Anda di halaman 1dari 10

Urutan batuan Kulon Progo termuda hingga tertua

STA 1 LP 1 Formasi Sentolo (N 85o E/ 5o)


Meiosen tengah – Pleiosen
15.9 – 2.6 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Andesit
Batuan Sedimen Batugamping Tuffaan

STA 2 LP 2 Formasi Andesit Tua


Oligosen akhir – Miosen awal
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Breksi Vulkanik

STA 3 LP 1 Formasi Andesit Tua


Oligosen akhir – Miosen Awal
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Breksi Vulkanik

STA 4 LP 1 Formasi Nanggulan


Eosen tengah – Oligosen awal
47.8 – 33.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Lempung
Batuan Sedimen Batupasir

STA 4 LP 2 Formasi Nanggulan


Eosen tengah – Oligosen awal
47.8 – 33.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Batu Bara Lignite
Batuan Sedimen Batu Bara Sub-bituminus

Urutan batuan bayat dari yang tertua sampai termuda

STA 1 LP 1 Lereng Timur Gunung Pendul


Oligosen
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Mikrodiorit, Spheroidal Weathering

STA 1 LP 2 Sungai Musiman (N 65o E/ 6o)


Batuan Sedimen Batulanau
Eosen
45 juta tahun yang lalu

STA 2 LP 1 Watu Perahu (N 59o E/ 89o)


Cartecius
98 juta tahun yang lalu
Batuan Metamorf Marmer
Batuan Metamorf Philite
STA 2 LP 2 Watu Perahu
Eosen
45 Juta tahun yang lalu
Batuan Karbonat Batugamping Nummulites

STA 2 LP 3 Watu Perahu (N 134o E/ 79o)


Eosen
45 juta tahun yang lalu
Batuan Karbonat Batugamping Nummulites

Miosen awal
23 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Microdiorite
Urutan batuan Kulon Progo tertua hingga termuda

STA 4 LP 1 Formasi Nanggulan


Eosen tengah – Oligosen awal
47.8 – 33.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Lempung
Batuan Sedimen Batupasir

STA 4 LP 2 Formasi Nanggulan


Eosen tengah – Oligosen awal
47.8 – 33.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Batu Bara Lignite
Batuan Sedimen Batu Bara Sub-bituminus

STA 2 LP 1 Formasi Andesit Tua


Oligosen akhir – Miosen awal
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Breksi Vulkanik

STA 3 LP 1 Formasi Andesit Tua


Oligosen akhir – Miosen Awal
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Breksi Vulkanik

STA 1 LP 1 Formasi Sentolo (N 85o E/ 5o)


Meiosen tengah – Pleiosen
15.9 – 2.6 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Andesit
Batuan Sedimen Batugamping Tuffaan

STA 2 LP 1 Formasi Nanggulan


Kuarter
1.8 – 0.01 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen quater

Urutan batuan bayat dari yang tertua sampai termuda

1. STA 2 LP 1 Watu Perahu (N 59o E/ 89o)


Cartecius
98 juta tahun yang lalu
Batuan Metamorf Marmer
Batuan Metamorf Philite
2. STA 1 LP 2 o o
Sungai Musiman (N 65 E/ 6 )
Eosen
45 juta tahun yang lalu
Batuan Sedimen Batulanau
STA 2 LP 2 Watu Perahu
Eosen
45 Juta tahun yang lalu
Batuan Karbonat Batugamping Nummulites

STA 2 LP 3 Watu Perahu (N 134o E/ 79o)


Eosen
45 juta tahun yang lalu
Batuan Karbonat Batugamping Nummulites

3. STA 1 LP 1 Lereng Timur Gunung Pendul


Oligosen
28.1 – 15.9 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Mikrodiorit, Spheroidal Weathering

4. STA 2 LP 3 Watu Perahu (N 134o E/ 79o)


Miosen awal
23 juta tahun yang lalu
Batuan Beku Microdiorite
Sheet 4
Bayat

Daerah penelitian fieldtrip Geofisika UGM tanggal 27 April 2019 berlokasi di Kecamatan
Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah yang merupakan bagian dari zona rifting.

Basement daerah ini adalah batuan metamorf berumur kapur (kartesius), dikenal sebagai
batuan malihan. Batuan yang terangkat beruap batuan metamorf dan filit. Marmer yang
terlihat di area ini berstruktur foliasi Bersama filit berasal dari kalsit aragonite.

Di atas beasement diendapkan secara selaras formasi wungkal gamping yang terdiri dari
batuan sedimen silisiklastik yang terdiri dari batulanau berumur Eosen. Daerah penyebaran
formasi ini terdapat di sisi sebelah utara Area STA 1 LP 1. Pada daerah ini terdapat di lembah
yang dikenal sebagai sungai musiman yang di kanan dan kirinya dikelilingi oleh puncak
pendul. Lembah ini diakibatkan oleh adanya erosi terus menerus yang terjadi pada batuan.
Porositasnya kecil.

Di atas formasi wungkal gamping diendapkan secara tidak selaras batugamping berumur
Eosen. Penyebaran formasi ini terdapat di daerah watu prahu. Terdapat nummulites yang
merupakan fosil hewan langka yang hidup 45 juta tahun yang lalu. Porositasnya tinggi.

Batuan malihan dan Formasi wungkal gamping kemudian diterobos oleh batuan beku
menengah yang bertipe dioritik. Batuan beku ini merupakan batuan utama penyusun
gunung pendul. Di lapangan, yang dijumpai adalah Batuan beku Mikrodiorite. Batuan beku
ini berumur Oligosen dan Miosen Awal. Pada kenampakan batuannya terdapat pelapukan
spheroidal weathering yang menyerupai seperti lapisan bawang yang mengelupas. Pada
pelapukannya dapat diukur bidang kekarnya. Batuan ini termasuk batuan intrusive yang
masih bisa dilihat mineral kristalnya. Dapat di pastikan batuan ini membeku di dalam karena
tidak terdapat kristal kasar dan bukan terbentuk di batolith. Resistivitas batuan ini rendah
dan konduktivitasnya tinggi.
Fieldtrip kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Mei 2019. Lokasi fieldtrip kali ini berada di
kulon progo. Kulon progo merupakan salah satu plato yang luas dan terkenal yaitu plato
jonggrangan. Daerah ini merupakan daerah up-lift yang membentuk dome yang luas.

Formasi paling tua di kulon progo adalah formasi nanggulan. Formasi nanggulan terdiri dari
batu pasir, sisipan lignit, napal, dan batu lempung. Umur formasi nanggulan sekitar umur
eosen tengah sampai oligosen awal. Formasi ini tersingkap di daerah kalipuru dan kalisongo.
Formasi nanggulan dibagi menjadi tiga yakni axinea beds, Yogyakarta bed, dan discocylina
bed.

Selanjutnya terdapat formasi andesit tua yang disusun oleh breksi andesit, lapilli tuff, tuff,
breski lapilli, aglomerat, dan aliran lava serta batu pasir vulkanik yang tersingkap di daerah
kulon progo. Diperkirakan formasi andesit tua beumur oligosen-miosen.

Formasi yang terbbentuk setelah formasi andesit tua adalah formasi jonggrangan. Namun,
pada fieldtrip kali ini kami tidak menemukan formasi jonggrangan.

Kemudian terbentuk formasi sentolo yang disusun oleh batu pasir napalan dan batu
gamping tuffaan. Formasi sentolo tidak selaras dengan formasi jonggrangan. Fpormasi
sentolo berumur miosen akhir – pleistosen.

Kemudian, yang terakhir adanya endapan koluvium yang bberumur quarterner yang
disusun oleh pasir dan tanah yang belum mengalami proses pembatuan.

STA 1 LP 1 lokasi penelitian dilakukan di badan sungai kertes yang arah aliran sungainya
berasal dari utara menuju ke selatan. Pada morfologi sungai ditemukan dataran banjir dan
bbadan sungai. Batuan yang ditemukan merupakan batuan andesit yang berbentuk boulder
dan batugamping tufaan yang memebedakan antara keduanya adalah komponen penyusun
da nasal pembentukannya. Selain itu di STA ini dilakukan pengukuran strike dan dip pada
suatu bidnag kekar dan diperoleh N(95 derajat)E/5 DERAJAT. dari data strike and dip yang di
temukan dapat diketahui suatu ketebalan batuan. Formasi ini diperkirakan terbentuk sekitar
15 hingga 1,8 juta tahun yang lalu.
STA 2 LP 1 STA ini masih berada pada badan sungai kertes namun beralih ke arah utara
dengan perbedaan jarak kurang lebih 300 meter dari lokasi pertama. Batuan yang
ditemukan disini adalah batuan Breksi Vulkanik. Hal ynag menarik adalah ketika melihat
bataun ini secara global merupakan batuan sedimen. Namun, dilihat secara genetic batu ini
merupakan batuan breksi vulkanik yang dikeluarkan akibat aktivitas vulkanik. Batuan ini
menandakan suatu pembentukan formasi andesit tua yang didukung oleh tiga aktivitas
gunung yakni, gunung gajah, gunung ijo, dan gunung menoreh.
STA 3 LP 1 terdapat geomorfologi deretan pegunungan selatan.Deretan morfologi
pegunungan selatan didominasi oleh batuan vulkanik seperti breksi maupun lava. Di
lapangan ditemukan beberapa formasi gunung, diantaranya gunung mujil dan gunung
perahu.
STA 4 LP 1 pada STA ini pertama kali ditemukan suatu bidang berlapis yang saling silang siur
dan juga ditemukan laminasi. Diperkirakan dulunya daerah ini adalah Kawasan delta karena
diduga terdapat banyak fosil marine. Ada pula endapan darat yang bercirikan terdapat
lapisan hitam. Lapisan berwarna hitam ini sangat kaya akan karbon dan bahan-bahan
organic. Maka dapat dikatakan sebagai cikal bakal pembentukan batu bara.
STA 4 LP 2 pada STA ini ditemukan suatu bidang terbuka berupa batubara yang diperkirakan
berjenis sub-bituminus. Pada formasi nanggulan ini batu bar yang ditemukan berasal dari
axianit beds atau zona transisi hingga laut dangkal. Untuk asal bahan organic pembentuknya
berasal dari tumbuhan purba yang terendapkan dan terdeposisi. Penjelasan lebih lanjut
mengenai batu bara di daerah ini adalah pembentukan berada di forest swamp karena
apabila dillihat dilapangan terdapat kandungan oksigen yang sangat sedikit karena aliran air
tidak mengalir kemudian tumbuhan mati terdekomposisi oleh bakteri anaerob. Oleh karena
pengaruh T dan P terjadi degradasi kandungan air menjadi lignit kemudian sub-bituminus.
Butuh waktu jutaan tahun suatu tumbuhan untuk dapat terdekomposisi hingga pada
akhirnya terbentuknya batu bara berjenis antrasit.
Gunung mujil berbentuk menyerupai caping terisolir dan disusun oleh breksi gunung api
yang dilingkupi oleh bentang alam melengkung membuka kearah timur dan didalamnua
banyak dijumpai batuan intrusi dangkal, dll. Gunung mujil terletak dibagian dalam atau
didepan questa gunung prau, gunung sokogelap, dan gunung moyeng dibagian barat,
bidang pelapisan batuan yang membangun questa relative miring kearah barat daya-barat
berkisar antara 15 – 20 derajat. Pada gunung ini banyak dijumpai batuan gunung api berupa
breksi piroklastika retas berstruktur vesikuler, bongkah besar batuan beku berstruktur
porfiroafanit - afanit di bagian atas bukit berbentuk kubah atau kerucut, sebaran batuan
intrusi dangkal radier memusat di gunung mujil dan dapat diketahui bbahwa keberadaan
gunung mujil mengidentifikasikan terdapat gunug api purba.

Gunung mujil merupakan erosi dari bbatuan metamorf berupa lava hasil ekstrusi dan intrusi
dan breksi vulkanik. Kedua batuan ini disinyalir menyusun pegunungan kulon progo. Dan
diperkirakan terbentuk pada 33 juta tahun yang lalu. Terdapat hipotesis yang menyebutkan
bahwa gunung mujil merupakan hasil longsoran dari formasi andesit tua atau hasil intrusi
yang berasosiasi dengan basement. Van Bemelent menyatakan bahwa terdapat asosiasi
pembentukan gunung mujil dengan tersingkapnya formasi nanggulan di sebelah timur
pegunungan kulon progo. Setelah dilakukan penelitian menggunakan metode geofisika
gravitasi ditemukan bahwa terdapat longsoran formasi andesit tua yang berada dibawah
endapan koluvium.
Oligosen (28.1 – 15.9 m.y.o). Microdiorite, Spheroidal
weathering. Sebelah timur Gunung Pendul.
Miosen awal (23 m.y.o). Microdiorite. N134oE/79o. Watu
C C C Prahu
V V V
C CC CC
VC VV VV
C C Eosen ( 45 m.y.o) Batugamping Nummulites. N59oE/89o.
C C
V V V Formasi wungkal gamping. Watu Prahu
V V
C C C
V V V

Eosen ( 45 m.y.o) Batulanau. N65oE/6o. Formasi wungkal


gamping. Watu Prahu

v
Kartesius( 98 m.y.o) Marmer dan Philite. N59oE/89o. Batu
Malihan. Watu Prahu

Anda mungkin juga menyukai