Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL BISNIS

“PILLOWTALK” DALAM BALUTAN KAIN PERCA ENDEK

ENDEKPRENEURS CHALLENGE 2017

Disusun oleh :

Anak Agung Istri Ardhia Pramesti Kiyanti (10406)

Carolline Mathilda Nggebu (10407)

SMA NEGERI 3 DENPASAR

KOTA DENPASAR

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami mampu menyelesaikan proposal bisnis ini.
Proposal yang berjudul “PILLOWTALK dalam Balutan Kain Perca Endek” ini tidak
akan mampu terwujud tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Sehingga dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak Drs. I Ketut Suyastra, MPd., selaku Kepala SMAN 3 Denpasar, yang
telah memberi kesempatan mengikuti Lomba Proposal Bisnis
ENDEKPRENEURS CHALLENGE 2017.
2. Ibu Made Rai Rahayu, S.Pd, M.Si selaku pembina dalam pembuatan proposal
ini.
3. Teman-teman dan kakak pengurus KIR 3 TRISMA.
4. Serta orang tua yang senantiasa selalu mendukung kami.

Penulis berharap proposal sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Akhir kata, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Denpasar, 3 Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

A. JUDUL 1

B. LATAR BELAKANG 1

C. PERUMUSAN VISI DAN MISI USAHA 2

D. TUJUAN 3

E. MANFAAT 3

F. DESKRIPSI USAHA 4

G. ASPEK PRODUK 4

H. ASPEK PEMASARAN 4

I. ASPEK TEKNIS 5

J. PROSPEK BISNIS KEDEPAN 6

K. DAMPAK LINGKUNGAN 6

L. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA 7

M. PERKIRAAN LABA RUGI 7

N. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN 8

O. PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
A. JUDUL
“PILLOWTALK” DALAM BALUTAN KAIN PERCA ENDEK

B. LATAR BELAKANG

Pada dewasa ini, perkembangan industri Endek di Bali, khususnya di kota


Denpasar sangatlah pesat. Hal ini bisa dilihat dari maraknya penggunaan kain Endek
sebagai pakaian perkantoran maupun sebagai seragam sekolah. Selain untuk seragam,
tidak sedikit orang yang menggunakan Endek untuk busana sehari-hari hingga busana
untuk fashion show. Tren inilah yang mendorong para penjahit ataupun pengusaha
garmen untuk terus memanfaatkan kain Endek sebagai peluang usaha. Sehingga tidak
bisa dipungkiri lagi bahwa jumlah kain perca Endek hasil produksi industri akan
semakin meningkat setiap harinya.

Kain perca sendiri merupakan sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat
pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya (Juwitaningsih, 2016). Jadi, kain perca
sering disebut sebagai kain sisa dari pembuatan pakaian-pakaian. Kain perca
tergolong salah satu barang bekas yang dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan
yang unik dan menarik, sehingga dapat menambah nilai ekonomis dari barang bekas
tersebut. Selain itu, dengan memanfaatkan kembali kain perca, secara tidak langsung
kita ikut berperan dalam mengurangi jumlah sampah yang menjadi sumber masalah.

Dengan melihat peluang tersebut, terbesit keinginan kami untuk mengolah kain
perca, terutama kain perca dari Endek, menjadi produk yang lebih bermanfaat. Kain
Endek yang merupakan kain tenun ikat warisan budaya masyarakat Bali, dibuat
dengan memberikan motif pada benang pakan sebelum ditenun. Pemberian motif ini
dilakukan dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu dari benang pakan sebelum
dicelup sehingga terbentuk motif (Dharmayoga, 2013).

Dalam hal ini, kami pun memilih bantal sebagai pemanfaatan dari kain perca
Endek karena selain cara pembuatannya yang tidak terlalu sulit, jarang dapat kami
temukan bantal dengan inovasi yang unik namun memiliki harga relatif terjangkau di

1
pasaran. Sehingga dengan memanfaatkan kain Endek sebagai sarung bantal, produk
ini akan mempunyai peluang usaha yang menjanjikan. Usaha ini memiliki nilai lebih
karena bantal tidak hanya hadir dengan bentuk umum yaitu persegi (bantal sofa),
melainkan juga terdapat bantal leher serta bantal mobil. Produk ini juga dihias denga
potongan-potongan kain perca Endek agar terlihat lebih menarik. Selain itu, produk
juga akan dihias dengan kutipan kalimat-kalimat menarik yang dibordir pada sarung
bantal. Hal inilah yang mendorong kami untuk menamai produk ini dengan nama
“Pillowtalk”.

Dengan adanya produk ini, diharapkan dapat membantu memberikan


kenyamanan pada konsumen melalui jenis-jenis bantal yang beragam dan variatif.
Seperti misalnya bantal sofa yang dapat mempercantik sofa maupun tempat tidur
konsumen, atau pun bantal mobil dan bantal leher yang dapat memberi kenyamanan
saat melakukan perjalanan jauh, seperti pada saat kegiatan study tour, mudik, maupun
berlibur. Sehingga dengan terwujudnya Pillowtalk ini, akan tercipta pula sebuah
inovasi bantal yang bernuansa etnik Endek, dimana secara tidak langsung produk ini
juga dapat melestarikan serta mengembangkan nama Endek di kalangan wisatawan.

Gambar 1.1 Logo “Pillowtalk”

C. PERUMUSAN VISI DAN MISI USAHA


VISI

Mewujudkan generasi muda yang pandai berwirausaha dengan memanfaatkan


barang yang ada di sekitar, khususnya barang-barang yang sudah tidak terpakai. Dan

2
diharapkan kelak produk ini dapat diterima oleh masyarakat, serta dapat bersaing
dengan produk-produk buatan pabrik.

MISI

1. Mempertahankan mutu bahan utama yang digunakan, yaitu berupa kain perca
pilihan.
2. Terus berinovasi dalam pemilihan kutipan-kutipan kalimat motivasi untuk setiap
bantal yang diproduksi dan motif-motif yang dibuat dari kain perca endek.
3. Merancang desain-desain yang unik dan berbeda dengan desain bantal di pasaran,
contohnya desain yang mencirikan budaya Bali dengan menggunakan endek.

D. TUJUAN
Usaha ini mempunyai tujuan untuk :
1. Memperkenalkan bantal buatan tangan (handmade) dengan inovasi baru yaitu
memodifikasi kain perca endek dengan bantal.
2. Memperkenalkan endek kepada masyarakat luas khususnya wisatawan agar
warisan budaya masyarakat Bali semakin dikenal.
3. Mengurangi jumlah barang bekas yang tidak terpakai lagi.

E. MANFAAT
Adanya pelaksanaan program kreativitas ini dapat memberikan beberapa manfaat,
yaitu :
1. Bagi penyusun, penyusun dapat memahami langkah-langkah membuat produk
“Pillowtalk” dan keuntungan yang didapat. Dengan demikian, potensi ini
dapat menjadi salah satu usaha memanfaatkan peluang.
2. Bagi masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan kain perca menjadi sarung
bantal. Masyarakat juga turut serta dalam pelestarian kebudayaan Bali.

3
F. DESKRIPSI USAHA

Kain perca merupakan kain sisa menjahit yang sudah tidak dipakai lagi,
biasanya berupa potongan. Kain perca biasa di dapatkan di tukang jahit ataupun
di garmen. Banyaknya kain perca yang sudah tidak terpakai ternyata dapat
dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna. Penulis memanfaatkannya
menjadi sarung bantal.

Usaha membuat sarung bantal ini akan menjanjikan karena dengan sarung
bantal yang berpola unik dan bermotif endek yang cantik dapat menarik minat
masyarakat untuk membelinya.

G. ASPEK PRODUK
1. Jenis Produk Usaha
Usaha ini akan memproduksi dan menjual berbagai varian bantal yang
diberi nama “Pillowtalk”. Produk yang dihasilkan dibentuk dengan pola,
desain, dan hiasan yang beraneka ragam khususnya hiasan yang dibuat
dari kain perca endek.
2. Jumlah Produk yang dibuat
Rata-rata setiap minggunya dapat diproduksi sebanyak 8 bantal.
3. Waktu Kegiatan Produksi
Waktu kegiatan produksi dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu mulai
dari pukul 14.00.
4. Jumlah Tenaga yang Dibutuhkan
Diperlukan satu tim sebagai usaha bersama sekaligus bertindak sebagai
pembuat dan penjual.

H. ASPEK PEMASARAN
1. Segmen Pasar
Target konsumen adalah masyarakat umum di sekitar Kota Denpasar serta
wisatawan yang berkunjung ke Bali.

4
2. Strategi Pemasaran
Dalam penjualan dan pemasaran produk ini, ada beberapa strategi yang
digunakan yaitu :
Menetapkan harga yang relatif murah agar dapat dijangkau oleh semua
kalangan masyarakat.
Menitipkan produk di agen travel atau toko oleh-oleh agar bisa langsung
dikenal oleh wisatawan atau masyarakat umum.
Setiap pembelian bantal mendapatkan satu buah stiker logo “Pillowtalk”.
3. Promosi
Promosi dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
Melalui media sosial Instagram dengan menggunakan akun
@pillowtalk03.
Dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh orang-orang terdekat dan
konsumen yang pernah membeli produk ini.
Dengan membagikannya stiker “Pillowtalk” setelah pembelian bantal,
diharapkan dapat menjadi media promosi.
4. Penetapan Harga Jual
Penetapan harga jual produk ini dengan menggunakan metode BEP.
5. Sistem Penjualan/Distribusi
Sistem penjualan yang digunakan dalam penjualan produk ini yaitu
pembeli dan penjual berkomunikasi secara online melalui aplikasi
chatting. Distribusi produk dilakukan dengan sistem COD (Cash On
Delivery) yaitu penjual dan pembeli bertemu secara langsung atau dengan
mengirimkan produk menggunakan jasa Go-Jek.

I. ASPEK TEKNIS
Cara membuat bantal dalam usaha ini adalah sebagai berikut :
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat produk bantal.
b. Bentuk pola yang diinginkan pada karton, seperti pola persegi dan bantal
leher, lalu potong pola tersebut.

5
c. Gambar pola tersebut di atas kain satin, kemudian potong kain tersebut
dengan menyisakan tempat sekitar 2 cm. Kain satin ini berfungsi sebagai
lapisan pertama atau lapisan dalam agar serat-serat dakron tidak keluar dari
bantal.
d. Gambar pola yang sama di atas kain katun polos sebagai lapisan luar
sekaligus media untuk menempatkan kain endek yang akan di modifikasi
sebagai motif atau hiasan, lalu potong kain sesuai pola tetap dengan
menyisakan tempat sekitar 2 cm.
e. Siapkan kain perca endek yang akan digunakan. Potong sesuai motif yang
diinginkan, kemudian jahit di atas kain katun polos yang sudah disiapkan tadi.
f. Jahit kain satin dan kain katun menjadi satu hanya di bagian pinggirnya saja.
g. Sisakan 10 cm sebagai tempat untuk memasukkan dakron ke dalam sarung
bantal.
h. Masukkan dakron sampai bantal terasa empuk.
i. Jahitlah sisa lubang sampai rapat.
j. Bersihkan bantal dari sisa-sisa benang jahit.

J. PROSPEK BISNIS KEDEPAN

Diharapkan daerah pemasaran dari bisnis ini kelak dapat diperluas karena daya
tarik produk ini sendiri adalah kain Endek dari Bali. Sehingga dengan
mengembangkan daerah pemasarannya, produk ini secara tidak langsung dapat
semakin memperkenalkan nama Endek di kalangan masyarakat luar Bali.

K. DAMPAK LINGKUNGAN

Dengan diproduksinya bantal ini, diharapkan mampu mengurangi jumlah sampah


maupun barang bekas yang ada di sekitar sehingga dapat mengatasi pencemaran
lingkungan. Selain itu, dengan memanfaatkan kain perca Endek sebagai bahan
pembuatan produk, diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis suatu barang
yang sudah tidak digunakan lagi.

6
L. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Rancangan anggaran biaya untuk sekali produksi adalah sebagai berikut :
Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
Dakron 2 kg Rp 40.000,00 Rp 80.000,00
Kain katun polos 4 meter Rp 35.000,00 Rp 140.000,00
Kain satin 4 meter Rp 15.000,00 Rp 60.000,00
Benang jahit 1 gulung besar Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Jarum jahit 1 buah Rp 500,00 Rp 500,00
Jarum pentul 1 pack Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
Kertas karton 1 lembar Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Kain perca endek 1 plastik Rp 0 Rp 0
Total Rp 290.500,00

Dengan total harga Rp 290.500,00 dapat menghasilkan 8 bantal dalam sekali


produksi.

M. PERKIRAAN LABA-RUGI

Berdasarkan rancangan anggaran biaya di atas untuk sekali produksi, maka dalam
sekali produksi biaya yang diperlukan sesuai dengan RAB di atas. Dalam sekali
produksi, diperkirakan jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 8 buah bantal.

1. Harga pokok produksi per produk :

Total biaya = Rp 290.500,00 = Rp 36.000

Jumlah barang yang diproduksi 8

2. Penjualan Minimal (BEP) :

Total biaya = Rp 290.500,00 = 6

Harga jual Rp 50.000,00

7
Jadi, penjualan minimal adalah sebanyak 6 bantal agar kembali atau tercapai
impas (BEP).

3. Perhitungan Laba Rugi :

Pendapatan :

Penjualan = 8 x @Rp 50.000,00 = Rp 400.000,00

Pengeluaran :

Jumlah pengeluaran Rp 400.000,00


Rp 290.500,00

Laba bersih Rp 109.500,00

Jadi berdasarkan perhitungan di atas, maka laba yang diperkirakan didapat


sebesar Rp 109.500,00, dimana persentase keuntungannya sama dengan 38%.

N. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN


Minggu ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Pengajuan proposal
kewirausahaan
2. Pengumuman hasil
3. Survei harga bahan
4. Pembelian bahan-bahan
5. Penyiapan alat produksi
(mesin jahit)
6. Proses pembuatan produk

7. Proses pemasaran produk

8
8. Evaluasi produk
9. Evaluasi hasil

O. PENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai produksi kerajinan bantal yang berbahan dasar kain
perca Endek di atas dapat disimpulkan bahwa dalam berwirausaha diperlukan
perencanaan yang matang sebelum memulai produksi barang kerajinan bantal
tersebut. Usaha kerajinan bantal ini tidaklah memerlukan biaya yang terlalu besar
karena kain yang ditonjolkan dalam pembuatan produk ini yaitu kain Endek
merupakan kain sisa produksi yang didapat dari garmen atau penjahit skala besar.
Selain dapat menuai keuntungan nantinya, kegiatan memproduksi kerajinan bantal ini
dapat mengurangi jumlah sampah maupun barang bekas di lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Juwitaningsih. 2016. Kreasi Kain Perca. Tersedia pada


http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1230/1/Bahan%20belajar%20
perca%20lengkap-w.pdf. Diakses pada tanggal 2 Juni 2017.

Dharmayoga. 2013. Pemanfaatan Endek sebagai Sepatu Guna Menarik Minat


Generasi Muda Melestarikan Budaya Bali. Tersedia pada
http://artikel.dikti.go.id/index.php./PKMK/article/download/185/185. Diakses
pada tanggal 2 Juni 2017.

10

Anda mungkin juga menyukai