Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok

MAKALAH GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI DATARAN TINGGI DIENG


akalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi dan GeomorIologi Indonesia
Dosen Pengampu:Wahyu Setianingsih,ST.T.



Oleh:
1. #ossa Dewi H (3201410076)
2. HuIron (3201410077)
3. Bellin N (3201410078)
4. Sugeng #iyadi ( 3201410080)
5. Dwi #ahmawati (3201410082)






&R&$AN GEOGRAFI
FAK&LTA$ ILM& $O$IAL
&NIVER$ITA$ NEGERI $EMARANG
2011
1


BAB I
PENDAH&L&AN

1.1 Latar Belakang
Secara IisiograIis Pulau Jawa dapat dibedakan menjadai tiga zona yang membujur barat-
timur (Pannekoek, 1949) yaitu Zona Selatan, Zona Tengah dan Zona Utara. Zona Utara ini dapat
dibagi lagi menjadi dua sub zona, yaitu ; Perbukitan Kendeng dan Perbukitan #embang. Kedua
perbukitan ini dipisahkan oleh depresi yang memanjang dengan arah barat-timur, yang oleh Van
Bemmelen (1949) depresi ini disebut sebagai Zona #andublatung.
Dataran tinggi Dieng lebih dikenal sebagai lokasi wisata ketimbang sebuah kompleks
gunungapi tua dengan segala seluk beluknya. Secara geologi Dataran Tinggi Dieng merupakan
sebuah plateu yang terjadi karena letusan dasyat sebuah gunung berapi. Dengan demikian
kondisi geologisnya samapai sekarang masih relative labil bahkan sering terjadi gerakan-geraka
tanah.
Beberapa bukti menunjukan hal tersebut adalah, peristiwa hilangnya Desa Legetang,
terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar dan Sukoharjo Ngadirejo maupun retakan-
retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun seperti peristiwa Sinila.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah
permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah
kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai
tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya.
Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti
dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979.
Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan
lumpur, tanah longsor dan banjir.

2

1.2Rumusan Masalah
Dari penjelasan penjelasan yang berada di latar belakang maka di dapat beberapa
masalah yang akan di bahas, yaitu :
1. Bagaimana Sejarah terbentuknya dataran tinggi dieng?
2. Bagaimana kondisi geologi dan geomorIologi dataran tinggi dieng?

1.3Tujuan
Dari penjelasan penjelasan yang berada di atas serta rumusan dari beberapa masalah
maka disimpulkan beberapa tujuan yaitu :
1. emenuhi tugas yang diberikan pada mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geologi-GeomorIologi Indonesia.
2. Sebagai bentuk perhatian ahasiswa terhadap masalah tentang pemahaman Geologi-
GeomorIologi dataran tinggi Dieng.
3. embantu dalam membahas dan memahami kaitannya masalah-masalah dan
pengetahuan tentang Geologi-GeomorIologi, khususnya tentang GeomorIologi
dataran tinggi Dieng.

1.4Manfaat
Di samping beberapa tujuan tujuan yang akan di capai tidak lupa beberpa manIaat yang
ditujukan kepada beberapa orang yang terakait anatara lain :
1. Kepada pembaca, makalah ini dapat memberikan sesuatu inIormasi yang berguna
pengetahuan masyarakat luas.
2. Kepada mahasiswa, makalah ini dapat menjadi sumber reIerensi dan sumber pengetahuan
untuk menembah wawasan.
3. Kepada masyarakat luas, makalah ini dapat menambah pengetahuan dan inIormasi.
4. Kepada pemerintah atau instansi terkait, makalah ini dapat memberikan inIormasi.
5. Kepada penulis, makalah ini dapat menjadi dasar yang kemudian dapat mengembangkan
3

atau menambahkan sesuatu yang kurang pada makalah ke depannya.























4

BAB II
PEMBAHA$AN

2.1$ejarah Terbentuknya Dataran Dinggi Dieng
Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya terletak pada zone pegunungan Serayu Utara.
Sebelah barat berbatasan dengan daerah Karangkobar dan sebelah timur berbatasan dengan
daerah Ungaran. Sejarah perkembangan geologinya akan bertalian dengan daerah-daerah
sekitarnya (daerah pada zone pegunungan Serayu Utara).

Sejarah perkembangan geologi Dataran Tinggi Dieng (pegunungan Serayu Utara pada
umumnya) diawali dengan siklus geologi berupa pengendapan sedimentasi dalam cekungan
geosinklin.
Pada zaman Tersier Tua (Paleogen) yaitu kala Eosen (58 juta tahun silam) dan Oligosen
(38 juta tahun silam) di Jawa terdapat suatu cekungan geosinklin yang membentang dari
arah barat-timur. Di bagian utara cekungan gosinklin ini (sekarang pegunungan Serayu
Utara) pada kala Oligosen dan iosen Tua (26 juta tahun) masih mengalami gerak menurun,
tetapi sebaliknya daerah sebelah selatannya sebagai kompensasi pada iosen Tengah
mengalami pengangkatan (terjadi pembentukan pegunungan) yang berupa geantiklin Jawa
3

Selatan (zone Selatan Jawa). Selama iosen Tua dan iosen Tengah endapan-endapan yang
terbentuk pada geosinklin di bagian utara ini di daerah Karangkobar antara lain: (1) lapisan
Sigugur yang terdiri dari konglomerat dan batu kapur; (2) lapisan erawu yang terdiri dari
mergel, tanah liat, batu pasir kwarsa, dan batu pasir tuI; (3) lapisan Penyatan yang terdiri dari
hasil erupsi basalt sub marine.
Pada io-Pliosen (20 juta tahun) geantiklin Jawa Selatan tenggelam kembali (mengalami
gerak turun), tetapi diikuti pengangkatan di bagian tepi selatan, yang menyebabkan
terangkatnya Karangbolong Limestone. Oleh sebab itu terjadi transgresi terutama dari arah
selatan, dan menyebabkan terbentuknya lapisan Bodas di daerah Lukulo. Lapisan Bodas ini
berupa endapan volkanis (tuI) yang berselingan dengan konglomerat, mergel dan tanah liat.
Pada waktu itu geosinklin di bagian utara juga mulai terangkat menjadi geantiklin dan
membentuk pegunungan Serayu Utara. Pembentukan geantiklin ini disertai terjadinya
tegangan gravitasi yang menyebabkan terjadinya lipatan di bagian kaki geantiklin.
Akhir Pleosen (12 juta tahun) di pegunungan Serayu Utara proses erosi mulai
berlangsung, dan materialnya diangkut serta diendapkan di daerah sekitarnya, di
Karangkobar berupa lapisan Ligung. Pleistosen uda di Pegunungan Serayu Utara magma
mulai bergerak ke atas, sehingga terjadi aktivitas volkanis yang intensiI, materialnya
tertumpuk di daerah sekitarnya, seperti volkan Ungaran Tua menghasilkan lapisan Damar,
volkan Korakan di Karangkobar menghasilkan lapisan Ligung, dan volkan Slamet Tua
menghasilkan lapisan engger. Aktivitas volkan ini berlangsung sampai akhir Pleistosen dan
diakhiri dengan peruntuhan kerucut utamanya. Selama aktivitasnya volkan-volkan ini
menghasilkan pula breksi-breksi volkanis seperti lapisan Linggopodo di bagian barat, lapisan
barat, lapisan Jembangan di bagian tengah, dan lapisan Notopuro di bagian timur.
Sesudah terjadi peruntuhan dari volkan-volkan di zone pegunungan Serayu Utara, pada
kala Holosen (1 juta tahun) aktivitas volkanis mulai giat kembali. Pembentukan gunung api
muda ini di daerah Dieng berupa volkan-volkan Dieng uda. Erupsi volkan di Dieng yang
dikenal dalam masa sejarah yaitu sesudah tahun 1600 adalah: (1) gunung Pakuwojo tahun
1947; (2) kawah Timbang dari gunung Butak Petarangan tahun 1939.

2.2Kondisi Geologi dan geomorfologi Dataran Tinggi Dieng
6

Dataran tinggi atau plato (plateau) adalah tempat yang struktur perlapisannya horizontal
dan berada pada tempat yang tinggi (untuk Dieng kurang lebih 2.093 m dpal). Uraian tentang
dataran tinggi Dieng pertama kali ditulis oleh Yunghuhn pada tahun 1853/1854. dalam
tulisannya dijelaskan bahwa dataran tinggi Dieng adalah sebuah Kaldera Besar dari volkan
raksasa tua, yang sekarang tinggal dinding-dinding tepinya berupa gunung Prau, gunung
Nagasari, gunung Bisma, gunung Sroja, dan gunung Kunir. Sesudah erupsi volkan raksasa
tua dan terbentuk Kaldera, kemudian di atas dasar Kaldera tumbuh volkan-volkan muda
seperti gunung Pangonan, gunung Pakuwojo dan sebagainya. Pendapat ini serupa dengan
yang dikemukakan Verbeck dan Fennema tahun 1890.
Pendapat lain tentang dataran tinggi Dieng adalah Umbgrove (1926) dan Neumann van
Padang (1936) menyatakan bahwa dataran tinggi Dieng bukan dasar suatu kaldera. Ia tidak
melihat sisa-sisa yang dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran anggapan tentang
kaldera besar itu, dan tidak bukti yang cukup nyata untuk membenarkan anggapan dataran
tinggi Dieng sebagai dasar lubang kepundan. enurut pendapatnya dataran tinggi Dieng
merupakan suatu tempat yang dikelilingi oleh kerucut-kerucut volkan. Cekungan ini
kemudian berubah menjadi sebuah danau terbentang ketika aliran Kali Tulis terbendung oleh
aliran lava dari volkan Pangonan di bagian barat daya. Air genangan pada danau terbendung
ini kemudian menjadi susut sesudah dasarnya menjadi tinggi karena endapan lumpur, abu
volkan dsb. Di samping itu Kali Tulis sendiri juga berhasil mengikis lava yang
menghalanginya. Danau ini berubah menjadi daerah yang kering dan datar, kecuali sisa
danau yaitu Telaga Balekambang yang tetap berair dan dikelilingi oleh tanah gambut.
enurut Sakseeve dan Dudkinski (1962) mengatakan bahwa dataran tinggi Dieng adalah
kaldera yang besar dengan batas-batasnya gunung Prau, gunung Sroja, gunung Bisma dan
gunung Nagasari. Sedangkan gunung Kendil, gunung Pakuwojo, dan gunung Panganon
adalah gunung-gunung api yang muncul dalam kaldera besar tadi. Volkan-volkan ini
merupakan struktur volkan yang berdiri sendiri dan satu sama yang lainnya dipisahkan oleh
lembah antar gunung-gunung Prau, Sroja, dan gunung Nagasari merupakan volkan yang
tertua di daerah dataran tinggi Dieng.
Secara garis besar daerah Dieng dapat dikelompokkan ke dalam 2 unit morIologi yaitu:
(1) daerah pegunungan; (2) dataran tinggi (plato). Kenampakan 2 unit morIologi ini seperti
7

gambar 31.
a. Daerah Pegunungan
Daerah Dieng hampir seluruhnya berupa pegunugan, kecuali bagian sentralnya. Volkan-
volkan yang menutupinya antara lain gunung Sipandu, Prau, Patakbanteng, Juranggrawah,
Sroja, Kunir, Prambanan, Pakuwojo, Kendil, Panganon dsb. Volkan-volkan ini letaknya
berdekatan (menggerombol), kecuali volkan Bismo dan Nagasari letaknya agak terpisah.
Semua volkan ini berbentuk strato dan hampir seluruhnya mempunyai kawah (crater) baik
single crater maupun multiple crater. Kawah-kawah tersebut ada yang berbentuk bulat seperti
pada volkan Pakuwojo. Aliran-aliran lava dari volkan ini pada umumnya menuju ke arah
utara, barat laut, dan arah barat.




b. Dataran Tinggi
Dataran tinggi (plato) Dieng meliputi daerah luas 2 x 2,5 km dan 5 km2. Dataran ini
tersusun oleh material volkan yang berasal dari gunung api dan letusan kawah sejak kala
8

Holosen sampai sekarang. Di daerah plato ini terdapat beberapa telaga seperti telaga Warna,
telaga Pangilon, telaga Terus, telaga Lumut, dan telaga Balekambang. Telaga Warna
dipisahkan dengan telaga Pangilon oleh sebuah igir yang terbentuk dari aliran lava volkan
Kendil. Semula kedua telaga tersebut merupakan satu kawah, yang kemudian dipisahkan
oleh sebuah igir. Terbentuknya telaga ini karena kali Tulis yang terbentuk akibat aliran lava.
Di daerah dataran tinggi Dieng dan sekitarnya di samping yang sudah disebutkan di atas
(kompleks plato Dieng) masih banyak pula telaga-telaga seperti telaga Cebong, telaga
enjer, telaga Suwiwi, Sumur Jalatunda dsb. Kecuali beberapa buah telaga seperti telaga
Balekambang dan telaga Cebong, sebagian besar telaga berasal dari bekas lubang letusan
atau bekas kawah yang kemudian terisi oleh air hujan. Danau kepundan yang merupakan
bekas letusan hebat sehingga terjadi lubang yang dalam bentuknya menyerupai sumur,
seperti Sumur Jolotundo. Di antara banyak telaga itu yang menarik perhatian adalah Telaga
Warna air telaga ini karena airnya kelihatan berwarna-warni. Perubahan warna air telaga ini
karena keadaan jenis tanah yang ada di dasarnya, keadaan alam sekitarnya yang terdiri dari
tumbuh-tumbuhan hutan berwarna kuning dan coklat, serta berbagai jenis gas yang keluar
dari telaga.
Di samping bekas-bekas kawah yang sekarang berupa danau-danau kawah (telaga),
masih banyak pula kawah-kawah yang masih aktiI seperti kawah Sikidang, Sibanteng, Sileri,
Condrodimuko dll. Di dalam kawah tersebut terdapat air panas yang mengandung belerang.
Gejala-gejala post volkanis seperti sumber gas uap air (Iumarol), sumber air panas,
sumber air mendidih, solIatar (sumber gas belerang) terdapat pula di berbagai tempat. Di gua
Jimat dan gua Upas merupakan tempat keluarnya gas asam arang (moIet), yang dapat
mematikan mahluk hidup. Tempat-tempat tertentu keluarnya gas racun berlangsung secara
tiba-tiba, seperti yang terjadi di sekitar kawah Timbang dan Nila (bagian barat Dieng).
Penyebab ledakan gas racun ini karena erupsi Ireatik yang membobolkan kantong gas racun
berkonsentrasi. Gas racun ini terutama terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida,
hidroksida belerang, oksida sulIur, dan chloor. Ledakan gas racun di sekitar kawah Timbang
dan Nila pada tahun 1979 menelan korban jiwa sekitar 150 orang.

9

BAB III
PEN&T&P

3.1 $impulan
1. Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya terletak pada zone pegunungan Serayu Utara.
Sebelah barat berbatasan dengan daerah Karangkobar dan sebelah timur berbatasan
dengan daerah Ungaran.
2. Dataran tinggi Dieng adalah sebuah Kaldera Besar dari volkan raksasa tua, yang sekarang
tinggal dinding-dinding tepinya berupa gunung Prau, gunung Nagasari, gunung Bisma,
gunung Sroja, dan gunung Kunir.
3. Secara geologi Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah plateu yang terjadi karena
letusan dasyat sebuah gunung berapi.
4. Daerah Dieng hampir seluruhnya berupa pegunugan, kecuali bagian sentralnya. Volkan-
volkan yang menutupinya antara lain gunung Sipandu, Prau, Patakbanteng,
Juranggrawah, Sroja, Kunir, Prambanan, Pakuwojo, Kendil, Panganon dsb.









1


DAFTAR P&$TAKA


Sriyono. 2009.Geologi dan GeomorIologi Indonesia.semarang.UNNES
http://IaIageo.blogspot.com/2011/09/sejarah-dieng-plateau.html















11






KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang aha kuasa karena dengan rahmat dan nikmat Nya,
penulis dapat menyusun makalah dengan judul ' Dataran Tinggi Dieng . akalah ini
merupakan hasil penyusunan yang materi materinya berasal dari beberapa sumber sumber
melalui media elektronik khusunya internet.
akalah ini disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEBAHASAN
BAB III PENUTUP
Penulis berusaha membantu dalam mempelajari tentang kondisi geologi geomorIologi datran
tinggi Dieng. Dengan mempelajari kondisi geologi geomorIologi datran tinggi Dieng penulis
berharap akan membawa manIaat yang besar dikemudian hari dan dapat menambah wawasan.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanIaat bagi yang ingin mempelajari
kondisi geologi maupun geomorIologi datarn tinggi



12

Semarang, September 2011



Tim Penyusun

DAFTAR I$I

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR I$I .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAH&L&AN ........................................................................................... 1
1.1Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2#umusan asalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.4 anIaat ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHA$AN ............................................................................................ 4
2.1Sejarah Terbentuknya Datarn Tinggi Dieng ...................................................... 4
2.2Kondisi Geologi GeomorIologi Dataran Tinggi Dieng ...................................... 9
BAB III PEN&T&P .................................................................................................... 14
3.1Simpulan .......................................................................................................... 14
DAFTAR P&$TAKA ................................................................................................. 15

Anda mungkin juga menyukai