KABUPATEN JOMBANG
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Berdasarkan data luas wilayah tersebut maka diketahui bahwa wilayah Kecamatan
Wonosalam dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terbesar di Kabupaten Jombang. Di bawah ini adalah peta administrasi wilayah Kabupaten
Jombang.
2.1.2 KLIMATOLOGI
Sebagaimana wilayah lain di Pulau Jawa, Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis
dengan suhu rata-rata 270C - 340C, dimana pada wilayah pegunungannya suhu udara
cukup sejuk dengan suhu 220C. Wilayah Kabupaten Jombang memiliki beberapa bulan
basah dengan tingkat curah hujan yang bervariasi. Pada tahun 2015, bulan basah terjadi
pada November – April, dengan curah hujan tahunan sebesar 1.261 mm. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 392 mm, dengan jumlah hari hujan
sebanyak 13 hari. Di bawah ini adalah data curah hujan dan hari hujan yang terjadi di
wilayah Kabupaten Jombang.
Tabel 2.2 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Jombang
Tahun 2015
Curah Hujan Hari Hujan
No Bulan
(mm) (hari)
1 Januari 283 11
2 Februari 392 13
3 Maret 263 12
4 April 250 11
5 Mei 44 2
6 Juni - -
7 Juli - -
8 Agustus - -
9 September - -
10 Oktober - -
11 November 49 2
12 Desember 243 11
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
2.1.3 TOPOGRAFI
Berdasarkan pola relief topografinya wilayah Kabupaten Jombang dapat dibagi
menjadi 3 satuan morfologi, yaitu :
a. Bagian Selatan
b. Bagian Tengah
Merupakan morfologi dataran aluvial. Satuan ini menempati sebagian besar wilayah
Kabupaten Jombang, yang dicirikan dengan topografi datar, dengan levasi 21-100 m
dan kemiringan lahan 0-20%, dimana terdapat aliran sungai besar yang permanen
(perenial) seperti Sungai Brantas beserta anak-anak sungainya. Kawasan ini telah
berkembang sebagai permukiman dan perkotaan yang pesat, terbentuk tanah-tanah
yang tebal dan subur, serta terdapat lahan pertanian beririgasi teknis.
c. Bagian Utara
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari dataran rendah, yaitu 95%
wilayahnya memiliki ketinggian <500 m, sementara 4,38% memiliki ketinggian 500-700 m,
dan 0,62% wilayah memiliki ketinggian >700 m. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten
Jombang menurut ketinggian tempatnya secara terperinci dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut ini.
Ibukota
Luas Wilayah Menurut Ketingian (km2)
No Kecamatan Kecamatan
(m) <500 m 500-700 m >700 m Total
13 Jombang 41 36,40 - - 36,40
14 Megaluh 38 28,41 - - 28,41
15 Tembelang 41 32,94 - - 32,94
16 Kesamben 34 51,72 - - 51,72
17 Kudu 39 77,75 - - 77,75
18 Ngusikan 42 43,98 - - 43,98
19 Ploso 38 25,96 - - 25,96
20 Kabuh 66 97,35 - - 97,35
21 Plandaan 58 120,40 - - 120,40
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
Peta ketinggian wilayah Kabupaten Jombang secara lebih jelas dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut.
2.1.4 GEOLOGI
A. GEOMORFOLOGI
Menurut Van Bemmelen, Kabupaten Jombang termasuk dalam Zone Solo dan Zone
Kendeng Ridge. Yang termasuk Zone Solo yaitu Jombang bagian Selatan (selatan
Sungai Brantas). Zone Solo merupakan depresi yang ditumbuhi oleh vulkan-vulkan
kuarter. Zone ini terdiri dari tiga sub-zone, yaitu :
a. Sub-Zone Litar, suatu depresi yang membatasi Pegunungan Selatan dengan
vulkan-vulkan di depresi tengah.
b. Solo Sensu Stricto, yaitu bagian tengah yang diisi oleh vulkan-vulkan kuarter.
c. Sub-Zone Ngawi, yaitu depresi yang membatasi vulkan-vulkan di depresi tengah
Pegunungan Kendeng.
Vulkan Anjasmoro telah pecah menjadi beberapa blok yang tidak teratur, dan di
sebelah utaranya terjadi pelipatan lemah Lapisan Jombang di delta Brantas,
membentuk Antiklin Jombang, Pojok, Watudakon, Sekarputih, dan Kedungwaruh.
Belum ada penelitian mendalam apakah ada hubungan patahan blok Anjasmoro
dengan pelipatan yang terjadi di sebelah utaranya, tetapi sangat mungkin terjadi
hubungan mutual efek samping dari tektonik gravitasional.
Bagian tua dalam kompleks ini adalah Gunung Arjuna Tua. Puncaknya yang semula
adalah Gunung Ringgit pada sekarang ini. Gunung Arjuna Tua dibangun di ujung
selatan Geosinklin Jawa Utara yang dasarnya berupa batuan sedimen marin neogen
dan kuarter. Permukaan sedimen pra Miosen di dasar gunung ini miring ke utara.
Karena Gunung Arjuno Tua tumbuh semakin berat maka lapisan sedimen tidak dapat
menahan beratnya sehingga akhirnya Gunung Arjuna tua mengalami collapse, sisi
utaranya meluncur ke utara dan menekan lapisan sedimen Plio-Pleistosen di kaki
utaranya dan terbentuklah antiklin Bangil-Raci. Puncak Gunung Arjuna Tua bergeser
ke utara dan menjadi lebih rendah, yang sekarang dikenal sebagai Gunung Ringgit
(2.474 m). Escarpment dari slip-fault tadi masih nampak di Alas Ridge. Setelah Arjuna
Tua mengalami collapse, maka di atasnya tumbuh Gunung Arjuno Muda yang
sekarang (3.339 m). Di ujung barat antklin Bangil-Raci, terbentuk vulkan kecil dan
muda Gunung Penanggungan. Gunung Kelud, Kawi, Butak dan Welirang merupakan
vulkan-vulkan muda yang terbentuk pada periode Holosen. Vulkan ini menutupi
struktur vulkanis tua dan juga sebagian menutupin escarpment Pegunungan Selatan.
Jombang bagian Utara (utara Sungai Brantas) termasuk dalam Zone Kendeng Ridge.
Zona Kendeng juga sering disebut Pegunungan Kendeng dan ada pula yang
menyebutnya dengan Kendeng Deep. Pegunungan Kendeng merupakan antiklinorium
berarah barat-timur. Zone ini merupakan pelipatan yang makin ke timur makin
membenam di bawah delta Sungai Brantas Pada bagian utara berbatasan dengan
Depresi Randublatung, sedangkan bagian selatan bagian jajaran gunung api (Zona
Solo). Zona Kendeng merupakan kelanjutan dari Zona Pegunungan Serayu Utara yang
berkembang di Jawa Tengah. Mandala Kendeng terbentang mulai dari Salatiga ke
timur sampai ke Mojokerto dan menunjam di bawah alluvial Sungai Brantas,
kelanjutan pegunungan ini masih dapat diikuti hingga di bawah Selat Madura.
Menurut Stille, fase pengangkatan di Kendeng terjadi dari arah Pegunungan Serayu ke
timur dengan interval sekitar satu juta tahun. Kendeng ridge dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
Pegunungan Kendeng ini membenam ke arah timur di bawah endapan alluvial muda
delta Sungai Brantas. Sedikit demi sedikit antiklin bagian selatan menghilang dan
akhirnya hanya antiklin di bagian utara yang mencapai Surabaya, yaitu Kedungwaru
dan Guyangan. Menurut Van Bemmelen, pada periode Holosen, Kendeng Barat dan
tengah sudah terangkat sedang bagian timur masih mengalami penurunan. Hal ini
didasarkan pada kenampakan tanah hitam dalam sumur artesis pada kedalaman 120
m di bawah permukaan laut, padahal tanah hitam tersebut merupakan hasil
pelapukan daratan. Maclaine Pont (1928) mengemukakan bahwa pada abad
pertengahan sampai tahun 1936 muara Sungai Brantas masih dilayari sampai ke
Mojokerto. Keterangan Maclaine tersebut memperkuat pendapat Van Bemmelen, dan
mengganggap bahwa pendapat Stille sebagai overschematiszed.
Pada periode Pleistosen Tengah, Kendeng Barat mengalami pelipatan intensif yang
sudah mulai pada periode Pleistosen Bawah sebagai akibat tekanan dari arah selatan
pada waktu Geantiklin Jawa mengalami collapse (terbentuknya depresi tengah Jawa).
Pada periode ini Kendeng Tengah juga mengalami pelipatan yang sama, tetapi
Kendeng Timur dan dan Selat Madura terus mengalami penurunan.
Memasuki periode Pleistosen Atas terjadi lagi pelipatan secara lokal di Kendeng Barat
karena volcano-tectonic collapse yang dialami vulkan-vulkan di zone Solo. Kendeng
Timur pada masa ini juga mengalami pelipatan lemah, demikian juga sisi selatan pulau
Madura. Periode Holosen, terjadi pengangkatan di Kendeng Barat dan Tengah sebagai
penggelombangan imigrasi dimana pengangkatan di backdeep, sementara Kendeng
Timur dan Selat Madura terus mengalami penurunan.
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 10
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 11
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
B. STRATIGRAFI
Geologi wilayah Kabupaten Jombang secara umum tersusun atas batuan dan endapan
lumpur berumur kuarter. Struktur geologi yang kompleks terdapat di kawasan utara
Sungai Brantas, sedangkan kawasan selatan Sungai Brantas lebih didominasi oleh hasil
aktivitas vulkanisme.
C. JENIS TANAH
Struktur geologi wilayah Kabupaten Jombang yang paling luas adalah aluvium, yang
mencapai 56.042,8 Ha. Tanah tersebut bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur.
Tanah aluvium cocok untuk tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa, dan
buah-buahan. Dengan demikian sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang sangat
berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian dan perkebunan.
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Jombang didominasi oleh asosiasi mediteran coklat
dan grumosol kelabu, kompleks adosol coklat, andosol coklat kekuningan dan litosol,
grumosol kelabu tua, aluvial kelabu, dan asosiasi litosol dan mediteran merah. Adapun
sebaran jenis tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Jombang dapat dirinci
sebagai berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 12
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Dilihat dari penyebarannya kelas efektif tanah di Kabupaten Jombang sebagian besar
mempunyai lahan dengan kedalaman efektif tanah dominan lebih dari 90 cm hal ini
dapat diartikan pada sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Jombang baik untuk
pertumbuhan tanaman dalam arti kata akar tanaman dapat menembus kedalaman
tanah dimana akar tanaman tersebut dapat serta mampu menyerap air dibandingkan
dengan tingkat kedalaman efektif tanah yang berada dibawah angka 90 cm. Komposisi
luas lahan berdasarkan kedalaman efektif tanah di Kab. Jombang terdiri atas 4 kelas :
a. Lebih dari 90 cm seluas 95.129,930 Ha
b. Antara 61 - 90 cm seluas 6.770,817 Ha
c. Antara 30 - 60 cm seluas 2.706,999 Ha
d. Kurang dari 30 cm seluas 11.340,254 Ha
Luas lahan pada tiap kecamatan menurut jenis tanahnya secara terperinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 13
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 14
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
2.1.5 HIDROLOGI
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas, dimana prosentase luasnya mencapai 99,2%, dan hanya sebagian kecil
wilayah yang masuk dalam DAS Bengawan Solo dengan prosentase sebesar 0,8%. Luasan
wilayah DAS dan Sub DAS di wilayah Kabupaten Jombang seperti tabel berikut.
Sungai Brantas merupakan sebuah sungai yang terbesar dan terpanjang di Jawa
Timur, bahkan merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas Kota Batu, lalu mengalir melewati
Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto sungai
ini bercabang menjadi dua, yaitu Kali Mas yang mengarah ke Surabaya dan Kali Porong
yang mengarah ke Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kali Brantas mempunyai DAS seluas
11.800 km² atau ¼ dari luas Propinsi Jawa Timur. Panjang sungai utama 320 km mengalir
melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-
rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada
musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m³. Potensi yang
termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per tahun.
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 15
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Di bawah ini adalah rincian nama dan panjang sungai, serta debit aliran airnya
yang ada di wilayah Kabupaten Jombang.
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 16
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Tabel 2.8 Nama, Luas, Volume dan Kemampuan Waduk Mengairi Sawah di Kabupaten
Jombang
Luas Volume Luas Sawah
No Nama Waduk
(Ha) (m3) (Ha)
1 Kepuhrejo I dan II 2,00 40.000 51
2 Grogol 1,93 38.600 46
3 Mangunan 5,00 100.000 98
4 Krademan 1,50 30.000 17
5 Brumbung 1,50 30.000 25
6 Sempal 4,50 90.000 29
7 Karangjati 1,10 22.000 17
8 Karangpakis 1,50 30.000 22
9 Ngabar 1,25 22.00 10
10 Tanjung Wadung 1,25 25.000 79
11 Bangsri 3,05 39.650 10
12 Pelabuhan 3,48 73.080 20
13 Sidowayah 1,00 15.000 8
14 Glugu 0,48 9.600 8
15 Grojokan 5,00 234.500 781
16 Banjardowo 2,50 13.726 20
17 Sumbergondang 4,00 212.300 150
18 Banjaragung 0,70 10.416 7
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 17
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 18
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang Menurut Kecamatan Tahun 2015
Jumlah Penduduk (jiwa) Rasio Jenis Kepadatan
No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelamin (jiwa/km2)
1 Bandar Kedung Mulyo 21.978 22.063 44.041 100 1.355
2 Perak 25.871 26.419 52.290 98 1.800
3 Gudo 25.339 26.015 51.354 97 1.493
4 Diwek 52.870 51.977 104.847 102 2.198
5 Ngoro 34.825 35.285 70.110 99 1.406
6 Mojowarno 44.378 43.964 88.342 101 1.124
7 Bareng 24.980 25.552 50.532 98 536
8 Wonosalam 15.993 15.639 31.632 102 260
9 Mojoagung 38.126 38.008 76.134 100 1.265
10 Sumobito 40.238 40.184 80.422 100 1.688
11 Jogoroto 33.604 33.267 66.871 101 2.365
12 Peterongan 33.070 33.602 66.672 98 2.262
13 Jombang 70.722 73.126 143.848 97 3.952
14 Megaluh 18.443 18.881 37.324 98 1.314
15 Tembelang 25.117 25.486 50.603 99 1.536
16 Kesamben 30.433 30.932 61.365 98 1.186
17 Kudu 14.072 14.474 28.546 97 367
18 Ngusikan 10.511 10.812 21.323 97 485
19 Ploso 19.628 19.881 39.509 99 1.522
20 Kabuh 19.374 20.228 39.602 96 407
21 Plandaan 17.622 17.996 35.618 98 296
Jumlah 614.194 623.791 1.240.985 99 1.070
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 19
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
140.000
120.000
100.000
Penduduk (jiwa)
80.000
60.000
40.000
20.000
Ngusikan
Sumbito
Kesamben
Megaluh
Plandaan
Perak
Tembelang
Wonosalam
Bareng
Diwek
Ngoro
Ploso
Gudo
Peterongan
Mojoagung
Mojowarno
Kabuh
Jogoroto
Jombang
Bd. Kedung Mulyo
Kudu
Laki-laki Perempuan Jumlah
Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun 2015
LAPORAN PENDAHULUAN 4 - 20
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 21
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
1.250.000
1.240.000
Penduduk (jiwa)
1.230.000
1.220.000
1.210.000
1.200.000
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
1,40
1,20
1,00
Laju Penduduk (%)
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
Perak
Peterongan
Ploso
Diwek
Gudo
Wonosalam
Ngoro
Bareng
Tembelang
Jogoroto
Megaluh
Kudu
Jombang
Plandaan
Kabuh
Kesamben
Mojoagung
Mojowarno
Sumbito
Ngusikan
Bd Kedung Mulyo
Kecamatan
LAPORAN AKHIR 2 - 22
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Dari 647.442 jiwa angkatan kerja, 607.856 jiwa telah bekerja di berbagai sektor
perekonomian, dimana komposisinya terdiri dari 368.421 jiwa penduduk laki-laki dan
239.435 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk yang masih belum
bekerja atau pengangguran terbuka di Kabupaten Jombang sebesar 39.586 jiwa dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,11%. Dengan demikian, Tingkat Kesempatan
Kerja (TKK) wilayah Kabupaten Jombang sebesar 93,89%. Di bawah ini adalah tabel yang
merinci kondisi ketenagakerjaan di wilayah Kabupaten Jombang.
LAPORAN AKHIR 2 - 23
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Kerja Utama Tahun 2015
Jenis Kelamin
Lapangan Kerja Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 113.114 56.724 169.868
Pertambangan dan Penggalian 2.586 508 3.094
Industri Pengolahan 67.875 44.500 112.375
Listrik, Gas, dan Air 977 - 977
Bangunan 49.530 834 50.364
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan
65.560 87.336 152.896
Hotel
Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 17.664 - 17.664
Keuangan 8.124 2.280 10.404
Jasa Kemasyarakatan 42.961 47.253 90.214
Jumlah 368.421 239.435 607.856
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
Bangunan
8,29% Pertanian, Kehutanan
, Perburuan, dan
Perikanan
Listrik, Gas, dan Air 27,95%
0,16%
LAPORAN AKHIR 2 - 24
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 25
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Tabel 4.15 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten
Jombang Tahun 2015
PDRB Persentase
Lapangan Usaha
(Miliar Rupiah) (%)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.470,0 22,20
Pertambangan dan Penggalian 207,3 0,71
Industri Pengolahan 5.779,3 19,83
Pengadaan Listrik 19,8 0,07
Pengadaan Air 26,8 0,09
Konstruksi 2.802,0 9,61
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.432,2 22,07
Transportasi dan Pergudangan 326,6 1,12
Penyediaan Akomodasi 633,7 2,17
Informasi dan Komunikasi 1.809,4 6,21
Jasa Keuangan dan Asuransi 750,4 2,57
Real Estate 576,5 1,98
Jasa Perusahaan 80,8 0,28
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib 998,3 3,42
Jasa Pendidikan 1.536,0 5,27
Jasa Kesehatan 235,2 0,81
Jasa Lainnya 463,8 1,59
Jumlah 29.148,0 100,00
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
Administrasi
Pemerintahan, Pertanahan
dan Jaminan Sosial Wajib
3,42%
Real Jasa Pendidikan
Jasa Keuangan Jasa 5,27% Jasa Lainnya
Estate Perusahaan
dan Asuransi
1,98% 0,28% 1,59%
2,57%
Pertanian, Kehutanan, dan
Informasi dan Komunikasi Perikanan
6,21% 22,20%
Penyediaan Akomodasi
2,17%
Transportasi dan Pertambangan dan
Pergudangan Penggalian
1,12% 0,71%
Industri Pengolahan
19,83% Pengadaan Listrik
0,07%
LAPORAN AKHIR 2 - 26
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagaimana yang
telah disampaikan pada saat penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di
sidang DPRD, yang diintegrasikan dengan arah kebijakan pembangunan daerah,
sebagaimana tahapan ketiga dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025, RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-
2029, RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014 serta RPJM Nasional Tahun 2010-
2014. Dari hasil integrasi dan harmonisasi beberapa kebijakan tersebut ditetapkan visi
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018, yaitu ”Jombang Sejahtera Untuk Semua”.
Sesuai dengan harapan dari visi “Jombang Sejahtera Untuk Semua”, maka
ditetapkan misi, tujuan, sasaran, arahan kebijakan, dan strategi pembangunan Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018 hingga. Misi hingga strategi kebijakan yang terkait dengan
kebencanaan alam dijelaskan sebagaimana uraian berikut :
Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan karakter masyarakat yang agamis, bermoral
dan berbudi luhur dalam tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai
didukung stabilitas pemerintahan, politik dan sosial budaya. Dengan latar belakang
masyarakat Jombang yang egaliter dan memiliki kedewasaan dalam menyikapi setiap
dinamika yang terjadi serta dukungan pondok pesantren yang ada, maka
memungkinkan terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan sosial dan beragama.
Tujuan yang terkait dengan aspek kebencanaan adalah :
LAPORAN AKHIR 2 - 27
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Misi ini dimaksudkan untuk penyediaan infrastruktur dasar permukiman serta sarana
penunjang produksi barang dan jasa yang berupa jalan, jembatan, informasi dan
komunikasi yang keseluruhannya akan menunjang akses perekonomian. Penyediaan
infrastruktur dasar dimaksud dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan yang terkait aspek kebencanaan adalah :
LAPORAN AKHIR 2 - 28
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 29
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Kebijakan, strategi dan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Jombang yang
terkait dengan kebencanaan dapat dilihat sebagai berikut.
LAPORAN AKHIR 2 - 30
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 31
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 32
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Rawan Banjir
LAPORAN AKHIR 2 - 33
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 34
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
Visi merupakan gambaran, cita-cita, kondisi ideal yang diharapkan, serta pencerminan
komitmen masa depan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang akan dipilih dan
diwujudkan pada periode 5 tahunan. Berdasarkan pengertian visi tersebut, BPBD
Kabupaten Jombang menetapkan visi sebagai berikut :
Misi BPBD Kabupaten Jombang akan menjadi pondasi penyusunan rencana strategis
serta perwujudan komitmen untuk pencapaian visi. Dengan demikian, berdasarkan
LAPORAN AKHIR 2 - 35
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
visi, tupoksi serta kewenangan BPBD, maka ditetapkan misi sebagai arah, tujuan dan
sasaran yang dicita-citakan selama lima tahun mendatang, sebagai berikut :
Maksud dari misi ini adalah pengembangan kapasitas meliputi tiga bidang yaitu
pengembangan SDM Aparatur, penataan kelembagaan dan penataan sistem
melalui inovasi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.
Maksud dari misi ini adalah Pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction)
merupakan suatu pendekatan praktis sistematis untuk mengidentifikasi atau
mengenali, mengkaji dan mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat kejadian
bencana. Tujuan pengurangan risiko bencana untuk mengurangi kerentanan-
kerentanan sosial ekonomi terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya
lingkungan maupun yang lain yang menimbulkan kerentanan.
Maksud dari misi ini adalah Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak bencana yang meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benca,
pemenuhan kebutuhan dasar, petlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana publik.
Maksud dari misi ini adalah Pada saat pasca bencana perlu dilakukan pemulihan
masyarakat, pemulihan infrastruktur, pelestarian lingkungan; pembangunan
ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Dengan demikian BPBD perlu
melakukan koordinasi lintas sektoral dan lintas SKPD guna mewujudkan upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi yang efektif dan efisien.
Tujuan, sasaran, serta indikator sasaran dari masing-masing misi BPBD Kabupaten
Jombangan adalah sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR 2 - 36
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 37
Penyusunan Profil Rawan Bencana Alam
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN AKHIR 2 - 38