Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

BAB 2
DESKRIPSI WILAYAH

2.1 UMUM
Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga berada diwilayah Kabupaten Lombok
Tengah.Bendungan Pengga sebagai sumber air baku ini berada di desa Pelambik
Kecamatan Praya Barat Daya

Sungai utama dari waduk Pengga adalah sungai Penujak, yang merupakan limpasan dari
Waduk Batujai (sistem interkoneksi di Pulau Lombok), Sungai Penujak ini mengalir dari
kaki gunung Kendo kearah selatan menuju kota Praya dan bermuara di Waduk Batujai,
selanjutnya limpasan Waduk ini menelusuri alur sungai Penujak yang akhirnya bermuara di
Waduk Pengga.

Bendungan Pengga semula dibangun untuk memberikan manfaat irigasi seluas ±4.076 ha
berada di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Sistem operasional waduk Batujai
sangat berpengaruh terhadap pola operasi waduk Pengga karena debit pada Waduk
Pengga disuplai dari Waduk Batujai (system Interkoneksi).

Sebagaimana dijelaskan dalam bab pendahuluan, daerah layanan sistim penyediaan air
baku bendungan Pengga ini adalah wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika
dan daerah-daerah penyangga disekitar KEK Mandalika.

KEK Mandalika terletak di desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah yang
saat ini sedang dalam tahap kontruksi, termasuk sirkuit motor GP yang rencananya akan
digelar pada tahun 2021.

2.2 KONDISI FISIK DAERAH


2.2.1 Batas Administrasi
Kabupaten Lombok Tengah dengan luas wilayah sebesar ±1.208,39 Km², Kabupaten
Lombok Tengah. Sebagai salah satu bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Baratmemiliki
posisi koordinat bumi antara 116o05’ sampai 116o24’ Bujur Timur dan 8o24’ sampai 8o57’
Lintang Selatan dengan luas wilayah mencapai ±1.208,39 km² (120.839 ha).
Batas Wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara,
• Sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok,

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-1


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

• Sebelah timur berbatasan dengan Lombok Tengah, dan


• Sebelah selatannya berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Secara administratif Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 12 Kecamatan, yang


melingkupi 139 desa. Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Nama-Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan dan Jumlah Desa


No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Desa
Kecamatan

1 Praya Barat Penujak 152,75


2 Praya BaratDaya Darek 124,97
3 Pujut Sengkol 233,55
4 PrayaTimur Mujur 82,57
5 Janapria Janapria 69,05
6 Kopang Kopang 61,66
7 Praya Praya 61,26
8 PrayaTengah Batunyala 65,92
9 Jonggat Ubung 71,55
10 Pringgarata Pringgarata 52,78
11 Batukliang Mantang 50,37
12 Batukliang Utara Teratak 181,96
Jumlah / Total 1.208,39
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2019

Kecamatan Pujut merupakan kecamatan dengan luas area terluas hingga mencapai
19,33% dari total luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Kecamatan dengan Luas
wilayah terluas ke-2 dengan prosentase 15,06 % yaitu Kecamatan Batukliang Utara.
Kecamatan lain yang memiliki luas wilayah diatas 5% dari wilayah Kabupaten Lombok
Tengah yaitu Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, Janapria, Jonggat, Kopang,
Praya. Sedangkan kecamatan lainnya hanya memiliki luas wilayah dibawah 5%. Adalah
kecamatan Pringgarata dan Batukliang. Data luas kecamatan yang ada di Kabupaten
Lombok Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.2.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-2


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Tabel 2. 2 Luas Kabupaten Lombok Tengah Menurut Kecamatan


No Kecamatan Luas Area (km2) Persentase

1 Praya Barat 152,75 12,64


2 Praya BaratDaya 124,97 10,34
3 Pujut 233,55 19,33
4 PrayaTimur 82,57 6,83
5 Janapria 69,05 5,71
6 Kopang 61,66 5,10
7 Praya 61,26 5,07
8 PrayaTengah 65,92 5,46
9 Jonggat 71,55 5,92
10 Pringgarata 52,78 4,37
11 Batukliang 50,37 4,17
12 Batukliang Utara 181,96 15,06
JUMLAH 1.208,39 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2019

2.2.2 Iklim dan Hidrologi


Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang
kering. Musim hujan yang cukup tinggi di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan per
bulan di Kabupaten Lombok Tengah berkisar antara 1 hingga 26 hari dengan
curah hujan berkisar antara 0,4 mm hingga 448,3 mm. Dilihat menurut kecamatan
(tidak termasuk Kecamatan Praya Tengah) wilayah yang memiliki hari hujan
terbanyak yakni kecamatan Kopang dan sebaliknya kecamatan Praya Barat Daya
merupakan kecamatan dengan jumlah hari hujan paling sedikit.

Tabel 2.3 Temperatur, Kelembaban dan Curah Hujan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018
Rata-rata Hari Curah Hujan
No Bulan TemperaturOC
KelembabanN Hujan (mm)
isbi (%)
Rata2 Min Max

1 Januari 26 ,2 23 ,3 30 ,3 87 26 448,3
2 Februari 26 ,4 22 ,7 30 ,8 85 17 209
3 Maret 26 ,6 23 ,1 31 ,7 84 16 335,4

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-3


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Rata-rata Hari Curah Hujan


No Bulan TemperaturOC
KelembabanN Hujan (mm)
isbi (%)
Rata2 Min Max

4 April 27 ,0 23 ,2 32 ,5 83 3 34,4
5 Mei 26 ,4 22 ,4 31 ,5 81 1 1
6 Juni 25 ,9 22 ,2 30 ,6 82 5 9
7 Juli 25 ,0 20 ,9 29 ,9 79 3 10
8 Agustus 24 ,9 20 ,8 29 ,9 78 7 9
9 September 26 ,1 22 ,0 31 ,2 78 4 5
10 Oktober 27 ,6 23 ,7 32 ,5 76 1 0,4
11 Nopember 27 ,6 24 ,4 32 ,1 83 10 255,2
12 Desember 27 ,6 24 ,5 31 ,4 84 10 111,2
Jumlah : 103 1 427,9
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2019

2.2.3 Topografi dan Morfologi


Tingkat kemiringan tanah di Kabupaten Lombok Tengah didominasi oleh
kemiringan 2-15% ,yang mencapai 76.179 ha atau 63.04 % dari luas Kabupaten
Lombok Tengah, selanjutnya diikuti tingkat kemiringan 0-2 % seluas 31.142 ha atau
25.77 % dari luas Kabupaten Lombok Tengah, tingkat kemiringan lahan 15-40 %
seluas 6.870 ha atau 5.69 % dari luas Kabupaten Lombok Tengah dan terakhir
tingkat kemiringan >40 % mencapai luas 6.648 ha atau 5.50 % dari luas wilayah
Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Tengah, wilayah yang berada
pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut mencakup luas sebesar
51.422 ha atau 42,55 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah, ketinggian
100-500 meter mencakup luas wilayah sebesar 35.541 ha atau 29,41 % dari luas
wilayah Kabupaten Lombok Tengah, ketinggian 500-1000 meter dengan luas
23.154 ha atau 19,16% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah, dan
ketinggian >1000 meter seluas 10.722 ha atau 8,87 % dari luas wilayah Kabupaten
Lombok Tengah.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-4


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Tabel 2.4 Topografi KabupatenLombok Tengah


No Kemiringan/Ketinggian Luas (Ha)
Lahan

1 Kemiringan :
· 0-2% 31.142
· 2 - 15 % 76.179
· 15 - 40% 6.870
· > 40 % 6.648
2 Ketinggian :
· 0 – 100 m 51.422
· 100 – 500 m 35.541
· 500 – 1.000 m 23.154
· > 1.000 m 10.722
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2019

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-5


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-6


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

2.2.4 KEPENDUDUKAN
Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya melalui
pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insan dan sumber daya
manusia.Karakteristik pembangunan sumber daya manusia dilaksanakan melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk dan pengembangan kualitas penduduk melalui
perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.
Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebesar 939.409 jiwa (2018). Dengan luas
wilayah 1.208,39 Km2. kepadatan penduduk Kabupaten Lombok Tengah mencapai 777
jiwa/Km2, dimana Kecamatan Praya merupakan Kecamatan tertinggi kepadatan
penduduknya yakni 1.864 jiwa/Km2 disusul Kecamatan Batukliang1.526 jiwa/Km2 dan
terendah Kecamatan Batukliang sebesar 289 jiwa/Km2, dengan laju rata-rata pertumbuhan
peduduk sebesar 0,98 %.

Tabel 2.5. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
di Kabupaten Lombok Tengah
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Praya Barat 36 316 39 600 75 916
2 Praya Barat Daya 26 414 29 402 55 816
3 Pujut 50 613 54 912 105 525
4 PrayaTimur 32 301 35 468 67 769
5 Janapria 35 530 41 519 77 049
6 Kopang 37 241 43 789 81 030
7 Praya 54 841 59 358 114 199
8 PrayaTengah 31 403 34 196 65 599
9 Jonggat 46 276 49 888 96 164
10 Pringgarata 33 680 37 260 70 940
11 Batukliang 35 362 41 525 76 887
12 Batukliang Utara 24 503 28.012 52.515
Jumlah/ Total 444.480 494.929 939.409
2017 440 292 490 505 930 797
2016 436 155 485 933 922 088
2015 431 825 481 054 912 879

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-7


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


2014 427 134 476.298 903.432
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2018

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
No Kecamatan Penduduk Luas (km2) Kepadatan
Penduduk/Km2

1 Praya Barat 75 916 152,75 497


2 Praya Barat Daya 55 816 124,97 447
3 Pujut 105 525 233,55 452
4 PrayaTimur 67 769 82,57 821
5 Janapria 77 049 69,05 1 116
6 Kopang 81 030 61,66 1 314
7 Praya 114 199 61,26 1 864
8 PrayaTengah 65 599 65,92 995
9 Jonggat 96 164 71,55 1 344
10 Pringgarata 70 940 52,78 1 344
11 Batukliang 76 887 50,37 1 526
12 Batukliang Utara 181,96 289

Jumlah 939 409 1 208,39 777


2017 930 797 770
2016 922 088 763
2015 912 879 755
2014 903 432 748
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2014

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-8


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

2.3 KONDISI HIDROLOGI DAS DODOKAN


2.3.1. Stasiun Hidrologi dan Klimatologi
Berdasarkan data klimatologi (Sta. Klimatologi Kediri) diperoleh gambaran kondisi
iklim daerah proyek, sebagai berikut :
• Suhu harian rerata : 27.350C
• Kelembaban udara rerata : 72.28 %
• Kecepatan angin rerata : 7.27 km/jam
• Penyinaran matahari retata : 47.93 %
• Penguapan rerata : 3.58 mm/hari
Tabel 2.7 Data Klimatologi Sta. Klimatologi Kediri
Stasiun Klimatologi : Godo
Kediri
Lokasi : Godo
Kediri
Elevasi Sta. Kediri : + 85.00 m
Posisi 08°o46'
: 008 34'32"
48.4'' LS
116°
: 118o
18' 20" BT
28' 12''

Dekripsi Unit Jan Feb Mar Apr May June July Aug Sep Oct Nov Dec Rata-rata

Temperatur (T) Celcius 28.04 27.07 26.85 26.82 26.60 27.06 26.31 26.55 27.37 28.83 28.80 27.85 27.35

Kelembaban Relatif (RH) % 82.42 84.00 85.07 83.64 81.00 69.75 67.40 64.26 65.07 66.18 68.99 73.59 74.28

Rasio Penyinaran Matahari (n/N) 39.03 42.38 43.96 53.57 47.25 42.71 51.33 60.03 59.61 57.92 43.27 34.13 47.93

Kecepatan Angin (km/jam) 4.94 4.64 4.60 4.78 6.82 8.54 9.22 11.04 11.42 9.60 6.92 4.76 7.27

Sumber : BMKG, 2019

Menurut peta stasiun hujan, di DAS terdapat 11 stasiun hujan di dalam DAS dan
beberapa stasiun hujan terdekat dengan DAS. Menurut peta Poligon Thiessen
bahwa CA Bendungan Pengga dipengaruhi oleh hujan dari sta. Kuripan, Sta.
Mangkung, sta. Kabul dan sta. Rembitan dengan panjang data rata-rata di atas 15
tahun data (2000 – 2016)

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-9


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Gambar 2.2 Peta Poligon Thiessen Bendungan Pengga

2.3.2. Skema Sungai dan Interkoneksi


DAS Dodokan adalah bagian dari sebuah sistem interkoneksi di bagian hulunya. Baik
itu interkoneksi dalam DAS maupun antar DAS. Setidaknya ada 2 (dua) interkoneksi
antar DAS yaitu HLD Babak – Renggung – Rutus dan HLD Jangkok – Babak,
seperti yang disajikan pada skema sungai berikut ini.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-10


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Sungai Dodokan

Suplesi dari Embung Guleliat E. Dao

B. IRD Dasan Luah

B. Sangeh

Cabang Sungai
Suplesi dari Gde Bongoh
B. Paok Dengkol

HLD BABAK-RENGGUNG-RUTUS

Cabang Sungai
Cabang Sungai

B. IRD Racem
E. Rengkak Suplesi Bendung Renggung
B. IRD Semparu

B. Tain Petuk

B. IRD Saro

B. Muncan B. Iwan I

B. Iwan II

B. Munte
B. Gerintuk

E. Sade Cabang Sungai

E. Menteang E. Muncan E. Pengadang

B. Songor Galung
Cabang Sungai

E. IRD Bage B/S Parung

Cabang Sungai
B. Tiwu Tambun
B. Banar E. Tanggor
Cabang Sungai
E. Jurang Jaler
Cabang Sungai E. IRD Mancut Cabang Sungai

Cabang Sungai
E. IRD Bengak E. Perandap
B. Mancut
E. Dakung
B. IRD Perandap
HLD JANGKOK-BABAK

E. Bebe Cabang Sungai


B. Pengkap E. Gerantung E. Bual
B. Batu Apit
B. Kenjok
B. Gagar

B. Tiwu Guk I
Cabang Sungai E. Surabaya E. Enem
B. Batu Bangke B. Gerantung

B. Tiwu Guk II
B. IRD Juring
B. Surabaya Dodokan

Cabang Sungai
Cabang Sungai
Cabang Sungai
B. Bebie
Cabang Sungai
E. Batu Bokah
Cabang Sungai E. Orong Gedang
B. IRD Loang Sawak E. Babi Bend. Batujai
Cabang Sungai
E. Bombas
B. IRD Barejulat Cabang Sungai
B. Babi

E. Jelantik
E. Sepit
Cabang Sungai
B. Rejasa
B. Sukarara

E. Bonder
B. Bile Kere E. Batu Tulis
B. IRD Tanjang

B. Tibu Rampak
B. IRD Jelantik

Cabang Sungai

E. IRD Jowet

Cabang Sungai
Cabang Sungai Cabang Sungai

E. Jangkih Jawe
E. IRD Leman
E. IRD Tebaer
B. IRD Pagutan

Cabang Sungai

Cabang Sungai
E. IRD Ngabok
B. IRD Jurang Jeruti B. Genteng

Cabang Sungai B. IRD Pringgarata

B. IRD Emat Daye B. IRD Seme


B. Buntopeng
Cabang Sungai Cabang Sungai
B. IRD Emat Lauk
Bend. Pengga
E. Mapasan
Cabang Sungai
B. Kuripan
E. Bantenu

B. Gundul
E. Bantir
B. Keling
Cabang Sungai

B. Jagerage
B. IRD Penadah

B. Batu Dendeng

B. Keroye

Selat Lombok

Gambar 2.3 Skema Sungai Dodokan

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-11


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

2.4 BENDUNGAN PENGGA


2.4.1 Tujuan dan Manfaat Bendungan Pengga
Bendungan Pengga dibangun pada sungai Dodokansekitar 10 km di bagian
downstream dan secara administrasi terletak di Desa Plambik,, Kecamatan Praya
Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Maksud dibangunnya Bendungan Pengga adalah merupakan salah satu upaya untuk
mengatasi kekurangan air di daerah Lombok Bagian selatan sampai ke daerah
Lombok Barat bagian Selatan (Gerung dan sekitarnya).

Tujuan utamanya adalah memberikan air irigasi untuk lahan seluas 3.585 ha di
kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari 520 hektar sawah baru dan 3.065 hektar
yang merupakan sebagian sawah yang sebelumnya diairi dari sistem irigasi Gebong.
Seluruh daerah Irigasi Gebong ini sebelumnya mendapat air dari Bendung Gebong
pada sungai Babak dan seluruh system suplesinya berasal dari sungai-sungai yang
semuanya mengalir ke Lombok Bagian Barat.

Dengan diatasinya pemberian air untuk sebagian Daerah Irigasi Gebong tersebut
maka kelebihan air yang ada dapat dialirkan ke Lombok Selatan sehingga dapat
mengairi daerah irigasi Jurang Batu seluas 3.565 hektar dan Daerah Irigasi Tibu
Nangka seluas 2.284 hektar.
Manfaat dibangunnya Bendungan Pengga adalah sbb:
Mengairi Irigasi untuk lahan seluas 3.585 ha di kabupaten Lombok Barat yang terdiri
dari 520 hektar sawah baru dan 3.065 hektar daerah pengembangan yang
merupakan sebagian sawah yang sebelumnya diairi dari sistem irigasi Gebong.
1. Pembangkit Listrik Microhydro 400 KVA. Sebelum air waduk digunakan untuk
irigasi terlebih dahulu tenaga air yang ada dengan head/ketinggian tertentu
digunakan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat di daerah hilir dan untuk
operasional waduk dengan daya terpasang sebesar 400 KVA
2. Pengendalian banjir. Mengingat sumber air utama dari bendungan Pengga ini
berasal dari sungai Penujak (satu system interkoneksi dengan Bendungan
Batujai) yang membawa limpasan debit banjir yang cukup besar maka
Bendungan Pengga ini dapat mereduksi debit banjir sebesar 750 m3/det yakni

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-12


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

dari 2.450 m3/det menjadi 1.700 m3/det sehingga akibat yang lebih besar dapat
dihindarkan/ diperkecil.
3. Penyediaan Air Baku penduduk sekitar Waduk. Bendungan Pengga juga
berfungsi untuk melayani kebutuhan air baku penduduk di sekitar waduk.
4. Perikanan darat. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maka masyarakat
setempat juga memanfaatkan bendungan Pengga untuk area memelihara dan
menangkap ikan. Terlihat pada gambar semangat masyarakat pencari ikan
(memancing) berbaris seperti pagar di daerah hilir olakan spillway.
5. Pariwisata. Adanya kelembaban udara yang segar dan baik di sekitar waduk
dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan local sehingga lokasi ini
seringkali dikunjungi masyarakat untuk tempat pariwisata.

2.4.2 Data Teknis Bendungan Pengga


Ringkasan Data Teknis Bendungan dan Jaringan Irigasi Pengga disajikan sebagai
berikut:
Waduk:
a. Luas daerah aliran sungai : 175 km2 (Sub DAS)
b. Inflow rerata : 188 juta m3
c. Volume tampungan kotor : 27,0 juta m3
d. Volume tampungan efektif : 21,0 juta m3
e. Volume tampungan mati : 6,0 juta m3
f. Luas genangan waduk : 4,3 km2 (FWL 57,50)
g. Elevasi muka air melimpah maks : 59,00 m (4.950 m3/dt)
h. Elevasi muka air melimpah (FWL) : 57,50 m (2.450 m3/dt)
i. Muka air saat suplesi penuh (FSL) : 57,00 m
j. Elevasi Muka Air Terendah : 50,00 m

Bendungan:
a. Tipe : Urugan tanah
b. Elevasi Mercu : 60,50 m
c. Panjang Bendungan : 673 m
d. Lebar puncak bendungan : 9,00 m
e. Kemiringan Hulu :1:3

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-13


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

f. Kemiringan Hilir : 1 : 2,5


g. Tinggi Bendungan : 33,50 m
h. Volume Timbunan :493.000m3 (termasuk cofferdam)
Fasilitas Pengeluaran Sungai termasuk Hydromechanic:
a. Tipe : Horseshoe Type Culvert
b. Ukuran : 2 x 6,0 m (diameter): 2 x 6,0 m
(lebar saluran)
c. Panjang : 92,5 m
d. Kapasitas Debit : 819 m3/dt (FWL 49,00 m)
e. Pintu Penutup Pelepas Air : 1 Pintu Sekat (6,0 x 6,0 m)
f. Pintu untuk Outlet Sungai : 1 Pintu Sorong (1,5 m x 1,5 m)

Pelimpah termasuk Hidromekanik:


a. Tipe : Ogee (Netto Length 51 m)
b. Pintu : Pintu Radial (6x8,5 m x 8,94 m)
c. Stoplog : One Set of Steel Stoplog
d. Kapasitas Debit : 2.450 m3/dt (FWL 57,50 m)
e. Debit Rencana Kolam Penenang : 2080 m3/dt
f. Elevasi Kolam Penenan : 29,00 m
g. Panjang Kolam Penenang : 60,0 m

Pelimpah Darurat:
a. Tipe Fuse Plug : Inclinic Core Rockfill Dam
b. Elevasi mercu : 58,50 m
c. Panjang Mercu : 200,0 m
d. Lebar Mercu : 3,00 m
e. Kemiringan Hulu :1:2
f. Kemiringan Hilir :1:2
g. Volume fuse Plug : 8.890 m3
h. Tinggi Fuse Plug : 6,50 m
i. Elevasi Inlet Pelimpah Darurat : 55,80 m
j. Kapasitas Debit : 1.700 m3/dt (max FWL 59,0 m)

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-14


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Bangunan Pengambilan Irigasi termasuk saluran irigasi dan Hidromekanik:


a. Tipe : Pipa baja dan saluran Beton
b. Ukuran Pipa Baja : Dia. 800 – 1300 mm dan
Panjang 128,30 m
c. Release Valve : Two Hollow Jet Valves 800 mm
Diameter with Guard Valves
d. Trash Screen : 1 x 3,0 m x 3,0 m
e. Pintu Intake Irigasi : 1 x 3,0 m x 3,0 m
f. Stoplog : 1set Stoplog baja (3 x 3 m)
g. Pintu saluran irigasi : 2 x 1,50 m x 1,60 m
h. Pintu saluran By-pass irigasi : 2 x 1,50 m x 1,10 m
i. Saluran irigasi : 3,0 m (lebar) x 1,9 m (tinggi) x
472,318 m (panjang)
j. Debit keluaran irigasi : 4,8 m3/dt (LWL 50,00 m)

Mini-Hydropower Station :
a. Kapasitas terpasang : 400 kW
b. Tipe Turbin :Turbin Francis Tiang Horisontal
c. Debit Rencana : 3,5 m3/dt
d. Tinggi Gross maksimum : 19,10m
e. Tinggi Rata-rata : 15,4m
f. Pipa baja : Panjang 14,7 m dan Dia.1,3 m
g. Rumah Pembangkit Listrik : L10,0 m x P 15,9 m dan T 7,5 m
h. Affterbay dan Tailrace : L 4,0 m dan L 22,0 m
i. Switchyard : Lebar 9,0 m dan L = 12 m

2.4.3 Pola Operasi Waduk Pengga


Pola operasi (Rule Curves) Waduk Pengga, dibatasi lengkung batas operasi normal
atas dan lengkung batas operasi normal bawah seperti dapat dilihat pada Gambar
2.3. Kurva tersebut dibuat dengan kondisi sebagai berikut :
a. Pola dan intensitas tanam, mempertimbangkan rencana dan realisasi selama 5
tahun terakhir yang dimuat dalam Laporan Monitoring tanam dari Kantor Dinas
PU Bidang SDA Kabupaten Lombok Barat, yaitu :

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-15


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Padi (100%) – Padi (90%) / Palawija (10%) – Palawija (96%)


b. Rule Curves dibuat dengan mempertimbangkan kecenderungan (trend) inflow ke
waduk, baik pada tahun kering maupun tahun basah.
c. Operasi Batas Atas dianalisis berdasarkan data inflow tahun basah (andalan
20%) dengan faktor K=1 pada semua MT.
d. Operasi Batas Bawah dianalisis berdasarkan data inflow tahun kering (andalan
80%) dengan faktor K= 0.80 pada MT-I, faktor K= 0.70 pada MT-II dan faktor K =
0,60 pada MT-III.
e. Debit realese irigasi maksimum 2.75 m3/dt sesuai dengan kapasitas saluran
induk Pengga saat ini
Secara umum, penggunaan Kurve Pola Operasi (Rule Curves) Waduk Pengga
adalah sebagai berikut :
a. Jika Muka Air Diatas Batas Atas
Karena batas atas kurva waduk (control water level) nya adalah elevasi mercu
spillway + 57.00 maka dengan sendirinya debit banjir akan melimpah sehingga
muka air tetap dipertahankan pada elevasi mercu pelimpah.
b. Jika Muka Air diantara Batas Atas dan Batas Bawah
Jika muka air berada antara batas atas dan batas bawah, maka air waduk
dikeluarkan sesuai ketentuan sebagai berikut :
• Pada MT-I, pengeluaran air ke sistem jaringan irigasi adalah sesuai
kebutuhan, menggunakan faktor K=1.
Sangat dimungkinkan akan terjadi limpasan air melalui spilway bila kondisi
saat itu adalah tahun basah, yang terpenting adalah mempertahankan agar
muka air setinggi mungkin.
• Pada MT-II, karena potensi inflow di MT-II ini sudah relatif menurun (estimasi
berkisar 19.25 – 40.28 juta m3) maka perlu mempertahankan agar elevasi
muka air waduk berada pada daerah operasi normal sehingga pengeluaran
air ke sistem jaringan harus dilakukan pengurangan, atau maksimum
menggunakan faktor 1.00 ≥ FK ≥ 0.90.
• Pada MT-III, karena potensi inflow di MT-III ini sudah relatif kecil (estimasi
berkisar 6.88 – 10.14 juta m3) maka perlu mempertahankan agar elevasi
muka air waduk berada pada daerah operasi normal sehingga pengeluaran

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-16


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

air ke sistem jaringan harus dilakukan pengurangan, atau maksimum


menggunakan faktor 0.90 ≥ FK ≥ 0.75.
c. Jika Muka Air di bawah Batas Bawah
Jika kondisi ini terjadi, dimana muka air waduk di bawah kurvas batas bawah
maka diberlakukan aturan hedging yaitu pasokan kebutuhan air di hilir dikurangi,
sebagai berikut :
• Pada MT-I, pengeluaran air ke sistem jaringan irigasi maksimum
menggunakan faktor K dengan nilai 1.00 ≥ FK ≥ 0.80, sampai muka air waduk
kembali dalam batas daerah operasi normal.
• Pada MT-II, elevasi muka air waduk cenderungmenurun, apabila sudah
berada di bawah elevasi batas bawah, maka digunakan faktor K dengan nilai
0.90 ≥ FK ≥ 0.80.
• Pada MT-III, walaupun elevasi muka air waduk masih di atas elevasi intake,
apabila sudah berada di bawah elevasi batas bawah, maka digunakan faktor
K sebesar 0.80 ≥ FK ≥ 0.70.
Bilamana muka air waduk sudah kembali ke daerah operasi normal maka
faktor K bisa ditingkatkan hingga 0.90 ≥ FK ≥ 0.70.
d. Realese air waduk khusus untuk PLTMH dari rencana 3.5 m 3/dt menjadi
maksimal 2.75 m3/dt atau mengikuti debit keluaran untuk pemenuhan kebutuhan
air irigasi.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-17


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Gambar 2.4 Foto Bendungan Pengga

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-18


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

58.00

57.00
Elevasi Mercu Pelimpah = 57,00 m
Operasi Normal Batas Atas
56.00
Elevasi Muka Air, m

Daerah Operasi
55.00 Normal
54.00

53.00
Operasi Normal Batas Bawah
52.00

51.00

50.00
Elevasi Intake = 50,00 m
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
1/2 Bulanan

DUGA MUKA AIR AWAL BULAN


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
1/2 bulanan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
batas atas 56.72 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 57.00 56.93 57.00 57.00 57.00 55.93 55.99 56.07 56.40
batas bawah 51.61 52.21 51.94 52.64 52.52 53.52 54.17 54.45 54.37 54.12 53.85 53.50 53.27 53.28 53.23 53.03 52.41 52.03 51.63 51.42 51.12 51.54 51.66 50.92

Musim Tanam - I Musim Tanam - II Musim Tanam - III Musim Tanam - I


Gambar 2.5 Duga muka air Waduk Pengga

PT. GEODINAMIK KONSULTAN II-19


LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

2.4.4 KAWASAN EKONOMI KHUSUS MANDALIKA

KEK Mandalika terletak di bagian Selatan Pulau Lombok. KEK Mandalika ditetapkan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 untuk menjadi KEK Pariwisata.
Dengan luas area sebesar 1.035,67 Ha dan menghadap Samudera Hindia, KEK Mandalika
diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
sangat potensial.

KEK Mandalika menawarkan wisata bahari dengan pesona pantai dan bawah laut yang
memukau. Mandalika berasal dari nama seorang tokoh legenda, yaitu Putri Mandalika yang
dikenal dengan parasnya yang cantik. Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah
merayakan upacara Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai
jelmaan dari Putri Mandalika. Perayaan ini merupakan budaya yang unik dan menarik
wisatawan baik lokal maupun internasional.

Berdasarkan potensi dan keunggulan yang ada, Indonesia Tourism Development


Corporation (ITDC), yang telah mengembangkan Nusa Dua Bali mengusulkan
pembentukan KEK Mandalika. Sebagai destinasi wisata bahari dan wisata budaya dengan
panorama yang eksotis dan berdekatan dengan Pulau Dewata. KEK Mandalika
diperkirakan akan menarik kunjungan 2 juta wisatawan mancanegara per tahun pada 2019.
Selain itu di kawasan Mandalika akan dibangun sirkuit MotoGP sepanjang 4,32 kilometer
yang akan dimulai pada tahun 2019. Pembangunan tersebut menggunakan modal yang
diberikan langsung oleh perusahaan konstruksi dan infrastruktur asal Perancis, Vincent SA.
Kerja sama pembangunan sirkuit tersebut disepakati pada 29 Januari 2019 lalu antara
ITDC bersama Vinci SA dan pembangunannya ditargetkan tuntas pada 2021.

Adapun pembangunan sirkuit secara keseluruhan mengusung konsep street circuit.


Konsep pembangunan yang menempatkan jalan sirkuit sekaligus sebagai jalan raya di KEK
Mandalika yang dapat digunakan semua orang.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan ITDC, acara inti MotoGP paling tidak akan
ditonton langsung oleh lebih dari 150 ribu orang. Adapun penyelenggaran MotoGP selama
empat hari. Untuk hari pertama hingga ketiga, rata-rata kunjungan penonton berkisar 50-
100 ribu orang.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN


II-20
LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Untuk menunjang akses ke kawasan Mandalika maka direncanakan akan dibangun jalan
baru dari bunderan bandara internasional Lombok ke Mandalika kurang lebih 17 km.
Kawasan Mandalika direncanakan dengan berbagai macam zona mulai dari kawasan
pantai, danau, mangrove, golf, perhotelan, sirkuit moto GP dll, sebagaimana dapat dilihat
dalam gambar 2.7.

PT. GEODINAMIK KONSULTAN


II-21
LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Bunderan BIL

Rencana Jalan Baru

Gambar 2.6 Rencana Jalan Baru Bunderan Bandara-Mandalika

PT. GEODINAMIK KONSULTAN


II-22
LAPORAN AKHIR : SID Penyediaan Air Baku Bendungan Pengga

Gambar 2.7 Peta Master Plan KEK Mandalika

PT. GEODINAMIK KONSULTAN


II-23

Anda mungkin juga menyukai