Anda di halaman 1dari 4

HEMATOLYMPHOID

Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
seperti sumsum tulang dan limpa serta penyakit yang ditimbulkannya. Pada video ini, akan
dipelajari proses pembentukan darah atau Hematopoiesis.
1. Pembuluh darah -> sel darah merah, platelet/ trombosit (fragmen dari sel), sel darah
putih. -> walaupun semua sel ini terdapat di dalam darah, mereka sebenarnya tidak
terbentuk di sana.
2. Sel dalam darah terbuat di dalam tulang. Jika kita mengambil
potongan melintang dari tulang, di bagian dalam tulang terdapat rongga tengah.
3. Ini adalah bagian luar tulang, yakni bagian yang keras. Sedangkan ini adalah rongga
pusat (central cavity). Di dalam rongga itu ada jaringan spons yang berwarna merah,
yang disebut sebagai sumsum tulang (bone marrow).

Sumsum tulang adalah tempat semua sel-sel darah ini dibuat. Proses pembuatannya disebut
dg hematopoiesis. Hemato berarti darah dan poiesis berarti membentuk atau membuat.

Yang menarik disini adalah seberapapun beda dari tiap-tiap sel darah tersebut, mereka semua
sebenarnya berasal dari sel yang sama. Dan sel itu disebut hematopoietik stem cell (sel induk
hematopoietik).
Pertama-tama, sel ini menghasilkan dua garis keturunan sel yang berbeda atau dua kelompok,
yaitu kelompok myeloid dan limfoid.
1. Kelompok limfoid, terdiri dari dua jenis sel darah, yang terdiri dari :
 Sel limfosit T yang sebagian besar sel diisi oleh inti sel. Hal itu menyebabkan sel T
kerap disebut sebagai “naked nucleus” karena terlihat seperti nukleus dan tidak
dikelilingi oleh banyak sitoplasma. Limfosit T bertanggung jawab atas kekebalan
seluler atau kekebalan sel
 Sel limfosit B, sel ini juga memiliki nukleus yang mendominasi sel. Limfosit B
bertanggung jawab atas kekebalan humoral

2. Kelompok myeloid, yang terdiri dari :


 Erythrocyte, merupakan sel yang ukurannya sangat kecil. Sel ini tidak memiliki
nukleus.
Bagian tengahnya berwarna jauh lebih terang daripada warna dari ujung/tepi sel.
Bagian ujungnya juga lebih tebal, lebar, dan padat dari bagian tengahnya karena
terdapat hemoglobin disana. Hemoglobin lah yang memberikan warna merah
mereka ke sel darah merah. Sehingga fungsi dari eritrosit adalah mentransfer
oksigen ke jaringan.
 Megakaryocyte, merupakan sel yang sangat besar bahkan terkesan tidak seperti sel.
Megakaryocyte dapat melepaskan bintik kecil dari sitoplasmanya untuk
membentuk sel fragmen kecil yang dikenal sebagai platelet/trombosit. Trombosit
akan berperan di hemostasis primer yang merupakan kontrol dari pendarahan
(mekanisme pembekuan darah).
 Monocyte, ukurannya sekitar dua kali lipat ukuran sel darah merah. Dikenal
memiliki 1 buah nukleus yang berbentuk seperti bentuk ginjal/kacang merah.
Eritrosit mampu melindungi kita dari bakteri dan virus dan organisme penyerang
lainnya. Apabila terdapat bakteri, Monocyte akan berjuang melawannya. Ia akan
menyerang bakteri ini dengan cara “memakan bakteri” tsb/fagositosit.
 Neutrophil, memiliki lebih dari 1 nukleus.. Ia memiliki nucleus yang dipecah
menjadi beberapa bagian atau segmen yang berbeda. Namun, segmen tsb masih
disatukan oleh string/benang kecil. Inilah yang disebut multi-segmen nukleus.
Neutrofil merupakan komponen utama nanah (spt pada jerawat). Neutroufil akan
melawan bakteri dan jamur.
 Basophil, memiliki nukleus yang mirip dg monosit, namun basophil memiliki
granula biru yang tersebar di sitoplasma selnya. Basofil akan menghasilkan
histamin
 Eosinophil, terkadang ia ditemukan dg 2 pcs nukleus. Ia memiliki granula2 merah
di dalam sitoplasma selnya. Eosinophil akan melawan parasit2 & dapat melakukan
fagositosit. Peningkatan Eosinofil terjadi ketika ditemukan alergi.

Nyatanya, mereka tidak dikirim langsung jadi dg bentuk mereka sekarang oleh hematopoietic
stem cell. Mereka harus menjalani beberapa kali tahapan perkembangan dahulu dari sebelum
menjadi dewasa/bentuk sel yang sekarang.
 Bentuk belum matang/mature dari sel disebut blast.
 Saat blast matang/mature, disebut dengan cytes.
Contohnya adalah Limfosit T berkembang dari limfoblast T, eritrosit berkembang dari
eritroblast, dan megakaryocyte berkembang dari megakaryoblast.

HOMEOSTASIS

Homeostasis adalah keseimbangan dinamis yang secara aktif diatur untuk memelihara
variabel secara konstan. Dalam biologi, homeostasis sering dikaitkan dengan keseimbangan
internal dalam sel atau organisme, karena makhluk punya rentang kondisi yang terbatas untuk
mereka dapat bertahan hidup.

Dua contoh homeostasis yang mungkin kita kenal umumnya terkait dengan suhu tubuh dan
tingkat glukosa darah.
1. Tubuh manusia memiliki suhu ideal sekitar 98,6 derajat Fahrenheit atau sekitar 37 derajat
Celcius. Jika tubuh manusia menjadi terlalu panas atau terlalu dingin, protein dan reaksi
kimia yang nyatanya penting untuk tubuh kita, tidak akan dapat berfungsi dengan baik.
Jika masalah tidak diperbaiki, risiko kematian jaringan atau bahkan organisme jelas
adanya.
2. Tingkat glukosa darah juga merupakan contoh umum homeostasis. Tubuh kita
membutuhkan gula untuk menjalankan proses respirasi seluler dan menyediakan energi
untuk sel-sel kita. Adapun jumlah gula yang ideal untuk dimiliki dalam darah seseorang,
yaitu sekitar 90-120 miligram per desiliter. Memiliki jumlah gula yang tidak normal dapat
memiliki konsekuensi yang serius, khususnya jika gula darah terlalu rendah. Saat
seseorang melewatkan waktu dan jatah untuk makan (diet) bisa menyebabkan seseorang
menjadi mudah tersinggung/mudah marah atau memiliki energi rendah. Memiliki gula
darah yang sangat di bawah normal dapat menyebabkan koma dan bahkan kematian.

Mempertahankan homeostasis sering mengharuskan suatu organisme untuk memiliki


lingkungan internal yang berbeda dari lingkungan eksternalnya. Pembatas antara lingkungan
internal dan eksternal memungkinkan organisme untuk mempertahankan lingkungan
internalnya tanpa “memperdulikan” yang terjadi di lingkungan luar. Contoh dari kondisi tsb
terdapat pada membran sel.

Organisme, termasuk manusia, menggunakan sesuatu yang disebut loop umpan balik untuk
membantu mempertahankan homeostasis. Loop umpan balik dipecah menjadi tiga bagian
yaitu ; stimulus, sensor dan respon.

1. Bayangkan ini merupakan hari yang sangat panas dan suhu tubuh setiap orang meningkat.
Meningkatnya suhu tubuh adalah stimulus. Stimulus kemudian dideteksi oleh sensor
terletak di otak. Pada manusia, perubahan suhu akan terdeteksi oleh hipotalamus. Karena
tinggi suhu dapat menyebabkan kematian sel, tubuh kemudian beraksi untuk membawa
suhu intinya turun. Pembuluh darah akan melebar, memungkinkan panas memancar ke
luar. Alhasil, orang tersebut akan mulai berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh
mereka melalui evaporasi pendinginan. Langkah-langkah tsb akan membawa suhu tubuh
individu kembali turun ke normal. Fenomena ini disebut umpan balik negatif, bukan
karena itu buruk, tetapi karena itu membantu membuat situasi tidak terlalu ekstrem.
2. Di lain sisi, kondisinya berubah menjadi terlalu dingin, bukan terlalu panas. Idealnya, jika
suhu tubuh terlalu dingin, kita akan mulai menggigil setelah mendeteksi penurunan suhu
di hipotalamus. Menggigil juga menghasilkan panas, yang mana akan mengembalikan
suhu tubuh Anda. Ini juga merupakan contoh dari umpan balik negatif.

Bagaimana dengan umpan balik positif? Umpan balik positif jarang terjadi karena ia
cenderung membuat situasi lebih ekstrim. Contohnya ada pembekuan darah dan peningkatan
kontraksi uterus selama proses persalinan.

Transport pasif dan transpor aktif juga dapat digunakan untuk membantu mempertahankan
homeostasis.
1. Dalam transpor pasif, seperti osmosis dan difusi, partikel mengalir dari area yang
berkonsentrasi tinggi ke area dg konsentrasi rendah dan dapat mengisi ruang dengan
sangat efektif dan merata.
2. Dalam transpor aktif, terjadi pertukaran ion Natrium dan Kalium pada sel (pompa ion).

Beberapa konsep kunci yang perlu diingat:


1. Homeostasis adalah kondisi keseimbangan yang diinginkan. Umumnya, mempertahankan
homeostasis dalam biologi juga berarti mempertahankan kelangsungan hidup internal
dalam kondisi ideal.
2. Sebagian besar organisme menggunakan loop umpan balik negatif untuk mempertahankan
keadaan homeostasis.
3. Transportasi pasif dan aktif juga digunakan untuk mempertahankan kondisi yang
diinginkan agar tercapai keseimbangan.

NB :

1. Tubuh yang menggigil ketika demam ini disebabkan oleh perbedaan suhu tubuh dengan
suhu lingkungan sekitar kita, teman-teman. Ketika demam, suhu tubuh kita akan lebih
tinggi dari biasanya dan karena suhu lingkungan sekitar lebih rendah, maka tubuh
menganggap kita sedang berada di tempat yang lebih dingin. Akibatnya, tubuh akan
menerima perintah dari otak untuk menggerakkan otot-otot di bawah kulit sehingga
membuat seluruh tubuh menggigil.

Anda mungkin juga menyukai