Anda di halaman 1dari 38

Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam

KABUPATEN JOMBANG

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 KONDISI FISIK


2.1.1 ADMINISTRASI DAN GEOGRAFI
Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah administrasi di Provinsi Jawa
Timur yang memiliki luas wilayah sebsar 1.159,50 km2 atau 2,5% dari luas wilayah Provinsi
Jawa Timur. Secara geografis, wilayah Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat
strategis, karena terletak pada perlintasan jalur arteri primer Surabaya-Madiun-Yogjakarta.
Dilihat dari letak koordinatnya, wilayah Kabupaten Jombang terletak pada 7020’48,60” –
7046’41,26” Lintang Selatan dan 112003’46,57” – 112027’21,26” Bujur Timur.

Berdasarkan tipologi wilayahnya, Kabupaten Jombang dapat dibedakan menjadi 3


kawasan, yaitu :
a. Kawasan Utara, berada di sebelah utara Sungai Brantas, merupakan bagian dari
pegunungan kapur yang mempunyai fisiologi mendatar, berbukit, yang meliputi
wilayah Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu, dan wilayah Kecamatan Ngusikan.
b. Kawasan Tengah, berada di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian besar tanhanya
cocok untuk budidaya pertanianan karena memiliki irigasi yang cukup baik, meliputi
wilayah Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung,
Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, dan wilayah
Kecamatan Kesamben.
c. Kawasan Selatan, berada di sebelah tenggara Kabupaten Jombang, merupakan tanah
pegunungan yang cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi wilayah Kecamatan
Ngoro, Bareng, Mojowarno, dan Kecamatan Wonosalam.

LAPORAN PENDAHULUAN 4-1


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Secara administratif, wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari 21 kecamatan, yang


meliputi 302 desa dan 4 kelurahan, serta 1.258 dusun/lingkungan. Adapun batas-batas
wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
− Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro
− Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto
− Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
− Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang


Luas Wilayah Jumlah Desa/ Jumlah
No Kecamatan 2
Km % Kelurahan Dusun
1 Bandar Kedung Mulyo 32,50 2,80 11 42
2 Perak 29,05 2,51 13 36
3 Gudo 34,39 2,97 18 75
4 Diwek 47,70 4,11 20 100
5 Ngoro 49,86 4,30 13 82
6 Mojowarno 78,62 6,78 19 68
7 Bareng 94,27 8,13 13 50
8 Wonosalam 121,63 10,49 9 48
9 Mojoagung 60,18 5,19 18 60
10 Sumobito 47,64 4,11 21 76
11 Jogoroto 28,28 2,44 11 46
12 Peterongan 29,47 2,54 14 56
13 Jombang 36,40 3,14 20 72
14 Megaluh 28,41 2,45 13 41
15 Tembelang 32,94 2,84 15 65
16 Kesamben 51,72 4,46 14 61
17 Kudu 77,75 6,71 11 47
18 Ngusikan 43,98 3,02 11 39
19 Ploso 25,96 2,24 13 50
20 Kabuh 97,35 8,40 16 87
21 Plandaan 120,40 10,38 13 57
Kabupaten Jombang 1.159,50 100,00 306 1.258
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Berdasarkan data luas wilayah tersebut maka diketahui bahwa wilayah Kecamatan
Wonosalam dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terbesar di Kabupaten Jombang. Di bawah ini adalah peta administrasi wilayah Kabupaten
Jombang.

LAPORAN PENDAHULUAN 4-2


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang

LAPORAN PENDAHULUAN 4-3


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.1.2 KLIMATOLOGI
Sebagaimana wilayah lain di Pulau Jawa, Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis
dengan suhu rata-rata 270C - 340C, dimana pada wilayah pegunungannya suhu udara
cukup sejuk dengan suhu 220C. Wilayah Kabupaten Jombang memiliki beberapa bulan
basah dengan tingkat curah hujan yang bervariasi. Pada tahun 2015, bulan basah terjadi
pada November – April, dengan curah hujan tahunan sebesar 1.261 mm. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 392 mm, dengan jumlah hari hujan
sebanyak 13 hari. Di bawah ini adalah data curah hujan dan hari hujan yang terjadi di
wilayah Kabupaten Jombang.

Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Jombang
Tahun 2015
Curah Hujan Hari Hujan
No Bulan
(mm) (hari)
1 Januari 283 11
2 Februari 392 13
3 Maret 263 12
4 April 250 11
5 Mei 44 2
6 Juni - -
7 Juli - -
8 Agustus - -
9 September - -
10 Oktober - -
11 November 49 2
12 Desember 243 11
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

2.1.3 TOPOGRAFI
Berdasarkan pola relief topografinya wilayah Kabupaten Jombang dapat dibagi
menjadi 3 satuan morfologi, yaitu :

a. Bagian Selatan

Merupakan morfologi perbukitan vulkanik, yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan


Mojoagung, sebagian Kecamatan Bareng, serta Kecamatan Wonosalam, dengan
puncaknya dibeberapa gunung, antara lain G. Gede-1 (1.629 m), G. Gentonggowok
(1.942 m), G. Gede-2 (1.868 m), G. Watujuwadah (1.629 m), dan G. Tambakmerang
(1.360 m).

LAPORAN PENDAHULUAN 4-4


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

b. Bagian Tengah

Merupakan morfologi dataran aluvial. Satuan ini menempati sebagian besar wilayah
Kabupaten Jombang, yang dicirikan dengan topografi datar, dengan levasi 21-100 m
dan kemiringan lahan 0-20%, dimana terdapat aliran sungai besar yang permanen
(perenial) seperti Sungai Brantas beserta anak-anak sungainya. Kawasan ini telah
berkembang sebagai permukiman dan perkotaan yang pesat, terbentuk tanah-tanah
yang tebal dan subur, serta terdapat lahan pertanian beririgasi teknis.

c. Bagian Utara

Merupakan perbukitan struktural lipatan. Satuan ini menempati sebagian wilayah


Kecamatan Kabuh, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, dan Kecamatan Plandaan.
Satuan morfologi ini dicirikan oleh adanya pola kontur yang kasar, dengan kemiringan
lereng 16-40%. Pola kontur yang tidak teratur, karena pengaruh proses erosi dan
banyaknya puncak-puncak bukit rendah seperti G. Selolanang (261 m), G. Guwo (231
m), G. Wadon (220 m), G. Resek (164 m), dan G. Pucangan (168 m).

Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari dataran rendah, yaitu 95%
wilayahnya memiliki ketinggian <500 m, sementara 4,38% memiliki ketinggian 500-700 m,
dan 0,62% wilayah memiliki ketinggian >700 m. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten
Jombang menurut ketinggian tempatnya secara terperinci dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut ini.

Tabel 2.3 Luas Wilayah Tiap Kecamatan Menurut Menurut Ketinggian


Ibukota
Luas Wilayah Menurut Ketingian (km2)
No Kecamatan Kecamatan
(m) <500 m 500-700 m >700 m Total
1 Bandar Kedung Mulyo 35 32,50 - - 32,50
2 Perak 36 29,05 - - 29,05
3 Gudo 36 34,39 - - 34,39
4 Diwek 35 47,70 - - 47,70
5 Ngoro 41 49,86 - - 49,86
6 Mojowarno 41 78,62 - - 78,62
7 Bareng 63 94,27 - - 94,27
8 Wonosalam 459 63,65 50,76 7,22 121,63
9 Mojoagung 62 60,18 - - 60,18
10 Sumobito 38 47,64 - - 47,64
11 Jogoroto 43 28,28 - - 28,28
12 Peterongan 42 29,47 - - 29,47

LAPORAN PENDAHULUAN 4-5


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Ibukota
Luas Wilayah Menurut Ketingian (km2)
No Kecamatan Kecamatan
(m) <500 m 500-700 m >700 m Total
13 Jombang 41 36,40 - - 36,40
14 Megaluh 38 28,41 - - 28,41
15 Tembelang 41 32,94 - - 32,94
16 Kesamben 34 51,72 - - 51,72
17 Kudu 39 77,75 - - 77,75
18 Ngusikan 42 43,98 - - 43,98
19 Ploso 38 25,96 - - 25,96
20 Kabuh 66 97,35 - - 97,35
21 Plandaan 58 120,40 - - 120,40
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Secara morfometri, wilayah Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 4 kelas


kemiringan lereng, yaitu :
1. Kelas kemiringan 0-2%, meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Jombang,
kecuali Kecamatan Wonosalam, Kudu, dan Ngusikan.
2. Kelas kemiringan 2-15%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng,
Wonosalam, Mojoagung, Jombang, Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan Kecamatan Plandaan.
3. Kelas kemiringan 15-40%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam,
Mojoagung, Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan Kecamatan Plandaan.
4. Kelas kemiringan >40%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam,
Mojoagung, Ngusikan, dan Plandaan.

Luas wilayah Kabupaten Jombang berdasarkan kemiringannya secara terperinci


dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4 Luas Wilayah Kabupaten Jombang Menurut Kemiringan Lahan


Luas Persentase
No Kelas Kemiringan
(Ha) (%)
1 0–2% 82.452,045 71,11
2 2 – 15% 17.450,475 15,05
3 15 – 40% 10.192,005 8,79
4 >40% 5.885,475 5,05
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Peta ketinggian wilayah Kabupaten Jombang secara lebih jelas dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut.

LAPORAN PENDAHULUAN 4-6


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Gambar 2.2 Peta Ketinggian Wilayah Kabupaten Jombang

LAPORAN PENDAHULUAN 4-7


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.1.4 GEOLOGI
A. GEOMORFOLOGI

Kabupaten Jombang memiliki struktur geologi yang bervariasi, masing-masing jenis


keadaan struktur geologi dibagi dalam 7 (tujuh) jenis yaitu plitosen fasies gunung
api, plistosen fasies sedimen, alluvium fasies gunung api, pleistosen fasies sediemen,
hasil gunung api kwarter tua, hasil gunung api kwarter muda dan aluvium.
Keseluruhan struktur geologi diatas didominasi oleh jenis batuan dari hasil gunung api
yang mempunyai ciri serta sifat mudah lapuk dengan kecenderungan menjadi tanah
subur. Berdasarkan jenis batuan tersebut Kabupaten Jombang termasuk endapan
alluvium dan kwarter dari gunung api baik yang berupa kerikil, pasir, tuff, maupun
lempung. Batuan ini banyak mengandung unsur hara, oleh karena itu banyak
dimanfaatkan untu lahan pertanian irigasi dan perkembangan permukiman.

Menurut Van Bemmelen, Kabupaten Jombang termasuk dalam Zone Solo dan Zone
Kendeng Ridge. Yang termasuk Zone Solo yaitu Jombang bagian Selatan (selatan
Sungai Brantas). Zone Solo merupakan depresi yang ditumbuhi oleh vulkan-vulkan
kuarter. Zone ini terdiri dari tiga sub-zone, yaitu :
a. Sub-Zone Litar, suatu depresi yang membatasi Pegunungan Selatan dengan
vulkan-vulkan di depresi tengah.
b. Solo Sensu Stricto, yaitu bagian tengah yang diisi oleh vulkan-vulkan kuarter.
c. Sub-Zone Ngawi, yaitu depresi yang membatasi vulkan-vulkan di depresi tengah
Pegunungan Kendeng.

Pada umumnya vulkan-vulkan kuarter telah mengalami collapse karena tumbuh di


atas sedimen yang plastis. Vulkan kuarter yang ada di Jombang bagian selatan yaitu
kompleks Anjasmoro-Arjuno-Kawi-Butak-Welirang-Kelud. Bagian paling tua dalam
kompleks ini adalah Gunung Anjasmoro, bahkan tertua pada zone Solo. Di kaki utara
vulkan ini terbentuk Jombang Layer yang oleh Duyfjes ditaksir berumur Pleistosen
Tengah bagian akhir, tetapi Van Bemmelen menaksirnya berasal dari Pleistosen Akhir
karena lapisan ini menutupi Kabuh Layer yang berumur Pleistosen Tengah.

Vulkan Anjasmoro telah pecah menjadi beberapa blok yang tidak teratur, dan di
sebelah utaranya terjadi pelipatan lemah Lapisan Jombang di delta Brantas,
membentuk Antiklin Jombang, Pojok, Watudakon, Sekarputih, dan Kedungwaruh.

LAPORAN PENDAHULUAN 4-8


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Belum ada penelitian mendalam apakah ada hubungan patahan blok Anjasmoro
dengan pelipatan yang terjadi di sebelah utaranya, tetapi sangat mungkin terjadi
hubungan mutual efek samping dari tektonik gravitasional.

Bagian tua dalam kompleks ini adalah Gunung Arjuna Tua. Puncaknya yang semula
adalah Gunung Ringgit pada sekarang ini. Gunung Arjuna Tua dibangun di ujung
selatan Geosinklin Jawa Utara yang dasarnya berupa batuan sedimen marin neogen
dan kuarter. Permukaan sedimen pra Miosen di dasar gunung ini miring ke utara.
Karena Gunung Arjuno Tua tumbuh semakin berat maka lapisan sedimen tidak dapat
menahan beratnya sehingga akhirnya Gunung Arjuna tua mengalami collapse, sisi
utaranya meluncur ke utara dan menekan lapisan sedimen Plio-Pleistosen di kaki
utaranya dan terbentuklah antiklin Bangil-Raci. Puncak Gunung Arjuna Tua bergeser
ke utara dan menjadi lebih rendah, yang sekarang dikenal sebagai Gunung Ringgit
(2.474 m). Escarpment dari slip-fault tadi masih nampak di Alas Ridge. Setelah Arjuna
Tua mengalami collapse, maka di atasnya tumbuh Gunung Arjuno Muda yang
sekarang (3.339 m). Di ujung barat antklin Bangil-Raci, terbentuk vulkan kecil dan
muda Gunung Penanggungan. Gunung Kelud, Kawi, Butak dan Welirang merupakan
vulkan-vulkan muda yang terbentuk pada periode Holosen. Vulkan ini menutupi
struktur vulkanis tua dan juga sebagian menutupin escarpment Pegunungan Selatan.

Jombang bagian Utara (utara Sungai Brantas) termasuk dalam Zone Kendeng Ridge.
Zona Kendeng juga sering disebut Pegunungan Kendeng dan ada pula yang
menyebutnya dengan Kendeng Deep. Pegunungan Kendeng merupakan antiklinorium
berarah barat-timur. Zone ini merupakan pelipatan yang makin ke timur makin
membenam di bawah delta Sungai Brantas Pada bagian utara berbatasan dengan
Depresi Randublatung, sedangkan bagian selatan bagian jajaran gunung api (Zona
Solo). Zona Kendeng merupakan kelanjutan dari Zona Pegunungan Serayu Utara yang
berkembang di Jawa Tengah. Mandala Kendeng terbentang mulai dari Salatiga ke
timur sampai ke Mojokerto dan menunjam di bawah alluvial Sungai Brantas,
kelanjutan pegunungan ini masih dapat diikuti hingga di bawah Selat Madura.

Menurut Stille, fase pengangkatan di Kendeng terjadi dari arah Pegunungan Serayu ke
timur dengan interval sekitar satu juta tahun. Kendeng ridge dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :

LAPORAN PENDAHULUAN 4-9


Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

a. Kendeng Barat/awal (Ungaran-lembah transversal sebelah utara Ngawi), daerah


ini terangkat pada Pleistosen Bawah.
b. Kendeng Tengah (Utara Ngawi-Jombang), terangkat pada Pleistosen Tengah.
c. Kendeng Timur (Jombang-mendekati Surabaya), terangkat pada Pleistosen
Akhir/Atas.

Pegunungan Kendeng ini membenam ke arah timur di bawah endapan alluvial muda
delta Sungai Brantas. Sedikit demi sedikit antiklin bagian selatan menghilang dan
akhirnya hanya antiklin di bagian utara yang mencapai Surabaya, yaitu Kedungwaru
dan Guyangan. Menurut Van Bemmelen, pada periode Holosen, Kendeng Barat dan
tengah sudah terangkat sedang bagian timur masih mengalami penurunan. Hal ini
didasarkan pada kenampakan tanah hitam dalam sumur artesis pada kedalaman 120
m di bawah permukaan laut, padahal tanah hitam tersebut merupakan hasil
pelapukan daratan. Maclaine Pont (1928) mengemukakan bahwa pada abad
pertengahan sampai tahun 1936 muara Sungai Brantas masih dilayari sampai ke
Mojokerto. Keterangan Maclaine tersebut memperkuat pendapat Van Bemmelen, dan
mengganggap bahwa pendapat Stille sebagai overschematiszed.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Van Bemmelen, disimpulkan bahwa


Pegunungan Kendeng telah mengalami pelipatan dan pengangkatan sebanyak tiga
kali, yaitu pelipatan yang berkaitan dengan collapse yang dialami Geantiklin Jawa,
vulkan-vulkan di Zone Solo, dan pengangkatan karena dorongan magma dari dalam.

Pada periode Pleistosen Tengah, Kendeng Barat mengalami pelipatan intensif yang
sudah mulai pada periode Pleistosen Bawah sebagai akibat tekanan dari arah selatan
pada waktu Geantiklin Jawa mengalami collapse (terbentuknya depresi tengah Jawa).
Pada periode ini Kendeng Tengah juga mengalami pelipatan yang sama, tetapi
Kendeng Timur dan dan Selat Madura terus mengalami penurunan.

Memasuki periode Pleistosen Atas terjadi lagi pelipatan secara lokal di Kendeng Barat
karena volcano-tectonic collapse yang dialami vulkan-vulkan di zone Solo. Kendeng
Timur pada masa ini juga mengalami pelipatan lemah, demikian juga sisi selatan pulau
Madura. Periode Holosen, terjadi pengangkatan di Kendeng Barat dan Tengah sebagai
penggelombangan imigrasi dimana pengangkatan di backdeep, sementara Kendeng
Timur dan Selat Madura terus mengalami penurunan.

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 10
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Gambar 2.3 Peta Geologi Kabuten Jombang

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 11
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

B. STRATIGRAFI

Geologi wilayah Kabupaten Jombang secara umum tersusun atas batuan dan endapan
lumpur berumur kuarter. Struktur geologi yang kompleks terdapat di kawasan utara
Sungai Brantas, sedangkan kawasan selatan Sungai Brantas lebih didominasi oleh hasil
aktivitas vulkanisme.

Stratigrafi wilayah Kabupaten Jombang bagian utara merupakan bagian stratigrafi


Mandala Kendeng yang umumnya terdiri dari endapan turbidit klastik, karbonat, dan
vulkaniklastik yang merupakan endapan laut dalam, kemudian endapan laut menjadi
semakin dangkal, sehingga terbentuk endapan non laut. Urutan stratigrafi wilayah
Kabupaten Jombang dari yang tertua sampai termuda adalah (1) Formasi Kalibeng
Bawah, (2) Formasi Kalibeng Atas, (3) Formasi Pucangan, (4) Formasi Kabuh, (5)
Formasi Notopuro, (6) Endapan Vulkanik Tua, (7) Endapan Vulkanik Muda, (8)
Aluvium.

Satuan Aluvium mendominasi sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang, yang


meliputi Kecamatan Jombang, Megaluh, Kesamben, Diwek, Peterongan, Tembelang,
Sumobito, Gudo, Jogoroto, Perak, dan Kecamatan Bandar Kedung Mulyo. Litologi
satuan ini berupa endapan aluvial dan endapan sungai berupa material lepas dominan
berukuran lempung sampai kerikil.

C. JENIS TANAH

Struktur geologi wilayah Kabupaten Jombang yang paling luas adalah aluvium, yang
mencapai 56.042,8 Ha. Tanah tersebut bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur.
Tanah aluvium cocok untuk tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa, dan
buah-buahan. Dengan demikian sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang sangat
berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian dan perkebunan.

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Jombang didominasi oleh asosiasi mediteran coklat
dan grumosol kelabu, kompleks adosol coklat, andosol coklat kekuningan dan litosol,
grumosol kelabu tua, aluvial kelabu, dan asosiasi litosol dan mediteran merah. Adapun
sebaran jenis tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Jombang dapat dirinci
sebagai berikut :

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 12
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

1. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol kelabu tersebar di wilayah Kecamatan


Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojowarno, Bareng, Mojoagung,
Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, dan Kecamatan Ngoro.
2. Kompleks adosol coklat, andosol coklat kekuningan, dan litosol tersebar di wilayah
Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudi, Diwek, Sumobito, Peterongan,
Jombang, Megaluh, Tembelang, Kesamben, Kudu, Ngusikan, Ploso, Kabuh, dan
Kecamatan Plandaan.
3. Tanah grumosol kelabu tua di wilayah Kecamatan Ploso, Plandaan, Kabuh, Kudu,
dan Kecamatan Ngusikan.
4. Aluvial kelabu terletak di wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng, dan Kecamatan
Mojoagung.
5. Asosiasi latosol dan mediteran merah tersebar di wilayah Kecamatan Bandar
Kedung Mulyo, Perak, Jombang, Megaluh, Kudu, Ngusikan, dan Kecamatan
Plandaan.

Dilihat dari penyebarannya kelas efektif tanah di Kabupaten Jombang sebagian besar
mempunyai lahan dengan kedalaman efektif tanah dominan lebih dari 90 cm hal ini
dapat diartikan pada sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Jombang baik untuk
pertumbuhan tanaman dalam arti kata akar tanaman dapat menembus kedalaman
tanah dimana akar tanaman tersebut dapat serta mampu menyerap air dibandingkan
dengan tingkat kedalaman efektif tanah yang berada dibawah angka 90 cm. Komposisi
luas lahan berdasarkan kedalaman efektif tanah di Kab. Jombang terdiri atas 4 kelas :
a. Lebih dari 90 cm seluas 95.129,930 Ha
b. Antara 61 - 90 cm seluas 6.770,817 Ha
c. Antara 30 - 60 cm seluas 2.706,999 Ha
d. Kurang dari 30 cm seluas 11.340,254 Ha

Luas lahan pada tiap kecamatan menurut jenis tanahnya secara terperinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 13
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Tabel 2.5 Luas Jenis Tanah Menurut Kecamatan


Luas Jenis Tanah (Ha)
No Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bandar. Kedung Mulyo - 3.169 - 313 - - - - - - 65 -
2 Perak - 2.133 - 768 - - - - - - 58 -
3 Gudo - 2,31 - 3.667 - - - - - - - -
4 Diwek - 2,83 - 5.056 - - - - - - - -
5 Ngoro - - - 4.468 - - - - - 815 - -
6 Mojowarno - - - 4.579 - - - - - 266 - 1.404
7 Bareng - - - 1.982 - - - - - - - 4.453
8 Wonosalam - - - - - 4.109 - - - - - 906
9 Mojoagung - - - 2.083 1.299 - - - - - - 1.897
10 Sumobito - 1.635 - 2.799 361 - - - - - - -
11 Jogoroto - - - 2.861 - - - - - - - -
12 Peterongan - 2.561 - 592 - - - - - - - -
13 Jombang - 2.712 - 554 - - - 355 - - 2.557 -
14 Megaluh - 1.684 - - - - - 1.053 - - 419 -
15 Tembelang - 3.260 - - - - - 190 - - - -
16 Kesamben - 4.761 - - - - - 740 - - - -
17 Kudu 1.291 1.193 - - - - - 7 - - 367 -
18 Ngusikan 1.054 677 - - - - 1.090 - - - 1.137 -
19Ploso 957 1.915 - - - - - - - - - -
20Kabuh 3.530 32 - - - - - - 1.007 - - -
21Plandaan 1.830 1.631 2.899 - - - 1.972 - 3.377 - 2.241 -
Jumlah 8.663 27.368 2.899 29.772 1.660 4.109 3.061 2.345 4.383 1.081 6.884 8.660
Sumber : Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Kabupaten Jombang
Keterangan Jenis Tanah :
1. Grumosol kelabu tua 6. Kompleks Mediteran Coklat dan Litosol 11. Asosiasi Litosol dan Mediteran Merah
2. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan Litosol 7. Regosol Coklat Keabuan 12. Aluvial Kelabu
3. Asosiasi Regosol dan Litosol 8. Litosol Coklat Kemerahan
4. Asosiasi Mediteran Coklat dan Grumosol Kalabu 9. Asosiasi Aluvial Kalabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan
5. Grumosol Kelabu Tua 10. Grumosol Kalabu

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 14
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.1.5 HIDROLOGI
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas, dimana prosentase luasnya mencapai 99,2%, dan hanya sebagian kecil
wilayah yang masuk dalam DAS Bengawan Solo dengan prosentase sebesar 0,8%. Luasan
wilayah DAS dan Sub DAS di wilayah Kabupaten Jombang seperti tabel berikut.

Tabel 2.6 DAS dan Sub DAS di Wilayah Kabupaten Jombang


DAS Sub DAS Luas (Ha) Prosentase (%)
Beng 7.923 6,8
Konto 14.402 12,4
Brantas Marmoyo 23.166 20, 0
Ngotok-Ringkanal 43.352 37,4
Gunting 26.204 22,6
Solo Hilir 21 0,0
Bengawan Solo
Lamongan 882 0,8
Jumlah 115.950 100,0
Sumber : BPDAS Brantas, 2013

Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai. Hampir seluruh wilayah


Kabupaten Jombang masuk dalam DAS Brantas. Sungai-sungai utama yang melintasi
wilayah Kabupaten Jombang yaitu Sungai Brantas, Kali Konto, Kali Gunting, Kali Ngotok
Ringkanal, Kali Gudo, Kali Afvour Besuk, dan Kali Jombang yang sebagian besar berhulu
di Pegunungan Arjuno.

Sungai Brantas merupakan sebuah sungai yang terbesar dan terpanjang di Jawa
Timur, bahkan merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas Kota Batu, lalu mengalir melewati
Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto sungai
ini bercabang menjadi dua, yaitu Kali Mas yang mengarah ke Surabaya dan Kali Porong
yang mengarah ke Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kali Brantas mempunyai DAS seluas
11.800 km² atau ¼ dari luas Propinsi Jawa Timur. Panjang sungai utama 320 km mengalir
melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-
rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada
musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m³. Potensi yang
termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per tahun.

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 15
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Di bawah ini adalah rincian nama dan panjang sungai, serta debit aliran airnya
yang ada di wilayah Kabupaten Jombang.

Tabel 2.7 Nama, Panjang, dan Debit Sungai di Kabupaten Jombang


Debit (m3/detik)
No Nama Sungai Panjang (km)
Maksimum Minimum
1 Kali Brantas 44,26 439,33 21,97
2 Kali Konto Kediri 14,12 71,50 2,60
3 Pait Tengah 2,30 41,32 3,09
4 Kali Bening 7,25 12,07 1,94
5 Kali Sembung 10,70 21,93 1,60
6 Kali Jarak 12,80 37,19 2,63
7 Kali Pakel 12,80 49,96 1,23
8 Kali Jiken 5,25 39,20 1,49
9 Kali Krisik 4,85 19,60 0,87
10 Kali Gogor 4,85 30,20 0,89
11 Kali Bengawan 6,00 28,71 0,88
12 Kali Putih 7,25 23,63 1,43
13 Kali Catak Banteng 8,75 38,63 1,30
14 Kali Gunting 12,88 61,64 1,74
15 Kali Jurang Jero 12,38 13,71 1,83
16 Kali Sumber Aren 6,08 7,67 0,74
17 Kali Pasinan 2,88 8,88 0,64
18 Kali Mengir 5,30 18,63 0,96
19 Kali Gondang 3,80 14,50 0,95
20 Kali Marmoyo 23,86 53,48 1,84
21 Kali Bancang 7,00 14,76 0,71
22 Kali Gembyang 1,50 13,09 0,74
23 Kali Kabuh 12,00 47,97 0,96
24 Kali Kulak 8,30 14,80 0,61
25 Kali Paleman 8,45 15,55 0,65
26 Kali Katemas 10,44 19,58 0,73
27 Kali Made 8,00 18,48 0,73
28 Kali Kromong 3,25 17,70 0,70
29 Kali Dor 5,50 24,72 1,94
30 Kali Beng 3,50 32,25 2,44
31 Kali Pelabuhan 2,50 12,97 0,70
32 Kali Ngotok Ring Kanal 27,85 70,45 4,91
33 Kali Jombang 4,25 29,71 1,94
34 Kali Jombang Wetan 6,12 19,48 1,73
35 Kali Jombang Kulon 8,25 13,58 0,95
36 Kali Kuwik 5,00 13,97 0,87
37 Kali Sumber Pangkat 1,94 6,25 0,66
38 Kali Lengkap 4,00 4,81 0,61
39 Kali Maling 1,00 6,23 0,72
40 Kali Wungu 8,00 6,55 0,84
41 Kali Seloatep 5,11 23,71 1,06
42 Kali Pancir 5,00 47,41 1,95
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 16
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Di wilayah Kabupaten Jombang memiliki waduk yang difungsikan untuk menunjang


kegiatan budidaya pertanian serta untuk pencadangan air permukaan. Di bawah ini adalah
waduk yang ada di wilayah Kabupaten Jombang.

Tabel 2.8 Nama, Luas, Volume dan Kemampuan Waduk Mengairi Sawah di Kabupaten
Jombang
Luas Volume Luas Sawah
No Nama Waduk
(Ha) (m3) (Ha)
1 Kepuhrejo I dan II 2,00 40.000 51
2 Grogol 1,93 38.600 46
3 Mangunan 5,00 100.000 98
4 Krademan 1,50 30.000 17
5 Brumbung 1,50 30.000 25
6 Sempal 4,50 90.000 29
7 Karangjati 1,10 22.000 17
8 Karangpakis 1,50 30.000 22
9 Ngabar 1,25 22.00 10
10 Tanjung Wadung 1,25 25.000 79
11 Bangsri 3,05 39.650 10
12 Pelabuhan 3,48 73.080 20
13 Sidowayah 1,00 15.000 8
14 Glugu 0,48 9.600 8
15 Grojokan 5,00 234.500 781
16 Banjardowo 2,50 13.726 20
17 Sumbergondang 4,00 212.300 150
18 Banjaragung 0,70 10.416 7
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Kondisi hidrogeologi wilayah Kabupaten Jombang sangat dipengaruhi oleh sebaran


litologi, topografi dan struktur geologi. Pembagian wilayah hidrogeologi secara umum
tercermin dari kondisi satuan-satuan morfologinya. Kondisi topografi yang khas, dimana
wilayah Kabupaten Jombang secara umum merupakan lembah antar bukit (intermountain
basin) yang dapat digunakan sebagai dasar perkiraan, bahwa aliran bawah tanah akan
mengalir dari perbukitan vulkan ke arah utara dan dari perbukitan struktural ke arah
selatan. Berdasarkan kondisi geoligi dan hidrogeologinya, wilayah Kabupaten Jombang
termasuk dalam wilayah Sub Cekungan Air Bawah Tanah Mojokerto. Sub cekungan air
tanah ini merupakan bagian dari Cekungan Air Bawah Tanah Brantas yang sebarannya
berada di wilayah Sungai Brantas dengan luas 6.186 km2.

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 17
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.1.6 PENGGUNAAN LAHAN


Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Jombang secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan
lahan bukan pertanian. Wilayah Kabupaten Jombang memiliki lahan pertanian sawah
seluas 48.635,00 Ha atau 41,95% dari luas wilayah Kabupaten Jombang, yang tersebar
pada masing-masing tiap wilayah kecamatan, dengan persebaran terbanyak di wilayah
Kecamatan Mojowarno. Luas lahan pertanian bukan sawah baik tegalan atau ladang di
Kabupaten Jombang tercatat sebesar 51.679,00 Ha atau 44,57%, dimana lahan ini paling
luas berada di wilayah Kecamatan Wonosalam. Berikut ini adalah rincian luas penggunaan
lahan menurut kecamatan di Kabupaten Jombang.

Tabel 2.9 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jombang


Luas (Ha)
No Kecamatan Lahan Lahan
Lahan Bukan
Pertanian Pertanian Jumlah
Pertanian
Sawah Bukan Sawah
1 Bandar Kedung Mulyo 2.116,00 341,00 793,00 3.250,00
2 Perak 2.015,00 399,00 491,00 2.905,00
3 Gudo 2.584,00 404,00 451,00 3.439,00
4 Diwek 2.986,00 615,00 1.169,00 4.770,00
5 Ngoro 3.092,00 842,00 1.052,00 4.986,00
6 Mojowarno 3.866,00 1.499,00 2.497,00 7.862,00
7 Bareng 3.198,00 4.033,00 2.196,00 9.427,00
8 Wonosalam 488,00 11.412,00 263,00 12.163,00
9 Mojoagung 2.207,00 2.708,00 1.103,00 6.018,00
10 Sumobito 3.284,00 874,00 606,00 4.764,00
11 Jogoroto 1.749,00 577,00 502,00 2.828,00
12 Peterongan 1.902,00 777,00 268,00 2.947,00
13 Jombang 1.726,00 1.195,00 719,00 3.640,00
14 Megaluh 1.853,00 588,00 400,00 2.841,00
15 Tembelang 2.215,00 764,00 315,00 3.294,00
16 Kesamben 3.622,00 844,00 706,00 5.172,00
17 Kudu 1.542,00 5.277,00 956,00 7.775,00
18 Ngusikan 1.222,00 2.160,00 114,00 3.496,00
19 Ploso 2.081,00 220,00 295,00 2.596,00
20 Kabuh 2.579,00 6.984,00 172,00 9.735,00
21 Plandaan 2.308,00 9.166,00 566,00 12.040,00
Jumlah 48.635,00 51.679,00 15.634,00 115.948,00
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2015

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 18
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.2 KONDISI SOSIAL EKONOMI


2.2.1 KEPENDUDUKAN
Kabupaten Jombang memiliki jumlah penduduk sebesar 1.240.985 jiwa yang terdiri
dari 614.194 jiwa penduduk laki-laki dan 623.791 jiwa penduduk perempuan dengan sex
rasio sebesar 99%. Dengan wilayah seluas 1.159,50 km2, kepadatan penduduk wilayah
Kabupaten Jombang sebesar 1.070 jiwa/km2. Wilayah dengan penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Jombang (143.848 jiwa), dan wilayah dengan penduduk paling sedikit adalah
Kecamatan Ngusikan (21.323 jiwa). Dilihat dari kepadatannya, wilayah dengan kepadatan
tertinggi adalah Kecamatan Jombang (3.952 jiwa/km2), sedangkan wilayah dengan
kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Wonosalam (260 jiwa/km2). Di bawah ini
adalah rincian jumlah dan kepadatan penduduk pada tiap wilayah kecamatan.

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang Menurut Kecamatan Tahun 2015
Jumlah Penduduk (jiwa) Rasio Jenis Kepadatan
No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelamin (jiwa/km2)
1 Bandar Kedung Mulyo 21.978 22.063 44.041 100 1.355
2 Perak 25.871 26.419 52.290 98 1.800
3 Gudo 25.339 26.015 51.354 97 1.493
4 Diwek 52.870 51.977 104.847 102 2.198
5 Ngoro 34.825 35.285 70.110 99 1.406
6 Mojowarno 44.378 43.964 88.342 101 1.124
7 Bareng 24.980 25.552 50.532 98 536
8 Wonosalam 15.993 15.639 31.632 102 260
9 Mojoagung 38.126 38.008 76.134 100 1.265
10 Sumobito 40.238 40.184 80.422 100 1.688
11 Jogoroto 33.604 33.267 66.871 101 2.365
12 Peterongan 33.070 33.602 66.672 98 2.262
13 Jombang 70.722 73.126 143.848 97 3.952
14 Megaluh 18.443 18.881 37.324 98 1.314
15 Tembelang 25.117 25.486 50.603 99 1.536
16 Kesamben 30.433 30.932 61.365 98 1.186
17 Kudu 14.072 14.474 28.546 97 367
18 Ngusikan 10.511 10.812 21.323 97 485
19 Ploso 19.628 19.881 39.509 99 1.522
20 Kabuh 19.374 20.228 39.602 96 407
21 Plandaan 17.622 17.996 35.618 98 296
Jumlah 614.194 623.791 1.240.985 99 1.070
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 19
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun 2015


160.000

140.000

120.000

100.000
Penduduk (jiwa)

80.000

60.000

40.000

20.000

Ngusikan
Sumbito

Kesamben
Megaluh

Plandaan
Perak

Tembelang
Wonosalam
Bareng
Diwek

Ngoro

Ploso
Gudo

Peterongan
Mojoagung
Mojowarno

Kabuh
Jogoroto

Jombang
Bd. Kedung Mulyo

Kudu
Laki-laki Perempuan Jumlah

Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun 2015

LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 20
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Penduduk bersifat dinamis dan cenderung mengalami perkembangan dalam tiap


tahunnya. Penduduk Kabupaten Jombang dari tahun 2011-2015 mengalami
perkembangan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,54% per tahun atau ± 6.548
jiwa per tahun. Wilayah kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar adalah
Kecamatan Jogoroto (1,17%), dimana laju pertumbuhan penduduknya lebih tinggi
daripada Kecamatan Jombang (0,89%). Sedangkan wilayah dengan laju pertumbuhan
penduduk paling rendah adalah Kecamatan Plandaan (0,07%). Di bawah ini adalah rincian
perkembangan jumlah penduduk tiap wilayah kecamatan di Kabupaten Jombang pada
tahun 2011-2015.

Tabel 2.11 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang Menurut Kecamatan


Tahun 2011-2015
Jumlah Penduduk Tiap Tahun (jiwa) Laju
No Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015 (%)
1 Bd. Kedung Mulyo 43.457 43.623 43.892 43.917 44.041 0,34
2 Perak 51.275 51.551 51.951 52.062 52.290 0,49
3 Gudo 50.757 50.929 51.222 51.229 51.354 0,29
4 Diwek 101.981 102.739 103.748 104.175 104.847 0,70
5 Ngoro 69.262 69.506 69.915 69.932 70.110 0,31
6 Mojowarno 86.260 86.892 87.636 87.886 88.342 0,60
7 Bareng 49.792 49.999 50.326 50.371 50.532 0,37
8 Wonosalam 30.884 31.084 31.360 31.459 31.632 0,61
9 Mojoagung 73.804 74.415 75.209 75.583 76.134 0,79
10 Sumobito 77.900 78.560 79.414 79.824 80.422 0,81
11 Jogoroto 63.884 64.649 65.578 66.144 66.871 1,17
12 Peterongan 64.514 65.078 65.801 66.158 66.672 0,84
13 Jombang 138.893 140.178 141.809 142.664 143.848 0,89
14 Megaluh 36.752 36.911 37.157 37.198 37.324 0,39
15 Tembelang 49.728 49.969 50.328 50.408 50.603 0,44
16 Kesamben 60.398 60.667 61.079 61.152 61.365 0,40
17 Kudu 28.360 28.420 28.546 28.513 28.546 0,16
18 Ngusikan 21.053 21.131 21.258 21.266 21.323 0,32
19 Ploso 39.021 39.160 39.393 39.406 39.509 0,31
20 Kabuh 39.284 39.380 39.571 39.541 39.602 0,20
21 Plandaan 35.522 35.563 35.688 35.613 35.618 0,07
Jumlah 1.214.792 1.222.416 1.232.894 1.236.515 1.240.985 0,54
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

LAPORAN AKHIR 2 - 21
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Perkembangan Penduduk Kabupaten Jombang Tahun 2011-2015

1.250.000

1.240.000
Penduduk (jiwa)

1.230.000

1.220.000

1.210.000

1.200.000
2011 2012 2013 2014 2015

Tahun

Gambar 2.5 Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten Jombang Tahun 2011-2015

Perbandingan Laju Pertumbuhan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Jombang

1,40

1,20

1,00
Laju Penduduk (%)

0,80

0,60

0,40

0,20

0,00
Perak

Peterongan

Ploso
Diwek
Gudo

Wonosalam
Ngoro

Bareng

Tembelang
Jogoroto

Megaluh

Kudu
Jombang

Plandaan
Kabuh
Kesamben
Mojoagung
Mojowarno

Sumbito

Ngusikan
Bd Kedung Mulyo

Kecamatan

Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Laju Pertumbuhan Penduduk Tiap Kecamatan Di


Kabupaten Jombang

LAPORAN AKHIR 2 - 22
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.2.2 TENAGA KERJA


Dengan jumlah penduduk sebesar 1.240.985 jiwa, Kabupaten Jombang memiliki
penduduk usia kerja sebanyak 941.171 jiwa yang terdiri dari 463.487 jiwa penduduk laki-
laki dan 477.684 jiwa penduduk perempuan. Jumlah angkatan kerja Kabupaten Jombang
pada tahun 2015 tercatat sebanyak 647.442 jiwa yang terdiri dari 392.009 jiwa penduduk
laki-laki dan 255.343 jiwa penduduk perempuan. Perbandingan antara angkatan kerja dan
penduduk usia kerja menggambarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), sehingga
TPAK Kabupaten Jombang pada tahun 2015 sebesar 68,79%. Jumlah penduduk yang bukan
angkatan kerja di Kabupaten Jombang sebesar 293.729 jiwa baik yang mengurus rumah
tangga, sekolah, atau lainnya, dengan komposisi sebanyak 71.388 jiwa penduduk laki-laki
dan 222.341 jiwa penduduk perempuan.

Dari 647.442 jiwa angkatan kerja, 607.856 jiwa telah bekerja di berbagai sektor
perekonomian, dimana komposisinya terdiri dari 368.421 jiwa penduduk laki-laki dan
239.435 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk yang masih belum
bekerja atau pengangguran terbuka di Kabupaten Jombang sebesar 39.586 jiwa dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,11%. Dengan demikian, Tingkat Kesempatan
Kerja (TKK) wilayah Kabupaten Jombang sebesar 93,89%. Di bawah ini adalah tabel yang
merinci kondisi ketenagakerjaan di wilayah Kabupaten Jombang.

Tabel 2.12 Parameter Ketenagakerjaan di Kabupaten Jombang Menurut Jenis Kelamin


Tahun 2015
Jenis Kelamin
Parameter
Laki-laki Perempuan Jumlah

I. Angkatan Kerja (jiwa) 392.009 255.343 647.442

1. Penduduk Bekerja (jiwa) 368.421 239.435 607.856

2. Pengangguran Terbuka (jiwa) 23.678 15.908 39.586

II. Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 71.388 222.341 293.729

Jumlah (jiwa) 463.487 477.684 941.171

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 84,60 53,45 68,79

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,04 6,23 6,11


Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

LAPORAN AKHIR 2 - 23
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Mata pencaharian utama penduduk di wilayah Kabupaten Jombang bertumpu


pada sektor pertanian, mengingat karakteristik wilayahnya yang didominasi oleh lahan
pertanian. Disamping sektor pertanian, lapangan kerja utama yang ada adalah pada sektor
industri pengolahan, serta perdangangan jasa. Di bawah ini adalah jumlah penduduk yang
bekerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Jombang pada tahun 2015.

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Kerja Utama Tahun 2015
Jenis Kelamin
Lapangan Kerja Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 113.114 56.724 169.868
Pertambangan dan Penggalian 2.586 508 3.094
Industri Pengolahan 67.875 44.500 112.375
Listrik, Gas, dan Air 977 - 977
Bangunan 49.530 834 50.364
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan
65.560 87.336 152.896
Hotel
Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 17.664 - 17.664
Keuangan 8.124 2.280 10.404
Jasa Kemasyarakatan 42.961 47.253 90.214
Jumlah 368.421 239.435 607.856
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Prosentase Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha


Angkutan, Pergudang Keuangan
an, dan Komunikasi 1,71%
Perdagangan 2,91% Jasa Kemasyarakatan
Besar, Eceran, Rumah 14,84%
Makan, dan Hotel
25,15%

Bangunan
8,29% Pertanian, Kehutanan
, Perburuan, dan
Perikanan
Listrik, Gas, dan Air 27,95%
0,16%

Industri Pengolahan Pertambangan dan


18,49% Penggalian
0,51%

Gambar 2.7 Grafik Prosentase Penduduk Menurut Lapangan Kerja Utama

LAPORAN AKHIR 2 - 24
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.2.3 PEREKONOMIAN DAERAH


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu dasar yang dapat
digunakan untuk mengukur nilai tambah yang dihasilkan akibat adanya aktivitas ekonomi
oleh penduduk di suatu wilayah, sehingga indikator PDRB ini dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembangunan dan bagaimana kemampuan perekonomian suatu
wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencerminkan kemampuan suatu wilayah
memproduksi barang dan jasa. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
mencerminkan perubahan volume produksi.

Angka PDRB ADHB maupun ADHK Kabupaten Jombang terus mengalami


peningkatan dalam kurun waktu 2011-2015. Peningkatan nilai PDRB tersebut terjadi akibat
dari meningkatnya volume produksi dan harga-harga komoditas. Selain itu terlihat adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi meskipun peningkatan tersebut memiliki trend yang
terus melambat selama kurun waktu 2012-2015. Di bawah ini adalah tabel mengenai
perubahan PDRB Kabupaten Jombang.

Tabel 2.14 Perkembangan PDRB Kabupaten Jombang Tahun 2011-2015


PDRB (Miliar Rupiah)
PDRB
2011 2012 2013 2014 2015

ADHB 19.472,18 21.580,50 23.829,80 26.339,07 29.147,97

ADHK 18.384,97 19.514,85 20.672,30 21.793,19 22.960,25

Laju Implisit 5,91 4,41 4,24 4,85 5,04


Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Sektor pertanian masih menunjukkan dominasinya sebagai sektor terbesar dalam


perekonomian Kabupaten Jombang. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan dan
reparasi. Dengan selisih yang tidak begitu nyata, dominasi ini nampaknya tidak akan
bertahan lama. Sebab peningkatan produksi pertanian juga ditentukan oleh luasan lahan.
Tidak demikian halnya dengan sektor perdagangan dan reparasi. Perdagangan sendiri di
era sekarang ini dapat dan ban-yak dilakukan dengan sistem online, dimana para pedagang
tidak membutuhkan toko secara fisik. Di bawah ini disajikan tabel yang merinci PDRB
Kabupaten Jombang Atas Dasar Harga Berlaku.

LAPORAN AKHIR 2 - 25
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Tabel 4.15 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten
Jombang Tahun 2015
PDRB Persentase
Lapangan Usaha
(Miliar Rupiah) (%)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.470,0 22,20
Pertambangan dan Penggalian 207,3 0,71
Industri Pengolahan 5.779,3 19,83
Pengadaan Listrik 19,8 0,07
Pengadaan Air 26,8 0,09
Konstruksi 2.802,0 9,61
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.432,2 22,07
Transportasi dan Pergudangan 326,6 1,12
Penyediaan Akomodasi 633,7 2,17
Informasi dan Komunikasi 1.809,4 6,21
Jasa Keuangan dan Asuransi 750,4 2,57
Real Estate 576,5 1,98
Jasa Perusahaan 80,8 0,28
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib 998,3 3,42
Jasa Pendidikan 1.536,0 5,27
Jasa Kesehatan 235,2 0,81
Jasa Lainnya 463,8 1,59
Jumlah 29.148,0 100,00
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Administrasi
Pemerintahan, Pertanahan
dan Jaminan Sosial Wajib
3,42%
Real Jasa Pendidikan
Jasa Keuangan Jasa 5,27% Jasa Lainnya
Estate Perusahaan
dan Asuransi
1,98% 0,28% 1,59%
2,57%
Pertanian, Kehutanan, dan
Informasi dan Komunikasi Perikanan
6,21% 22,20%

Penyediaan Akomodasi
2,17%
Transportasi dan Pertambangan dan
Pergudangan Penggalian
1,12% 0,71%
Industri Pengolahan
19,83% Pengadaan Listrik
0,07%

Perdagangan Besar dan


Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
22,07%
Pengadaan Air
Jasa Kesehatan Konstruksi
0,09%
0,81% 9,61%

Gambar 2.8 Struktur Perekonomian Kabupaten Jombang Tahun 2015

LAPORAN AKHIR 2 - 26
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

2.3 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA


2.3.1 KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJMD) KABUPATEN JOMBANG
RPJMD Kabupaten Jombang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang
Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018. Dokumen RPJMD Tahun 2014-2018 merupakan
rencana pembangunan jangka menengah periodesasi ketiga dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025.

Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagaimana yang
telah disampaikan pada saat penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di
sidang DPRD, yang diintegrasikan dengan arah kebijakan pembangunan daerah,
sebagaimana tahapan ketiga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025, RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-
2029, RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014 serta RPJM Nasional Tahun 2010-
2014. Dari hasil integrasi dan harmonisasi beberapa kebijakan tersebut ditetapkan visi
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018, yaitu ”Jombang Sejahtera Untuk Semua”.

Sesuai dengan harapan dari visi “Jombang Sejahtera Untuk Semua”, maka
ditetapkan misi, tujuan, sasaran, arahan kebijakan, dan strategi pembangunan Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018 hingga. Misi hingga strategi kebijakan yang terkait dengan
kebencanaan alam dijelaskan sebagaimana uraian berikut :

 Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Dan Beragama

Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan karakter masyarakat yang agamis, bermoral
dan berbudi luhur dalam tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai
didukung stabilitas pemerintahan, politik dan sosial budaya. Dengan latar belakang
masyarakat Jombang yang egaliter dan memiliki kedewasaan dalam menyikapi setiap
dinamika yang terjadi serta dukungan pondok pesantren yang ada, maka
memungkinkan terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan sosial dan beragama.
Tujuan yang terkait dengan aspek kebencanaan adalah :

 Tujuan 2 : Meningkatkan Ketahanan Sosial Masyarakat dalam Mencegah dan


Menangani Masalah Kesejahteraan Sosial, dengan sasaran :

LAPORAN AKHIR 2 - 27
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

 Menurunnya Dampak Bencana, dengan arah kebijakan :

• Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat dalam


Penanggulangan Bencana, dengan strategi :

− Penyusunan Data dan Informasi dalam Rangka Identifikasi Daerah


Potensi Bencana, dengan program :
(i) Pencegahan Dini dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
dan Kebakaran.

− Meningkatkan Kapasitas Manajemen Penanggulangan Bencana


(Mitigasi, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan
Rekonstruksi), dengan program :
(i) Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
(ii) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah Terdampak Bencana

 Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas dan Berwawasan


Lingkungan

Misi ini dimaksudkan untuk penyediaan infrastruktur dasar permukiman serta sarana
penunjang produksi barang dan jasa yang berupa jalan, jembatan, informasi dan
komunikasi yang keseluruhannya akan menunjang akses perekonomian. Penyediaan
infrastruktur dasar dimaksud dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan yang terkait aspek kebencanaan adalah :

 Tujuan 5 : Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup,


dengan sasaran :

 Meningkatnya Kualitas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,


dengan arah kebijakan :

• Penurunan Luas Lahan Kritis, dengan strategi :

− Optimalisasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Luar Kawasan


Hutan dan Lahan Rawan Bencana Serta Lahan Hutan Rakyat dengan
Fungsi Penyangga, dengan program :

(i) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

LAPORAN AKHIR 2 - 28
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaran


Penanggulangan Bencana, penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk
menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada
masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana. Penyelenggaran penanggulangan
bencana meliputi tahap pra bencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana. RPJMD
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 yang telah disusun tersebut telah sesuai dengan
kebijakan nasional dalam penyelenggaran penanggulangan bencana.

2.3.2 KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN JOMBANG
Rencana penataan ruang wilayah Kabupaten Jombang diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Jombang Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Jombang. RTRW Kabupaten Jombang ini merupakan pedoman dalam
pemanfaatan ruang yang serasi selaras dan seimbang. Secara garis besar RTRW ini berisi
tentang tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah, rencana struktur ruang
wilayah. rencana pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan
ruang wilayah, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Jombang menurut RTRW Jombang


adalah sebagai berikut :
a. Pemerataan Perkembangan Wilayah Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan
secara seimbang dan bersinergi.
b. Kabupaten sebagai wilayah pengembangan kegiatan Agribisnis untuk meningkatkan
potensi sumberdaya alam khususnya di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan.
c. Kabupaten sebagai simpul transportasi dan distribusi untuk mengoptimalkan
kedudukan Kabupaten yang dialui Jalan Bebas Hambatan, 2 (dua) Pintu Gerbang Jalan
Bebas Hambatan, Jalan Arteri dan Kabupaten sebagai pintu kawasan
Gerbangkertosusila.
d. Wilayah yang berdaya saing tinggi dan berkepastian hukum dalam pemanfaatan ruang
wilayah sehingga dapat menarik investasi di sektor pertanian, pariwisata, perkebunan,
kehutanan dan industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

LAPORAN AKHIR 2 - 29
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

Kebijakan, strategi dan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Jombang yang
terkait dengan kebencanaan dapat dilihat sebagai berikut.

 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

 Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang

 Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Jombang berupa


pengembangan sistem sarana dan prasarana melalui peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
sumberdaya air dan prasarana lingkungan yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah, peningkatan optimalisasi pelayanan yang mendukung keberlanjutan
pemanfaatan ruang wilayah.

 Strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana melalui peningkatan


kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan, khususnya jaringan sumberdaya
air dengan melakukan :
• Sistem jaringan prasarana sumberdaya air untuk mendukung
pengurangan potensi bencana banjir dan keberlanjutan ketersedian air
baku di wilayah kabupaten.
• Pengaturan sistem drainase untuk mencegah terjadinya rawan bencana
banjir.

 Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Wilayah

 Kebijakan dan Strategi Pemantapan Kawasan Lindung


• Kebijakan pemantapan kawasan lindung berupa pencegahan dampak
negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup, dengan strategi :
− Pengembangan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi
terhadap bencana di kawasan rawan bencana.
− Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan berlokasi di
kawasan lindung seperti penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah,
pencegahan bencana alam.
 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

LAPORAN AKHIR 2 - 30
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

• Kebijakan pengembangan kawasan budidaya berupa pengendalian


perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan, dengan strategi :
− Pembatasan perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan
rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan
potensi kerugian akibat bencana.

 Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis

 Kebijakan pengembangan kawasan strategis berupa pelestarian dan


peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, dengan strategi :

• Pencegahan terhadap pemanfaatan ruang di kawasan strategis


kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan.

• Pembatasan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis


kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan.

• Rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat pemanfaatan


ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis
kabupaten.

 Rencana Struktur Ruang

 Sistem jaringan prasarana sumberdaya air direncanakan melalui pengelolaan


sumberdaya air dengan melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata
air, waduk dan daerah aliran sungai.
 Rencana pengembangan sistem jaringan drainase diarahkan pada jalan arteri
primer dan jalan kolektor primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan,
pusat permukiman real estate, serta lokasi rawan banjir yakni Desa Mojoduwur,
Desa Japanan dan Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno.
 Pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase primer, melalui
kegiatan normalisasi sungai-sungai dan konservasi sempadan sungai.

LAPORAN AKHIR 2 - 31
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

 Rencana Pola Ruang

 Kawasan rawan bencana alam yang terdiri dari :

 Potensi Gempa Tektonik

• Kawasan potensi gempa tektonik ditetapkan dengan kriteria adanya


patahan berpotensi timbul gempa tektonik.
• Kawasan potensi gempa tektonik adalah kawasan yang berpotensi
terdapat bencana akibat patahan lempeng bumi (bencana geologi) di
sepanjang Sungai Brantas meliputi Kecamatan Plandaan, Kecamatan
Kabuh, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Megaluh dan Kecamatan Bandar
Kedungmulyo.

 Rawan Tanah Longsor

• Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan


berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran.
• Kawasan rawan tanah longsor seluas 18.445,22 hektar yang tersebar di
Kecamatan Bareng, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Mojoagung,
Kecamatan Sumobito, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Mojowarno,
Kecamatan Kudu, Kecamatan Kabuh dan Kecamatan Plandaan.
• Upaya mitigasi pengurangan bencana longsor/erosi meliputi :
− Pengendalian pembangunan permukiman dan fasilitas utama lainnya
pada daerah rawan bencana.
− Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
− Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air
permukaan maupun air tanah.
− Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
− Penataan terasering dengan sistem drainase yang tepat.
− Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan
jarak tanam yang tepat.
− Khusus untuk runtuhan batu dapat dibuatkan tanggul penahan baik
berupa bangunan konstruksi, tanaman maupun parit.

LAPORAN AKHIR 2 - 32
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

− Pengenalan daerah yang rawan longsor.


− Identifikasi daerah yang aktif bergerak, dapat dikenali dengan adanya
rekahan-rekahan berbentuk ladam (tapal kuda).
− Melakukan relokasi pada kasus-kasus tertentu.

 Rawan Banjir

• Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang


diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana
alam banjir.
• Kawasan rawan banjir seluas 1.585,72 hektar, meliputi Kecamatan
Plandaan, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ploso,
Kecamatan Kesamben, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Megaluh,
Kecamatan Peterongan, Kecamatan Jombang, Kecamatan Bandar
Kedungmulyo, Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan
Gudo, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan
Diwek.
• Upaya mitigasi penanganan kawasan rawan banjir meliputi :
− Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana dan sarana
pengendalian banjir sehingga dapat berfungsi sebagaimana
direncanakan.
− Melakukan monitoring dan evaluasi data curah hujan, banjir, daerah
genangan dan informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan
kejadian banjir, daerah yang diidentifikasi terkena banjir serta daerah
yang rawan banjir.
− Menyiapkan peta daerah rawan banjir dan lokasi pos pengamat debit
banjir/ketinggian muka air banjir di sungai penyebab banjir.
− Pembangunan tembok penahan dan tanggul di sepanjang sungai,
untuk mengurangi bencana banjir pada tingkat debit banjir yang
direncanakan.
− Pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan dari daerah
hulu sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir.

LAPORAN AKHIR 2 - 33
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

− Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengatur kecepatan air


dan debit aliran air masuk ke dalam sistem pengaliran diantaranya
adalah dengan reboisasi dan pembangunan sistem peresapan serta
pembangunan bendungan/waduk.
− Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran
terbuka maupun tertutup atau terowongan dapat membantu
mengurangi terjadinya banjir.

 Bahaya Angin Puting Beliung

• Kawasan rawan penyebaran bahaya angin puting beliung ditetapkan


dengan kriteria merupakan wilayah yang pernah terkena bahaya angin
puting beliung.
• Penyebaran bahaya angin puting beliung merupakanwilayah yang pernah
terkena bahaya angin puting beliung meliputi Kecamamatan Bandar
Kedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Tembelang dan Kecamatan
Ngoro.

2.3.3 KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPBD


KABUPATEN JOMBANG
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jombang.
Pembentukann BPBD Kabupaten Jombang ini sebagai amanat dari Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, dalam rangka untuk memberikan perlindungan dan
pemenuhan hak dasar yang secara nyata khususnya berkaitan dengan perlindungan
terhadap masyarakat atas bencana agar penyelenggaraannya terlaksana secara terencana,
terpadu, menyeluruh, dan terkoordinasi.

Menurut Peratun Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2011, BPBD


Kabupaten Jombang memiliki tugas :

LAPORAN AKHIR 2 - 34
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana


yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta
rekonstruksi secara adil dan setara.
b. Menetapkan standarisasi kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana.
d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana.
e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BPBD Kabupaten Jombang dalam menyelenggarakan tugas-tugas tersebut diatas


memiliki fungsi :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPBD Jombang menyusun rencana


strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018.

 VISI DAN MISI

Visi merupakan gambaran, cita-cita, kondisi ideal yang diharapkan, serta pencerminan
komitmen masa depan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang akan dipilih dan
diwujudkan pada periode 5 tahunan. Berdasarkan pengertian visi tersebut, BPBD
Kabupaten Jombang menetapkan visi sebagai berikut :

“Ketangguhan Daerah Dalam Menghadapi Bencana”

Misi BPBD Kabupaten Jombang akan menjadi pondasi penyusunan rencana strategis
serta perwujudan komitmen untuk pencapaian visi. Dengan demikian, berdasarkan

LAPORAN AKHIR 2 - 35
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

visi, tupoksi serta kewenangan BPBD, maka ditetapkan misi sebagai arah, tujuan dan
sasaran yang dicita-citakan selama lima tahun mendatang, sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPBD untuk mewujudkan penanggulangan


bencana yang handal.

Maksud dari misi ini adalah pengembangan kapasitas meliputi tiga bidang yaitu
pengembangan SDM Aparatur, penataan kelembagaan dan penataan sistem
melalui inovasi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

2. Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang dari ancaman bencana melalui


pengurangan resiko.

Maksud dari misi ini adalah Pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction)
merupakan suatu pendekatan praktis sistematis untuk mengidentifikasi atau
mengenali, mengkaji dan mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat kejadian
bencana. Tujuan pengurangan risiko bencana untuk mengurangi kerentanan-
kerentanan sosial ekonomi terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya
lingkungan maupun yang lain yang menimbulkan kerentanan.

3. Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang pada saat tanggap darurat.

Maksud dari misi ini adalah Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak bencana yang meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benca,
pemenuhan kebutuhan dasar, petlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana publik.

4. Koordinasi dan fasilitasi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak bencana.

Maksud dari misi ini adalah Pada saat pasca bencana perlu dilakukan pemulihan
masyarakat, pemulihan infrastruktur, pelestarian lingkungan; pembangunan
ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Dengan demikian BPBD perlu
melakukan koordinasi lintas sektoral dan lintas SKPD guna mewujudkan upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi yang efektif dan efisien.

 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan, sasaran, serta indikator sasaran dari masing-masing misi BPBD Kabupaten
Jombangan adalah sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR 2 - 36
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

 M-1 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPBD untuk mewujudkan


penanggulangan bencana yang handal, dengan tujuan :

 T-1 : Memberikan dukungan kelembagaan yang handal dalam mewujudkan


pelayanan penanggulangan bencana yang handal, dengan sasaran :
• S-1 : Tersedianya dukungan administrasi perkantoran, sarana prasarana
aparatur serta dokumen-dokumen perencanaan dan evaluasi. Indikator
sasarannya adalah terpenuhinya jasa administrasi teknis perkantoran,
tersedianya sarana prasarana gedung kantor tersedianya pakaian khusus
hari-hari tertentu, tersusunnya Renstra SKPD, tersusunnya Renja SKPD,
tersusunnya laporan capaian kinerja SKPD. Strategi yang ditempuh BPBD
Kabupaten Jombang adalah :

− Menyediakan jasa administrasi teknis perkantoran

− Menyediakan sarana prasarana gedung kantor

− Menyediakan pakaian dinas

− Menyusun Renstra SKPD

− Menyusun Renja SKPD


− Menyusun laporan capaian kinerja SKPD

 M-2 : Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang dari ancaman bencana melalui


pengurangan resiko, dengan tujuan :

 T-2 : Terlindunginya masyarakat Kabupaten Jombang dari ancaman bencana


melalui pengurangan resiko, dengan sasaran :

• S-2 : Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi


bencana, dengan indikator sasaran menurunnya persentase ancaman
bencana. Strategi yang ditempuh adalah :

− Menumbuhkan kesadaran tanggap bencana melalui Pemasangan


EWS di daerah rawan bencana, penyuluhan dan sosialisasi info
kebencanaan.

 M-3 : Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang pada saat tanggap darurat,


dengan tujuan :

LAPORAN AKHIR 2 - 37
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG

 T-3 : Terlindunginya masyarakat Kabupaten Jombang pada saat tanggap


darurat, dengan sasaran :

• S-3 : Terpenuhinya kebutuhan korban bencana, dengan indikator sasaran


meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana.
Strategi yang ditempuh adalah :

− Peningkatan layanan penanggulangan bencana melalui pengendalian,


fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi kerusakan akibat bencana.

 M-4 : Koordinasi dan fasilitasi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak


bencana, dengan tujuan :

 T-4 : Merehabilitasi dan merekonstruksi daerah terdampak bencana, dengan


sasaran :

• S-4 : Meningkatnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak


bencana, dengan indikator sasaran meningkatnya prosentase kerusakan
yang terehabilitasi (struktural/nonstruktural) dan terekonstruksi
(struktural). Strategi yang ditempuh adalah :

− Melakukan infentarisir kerusakan, rencana tindakan dan


implementasi rehabilitasi daerah terdampak bencana.

LAPORAN AKHIR 2 - 38

Anda mungkin juga menyukai