKAN
NO. KECAMATAN
TK SD SMP SMU SMK RA MI MTs MA
1. Narmada 20 50 13 5 6 9 16 15 11
2. Lingsar 5 36 10 2 6 1 7 8 5
3. Gunungsari 17 46 11 2 4 12 8 21 13
4. Batu Layar 10 27 4 2 1 7 7 7 6
Jumlah 52 159 38 11 17 29 38 51 35
1. Narmada 97 92 - 24 -
2. Lingsar 71 59 - 16 -
3. Gunungsari 93 18 - 9 -
4. Batu Layar 55 13 - 12 -
Jumlah 316 182 0 61 0
1. Narmada 3 227
2. Lingsar 3 13
3. Gunungsari 5 162
4. Batu Layar 1 3
Jumlah 33 718
FASILITAS AKOMODASI
HOTEL BERIBINTANG HOTEL NON BERBINTANG HOTEL MELATI
II.3.5. PDRB
Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB
Pendapatan Regional merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat bermanfaat untuk
mengevaluasi pembangun an ekonomi yang telah dilaksanakan atau dengan kata lain
pendapatan regional merupakan pengukuran atas nilai tambah yang timbul akibat berbagai
aktivitas ekonomi suatu daerah.
Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah semua barang dan jasa sebagai hasil
kegiatan ekonomi diwilayah domestik tanpa memperhatikan faktor kepemilikan apakah faktor
produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut atau tidak. Struktur
Prekonomian Kabupaten Lombok Barat didominasi oleh sektor pertanian, disusul oleh
sektor Perdagangan Hotel dan restauran, dan sektor Jasa-Jasa.