LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
BAB - 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Halaman | 3-1
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-1 Grafik Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Letti (Km²)
Halaman | 3-2
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-3
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
3.2.1 Topografi
Pulau Letti secara fisik berbentuk deretan bukit, dimana wilayah sebelah timur pulau
lebih tinggi dari pada bagian barat. Sedangkan daerah rendah terdapat dibagian pesisir
pantai. Ketinggian wilayah di atas permukaan laut (DPL) menurut desa di Kecamatan
Letti adalah:
1. Desa Nuwewang : 7m
2. Desa Tomra : 5m
3. Desa Tutuwaru : 15 m
4. Desa Luhulely : 10 m
5. Desa Tutukey : 7m
6. Desa Batumiau : 3m
7. Desa Laitutun : 3m
Halaman | 3-4
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
3.2.3 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya yang memiliki wilayah laut yang luas
mempengaruhi kondisi iklim di wilayah tersebut. Kondisi iklimnya dipengaruhi oleh
Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia, juga dibayangi oleh Pulau Irian
dibagian timur dan Benua Australia di bagian selatan. Secara umum, wilayah
Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki iklim yang kering dikarenakan tingkat curah
hujan yang rendah kurang dari 2000 mm per tahun dan suhu rata-rata harian yang
relatif tinggi.
1) Musim
a. Keadaan musim teratur, musim Timur berlangsung dari bulan April sampai
Oktober. Musim ini adalah musim kemarau. Musim Barat berlangsung dari
bulan Oktober sampai Pebruari. Musim hujan pada bulan Desember sampai
Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari.
b. Musim pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/ April dan Oktober/
Nopember.
c. Bulan April sampai Oktober bertiup angin Timur Tenggara. Angin kencang
bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut
bergelora.
d. Bulan April sampai September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan
sebanyak 91 % dengan angin Tenggara dominan 61 %.
e. Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50 % dengan
angin Barat Laut dominan 28 %.
2) Curah Hujan
Curah hujan di Kabupaten Maluku Barat Daya termasuk dalam kategori rendah.
3) Suhu dan Kelemban
a. Suhu rata–rata untuk tahun 2013 sesuai data dari Stasiun Meteorologi adalah
27,4ºC dengan suhu minimum absolut rata-rata 25,4 ºC dan suhu maksimum
absolut rata-rata 30,7 ºC.
b. Rata-rata Kelembaban Udara Relatif 81%.
Halaman | 3-5
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
4) Tipe Iklim
Berdasarkan klasifikasi Agroklimate menurut OLDEMAN, IRSAL dan MULADI
(1981), Maluku Barat Daya terbagi dalam dua Zone Agroklimat:
a. Zone D3 : bulan basah 3 - 4 bulan dan bulan kering 5 – 6 bulan terdapat di
Kepulauan Babar dan Romang.
b. Zone E3 : bulan basah kurang dari 3 bulan berturutan dan bulan kering 5 – 6
bulan terdapat di Pulau Wetar dan Pulau Lemola.
3.2.4 Geologi
Kondisi Geologi di masing – masing pulau yang merupakan wilayah Kabupaten Maluku
Barat Daya adalah sebagai berikut:
Kepulauan PP. Terselatan
Satuan/Formasi Batuan
Satuan/Formasi batuan dapat diuraikan sebagai berikut (Sumber : Peta Geologi
Lembar Wetar Timur, Nusatenggara) adalah :
• Qal: Aluvium
Kerakal, kerikil, pasir, lanau, berupa endapan sungai dan pantai.
• Ql: Batugamping Koral dan breksi koral
Satuan ini tersebar di pinggir pantai Pulau Wetar.
• QTv: Batuan Gunungapi Tua
Lava, breksi dan tuf berbatuapung.
• Tmpa: Formasi Alor
Lava dan breksi bersusunan andesit sampai basal, bersisipan batupasir dan tuf.
• Tmn: Formasi Naumatang
Lava dasit, breksi, aglomerat bersusunan dasit, disisipi batu pasir tufan, tuf dan
batu pasir gampingan.
• Tm (di,gd,gr,da) : Batuan Terobosan
Diorit (di), granodiorit (gd), granit (gr) dan dasit (da).
• Tmvs: Batuan Gunungapi Riolit Sakir
Lava riolit.
• Tmt: Formasi Tihu
Breksi, lava dan tuf bersusunan andesit basal.
Halaman | 3-6
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
3.2.5 Vulkanologi
Wilayah Provinsi Maluku merupakan wilayah jalur pengunungan di Indonesia yang
dikenal dengan Jalur cincin api termasuk di Kabupaten Maluku Barat Daya. Tipe
gunung api ini adalah strato yang terletak di Pulau di lautan Banda dengan posisi
geografi 6º38,5’LS dan 126º39’BT. Menurut Neumann Van Padang (1951), gunung api
ini merupakan pulau kecil yang bulat dan terutama dibangun oleh aliran lava. Kegiatan
gunung api ini hanya tercatat dua kali oleh Neumann Van Padang (1951) yaitu pada
tahun 1512 dan 1699. Sedangkan mengenai letusan tahun 1934, keterangan lebih
lanjutnya tidak ada. Adapun pulau gunungapi ini tidak berpenduduk dengan letaknya
kurang lebih 240 km sebelah utara Pulau Wetar. Daerah bahaya diperkirakan meliputi
daerah berbentuk lingkaran dengan jari-jari 3 km dengan titik letusan sebagai
pusatnya. Luas daerah bahaya ini kurang lebih 28,3 km 2 dan tidak didiami manusia
karena sebagian besar terdiri dari laut. Daerah waspada diperkirakan meliputi di luar
daerah bahaya dengan jari-jari 5 km dengan titik letusan yang sama. Luas daerah
waspada ini kurang lebih 50 km2 dan juga tidak berpenduduk karena seluruhnya
terdiri dari laut.
3.2.6 Hidrologi
Sumber daya air di wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya berasal dari air permukaan
dan air tanah. Ketersediaan air permukaan yang berupa air sungai secara kuantitas
relatif cukup tinggi walaupun tetap mengalami fluktuasi sesuai dengan musim yang
terjadi. Sedangkan secara kualitas menunjukkan adanya indikasi pencemaran di
beberapa sungai. Kebutuhan air akan meningkat seiring pertumbuhan kegiatan dan
jumlah penduduk Kabupaten Maluku Barat Daya. Kebutuhan air ini harus tetap bisa
dipenuhi dari sumber-sumber air yang ada, sehingga diperlukan tindakan pelestarian
sumberdaya air, baik air permukaan maupun air tanah. Sedangkan untuk
mengantisipasi kebutuhan air yang terus meningkat, perlu dilakukan identifikasi dan
Halaman | 3-7
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
3.2.7 Hidrooseanografi
A. Laut
Laut dan pantai di Kabupaten Maluku Barat Daya mengandung potensi yang
cukup baik, Potensi laut ini semakin besar tatkala dapat mengelola dan
memanfaatkan kawasan pesisir pantai, dan bagian-bagian lain dari laut, seperti
padang lamun, dan muara, khususnya untuk kawasan budidaya perikanan,
pengendalian dan pemanfaatan air.
B. Pasang Surut dan Gelombang
Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir
periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari.
Pengaruh astronomis seperti pantai, topografi dasar dapat memodifikasi pasang
surut. Tipe pasang surut suatu perairan ditentukan oleh frekuensi air pasang dan
surut dalam satu kali (24 jam). Jika perairan tersebut mengalami satu kali pasang
dan satu kali surut dalam sehari, maka perairan tersebut tergolong bertipe pasut
tunggal (diurnal tide). Selanjutnya jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari maka pasang surutnya tergolong tipe pasut ganda (semi-diurnal tide).
Selain dua tipe pasang surut tersebut terdapat tipe pasang surut yang merupakan
peralihan antara tipe tunggal dan ganda, yang dikenal sebagai pasut campuran,
yaitu campuran cenderung tunggal (mixed tide prevailing diurnal) dan campuran
cenderung ganda (mixed tide prevailing semidiurnal).
Tipe pasut ini dapat diketahui dengan cara diprediksi. Untuk memprediksi kondisi
pasut dengan akurasi yang baik diperlukan pengetahuan tentang pasut yang cukup
memadai. Karena itu diperlukan data pengukuran paling sedikit selama 15 hari.
Untuk mendapatkan hasil prediksi pasut dengan akurasi tinggi, diperlukan data
pasut selama 16,6 tahun (Pariwono, 1985 dalam Dahuri, 2004). Kisaran pasang
surut (tidal range) adalah perbedaan tinggi muka air pada saat pasang maksimum
dengan tinggi muka air pada saat surut minimum yang juga dipengaruhi oleh
geometrik wilayah yang bersangkutan. Perairan laut Kabupaten Maluku Barat
Daya, khususnya di Pulau-pulau besar mempunyai kisaran pasut antara 2,5 - 4 m.
Tipe pasang surut di wilayah kajian adalah tipe tunggal (diurnal tide) yang berarti
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari.
Halaman | 3-8
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
C. Gelombang
Gelombang laut terbentuk karena adanya proses alih energi dari angin ke
permukaan laut, atau pada saat-saat tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut.
Gelombang ini merambat ke segala arah membawa energi yang kemudian
dilepaskan ke pantai dalam bentuk hempasan ombak. Gelombang yang mendekati
pantai akan mengalami pembiasan, akan memusat jika mendekati tanjung
(semenanjung), menyebar jika menemui cekungan.
Selain itu gelombang yang menuju perairan dangkal akan mengalami spilling,
plunging, colapsing, atau surging tergantung dari keadaan topografi dasar lautnya
(sea bottom topography). Gelombang permukaan laut sangat dominan ditentukan
oleh angin (lama bertiup, kekuatan atau kecepatan) disamping panjang fetch
(panjang rambatan gelombang). Angin yang berhembus cepat dan bertiup lama
serta berhembus melalui samudera luas dapat membangkitkan gelombang besar.
Arah perambatan gelombang bergantung kepada arah angin bertiup. Gelombang
merupakan parameter utama dalam proses erosi atau sedimentasi. Besarnya
proses tersebut bergantung pada besarnya energi gelombang yang ditentukan
densitas air, gravitasi, dan amplitudo gelombang. Pengamatan gelombang di
perairan Maluku Barat Daya relatif masih belum banyak dilakukan.
D. Arus
Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore
current) yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi ataupun abrasi di pantai.
Pola arus pantai ini terutama ditentukan oleh besarnya sudut yang dibentuk
antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang cukup besar,
maka akan terbentuk arus menyusur pantai (long shore current) yang disebabkan
oleh perbedaan tekanan hidrostatik. Selain gelombang, pasang surut juga
merupakan parameter oseanografi lain yang penting sebagai pembangkit arus di
pantai. Arus yang disebabkan oleh pasut ini dipengaruhi oleh dasar perairan. Arus
pasut yang terkuat akan ditemui di dekat permukaan dan akan menurun
kecepatannya semakin mendekati dasar perairan. Dua faktor utama yang
menentukan arus di pantai tersebut belum banyak diteliti di wilayah kajian.
menurut laporan P30-LIPI Ambon tahun 1992 Pola arus perairan Laut Banda
dipengaruhi oleh pasang surut.
E. Batimetri
Perairan laut Kabupaten Maluku Barat Daya merupakan tepian Laut Banda. Laut
Banda merupakan perairan dalam (kedalaman mencapai 7.440 m). Di Laut Banda
tidak dijumpai adanya palung (basin), punggung (rise, ridge) maupun gunung bawah
laut (sea mount). Paparan benua (continental shelf) yang luas memberikan peluang
aktifitas perikanan pantai untuk kegiatan perikanan tangkap. Laut Banda ini
berbatasan langsung dengan di bagian selatan berbatasan langsung dengan Laut
Halaman | 3-9
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Timor dan Selat Wetar, di bagian timur berbatasan dengan Laut Arafuru dengan
paparan Sahul dengan kedalaman tidak melebihi 100 m.
Halaman | 3-10
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
keseluruhan pada tahun 2017 sebanyak 7.168 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar
99.00056. Untuk dapat lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 3-3 dan Gambar 3-4.
Tabel 3-3 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Desa di Kecamatan Letti,
Tahun 2017
Jenis Kelamin Rasio Jenis
No Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelamin
1 Nuwewang 530 519 1.049 102.1195
2 Tomra 1.157 1.143 2.300 101.2248
3 Tutuwaru 194 223 417 86.99552
4 Luhulely 491 507 998 96.84418
5 Tutukey 488 509 997 95.87426
6 Batumiau 430 427 857 100.7026
7 Laitutun 276 274 558 100.7299
2017 3.566 3.602 7.168 99.00056
Jumlah 2016 3.819 3.892 7.711 98,12
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Gambar 3-3 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017
Halaman | 3-11
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
kesejahteraan penduduknya. Pada Tabel 3-2 dan Gambar 3-4 di bawah ini dapat
dilihat data kepadatan penduduk Kecamatan Letti pada tahun 2016.
Tabel 3-4 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Letti
Tahun 2017
Kepadatan
Persentase
No Desa Penduduk per
Penduduk
Km²
1 Nuwewang 14,63 18,98
2 Tomra 32,09 84,16
3 Tutuwaru 5,82 9,92
4 Luhulely 13,93 20,82
5 Tutukey 13,91 43,33
6 Batumiau 11,96 27,95
7 Laitutun 7,78 32,31
Jumlah 100,00 29,46
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Gambar 3-4 Grafik Distribusi Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Letti
Halaman | 3-12
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
total jumlah jiwa Kecamatan Letti. Penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) sebesar
4.116 jiwa dan penduduk berusia 65 tahun keatas 321 jiwa.
Tabel 3-5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok dan Jenis Kelamin di Kecamatan Letti
Tahun 2016
Jenis Kelamin
No Jumlah
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
1 0-4 550 504 1.054
2 5-9 486 462 948
3 10-14 405 364 769
4 15-19 350 288 638
5 20-24 231 183 414
6 25-29 244 295 539
7 30-34 246 285 531
8 35-39 219 243 462
9 40-44 219 190 409
10 45-49 157 188 345
11 50-54 193 220 413
12 55-59 176 189 365
13 60-64 135 160 295
14 65-69 60 95 155
15 70-74 75 101 176
16 75* 73 125 198
Jumlah 3.819 3.892 7.711
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2017
Gambar 3-5 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Letti
Halaman | 3-13
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-6 Migrasi Penduduk di Kecamatan letti dirinci per Desa Tahun 2017
No Desa Migrasi Keluar Migrasi Masuk
1 Nuwewang 15 4
2 Tomra 49 35
3 Tutuwaru - -
4 Luhulely 11 5
5 Tutukey 38 15
6 Batumiau 38 15
7 Laitutun 6 5
Letti 157 79
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Di Kecamatan Letti, sarana pendidikan sudah tersedia mulai dari Sekolah Dasar
sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Tahun ajaran 2016/2017 jumlah murid
Sekolah Dasar dengan jumlah murid 1.440 jiwa, jumlah murid Sekolah Menengah
Pertama dengan jumlah murid 626 jiwa, dan jumlah murid Sekolah Menengah Atas
jumlah murid 366 jiwa.
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat ibadah, di Kecamatan Letti telah
terdapat tempat ibadah yang jumlahnya setara dengan jumlah umat yang
memeluknya. Mayoritas penduduk di Kecamatan Letti beragama Kristen Protestan,
Kristen Katholik dan kemudian Islam.
Pada tahun 2017 penduduk yang memeluk agama Kristen Protestan sebanyak 7.105
jiwa, Kristen Katholik sebanyak 34 jiwa dan Islam sebanyak 29 jiwa.
Halaman | 3-14
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-8 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Agama
No Desa
Islam Protestan Katholik
1 Nuwewang 3 1.045 1
2 Tomra 5 2.289 6
3 Tutuwaru - 417 -
4 Luhulely - 997 1
5 Tutukey 21 960 16
6 Batumiau - 851 6
7 Laitutun - 546 4
2017 29 7.105 34
Jumlah 2016 47 7.976 51
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Tabel 3-9 Luas Panen Tanaman Pangan di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Sedangkan luas perkebunan pada tahun 2017 di Kecamatan Letti yakni luas
perkebunan kelapa seluas 184,4 hektar, sedangkan jambu mete seluas 88 hektar.
Hasil produksi kelapa sebesar 103 ton dan jambu mete sebesar 38 ton dengan tanah
seluas 11 hektar.
Halaman | 3-15
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-10 Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Luas Tanaman Produksi
No Jenis Tanaman
(Ha) (Ton)
1 Karet - -
2 Kelapa 190 103
3 Kelapa Sawit - -
4 Kopi - -
5 Lada - -
6 Kakao - -
7 Jambu Mete 88 38
Jumlah 278 141
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Tabel 3-11 Populasi Ternak Menurut jenis Ternak di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Halaman | 3-16
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-12 Jumlah Pedagang Menurut Desa di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Pedagang
No Desa Pedagang Kecil
Menengah
1 Nuwewang - 10
2 Tomra 2 13
3 Tutuwaru - 2
4 Luhulely - 14
5 Tutukey 2 20
6 Batumiau 1 11
7 Laitutun - 2
Jumlah 5 72
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Halaman | 3-17
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-9 Kondisi Komando Distrik Militer 1507 Serwaru Kecamatan Letti
Sumber: Hasil Survey, Tahun 2018
Halaman | 3-18
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-11 Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Serwaru Kecamatan Letti
Sumber: Hasil Survey, Tahun 2018
Halaman | 3-19
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-20
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-21
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-22
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-15 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Desa di Kecamatan Letti, Tahun 2017
Tenaga
Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga
No Desa Kesehatan
Medis Keperawatan Kebidanan Kefarmasian
Lainnya
1 Nuwewang - 4 1 - 1
2 Tomra - 2 - - -
3 Tutuwaru - 1 1 - -
4 Luhulely - 1 1 - -
5 Tutukey 1 14 2 1 9
6 Batumiau - 1 - - -
7 Laitutun - 2 - - -
Jumlah 1 25 5 1 10
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Gambar 3-17 Kondisi Sarana Perdagangan dan Jasa di Serwaru Kecamatan Letti
Sumber: Hasil Survey, Tahun 2018
Halaman | 3-23
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-24
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-20 Kondisi sistem Pengolahan Air Minum di Serwaru Kecamatan Letti (Tidak
Berfungsi)
Sumber: Hasil Survey, Tahun 2018
Tabel 3-17 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kecamatan Letti (km), Tahun 2017
Halaman | 3-25
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-26
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-27
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-28
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-29
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-27 Peta Sebaran Fasillitas Jaringan Jalan di Ibukota Kecamatan Letti
Halaman | 3-30
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Tabel 3-18 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik di Kecamatan Letti
Jumlah
Daya Produksi Listrik Dipakai Susut/
Pelanggan
No Tahun Terpasang Listrik Terjual Sendiri Hilang
Listrik
(KW) (KWh) (KWh) (KWh) (KWh)
1 2017 1.617 974.750 1.130.204 1.012.098 5.651 112.455
Sumber: Kecamatan Letti dalam angka, BPS 2018
Halaman | 3-31
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-32
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Halaman | 3-33
LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN MASTERPLAN IBUKOTA KECAMATAN LETTI
Gambar 3-33 Kondisi Jaringan jalan tanpa ada jaringan drainase di Serwaru Kecamatan Letti
Sumber: Hasil Survey, Tahun 2018
Halaman | 3-34